BAB 3 TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK 3.1
MANEJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah suatu rangkaian kegiatan konstruksi yang
dikelola secara sistematis pada suatu proyek untuk menghasilkan mutu, biaya dan waktu yang sesuai rencana agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen proyek memiliki fungsi untuk merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek merupakan penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, waktu, serta k eselamatan kerja. kerja. Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Rangkaian aktivitas ini dibatasi oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (time ( time), ), mutu (quality (quality ) dan harga (cost (cost ). ). Sebuah proyek diawali oleh adanya prakarsa atau gagasan ide dari pihak Pengguna Jasa Konstruksi (Owner) ( Owner) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan direalisasikan menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional. Untuk mencapai terciptanya manajemen proyek yang baik, diperlukan adanya sumber daya (resources) (resources) yang saling mendukung, terutama sumber daya manusia (man ( man power resources) resources ) yang menjadi kunci dalam menentukan terciptanya sistem manajemen proyek yang benar-benar dapat terlaksana dengan baik. Fungsi dari perencanaan proyek secara mendasar adalah merencanakan, mengatur, menyediakan staff , mengarahkan, melakukan koordinasi, dan melakukan pengontrolan demi mencapai target dengan optimal dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Manajemen pengelolaan proyek mempunyai fungsi-fungsi dasar sebagai berikut : 1.
Penetapan Tujuan (Goal setting ) Penetapan tujuan adalah tahapan yang harus terlebih dahulu yaitu menetapkan tujuan utama yang akan dicapai. Dalam menetapkan tujuan
15
utama itu harus diingat beberapa hal yaitu tujuan yang ditetapkan harus realitis, spesifik, terukur, dan terbatas waktu. 2.
Perencanaan (Planning ) Perencanaan merupakan tindakan proses manajemen yang sangat penting karena mengandung berita, asumsi maupun fakta kegiatan yang memerlukan logika pemikiran untuk direalisasikan pada waktu yang akan datang. Bentuk tindakan tersebut antara lain : a. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha. b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan jangka pendek. c. Menetapkan strategi dan prosedur operasi. d. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
3.
Pengorganisasian (Organizing ) Pengorganisasian
merupakan
tindakan-tindakan
dengan
tujuan
mempersatukan kegiatan dengan pengaturan peranan masing-masing anggota dari organisasi yang memiliki rincian kerja dan tanggung jawab untuk tercapai tujuan bersama. 4.
Pengisian Staf (Staffing ) Pengisian
staf
adalah
pengerahan,
penempatan,
pelatihan
dan
pengembangan tenaga kerja dengan tujuan dihasilkan kondisi personil yang tepat (right people), tepat posisi (right position) dan waktu yang tepat (right time). 5.
Pengarahan (Directing ) Pengarahan adalah sebagai kegiatan mobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki agar dapat bergerak secara satu kesatuan sesuai rencana yang telah dibuat, termasuk didalamnya melakukan motivasi dan koordinasi terhadap seluruh stafnya.
6.
Pelaksanaan ( Actuating ) Pelaksanaan merupakan memanfaatkan sumber daya yang ada sesuai perencanaan dan melalui kerja sama seluruh anggota organisasi hingga tercapainya efisiensi pekerjaan dan tujuan bersama.
7.
Pengawasan (Supervising ) Pengawasan adalah sebagai interaksi langsung antara individu-individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini berlangsung secara continue dari waktu ke waktu guna mendapatkan
16
keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 8.
Pengendalian (Controlling ) Pengendalian merupakan tindakan memonitor, memantau dengan cara mengukur kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi).
9.
Koordinasi (Coordinating ) Koordinasi
adalah
spesifikasi
pekerjaan,
membandingkan
realisasi
dengan rencana, pengambilan langkah-langkah yang diperlukan, dan jika perlu diadakan perencanaan ulang (Replanning ).
