REFERAT DISTOSIA BAHU
Pembimbing : dr. Hindar Jaya, Sp.OG
Disusun oleh : Boyke Triono Prabowo
!"!##!$%&
B'G(') (*+ -B(D')') D') -')D)G') /+'H S'-(T ++ D'/'H -OT' B-'S( -P')(T/'') -*()(- 0'-*T'S -DO-T/') )(1/S(T'S T/(S'-T( Periode ## 'pril 2!#% 3 #4 Juni 2!#% H'*'+') P)GS'H')
)ama
:
Boyke Triono Triono Prabowo
!"!##!$%& !"!##!$%&
ni5ersi6as
:
ni5ersi6as Trisak6i
0akul6as
:
0akul6as -edok6eran
Tingka6
:
Program S6udi Pro7esi Dok6er
Dia8ukan
:
'pril 2!#%
Bagian
:
(lmu -ebidanan dan -andungan
Judul
:
Dis6osia Bahu
Telah Telah diperiksa dan dise6u8ui dis e6u8ui 6anggal :
Bagian (lmu -ebidanan dan -andungan /SD -o6a Bekasi 0akul6as -edok6eran ni5ersi6as Trisak6i
+enge6ahui, Pembimbing
dr. Hindar Jaya, Sp.OG
D'0T'/ (S(
2
H'*'+') P)GS'H')............................................................................................ D'0T'/ (S(..................................................................................................................... (.
((.
(((.
P)D'H*') (.#. *'T'/ B*'-')G................................................................................. .... (.2. B'T'S') +'S'*'H.................................................................................. (.". TJ') P)*(S')................................................................................ .. (.9. +TOD P)*(S')................................................................................. T()J'') PST'-' ((.#............................................................................D0()(S( D(STOS(' B'H .......................................................................................................................... ((.2......................................................................................')'TO+( P')GG* .......................................................................................................................... ((.2.#. Bagian Tulang................................................................................. ((.2.2. Bagian *unak................................................................................ ((.".................................................+-')(S+ T/))' -P'*' J')() ........................................................................................................................ ((.9......................................0'-TO/ /(S(-O T/J'D()' D(STOS(' B'H ........................................................................................................................ ((.$........................................................................D('G)OS(S D(STOS(' B'H ........................................................................................................................ ((.%..........P)'T'*'-S')'') P'D' P/S'*()') D)G') D(STOS(' B'H............................................................................................................. ((.;.........................-O+P*(-'S( P/S'*()') D)G') D(STOS(' B'H ........................................................................................................................ -S(+P*')......................................................................................................
D'0T'/ PST'-'.........................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang
'ngka ke8adian dis6osia bahu menuru6 American College of Obstetricians and Gynecologists
'
.
)amun angka ke8adian ini
ber5ariasi mulai dari # dalam ;$! kelahiran hingga # dalam #$ kelahiran Sokol ? Bla@kwell, 2!!" dan Poggi dkk, 2!!9&. Salah sa6u alasan u6ama 5ariasi ini adalah kesuli6an dalam diagnosis dan adanya kasus dis6osia bahu yang 6idak dilaporkan karena kondisinya yang bersi7a6 ringan dan dapa6 di6angani dengan outcome yang mengun6ungkan 'llen ? Gurewi6s@h, 2!#!&. Bahkan ke8adian dis6osia bahu diperkirakan bisa lebih 6inggi lagi karena 6idak pernah dilaporkan oleh dok6er a6au bidan yang menolong persalinan karena per6imbangan li6igasi 6er8adi pada bayi dengan bera6 2$!!=9!!! gram, dan meningka6 hingga $=A> pada bayi dengan bera6 9!!!=9$!! gram dari ibu 6anpa diabe6es. Dis6osia bahu 6idak dipengaruhi oleh s6a6us wani6a yang primigra5ida maupun dengan mul6igra5ida, meskipun lebih sering 6er8adi pada bayi yang lahir dari ibu dengan diabe6es Sokol ? Bla@kwell, 2!!"&, dimana sebesar #%#!!! kelahiran sering berhubungan dengan obesi6as dan kon6rol yang buruk 6erhadap diabe6esnya. Diperkirakan angka ke8adian dis6osia bahu akan 6erus meningka6, yang kemungkinan bisa disebabkan oleh adanya wani6a yang memiliki anak pada usia reproduksi lan8u6 dan 8uga 6ingka6 obesi6as yang semakin meningka6. Dis6osia bahu mempunyai kemungkinan berulang sebesar #!=#$>, dimana wani6a dengan riwaya6 persalinan dis6osia bahu yang mengakiba6kan @edera pada bayi yang dilahirkannya mempunyai resiko lebih besar berulang pada persalinan selan8u6nya. Sehingga in7ormasi adanya persalinan dengan dis6osia bahu perlu disampaikan kepada wani6a hamil un6uk memudahkan peren@anaan persalinan pada kehamilan selan8u6nya.
1
1.2. Batasan Masalah
Dalam re7era6 ini membahas 6en6ang prinsip pena6alaksanaan hiper6ensi men@akup de7inisi, ana6omi panggul, 7ak6or risiko 6er8adinya dis6osia bahu, 6anda klinis, komplikasi ser6a pena6alaksanaan dis6osia bahu. 1.. T!"!an Pen!l#san
Tu8uan penulisan ini adalah un6uk menge6ahui penger6ian, @ara pen@egahan dan pena6alaksanaan dari persalinan dengan dis6osia bahu sekaligus sebagai syara6 dalam mengiku6i kepani6eraan klinik di bagian (lmu -ebidanan dan -andungan /SD -o6a Bekasi 1.$. Met%&e Pen!l#san
Penulisan re7era6 ini disusun berdasarkan 6in8auan kepus6akaan yang meru8uk kepada beberapa li6era6ur.
