PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI NGAWI
BAB II MANAJEMEN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum
Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses kegiatan dari seseorang pimpinan yang dilakukan dengan mempergunakan cara – cara pemikiran yang ilmiah maupun praktis untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan melalui kerjasama orang – orang lain dan sumber – sumber lain ( tenaga kerja, dana, waktu dan sumber – sumber sumber lainnya ) dengan cara yang setepat – tepatnya. tepatnya. Secara singkat, dapat diartikan sebagai proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama dengan orang lain. ( Jatmiko , 2016 ) Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas (Agung , dkk , 2002). Rangkaian aktivitas ini dibatasi oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu ( Time), mutu (Quality), harga (Cost ) dan Kesehatan Keselamatan Kerja (Health Safety Enviromental)
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
Dalam rangka pengelolaan sumber daya suatu proyek untuk menghasilkan hasil kerja yang baik, maka diperlukan suatu organisasi kerja yang saling berhubungan dan berjalan sesuai dengan peraturan – peraturan dan tata tertib yang telah ditentukan. Dengan sistem organisasi seperti ini akan menjamin berjalannya pelaksanaan proyek dengan lancar sesuai dengan target waktu dan mutu yang ada. Untuk mencapai tujuan proyek yang diinginkan, diperlukan tahapan – tahapan dalam manajemen proyek yang menurut Nugroho (2016) antara lain : 2.1.1 Tahap Perencanaan ( Planning)
Tahap ini merupakan kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas sebelum melaksanakan tindakan. Diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan sasaran organisasi maupun tujuan suatu kegiatan. Kegiatan dalam tahap perencanaan ini dapat berupa 1. Pemilihan maupun penerapan tujuan dan sasaran proyek yang akan dicapai 2. Penentuan strategi ( metode pelaksanaan proyek ) 3. Kebijakan proyek ( pengambilan keputusan )
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
2.1.4 Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa tujuan dari proyek dapat tercapai sesuai dengan perencanaan. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan pengawasan di lapangan terhadap standar yang menjadi acuan. Manfaat dari pengendalian proyek adalah untuk memperkecil resiko terjadinya penyimpangan terhadap kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu proyek. 2.1.5 Evaluasi ( Evaluating)
Setelah tahap pelaksanaan dan pengawasan maka hasil yang didapatkan bisa segera dievaluasi dengan periode tertentu. Evaluasi dapat berupa laporan mingguan maupun bulanan. Evaluasi harus bisa mencakup semua kekurangan yang terjadi pada setiap tahap pelaksanaan dan solusi yang harus dilakukan. Dalam tahap ini memungkinkan terjadinya revisi – revisi terhadap pelaksanaan proyeek mulai dari gambar kerja hingga kebutuhan tenaga kerja.Oleh karen itu, diharapkan pada fase ini dapat meningkatkan effektifitas dan effisiensi dari kerja proyek itu sendiri. Dari keseluruhan tahap dalam manajemen proyek dapat
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
Ketiga hal tersebut yang akan menjadi pegangan kontraktor dalam melakukan suatu proyek yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada pemilik proyek atau pengguna jasa. Apabila ketiga hal tersebut tidak dapat terlaksana atau tercapai, maka suatu proyek dapat terjadi keterlambatan dan mengalami banyak kendala atau masalah. Hubungan antar ketiga aspek pengelolaan proyek dapt dilihat pada Gambar 2.2.
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
2.2.1. Pemilik Proyek ( Owner)
Pemilik proyek atau Owner merupakan seseorang atau instansi maupun badan hukum yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Kewajiban owner antara lain menyediakan sumber dana dan membiayai keseluruhan proyek. Pada proyek pembangunan tol Solo – Ngawi – Kertosono paket SN2A ini yang berperan sebagai pemilik proyek adalah PT. Solo Ngawi Jaya atau sering disingkat PT. SNJ. Tugas dan wewenang pemilik proyek dalam pelaksanaan proyek konstruksi antara lain : 1.
Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek
2.
Mengadakan kegiatan administrasi proyek
3.
Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek
4.
Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas
5.
Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor pelaksana
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
2.
Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek
3.
Membuat Rencana Kerja dan Syarat – syarat pelaksanaan proyek ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan
4.
Membuat rencana anggaran biaya
5.
Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek ke dalam desain bangunan
6.
Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud
7.
Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi
2.2.3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek ( Owner ) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan selama proses pelaksanaan konstruksi berjalan. Konsultan pengawas dapat berupa perorangan atau badan usaha swasta
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
6. Memeriksa hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontrakor. 7. Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh pemilik proyek dan kontraktor pelaksana. 2.2.4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang dipercaya untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh pemberi tugas melalui prosedur lelang maupun ditunjuk secara langsung. Segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai kontrak ( Rencana Kerja Syarat dan Shop Drawing ) dengan biaya sesuai kontrak yang mereka sepakati. Dalam proyek ini yang bertindak menjadi kontraktor pelaksana adalah PT. Waskita Karya. Adapun tugas dan wewenang kontraktor antara lain: 1. Membuat atau mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat – syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong dan shop drawing. 2. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material dan peralatan
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
– masing pihak dapat menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi overlapping. Adapun hubungan kerja antar unsur organisasi proyek dapat dilihat
pada Gambar 2.3. PT. Solo Ngawi Jaya Owner
Pengguna Jasa Penyedia Jasa PT. Virama Karya Konsultan Perencana PT. Waskita Karya Kontraktor Pelaksana
Keterangan : Garis Pertanggungjawaban
PT. Cipta Strada(KSO) Konsultan Pengawas
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
6.
Pemilik proyek harus mengetahui metode yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.
2.3.2. Hubungan Kerja Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas
Hubungan kerja antara pemilik proyek ( owner ) dengan konsultan pengawas adalah sebagai berikut : 1.
Terdapat hubungan dalam ikatan kontrak kerja.
2.
Konsultan pengawas bertanggung jawab terhadap pemilik proyek dalam hal pengawasan terhadap mutu kerja yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana.
3.
Konsultan pengawas memberikan hasil pengawasan kepada pemilik proyek.
4.
Pemilik proyek mengadakan rapat koordinasi dengan konsultan pengawas terkait dengan masalah hasil kerja yang dilakukan oleh kontraktor
2.3.3. Hubungan Kerja Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas
Hubungan atau koordinasi antara kontraktor pelaksana dengan konsultan pengawas adalah sebagai berikut :
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
2.4. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama yang melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi ini dibuat untuk menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing – masing unit kerja.Dalam penerapannya, tentu saja antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya memiliki sistem organisasi yang berbeda, tergantung bagaimana pemilihan struktur organisasi yang cocok dan dianggap efisien. Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi sebagai suatu sistem yang mengatur segala kegiatan yang dilakukan. Dalam pelaksanaannya, menentukan sistem organisasi yang pas untuk diterapkan pada suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah karena dibutuhkan pengamatan dan waktu dalam memilih sistem organisasi yang tepat dan sesuai. Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis masuk ke dalam PT. Waskita karya yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana. Oleh karena itu, dalam pembahasan struktur organisasi proyek akan difokuskan pada sturktur organisasi
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
mengelola proyek berdasarkan dokumen kontrak, dokumen spek, dan Rencana Anggaaran Biaya (RAB) serta harus mampu mengkoordinir seluruh kegiatan bawahannya sehingga dapat dipastikan pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan dapat berjalan sesuai dengan program kerja yang direncanakan. Pekerjaan apabila terjadi keterlambatan dalam proses pengerjaannya, maka kepala proyek yang berhak dan bertanggung jawab memutuskan solusi yang diambil untuk melanjutkan pekerjaan agar proyek yang berjalan sesuai dengan rencana awal. Adapun tugas dan wewenang seorang Project manager antara lain : a. Membuat perencanaan proyek. b. Mengadakan pra construction meeting ( Rapat Pra Pelaksanaan ). c. Memberikan persetujuan gambar. d. Bertanggungjawab dalam berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek secara menyeluruh.
