Asam lemak adalah bagian dari molekul lemak. Ini dapat berfungsi sebagai zat penyusun lemak tubuh atau dapat juga digunakan tubuh untuk menghasilkan energi. Asam lemak atau lemak di dalam tubuh selain berasal dari lemak/minyak yang dikonsumsi, juga dapat berupa hasil sitensis tubuh dari karbohidrat atau protein. Sesungguhnya tubuh tidak memerlukan konsumsi lemak, karena dapat disintesis dari karbohidrat maupun protein. Namun terdapat beberapa asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, sehingga harus disuplai dari makanan dan asam lemak esensial. Metabolisme dan Fungsi
Istilah asam lemak esensial pada awalnya digunakan untuk asam-asam lemak yang memberikan gejala sakit pada tikus yang diberi ransum bebas lemak tetapi cukup mengandung zat-zat gizi yang lain. Asam linoleat (18:2 omega 6), linoleat (18:3, omega 3) dan arahidonat (20:4 omega 6), merupakan asam-asam lemak yang pertama kali k ali ditemukan bersifat esensial dan sampai sekarang digolongkan sebagai asam lemak esensial utama. Asam lemak tersebut tergolong sebagai asam lemak tidak jenuh. Sedikitnya ada dua fungsi asam lemak esensisal bagi tubuh yaitu : (1) sebagai komponen semua tubuh dan menentukan sifat-sifat biokimia dan (2) sebagai prekursor prostaglandin suatu senyawa biologis yang aktif. Masing-masing asam lemak esensial mempunyai fungsi yang berbeda, demikian pula prostaglandin mempunyai fungsi tersendiri. Linoleat dan arahidonat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan fungsi kulit yang normal, sedangkan prostaglandin yang diproduksi arahidonat diperlukan untuk berfungsinya ginjal, koagulasi darah, kesuburan dan kehamilan. Sumber dalam Makanan
Bahan pangan yang banyak mengandung asam lemak esensial terutama adalah kacang-kacangan dan biji-bijian, misalnya kacang kedelai, kacang tanah, minyak jagung, minyak biji, bunga matahari, minyak biji kapas, algae, ikan (terutama ikan laut) dan kerang-kerangan. Karena asam lemak esensial merupakan asam lemak yang mudah rusak maka pengolahan makanan perlu dilakukan secara hati-hati h ati-hati agar manfaat lemak esensialnya masih dapat diperoleh. Misalnya penggunaan suhu pemasakan yang tidak terlalu tinggi atau waktu pemasakan yang tidak terlalu lama serta meng hindarkan terlalu banyak kontak dengan udara dan cahaya matahari. Penggunaan minyak (jagung, kedelai, bunga matahari, dan biji kapas) sebagai minyak goreng, tidak terlalu menguntungkan karena asam lemak esensialnya dapat rusak pada suhu penggorengan, dan selain itu minyak yang terbawa dalam makanan yang digoreng juga tidak terlalu banyak. Sebaliknya minyak-minyak tersebut digunakan dalam tumis sayuran atau
dicampurkan dalam sayuran (selada), agar jumlah yang terkomsumsi cukup banyak dan dalam keadaan baik. Defisiensi dan Kebutuhan
Suplai asam lemak esensial (melalui konsumsi makanan) yang tidak cukup dapat membawa akibat yang kurang baik seperti : (1) pertumbuhan terhambat, (2) kulit ruam, (3) meningkatnya kehilangan air melalui kulit, (4) menurunkan efesiensi penggunaan zat-zat gizi, (5) penimbunan lemak dalam hati, (6) penurunannya produksi prostaglandin (dengan akibat yang timbul karena defesiensi prostaglandin) dan (7) terganggunya metabolisme lipoprotein. Suatu penelitian menunjukkan bahwa defesiensi protein dan atau asam lemak esensial dapat mempengaruhi secara negatif aktivitas reproduksi, pertumbuhan yang normal, serta fungsi otak dan hati. Data mutakhir menunjukkan bahwa asam lemak arahidonat dan dokosaheksaenoat diperlukan untuk perkembangan yang normal sistim syaraf pusat. Energi bagi tubuh dapat disuplai baik oleh karbohidrat (pati, gula), lamak maupun protein. Kebutuhan tubuh manusia akan energi bervariasi menurut umur, jenis kelamin dan jenis pekerjaan (aktivitas tubuh). Bagi orang dewasa di Indonesia kebutuhan tersebut rata-rata sekitar 2100 kilokalori. FAO (Food and Agriculture Organization) menganjurkan agar asam lemak esensial dikonsumsi sedikitnya sebanyak 3% dari total energi yang dikonsumsi, baik untuk anak maupun orang dewasa. Selama masa kehamilan dan menyusui, FAO merekomondasikan masing-masing sebanyak 4,5 dan 5-7% dari total energi yang dikonsumsi. Asam lemak esensial termasuk sejumlah kecil asam lemak esensial berantai panjang, terdapat 8% dari jumlah energi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI). Karena itu idealnya susu pengganti ibu harus mengandung asam lemak esensisal sebanyak yang terdapat dalam ASI. Aspek Gizi Lain
