BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. kemba li. Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Sudah sering kali terjadi kegagalan audit yang disebabkan oleh tidak dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau tidak dievaluasinya bukti-bukti audit dengan benar. Perencanaan audit yang baik sering kali dapat mencegah jenis kesalahan ini.Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan secara umum gambaran umu proses audit mulai dari memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien hingga memperoleh buktiaudit dan mengevaluasi bukti audit tersebut untuk memperoleh keyakinan yang memadai. Auditor
mengawali
perencanaan
audit
dengan
meletakkan
akhir
audit
dibenaknya.Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan keuangan
adalahmenyatakan
pendapat
tentang
apakah
laporan
keuangan
klien
menyajikan secara wajar,dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP (prinsip prinsip akuntnasi yang berlaku b erlaku umum). Untuk itu auditor harus ha rus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu, pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh: a. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri indu stri klien b. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien c. Keputusan tentang asersi yang material bag laporan keuangan d. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan yaitu : 1. Apa pengertian dari investasi dan jenisnya? 2. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk investasi?
3. Apa tujuan pemeriksaan atau audit dari objek investasi yaitu surat berharga? 4. Bagaimana prosedur pemeriksaan surat berharga? 5. Bagaimana penjelasan tentang pendanaan dan jenisnya? 6. Apa tujuan pemeriksaan pendanaan? 7. Bagaimana prosedur pemeriksaan pendanaan?
1.3 Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan yang dapat diambil yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian dari investasi dan jenisnya 2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi untuk investasi 3. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan atau audit dari objek investasi yaitu surat berharga 4. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan surat berharga 5. Untuk mengetahui penjelasan tentang pendanaan dan jenisny 6. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan pendanaan 7. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pendanaan 8. Untuk menambah pengetahuan dari pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS INVESTASI
Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi seperti bunga,royalti, dividen dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat
yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi dapat juga dianggap sebagai pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan dalam jangak panjam dan memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas. Perlakuan akuntansi untuk investasi dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya diatur dalam PSAK 13. Sedangkan definisi investasi menurut pemerintahan adalah asset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, deviden dan royalty atau manfaat social sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan buku “Modern Auditing” karya William C. Boynton Dkk (2003) aktivitas invetasi adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Aktivitas invesatasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Berdasarkan tujuan investasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Investasi Jangka Pendek Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang. Umumnya investasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, atau surat berharga lain) yang harga pasarnya relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk menanamkan kas yang untuk sementara waktu tidak terpakai
dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva lancar.
2. Investasi jangka panjang Investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar. Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan bunga atau dividen dalam jangka panjang, untuk membentuk dana khusus, atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. a. Investasi jangka panjang Investasi jangka panjang diadakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengendalikan sebagian atau sepenuhnya perusahaan-perusahaan anak atau perusahaan-perusahaan yang berafiliasi. 2. Untuk menghasilkan pendapatan lain-lain yang relative permanen. 3. Mengadakan hubungan usaha 4. Menciptakan dana-dana khusus Investasi-investasi jangka panjang ini dapat berbentuk: a. Saham-saham dari perusahaan lain b. Obligasi-obligasi dari perusahaan lain c. Hipotik d. Promes-promes e. Pinjaman-pinjaman atau uang muka yang diberikan kepada perusahaan perusahaan anak f. Dana-dana khusus g. Aktiva-aktiva tetap yang digunakan dalam perusahaan h. Nilai kontan dari asuransi jiwa i. Investasi dalam perusahaan-perusahaan firma atau perusahaan-perusahaan lain yang tidak mengeluarkan saham-saham j. Sertifikat-sertifikat deposito.
