Lavender Aromather Aromatherapy apy Improve Quality of Sleep in Eldery People People Aromaterapi Bunga Lavender Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia Anggraini Dwi Kurnia*, Viera Wardhani**, Kuswantoro Tri Tri Rusca* *Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya **Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
ABSTRACT Sleep is a basic human need, characterized by minimal physical activity, change in physiological process of the body and decrease respon from external stimulus. Most of the elderly have high risk to suffer sleep problem because of some factors. Aromatherapy is a therapy using essential oil which produces comfortable effect, more steady emotion and feeling, calmer thought and feeling. This research was aimed to identify the effect eff ectivit ivity y of Lav Lavend ender er (La (Laven vendula dula L) Aro Aromat mather herapy apy in imp improv roving ing qua qualit lity y of sle sleep ep of the eld elderl erly y in Pan Panti ti We Werdh rdha a Malang Mal ang.. A qua quasi si exp experi erimen mentt stu study dy was imp implem lement ented ed wit with h ran random domize ized d con contro troll gro group up pre pretes testt pos postte ttest st usi using ng 18 subjects divided into two groups.and treatment. The sleep quality was measured by interview developed based bas ed on PSQ PSQII (Pi (Pitts ttsbur burgh gh Sle Sleep ep Qua Qualit lity y Ind Index) ex).. The dat data a wer were e the then n ana analyz lyzed ed usi using ng Wil Wilcox coxon on tes testt and Man MannnWhitney test. A significant improvement of sleep quality score was identified in treatment group (3,89, p= 0,07) 0,0 7) but not in the con contro troll gro group up (0, (0,78; 78;p=0 p=0,31 ,317). 7). The These se imp improv roveme ement nt is sign signifi ifican cantly tly dif differ ferent ent bet betwee ween n the tw two o groups (p=.0,001). It can be concluded that Lavender aromatherapy is significantly improve the quality of sleep sle ep in eld elderl erly y peo people ple Keywords : Lav Lavand ander er (La (Laven vendul dula a L ), aro aromat mather herapy apy,, qua qualityof lityof sle sleep, ep, eld elderl erly y PENDAHULUAN Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang dita di tand ndai ai de deng ngan an ak akti tivi vita tas s fi fisi sik k ya yang ng mi mini nima mal, l, penurunan kesadaran, perubahan proses fisiologi tubuh dan penurunan respon terhadap rangsangan darii luar dar luar.. Ti Tidur dur mem mempun punyai yai man manfaa faatt bes besar ar bag bagii t ub u b u h. h. M an a n fa f a at a t t i du du r a n ta ta ra r a l a in i n d a pa pa t mengembalika mengem balikan n kesim kesimbangan bangan dan aktivi aktivitas tas saraf pusat pus at pad pada a lev level el nor normal mal.. Ti Tidur dur jug juga a ber berman manfaa faatt untuk unt uk sin sintes tesis is pro protei tein n yan yang g mem memung ungkin kinkan kan terjad ter jadiny inya a pro proses ses per perbai baikan kan (1) (1).. Mem Memper perole oleh h kualit kua litas as tid tidur ur ter terbai baik k pen pentin ting g unt untuk uk pen pening ingkat katan an keseha kes ehatan tan dan pem pemulih ulihan an indi individ vidu u yan yang g sak sakit it (2) (2).. Sebagian Sebagia n bes besar ar lan lansia sia mem mempun punyai yai ris risiko iko tin tinggi ggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor. Luce dan Segal mengungkapkan bahwa faktor usia merupa mer upakan kan fak faktor tor ter terpen pentin ting g yan yang g ber berpen pengar garuh uh terhad ter hadap ap ku kuali alita tas s tid tidur ur (3 (3). ). Dik Dikat ataka akan n bah bahwa wa keluhan terhadap kualitas tidur meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah yang menimb men imbulk ulkan an mas masala alah h fis fisik, ik, men