3.2
PERENCANAAN PROYEK Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakan dasar tujuan
dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Adapun sasaran perencanaan yang harus direncanakan diantaranya adalah perencanaan biaya, perencanaan mutu, perencanaan waktu, dan perencanaan keamanan kerja. Pada tahap perencanaan ini, hal yang harus lebih diperhatikan yaitu perencanaan waktu pelaksanaan proyek. Dalam proyek pembangunan Southgate, rencana waktu kerja atau time schedule menggunakan kurva S sebagai alat kontrol untuk mengetahui tingkat prestasi kerja. Pada time schedule dilengkapi dengan kurva S yang dibuat dari hasil kumulatif presentase bobot pekerjaan yang menunjukan idealnya urutan pekerjaan. Kurva S berbentuk grafik yang menyatakan hubungan waktu sebagai absis dengan bobot kumulatif pekerjaan dalam persen sebagai koordinatnya. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap meliputi : a. Menentukan tujuan Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan. b. Menentukan sasaran Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya. c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan
17
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. d. Memilih alternatif Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling
sesuai
untuk
suatu
kegiatan
yang
hendak
dilakukan
memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak. e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.
3.3
ORGANISASI PROYEK Dalam sebuah proyek konstruksi, ada 3 unsur penting agar proyek bisa
berjalan dengan baik, yaitu Owner , konsultan, dan kontraktor. Pada proyek pembangunan Southgate, beberapa pihak yang saling terkait dan saling berhubungan tersebut dijelaskan dalam gambar dibawah :
18
Keterangan : : Garis Instruksi : Garis Koordinasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Kerja Pihak-Pihak yang Terkait dalam Proyek Sumber : PT. Tatamulia Nusantara Indah, 2018
3.3.1
Pemilik Proyek (Owner ) Pemilik proyek disebut juga pemberi tugas adalah seseorang atau
instansi baik pemerintah maupun swasta yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Pemilik proyek pembangunan Southgate adalah PT.Duta Semesta Mas (Sinarmasland). Untuk merealisasikan proyek, pemilik proyek mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai segala aspek guna menunjang
19
berlangsungnya pembangunan proyek. Berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan. A.
Tugas dari pemilik proyek 1.
Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
2. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang t elah ditetapkan. 3.
Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur.
4.
Mengadakan
kegiatan
administrasi
proyek,
termasuk
dalam
hal
perizinan, persyaratan dan hal-hal lain yang terkait dalam pelaksanaan pembangunan proyek.
B.
5.
Memberikan tugas kepada kontraktor atau pelaksana pekerjaan proyek.
6.
Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
Wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut : 1.
Membuat surat perintah kerja (SPK)
2.
Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
3.
Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.
4.
Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
3.3.2
Konsultan Manajemen Konstruksi Konsultan manajemen konstruksi merupakan lembaga yang bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan, koordinasi dan pengarahan pelaksanaan dalam perencanaan maupun di lapangan. Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, umumnya owner akan menunjuk badan atau perseorangan sebagai konsultan pengawas proyek agar segala pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dan mutu pekerjaannya dapat tercapai secara maksimal. Pada proyek pembangunan Southgate, konsultan manajemen konstruksi adalah PT. Wiratman Cipta Manggala.
20
A.
Tugas dari manajemen konstruksi 1.
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan seperti halnya kontraktor, konsultan manajemen konstruksi juga membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan.
2.
Mengawasi kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.
3.
Membuat dan memeriksa laporan perkembangan kemajuan dan hasil pekerjaan kontraktor.
4.
Memeriksa gambar pelaksanaan (shop drawing ) dan as built drawing.
5.
Mengarahkan dan mengendalikan seluruh pekerjaan dan sumber daya untuk mencapai keberhasilan dalam aspek mutu, biaya, waktu dan keselamatan dalam pekerjaan.
6.
Melaporkan jika ada kekurangan yang terjadi pada proyek kepada pihak owner.
B.
Wewenang konsultan Manajemen Konstruksi 1.
Mengadakan rapat koordinasi antara pihak owner, konsultan dan kontraktor untuk mendapatkan keputusan bersama terkait dengan proyek.
2. Memeriksa dan mengesahkan gambar yang akan dijadikan panduan oleh kontaktor pelaksana. 3.
Memberikan masukan kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal yang tidak
sesuai
dengan
perencanaan,
sehingga
sesuai
dengan
perencanaan awal.
