LAPORAN PERBENGKELAN
PT. SINAR SENTOSA PRIMATAMA (HONDA)
Dosen Pengampu :
Zainal Arifin,S.Pd.,M.Pd
OLEH: NURHASANAH NIM : J1B116048
Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi 2018
1
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Praktikum Perbengkelan Dengan Judul Tinjauan PT. Sinar Sentosa Primatama
Oleh NURHASANAH NIM : J1B116048
Telah disetujui dan disahkan disahkan untuk Mata Kuliah Perbengkelan Perbengkelan Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi
Disetujui Jambi, Mei 2018 Dosen Pengampu
Zainal Arifin, S. Pd., M. Pd NIP. 19711215 1998021002
2
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Praktikum Perbengkelan Dengan Judul Tinjauan PT. Sinar Sentosa Primatama
Oleh NURHASANAH NIM : J1B116048
Telah disetujui dan disahkan disahkan untuk Mata Kuliah Perbengkelan Perbengkelan Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi
Disetujui Jambi, Mei 2018 Dosen Pengampu
Zainal Arifin, S. Pd., M. Pd NIP. 19711215 1998021002
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................ JUDUL................................................................................................ ........................................................................ LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... PENGESAHAN..................................................................................... KATA PENGANTAR........................................................................................... PENGANTAR........................................................................................... DAFTAR ISI.......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN . .......................... ................................................ ............................................ ................................... ............. ..... ..... .... 1.1 LATAR BELAKANG. ................................................. ....................................................................... ............................... ......... ........ . 1.2 BATASAN MASALAH. ......................................... ............................................................... ................................... ............. ........ . 1.3 TUJUAN. ........................................... ................................................................. ............................................ ............................... ......... ....... .. BAB II LANDASAN TEORI... …........................................................................... 2.1 PERBENGKELAN.. ....................................................... ............................................................................. ........................... ..... ......... 2.2 RUANG LINGKUP PERBENGKELAN. PERBENGKELAN........................................... ....................................................... ............. ........ ........ . 2.3 MEKANISME BENGKEL PERTANIAN. ............................................ ..................................................... ......... ........ ........ . 2.4 MANAJEMEN BENGKEL…………………………………………………………… BENGKEL…………………………………………………………………………… ………………
2.5 SERTIFIKASI DAN KLASIFIKASI BENGKEL……………………………………………………
2.6 PEKERJAAN DALAM BENGKEL……………………………………………………………………
2.7 FUNGSI BENGKEL SEBAGAI BANGUNAN…………………………………………………..
3
2.8 PERALATAN BENGKEL……………………………………………………………………………..
2.9 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA…………………………………………….
2.10 TATA LETAK BENGKEL……………………………………………………………………….
2.11 JENIS TATA LETAK……………………………………………………………………
BAB III METODOLOGI ................................................................................ .... 3.1 WAKTU DAN TEMPAT . ......................................................................... ......... 3.2 ALAT DAN BAHAN........................................................................ ........ ......... 3.3 PROSEDUR KERJA.................................................................................. ......... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . ................................................................ ........ . 4.1 PROFIL BENGKEL. .................................................................................. ........ . 4.2 RUANG LINGKUP BENGKEL................................................................... ........ . 4.3 STRUKTUR ORGANISASI........................................................................ ...... ... 4.4 LAYOUT BENGKEL. ................................................................................ ........ . 4.5 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA. ............................................. ........ . 4.6 PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA. ............. ........ . 4.7 PROSEDUR DALAM SERVISE………………………………………………………………………….
4.8 MANAJEMEN BENGKEL………………………………………………………………………………..
BAB V PENUTUP. ............................................................................................ ......... 5.1 KESIMPULAN.................................................................................................. 5.2 SARAN............................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
4
LAMPIRAN. ..................................................................................................... .........
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Saat ini Bengkel Pertanian merupakan suatu sarana bagi seorang ahli yang bergerak dibidang pertanian. Adapun fungsi dari perbengkelan dalam arti yang luas adalah untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingga dapat menciptakan hasil karya yang sempurna bagi kehidupan luas terutama dibidang pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa tindakan perancangan atau modifikasi dari suatu hasil rancangan alat dan mesin pertanian yang disesuaikandengan kondisi suatu tempat.