mental tal,, sos sosial ial,, ekonom eko nomi, i, dan psik psikolog ologis. is. Ora Orang ng lanj lanjut ut usi usia a yan yang g seha se hatt se seri ring ng me meng ngala alami mi pe peru ruba baha han n pa pada da po pola la tidurnya yaitu memerlukan waktu yang lama untuk dapa da patt ti tidu durr. Me Mere reka ka me meny nyad adar arii le lebi bih h se seri ring ng terban ter bangun gun dan han hanya ya sed sediki ikitt wak waktu tu yan yang g dap dapat at digun dig unaka akan n unt untuk uk ta taha hap p ti tidu durr dal dalam am se sehin hingga gga mereka mer eka tid tidak ak pua puas s ter terhad hadap ap kua kualita litas s tid tidurn urnya ya (3) (3).. Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata 60 tahu ta hun n da dan n di dipe perk rkir irak akan an pa pada da ta tahu hun n 20 2025 25 ak akan an menc me ncap apai ai 1, 1,2 2 mi mily lyar ar (3 (3). ). Pa Pada da ta tahu hun n 20 2010 10 diper dip erkir kirak akan an jum jumlah lah pe pend ndudu uduk k lan lanjut jut us usia ia di Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV, No. 2, Agustus 2009; Kores Koresponde pondensi: nsi: Anggraini Dwi Kurnia, Program Studi Ilmu Ilm u Kep Keperaw erawata atan n Fak Fakult ultas as Ked Kedokt oktera eran n Uni Univers versita itas s Brawijaya, Brawi jaya, Jln. Vet Veteran eran Mala Malang, ng, Tel .0341 .0341-5691 -569117 17
Indone Indo nesi sia, a, se sebe besa sarr 24 ju juta ta jiw jiwa a at atau au 9, 9,77 77 % da dari ri to tota tall jumlah penduduk. Di Indonesia pada kelompok usia empa em patt pu pulu luh h ta tahu hun n ha hany nya a di diju jump mpai ai 7% ya yang ng mengel men geluh uh ma masal salah ah ti tidur dur.. Se Sedan dangka gkan n pad pada a kelompo kelo mpok k usi usia a tuj tujuh uh pul puluh uh tah tahun un dij dijump umpai ai 22% mengal men galami ami gan ganggu gguan an tid tidur ur wak waktu tu mal malam am har harii (3) (3).. Gangguan Ganggu an tid tidur ur dap dapat at men menyeb yebabk abkan an gan ganggu gguan an pada pad a kem kemamp ampuan uan int intele elekt ktual ual,, mot motiva ivasi si yan yang g rendah, ketidakstabilan emosional, depresi bahkan resiko res iko gan ganggu gguan an pen penyala yalahgu hgunaa naan n zat zat.. Pil Piliha ihan n unt untuk uk mengat men gatasi asinya nya ant antara ara lain lat latihan ihan tid tidur ur higi higieni enis, s, latihan relaksasi dan terapi pengontrolan stimulus yang ya ng ke kese semu muan anya ya da dapa patt di dipa padu duka kan n de deng ngan an pengobatan bila diindikasikan. Beberapa golongan obatt yan oba yang g mem memilik ilikii kem kemamp ampuan uan unt untuk uk mem memodif odifika ikasi si irama sirkar sirkardian dian melipu meliputi ti koline kolinergik, rgik, korti kortikoste kosteroid, roid, antide ant idepre presan san,, ant antii man manik ik dan age agen n ana anaste stesi, si, sep sepert ertii anaste ana stesi si lok lokal al dan hipn hipnoti otis s (4) (4).. Pengguna Pengg unaan an ob obatat-ob obata atan n un untuk tuk ind induk uksi si ti tidur dur memili mem iliki ki ke kerug rugian ian ata atau u ket keterb erbat atasa asan, n, me melip liput utii harga, efek samping dan toleransi terhadap obat tidu ti durr be berk rkem emba bang ng de deng ngan an ce cepa patt (4 (4). ). Tri risi sikl klik ik a n t i d e p r e s a n d a n benzodiazepine b i a s a n y a diberikan diberik an untuk mengatasi ganggu gangguan an tidur tidur,, tetap tetapii memiliki efek menurunkan slo slow w wav wave e dan fase REM pada pa da ti tidu durr (5 (5). ). Pe Peng nggu guna naan an Flu Flura raze zepa pam m ya yang ng merupakan obat golongan hipnotik meningkatkan insiden efek samping toksik dengan bertambahnya usia. Obat antide antidepresa presan n meski meskipun pun menjadi yang paling berefek dan paling sering digunakan