2
BAB II TIN'AUAN PUSTA(A 2.1. De)#n#s# D#st%s#a Bah! Dis6osia bahu adalah sua6u keadaam dimana se6elah kepala dilahirkan, bahu
an6erior 6idak dapa6
lewa6
di
bawah sim7isis
pubis.
-ondisi
ini
merupakan
kegawa6darura6an obs6e6ri karena bayi dapa6 meninggal 8ika 6idak segera dilahirkan. pkid7kddr Dis6osia Bahu per6ama kali dideskripsikan pada 6ahun #;"! dan merupakan komplikasi obs6e6rik yang 6idak umum pada persalinan spon6an per5aginam dengan presen6asi kepala dimana pada proses persalinan, bahu dari 8anin 6idak bisa keluar se6elah kepala 8anin sudah keluar dari in6roi6us 5agina ibu. Dis6osia bahu 6er8adi apabila salah sa6u a6au kedua bahu 6erhalang oleh 6ulang pel5is ibu. #meds@ape -arena 0enomena ini 6er8adi akiba6 disproporsi ukuran bayi dengan pel5is ibu maupun kelainan posisi dari 8anin maka dis6osia bahu selalu 6er8adi apabila ibu bersalin dengan per 5aginam dan presen6asi kepala se6elah "9 minggu usia ges6asi 2websi6emeds@ape Dis6osia bahu 6er8adi akiba6 alasan mekanis. Pada saa6 pergerakan @ardinal dari 8anin apabila bahu dari 8anin 6erlalu besar a6aupun panggul ibu sempi6 sehingga saa6 pengeluaran bahu, bahu an6erior dari 8anin 6erhalang oleh sim7isis pubis dan menghamba6 8alannya persalinan. 'pabila bahu pos6erior 6erhamba6 oleh promon6orium maka 6er8adi dis6osia bahu bila6eral yang dimana penanganannya lebih suli6.
2.2. Anat%*# Pangg!l Dapa6 dipahami bahwa hampir semua kasus dis6osia bahu disebabkan oleh
disproporsionali6as an6ara ukuran bahu dari an6erior ke pos6erior yang 6idak sebanding
3
dengan ukuran pin6u panggul ibu. +aka dari i6u perlu dipahami lebih lan8u6 mengenai ana6omi panggul.
Dis6osia bahu umumnya disebabkan ke6idaksesuaian dari 8alan lahir passage dari ibu dengan ukuran 8anin. Jalan lahir sendiri 6erbagi a6as ": #. Bagian Tulang : 6erdiri a6as 6ulang panggul dengan persendiannya 2. Bagian *unak : 6erdiri a6as u6erus, ser5iks u6eri, 5agina, perineum, o6o6=o6o6, 8aringan 8aringan dan ligamen=ligamen yang ber7ungsi menyokong ala6=ala6 urogeni6alis 2.2.1. Bag#an T!lang T!lang+t!lang Pangg!l ,Pel-#s Pel5is diba6asi oleh dinding yang diben6uk oleh 6ulang, ligamen6um dan o6o6.
dan pos6eriornya, yang berespons 6erhadap e7ek relaCin dan mem7asili6asi par6us. Dua sendi=sendi sino5ial 3 sendi=sendi sa@ro=ilia@a Sendi=sendi ini dis6abilisasi oleh ligamen6um sa@ro=ilia@a, ligamen6um
iliolumbar, ligamen6um lumbosa@ral la6eralis, ligamen6um sa@ro6uberous dan ligamen6um sa@rospinosus. Pel-#s Ma0%r ,)alse /el-#s &an Pel-#s M#n%r ,tr!e /el-#s Pel5is dibagi men8adi pel5is mayor dan pel5is minor dan dipisahkan oleh bidang da6ar yang oblik yai6u pada ba6as 'per6ura pel5is superior pin6u a6as panggul& yang diba6asi oleh $ 4
Tepi kranial symphysis pubi@a upper margin o7 6he symphysis pubis& Tepi dorsal @ris6a pubi@a pubic crest & Pe@6en os. pubis pectineal line of the pubis& *inea ar@ua6a os. ilium arcuate line of the ilium/linea terminalis& Promon6orium os. sa@rum sacral promontory& Tepi 5en6ral ala sa@ralis 'per6ura pel5is in7erior pin6u bawah panggul& diba6asi oleh $ -e arah 5en6ral oleh 6epi kaudal symphysis pubis -e arah 5en6rola6eral pada masing=masing sisi oleh ramus in7erior ossis
pubis dan 6uber ishiadi@um -e arah dorsola6eral pada masing=masing sisi oleh ligamen6um sa@ro6uberale -e arah dorsal oleh hu8ung os @o@@ygis Ben6uk pel5is minor menyerupai sua6u saluran yang mempunyai sumbu
melengkung ke depan Sumbu
mengukur kon8uga6a 5era ialah dengan 8ari 6engah dan 6elun8uk dimasukkan ke dalam 5agina un6uk meraba promon6orium. 9 Jarak bagian bawah dari sim7isis sampai ke promon6orium dikenal sebagai kon8uga6a diagonalis (diagonal conjugate).-on8uga6a 5era sama dengan kon8uga6a diagonalis dikurangi #,$ @m. 'pabila promon6orium dapa6 diraba, maka kon8uga6a diagonalis dapa6 diukur, yai6u sepan8ang 8arak an6ara hu8ung 8ari ki6a yang meraba sampai ke ba6as pinggir bawah sim7isis.9 -alau 8arak an6ara hu8ung 8ari ki6a sampai ke ba6as pinggir bawah sim7isis adalah #" @m , maka kon8uga6a 5era lebih dari ##,$ @m #"@m 3 #,$ @m&.
