Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (010 yang meneliti status gi%i remaja putri di /akarta menunjukkan 1 remaja putri yang sangat kurus 20 remaja putri remaja putri yang kurus 9 remaja putri yang gi%i lebih dan ( remaja putri yang kegemukan.3 Se"ara khusus perhatian ekstra perlu diberikan untuk remaja putri yang akan menjadi "alon ibu untuk men"apai status gi%i kesehatan yang optimal. #engan status gi%i yang optimal optimal pertumbuhan dan perkembangan rema remaja ja lebi lebih h semp sempur urna. na. Stat Status us gi%i gi%i rema remaja ja tidak tidak hanya dipengeruhi oleh faktor ekonomi akan tetapi dipengaruhi pula faktor budaya seperti kebiasaan makan. makan. $ebias $ebiasaan aan yang yang buruk buruk pada pada remaja remaja memung memungkink kinkan an terjad terjadiny inyaa gi%i gi%i kurang kurang maupun maupun obes obesit itas as.. Peril Perilak aku u kons konsum umsi si gi%i gi%i seim seimba bang ng meru merupa paka kan n kese keseim imba banga ngan n %at%at-%a %att gi%i gi%i yang yang dikonsumsi oleh remaja putri dalam setiap hidangan makanan yang meliputi karbohidrat lemak protein vitamin dan d an mineral. 4ntuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan "ara meningkatkan status gi%i masyarakat termasuk remaja putri yang ter"ermin dalam perilaku makan sehari-hari.2 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan menjadi bahan pendidikan kesehatan bagi remaja tentang perilaku konsumsi gi%i seimbang dan status status gi%i serta dapat dijadikan materi penyuluhan materi penyuluhan untuk meningkatkan prestasi belajarnya prestasi belajarnya dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari bagi remaja putri tentang konsumsi gi%i seimbang dan status gi%i.3
Pola Konsumsi berdasaran Pen!e"a#uan Gi$i Seimban!
Remaja berpengetahuan baik maupun kurang "enderung mengonsumsi pola makan yang tidak beragam. 5al ini berkaitkan dengan menu makanan keluarga yang disajikan pada umumnya sudah baik tetapi remaja memilih pola konsumsi makan yang kurang baik. 5al ini disebabkan ada remaja melakukan diet untuk mengurangi kenaikan berat badan. Remaja berpengetahuan baik maupun kurang "enderung mengonsumsi pola makan yang tidak beragam. 5al ini berkaitkan dengan menu makanan keluarga yang disajikan pada umumnya sudah baik tetapi remaja memilih pola konsumsi makan yang kurang baik. 5al ini disebabkan ada ada rema remaja ja mela melaku kukan kan diet diet untu untuk k meng mengur uran angi gi kenai kenaikan kan berat berat bada badan. n. Rema Remaja ja juga juga lebi lebih h menyukai makanan jajanan seperti mie*bakso atau makanan ringan seperti gorengan keripik kue daripada menu makanan di rumah. Remaja lebih memperhatikan penampilan "itra tubuhnya dari pada laki-laki. Pola konsumsi remaja yang beragam pada umumnya berpengetahuan sedang. 2
Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (010 yang meneliti status gi%i remaja putri di /akarta menunjukkan 1 remaja putri yang sangat kurus 20 remaja putri remaja putri yang kurus 9 remaja putri yang gi%i lebih dan ( remaja putri yang kegemukan.3 Se"ara khusus perhatian ekstra perlu diberikan untuk remaja putri yang akan menjadi "alon ibu untuk men"apai status gi%i kesehatan yang optimal. #engan status gi%i yang optimal optimal pertumbuhan dan perkembangan rema remaja ja lebi lebih h semp sempur urna. na. Stat Status us gi%i gi%i rema remaja ja tidak tidak hanya dipengeruhi oleh faktor ekonomi akan tetapi dipengaruhi pula faktor budaya seperti kebiasaan makan. makan. $ebias $ebiasaan aan yang yang buruk buruk pada pada remaja remaja memung memungkink kinkan an terjad terjadiny inyaa gi%i gi%i kurang kurang maupun maupun obes obesit itas as.. Peril Perilak aku u kons konsum umsi si gi%i gi%i seim seimba bang ng meru merupa paka kan n kese keseim imba banga ngan n %at%at-%a %att gi%i gi%i yang yang dikonsumsi oleh remaja putri dalam setiap hidangan makanan yang meliputi karbohidrat lemak protein vitamin dan d an mineral. 4ntuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan "ara meningkatkan status gi%i masyarakat termasuk remaja putri yang ter"ermin dalam perilaku makan sehari-hari.2 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan menjadi bahan pendidikan kesehatan bagi remaja tentang perilaku konsumsi gi%i seimbang dan status status gi%i serta dapat dijadikan materi penyuluhan materi penyuluhan untuk meningkatkan prestasi belajarnya prestasi belajarnya dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari bagi remaja putri tentang konsumsi gi%i seimbang dan status gi%i.3
Pola Konsumsi berdasaran Pen!e"a#uan Gi$i Seimban!
