Analisis Kurikulum
Kurikulum adalah dokumen yang dibuat untuk menjadi petunjuk dan arahan kemana pendidikan akan dibawa dan pola pendidikan seperti apa yang hendak diterapkan dan dianggap cocok dan tepat agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di Indonesia dan di berbagai negara, kurikulum dibuat pemerintah dengan memperhatikan perkembangan kondisi masyarakat terkini. Meski demikian , kurikulum dibuat tak lepas dari pengaruh latar belakang keadaan sejarah suatu negara. Dengan demikian pengembangan kurikulum pada setiap negara tidak akan pernah sama disebabkan oleh latar belakang sejarah, budaya , politik dan aspek-aspek lain yang memang berbeda.
Kurikulum tidak bersifat statis . kurikulum akan mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan jaman. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dibuat berangkat dari kebutuhan peserta didik. Pendidikan progresif yang disarankan John Dwey dalam bukunya "the Child and Curriculum" menunjukan bagaimana pentingnya kurikulum bersifat student centred. Kebutuhan siswa dimasa kini dan masa yang akan datang harus termuat dalam sebuah kurikulum. Aliran progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual dan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
UU no 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ronald C Doll menyatakan bahwa kurikulum sekolah adalah isi dan proses formal maupun nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Peserta didik mengalami perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai dibawah lembaga pendidikan. Sedangkan Caswell dan Campbell, menyatakan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak-anak dibawah panduan guru.
Secara garis besarnya pengertian kurikulum terbagi dalam :
Kurikulum dalam arti tradisional
Crow dalam pengertian ini kurikulum diartikan sebagai subjek atau mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai anak didik secara kognitif untuk lulus mendapat ijazah sedangkan Wiles &Bondi menyatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran atau training yang diberikan sebagai produk atau pendidikan .
Kurikulum modern
Menurut Hilda Taba, kurikulum adalah rencana pembelajaran yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu . Dengan demikian kurikulum dapat disamakan dengan pedoman mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.
Dewey memberikan kritik terhadap system sekolah tradisional yang tentunya berdasarkan kurikulum yang tradisional juga. Kurikulum tradisional terlalu berpusat pada guru , buku teks dan pusat perhatian berada diluar anak. Penulis pun berpendapat meski kurikulum modern telah diperkenalkan masih banyak proses pembelajaran mengesampingkan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Guru , sekolah dan pemerintah seolah lebih mengharapkan angka kelulusan yang berurusan dengan aspek cognitive dibanding keterampilan peserta didik dalam memperoleh pengetahuan. Banyak sekolah didirikan semata untuk membantu peserta didik dalam memperoleh ijzah tanpa mengindahkan bagaimana keharusan sebuah proses pembelajaran berlangsung. Akibatnya banyak lulusan yang memperoleh ijazah tetapi tidak memiliki keterampilan apa-apa.
Apabila kita menilik tujuan kurikulum tahun 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa , bernegara dan peradaban dunia. Maka sudah selayaknya kurikulum tidak berkutat pada guru, buku, dan teks dengan pola tradisional. Kurikulum harus mencakup cara penggalian potensi kognitif, psikomotirk dan afektif para peserta didik dan membuang pola lama yang menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan dan pemerintah sebagai satu-satunya lembaga penentu buku sumber.
Dokumen kurikulum 2013 sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya, sesuai keputusan pemerintah seharusnya pada bulan juli 2014 ini sudah mulai diberlakukan pada tiap sekolah namun pada kenyataannya supply buku belum merata, guru-guru belum semuanya mendapatkan pelatihan kurikulum. Dengan demikian, otoritas pemerintah sebagai penetap kebijakan kurikulum 2013 tidak diikuti dengan kesiapan mereka dalam pelaksanaanya.
Kurikulum 2013 terlihat terlalu kaku. Rencana pengajaran yang seharusnya dikembangkan oleh guru dibuatkan pula pemerintah. Hal ini memasung kreativitas para guru untuk lebih mengembangkan kreativitasnya dalam hal proses belajar mengajar. Pola pemerintah yang menghendaki adanya keseragaman penulis anggap kurang tepat bila menilik keberagaman social budaya, lata belakang peserta didik yang beragam di Indonesia. Begitupun dengan keberadaan buku-buku yang telah ditetapkan oleh pemerintah setidaknya tidak membuat gairah menulis para guru semakin meningkat.
Meski demikian, para guru dimanapun berada harus menerima proses implementasi kurikulum sebagai proses aktualisasi ide, konsep, kebijakan atau inovasi kedalam bentuk tindakan praktis yang berimplikasi pada pengetahuan, keterampilan ,dan tingkah laku peserta didik kearah lebih baik. Mengajar tidak hanya menjadi sebuah proses menanamkan fakta, melainkan proses membelajarkan keterampilan dan penanaman karakter ; religious, berpikir kritis, berperilaku baik , mampu memecahkan masalah, demokratis, mengetahui hak dan kewajiban dll. Hasil pembelajaran harus bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata peserta didik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Arnie Fajar , M.Pd selaku dosen mata kuliah Analisis Kurikulum dan Problematika IPS pada Program Pascasarjan STKIP Pasundan Cimahi. Berkat bimbingannya, penulis tertarik untuk lebih memahami dan mendalami tentang kurikulum.
Referensi
Dewey,John.1966. The Child and The Curriculum. The University of Chicago Press, Chicago&London. University of Taronto Press.
UU RI No. 20 Th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ramayulis.2008. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.kalam Mulia
Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta. Prenade media.
Wahyudin, H. 2010. Tinjauan Terhadap Kurikulum. Bandung . Mandiri.