Biasanya kon8uga6a 5era berukuran ##,$ @m a6au leb ih moore&. 9 True (obstetric) conjugate Jarak minimum an6eropos6erior 'P& bagi pin6u a6as panggul. Jaraknya ialah dari 6engah sim7isis bagian dalam pos6erosuperior margin& ke 6engah sa@ral 5
promon6orium. -on8uga6a obs6e6rika ini adalah 8arak 6e6ap paling sempi6 (narrowest fied distance) yang masih membolehkan kepala 8anin melewa6inya un6uk memas6ikan kelahiran per5aginam.moore&. )amun, 8arak ini 6idak dapa6 diukur se@ara pemeriksaan dalam karena adanya 5esi@a urinaria.9 D#a*eter Trans-ersa Diame6er 6rans5ersa ialah 8arak 6er8auh garis melin6ang pada pin6u=a6as panggul. Jaraknya lebih kurang #2,$ 3 #" @m. 9 D#a*eter %bl#k!a Garis dari ar6ikulasia sa@ro=ili@a ke 6i6ik perseku6uan an6ara diame6er 6rans5ersa dan kon8uga6a obs6e6rik dan di6eruskan ke linea innomina6a 6erminalis&. Diame6er ini sepan8ang lebih kurang #" @m. 9
R!ang Pangg!l , Pelvic Cavity Dis6ansia (n6erspinarum interspinous distance & Dis6ansia in6erspinarum adalah 8arak penyempi6an narrowest part of pel!ic
canal ) di panggul 6engah se6inggi spina ishiadi@a. Bagian paling sempi6 dari 8alan lahir ini 8uga menen6ukan apakah kepala 8anin bisa melewa6inya a6au 6idak. )amun, ia bukanlah 8arak yang 6e6ap fied distance &, karena 6er8adi relaksasi dari ligamen6um=ligamen6um pel5is dan peningka6an mobili6as dari persendian pel5is saa6 kehamilan.$ Penilaian 6ulang sa@rum
6
Sa@rum yang kurang melengkung dan kurang @ekung akan mempersempi6 ruang panggul dan mempersuli6 pu6aran paksi dalam, sehingga dapa6 6er8adi malposisi 8anin. Penilaian dinding samping panggul Dinding samping panggul dinilai dari a6as ke bawah. Dinding samping panggul
yang baik adalah seper6i pada panggul ginekoid yai6u lurus dari a6as ke bawah. ang kurang baik adalah dinding samping yang lebar dia a6as dan menyempi6 ke arah bawah.$ (nklinasi. -epala 8anin dapa6 lebih mudah masuk ke dalam ruang panggul 8ika sudu6 an6ara
sakrum dan lumbal lebih besar , disebu6 inklinasi. Sudu6 inklinasi ini adalah an6ara $! 3 %! !, biasanya $$!.9
'en#s Pangg!l Ealaupun se@ara ana6omi perbedaan an6ara pel5is wani6a dan laki=laki begi6u
8elas, namun pel5is dari mana=mana indi5idu bisa mempunyai @iri yang 6er6en6u. Dikenal empa6 6ipe panggulpel5is, dan yang kelima merupakan 6ipe kombinasi a6au intermediate"type pel!is dari empa6 yang klasik 6adi. ",$ -lasi7ikasi Caldwell"#oloy #& Pel5is Ginekoid : panggul paling baik un6uk perempuan. Ben6uk pin6u=a6as panggul hampir bula6 (trans!erse ellips). Pan8ang diame6er an6eropos6erior kira=kira sama dengan diame6er 6rans5ersa. Jenis ini di6emukan pada 9$> perempuan. 2& Pel5is 'ndroid : ben6uk pin6u a6as panggul hampir segi 6iga. mumnya pada pria. Pan8ang an6ero=pos6erior hampir sama dengan diame6er 6rans5ersa. Diame6er 6rans5ersal mendeka6i sa@rum. Bagian belakang pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya menyempi6 ke depan. Jenis ini di6emukan pada #$> perempuan.
7
Pada wani6a dengan panggul seper6i ini akan mengalami kesuli6an un6uk melahirkan 8anin se@ara per5aginam.moore& "& Pel5is 'n6ropoid : ben6uk pin6u a6as panggul agak lon8ong, seper6i 6elur (Anteroposterior ellips). Seper6i panggul ginekoid yang dipu6ar A! !. Pan8ang diame6er an6ero=pos6erior lebih besar daripada diame6er 6rans5ersa. Jenis ini di6emukan pada "$> perempuan. 9& Pel5is Pla6ipelloid : sebenarnya merupakan 8enis ginekoid yang menyempi6 pada arah an6ero=pos6erior. kuran 6rans5ersa 8auh lebih besar daripada ukuran an6ero=pos6erior. Jenis ini di6emukan pada $> perempuan. $& Tipe -ombinasi a6au $ntermediate"type pel!is.
B#&ang H%&ge Bidang=bidang Hodge digunakan un6uk menen6ukan sampai di manakah bagian
6erendah 8anin 6urun dalam panggul saa6 persalinan. " Hodge ( : Bidang da6ar yang melalui bagian a6as sim7isis dan promon6orium.