Remaja berpengetahuan baik maupun kurang "enderung mengonsumsi pola makan yang tidak beragam. 5al ini berkaitkan dengan menu makanan keluarga yang disajikan pada umumnya sudah baik tetapi remaja memilih pola konsumsi makan yang kurang baik. 5al ini disebabkan ada remaja melakukan diet untuk mengurangi kenaikan berat badan. Remaja berpengetahuan baik maupun kurang "enderung mengonsumsi pola makan yang tidak beragam. 5al ini berkaitkan dengan menu makanan keluarga yang disajikan pada umumnya sudah baik tetapi remaja memilih pola konsumsi makan yang kurang baik. 5al ini disebabkan ada ada rema remaja ja mela melaku kukan kan diet diet untu untuk k meng mengur uran angi gi kenai kenaikan kan berat berat bada badan. n. Rema Remaja ja juga juga lebi lebih h menyukai makanan jajanan seperti mie*bakso atau makanan ringan seperti gorengan keripik kue daripada menu makanan di rumah. Remaja lebih memperhatikan penampilan "itra tubuhnya dari pada laki-laki. Pola konsumsi remaja yang beragam pada umumnya berpengetahuan sedang. 2
Sedangkan remaja berpengetahun kurang juga mengonsumsi beragam. 5al ini disebabkan remaja di rumah dianjurkan oleh kedua orang tuanya untuk mengonsumsi makanan yaitu nasi6lauk pauk6sayur6buah.3 Pola Konsumsi berdasaran Sia% Gi$i Seimban!
7da remaja remaja bersik bersikap ap kurang kurang baik baik terhad terhadap ap gi%i gi%i seimba seimbang ng tetapi tetapi memili memiliki ki kebiasa kebiasaan an makan beragam disebabkan adanya dukungan keluarga orang tua untuk mengonsumsi makanan baik yang disajikan di rumah walaupun anaknya merasa kurang menyukai menu keluarga tetapi untuk menghormati orang tuanya sehingga remaja terbiasa mengonsumsi menu makan tersebut. Penelitian 7kman (011 menemukan bahwa hanya 19 remaja di )urki yang memiliki pola konsumsi sesuai dengan Panduan Piramida 8akanan Food Food Guide Pyramid ,1 memiliki kebiasaan kebiasaan mengonsumsi mengonsumsi fast food fast food paling sedikit satu kali sehari dan 0: suka melewatkan waktu makan. S"a"us Gi$i berdasaran Pola Konsumsi Gi$i Seimban!
Pada umumny umumnyaa status status gi%i gi%i remaja remaja putri putri berdas berdasark arkan an usiany usianya a penget pengetahua ahuan n dan sikap sikap "enderung "enderung berstatus berstatus gi%i normal. normal. 5al ini disebabkan disebabkan rentang usia remaja putri dalam penelitian penelitian ini berjarak , tahun dimana pengetahuan dan sikap tentang perilaku makan gi%i seimbang terhadap status gi%i tidak berbeda jauh. #ari 90 orang remaja putri dapat disimpulkan pada umumnya remaja putri memiliki status gi%i normal 2. 7dapun standar status gi%i normal sebagaimana ditetapkan ;5< 7nthroplus (00 dikategorikan berdasarkan indeks &8)*4 adalah -( S# s*d = ( S#. Remaja putri yang sangat gemuk atau gemuk 1(( dan kurus 1((. Sesuai penelitian !utfah (003 yang dilakukan pada siswi S87 di /akarta menunjukkan prevalensi gi%i lebih sebesar 13 responden.
PENDID PENDIDIKAN IKAN GIZI GIZI SEB SEBAGA AGAII SALA& SALA& SAT SATU SARANA SARANA PERUBA&AN PERUBA&AN PERILA PERILAKU KU GIZI PADA REMAJA
3
Pada masa remaja kebutuhan energi dan protein meningkat untuk memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan "epat. 8eningkatnya masa otot dan lemak dimana remaja putri lebih banyak mendapatkan lemak dan remaja putra lebih berotot. )erpenuhinya kebutuhan energi dan protein ditandai dengan berat badan dan tinggi badan yang normal.
P' ?&&& (003. Setelah growth spurt dan maturasi seksual terjadi penurunan kebutuhan untuk %at besi Spear 199. Pada remaja putri selain %at besi dibutuhkan untuk pertumbuhan "epat %at besi juga dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan %at besi pada saat menstruasi. Rata-rata kebutuhan maksimum %at besi pada remaja putri ( mg*hari ;>P' ?&&& (003.: $ebutuhan kalsium sangat besar pada remaja karena terjadinya peningkatan masa tulang yaitu kurang lebih ,. &odium sangat penting bagi remaja untuk ke"epatan pertumbuhan yang tinggi dan meningkatkan kebutuhan iodium selama hamil. $ekurangan iodium pada masa remaja ditandai &@ yang rendah dan tingginya angka absensi sekolah. Aeberapa studi menunjukkan bahwa &@ dapat dipakai dalam penentuan kekurangan iodium. $onsentrasi ), yang rendah dalam otak menunjukkan kekurangan iodium bersama-sama dengan berkurangnya tingkat serum )3.( Seng dikenal sebagai %at gi%i yang esensial untuk pertumbuhan dan kematangan seksual selama masa puber. Seng berfungsi meningkatkan pembentukan tulang. $onsumsi yang terbatas pada makanan yang mengandung seng mempunyai dampak terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan seksual. $ebutuhan vitamin juga meningkat selama remaja. $arena tingginya kebutuhan energi thiamin riboflavin dan nia"in penting untuk pelepasan energi dari karbohidrat. 8eningkatnya pertumbuhan dan kematangan seksual menyebabkan meningkatnya kebutuhan asam folat dan vitamin A 1(.9
S"a"us Gi$i Rema'a 4