(a) Investasi jangka panjang dalam bentuk saham Investasi dalam bentuk saham dapat dilakukan dalam bentuk saham biasa maupun saham preferren, bila : a. Tujuan membeli saham preferren yaitu untuk memperoleh pendapatan tetap setiap periode berupa dividend. b. Tujuan membeli saham biasa yaitu untuk mengontrol perusahaan lain melalui hak suara (b) Ada dua jenis investasi yang dilakukan perusahaan pada perusahaan lain, yaitu : 1. Investment in Debt Securities (Investasi dalam bentuk obligasi) Yaitu instrument yang menunjukkan hubungan creditor dengan sebuah perusahaan (Kieso). Sedangkan menurut PSAK 50, yaitu securities yang menunjukkan hubungan hutang-piutang antara kreditor dengan perusahaan yang menerbitkan securities. a.
Held to maturity (investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo) Jika perusahaan mempunyai tujuan secara sungguh-sungguh untuk memiliki sekuritas sampai jatuh tempo, yaitu investasi jangka panjang dan tidak direncanakan untuk dijual lagi, penilaiannya menggunakan amortisasi cost, yaitu harga beli setelah dikurangi dengan amortisasi premium atau discount.
b.
Trading security (securities perdagangan) Yaitu securities yang dibeli dan dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali dalam jangka pendek atau sewaktu-waktu dapat dijual kembali. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan capital gain.
c.
Available for sale (securities yang tersedia untuk dijual) Investasi dikelompokan ke dalam golongan ini jika tidak akan dimiliki sampai jatuh tempo, tetapi juga tidak akan dijual kembali dalam jangka pendek dan penilaiannya menggunakan harga wajar/fair value. Perbedaan antara harga pasar dengan nilai bukunya dilaporkan dalam rekening Unrealized Holding Gain or Loss yang merupakan bagian dari Other Comprehensive Income dan dilaporkan sebagai bagian dari Stockholder’s Equity.
2. Investment in Equity Securities
Investment Equity Securities, yaitu investasi dalam bentuk saham. a. Holding of less than 20% b. Holding between 20% and 50% c. Holding of more than 50% Investment in equity securities Jumlah saham < 20%
20% - 50% > 50%
Metode pencatatan
Penilaian di neraca
Cost method
Fair market value
Equity method
Equity
Consolidation method
-
1. Cost method Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% dari jumlah saham yang beredar dan tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat dengan Cost method. Metode ini memperlakukan penanaman modal dalam saham akan dicantumkan dalam neraca sebesar harga pokoknya. Perubahan-perubahan harga pasar tidak dicatat dan laba atau rugi akan diakui pada saat saham-saham tersebut dijual. Bila penanaman modal dalam saham tersebut dilakukan pada saham-saham yang memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai marketable securities maka perusahaan
dapat menggunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih
rendah. Perlakuannya seperti pada investasi jangka pendek.Perhitungan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah diterapkan pada jumlah keseluruhan saham-saham tersebut.Perbedaan dengan investasi jangka pendek adalah pada perlakuan terhadap rekening Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga.Dalam investasi jangka pendek rekening Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga ini diperhitungkan dalam Laporan LABA RUGi.Sedangkan dalam investasi jangka panjang rekening ini dikelompokkan dalam kelompok modal.
2. Equity method
Metode pemilikan (equity method ) digunakan oleh investor yang memiliki saham perusahaan lain dengan jumlah persentase saham sebesar 20% sampai dengan 50% dari saham yang beredar. Metode ini juga digunakan oleh investor yang memiliki jumlah saham sebesar 20% dari saham yang beredar, namun bisa mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki. Metode pemilikan (equity method ) adalah suatu metode untuk mencatat penanaman modal dalam saham dengan melakukan pencatatan investasi dalam saham sebesar harga pokoknya. Setiap akhir periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki. Dividen yang diterima dari saham-saham ini dicatat mengurangi saldo rekening penanaman modal dalam saham.Bagian laba atau rugi oleh investor dicatat sebagai laba atau rugi untuk tahun buku yang bersangkutan. . 3. Consolidation method Metode ini digunakan oleh investor yang memiliki saham perusahaan lain yang jumlahnya lebih dari 50% dari saham beredar. Melalui metode ini Laporan Keuangan perusahaan induk ( parent company) harus dikonsolidasikan dengan laporan keuangan anak perusahaan ( subsidiary company). Perlakuan Akuntansi Pada Investasi : Held to Maturity Sec.