untuk mengat men gatasi asi gan ganggu gguan an tid tidur ur pad pada a dep depres resii ada adalah lah koline kol inerg rgik ik ya yang ng pa palin ling g kua kuatt da dan n se seha haru rusny snya a dihinda dihi ndari ri olehsebagi olehsebagian an bes besar ar pas pasien ien lans lansia ia (5) (5).. Banyak Bany ak ca cara ra ya yang ng da dapa patt di digu guna naka kan n un untu tuk k menang men anggul gulang angii mas masala alah h tid tidur ur.. Sa Salah lah sat satuny unya a adalah ada lah te tera rapi pi re relak laksas sasii ya yang ng te term rmas asuk uk te tera rapi pi nonfarmakolo nonfar makologi. gi. Terapi relak relaksasi sasi dapat dilakuk dilakukan an untuk unt uk jan jangka gka wak waktu tu yan yang g ter terbat batas as dan bia biasan sanya ya tidak tid ak me memi milik likii ef efek ek sa samp mpin ing g (2 (2). ). Ar Arom omat ater erap apii
84 Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV No. 2, Agustus 2009
merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi. Aromaterapi merupakan proses penyembuhan k un o y an g m en gg un ak an s ar i t um bu ha n a r om a te r ap i m ur n i y a ng b e rt u ju a n u n tu k meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa (6). Beberapa minyak sari yang umum digunakan dalam aromaterapi karena sifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri, eukaliptus, geranium, lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary, pohon teh, dan ylang-ylang (7) Berbagai penelitian sudah membuktikan manfaat ganda dari minyak aroma. Penelitian medis pada tahun belakangan telah mengungkapkan kenyataan bahwa bau yang terhirup memiliki dampak signifikan terhadap perasaan. Baubauan berpengaruh secara langsung terhadap otak (7). Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa ada perubahan tingkat kecemasan setelah diberi aromaterapi (8). Menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavender juga berguna untuk menenangkan rasa nyaman, keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangi sakit kepala, stres, frustasi, mengobati kepanikan, mereda histeria, serta mengobati insomnia (9). Lavender juga membantu penyembuhan depresi, gelisah, susah tidur dan sakit kepala (8). Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji efek penggunaan a r om at e ra p i L a ve n de r p a da L a ns i a y a ng mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian d i ha ra p ka n d a pa t m en j ad i d a sa r d al a m mengembangkan manajemen gangguan tidur yang bersifat jangka panjang. METODE Penelitian dilakukan dengan desain quasy experimental dengan randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di panti Werdha Griya Asih Lawang dan Usia Tresno Mukti Turen Malang. Mulai tanggal 17 Desember 2008-24 Januari 2009. Pengambilan subyek dengan tehnik purposive sampling kepada semua populasi yang mempunyai kualitas tidur yang buruk. Subyek dialokasikan secara random pada kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan (9 orang) dan kontrol (9 orang). Kelompok perlakuan diberikan aromaterapi bunga lavender dan plasebo berupa aquabidest yang diteteskan pada sapu tangan diberikan pada kelompok kontrol selama 7 hari berturut-turut sebelum tidur malam (waktu tidur sesuai dengan kebiasaan responden), dengan waktu 1 menit yang dilakukan oleh perawat yang dilatih sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah PSQI (The Pittsburg Sleep Quality Index ). Analisa data menggunakan perhitungan statistik dengan uji Wilcoxon signed ranks test dan Mann-Whitney . Uji Wilcoxon signed ranks test digunakan untuk menganalisa perbedaan kualitas tidur antara pengukuran awal dan akhir pada kedua kelompok subyek penelitian. Sedangkan Mann-Whitney digunakan untuk membedakan penurunan kualitas tidur pada dua kelompok penelitian.