Status gi%i merupakan keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang akibat dari konsumsi penyerapan dan penggunaan %at gi%i makanan. #engan menilai status gi%i seseorang atau sekelompok orang maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gi%inya baik atau tidak baik.10 $eadaan gi%i seseorang merupakan gambaran makanan yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang "ukup lama. Pada masa remaja kebutuhan %at gi%i yang tinggi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang "epat. /ika kebutuhan %at gi%i tersebut tidak terpenuhi maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tubuh bahkan dapat menyebabkan tubuh kekurangan gi%i dan mudah terkena penyakit dan sebaliknya.11 Survei >asional yang dilakukan di &ndonesia pada tahun 199*199 di &bukota seluruh propinsi &ndonesia #epkes (00, menunjukkan bahwa 29 penduduk laki-laki umur diatas 1: tahun mengalami gi%i kurang dan pada perempuan 2. !ebih dari ,1 anak sekolah di &ndonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah yang merupakan indikator adanya keadaan kurang gi%i kronik pada waktu ke"ilnya.1( #alam profil $esehatan &ndonesia tahun (001 dapat dilihat bahwa prevalensi anak yang bertubuh pendek hanya mengalami sedikit perubahan yaitu ,9: tahun 1993 menjadi ,1 pada tahun 1999. Survei >asional yang dilakukan di &ndonesia pada tahun 199*199 di &bukota seluruh propinsi &ndonesia menunjukkan bahwa :1 penduduk laki-laki umur diatas 1: tahun mengalami gi%i lebih dan : mengalami obesitas. Pada perempuan 102 mengalami gi%i lebih dan 1,2 mengalami obesitas.1, Prevalensi obesitas pada remaja "ukup tinggi di Bogyakarta. Survei obesitas pada remaja siswa*siswi S8P di Bogyakarta menunjukkan bahwa : dari 3.3 remaja di perkotaan dan ( dari 3.0( remaja perdesaan mengalami obesitas.1( #ari studi ini ditemukan bahwa asupan energi remaja yang obesitas lebih tinggi 09 kkal*hari dibanding remaja yang tidak obesitas. #ilihat dari kebiasaan makannya ternyata remaja yang obesitas (-, kali lebih sering mengkonsumsi makanan fast food daripada remaja yang normal. #alam kesehariannya remaja yang mengalami obesitas mempunyai waktu untuk nonton televisi lebih lama dibanding remaja yang tidak obesitas ,13±12 jam perhari dibanding ((±1 jam perhari.
Masala# Maan 5
8asalah makan yang dihadapi remaja dapat diketahui dari masalah atau gangguan yang dihadapi pada waktu makan. 8asalah makan merupakan gangguan makan yang berasal dari dalam diri atau diluar diri remaja. $einginan untuk tampil "antik tidak puas dengan bentuk tubuh memi"u terjadinya masalah makan.13 'angguan ini dapat berupa hilangnya nafsu makan atau nafsu makan yang tidak terkontrol sehingga makan berlebihan. Pola makan yang tidak normal biasanya terjadi pada remaja dan dewasa muda.12 #iet ketat selama remaja biasanya disebabkan perilaku makan yang tidak sehat seperti makan berlebihan memuntahkan makanan menggunakan obat pen"ahar dan sebagainya. #iet ketat yang dilakukan tanpa pengawasan dokter atau pengetahuan yang tidak "ukup akan membahayakan kesehatan remaja. #iet dengan intik kalori yang rendah atau puasa menyebabkan penurunan berat badan dengan "epat.1 Penurunan berat badan yang "epat pada remaja berdampak pada pertumbuhan defisiensi %at gi%i menstruasi tidak teratur letih lemah depresi kekurangan "airan sembelit konsentrasi berkurang dan susah tidur. Sesak nafas rambut rontok dan kulit kering adalah efek samping dari diet rendah kalori.1 Perhatian yang besar terhadap berat badan dan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh atau penampilan menyebabkan banyak remaja melakukan usaha mengubah penampilan mereka dengan membatasi konsumsi makan. Selain itu tekanan dari budaya dan lingkungan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal atau kurus mendorong remaja membatasi konsumsi atau melakukan diet. Aeberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku diet meningkat pada usia remaja. #iet yang berlangsung lama merupakan faktor resiko timbulnya masalah makan seperti anoreCia nervosa dan Aulimia nervosa.
Bod( Ima!e
Aody image adalah persepsi terhadap penampilan fisik yang dihubungkan dengan aspek gambaran tubuh. Aody image berhubungan dengan perasaan gambaran dan perilaku individu yang berhubungan dengan tubuh mereka. Aody image dapat diidentifikasi melalui persepsi dari ukuran tubuh ketepatan dari persepsi tentang satu ukuran tubuh misalnya per"aya bahwa badan seseorang lebih besar dari ukuran tubuh yang diinginkan subjektif kepuasaan perhatian dan keinginan dengan ukuran tubuh tertentu dan aspek perilaku ketidakpuasan terhadap bentuk 6
tubuh. #orongan-dorongan ingin memiliki bentuk tubuh yang dianggap ideal menyebabkan seorang remaja berusaha membatasi makan. Se"ara alami gangguan body imagepada remaja berhubungan dengan masalah makan pola makan yang tidak sehat dan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh. Penelitian pada remaja putri di &nggris mengungkapkan bahwa meskipun kurang dari 3 dari sampel gemuk namun lebih dari 30 menyatakan tubuh mereka tergolong gemuk dan ingin menurunkan berat badannya. Pada kelompok remaja putra persepsi tentang bentuk tubuh berbeda dengan remaja putri. Perhatian terhadap bentuk tubuh lebih mengarah pada bentuk tubuh yang besar berotot dan berisi. Remaja putri akan men"oba menurunkan berat badan empat kali lebih banyak daripada remaja putra dan sebaliknya remaja putra mempunyai keinginan tiga kali lebih besar untuk menaikkan berat badan