Available for Sale
Trading Securities
1. Jurnal Pembelian
Held to Maturity Sec
Available for sales
Cash
Trading Securities
Cash
Cash
2. Penerimaan bunga dan amortisasi a. Amortisasi discount
Cash
Cash
Cash
Held to Maturity Sec
Available for sales
Trading Securities
Interest Revenue b. Amortisasi premium
Interest Revenue
Interest Revenue
Cash Held
Cash to
Maturity
Sec
Cash
Available for sales
Trading Securities
Interest Revenue
Interest Revenue
Interest Revenue 3. Jurnal Penyesuaian a. Amortisasi discount
Interest Receivable
Interest Receivable
Interest Receivable
Held to Maturity Sec
Available for sales
Trading Securities
Interest Revenue
Interest Revenue
Interest Revenue
b. Amortisasi premium
Interest Receivable Held
to
Maturity
Sec
Interest Receivable
Interest Receivable
Available for sales
Trading Securities
Interest Revenue
Interest Revenue
Interest Revenue 4. Jurnal pembalik
Interest Revenue
Interest Revenue
Interest Receivable Cash
Interest Revenue
Interest Receivable Cash
Interest Revenue
Interest Receivable Cash
Interest Revenue
Interest Revenue
1. Jurnal penjualan a. Jurnal amortisasi 1.
Amortisasi discount
Held to Maturity Sec
Available for sales
Interest Revenue 2.
Trading Securities
Interest Revenue
Interest Revenue
Amortisasi premium
Interest Revenue Held to Maturity Sec
Interest Revenue Available for sales
Interest Revenue Trading Securities
b. Bunga berjalan
Cash
Cash
Cash
Interest Revenue
Interest Revenue
Interest Revenue
c. Jurnal penjualan 1.
Bila Gain
Cash
2.
Cash
Cash
Held to Maturity Sec
Available for sales
Trading Securities
Gains on Sales
Gains on Sales
Gains on Sales
Bila Loss
Cash
Cash
Cash
Loss on Sales
Loss on Sales
Loss on Sales
Held to
Maturity
Trading Securities
Available for sales
Sec
Fair Value Securities Cost Method 1. Pada saat dibeli
Equity Method
dicatat sebesar harga perolehannya
Available for sale securities xx Cash
Investment in Co. X Xx
Xx
Cash
Xx
2. Pengumuman pembagian deviden
Investment in Co. X
No, entry
Xx
Revenue from investment Co.X xx 3. Penerimaan dividen
Cash
xx
xx
Dividend Revenue 4.
Xx
Cash
Investment in Co. X xx
Dijual yaitu selisih harga jual dengan harga beli maka akan terjadi gain atau
loss. Cash
Xx
Cash
Xx
Available for sale securities
Xx
Investment in Co. X
xx
Gain on Sale
Xx
Gain on Sale of inv / stock
xx
5. Penilaian persediaan per
31 Desember berdasarkan fair value
Securities fair value adjustment Xx
No, entry
Unrealized holing gain
Xx
PABU Penyajian Investasi :
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. 2. Investasi jangka pendek disajikan nilainnya dineraca dengan salah satu dari dua cara. Pada biayanya, dengan mencantumkan harga pasarnya didalam tanda kurung dan pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau kos/biaya nilai yang lebih tinggi harus dicantumkan di dalam tanda kurung. 3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya 4. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan utang. 5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam noncon solidated subsidiary companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain danharus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan – perusahaan tersebut, 6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai treasury bond, treasury stock atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham. 7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi tersebut harus digolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”. 8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan deviden jumlahnya meterial, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi laba. 9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang meterial jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam loporan laba-rugi dalam kelompok “ penghasilan diluar usaha”. Angka yang disajikan adalah jumlah laba atau rugi setelah dikurangi pajak. 10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus di eleminasikan jika ivestasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengansaham yang dikeluarkan sendiri oleh perusahaan. Tidak boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini diperhitungkan sebagai tambahan atau pengurangan unsur modal.