HASIL Dari 18 responden yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan hasil 50% responden yang kualitas tidur buruk yaitu berusia antara 60-69, dan semua responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penghuni kedua Panti Wreda berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pendidikan terakhir responden paling banyak dijumpai sekolah dasar (50%). Wiraswasta merupakan pekerjaan yang paling banyak dilakukan responden (45%) sebelum menghuni panti, diikuti tidak bekerja (33%). Setelah satu minggu perlakuan, keseluruhan subyek pada kelompok kontrol tetap mengalami kualitas tidur buruk. Sedangkan subyek pada kelompok perlakuan sebanyak 4 orang (44%) mengalami kualitas tidur b a ik d an s i sa n ya t et ap . H as i l p e ne l it ia n menunjukkan data skor kualitas tidur pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi bunga lavender selama satu minggu menunjukkan penurunan yang sangat sedikit (0,78) dan tidak signifikan (p=0,317). Sebaliknya pada kelompok perlakuan menunjukkan penurunan yang signifikan (3,89, p=0.007). Tabel 1. Perbedaan Rerata Skor Kualitas Tidur S ko r Ku al ita s
Ko nt ro l
P er la ku an
Sebelum
7.67
9.33
Sesudah
7.33
5.44
Penurunan p
0.78
3.89
0.317
0.007
Perubahan kualitas tidur sesudah satu minggu perlakuan pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,001). DISKUSI Sebagian besar lansia beresiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur (9). Menurut teori penuaan biologi, lansia mengalami penurunan fungsi dan struktur atau mengalami proses degeneratif. Hal ini mengakibatkan perubahan sistem saraf pusat, antara lain perubahan gelombang otak dan siklus sirkadian. Perubahan tersebut menyebabkan terganggunya pusat pengaturan tidur yang ditandai dengan menurunnya aktivitas gelombang alfa dan juga waktu tidur menjadi lebih pendek. Mekanisme tersebut juga berpengaruh pada pengaturan mekanisme SAR (Sistem Aktivasi Retikular), yang mempengaruhi proses keterjagaan dan BSR ( Bulbar Synchronizing Region), sehingga mempengaruhi proses tidur. Akibatnya gangguan tidur seperti insomnia (yang sering ditemui), parasomnia, narkolepsi bisa terjadi dan menjadikan kualitas tidur pada lansia berkurang. Gangguan tidur mempengaruhi kualitas hidup dan berhubungan dengan angka mortalitas yang lebih tinggi. Selama penuaan, pola tidur mengalami perubahan khas yang membedakan dari orang yang
Kurnia, Aromaterapi Bunga Lavender Memperbaiki...85
lebih muda. Perubahan tersebut mencakup kelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan peningkatan jumlah tidur siang (9). Penurunan kualitas tidur bisa menyebabkan bangun pagi terasa tak segar, siang hari mengalami kelelahan dan lebih sering tertidur sejenak, waktu tidur malam tampak lebih kurang sehingga merasa mengantuk sepanjang hari. Keluhan tidur merupakan hal yang umum terjadi pada orang lanjut usia (9). Studi yang dilakukan Jichi Medical University di Jepang menemukan, bahwa tidur kurang dari 7,5 jam sehari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada lansia (10). Subyek penelitian dengan usia antara 60-69 tahun banyak mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal ini dikarenakan usia 60-69 tahun paling banyak sebagai penghuni panti. Jumlah total tidur tidak berubah sesuai pertambahan usia, akan tetapi kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan lansia. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4; beberapa lansia hampir tidak memiliki tahap 4, atau tidur yang dalam (7). Sedangkan subyek berdasarkan jenis kelamin, dari hasil penelitian didapatkan semuanya berjenis kelamin perempuan, Hal ini juga disebabkan karena sebagian besar penghuni panti adalah perempuan. Temuan ini sesuai dengan teori yang mengatakan insomnia lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria dengan rasio3:2(7). Terapi relaksasi yang merupakan salah satu terapi n o n fa r ma k o lo g i d a p at d i g un a k an u n tu k menanggulangi masalah tidur. Aromaterapi merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi. Mekanisme aromaterapi ini dimulai dari aromaterapi bunga lavender yang dihirup memasuki hidung dan berhubungan dengan silia, bulubulu halus di dalam lapisan dalam hidung. Penerimapenerima di dalam silia dihubungkan