daripada remaja putri.1: $ebiasaan makan seringkali merupakan suatu pola yang berulang atau bagian dari rangkaian panjang kebiasaan hidup se"ara keseluruhan yang dapat diukur dengan pola konsumsi pangan. $onsumsi pangan adalah jumlah pangan tunggal atau beragam yang dimakan seseorang atau sekelompok orang tertentu dengan tujuan tertentu. #alam aspek gi%i tujuan mengkonsumsi pangan adalah untuk memperoleh sejumlah %at gi%i yang diperlukan oleh tubuh. Pola konsumsi pangan adalah frekwensi beragam jenis pangan yang biasa dikonsumsi biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang telah ditanam ditempat tersebut untuk jangka waktu yang panjang.19(0 Pengetahuan gi%i dan kesehatan yang terbatas pada remaja menyebabkan mereka melakukan kebiasaan makan yang dapat merugikan kesehatan mereka sendiri. Ri"kert dan /ay 199 menyebutkan ada empat kebiasaan makan yang dilakukan remaja yaitu D 1. 8engurangi frekuensi makan skipping meal 8engurangi frekuensi makan seperti tidak makan pagi merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan remaja. Penelitian tentang kebiasaan makan pagi ditemukan 20 remaja putri tidak makan pagi yang dihubungkan dengan tidak ada selera makan dan ketersediaan menu yang kurang memuaskan.1 (. Suka mengkonsumsi makanan ringan sna"king 8akan
makanan
ringan
"emilan
merupakan
perilaku
makan
yang
menyenangkan bagi remaja terutama remaja putri. 5urlo"k 199 menyatakan bahwa remaja suka jajan jenis makanan ringan seperti kue-kue permen dan lain-lain sedangkan 7
sayur-sayuran dan buah-buahan jarang dikonsumsi sehingga dalam diet mereka rendah serat %at besi dan vitamin E. 8akanan "emilan dapat menurunkan selera makan sehingga remaja yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan biasanya akan makan dengan porsi yang lebih sedikit bahkan sering tidak makan. Aeberapa studi mengungkapkan bahwa "emilan yang dikonsumsi remaja pada umumnya rendah serat kosong kalori rendah vitamin 7 kalsium dan besi.9(1 $ebiasaan remaja mengkonsumsi makanan ringan diikuti dengan gaya hidup sedentary aktivitas kurang. 8engkonsumsi makanan ringan sambil menonton televisi dapat memi"u terjadinya kelebihan berat badan. Penelitian pada remaja 7merika ternyata waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi (( jam perminggu sedangkan mengerjakan pekerjaan rumah dan memba"a berturut-turut (( jam perminggu dan 2 jam perminggu.(( ,. 8akanan siap saji fast food Fast food atau makanan siap saji merupakan salah satu makanan yang sangat disukai remaja. Selain rasanya yang dapat diterima pelayanan dan sarana yang memuaskan membuat remaja menyukai fast food. >amun kandungan gi%i fast food rendah besi kalsium riboflavin dan vitamin 7 tetap tinggi kalori lemak jenuh dan garam. Penelitian 8ujianto 1993 pada enam kota besar di &ndonesia menunjukkan terjadinya peningkatan konsumsi makanan Gfast foodG pada remaja dan anak sekolah. Sebagian besar remaja mengkonsumsi junk food satu kali seminggu dengan makanan yang paling sering dikonsumsi fried "hi"ken.9 3. $ebiasaan merokok Perilaku
merokok
pada
remaja
merupakan
wujud
sikap
memberontak
keingintahuan tekanan dalam kelompok peer presurre dan anggapan merokok sebagai simbol kedewasaan Aruess 19:9. #ari hasil penelitian kebiasaan merokok pada pelajar S!)7 di Aandung menunjukkan 1( pelajar merokok sebelum usia 1, tahun. 7ditama 199 menyatakan merokok dapat menurunkan fertilitas atau kesuburan. #iperkirakan kesuburan wanita perokok hanya ( dari kesuburan wanita yang tidak merokok. 8enopause datang (-, tahun lebih "epat pada wanita perokok. 'angguan kesehatan lain seperti kanker paru kanker leher rahim abortus menurunkan fertilitas kelahiran bayi "a"at dan AA!R pada ibu hamil merupakan resiko buruk akibat merokok pada wanita.(, 8
PERSEPSI MA&ASIS)A PROGRAM STUDI GIZI KESE&ATAN
#i seluruh dunia prevalensi kelebihan berat badan overweight dan obesitas meningkat tajam dan telah men"apai tingkatan yang membahayakan. #i negara-negara maju seperti di Hropa 4S7 dan 7ustralia kejadian obesitas justru telah men"apai tingkatan epidemi. Hfek negatif dari kejadian ini banyak terjadi pada anak-anak mahasiswa pekerja bisnis dan pekerja kesehatan professional.(3(2 &ndonesia sebagai negara berkembang saat ini juga masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan kesehatan yang kompleks. Selain kurang gi%i dan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah utama semakin tingginya prevalensi obesitas di beberapa daerah juga mengkhawatirkan. Pada tahun (003 menurut Indonesian Society for the Study of Obesity &SS< terjadi peningkatan prevalensi yaitu prevalensi pria overweight sebesar (19 dan 39 mengalami obesitas sedangkan pada perempuan sebesar 19, mengalami overweight dan ,:: mengalami obesitas.( #i $ota Bogyakarta dan $abupaten Aantul pada tahun (00, didapatkan prevalensi obesitas masing-masing : dan ((.( Permasalah-permasalahan di atas membutuhkan penangganan yang baik di samping itu ahli gi%i dietitian) merupakan salah satu tenaga kesehatan profesional yang berorientasi kerja dalam bidang pen"egahan dan pengobatan penyakit terutama di bidang makanan dan gi%i baik di rumah sakit praktek pribadi atau di unit pelayanan kesehatan lain. Sebagai seorang yang ahli dalam bidang kesehatan dan makanan ahli gi%i dituntut untuk memiliki "itra tubuh yang baik. Eitra tubuh seorang tenaga kesehatan khususnya ahli gi%i akan menentukan mutu pelayanan gi%i yang akan diberikan khususnya dalam pemberian bukti langsung tangibles dan jaminan assurance.