3.3.3
Konsultan Perencana Konsultan perencana merupakan suatu tim ahli dari berbagai disiplin ilmu,
diantaranya teknik sipil, arsitektur, listrik, geologi dan lain sebagainya. Konsultan perencana ini mempunyai tugas mewujudkan rencana dan keinginan pemilik proyek dalam bentuk perencanaan struktur, arsitektur, maupun mekanikal dan elektrikal. Secara umum tugas konsultan perencana adalah membuat sketsa, gagasan yang memberikan gambaran pekerjaan yang meliputi pembagian ruang, rencana
pelaksanaan,
program
kerja,
rencana
kegiatan
dan
pelaporan,
pelaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku dan lain-lain dan membantu pimpinan proyek untuk melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan,
21
dokumen perencana, dokumen lelang, dokumen pelaksanaan dan memberi penjelasan
pekerjaan
pada
waktu
pelelangan
serta
terhadap
persoalan
perancangan yang timbul selama proses konstruksi berlangsung. Konsultan perencana juga bertanggung jawab secara konstruktual kepada pimpinan proyek atas
hasil
hitungan
perencanaan
yang
dikerjakannya.
Pada
proyek
pembangunan Southgate, konsultan perencana adalah PT. Stadin (Struktur), PT. Airmas Asri (Arsitek), PT. Metakom Pranata (M/E/P).
3.3.4
Kontraktor Utama Kontraktor utama adalah pihak yang telah diterima penawarannya (telah
memenangkan tender) dan telah menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dengan pemilik proyek (owner ) sehubungan dengan pelaksanaan proyek. Sehingga kontraktor pelaksana bertanggung jawab secara langsung pada owner . Pada proyek pembangunan Southgate, kontraktor pelaksananya adalah PT. Tatamulia Nusantara Indah. A.
Tugas dari kontraktor pelaksana : 1. Menyiapkan sumber daya manusia (tenaga kerja), material, perlengkapan (peralatan), dan jasa yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi, dengan memperhatikan
biaya
pelaksanaan,
waktu
pelaksanaan,
kualitas
pekerjaan, dan keamanan pekerjaan. 2. Membuat gambar kerja / shop drawing sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. 3. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan ( progress), baik itu dalam bentuk laporan harian, mingguan ataupun bulanan. 4.
Membuat rencana kerja / time schedule yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
5.
Menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
6.
Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja.
7.
Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui sebelumnya.
22
Struktur organisasi PT. Tatamulia Nusantara Indah dalam proyek pembangunan Southgate hingga tanggal 30 Maret 2018 dapat digambarkan seperti bagan sebagai berikut : (dilampirkan)
3.4
MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK Manajemen pelaksanaan proyek pada umumnya akan meliputi mutu fisik
konstruksi, biaya dan waktu, manajemen material serta manajemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen konstruksi proyek, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan kecil dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek. Adapun fungsi dari manajemen pelaksanaan proyek, sebagai berikut : 1. Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. 2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti
serta
mengatasi
kendala
terjadinya
keterbatasan
waktu
pelaksanaan. 3. Memantau kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan. 4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah – masalah yang terjadi di lapangan. 5. Fungsi
manajerial
dari manajemen
merupakan
sebuah
sistem
informasi yang baik dan dapat digunakan untuk menganalisis pekerjaan di lapangan.
3.4.1
Laporan Kemajuan Proyek Pelaksanaan proyek diperlukan adanya pengelolaan yang baik dan
terarah walaupun suatu proyek tentu memiliki keterbatasan namun diusahakan seminimal mungkin sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Biaya, mutu, waktu, kesehatan, keselamatan kerja, sumber daya, lingkungan, risiko, dan sistem informasi merupakan hal-hal yang perlu dikelola dalam manajemen proyek sedangkan dalam manajemen pelaksanaan proyek di lapangan ini membahas tentang kemajuan proyek konstruksi yang dapat dilihat melalui
23
laporan baik harian, mingguan, ataupun bulanan. Sistem pelaporan pada proyek pembangunan Southgate diantara lain, sebagai berikut: a.
Laporan Harian Laporan harian ini berisikan monitoring pekerjaan yang disusun oleh pihak
pelaksana proyek dengan cara pemetaan gambar dan tertulis dalam waktu satu hari. Laporan dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan hal-hal yang telah dikerjakan apakah sesuai dengan rencana atau tidak, mengontrol peningkatan pelaksanaan proyek, dan mendapatkan gambaran seberapa jauh hasil pekerjaan yang telah dicapai dalam masa satu hari. Hal-hal yang dilaporkan berisikan mengenai antara lain :
b.