Diben6uk pada lingkaran pin6u a6as panggul. Hodge (( : Bidang yang se8a8ar dengan bidang Hodge ( 6erle6ak se6inggi bagian
bawah sim7isis. Hodge ((( : Bidang yang se8a8ar dengan Hodge ( dan Hodge ((, 6erle6ak se6inggi spina is@hiadi@a kanan dan kiri. Disebu6 8uga bidang O. -epala yang berada di a6as # @m
disebu6 =#& a6au sebaliknya. Hodge (1 : Bidang yang se8a8ar dengan bidang Hodge (,((, dan (((, 6erle6ak se6inggi os @o@@ygis.
8
P#nt! Baah Pangg!l ,Pel-# O!tlet& Pin6u bawah panggul bukan merupakan sua6u bidang da6ar, 6e6api 6er susun a6as 2
bidang da6ar yang masing 3 masing berben6uk segi6iga, yai6u bidang yang diben6uk oleh garis an6ara kedua buah 6uber os iskii dengan u8ung os sa@rum dan segi6ga lainnya yang alasnya 8uga garis an6ara kedua 6uber os iskii dengan bagian bawah sim7isis. Pinggir bawah sim7isis berben6uk lengkuk ke bawah dan merupakan sudu6 disebu6 arkus pubis. Dalam keadaan normal besar sudu6nya F A! a6au lebih sediki6. Bila kurang dari A! maka kepala 8anin akan lebih suli6 dilahirkan karena memerlukan 6empa6 lebih banyak ke aral dorsal ke arah anus &. Jarak an6ara kedua 6uber os iskii dis6ansia 6uberum & 8uga merupakan ukuran pin6u bawah panggul yang pen6ing. 9 D#nng Pel-#s Dinding pel5is dapa6 dibedakan a6as dinding an6eropos6erior, dua dinding la6eral, dinding dorsal, dan sebuah dasar pel5is : $ Dinding pel5is 'n6eropos6erior. Diben6uk oleh dua @orpus ossis pubis dan ramus ossis pubis ser6a ser6a
symphysis pubis. *ebih ber7ungsi sebagai penahan beban weigh6=bearing&
dari dinding an6erior dalam posisi ana6omi. Dinding=dinding Pel5is *a6eral. +emiliki kerangka 6ulang yang diben6uk oleh bagian=bagian os @oCae. +us@ulus ob6ura6or in6ernus menu6upi hampir seluruh dinding=dinding ini. +edial 6erhadap mus@ulus ob6ura6or in6ernus 6erdapa6 ner5us ob6ura6orius dan pembuluh darah ob6ura6oria, dan @abang=@abang lain dari pembuluh dari ilia@a in6erna. +asing=masing mus@ulus ob6ura6orius in6ernus meninggalkan pel5is melalui 7oramen ishiadi@um minus dan memben6uk 6endinous ke arah pos6erior dan kembali ke la6eral dan meleka6 pada 6ro@han6er mayor os 7emur.
9
Permukaan medial dari o6o6 ini di6u6upi oleh 7as@ia ob6ura6orius yang menebal ke arah 6engah memben6uk ar@us 6endon yang memberikan peleka6an pada dia7ragma pel5is. Dia7ragma ini men8adi ba6as an6ara pel5is dan perineum,
memben6uk dasar dari ruang panggul pel5i@ @a5i6y& dan a6ap dari perineum. Dinding Pos6erior Dinding pos6erola6eral dan a6ap& Pada posisi ana6omi, dinding pos6erior pel5is 6erdiri dari dinding 6ulang dan a6ap pada midline diben6uk dari os sa@rum dan os @o@@yC & dan dinding mus@uloligamen6ous pos6erola6eral, diben6uk oleh ligamen6um=ligamen6um dan ar6i@ulasio sa@ro=ilia@a ser6a mus@ulus piri7ormis. +edial dari mus@ulus piri7ormis 6erdapa6 sara7=sara7 dari pleCus sa@ralis dan pembuluh ilia@a in6erna
ser6a @abangnya. Dasar Pel5is %el!ic &iaphragm Dasar pel5is diben6uk oleh dia7ragma pel5is yang berben6uk seper6i mangkok bowl"shaped & a6au @orong funnel"shaped & dan 6erdiri dari mus@ulus le5a6or ani dan mus@ulus @o@@ygeus ser6a 7as@ia=7as@ia yang menu6upi permukaan superior dan in7erior dari muskulus=muskulus ini. Dasar pel5is
memisahkan ruang panggul dari perineum dian6ara pel5is minor. 2.2.2. Bag#an L!nak Uter!s 6erus berben6uk seper6i buah a5okad a6au buar pir yang sediki6 gepeng ke arah an6erior pos6erior. kurannya sebesar 6elur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya 6erdiri dari o6o6=o6o6 polos. kuran pan8ang u6erus adalah ;= ;,$ @m , lebar di a6as $,2$ @m, 6ebal 2,$ @m dan 6ebal dinding #,2$ @m. *e6ak u6erus yang 7isiologis adalah an6e5ersio7leksio ser5iks ke depan dan memben6uk sudu6 dengan 5agina, sedangkan korpus u6eri ke depan dan memben6uk sudu6 dengan ser5iks u6eri. ",9 6erus 6erdiri a6as : 7undus u6eri, korpus u6eri dan ser5iks u6eri. 0undus u6eri adalah bagian u6eri proksimal di si6u kedua 6uba 0allopi masuk ke u6erus. Dalam klinis, pen6ing un6uk dike6ahui sampai di mana 7undus u6eri berada, oleh karena 6uanya kehamilan dapa6 diperkirakan dengan perabaan pada 7undus u6eri. -orpus u6eri adalah bagian u6erus yang 6erbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai 7ungsi u6ama sebagai 6empa6 8anin berkembang. /ongga yang 6erdapa6 di korpus u6eri disebu6 ka5um u6eri rongga rahim. Ser5iks u6eri, 6erdiri a6as pars 5aginalis ser5isis u6eri yang dinamakan por6io dan pars supra5aginalis ser5isis u6eri yai6u bagian ser5iks yang berada di a6as 5agina.