5
Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkanlah tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu, maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian. Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industry modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat
aturan-aturan
atau
tata
cara
pengoperasian
alat
serta
mesin
perbengkelan. Pada umumnya Alat dan Mesin modern (tidak hanya terbatas untuk mekanisasi
pertanian
saja)
apabila
dioperasikan
secara
pantas
dan
dirawat/dipelihara secara baik, akan bekerja dengan periode umur yang lama sebelum reparasi besar diperlukan. Meskipun bidang pengawasan diperketat, masih saja banyak terjadi proses perawatan/pemeliharaan suatu alat dan mesin diabaikan, sehingga sering kerusakan timbul disertaidengan kecelakaan yang sangat merugikan manusia. (kecelakaan pada mesin transportasi : Pesawat Terbang, Kereta Api, Kapal Laut, dsb.) . Perbengkelan sudah dilakukan sejak Zaman Logam. Sebuah ekspedisi yang dilakukan pada tahun 1974 di tepi sungai Ciliwung menemukan sebuah situs dengan satu set peralatan yang digunakan untuk membuat kapak perunggu. Usia situs tersebut melalui analisis penanggalan karbon dibangun pada 1000 SM hingga 500 SM. Peradaban manusia purba melalui aktivitas perbengkelannya membentuk suatu komunitas yang madani dan terorganisasi. Bengkel (pertanian) memiliki 2 pengertian, yaitu secara luas dan secara sempit. Dalam artian luas bengkel pertanian memiliki fungsi : a. Sebagai tempat untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingga dapat terwujud hasil karya yang berguna bgi kehidupan manusia. Dalam kegiatan ini dapat berupa tindakan perancangan atau modifikasi dari suatu hasil rancangan berupa alsintan yang disesuaikan dengan kondisi setempat,
6
b. Sebagai tempat untuk pengujian alsintan yang akan diterapkan di suatu daerah, c. Sebagai tempat pendidikan dan latihan bagi operator, teknisi, masinis dalam bidang pertanian. Dalam artian sempit bengkel pertanian memiliki fungsi : -
sebagai tempat untuk melakukan perawatan berbagai alsintan,
-
sebagai tempat untuk melakukan perbaikan berbagai alsintan,
-
sebagai tempat untuk melakukan perakitan (assembling) berbagai alsintan,
-
sebagai tempat penyimpanan alsintan
-
sebagai tempat penyimapanan suku cadang alsintan
Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan. Bahkan di rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan bengkel minimal, yang digunakan untuk perawatan dan perbaikan barang-barang keperluan rumah tangga. Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan perawatan kecil yang lebih efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan kantor tersebut. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang perlengkapan kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan serta mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap pemilikan barang. Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya bengkel adalah hal yang penting. Mesin-mesin perlu dirawat secara berkala, sehingga membutuhkan perkakas perawatan. Mesin-mesin juga mengalami kerusakan dalam pemakaiannya, sehingga diperlukan perbaikan. Jika mesin tidak dirawat dengan semestinya, maka umur pemakaian akan berkurang sehingga merugikan perusahan. Jika mesin rusak, maka jadwal kegiatan akan terganggu sehingga akan merugikan perusahaan. Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih banyak. Jika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih efisien dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel komersial. Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan bengkel sendiri lebih efisien dan ekonomis.Pada usaha tani dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel
7
semakin nyata. Alsin dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan dengan semestinya, sesuai jadwal yang telah ditetapkan Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya (Daryanto, 2003). Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industrI modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat aturan-aturan atau tata cara pengoperasian alat serta mesin perbengkelan. Dengan begitu sangat pentingnya cara pengoperasian dan sistem keselamatan kerja. Perbengkelan umumnya dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan bahan yang dikonstruksi (batu, kayu, atau logam) dan pemanfaatannya (bengkel alat dan mesin pertanian, bengkel kendaraan bermotor, bengkel industri, bengkel kereta api, dan sebagainya). Dalam usaha pertanian, bengkel merupakan salah satu komponen terpenting dalam mekanisasi pertanian. Bengkel merupakan tempat untuk membangun, memodifikasi, dan memperbaiki alat dan mesin pertanian (alsintan) maupun non-alsintan (misal rangka rumah tanaman). Peran bengkel dalam kehidupan sangatlah penting mulai dari memperbaiki ,memodifikasi alat dan proses memelihara alat. Pada makalah ini, saya melakukan kunjungan survey bengkel di PT .Sinar Sentosa Primatama (Honda) Jl. Kolonel Abunjani No.9, Selamat ,Telanaipura,Kota Jambi ,Jambi 36129.Bengkel di PT.Sinar Sentosa Primatama (Honda) sangatlah lengkap, untuk itu maka saya melakukan praktikum survey bengkel di PT.Sinar Sentosa Primatama (Honda) yang beralamat di Jl. Kolonel Abunjani No.9, Selamat ,Telanaipura,Kota Jambi ,Jambi 36129
I.2 Rumusan Masalah 1. Ruang lingkup perbengkelan 2. Tata letak perbengkelan 3. Kesehatan dan keselamatan kerja dalam perbengkelan
8
I.3 Tuuan 1. Mengetahui ruang lingkup perbengkelan pada bengkel 2. Mengetahui kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan pada bengkel 3. Mengetahui tata letak perbengkelan pada bengkel
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perbengkelan
Bengkel
atau
workshop
adalah
sebuah
bangunan
yang
menyediakan ruang dan peralatan untuk melakukan konstruksi atau manufaktur, dan/atau memperbaiki benda. Sedangkan perbengkelan adalah pengetahuan dan
9