Kadar kolesterol yang tinggi dalam plasma darah cenderung menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner. Karena itu pencegahan timbulnya penyakit ini salah satunya adalah dengan menurunkan kadar kolesterol dalam plasma. Asam lemak esensial sebagai asam lemak tidak jenuh dapat berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol plasma tersebut, dengan cara meningkatkan degradasi kolesterol oleh jaringan jaringan tubuh. Data mutakhir menunjukkan bahwa asam lemak omega 4 yang berasal dari ikan dan hasil laut lainnya dapat berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah. Karena itu orang sekarang berlomba untuk meningkatkan konsumsi ikan dan hasil laut dalam rangka pencegahan timbulnya penyakit jantung koroner. Sumber : Pelita, Minggu, 4 Nopember 1990
Ref: http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_aspekgiziale.php
Fungsi Asam Lemak Esensial Bagi Kesehatan Asam lemak atau biasa disebut sebagai lemak terbagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Pada asam lemak tak jenuh, dalam struktur molekulnya ada ikatan rangkap, sedangkan pada asam lemak jenuh tidak ada. Asam lemak tak jenuh sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu asam lemak esensial dan asam lemak non-esensial. Asam lemak esensial adalah asam lemak yang mutlak diperlukan tubuh dalam proses metabolisme tetapi tubuh tidak bisa menghasilkannya sehingga harus ada masukan dari masakan. Sedangkan asam lemak non esensial fungsinya tidak sepenting asam lemak esensial. Ada dua jenis asam lemak esensial yaitu asam linoleat (omega-6) dan asam linolenat ( omega-3), omega 6 terdapat dalam minyak-minyak berkualitas tinggi seperti minyak bunga matahari, zaitun, dan safflower, sedangkan omega 3 terdapat dalam minyak ikan laut dalam seperti ikan kod. Fungsi asam lemak esensial dalam tubuh Omega 6 dan omega 3 bersama-sama memainkan peranan yang sangat vital bagi tubuh, kedua zat tersebut bekerja sebagai suatu peneyeimbang yang membantu mengatur ribuan reaksi biokimia dalam tubuh. Sebagai contoh, kedua zat tersebut mendukung prostaglandin, zat sejenis hormon yang sangat vital untuk mengatur fungsi utama tubuh seperti kardiovaskuler, saraf, kekebalan dan reproduksi. Omega 6 juga membantu membentuk membran dalam sel-sel tubuh, mengamankan sel dari benda asing, dan memperkuat struktur sel. Ketika diet kekurangan asam lemak ini, dan kebanyakan makanan yang masuk tergolong ‘jahat’ (asam lemak jenuh), maka membran sel yang terbentuk sangat kurang elastis dan fungsinya terganggu. Hal ini memnyebabkan terjadinya gangguan fungsi sel secara keseluruhan yang akhirnya juga menyebabkan gangguan kesehatan. Fungsi Peningkatan kesehatan Omega 6 membantu peningkatan performa dan keatletisan, dengan berbagai cara. Zat ini menurunkan tingkat kerusakan sel otot, mempercepat pertumbuhan sel otot yang baru, mempercepat waktu pemulihan tenaga, membantu perpindahan oksigen dari paru-paru ke aliran darah, membantu berbagai fungsi metabolisme dan pengeluaran berbagai hormon semisal testoteron. Zat tersebut juga menjaga kesehatan kulit dan persendian, dengan meningkatkan pelumasan pada sendi dan mencegah kerusakan kulit. Karena itu, banyak orang yag mengalami sakit persendian termasuk rematik mengkonsumsi omega 6 dikombinasikan dengan omega 3 untuk mengurangai rasa sakit dan pembengkakan. Efek kekurangan asam lemak esensial Salah satu efek dari terjadinya kekurangan omega 6 dalam diet adalah peningkatan berat badan/kegemukan. Ini memang kelihatan aneh, kekurangan suatu asam lemak justru menyebabkan kegemukan, tetapi memang yang terpenting adalah mendapatkan jenis asam lemak yang tepat. Diet yang kurang akan omega 6 dan tinggi dengan asam lemak jenuh akan memperlambat metabolisme tubuh, sehingga tubuh akan mengakumulasikan makanan yang masuk sebagai lemak tubuh yang akhirnya menyebakan
kegemukan. Kekurangan zat ini juga bisa membuat tubuh kekurangan asam lemak lain yaitu asam arakhidonat, yang merupakan komponen penting dalam metabolisme tubuh (asam arakhidonat dibuat dalam tubuh dengan bahan baku omega 6).