",9,$
10
*igamen6um penyokong 6erus 6erus sebenarnya 6erapung=apung dalam rongga pel5is, 6e6api 6er7iksasi
dengan
baik
oleh
8aringan
ika6
dan
ligamen6um
yang
menyokongnya.9 *ig.-ardinal +a@kenrod6& kiri dan kanan, ligamen yang pen6ing yang men@egah u6erus 6idak 6urun. *ig. Sa@ro=u6erina kiri dan kanan, yakni ligamen6um yang menahan u6erus supaya 6idak banyak bergerak. Ber8alan dari ser5iks bagian belakang kiri dan
kanan ke arah os sakrum kiri dan kanan. *ig./o6undum kiri dan kanan. *igamen6um yang menahan u6erus dalam an6e7leksi. Ber8alan dari sudu6 7undus u6eri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang 6erasa saki6 di daerah inguinal wak6u berdiri @epa6, karena u6erus berkon6raksi kua6 dan lig./o6undum men8adi ken@ang ser6a mengadakan 6arikan pada daerah inguinal. Pada persalinan pun
6eraba ken@ang dan 6erasa saki6 bila dipegang. *ig.*a6um kiri dan kanan.*igamen6um yang melipu6i 6uba, ber8alan dari u6erus ke arah la6eral. Tidak banyak 8aringan ika6. -urang ar6i dalam
mem7iksasi u6erus *ig.(n7undibulo=pel5ikum kiri dan kanan.*igamen6um yang menahan 6uba 0allopii. Ber8alan ke arah in7undibulum ke dinding pel5is. Pendarahan 6erus diberi darah oleh ar6eria 6erina kiri dan kanan yang 6erdiri a6as ramus asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari ar6eria iliaka in6erna a.Hipogas6rika& yang melalui dasr lig.*a6um masuk ke dalam u6erus di daerah ser5iks." -adang dalam persalinan 6er8adi perdarahan banyak oleh karena robekan ser5iks ke la6eral sampai mengenai @abang=@abang ar6eria 6erina. /obekan ini disebabkan an6ara lain oleh pimpinan persalinan yang salah, persalinan dengan ala6 0orseps& yang 6idak dilakukan dengan @erma6. Pembuluh darah lain yang memberi darah ke u6erus ialah ar6eria O5arika kiri dan kanan." Persara7an (ner5asi u6erus 6eru6ama 6erdiri a6as sis6em sara7 simpa6e6ik dan un6uk sebagian 6erdiri a6as parasimpa6e6ik. Sis6em parasimpa6e6ik berada dalam panggul sebelah kiri dan kanan os sa@rum, berasal dari sara7 sa@ral 2," dan 9 yang selan8u6nya memasuki pleksus 0rankenhauser. Sis6em simpa6ik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus hipogas6rikus melalui bi7urkasio aor6a dan 11
promon6orium 6erus ke bawah menu8u pleksus 0rankenhauser. -edua=dua sis6em simpa6ik dan parasimpa6ik mengandung unsur mo6orik dan sensorik. -edua sis6em beker8a an6agonis6ik. Sara7 simpa6ik menimbulkan kon6raksi dan 5asokons6riksi, sedangkan yang parasimpa6ik sebaliknya, men@egah kon6raksi dan menimbulkan 5asodila6asi.
3ag#na
1agina
adalah
saluran
mus@ulomembran
pan8ang
;=A
@m&,
kepan8angan dari ser5iks u6eri ke arah 5es6ibulum, @elah di an6ara labia minora yang di si6u 6erdapa6nya 5agina, ori7i@ium ure6ra eks6erna dan pembukaan dari 2 glandula 5es6ibular." Pendarahan Pembuluh darah yang mengan6ar darah kepada superior 5agina berasal dari ar6eria u6erina. 'r6eri 1aginalis yang memasok darah kepada bagian 6engah dan bagian 5agina lainnya berasal dari ar6eri re@6alis media dan ar6eri pudenda in6erna. 1ena 1aginalis memben6uk pleCus 5enosus 5aginalis pada sisi=sisi 5agina dan dalam membran mukosa 5agina. 1ena=5ena ini men@urahkan isinya ke dalam 5ena ilia@a in6erna dan berhubungan dengan pleCus 5enosus 5esi@alis, pleCus u6erina dan pleCus re@6alis Persara7an Sara7=sara7 5agina berasal dari pleCus u6ero5aginalis yang 6erle6ak an6ara kedua lembar ligamen6um la6um u6eri bersama ar6eria u6erina.