keterampilan tentang peralatan dan metode untuk membuat, membentuk, mengubah bentuk, merakit, ataupun memperbaiki suatu benda menjadi bentuk yang baru atau kondisi yang lebih baik secara manfaat maupun estetika. Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian. Perbengkelan merupakan sebuah ilmu yang telah berkembang bahkan sebelum Revolusi Industri karena bengkel merupakan satu-satunya tempat untuk membuat alat hingga berkembangnya industri manufaktur besar dengan mesin uapnya. Sedangkan istilah bengkel dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia erat kaitannya dengan jasa perbaikan kendaraan bermotor. Pada kondisi tertentu, kendaraan bermotor memerlukan perawatan atau perbaikan. Perawatan dan perbaikan kendaraan harus dilakukan agar umur pakai kendaraan lebih panjang atau paling tidak sama dengan umur pakai yang telah diprediksikan dan dirancang oleh pabrik pembuat. Meskipun demikian, perawatan dan perbaikan kendaraan bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Hal tersebut memerlukan pengetahuan khusus. Untuk memperoleh pengetahuan tersebut, tentu saja dibutuhkan kemauan dan waktu. Namun sebagian besar pemilik kendaraan biasanya merasa dirinya tidak memiliki kedua hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut,terbuka peluang bagi pihak lain yang memiliki kahlian dan peralatan kerja di bidang kendaraan (otomotif) untuk membuka usaha perbengkelan. Terjadilah transaksi antara orang yang membutuhkan perawatan atau perbaikan di bidang otomotif dan mereka yang memiliki keahlian serta peralatan di bidang tersebut. Hal ini dilakukan di bengkel otomotif. Pada umumnya bengkel mempunyai dua arti : 1. Secara UMUM berfungsi sebagai tempat SERVICE ; REPAIR ; dan MINTENANCE atau (Perawatan , Perbaikan , dan Pemeliharaan) yang konotasi artinya dapat dijelaskan sebagai berikut ( Perbaikan = mengganti bagian yg aus/rusak agar tidak terjadi kesalahan ; Perawatan = agar tetap
10
cantik dan berumur panjang ; dan Pemeliharaan = agar ber produksi secara effisien dan mampu beranak. 2. Secara KHUSUS berfungsi mirip dengan suatu Laboratorium tempat membuktikan kebenaran Ilmu dan melahirkan Teknologi. Misal : Bengkel Teater ; Bengkel Pengrajin ; Workshop/seminar di hotel, dan Bengkel R & D (Research and Development). Menurut Depo (2010) Ada beberapa jenis dan status bengkel yang dapat diterangkan sebagai berikut : a) Bengkel Bebas ( Independent Work Shop) Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek tertentu sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak merugikan bengkel itu sendiri.
b) Bengkel Perwakilan ( Authorized Work Shop) Bengkel ini masih mirip dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri tapi ada merek yang diwakilinya melalui surat penunjukan dari pemegang merek. Kebijakan-kebijakan yang diambil disesuaikan dengan perusahaan yang menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam bagian dari layanan purna jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel ini memungkinkan untuk menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang menunjuknya. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis. c) Bengkel Dealer ( Dealer Work Shop) Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual untuk mendukung sistem pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sepenuhnya tergantung dan tunduk kepada perusahaan/ dealer yang bersangkutan. 2.2 Ruang Lingkup Perbengkelan
11
Bengkel ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya bengkel adalah hal yang penting. Mesin-mesin perlu dirawat secara berkala, sehingga membutuhkan perkakas perawatan. Mesin-mesin juga mengalami kerusakan dalam pemakaiannya, sehingga diperlukan perbaikan. Jika mesin tidak dirawat dengan semestinya, maka umur pemakaian akan berkurang sehingga merugikan perusahan. Jika mesin rusak, maka jadwal kegiatan akan terganggu sehingga akan merugikan perusahaan. Pada usaha tani dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin nyata. Alsin dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan dengan semestinya, sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Jika alsin mengalami kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang pada giliran selanjutnya akan merugikan secara ekonomi.
2.3 Mekanisasi Bengkel Pertanian
Berdasarkan fungsinya Bengkel Pertanian dibagi ke dalam: 1. Bengkel Kecil dan Sederhana (Small Scale) Jenis bengkel ini biasanya hanya digunakan untuk melakukan perawatan pada mesin pertanian dan peralatan yang sederhana. 2. Bengkel Menengah (Medium Scale) Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat perawatan mesin dan alat, biasanya digunakan untuk lapangan atau field workshop. Yaitu sebagai pusat perawatan bagi distributoralat mesin pertanian untuk mendukung pelayanan penjualan. 3. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale) Jenis bengkel ini bersifat tetap atau permanenya itu memilikifasilitasfasilitas seperti yang ada pada pabrik produksi skala besar.Fungsi dari ini sebagai base-work shop yang lebih besar dari pada bengkel mediumscale, untuk menangani pekerjaan bongkaran atau bongkarpasang ,memperbaiki
12
dan men anti suku cadang ,untuk membuat beberapa bagian mesin dana alat pertanian yang rusak.
2.4 Manajemen Bengkel
Sondang P. Siagian (1989: 8) bahwa manajemen sebagai motor penggerak keseluruhan proses administrasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian/pengontrolan upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi demi tercapainya tujuan yang ditetapkan, Stoner & Wankel dalam B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2002: 22). Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan melalui individu- individu dan kelompok untuk mencapai tujuan (Hersey & Blanchard, 1990: 3) Dari ketiga pendapat dapat diartikan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan planning, pengorganisasian organizing, kepemimpinan leading dan pengendalian controlling
Bengkel adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan memperbaiki mesin-mesin, maupun peralatan (Corder, 1994). Jadi fungsi bengkel adalah sebagai tempat perawatan, perbaikan, dan penggantian komponen sistem sebuah mesin maupun peralatan lainnya.Manajemen bengkel adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian suatu tempat merawat dan memperbaiki mesin ataupun peralatan lain.