2.2 SISTEM DAN PROSEDUR A. Pengendalian Intern dari investasi-investasi
Sistem Pengendalian Intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan berbagai kepentingan. Istilah Pengendalian intern diambil dari terjemahan istilah “Internal Control”. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pengendalian Intern di definisikan sebagai “Sistem Pengendalian Intern meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.” Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Intern merupakan suatu “Sistem” yang terdiri dari berbagai macam unsur dengan tujuan untuk melindungi harta benda, meneliti ketetapan dan seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisien operasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan. Tujuan Pengendalian Intern yaitu menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi operasi perusahaan, dan membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi. Sedangkan pengendalian internal atas investasi ditujukan untuk menanggapi adanya penyimpangan atas efek-efek investasi. Penyimpanan efek-efek investasi harus dipisahkan dari
pencatatannya.
Persediaan
efek-efek
harus
sering
diperiksa
untuk
mencegah
kemungkinan kecurangan. Pembelian dan penjualan efek-efek hanya dilakukan setelah disahkan oleh pejabat yang berwenang.
1. Investasi dalam saham-saham Program pemeriksaan untuk investasi dalam saham-saham: (c) Catat dan periksa sertifikat-sertifikat saham (d) Konfirmasi sertifikat-sertifikat saham yang disimpan oleh pihak lain (e) Bandingkan harga pasar dari saham-saham itu dengan harga pokoknya (f) Periksa pembelian-pembelian dan penjualan-penjualan saham-saham (g) Verifikasi dividen-dividen yang diperoleh dari saham-saham investasi (h) Susunan laporan keuangan yang dikonsolidasi, jika perusahaan yang diperiksa mempunyai perusahaan-perusahaan anak atau berafiliasi dengan perusahaan perusahaan lain. 2. Investasi dalam obligasi-obligasi Program pemeriksaan untuk investasi dalam obligasi-obligasi: (a) Catat dan periksa obligasi-obligasi (b) Konfirmasi obligasi-obligasi yang disimpan oleh pihak lian (c) Bandingkan harga pasar dengan harga pokok dari obligasi-obligasi investasi (d) Periksa pembelian-pembeliandan penjualan-penjualan obligasi (e) Verifikasi pendapatan dari obligasi (f) Verifikasi bunga obligasi yang masih harus diterima dan amortisasi agio dan disagio pinjaman obligasi. 3. Investasi dalam hipotik Seorang penanam modal dalam hipotik biasanya menyelenggarakan buku-buku sebagai berikut:
(a) Satu atau beberapa perkiraan pengendali dalam buku besar umum (b) Sebuah buku besar pembantu, dimana untuk tiap pinjaman hipotik dicatat nilai minimalnya, pembayaran cicilan-cicilan dan bunga, suku bunga, jaminannya dan lain-lain (c) Perjanjian pinjaman hipotik (d) Promes-promes hipotik (e) Polis-polis asuransi untuk aktiva-aktiva tetap yang dipakai jaminan hipotik (f) Laporan-laporan penilaian (g) Kutipan-kutipan Program-program pemeriksaan untuk investasi-investasi dalam hipotik: (a) Catat dan periksa tiap hipotik (b) Periksa polis-polis asuransi dan laporan-laporan penilaian (c) Periksa bukti pembayaran pajak (d) Konfirmasi saldo dari tiap hipotik (e) Konfirmasi hipotik-hipotik dan promes-promes yang disimpan oleh pihak lain (f) Periksa penerimaan cicilan-cicilan pokok pinjaman dan bunga, periksa pengeluaran-pengeluaran. (g) Verifikasi bunga yang menunggak (h) Konfirmasi dana yang dibukukan