12
Per#ne!* Perineum adalah daerah yang sempi6, yai6u daerah an6ara 5agina dan
anus. Pada posisi ana6omis, perineum adalah adalah bagian proksimal kedua= dua paha, namun 8ika kedua paha 6erkangkang, perineum merupakan daerah berben6uk belah ke6upa6 yang meluas dari symphisis pubis di sebelah 5en6ral ke 6uber is@hiadi@um di sebelah la6eral dan u8ung os @o@@ygis di sebelah dorsal.9 Bangunan yang memba6asi perineum ialah Sim7isis pubis an6erior& • /amus in7erior pubi@ dan ramus is@hial an6erola6eral& • Tuberosi6as is@hiadi@um la6eral& • *igamen6um sa@ro6uberale pos6erola6eral& • Sa@rum bagian paling in7erior dan @o@@yC pos6erior& • Pada perineum wani6a, 5agina menembus dia7ragma urogeni6ale, dan ure6hra 6erdapa6 dalam dinding 5en6ral 5agina. 0as@ia perinei super7i@ialis 6erdiri dari sa6u lapis yang mengandung 8aringan lemak dan sa6u lapis pro7unda yang berupa selapu6 8aringan ika6 subku6an. -edua lapis ini bersa6u
13
pada labium mayora pudendi. *apis yang berupa selapu6 ke arah medial meleka6 pada symphisis pubis dan ke arah la6eral pada @orpus ossis pubis. 2 2.. Mekan#s*e t!r!nn0a ke/ala "an#n Turunnya kepala 8anin 6er8adi pada kala (( dimana 6er8adi pengeluarean 8anin. Terdapa6
his yang 6erkoordinir, kua6 @epa6 dan lebih lama dimana his kira kira 6er8adi 2=" meni6 sekali. -epala 8anin 6elah masuk ruang dasar panggul Selama proses persalinan, 8anin melakukan serangkaian gerakan un6uk melewa6i panggul =“seven cardinal movements of labor” yang 6erdiri dari : % #. ngagemen6 2. 0leksi ". Desensus 9. Pu6ar paksi dalam $. ks6ensi %. Pu6ar paksi luar ;. kspulsi Gerakan=gerakan 6ersebu6 6er8adi pada presen6asi kepala dan presen6asi bokong. Gerakan=gerakan 6ersebu6 menyebabkan 8anin dapa6 menga6asi rin6angan 8alan lahir dengan baik sehingga dapa6 6er8adi persalinan per 5aginam se@ara spon6an. Engage*ent Sua6u keadaan dimana diame6er biparie6al sudah melewa6i pin6u a6as panggul. Pada ;!> kasus, kepala masuk pin6u a6as panggul ibu pada panggul 8enis ginekoid dengan oksipu6 melin6ang 6ran5ersal&. Proses engagemen kedalam pin6u a6as panggul dapa6 melalui proses normal sinkli6ismus , asinkli6ismus an6erior dan asinkli6ismus pos6erior : o o o
)ormal sinkli6ismus : Su6ura sagi6alis 6epa6 dian6ara sim7isis pubis dan sa@rum. 'sinkli6ismus an6erior : Su6ura sagi6alis lebih deka6 kearah sa@rum. 'sinkli6ismus pos6erior: Su6ura sagi6alis lebih deka6 kearah sim7isis pubisparie6al bone presen6asion
Fleks#
Gerakan 7leksi 6er8adi akiba6 adanya 6ahanan ser5ik, dinding panggul dan o6o6 dasar panggul. 0leksi kepala diperlukan agar dapa6 6er8adi engagemen dan desensus. Bila 6erdapa6 kesempi6an panggul, dapa6 6er8adi eks6ensi kepala sehingga 6er8adi le6ak de7leksi presen6asi dahi, presen6asi muka&. Desens!s Pada nulipara, engagemen 6er8adi sebelum inpar6u dan 6idak berlan8u6 sampai awal kala (( pada mul6ipara desensus berlangsung bersamaan dengan dila6asi ser5ik. Penyebab 6er8adinya desensus : #. Tekanan @airan amnion 2. Tekanan langsung oleh 7undus u6eri pada bokong ". saha meneran ibu 14
9. Gerakan eks6ensi 6ubuh 8anin 6ubuh 8anin men8adi lurus& 0ak6or lain yang menen6ukan 6er8adinya desensus adalah : kuran dan ben6uk panggul • Posisi bagian 6erendah 8anin • Semakin besar 6ahanan 6ulang panggul a6au adanya kesempi6an panggul akan menyebabkan desensus berlangsung lamba6. Desensus berlangsung 6erus sampai 8anin lahir. P!tar /aks# &ala*+ #nternal r%tat#%n Bersama dengan gerakan desensus, bagian 6erendah 8anin mengalami pu6ar paksi dalam pada le5el se6inggi spina is@hiadi@a bidang 6engah panggul&. -epala berpu6ar dari posisi 6ran5ersal men8adi posisi an6erior kadang=kadang kearah pos6erior&. Pu6ar paksi dalam berakhir se6elah kepala men@apai dasar panggul. Ekstens# 'ksis 8alan lahir mengarah kedepan a6as, maka gerakan eks6ensi kepala harus 6er8adi sebelum dapa6 melewa6i pin6u bawah panggul. 'kiba6 proses desensus lebih lan8u6, perineum men8adi 6eregang dan diiku6i dengan'crowning Pada saa6 i6u persalinan spon6an akan segera 6er8adi dan penolong persalinan melakukan 6indakan dengan /erasat R#tgen un6uk men@egah kerusakan perineum yang luas dengan 8alan mengendalikan persalinan kepala 8anin. pisio6omi 6idak diker8akan se@ara ru6in akan 6e6api hanya pada keadaan 6er6en6u. Proses eks6ensi berlan8u6 dan seluruh bagian kepala 8anin lahir. Se6elah kepala lahir, muka 8anin dibersihkan dan 8alan na7as dibebaskan dari darah dan @airan amnion. +ulu6 dibersihkan 6erlebih dahulu sebelum melakukan pembersihan hidung. Se6elah 8alan na7as bersih, dilakukan pemeriksaan adanya lili6an 6alipusa6 seki6ar leher dengan 8ari 6elun8uk. *ili6an 6alipusa6 yang 6er8adi harus dibebaskan 6erlebih dahulu. Bila lili6an 6alipusa6 6erlalu era6 dapa6 dilakukan pemo6ongan