2.5 Sertifikasi dan Klasifikasi bengkel
a. Sertifikasi Bengkel
13
- Berdasar UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, pasal 13 ayat 3 dinyatakan bahwa, setiap kendaraan yang akan dioperasika di jalan wajib diuji dalam rangka menjamin keselamatan, kelestarian
lingkungan, dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat. - PP No. 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan pengemudi pasal 126, 127, 128, dan 129, dinyatakan bahwa setiap kendaraan bermotor harus memenuhi persyaratan teknis dan kelaikan kendaraan bermotor.
b. Tujuan sertifikasi bengkel: 1. Bagi bengkel, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, optimalisasi fungsi bengkel, dan mengembangkan bisnis perbengkelan. 2. Bagi masyarakat, untuk memberikan transfaransi kualitas pelayanan bengkel, penghematan biaya pemeliharaan kendaraan bermotor, serta menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan. 3. Bagi pemerintah, untuk pembinaan bengkel secar a berkesinambungan, menunjang program keselamatan dan kelestarian lingkungan, serta sosialisasi perawatan kendaraan bermotor secara teratur.
2.5 Klasifikasi Bengkel
Sesuai
dengan
SK
Menteri
Perindustrian
dan
Perdagangan
No.
551/MPP/Kep/10/1999 maka dalam program sertifikasi, bengkel diklasifikasikan berdasarkan Kelas dan Tipe Bengkel. Unsur-unsur yang dinilai dalam penentuan Kelas dan Tipe bengkel terdiri dari:
1. Unsur Sistem Mutu. 2. Unsur Fasilitas & Peralatan. 3. Unsur Mekanik. 4. Unsur Manajemen Informasi. Penilaian sistem mutu, yang dilihat adalah apakah dalam melaksanakan pelayanan terhadap pelanggan, seluruh personil bengkel melakukan kegiatannya sesuai dengan pedoman yang telah distandarkan. Pedoman tersebut mencakup
14
seluruh kegiatan operasional bengkel, mulai dari tahap penerimaan hingga penyerahan kembali kendaraan kepada pelanggan. Penilaian unsur Fasilitas & Peralatan antara lain apakah bengkel sudah memiliki fasilitas umum, tempat penyimpanan, fasilitas keselamatan, tempat pembuangan limbah, stall tempat perbaikan, serta peralatan sesuai dengan tipe bengkel.Penilaian unsur Mekanik, yang dilihat adakah keberadaan mekanik, kelas serta perbandingan jumlahnya. Penilai unsur manajemen informasi, antara lain mengenai prosedur kerja di bengkel misalnya SOP (Standar Operasional Prosedur), dokumen-dokumen lain serta penunjang.
d. Kelas Bengkel Dengan program sertifikasi, ditetapkan Kelas Bengkel yang menunjukkan kualitas bengkel. Penentuan kelas bengkel didasarkan pada hasil penilaian ke empat unsur tersebut. Bengkel kelas I, nilai > 80 Bengkel kelas II, nilai 60 - 80 Bengkel kelas III, nilai < 60
Tipe Bengkel C - Perbaikan kecil atau perawatan berkala
Tipe Bengkel B Tipe B 1 : - Perbaikan kecil atau perawatan berkala - Perbaikan Besar Tipe B2 : - Perbaikan kecil atau perawatan berkala - Perbaikan body
Tipe Bengkel A - Perbaikan Kecil atau Perawatan Berkala - Perbaikan Besar - Perbaikan Body
15
Manajemen bengkel yang baik harus didukung oleh administrasi yang tertib. Administrasi ini harus mencatat semua sumber daya yang menjadi aset bengkel. Untuk itu, diperlukan kartu-kartu administrasi sebagai berikut: •
Kartu pemakaian bengkel
•
Kartu laporan kerusakan
•
Bon pinjam/ pengembalian alat
•
Daftar alokasi tugas
•
Daftar kondisi peralatan menurut keadaan
•
Buku inventaris alat/ mesin
•
Buku penerimaan barang
•
Buku pengeluaran/ pemakaian bahan
•
Kartu perbaikan peralatan
•
Catatan pengembangan staff
2.6 Pekerjaan Dalam Bengkel
Sesuai dengan fungsinya, di dalam bengkel dilakukan kegiatan 1. Perawatan alsin: cek rutin, ganti oli, dan lain-lain. 2. Perbaikan alsin 3. Pembuatan komponen alsin untuk penggantian 4. Pembuatan komponen dan perakitan alsin
2.7 Fungsi bengkel sebagai bangunan
Sebagai bangunan, bengkel berfungsi sebagai: 1. Tempat pemeliharaan /perbaikan alsin, pembuatan komponen dan perakitan alsin 2. Penyimpanan suku cadang 3. Penyimpanan perkakas perbengkelan 4. Penyimpanan bahan-bahan, logam dan sebagainya, untuk kegiatan perbengkelan 16
5. Penyimpanan bahan untuk perawatan alsin 2.8 Peralatan Bengkel
Peralatan dasar yang dibutuhkan untuk sebuah bengkel antara lain adalah obeng, palu, tang, kunci pas dan kunci-kunci khusus, catok, bor. Selain itu, peralatanlain yang tidak kalah pentingnya dalam menyelesaikan pekerjaan di bengkel adalah meja kerja, papan alat, dan kotak untuk bengkel yang lebih lengkap, misalnya yang digunakan untuk perbaikan alat yang lebih rumit atau untuk produksi, tersedia mesin perkakas misalnya: 1.