dengan alat penghirup yang berada di ujung saluran bau. Ujung saluran ini selanjutnya dihubungkan dengan otak itu sendiri. Bau-bauan diubah oleh silia menjadi impuls listrik yang dipancarkan ke otak melaui sistem penghirup. Semua impulsi mencapai sistem limbik di hipotalamus. Selanjutnya akan meningkatkan gelombanggelombang alfa di dalam otak dan justru gelombang inilah yang membantu kita untuk merasa rilek (7). Posisi rileks inilah yang menurunkan stimulus ke Sistem aktivasi retikular (SAR), dimana (SAR) yang berlokasi pada batang otak teratas yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. Dengan demikian akan diambil alih oleh bagian otak yang lain yang disebut BSR (bulbar synchronizing region) yang fungsinya berkebalikan dengan SAR, sehingga bisa menyebabkan tidur yang diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas tidur (2). Penelitian dilakukan dengan menggunakan aromaterapi bunga Lavender (Lavendula L). Minyak lavender dihasilkan dari pucuk bunga segar dari tanaman lavender dengan proses destilasi, dengan komponen utama lynalil ester dan linalool (11). Terdapat 4 0% kandungan linalyl ester dalam bunga
lavender berkhasiat menenangkan, sedatif dan membantu meregulasikan sistem saraf pusat (9). Bau lavender yang berasal dari molekul linalyl ester dapat berpengaruh dalam memberikan efek rileks pada sistem saraf pusat dengan menstimulasi saraf olfaktori sehingga membuat kualitas tidur menjadi baik Linalyl ester biasanya terdapat pada lavender sebagai wewangian (10). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi bunga lavender (Lavendula L) mempengaruhi kualitas tidur pada lansia. Hasil ini sependapat dengan teori yang mengatakan bahwa menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (rileksasi) dan dapat mengobati insomnia (10). Hasil temuan juga sependapat dengan teori yang mengatakan bahwa lavender juga membantu penyembuhan depresi, gelisah dan susah tidur (11). Hal tersebut telah dibuktikan dalam penelitian yang menggunakan hewan coba dalam kondisi laboratorium(12). KESIMPULAN Pemberian aromaterapi Lavender memberikan perbaikan kualitas tidur yang besar dan signifikan pada lansia yang mengalami gangguan kualitas tidur. Penelitian klinis lanjutan perlu dilakukan untuk mengkaji efek samping pemakaian aromaterapi lavender dalam jangka panjang. Kemungkinan penggunaan aromaterapi secara mandiri dan mudah juga perlu dikaji. DAFTAR PUSTAKA 1. Kozier , Barbara. Fundamental of nursing th concept, process, and practice. 7 edition. New Jersey : Pearson Education Inc; 2004. 2. Perry dan Potter. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik . Edisi 4. Jakarta : EGC; 2005. 3. Nugroho, Wahjudi. Keperawatan gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC; 2000. 4. Mahajan , Bharti. Clinical pharmacology ramelton : A new melatonin receptor agonist . Anaesth Clin Pharmacol Journal. 2008; 24(4): 463-465. 5. Bourne RS. Sleep disruption in critically ill pa ti en ts -p ha rm ac ol og ic al co ns ide ra ti ons. Anaesthesia Journal. 2004; 59 (4) : 374-384. 6. Goel , Namni, Kim, Hyungsoo and Lao, Raymund P. An olfactory stimulus modifies nighttime sleep in young men and women, Chronobiology International.2005; 22(5): 889 - 904. 7. National Academy of Sciences. Report of a study : sleeping pills, insomnia and medical practice. Washington D.C: Institute of Medicine; 1979. 8. Wahyuni ES. Pengaruh aromaterapi bunga mawar terhadap tingkat kecemasan pada klien preoperasi benign prostate hyperplasia (BPH)
86 Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV No. 2, Agustus 2009
di ruang 19 RSSA Malang. Tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2006. 9 Wheatley, David. Medicinal plants for insomnia: a review of their pharmacology, efficacy and t o l e r a b i l i t y . J o u r n a l o f Psychopharmacology.2005; 19(4): 414-421 11 Surburg. Common fragrance and flavor materials: preparation, properties and uses. Ed.5. Vanchouver: Wiley ; 2006. 10 Stanley, Mickey. Buku ajar keperawatan gerontik . Ed.2. Jakarta : EGC; 2006. 12 Snow LA, Hovanec L, Brandt J. A controlled trial of aromatherapy for agitation in nursing home patients with demen ti a . T he J ou rn al Of Alte rnative And Comp leme ntary Medicine. 2004;10(3): 431437