dian6ara 2 buah klem. P!tar /aks# l!ar+ e4ternal r%tat#%n Se6elah kepala lahir, 6er8adi pu6ar paksi luar res6i6usi& yang menyebabkan posisi kepala kembali pada posisi saa6 engagemen 6er8adi dalam 8alan lahir. Se6elah pu6ar paksi luar kepala, bahu mengalami desensus kedalam panggul dengan @ara seper6i yang 6er8adi pada desensus kepala. Bahu an6erior akan mengalami pu6ar paksi dalam se8auh 9$ ! menu8u ar@us pubis sebelum dapa6 lahir dibawah sim7isis. Persalinan bahu depan diban6u dengan 6arikan @uram bawah pada samping kepala 8anin . Se6elah bahu depan lahir, dilakukan 6raksi @uram a6as un6uk melahirkan bahu pos6erior. Traksi un6uk melahirkan bahu harus dilakukan se@ara ha6i=ha6i un6uk menghindari @edera pada pleksus brachialis. Se6elah persalinan kepala dan bahu, persalinan selan8u6nya berlangsung pada sisa bagian 6ubuh 8anin dengan melakukan 6raksi pada bahu 8anin. 15
Se6elah kelahiran 8anin, 6er8adi pengaliran darah plasen6a pada neona6us bila 6ubuh anak dile6akkan dibawah in6roi6us 5agina. Penundaan yang 6erlampau lama pemasangan klem pada 6alipusa6 dapa6 mengakiba6kan 6er8adinya hiperbilirubinemia neonatal akiba6 aliran darah plasen6a 6ersebu6. Sebaiknya neona6us dile6akkan dia6as peru6 ibu dan pemasangan dua buah klem 6alipusa6 dilakukan dalam wak6u seki6ar #$ 3 2! de6ik se6elah bayi lahir dan kemudian baru dilakukan pemo6ongan 6alipusa6 dian6ara kedua klem.
2.9. Fakt%r R#s#k% Ter"an0a D#st%s#a Bah! Makr%s%*#a
+akrosomia dideskripsikan sebagai bayi besar, didasarkan pada bera6 bayi se6elah lahir. +akrosomia 6idak dapa6 didiagnosis se@ara pas6i sebelum lahir. De7inisi makrosomia menggunakan 5ariasi @u66=o7 berkisar an6ara 9!!! gram hingga $!!! gram. Bayi besar memiliki kemungkinan un6uk men8adi dis6osia bahu, 6e6api men@oba menen6ukan bayi besar sanga6 suli6, seper6i menggunakan manu5er *eopold akan sanga6 6idak akura6 dakam menen6ukan bera6 bayi, dan SG pun 6idak 8auh lebih baik.; Bule6in '
22=99> dan
posi6i5e predi@6i5e 5alue
hanya
"!=99> memprediksi
makrosomia.4 -ebanyakan bayi dengan bera6 badan lahir dia6as 9!!! gram yang dilahirkan per5aginam 6idak mengalami dis6osia bahu. D#abetes
Bayi yang lahir dari ibu yang menderi6a diabe6es memiliki kemungkinan lebih 6inggi 6er8adinya dis6osia bahu, 6e6api makrosomia sanga6lah susah diprediksi pada ibu diabe6es seper6i halnya pada pasien non diabe6es.
16
R#a0at D#st%s#a Bah! Sebel!*n0a /iwaya6 dis6osia bahu sebelumnya 6erbuk6i merupakan predik6or yang paling
akura6 un6uk rekurensi dis6osia bahu. Hal ini dinilai @ukup masuk akal karena ana6omi pel5is pada wani6a @enderung 6idak berubah pada saa6 kehamilan beriku6nya. Terlebih lagi, bayi ke dua dan selan8u6nya biasanya lebih besar daripada bayi yang lahir per6ama a6au yang lahir sebelumnya. /isiko berulangnya ke8adian dis6osia bahu an6ara #,#> hingga #%,;> berdasarkan analisis re6rospek6i7. The 'us6ralian
Juga banyak dilaporkan pada kala ( lama, par6us
ma@e6, s6imulasi oksi6osin, dan persalinan per5aginam dengan 6indakan. Obes#tas &an Pen#ngkatan berat ba&an berleb#han
Beberapa peneli6ian melaporkan bahwa B+( yang 6inggi dan peningka6an bera6 badan berlebihan selama kehamilan merupakan salah sa6u 7ak6or 6er8adinya dis6osia bahu. 2.5. D#agn%s#s D#st%s#a Bah! Dis6osia bahu 8uga dapa6 dikenali bila didapa6kan keadaan : -epala bayi 6elah lahir, 6e6api bahu 6er6ahan dan 6idak dapa6 dilahirkan • -epala bayi 6elah lahir, 6e6api 6e6ap menekan 5ul5a dengan ken@ang • Dagu 6er6arik dan menekan perineum • Traksi pada kepala bayi 6idak berhasil melahirkan bahu yang 6e6ap berada di kranial •
sim7isis pubis meskipun dengan usaha maksimal dan gerakan yang benar. 17
2.6. Penatalaksanaan Pa&a Persal#nan Dengan D#st%s#a Bah! Penanganan persalinan dengan dis6osia bahu dikenal dengan '*'/+ 'sk 7or
help, *i76 6he legs and bu66o@ks, 'n6erior shoulder disimpa@6ion, /o6a6ion o7 pos6erior shoulder, +anual remo5er pos6erior arm&. #& 'sk 7or help +emin6a ban6uan asis6en un6uk melakukan per6olongan persalinan. 2& *i76 6he legs and bu66o@ks +elakukan manu5er +@/ober6s yang dimulai dengan memposisikan ibu dalam posisi +@/ober6s yai6u ibu 6erlen6ang, mem7leksikan kedua paha sehingga posisi lu6u6 men8adi sedeka6 mungkin dengan dada, dan mero6asikan kedua kaki ke arah luar. +anu5er ini dapa6 menyebabkan 6er8adinya pelurusan rela6i7 dari sakrum 6erhadap 5er6ebra lumbal diser6ai dengan ro6asi simphisis phubis ke arah kepala ibu ser6a pengurangan sudu6 kemiringan panggul. +in6alah asis6en un6uk melakukan penekanan suprasimphisis ke arah pos6erior menggunakan pangkal 6angan +anu5er +assan6i&. Penekanan ini ber6u8uan un6uk menekan bahu an6erior agar mau masuk ke simphisis. Semen6ara i6u lakukanlah 6arikan pada kepala 8anin ke arah pos6erokaudal.
