BAB II REFERENSI TEORI
2.1 Difusi 2.1.1. Pengertian Difusi
Proses difusi (diffusion (diffusion)) adalah proses penyebaran unsur -unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur unsur unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individuindividu -individu dari kebudayaan lain. 2.1.2
Difusi sebagai Bentuk Dinamika Budaya
Pada hakikatnya tidak ada kebudayaan yang statis, karena manusia selalu bergerak. Gerak manusia itu terjadi karena hubungan dengan manusia lainnya, ataupun oleh karena terjadinya hubungan antar kelompok kelompok -kelompok manusia di dalam
masyarakat
kebudayaan
sendiri,
tanpa
menyebabkan
hilangnya
kebudayaan itu sendiri. Menurut Smith dan Ferry, “Penyebaran atau difusi kebudayaan telah terjadi sejak zaman dahulu yang berpangkal di mesir kini bergerak ke laut tengah, afrika, india, indonesia, polinesia dan amerika (heliolithic ( heliolithic theory).” theory).” Hall dan Whyte menyatakan bahwa, “Hubungan antara dua budaya dijembatani oleh perilakuperilaku- perilaku perilaku komunikasi antara administrator yang mewakili suatu budaya dan orangorang -orang yang mewakili budaya lain.” Artinya, hubungan yang terjadi di antara dua budaya tersebut, dihubungkan oleh perilaku komunikasi antara yang mewakili suatu budaya, dengan orang yang mewakili budaya yang lain. Dapat disimpulkan bahwa difusi kebudayaan ialah tersebarnya suatu kebudayaan atau masuknya unsur budaya masyarakat ke dalam masyarakat lain melalui interaksi sosial. Bentuk konkret dari interaksi itu adalah komunikasi.
2
3
2.1.2.
Difusi Kebudayaan
Menurut Adimiharja tentang difusi ialah, “Proses interaksi di antara subsistem dapat dilukiskan sebagai suatu kelompok sosial tertentu melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan organisasi sosial dan teknologi untuk mengubah dan melakukan transformasi.” Interaksi antar kelompok dalam masyarakat pada hakikatnya terjadi pertukaran ide, simbol-simbol yang berlaku pada suatu kelompok dan diharapkan akan berlaku pula pada kelompok lainnya. Budaya memainkan peranan penting dalam pembentukan kepercayaan. Dalam komunikasi antarbudaya tidak ada hal yang benar atau yang salah sejauh hal-hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan. Bahwa simbol-simbol yang diciptakan manusia dalam interaksi, tidak lain adalah produk budaya manusia dalam suatu sistem sosial. Artinya, difusi juga dapat mempergunakan simbol-simbol. Simbol itu dapat berupa bahasa, baik verbal maupun nonverbal. Bila komunikasi efektif, maka saling pengertian tumbuh yang diikuti dengan kerjasama, bila komunikasi tersebut salah, maka tidak ada pengetahuan budaya. Artinya, bahwa hubungan antara dua budaya dapat dipengaruhi oleh komunikasi, bila komunikasi itu berjalan baik. Berdasarkan paparan di atas, maka, 1.
Komunikasi yang efektif dapat menjembatani hubungan antara dua budaya yang berbeda;
2.
Bahasa dapat menjembatani hubungan angtara dua budaya yang berbeda;
3.
Simbol-simbol dapat menjembatani hungan antara dua budaya yang berbeda;
4.
Agar terjadi interaksi anatara indvidu dalam masyarakat dengan kelompok lain, sebaiknya pelaku menyusun simbol sesuai dengan „ frame of reference‟ orang yang menerima supaya dapat menjembatani hubungan antara dua budaya yang berbeda.
3
4
2.1.3.