Mesin penekuk / melipat lembaran logam.
2.
Mesin pembuat alur pada permukaan logam
3.
Mesin pembuat roda gigi.
4.
Peralatan cor logam
5.
Peralatan tempa.
6.
Kompresor udara.
7.
Mesin pres lembaran logam.
Alat bengkel diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yaitu: •
Layout tools (L) merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur atau
menandai kayu, logam, atau bahan lainnya. •
Cutting tools (C) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memotong,
memisahkan atau memindahkan material/bahan •
Boring tools (Br) merupakan alat-alat yang digunakan untuk melubangi atau
mengubah ukuran dan bentuk lubang •
Driving tools (Dr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memindahkan alat
dan material lain •
Holding tools (H) merupakan alat-alata yang digunakan untuk menejepit kayu,
logam, plastik dan bahan lain. •
Turning tools (Tr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memutar sekrup,
palang, baut atau mur. •
Digging tools (D) merupakan peralatan yang digunakan untuk mengeraskan,
mengendurkan dan membuat rata. •
Other tools (O) merupakan kelompok peralatan dalam bengkel yang
tidak
termasuk ke dalam penggolongan di atas.
17
2.9 Pekerjaan Yang Dilakukan Di Bengkel.
Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong 2. Membuat lubang dan alur 3. Membuat bentuk. o
Meratakan permukaan
o
Menekuk/melipat
o
Membentuk silinder dengan profil tertentu
o
Melengkungkan
o
Mencetak bentuk dasar misal cor dan tempa.
4. Menyambung logam
2.10 Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.[1] K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.[2] Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.
18
Keselamatan
kerja
merupakan
upaya
untuk
mencegah
terjadinya
kecelakaan kerja dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman, efisien dan produktif. Prosedur keselamatan kerja banyak diterapkan dalam industri, dan biasanya bersifat aturan atau anjuran yang
baik. Mesin-mesin
modern di era sekarang sudah dilengkapi pelindung yang dirancang untuk melindungi keselamatan operator, serta menjamin semua perlengkapan dalam proses pengerjaan aman. Tetapi statistic kecelakaan yang terjadi di industri menunjukkan hanya sekitar 15% yang dapat dijamin oleh alat-alat keselamatan tersebut. Sekitar 85% kecelakaan yang terjadi di industri dipengaruhi oleh faktorfaktor yang tak dapat terjangkau oleh alat-alat keselamatan kerja tersebut. Jadi unsur kelalaian manusia merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Kekurang hati-hatian, sedikit pengetahuan/informasi dan kurang pertimbangan dalam memutuskan sesuatu dengan benar mungkin dapat dicegah dengan membiasakan berfikir sebelum bekerja (Depo, 2012). Keselamatan kerja juga merupakan keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja (Bennet,N.B, Rumondang, B.Silalahi, 1991).
2.11 Tata Letak Bengkel
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di bengkel, sehingga bengkel tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan-persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu bengkel/ yang layak operasi diperlukan penempatan peralatan yang tersusun rapih yang berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan / aktifitas dalam bengkel/ yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja (work stations) harus memiliki luas yang memungkinkan pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah/lancar. Penataan peralatan di bengkel bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang maksimal dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua
19
fasilitas pada tempat/lokasi yang strategis dan posisi yang terbaik sehingga dapat mencapai pemanfaatan yang berimbang dari faktor-faktor manusia, bahan, peralatan/mesin dan pendanaan akan merupakan sesuatu yang sangat dominan dan selalu harus menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak terkecuali dalam kegiatan penataan dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan perkataan lain bahwa penataan peralatan dalam bengkel, merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kelancaran di dalam berproduksi dalam hal ini adalah kelancaran kegiatan Belajar Mengajar.
Penataan Bengkel memiliki tujuan sebagai berikut :
Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pekerja/operator
Memaksimalkan penggunaan peralatan
Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
Mempermudah pengawasan
Menciptakan ruang gerak yang aman di sekeliling mesin/peralatan sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi.
Mempermudah dalam melakukan pelayanan mesin terutama dalam perawatan dan perbaikan.
Menciptakan kenyamanan kerja.
Memanfaatkan ruangan bengkel secara efisien.
Mempercepat proses produksi karena aliran pekerjaan sudah tersusun dengan baik.