"& 'n6erior shoulder disimpa@6ion +elakukan disimpaksi bahu depan dengan menggunakan dua @ara yai6u eks6ernal dan in6ernal. Disimpaksi bahu depan se@ara eks6ernal dapa6 dilakukan dengan menggunakan manu5er massan6i, sedangkan disimpaksi bahu depan se@ara in6ernal dapa6 dilakukan dengan menggunakan manu5er rubin. +anu5er /ubin dilakukan dengan @ara masih
18
dalam manu5er +@/ober6s& masukkan 6angan pada bagian pos6erior 5agina, 6ekanlah daerah ke6iak bayi sehingga bahu berpu6ar men8adi posisi obliI a6au 6rans5ersa dan dengan ban6uan penekanan simphisis maka akan membua6 bahu bayi semakin abduksi sehingga diame6ernya menge@il. 9& /o6a6ion o7 pos6erior shoulder +elakukan ro6asi bahu belakang dengan manu5er Eoods. +anu5er ini dilakukan dengan @ara memasukkan 6angan penolong sesuai dengan punggung bayi 8ika punggung kanan gunakan 6angan kanan, dan sebaliknya& ke 5agina dan dile6akkan di belakang bahu 8anin. Bahu kemudian dipu6ar #4! dera8a6 ke an6erior dengan gerakan seper6i membuka 6u6up bo6ol.
$& +anual remo5er pos6erior arm Pelahiran bahu belakang se@ara manual dapa6 dilakukan dengan menggunakan manu5er Shwar6. +anu5er ini dilakukan dengan @ara memasukkan 6angan ke 5agina sepan8ang humerus pos6erior 8anin yang dipisahkan ke6ika lengan disapukan ke arah dada, namun 6e6ap 6er7leksi pada siku. Tangan 8anin digenggam dan di6arik sepan8ang sisi wa8ah dan kemudian lengan belakang dilahirkan dari 5agina.
19
2.7. (%*/l#kas# Persal#nan &engan st%s#a bah! -omplikasi +a6ernal Perdarahan pos6 par6um • = '6onia u6eri = /up6ur perineum grade ((( dan (1 = *aserasi 5agina=@er5iC Trauma • = /up6ur u6eri = 0is6ula re@6o5agina = Hema6oma 5agina =
•
•
)eona6al
• • •
= Humerus 's7iksia
BAB III (ESIMPULAN
•
Sebagian besar kasus dis6osia bahu 6idak dapa6 diramalkan a6au di@egah karena 6idak ada me6ode yang akura6 un6uk mengiden6i7ikasi komplikasi ini, bahkan sebagian besar kasus 6er8adi 6anpa adanya sua6u 7ak6or resiko.
•
'pabila ibu 6elah mengalami ke8adian dis6osia bahu sebelumnya, maka bukan 6idak mungkin ibu ini akan mengalami ke8adian dis6osia bahu yang berulang
•
Penanganan dis6osia bahu dapa6 dilakukan dengan me6 ode '*'/+
•
Dis6osia bahu dapa6 berkomplikasi 6erhadap ibu dan anak
21
DAFTAR PUSTA(A
#. 'llen /H. -houlder &ystocia. '5ailable a6 : http//emedicine.medscape.com/article/012341"o!er!iew (accessed 21 #ei 210). 2. Eoods <, Ees6burg ). ' prin@iple o7 physi@s as appli@able 6o shoulder dys6o@ia. Am 5 Obstet Gynecol . #A9". 9$;A%=4!9. ".
22
%. Eid8anarko B. %roses %ersalinan 6ormal. '5ailable a6 : http//obf+umj.blogspot.co.id/2113/10/proses"persalinan"normal.html (accessed 20 #ei 210). ;. 'meri@an
bulle6in
@lini@al
managemen6
guidelines
7or
obs6e6ri@ian=
gyne@ologis6s.)umber 9!, Obs6e6 Gyne@ol 2!!2 #!!$ P6 #&: #!9$=#!$!. 4. HendriC ). E., Grady <. S.,
23