(: Eitra tubuh ahli gi%i sangat mempengaruhi penerimaan masyarakat terutama dalam pemberian konsultasi gi%i selain itu ahli gi%i memiliki tanggung jawab yang besar sebagai model atau "ontoh bentuk tubuh yang baik berat badan sesuai dengan tinggi badan bagi masyarakat. >amun ahli gi%i pernah mendapatkan komplain dari klien dan sebesar ,,-nya merasa kurang per"aya diri dengan berat badannya. 5al ini akan menyebabkan menurunnya keper"ayaan dan kualitas dari konsultasi karena situasi dan komunikasi yang kurang baik dengan klien.(9,0 5asil penelitian di $ota Bogyakarta dan $abupaten Aantul menunjukkan bahwa 91 remaja 9
obes menyatakan tidak puas dengan ukuran tubuhnya. 5asil uji kai kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gi%i obesitas dengan ketidakpuasan "itra tubuh. Remaja obes mempunyai ke"enderungan untuk tidak puas terhadap tubuhnya 119 kali lebih besar daripada remaja tidak obes.,1 8enurut hasil penelitian di 7merika Serikat menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara "itra tubuh dengan rasa per"aya diri ketidakpuasan "itra tubuh bisa diatur oleh rasa per"aya diri.,( #i &ndonesia sendiri penelitian mengenai "itra tubuh ahli gi%i baik di kalangan masyarakat mahasiswa dan tenaga profesional kesehatan masih jarang dilakukan.
Perse%si ma#asis*a %ro!ram s"udi !i$i ese#a"an "er#ada% +i"ra "ubu#
Persepsi mahasiswa mengenai "itra tubuh se"ara umum dibagi dalam beberapa kategori yaitu persepsi mahasiswa mengenai "itra tubuh persepsi mahasiswa mengenai "ara penilaian "itra tubuh persepsi mahasiswa mengenai bentuk tubuh ideal laki-laki dan perempuan dan pentingnya "itra tubuh dalam pergaulan maupun pekerjaan. Pada penelitian yang dilaksanakan pada bulan
paling berpengaruh terhadap kepuasan tubuh dan sebagai pembanding dari bentuk tubuh seseorang terutama pada perempuan karena ke"antikan dan bentuk tubuh ideal akan menentukan kefemininan seorang perempuan "itra hidup yang baik keper"ayaan diri yang tinggi dan hubungan sosial yang lebih baik.,,,3,2 Pernyataan-pernyataan mengenai "ara pengukuran bentuk tubuh yang ideal baik dari kelas 7 maupun kelas A tidak menunjukkan perbedaan pendapat. Eitra tubuh dinilai berdasarkan status gi%inya keproporsionalan antara berat badan tinggi badan dan penampakan bentuk tubuhnya yang dipengaruhi oleh persepsi orang lain. &8) adalah "ara yang paling akurat untuk memprediksi ukuran tubuh seseorang akan tetapi persepsi orang lain terhadap bentuk tubuh orang lain akan sangat berpengaruh salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi orang itu adalah suku ethnicity dari orang yang dipersepsikannya., Eitra tubuh yang baik dalam pergaulan maupun dalam pekerjaan juga diperlukan karena terdapat beberapa jenis pekerjaan yang salah satu syaratnya harus dipenuhi yaitu bentuk tubuh ideal di mana dalam penilaiannya men"antumkan hasil pemeriksaan fisik berat badan dan tinggi badan kondisi ini juga terjadi pada beberapa fakultas kesehatan yang juga menyertakan pemeriksaan kesehatan pada saat penerimaan mahasiswa. &ntimidasi dalam pertemanan maupun dalam pen"arian pasangan pa"ar akibat bentuk tubuh yang tidak ideal semakin meningkat dan menyebabkan penyakit ketidakpuasan terhadap diri sendiri di kalangan masyarakat muda. Selain itu wanita muda banyak yang berpersepsi bahwa memiliki bentuk tubuh yang ideal akan memudahkan dalam men"ari pekerjaan maupun mendapatkan pasangan hidup kemampuan dalam bekerja lin"ah dan pintar sehingga ke"antikan dan ketertarikan fisik outer beauty menjadi orientasi utama perempuan untuk dirawat dan dijaga daripada mengembangkan dan mengasah bakat kepandaian ke"erdasan serta kepribadiannya inner beauty.,,:,930 Pendapat-pendapat di atas lebih banyak diutarakan oleh responden perempuan daripada responden laki-laki hal ini disebabkan karena perempuan lebih peduli terhadap penampilan daripada laki-laki.31 Pada remaja perempuan maupun perempuan dewasa body attractiveness lebih penting terutama dalam hubungan sosial popularitas karena akan berhubungan dengan keper"ayaan diri yang tinggi dalam bekerja selain itu pula jaminan akan pekerjaan dan kehidupan sosial yang lebih baik.,, Persepsi yang sama juga terjadi pada responden dari kelas 7 dan kelas A maupun dari responden wawan"ara di mana penilaian "itra tubuh ideal untuk laki-laki hampir semua 11
responden menyatakan laki-laki yang ideal adalah laki-laki yang atletis dan memiliki proporsional tubuh yang baik yaitu antara berat badan dan tinggi badannya seimbang. Penilaian terhadap bentuk tubuh ideal perempuan adalah yang memiliki proporsi tubuh yang baik dan tidak memiliki tinggi badan yang melebihi laki-laki. 5al ini diperkuat dengan pernyataan responden laki-laki dari kelas A bahwa pada perempuan bentuk tubuh proporsional dipergunakan untuk persiapan memiliki anak dan pernyataan ini lebih banyak diungkapkan oleh responden laki-laki.