B. Dokumen dan catatan yang umum
Dokumen dan catatan yang berlaku untuk siklus investasi adalah sebagai berikut :
1. Sertifikat saham Suatu formulir yang menunjukkan jumlah lembar saham. Sebagai bukti tentang asersi keberadaan atau keterjadian. 2. Sertifikat obligasi Suatu formulir yang menunjukkan jumlah obligasi yang dimiliki oleh pemegang obligasi. 3. Kontrak obligasi Suatu kontrak yang menyatakan syarat diterbitkannya obligasi oleh sebuah korporasi. 4. Pemberitahuan pialang Suatu dokumen yang menetapkan harga pertukaran dari transaksi investasi dan sebagai sumber utama untuk mencatat transaksi investasi yang memberikan bukti tentang asersi penilaian dan alokasi. 5. Laporan pialang Suatu laporan yang merinci sekuritas yang disimpan oleh pialang, harga pokok, dan nilai pasar wajar pada akhir bulan. 6. Buku harian Jurnal umum untuk mencatat pos-pos akrual dan penyesuaian pasar menurut metode wajar serta laba yang dihasilkan menurut metode akuntansi ekuitas. 7. Buku tambahan investasi Digunakan untuk setiap kelas investasi yang berbeda apabila perusahaan mempunyai portofolio yang terdiri dari banyak investasi yang berlainan.
C. Fungsi dan Pengendalian yang Berkaitan
1. Mengotorisasi transaksi investasi Transaksi investasi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen baik aktivitas pembelian sekuritas maupun penjualan sekuritas. 2. Menerima atau menyerahkan sekuritas a.) Penerimaan/ pengamanan/ penyerahan sekuritas Sekuritas biasanya ditahan oleh seorang pialang yang bertanggung jawab untuk mengamankan sekuritas bersama dengan penerimaan dan penyerahan sekuritas entitas yang bersangkutan. b) Penerimaan laba periodic Cek-cek, dividen, dan bunga segera disetorkan secara utuh apabila sekuritas disimpan ditempat yang aman, maka dividend an pendapatan bunga akan disetorkan langsung kea kun entitas oleh pialang. 3. Mencatat transaksi a) Pencatatan pembelian, penjualan, dan laba Dicatat berdasarkan dokumentasi pendukung yang tepat. Harus ada pemisahan
antara
aktivitas
pencatatan
dan
penyelenggaraan
pengawasan sekuritas. b) Pencatatan penyesuaian pasar dan reklasifikasi perubahan nilai wajar dan situasi yang bersangkutan dengan klasifikasi secara periodic harus dianalisis dan dicatat. 4. Menyelesaikan transaksi a) Penerimaan kas
Prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi yang menetapkan akuntabilitas telah diciptakan untuk penerimaan kas dan untuk transaksi dana dari akun pialang ke rekening giro utama. b) Pengeluaran kas Pengeluaran kas harus mencakup perbandingan pengeluaran dengan pemberitahuan pialang yang mendasari dan pengendalian atas transfer dana kea kun pialang dari rekening giro utama. c) Menilai kinerja dan pelaporan investasi Dilakukan oleh manajemen untuk mendeteksi kinerja investasi yang buruk dan/atau pelaporan yang salah. 2.3 AUDIT INVESTASI
1. Compliance Test Berikut daftar pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) pengendalian intern untuk investasi dalam efek-efek (saham-saham dan obligasi) DAFTAR PERTANYAAN PENGENDALIAN INTERN Efek-efek investasi, sementara dan jangka panjang
Nama Perusahaan: Tanggal Pemeriksaan:
No.
Pertanyaan
1
Apakah semua dokumen investasi ada dibawah pengendalian dari penyimpan?
2
Apakah diadakan perjanjian uang jaminan dengan penyimapanan efek-efek investasi?
3
Apakah dilakukan penyimpanan efekefek investasi yang bebas?