Bentuk Difusi
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan dari suatu kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dapat terjadi karena adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali. Individu-individu yang dimaksud adalah golongan pedagang, pelaut, serta golongan para ahli agama. Bentuk difusi yang lain lagi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi ketika individu-individu dari kelompok tertentu bertemu dengan individu-individu dari kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu dapat berlangsung dengan 3 cara, yaitu: 1. Hubungan symbiotic Hubungan symbiotic
adalah hubungan di mana bentuk dari
kebudayaan itu masing-masing hampir tidak berubah. 2. Penetration pacifique (pemasukan secara damai) Salah
satu
bentuk penetration
pacifique
adalah
hubungan
perdagangan. Hubungan perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh dibanding hubungan symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh pedagang masuk ke kebudayaan penerima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja, dan kadang-kadang dengan paksa. 3. Penetration violante (pemasukan secara kekerasan/tidak damai) Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan
karena
peperangan
atau
penaklukan.
Penaklukan
merupakan titik awal dari proses masuknya kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya adalah penjajahan, di sinilah proses pemasukan unsur kebudayaan asing mulai berjalan. Proses difusi terbagi dua macam, yaitu: a. Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.
4
5
b. Difusi tak langsung, terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan penerima.
2.2. Akultrasi 2.2.1 Pengertian Akultrasi
Akulturasi (acculturation atau culture contact ) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga
membentuk
kebudayaan
baru
tanpa
menghilangkan
unsur
kebudayaan asli. 2.2.2
Faktor Yang Mempengaruhi Akulturasi
Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya
dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu, faktor intern dan extern. a. Faktor Intern
1. Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi); 2. Adanya penemuan baru. Discovery --- penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention --- penyempurnaan penemuan baru. Innovation --- pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan
dalam
kehidupan
masyarakat
sehingga
menambah,
melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh
kesadaran
masyarakat
akan
kekurangan
unsur
dalam
kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat; 5
6
3. Konflik yang terjadi dalam masyarakat; 4. Pemberontakan atau revolusi b. Faktor Ekstern
1. Perubahan alam; 2. Peperangan; 3. Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi); 4. Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluwesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
6
7
BAB III PEMBAHASAN Analisis video :
Video yang berjudul “wayang potehi Indonesia, akuturasi seni pertahankan pakem tiongkok” merupakan contoh dari proses akulturasi. Wayang potehi ini merupakan salah satu bentuk hasil dari akulturasi dua kebudayaan yaitu kebudayaan Indonesia yang berupa kesenian wayang dan kebudayaan Tiongkok yang berupa ornamen -ornamen yang digunakan oleh wayang tersebut seperti pakaian dan asesoris yang dipakai oleh wayang tersebut. Akuturasi yang terjadi dipengaruhi oleh difusi (penyebaran kebudayaan). Seperti yang kita ketahui, difusi dapat terjadi karena adanya individu -individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali. Individu-individu yang dimaksud adalah golongan pedagang, pelaut, serta golongan para ahli agama. Kebudayaan tiongkok yang masuk ke Indonesia sebagian besar dibawa oleh para pedagang yang melakukan perdagangan di Indonesia. Pedagang- pedagang dari Tiongkok ini membawa kebudayaan Cina dari tempat mereka berasal dan secara tidak langsung terjadi penyebaran unsur -unsur kebudayaan.
7
8
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan
Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur -unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu -individu dari kebudayaan lain. Hubungan antara dua budaya dapat dipengaruhi oleh komunikasi, bila komunikasi itu berjalan baik. 1. Komunikasi yang efektif dapat menjembatani hubungan antara dua budaya yang berbeda; 2. Bahasa dapat menjembatani hubungan angtara dua budaya yang berbeda; 3. Simbol-simbol dapat menjembatani hungan antara dua budaya yang berbeda; 4. Agar terjadi interaksi anatara indvidu dalam masyarakat dengan kelompok lain, sebaiknya pelaku menyusun simbol sesuai dengan „ frame of reference‟ orang yang menerima supaya dapat menjembatani hubungan antara dua budaya yang berbeda. Akulturasi (acculturation atau culture contact ) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
8
9
DAFTAR PUSTAKA
Sihabudin, Ahmad. 2007. Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta : Delta Buku
9