Perse%si ma#asis*a %ro!ram s"udi !i$i ese#a"an "er#ada% +i"ra "ubu# a#li !i$i
Persepsi responden terhadap "itra tubuh ahli gi%i dibagi dalam beberapa kategori yaitu persepsi responden mengenai pengaruh "itra tubuh ahli gi%i dan penilaian mahasiswa mengenai "itra tubuh ahli gi%i saat ini. Aeberapa pendapat positif menyatakan bahwa "itra tubuh bagi ahli gi%i penting karena akan mempengaruhi keper"ayaan klien selain itu ahli gi%i memiliki tanggung jawab sebagai "ontoh dari hidup sehat bagi masyarakat. Persepsi seorang ahli gi%i terhadap "itra tubuh dan tingkah lakunya terhadap dirinya sendiri akan memengaruhi hubungan dan kesuksesan dari konseling terutama dalam penurunan berat badan selain itu ahli gi%i memiliki tanggung jawab yang besar sebagai model atau "ontoh bentuk tubuh yang baik dan dapat mempertahankan berat badan ideal kepada masyarakat.,03(3, Responden kelas A terutama laki-laki justru menyatakan pendapat yang berbeda bahwa "itra tubuh bagi ahli gi%i bukanlah hal yang utama karena disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat yang akan dilayani yaitu untuk masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi "itra tubuh diperlukan akan tetapi untuk masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah lebih mementingkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ahli gi%i. Selain itu ahli gi%i tidak hanya dinilai dari "itra tubuhnya saja akan tetapi juga dari penampilan ke"erdasan kemampuan dalam berkomunikasi dan pengalaman. Pendapat lain dari responden laki-laki kelas 7 menyatakan bahwa untuk mendapatkan keper"ayaan dari klien seorang ahli gi%i dapat memberikan pembuktian dari keberhasilan program diit melalui orang lain. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi bentuk tubuh seseorang di antaranya yaitu keturunan umur berkeluarga penghasilan yang meningkat dan juga peningkatan hormonal terutama pada ibu-ibu yang telah memiliki anak yang dipengaruhi oleh kehamilan atau penggunaan alat kontrasepsi. Pada masyarakat usia dewasa dan bekerja banyak terjadi hal-hal yang akan menurunkan keinginan untuk mendapatkan bentuk 12
tubuh ideal di antaranya adalah perubahan metabolisme berhenti merokok yang menyebabkan asupan berlebihan pekerja kantoran yang menyebabkan menurunnya aktivitas fisik dan penggunaan kendaraan bermotor. Pada perempuan alasan yang dikemukakan adalah melahirkan menopause atau perubahan hormonal aktivitas pekerjaan rumah tangga yang rendah mengemil dan a"uh tak a"uh dengan bentuk tubuh.33 5asil penelitian di $ota Bogyakarta dan $abupaten Aantul menunjukkan adanya kendala pada remaja untuk menurunkan berat badan alasan yang paling banyak adalah tidak ada waktu untuk olahraga karena sibuk dengan tugas-tugas di sekolah les karena sebentar lagi sudah mengikuti ujian akhir dan sebagian lagi menjawab tidak bisa melakukan usaha penurunan berat badan karena situasi lingkungan yang tidak mendukung dan karena usaha yang dilakukan tidak berhasil.32 >amun ada sanggahan terhadap pendapat di atas dari responden perempuan yang berasal dari kelas A yang menyatakan bahwa ahli gi%i sebagai tenaga kesehatan juga memiliki tanggung jawab kepada dirinya sendiri dalam pen"itraan tubuh di manapun dia bekerja baik di rumah sakit di institusi pendidikan di masyarakat di puskesmas maupun di dinas kesehatan. Pernyataan tersebut didukung hasil penelitian di Pennsylvania yang menyatakan bahwa semua tenaga kesehatan profesional terutama orang yang merekomendasikan makanan sehat dan olahraga rutin harusnya lebih peduli terhadap bagaimana penampilannya se"ara fisik di masyarakat walaupun itu tidak selalu menggambarkan bagaimana susahnya atau mudahnya dia untuk mempertahankan berat badannya.3 Penilaian terhadap "itra tubuh ahli gi%i saat ini beberapa responden menyatakan bahwa beberapa ahli gi%i saat ini sudah memiliki "itra tubuh yang baik walaupun masih ada yang menyatakan kurang underweight dan overweight . Penilaian ini lebih banyak diungkapkan oleh responden dari kelas 7 karena pada responden kelas 7 sebagai "alon ahli gi%i di masa mendatang mereka memiliki harapan yang tinggi mengenai "itra tubuh maupun penampilan dari seorang ahli gi%i saat ini maupun di masa mendatang. 8ahasiswa gi%i peduli dan beranggapan sebagai tenaga profesional kesehatan seorang ahli gi%i memiliki tanggung jawab dan harus peduli terhadap gambaran dari tubuh yang sehat berat badan ideal dan "itra tubuh ini juga harus dimiliki oleh mahasiswa gi%i sebagai bagian dari masyarakat kesehatan dan harapan di masa mendatang.3 Penampilan seorang ahli gi%i juga harus diperhatikan hal ini sesuai dengan pendapat dari para responden yang menyatakan bahwa penampilan seorang ahli gi%i memiliki peranan yang 13