Ya
Tidak
Catatan
Kelemahan Besar Kecil
4
Apakah dokumen-dokumen dalam peti penyimpanan?
investasi
5
Apakah peti oenyimpanan efek-efek investasi itu harus dibuka oleh lebih dari satu orang?
6
Apakah dokumen-dokumen investasi secaraberkala diperiksa dan direkonsilisasi dengan catatan akunting?
7
Apakah penyimpanan efek-efek investasi menguasai catatan akunting?
8
Apakah disimpan efek-efek yang terdaftar atas nama perusahaan langganan?
9
Jika efek-efek yang didaftarkan tidak harus nama perusahaan langganan, apakah endosemen dari efek-efek itu belangko atau atas nama penyimpanan atau orang lain?
10
Apakah efek-efek yang dijaminkan atau yang disimpan untuk pihak lain dicatat dan disimpan terpisah?
11
Apakah untuk tiap efek investasi diselenggarakan akuntingnya terpisah?
12
Apakah pendapatan dari semua investasi dicatat tepat dalam akunting?
Apakah pembelian-pembelian 13 penjualan-penjualan investasi mendapat pengesahan?
dan telah
Apakah risalah rapat dari dewan direksi 14 mengesahkan pembelian efek-efek dari perusahaan lain? Apakah diselenggarakan catatan yang memadai, dimana terdapat kepentingan 15 pengendalian baik dengan pemebelian maupun dengan pengumpulan kepentingan? 16
Apakah dialkukan pengendalian yang tepat terhadap efek-efek yang dihapuskan sampai nol?
17
Apakah semua obligasi asuransi cukup?
Disusun Oleh:
Diperiksa Oleh:
Tanggal:
Tanggal:
B. Subtantive Test Pengujian Substantif Atas Investasi
Audit Investasi Saham dan Obligasi : Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan sebuah aktvitas yang berkaitan
dengan kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lain yang mencakup sertifikat deposito, saham preferen, saham biasa, serta obligasi korporasi dan pemerintah Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Investasi Adalah : 1.
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan investasi 2.
Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang
ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang di audit. 3.
Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit
dan kelengkapan saldo investasi yamg disajikan di neraca 4.
Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan
milik klien 5.
Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di neraca
6.
Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca
Kerangka tujuan pengujian substantif terhadap investasi terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantif terhadap investasi adalah membuktikan bahwa saldo akun investasi sementara dan akun investasi jangka panjang yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun-akun tersebut yang sesungguhnya pada tanggal neraca.
Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang digolongkan kedalam lima kelompok yaitu :
1.
Prosedur Audit Awal
2.
Prosedur Analitik
3.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci
4.
Pengujiaj terhadap Saldo Rinci
5.
Verifikasi terhadap Penyajian dan Pengungkapan
Pertimbangan Perencanaan Audit a.
Materialitas Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat
materialitas bagi solvensi jangka pendek suatu entitas, akan tetapi jarang bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas diluar sector jasa keuangan. Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka panjang dapat bersifat material baik bagi neraca maupun laporan laba rugi tegantung pada entitasnya. b.
Risiko Inheren Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak factor dan volume
transaksi investasi yang umumnya rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan aktiva yang bisa dicuri dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit. Cara spesifik klasifikasi yang tepat atas suatu investasi bisa mengundang kontroversi, mempengaruhi metode penilaian, upaya
mendapatkan laba, dan persyaratan
pengungkapan yang berlaku untuk investasi itu. c.
Risiko Prosedur Analitis Dalam suatu industri, audit atas investasi akan bervariasi cara signifikan
dari
satu
perusahaan
ke
yang
lain.
Karenanya,
prosedur
analitis
dapat
membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, atau dapat membandingkan hasil-hasil actual atas jumlah investasi dan laba investasi dengan yang didokumentasi dari rencana manajemen.
d.