Prinsip pertama dengan prinsip yang kedua sangat erat hubungannya, mungkin dapat direncanakan secara bersamaan. Adapun untuk prinsip tersebut di bawah ini akan dijelaskan prinsip pengaturan daerah kerja dan lalulintas atau biasa disebut work station (daerah kerja) dan garis kerja. Peralatan yang ditata di bengkel, meliputi alat-alat utama, alat-alat kelengkapan, alat-alat penunjang, bahan praktek
20
dan sebagainya. Penyusunan tata letak peralatan tidak ada ketentuan yang baku, tapi disarankan agar hal-hal berikut diperhatikan : -
Memberikan kemudahan untuk bergerak Menjamin keselamatan kerja
-
Memberikan peluang untuk pemeliharaan
-
Memanfaatkan penerangan alami semaksimal mungkin
-
Peralatan atau mesin terlihat rapi dalam penataan letak peralatan atau mesin
ada beberapa sistem antara lain penataan berdasarkan alur proses kerja atau pengerjaan suatu jenis pearalatan -
Penataan berdasarkan jenis, ukuran, maupun keseragaman peralatan
Disamping itu penempatan ruang alat (tool room) agar mudah dan dekat dijangkau dari segala penjuru bengkel. Misalnya tool room agak ditengah-tengah bengkel.Demikian juga gudang bahan perlu ditempatkan dilokasi yang aman tetapi mudah dijangkau.
2.12 Jenis Tata Letak
Tata Letak Proses (process layout) /tata letak fungsional – penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya mesin-mesin bubut dikumpulkan pada daerah yang sama, sedemikian pula mesin-mesin potong diletakkan pada bagian yang sama Mesin-mesin ini tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis produk . Tata Letak Produk (product layout) – apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir. Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk Tata Letak Posisi Tetap (fixed positon lay out) – adalah metode pengaturan dan penempatan satsiun kerja dimana material atau komponen utama akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia, serta komponen lainnya bergerak menuju lokasi komponen utama tersebut. Dipilih karena ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya
21
tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan kapal laut pesawat terbang, lokomotif atau proyek-proyek konstruksi .
BAB III METODOLOGI
III.1 Waktu dan Tempat Survey III.1.1 WAKTU
: 1. 13.00 – 16.00 WIB ( Sabtu, 12 Mei 2018 ) 2. 15.00 – 17.00 WIB ( Senin, 14 Mei 2018 )
III.1.2 TEMPAT
: Bengkel PT. Sinar Sentosa Primatama
22
Jl. Jalan Kolonel Abunjani No. 09 Kelurahan Selamat, Kecamatan Telanaipura Jambi, Jambi 36129
III.2.1 Alat dan Bahan
:-
ID Card
-
Alat Tulis
-
Sepatu
-
Kamera /HP
-
Seragam TEP 16
III. 3.1 Prosedur Kerja Survei ini dilakukan dengan cara pengumpulan data yang didapat dari pimpinan bengkel dengan melakukan wawancara dan dokumentasi seputar ruang lingkup dan area kerja bengkel.
Menyimak dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Narasumber bengkel.
Mencatat jenis-jenis peralatan dan mesin yang ada dibengkel.
Mengamati dan memahami cara penggunaan dan pengoperasian.
Menggambar tata letak peralatan dan mesin di bengkel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil PT. Sinar Sentosa Primatama (Honda)
23
Nama Bengkel
PT. Sinar Sentosa Primatama (Honda)
Tahun Didirikan
Pada tahun 1971
Jenis Usaha
Service, spart part, sales
Alamat Bengkel
Jl.Kolonel Abunjani No.9,Selamat ,Telanaipura,Kota Jambi ,Jambi 36129
Kode Pos
36129
No.telp
(0741) 61551
Website
http://www.sinarsentosa.co.id
Fax Jam Operasional
Senin-Jum’at 08.00-17.00 WIB Minggu 09.00-15.00 WIB
Tabel 1.1 Profil Bengkel
4.2 Ruang Lingkup Bengkel
24
Gambar 1 : Gedung show room dan bengkel
PT. Sinar Sentosa Primatama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif yang bergerak di bidang pemasaran kendaraan roda dua dan roda empat yang berdomisili di Jalan Kolonel Abunjani No. 09 Kelurahan Selamat, Kecamatan Telanaipura Jambi, yang bertepatan di simpang empat Korem Jambi dan di Jl. Lintas timur sumatra Km. 6, Jambi. Perusahaan PT. Sinar Sentosa Primatama didirikan Oleh Bapak Almarhum Tjipto Attan alias Bapak Tan Tje Tong. Perusahaan tersebut adalah perusahaan dagang yang dikelola oleh keluarga besar bermarga ATTAN . Toko yang terletak di Jln. Dr. Wahidin tersebutlah yang menjadi cikal bakal berdirinya PT. SINAR SENTOSA PRIMATAMA. Pada tahun 1971 PT. Sinar Sentosa mendapat tawaran dari PT. ASTRA International HSO Jakarta dan menunjuk secara resmi sebagai MAIN DEALER sepeda motor HONDA di Jambi. a. Strategi dalam bengkel 1. Menyatukan dan mengeratkan seluruh individu dan divisi di perusahaan agar dapat terciptanya energi dalam langkah menciptakan business plan dan strategy kerja. 2. Menyiapkan sumber daya manusia yang tepat dan berkualitas. 3. Menjalankan activitas yang berfokus pada peningkatan Image Honda dan Perusahaan. 4. Menyediakan sarana Informasi Technology yang terpadu. b. Visi dan Misi
25
1. Visi Tetap Bertahan Sebagai Market Leader Main Dealer Sepeda Motor Honda di Provinsi Jambi. (Goal: 1 Motor Cycle per household). 2. Misi Membina Seluruh Sumber Daya Manusia Beserta Seluruh Dealer Sepeda Motor Honda di Provinsi Jambi sehingga dapat memberikan Excellent Customer Satisfaction. Bengkel ini memiliki fasilitas lengkap dan memenuhi standart SOP (Standart Operasional Procedur). Bengkel ini pun hanya menfokuskan pelayanan pada merk HONDA.