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
e.
Memberikan peringatan bagi yang tidak mematuhi K3L.
f.
Melakukan inspeksi guna mengecek mutu pekerjaan apakah sudah sesuai dengan dokumen spek.
g.
Melakukan uji tes di lapangan sebelum melakukan pekerjaan di lapangan.
h.
Membuat laporan akhir K3LMP.
3. Seksi Teknik dan Administrasi Kontrak
Seksi teknik bertanggung jawab pada desain teknis, standar, dan gambar kerja sertan membuat metode kerja yang dianggap paling efektif dan menguntungkan proyek. Dalan pelaksanaan proyek seksi teknik meliputi drafter, administrasi proyek, serta suveyor. Sedangkan seksi administraasi kontrak adalah unit kerja dalam proyek yang bertanggung jawab mengenai dokumen kontrak, laporan progress realisasi proyek, menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja dalam proyek, serta melakukan kontrak dengan sub kontraktor dalam
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
e. Membuat laporan progress pekerjaan harian yang telah dilakukan oleh kontraktor. f. Melakukan pengukuran dan persiapan lahan. g. Berkoordinasi dengan pelaksana terkait masalah – masalah yang terjadi di lapangan yang tidak sesuai dengan gambar rencana. h. Menghitung volume setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti volume pekerjaan beton, volume pekerjaan besi tulangan, volume pekerjaan galian timbuan tanah, dan sebagainya. 4. Seksi Logistik
Seksi logistik adalah bagian yang bertugas mengurusi dan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran barang – barang atau material yang diperlukan proyek dan memeriksa apakah persediaan barang – barang atau material tersebut masih cukup atau tidak sehingga dapat diperhitungkan jadwal untuk pengadaan material proyek. Tugas dan wewenang seksi logistik antara lain adalah :
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Waskita Karya Selaku Kontraktor Pelaksana
(Sumber : Dokumen Struktur Organisasi PT. Waskita Karya,2016) Aryo Bimantoro
21010113120115
|
BAB II Manajemen Proyek
24
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
2.4.2. Konsultan Pengawas
Dalam menjalankan tugasnya dalam pengawasan proyek, suatu konsultan pengawas memiliki bagian – bagian penting untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan tugasnya. Tiap bagian tersebut sudah tentu mempunyai job description masing – masing. Dalam Struktur ini diharapkan tidak terjadi tumpang
tindih antara tugas dan tanggung jawab dari masing - masing unit kerja. Pada proyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Ngawi – Kertosono SN2A ini, yang bertindak untuk melakukan pengawasan proyek baik dari segi geoteknik, struktur, maupun perkerasan jalan tol adalah PT. Cipta Strada KSO PT. Hasfarm Dian dan PT. Adhy Duta Prima. Adapun susunan organisasi konsultan pengawas dalam hal ini PT. Cipta Strada dapat dilihat pada Gambar 2.5. 2.4.3. Pemilik Proyek ( Owner)
Dalam proyek pembangunan jalan tol Solo – Ngawi – Kertosono ini yang bertindak sebagai pemilik proyek atau pengguna jasa adalah PT. Solo Ngawi Jaya.
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433 JALAN TOL SOLO – KERTOSONO (SEKSI 2A) RUAS MANTINGAN – NGAWI
Gambar 2.5. Struktur Organisasi PT. Cipta Strada Selaku Konsultan Pengawas (Sumber : Dokumen Struktur Organisasi PT. Cipta Strada KSO PT Adhy Duta Prima,2016)
Aryo Bimantoro
21010113120115
|
BAB II Manajemen Proyek
26