Risiko Pengendalian Pemahaman atas beberapa factor lingkungan pengendalian adalah relevan
bagi audit atas siklus investasi. Masing-masing kategori akivitas pengendalian yang berlaku untuk aktifitas investasi
harus didukung oleh beberapa dokumen dan
catatan yang umum digunakan dalam aktivitas investasi diikuti dengan uraian tentang fungsi investasi serat aktivitas pengendalian tertentu berkenaan dengan masing-masing hal tersebut.
Selain itu, efektifitas pengendalian atas aktivitas
investasi harus dipantau secara ketat oleh auditor internal dan komite audit dari dewan direksi.
Pengujian Substantif Atas Investasi
1. Menentukan Risiko Deteksi Untuk menentukan risiko deteksi bagi asersi siklus investasi, auditor mungkin perlu menggabungkan penilaian risiko inheren dan pengendaliannya atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dengan pertimbangan tambahan yang unik. Kesulitan dalam merancang pengendalian untuk menilai risiko secara memadai berkaitan dengan penggunaan nilai wajar, bila diperlukan, dan klasifikasi yang tepat atas investasi yang seringkali berarti bahwa tingkat risiko ditetapkan untuk asersi penilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan. 2. Merancang Pengujian Substantif Kategori pengujian rincian saldo memuat jumlah kemungkinan pengujian yang terbesar, dan bahwa berbagai pengujian dapat mempermudah pencapaian tingkat risiko deteksi yang rendah akan dapat diterima yang mungkin diperlukan untuk asersi penilaian atau alokasi dan penyajian serta pengungkapan. 3. Prosedur Awal Prosedur pertama yaitu dimana auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien. Kedua, kecocokan antara saldo investasi awal dengan jumlah yang diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya diverifikasi. Kemudian, skedul
semua investasi yang disiapkan klien, atau penambahan dan pelepasan yang terjadi selama periode berjalan, dicek ketepatan matematis dan kesesuaiannya dengan catatan akuntansi yang mendasari. Prosedur terakhir mencakup penentuan bahwa skedul dan buku tambahan investasi telah sesuai dengan saldo akun pengendali buku besar yang berkaitan. Skedul tersebut dapat berfungsi sebagai dasar untuk melakukan pengujian substantive tambahan. 4. Prosedur Analitis Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan di antara akunakun spesifik selama periode berjalan dan perbandingan dengan data tahun sebelumnya,
jumlah
yang
dianggarkan,
dan
ekspektasi
lainnya.
Ketika
melaksanakan prosedur analitis atas laba investasi, penting bagi auditor untuk memahami kebijakan investasi entitas berkenaan dengan proporsi investasi dalam sekuritas pemerintah, obligasi korporasi, dan sekuritas entitas.
Auditor harus
mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi secara terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir. Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian substantif ini terdiri dari vouching ke masing-masing debet dan kredit dalam berbagai akun investasi. Pengetahuan tentang akuntansi yang tepat untuk aktivitas investasi yang mempengaruhi saldo investasi lainnya dapat memberitahu auditor mengenai sumber dari mana debit dan kredit itu dapat divouching. Pemeriksaan yang cermat atas dokumentasi pendukung dapat membrikan bukti yang berhubungan dengan salah satu dari kelima kategori asersi. Pengujian Rincian Salado
Luas dari pengujian terinci atas saldo bergantung dari hasil pengujian pengendalian intern,
pengujian
substantif
atas
transaksi,
dan
prosedur
analitis
untuk
akun
tersebut. Pengujian terinci atas saldo memiliki tujuan untuk menetapkan kebenaran jumlah uang (monetary correctness) dari akun-akun yang berhubungan sehingga dapat dikatakan sebagai pengujian substantif. Pengujian rincian saldo juga dapat membantu dalam menetapkan
kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan sehingga dianggap sebagai pengujian substantif. Sebagai contoh, konfirmasi untuk pengujian atas salah saji adalah pengujian substantif dan penghitungan Kas juga adalah pengujian substantif. Didalam pengujian rincian saldo, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan sehingga diperoleh rincian saldo yang sesuai. Diantaranya adalah sebagai berikut: a. Memeriksa dan Menghitung Sekuritas yang Ada di Tangan
Dalam melaksanakan pengujian ini petugas yang menyimpan sekuritas harus hadir sepanjang perhitungan, suatu tanda terima harus diperoleh dari petugas tersebut ketika sekuritas dikembalikan, dan semua sekuritas harus berada dibawah kendali auditor sampai perhitungan selesai. Dalam memeriksa sekuritas, auditor harus mengamati hal-hal seperti nomor sertifikat pada dokumen, nama pemilik, uraian tentang sekuritas itu, jumlah saham, dan nama penerbitnya. Pengujian substantif ini memberikan bukti tentang asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, serta penyajian dan pengungkapan. b. Mengkonfirmasi Sekuritas yang Disimpan oleh Pihak Lain
Sekuritas yang disimpan oleh pihak luar untuk menjaga keamanannya harus dikonfirmasi. Auditor harus mengendalikan pengiriman melalui pos dan menerima jawaban langsung dari petugas penyimpanan sekuritas. Data yang dikonfirmasi sama dengan data yang harus dicatat apabila auditor mampu memeriksa sekuritas tersebut. Konfirmasi ini memberikan bukti tentang asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, dan kelengkapan. c. Menghitung Kembali Pendapatan Investasi yang Dihasilkan
Laba dari investasi dapat diverifikasi dengan bukti documenter dan dihitung ulang. Auditor dapat secara independen memverifikasi pendapatan dividen dengan merujuk pada tanggal pengumuman, jumlh, dan tanggal pembayaran yang diperlihatkan dalam buku catatan tersebut.
Rekalkulasi saldo pendapatan investasi terutama bersangkutan dengan
asersi penilaian atau alokasi.
Pengujian Rincian Saldo : Estimasi Akuntansi
Ketika mengaudit investasi, auditor harus menerapkan pertimbangan audit yang signifikan berkenaan dengan evaluasi atas klasifikasi investasi yang tepat, dan nilai wajar investasi. a. Klasifikasi Investasi yang Tepat Investasi dikatakan tepat apabila dalam penerapannya enganut
FASB No.115,
Accounting for Certain Investments in Debt and Equity Securities, yang mana klien akan tergantung pada klasifikasi sekuritas oleh entitas sebagai : (1) Sekuritas yang ditahan sampai jatuh tempo, yang dilaporkan pada biaya amortisasi. (2) Sekuritas yang diperdagangkan, yang dilaporkan pada nilai wajar dengan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dimasukkan dalam laba. (3) Sekuritas yang tersedia untuk dijual, yang dilaporkan pada nilai wajar dengan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi tidak termasuk dalam laba serta dilaporkan dalam akun ekuitas terpisah. Ketika mengevaluasi maksud manajemen berkenaan dengan suatu investasi, Auditor harus menentukan apakah aktivitas investasi manajemen mendukung atau bertentangan dengan maksud manajemen yang telah dinyatakan. b. Mengaudit Nilai Wajar Investasi GAAP mengharuskan manajemen untuk menentukan apakah penurunan nilai wajar dibawah dasar biaya yang diamortisasi dari investasi tertentu adalah bersifat tidak sementara yang seringkali melibatkan estimasi hasil dari peristiwa masa depan. Oleh karenanya, auditor harus mengevaluasi apakah manajemen telah mempertimbangkan informasi yang relevan dalam menentukan apakah ada kondisi penurunan nilai yang bersifat tidak sementara. Contoh factor-faktor yang dapat menunjukkan kondisi penurunan nilai yang tidak bersifat sementara yaitu : (1) Nilai wajar secara signifikan berada dibawah harga pokok
(2) Penurunan nilai berasal dari kondisi buruk yang spesifik yang mempengaruhi investasi tertentu (3) Kondisi keuangan penerbit sedang memburuk, dsb.