4.3 Struktur Organisasi Secara umum struktur organisasi PT. SINAR SENTOSA PRIMATAMA bengkel terdiri dari Presiden Direktur, Manager Bisnis, Manager Spert Parts, Manager Servis, dan Manager Accounting. Struktur organisasi PT. SINAR SENTOSA PRIMATAMA dikelompokkan berdasarkan divisi. Setiap kepala divisi memegang beberapa subdivisi di bawahnya.
Pada bengkel PT. SINAR SENTOSA PRIMATAMA
yang menjadi
tempat survei kami merupakan bengkel perawatan dan perbaikan produk-produk keluaran HONDA sehingga hal-hal yang dilakukan pada bengkel tersebut adalah : 1. Perawatan mesin : cek rutin, ganti oli, dan lain-lain. 2. Perbaikan mesin 3. Penggantian komponen mesin
26
4.5 Layout Bengkel Penataan peralatan di bengkel bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang maksimal dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua fasilitas pada tempat/lokasi yang strategis dan posisi yang terbaik sehingga dapat mencapai pemanfaatan yang berimbang dari faktor-faktor manusia, bahan, peralatan/mesin dan pendanaan akan merupakan sesuatu yang sangat dominan dan selalu harus menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak terkecuali dalam kegiatan penataan dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan perkataan lain bahwa penataan peralatan dalam bengkel, laboratorium merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kelancaran di dalam berproduksi.
Layout Bengkel terdiri dari : 1. Office atau Kantor Utama
2. Service Workshop Serive Workshop adalah tempat untuk melakukan berbagai kegiatan bengkel, dapat berupa monitoring, service spareparts, pengecetan dll.
27
3. Gudang Spareparts Dalam ( Storage )
4. Gudang Spareparts Luar ( Storage ) Gudang ini menerapkan sistem terbuka, dan berisi barang-barang yang mencakup ukuran yang besar
28
Tools room adalah ruangan tempat penyimpaan alat – alat bengkel. Dibuat terpisah dari bengkel servis agar peletakan barang tidak berantakan serta menjaga alat-alat perbengkelan agar tidak hilang. Tools room ini dibuat sedemikian rupa dengan berbagai rak dan dibuat blok-blok lokasi tersusun secara teratur dan rapi untuk mempermudah mekanik dalam pengambilan peralatan. Setiap alat – alat yang digunakan atau dipinjam mekanik akan dicatat dalam buku catatan di tools room tersebut. Jika barang – barang tersebut hilang akan ditanggungkan kepada mekanik yang menggunakan alat tersebut, hal ini dilakukan agar para mekanik menjadi lebih bertanggung jawab pada alat tersebut. Tools Room berisikan alatalat perbengkelan seperti: a. Diagnostikc Tools Mencakup : harness checker, system checker, radiator cap tester, oil leak tester, dll. b. Measuring Tools Mencakup : alat ukur & SST (Special Service Tools) c. Equipment Tools Mencakup : kompressor, klem, spray gun, mesin las dongkrak, dll. d. Common Tools Mencakup : baut, gergaji listrik, mata bor, amplas li strik, dll.
4.5 Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan
29
dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. Kesehatan dan keselamatan kerja juga mencakup lingkungan area bengkel tersebut, baik dari internal maupun external. Faktor internal lingkungan bengkel tersebut dapat berupa dari segi kelayakan bangunan, sistem keamaan bangungan, serta surat – surat izin lainnya. Sedangkan dari faktor External dapat berupa keluhan – keluhan masyarakat sekitar tentang bengkel tersebut.
Adapun alat-alat pelindung diri yang digunakan di bengkel service 1. Safety helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. 2. Tali keselamatan, berfungsi sebagai alat pengaman ketika mekanik menaiki badan traktor yang sedang di service. 3. Sepatu pelindung, Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya. 4. Sarung tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat menyebabkan cidera tangan. 5. Tali pengaman, berfungsi sebagai pengaman saat berada di ketinggian. 6. Penutup telinga, berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising ketika mesin kendaraan traktor dihidupkan 7. Kacamata pengaman, berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja terutama pada pengelasan. 8. Masker, berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara yang buruk (berdebu, beracun, berasap, dan lain-lain).