Ref: http://alfadian.blog.friendster.com/2006/10/fungsi-asam-lemak-esensial-bagi-kesehatan/
Asam lemak , bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida).
Fungsi lemak dalam tubuh dikenal sebagai : 1. 2. 3. 4.
bahan bakar metabolisme seluler merupakan bagian pokok dari membran sel sebagai mediator atau second massenger aktivitas biologis antar sel sebagai isolasi dalam menjaga keseimbangan temperatur tubuh dan melindungi organorgan tubuh 5. pelarut vitamin A, D, E, dan K agar dapat diserap tubuh. Sedangkan asam lemak tak jenuh mempunyai fungsi yang lebih kompleks , antara lain : sebagai bioregulator endogen, misalnya dalam pengaturan homeostasis ion, transkripsi gen, signal transduksi hormon, mensintesis lemak, serta mempengaruhi pembentukan p rotein. Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acids=SFAs) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids), asam lemak tak jenuh ini masih dibedakan lagi menjadi dua kelompok besar yaitu Monounsaturated fatty acids (MUFAs), dimana ikatan ikatan rangkapn ya hanya satu, dan Polyunsaturated fatty acids (PUFAs) dimana ikatan rangkapnya lebih dari satu. PUFAs dibedakan lagi menjadi dua bagian besar yaitu : asam lemak Omega-6 Cis dan asam lemak Omega-3 Cis (berdasarkan letak ikatan rangkapnya pada ikatan karbon nomor berapa dilihat dari gugus omega ). Penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan protein dan karbohidrat, yaitu 9 kkal/gram lemak yang dikonsumsi. Dalam mengkaji hubungan antara diet lemak dengan penyakit jantung perlu diperhatikan proporsi energi yang berasal dari lemak serta jenis lemak yang dikonsumsi.
Dianjurkan konsumsi lemak sebesar 30% atau kurang untuk kebutuhan kalori setiap harinya, yang terdiri dari 10% asam lemak jenuh, 10% asam lemak tak jenuh tunggal dan 10% asam lemak tak jenuh ganda. Secara umum lemak hewani umumnya banyak mengandung asam lemak jenuh (SFAs=Saturated fatty acids),sementara lemak nabati lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (MUFAs= Monounsaturated fatty acids) maupun ganda (PUFAs=Polyunsaturated fatty acids) kecuali minyak kelapa. Bahan Makanan sumber SFAs, MUFAs dan PUFAs Tipe Lemak: Asam Lemak Jenuh(SFAs) Sumber : Minyak kelapa, daging berlemak, kulit ayam, susu “full cream”, keju, mentega, kelapa, minyak inti sawit, minyak kelapa sawit. Tipe Lemak: Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFAs) Sumber : Alpokat, margarine, minyak kacang tanah, minyak zaitun, minyak biji kapas Tipe Lemak: Asam lemak tak jenuh ganda (PUFAs) Sumber : Minyak wijen, margarin, minyak kacang kedelai, minyak jagung, minyak biji matahari. Sumber : Whitney,” Understanding Nutrition”, 1990
Makanan yang berasal dari hewani selain mengandung asam lemak jenuh juga mengandung kolesterol, dengan demikian mengurangi asupan makanan ini akan memberi keuntungan lebih yaitu pembatasan asupan kolesterol. Sebaliknya, makanan nabati kecuali minyak kelapa sedikit mengandung lemak jenuh dan tidak mengandung kolesterol. Studi klinik dan studi menggunakan hewan percobaan , memberikan petunjuk bahwa penggantian asam lemak jenuh dengan asam lemak tak jenuh dalam diet, berhasil menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalam darah tanpa menurunkan HDL, sehingga menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Daftar komposisi asam lemak jenuh bahan makanan (dalam 100 gram bahan makanan )
Minyak kelapa : 80,2 Mentega : 44,1 Minyak biji kapas : 32,7 Kelapa tua : 29,4 Lemak babi : 28,4 Minyak wijen : 26,4 Margarine : 21,0 Susu bubuk “full cream” : 16,3 Keju : 11,3 Sumber : Bagian Gizi RSCM & Persatuan Ahli Gizi Indonesia , “Penuntun Diit”, 1999
Daftar komposisi asam lemak tidak jenuh bahan makanan (dalam 100 gram bahan makanan)
Minyak biji bunga matahari : 84,6 Minyak ( jagung, kacang kedele ) : 80,0 Minyak zaitun : 75,7 Minyak (kacang tanah, wijen) : 70,0 Minyak biji kapas : 62,0 Lemak babi : 60,0 Margarine : 53,3 Kacang tanah : 30,3 Mentega : 25,4 Sumber : Bagian Gizi RSCM & Persatuan Ahli Gizi Indonesia , “Penuntun Diit”, 1999 Ref: http://berandakami.wordpress.com/2008/09/08/mengenal-asam-lemak/