lebih penting dari pada "itra tubuhnya. Penampilan dalam hal ini adalah "ara berpakaian berdandan kerapian dari rambut dan style atau gaya dari seorang ahli gi%i profesional karena penampilan akan menentukan keper"ayaan dan k omunikasi antara klien dan ahli gi%i.3:
&ara%an ma#asis*a %ro!ram s"udi !i$i ese#a"an "er#ada% +i"ra "ubu# a#li !i$i
Se"ara umum tidak ada perbedaan harapan baik dari responden kelas 7 maupun kelas A yaitu mengharapkan agar "itra tubuh seorang ahli gi%i itu baik atau minimal ideal sesuai dengan &8). 5al ini berlaku untuk ahli gi%i saat ini maupun ahli gi%i di masa mendatang karena sebagai seorang ahli gi%i yang telah memiliki ilmu mengenai pengaturan makanan diharapkan dapat menerapkan ilmu tersebut pada diri sendiri karena "itra tubuh akan berhubungan dengan keper"ayaan pasien. Solusi yang diungkapkan oleh responden kepada ahli gi%i terutama ahli gi%i yang masih belum memiliki bentuk tubuh yang baik yaitu dengan "ara meningkatkan aktivitas mengatur pola makan serta hidup sehat. #ibutuhkan sosialisasi dan pengawasan dari organisasi terkait seperti Persatuan 7hli 'i%i &ndonesia PHRS7'& ataupun dari tempat ahli gi%i bekerja dengan melakukan seminar penyuluhan atau dengan melakukan pengontrolan berat badan se"ara rutin. Eara yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan keseimbangan asupan dan aktivitas fisik menerima kekurangan namun tetap per"aya diri serta bersikap profesional dalam pemberian konsultasi gi%i terutama bagi ahli gi%i yang memiliki permasalahan berat badan.3 Sedangkan "alon mahasiswa gi%i yang nantinya akan menjadi ahli gi%i di masa mendatang dapat dilakukan dengan "ara penyaringan mahasiswa baru yang memperhatikan pada kesehatan terutama &8) ataupun dengan membuat program-program pengembangan "itra tubuh ahli gi%i di kampus seperti membuat poster-poster kesehatan dan "itra tubuh di sekitar kampus mengadakan senam bersama peningkatan keterampilan ke"antikan beauty class sampai dengan pembuatan $8S mahasiswa.
Perse%si ma#asis*a %ro!ram s"udi !i$i ese#a"an "er#ada% +i"ra "ubu#n(a sendiri
Aeberapa faktor akan mempengaruhi hasil persepsi salah satunya adalah karakteristik pribadi dari pelaku persepsi karenanya dalam penelitian ini juga menanyakan bagaimana responden menilai "itra tubuhnya sendiri. Penilaian ini diperoleh dengan membandingkan antara
14
persepsi terhadap "itra tubuhnya sendiri dengan status gi%i responden sebenarnya. Status gi%i responden sebenarnya menghasilkan data sebagai berikutD dari 13 responden dengan status gi%i normal orang responden menyatakan puas dengan "itra tubuhnya saat ini 3 perempuanI ( laki-laki namun : responden lainnya menyatakan tidak puas dengan "itra tubuhnya perempuanI ( laki-laki. Pada responden dengan status gi%i kurus underweight ( responden perempuan menyatakan puas dan 3 responden menyatakan tidak puas dengan "itra tubuhnya ( perempuanI ( laki-laki. Pada 1 orang responden laki-laki dengan status gi%i dengan risiko at risk menyatakan justru ingin menaikkan berat badannya sementara , responden lainnya ingin menurunkan atau mempertahankan berat badannya 1 perempuanI ( laki-laki. $einginan untuk menurunkan berat badan juga terjadi pada responden dengan status gi%i overweight atau berat badan lebih masing-masing 1 responden perempuan dan laki-laki dan obesitas tingkat 1 3 responden laki-laki. Pada responden terutama perempuan dengan berat badan normal lebih banyak menyatakan ketidakpuasan terhadap "itra tubuh yang dimilikinya beberapa di antaranya menginginkan untuk menurunkan berat badannya 3 responden sedangkan ( responden ingin menaikkan berat badannya. Pada responden dengan "itra tubuh kurang mereka justru merasakan puas dengan bentuk tubuhnya. /ika dibandingkan dengan pendapat terhadap "itra tubuh ideal pada umumnya menyatakan hal yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. 5al ini terjadi akibat adanya persepsi yang salah dipengaruhi oleh model wanita dalam televisi terutama dalam video klip musik maupun pandangan masyarakat yaitu mengenai standar bentuk tubuh ideal perempuan saat ini yang menganggap perempuan kurus lebih mampu dalam bersosialisasi berkompetisi berhasil men"apai kesuksesan dan berhubungan sosial.3920 5asil penelitian di Surabaya juga menyatakan bahwa perempuan merasa bahwa identitas mereka ditentukan oleh bentuk tubuhnya mereka merasa lebih bisa diterima jika memiliki tubuh yang sesuai dengan standar masyarakat dan media.,9 Persepsi-persepsi ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan pendidikan gi%i tidak dapat mengubah pendapat dan tingkah laku dari mahasiswa gi%i. 5al ini "ukup memprihatinkan karena akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengobati penderita obesitas di masa mendatang.