1.
Pekerjaan yang dilaksanakan
2.
Daftar peralatan dan material yang tersedia dan yang digunakan.
3.
Waktu kerja.
4.
Jumlah tenaga kerja.
5.
Kejadian khusus lain yang terjadi di lokasi proyek.
Laporan Mingguan Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian selama 7 hari yang
disusun secara tertulis untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan pekerjaan proyek
di
lapangan.
Laporan
mingguan
yang
dilaksanakan
di
proyek
pembangunan Southgate antara konsultan manejemet konstruksi (PT. Wiratman Cipta Manggala) dan pihak kontraktor (PT. Tatamulia Nusantara Indah) berisi hal-hal berikut, yaitu : 1.
Jenis pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
2.
Volume dan persentase kerja selama seminggu.
3.
Progress dalam jangka satu minggu dan persentasi akumulasi pekerjaan yang telah diselesaikan hingga minggu tersebut.
c.
Laporan Bulanan Hasil dari monitoring harian yang telah disusun menjadi laporan mingguan
selanjutnya disusun menjadi laporan bulanan yang menunjukkan tingkat peningkatan pekerjaan dalam kurun waktu satu bulan. Laporan bulanan dibuat dengan maksud agar pemilik proyek dapat mengontrol penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu bulan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui dalam tender proyek. Isi laporan bulanan mencakup hal-hal, sebagai berikut :
24
1.
Rangkuman
pekerjaan
selama
satu bulan
dan perbandingannya
terhadap rencana yang telah ditetapkan. 2.
Progress pelaksanaan dalam kurun waktu satu bulan disesuaikan dengan s curve rencana ( planning and actual ).
3.
Status gambar yang telah selesai dibuat (drawing status).
4.
Penjelasan
atas
ketidaksesuaian
usaha agar
yang
realisasi
dilakukan tercapai
untuk
sesuai
mengurangi
dengan
yang
direncanakan, temasuk penjelasan upaya antisipasi dan perbaikan. 5.
Kondisi cuaca harian dalam satu bulan.
6.
Foto – foto dokumentasi bangunan yang dilihat dari berbagai sisi ( photo progress) sebagai tolak ukur kemajuan.
7.
3.4.2
Rencana kerja untuk bulan selanjutnya.
Pelaksanaan Disipilin Kerja Kedisiplinan dalam kerja sangatlah penting khususnya agar staf PT .
Tatamulia Nusantara Indah dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan proyek yang sedang dikerjakan dapat terselesaikan tepat waktu. Maka itu dianggap perlu untuk dikeluarkannya suatu tata tertib karyawan dalam perusahaan, diantaranya : a.
Waktu Kerja Jam kerja dalam proyek pembangunan Southgate untuk staff pegawai dapat
dilihat di bawah ini, sebagai berikut :
25
Tabel 3.1 Jadwal Masuk Harian PT. Tatamulia Nusantara Indah Hari
Senin – Kamis dan Sabtu
Jam
Keterangan
08.00 WIB
Jam Masuk
12.00 – 13.00 WIB
Jam Istirahat
17.00 WIB
Jam Pulang
21.00 – 07.00 WIB
Jam Lembur
08.00 WIB
Jam Masuk
11.30 – 13.30 WIB
Jam Istirahat
17.00 WIB
Jam Pulang
21.00 – 07.00 WIB
Jam Lembur
08.00 – Selesai
Sesuai Jadwal Piket
Jumat
Minggu
b.
Tidak Masuk Kerja Bagi karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit, harus ada bukti surat
keterangan dari dokter. Bila tidak ada, maka akan dianggap alfa dan dikenakan surat teguran dari perusahaan. c.
Hak Cuti Bagi Karyawan Bagi karyawan PT. Tatamulia Nusantara Indah, hak cuti yang diterima
adalah 12 hari per tahun dan hari libur nasional tidak dipotong cuti kecuali Lebaran Idul Fitri (akan dipotong cuti bersama). d.