30
9. Pelindung wajah, berfungsi sebagai pelindung wajah dan per cikan benda asing saat bekerja
4.6 Peraturan dan undang-undang keselamatan kerja
Tidak seorangpun di dunia ini yang ingin mengalami kecelakaan. Karena itu keselamatan kerja bersifat umum dan ditujukan untuk keselamatan seluruh umat
manusiaHal
ini
terbukti
dengan
diadakannya
International
Safety
Conference di Roma (1955) yang diikuti oleh 27 negara. Sedang pada tahun 1958 di Brussels, Belgia diikuti oleh 51 negara
Pada bengkel PT. SINAR SENTOSA PRIMATAMA kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) para teknisinya sangat diutamakan. Semua teknisi bengkel mendapat jaminan BPJS dan asuransi jiwa. Peralatan keselamatan kerja pun wajib digunakan dan disiapkan, peralatan keselamatan kerja yang tersedia : 1. Baju kerja / wearpack 2. Helm keselamatan 3. Sepatu kerja 4. Kotak P3K 5. Alat pemadam kebakaran 6. Alat penyemprot api
Sedangkan untuk mengatasi kelelahan dalam bekerja dilakukan pembagian tugas per divisi, bekerja dalam tim serta pemberian waktu istirahat yang telah dilakukan.
31
1.2 Gambar Alarm dan Alat Pemadam Kabakaran
4.7 Prosedur dalam service . Alur Kerja Bengkel Bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional dalam sebuah bengkel. 1. Proses pelayanan dimulai ketika pelanggan datang ke bengkel dengan membawa kendaraan yang akan diservis. 2. Service advisor akan melayani dan memeriksa keluhan pelanggan, lalu memperkirakan apakah kerusakannya bisa diperbaiki atau harus ganti baru. 3. Apabila pelanggan sudah setuju dengan estimasi biaya yang ditawarkan, Service advisor akan membuat surat perintah kepada mekanik agar segera dikerjakan. 4. Kemudian setelah surat perintah keluar maka service advisor akan menyerahkan estimasi biaya kepada bagian keuangan untuk dimasukkan kedalam database. 5. Apabila kendaraan sudah selesai Kepala mekanik akan menyerahkan kendaraan yang telah selesai ke service advisor. 6. Setelah memeriksa kelengkapan kendaraan service advisor akan menghubungi pemilik kendaraan dan mengatakan sudah selesai diperbaiki. 4.8 Menejemen Bengkel
1. Mempunyai sistem manajemen informasi atau sistem pengendalian data bengkel yang akurat dan sesuai, yang bertujuan untuk agar pedoman, catatan, dan data-data yang direkampun mudah diidentifikasi,diakses, ditelusuri, dianalisis dan dipergunakan oleh karyawan bengkel. 2. Mempunyai prosedur pemelihraan dan pengendalian/controlling atas database, agar pengendalian data base bisa berjal an dengan kontinyu.
32
3. Mempunyai sistem aktualisasi data, agar informasi yang ditampilkan benar, akurat, dan up to date 4. Menyimpan data yang di dokumentasikan minimal untuk 2 tahun, meliputi : -Data kegiatan operasional bengkel meliputi : pengelolaan suku cadang, proses perawatan dan perbaikan, data historis kendaraan dan faktur atau invoice. - Data profil/kondisi fasilitas dan sarana bengkel meliputi : catatan dan jumlah peralatan dan fasilitas, pemeliharaan dan kalibrasi untuk alat yang membutuhkan kalibrasi ulang, dan data lainnya yang diperlukan. - Pedoman ( Standar Operatimg Sistem ) bengkel.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Dari survey bengkel yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa PT. Sinar Sentosa Primatama (Honda) yang berlokasikan di Jl.Kolonel Abunjani No.9,Selamat ,Telanaipura,Kota Jambi ,Jambi 36129 yang berdiri pada tahun 1971 ini telah dilengkapi ± 30 surat izin sebagai syarat untuk mendirikan usaha ataupun bangunan dilokasi tersebut. Dari segi bangunan, tata letak, peralatan, keselamatan dan kesehatan kerja pada bengkel PT. Sinar Sentosa Primatama (Honda) sudah sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur). PT. Sinar Sentosa Primatama (Honda) ini telah melengkapi dan menerapkan bengkelnya dengan K3L yang baik dari segi bangunan maupun dari segi kesehatan pegawai.
5.2
Saran Pada saat survei gunakan peralatan keselamatan yang dianjurkan oleh bengkel. Ikuti arahan dan petunjuk dari teknisi ataupun kepala bengkel.
33
Catat dan perhatikan materi dan penjelasan dari teknisi ataupun kepala bengkel.
Daftar Pustaka
Kurniawan Andria. 2013. Perancangan Tata Letak Bengkel J AT Akibat Perluasan Bengkel. Skripsi. Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Suma’mur. 1981. Keselam atan
Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
Gunung Agung.
Soelistiadji, Koes. 2006. N A S K A H B U K U Teknologi Mekanisasi Pengelolaan UPJA (Manajemen Bengkel ) Yusuf, Asep, STP. 2009. Modul Praktikum Perbengkelan Petanian Jatinangor. Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjajaran
Widodo, Agung Riski. 2015. LAPORAN PRAKTIKUM PERBENGKELAN PERTANIAN PENGENALAN ALAT PERBENGKELAN. Tenik Pertanian Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya
Zumhari, dkk. 2014. PPM PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PERBENGKELAN MEKANIK KOTA MEDAN. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ( UPPM ) POLITEKNIK NEGERI MEDAN
34