Hambatan Pada suatu pelaksanaan proyek pembangunan konstruksi tidak mungkin
akan selalu berjalan mulus tanpa adanya masalah ataupun hambatan, tentu hambatan
tidak
dipungkiri
akan
ditemukan
seiring
dengan
berjalannya
pembangunan hingga akan berakibat akan mengurangi keefektifan waktu kerja. Sebagian besar masalah yang timbul dapat disebabkan oleh faktor alam, seperti cuaca yang kurang mendukung ataupun bencana alam. Namun disamping itu hambatan dapat timbul dari faktor teknis seperti kerusakan alat saat pengecoran, penyediaan material bekisting yang kurang memadai, kesalahan pada saat
26
pelaksanaan dan ketidaksesuaian material dengan yang diinginkan. Semua hambatan yang terjadi dalam masa pelaksanaan pembangunan Southgate menjadi tanggung jawab bagi kontraktor utama yaitu PT. Tatamulia Nusantara Indah.
3.5
PENGENDALIAN PROYEK Pengendalian bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan dapat terlaksana
dengan baik sesuai rencana yang telah ditetapkan, sehingga sasaran proyek dapat dicapai tepat mutu, dalam batas biaya dan waktu yang telah ditetapkan, maka pengendalian hasil perencanaan dijadikan acuan dari ketiga indikator keberhasilan dalam aspek pengendalian. Tujuan yang ingin dicapai dari pengendalian proyek ini, sebagai berikut : 1. Mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan meningkatkan efisiensi pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran proyek (pengendalian biaya). 2. Memperoleh kualitas bangunan yang sesuai dengan perencanaan (pengendalian mutu) 3. Waktu pelaksanaan sesuai dengan time schedule sehingga pihak owner maupun pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya keterlambatan (pengendalian waktu).
3.5.1
Pengendalian Mutu
Pelaksanaan suatu proyek, mutlak dibutuhkan suatu pengendalian mutu pekerjaan dan bahan, agar proyek yang sedang dikerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan. Suatu proyek konstruksi harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya. Pengujian
bahan-bahan
yang
dilakukan
pada
proyek
pembangunan
Southgate yaitu meliputi pengendalian mutu, diantaranya sebagai berikut : 1.
Mutu Beton Proyek konstruksi, penggunaan beton sebagai bahan material struktur
merupakan alternatif yang paling banyak digunakan. Untuk itu, pengendalian terhadap mutu beton mutlak perlu dilakukan dalam proyek konstruksi agar sesuai
27
dengan spesifikasi yang ditentukan. Mutu beton yang digunakan dalam pengecoran proyek Southgate, sebagai berikut : Tabel 3.1 Mutu Fc’ Beton dalam Proyek Southgate
No 1
Nama Lantai Basement 3
Struktur
2
Basement 2 dan Basement 1
3
Ground Floor sampai Lantai 3A
4
Lantai 3A Mezz sampai Lantai 7
Pile Cap Tie Beam Raft Foundation Kolom Shear wall Retaining wall Kolom Pelat lantai Balok Shear wall Retaining wall Kolom Pelat lantai Balok Shear wall Kolom Pelat lantai Balok Shear wall
Fc’ Beton
35 MPa 35 MPa 35 MPa (INT) 50 MPa 50 MPa 45 MPa (INT) 50 MPa 40 MPa 40 MPa 50 MPa 45 MPa (INT) 45 MPa 40 MPa 40 MPa 45 MPa 45 MPa 40 MPa 40 MPa 45 MPa
Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah
Pengecekan
terhadap
mutu
beton
dilakukan
melalui
beberapa
cara
pengendalian. Adapun pengendalian yang dilakukan pada proyek pembangunan Southgate yaitu : a. Slump Test Pengujian slump test bertujuan untuk mengukur angka kemerosotan campuran beton. Hal ini dilakukan untuk menjamin agar nilai faktor air semen tetap sesuai rencana. Syarat uji slump untuk beton normal adalah 12±2 dan 16±2 untuk beton dengan campuran integral water proofing . Setelah diukur dan nilai slump memenuhi persyaratan, kemudian dibuat sampel benda uji silinder beton.
28
Gambar 3.1 Slump Test Sumber: Dokumen Pribadi
b. Crushing Test Test kuat tekan dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton pada umur tertentu dan untuk mengetahui apakah campuran beton yang ada telah sesuai atau tidak dengan karakteristik dan mutu dari perencanaan awal. Pada proyek pembangunan Southgate, uji tekan dilakukan di laboratorium beton PT. Mixindo Abadi Karya, Tangerang Selatan. Pengujian dilakukan untuk percobaan kekuatan selama 7 hari, 14 hari dan khusus untuk 28 hari dilakukan di laboratorium supplier .
Gambar 3.2 Crushing Test Sumber: Dokumen Pribadi
2.
Mutu Baja Tulangan Semua bahan dan konstruksi harus memenuhi standar yang umum
dipakai di Indonesia yaitu SNI 03-1728-2013 (tata cara perencanaan struktur 29
baja
untuk
bangunan
gedung).
Pada
proyek
pembangunan
Southgate
menggunakan mutu baja tulangan sebagai berikut : Tabel 3.2 Mutu Tulangan Baja Tulangan Baja Tulangan
Mutu Baja (fy)
Pondasi Raft
400 Mpa
Lt.B3 sampai Lt B1
400 Mpa
Lt.1 sampai Lt.atap
400 Mpa
Sengkang
400 Mpa & 500 MPa
Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah
3.5.4
Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pengendalian waktu pada suatu proyek pada umumnya dilkukan dengan
sistem penjadwalan dengan pembuatan time schedule yang merupakan sistem pengendalian waktu dengan menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan. Progress fisik proyek juga dilihat dari laporan harian, mingguan, dan bulanan. Pada time schedule terdapat S curve, kemajuan proyek dapat dilihat dari presentase pekerjaan yang dicapai harian, mingguan, maupun bulanan. 1. Laporan harian adalah laporan pekerjaan yang dilakukan setiap harinya. 2. Laporan mingguan adalah laporan laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian, yang setiap minggu didapat dari persentase kemajuan proyek mingguan. 3. Laporan bulanan adalah laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian dan mingguan, yang setiap akhir bulan didapat persentase kemajuan proyek bulanan. Sebelum melakukan suatu pekerjaan di lapangan, pihak kontraktor harus membuat rencana kerja (time schedule) sebagai pelaksanaan fungsi manajemen untuk merikan gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Rencana kerja harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan manajemen. Setelah itu baru rencana kerja disahkan oleh pemilik proyek ( owner ).
30
3.6
KENDALA DI LAPANGAN DAN SOLUSI MANAJEMEN PROYEK Tidak akan pernah ada suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang selalu
berjalan mulus tanpa adanya hambatan apapun. Tentu akan dijumpai beberapa permasalahan yang akan menghambat pelaksanaan dan mengurangi waktu kerja efektif. Seluruh masalah yang muncul pada saat pelaksanaan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana yaitu PT. Tatamulia Nusantara Indah. Pada bagian ini akan dibahas pula mengenai upaya penyelesaian masalah yang terjadi dalam proyek pembangunan Southgate selama masa kerja praktek di pihak kontraktor sehubungan dengan manajemen proyek. Kendala dan solusi selama masa kerja praktek di PT. Tatamulia Nusantara Indah di lapangan, sebagai berikut : 1. Kendala di Lapangan a.
Material bekisting tidak mencukupi Material yang menghambat pekerjaan plat dan balok selama kerja
praktek di proyek Southgate adalah bekisting. Permasalahan bekisting yang terjadi akibat kurangnya bekisting karena kebutuhan di lapangan lebih besar dibandingkan dengan material bekisting yang ada di gudang.
Gambar 3.3 Bekisting yang tidak mencukupi saat pelaksanaan Sumber : Dokumen Pribadi
b.
Ketidaksesuaian material yang diinginkan Salah satu material yang digunakan untuk finishing adalah hebel.
Hebel yang dipesan dari supplier terdekat terkadang mengalami kendala ketika digunakan di lapangan. Ketidaksesuaian keinginan material yang dipesan membuat material ini dikembalikan dan mengakibatkan keterlambatan dalam pengerjaan finishing . 31
Gambar 3.4 Ketidaksesuaian material yang diinginkan Sumber: Dokumen Pribadi
2. Solusi di Lapangan a.
Menyediakan persedian material bekisting yang banyak dan gunakan bekisting lama untuk tipe bangunan yang typical sehingga bekisting tidak dipindah-pindah dan diubah dimensinya.
b.
Sebelum material datang, perwakilan proyek (staff divisi gudang) datang ke supplier dan menyortir material yang dipesan.
32