15
pihak pendidikan dalam hal ini dosen atau pembimbing akademik P7 ataupun pihak organisasi terkait seperti PHRS7'& untuk ahli gi%i yang sudah bekerja.212(2,23 Pada responden laki-laki kejadian obesitas lebih banyak terjadi pada mahasiswa kelas A dan dosen hal ini menurut responden disebabkan karena faktor umur aktivitas yang semakin berkurang dan kesempatan untuk berolahraga yang semakin menurun. Selain itu penggunaan kendaraan bermotor juga menyebabkan menurunnya aktivitas yang tidak diimbangi dengan pengaturan makanan. Pada responden yang sudah menikah atau bekerja olahraga yang paling sering dilakukan adalah olahraga berkelompok seperti badminton dan sepak bola walaupun diakui oleh para responden bahwa mereka memiliki kesulitan untuk melakukan olahraga disebabkan karena kesibukan dalam bekerja dan waktu yang tidak memadai mengurus rumah tangga. 5al ini didukung oleh penelitian di &nggris yang menyatakan bahwa pada laki-laki dewasa keinginan untuk merubah bentuk tubuh menjadi berkurang hal ini disebabkan karena frekuensi olahraga menjadi lebih sedikit dibandingkan waktu mereka masih muda malas adanya anggapan bahwa seiring peningkatan berat badan maka juga akan meningkatkan massa otot laki-laki dengan bentuk tubuh kurus dianggap tidak menarik dan adanya anggapan bahwa perempuan lebih bisa menerima laki-laki yang bertubuh gemuk.33 #alam penelitian ini usaha-usaha untuk mendapatkan "itra tubuh yang dilakukan oleh beberapa responden baik perempuan maupun laki-laki di antaranya adalah dengan melakukan pengaturan asupan makanan dan melakukan olahraga.
16
&UBUNGAN
TINGKAT
PENDIDIKAN
IBU
DAN
TINGKAT
PENDAPATAN
KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLA& DAN SEKOLA& DASAR
Aerdasarkan peringkat human development inde !"#I) &ndonesia berada pada tahun (011 urutan 1(3 dari 1: negara jauh di bawah negara 7SH7> lainnya seperti Singapore ( Arunei ,, 8alaysia 1 )hailand 10, dan Filipina 11(. Faktor-faktor yang menjadi penentu 5#& yang dikembangkan oleh 4>#P $nited %ations #evelopment Program adalah pendidikan kesehatan dan ekonomi. $etiga faktor tersebut sangat berkaitan dengan status gi%i masyarakat.2 5asil analisis data Susenas (000 terhadap status gi%i balita di &ndonesia dengan menggunakan metode %-s"ore baku ;5<->E5S ditemukan gi%i baik (0( $HP ringan*sedang 11, dan $HP berat 2,. 7dapun untuk wilayah Bogyakarta dengan metode %-s"ore baku ;5<->E5S ditemukan gi%i baik :(3 $HP ringan*sedang 1(:3 dan $HP berat 3,. Aerdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kejadian $HP masih relatif tinggi di &ndonesia.2 Aerdasarkan hasil Riset $esehatan #asar tahun (010 prevalensi balita kurang gi%i berat badan kurang sebesar 1:0 persen diantaranya 39 persen dengan gi%i buruk dan prevalensi balita kurus wasting adalah 1,, persen. Riset $esehatan #asar*Riskesdas (010 digambarkan penduduk mengkonsumsi makanan di bawah 0 dari 7ngka $e"ukupan 'i%i 7$' yang dianjurkan tahun (003 sebanyak 30 persen $eadaan ini banyak dijumpai pada anak usia sekolah 31( remaja 232 dan ibu hamil 33(.2 'i%i menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah karena gi%i bisa men"erdaskan anak. 7nak yang kekurangan gi%i mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya daya pikir anak juga akan kurang karena pertumbuhan otaknya tidak optimal.2: Aanyak faktor yang mempengaruhi status gi%i pada anak. Pola asupan makanan yang tidak seimbang pada anak usia sekolah dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kurangnya gi%i dalam tubuh. 7nak usia sekolah sangat memerlukan asupan makanan yang seimbang untuk menunjang tumbuh kembangnya.29 Peran orang tua sangat berpengaruh terutama pada ibu karena seorang ibu berperan dalam pengelolaan rumah tangga dan berperan dalam mementukan jenis makanan yang akan dikonsumsi keluarganya. 5asil penelitian 5adivian dan Sylvia ada pengaruh pengetahuan sikap praktek ibu 17
tentang gi%i dan pendapatan keluarga terhadap tingkat ke"ukupan energi dan protein anak balita. 5asil penelitian !utviana dan Audiono ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan status gi%i balita. Aerdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga terhadap status gi%i anak. Penelitian
ini
merupakan
penelitian
analitik
observational
dengan
ran"angan
"rosssa"tional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak prasekolah dan sekolah dasar 8uhammadiyah di ke"amatan 'odean Sleman. Sampel dalam penelitian ini adalah anak yang terpilih se"ara randem menjadi subjek penelitian. /umlah sampel yang diambil berdasarkan penghitungan sampel si%e epiinfo dari populasi 3 respondent pada drajat keper"ayaan 92 didapatkan hasil sebesar 11 sampel. Penelitian ini menggunakan analisis diskriptif statistik dan hubungan antar variabel di uji dengan analisis regresi linier. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi )$ 7A7 /owah dan S# 8uhammadiyah Sangonan &? dengan jumlah responden sebanyak 1,: siswa. Responden pada penelitian ini orang 3: merupakan laki laki dan 1 orang 213 perempuan. )abel 1. #istribusi Status 'i%i anak )$ 7A7 /owah dan S# Status gi%i $urus >ormal
Frekuensi (0 113 3 1,:
Persentase 132 :( (9 100
)abel (. #istribusi tingkat pendidikan ibu di )$ 7A7 /owah dan S# 8uhammadiyah Sangonan &? Pendidian ibu ,reuensi Persen"ase -./ )idak sekolah 1 0 S# ,0 (1 S!)P , (1 S!)7 1 33( Perguruan )inggi* 10 ( #, Aerdasarkan )abel 1 diketahui status gi%i anak prasekolah dan sekolah dasar sebagian
besar mempunyai status gi%i yang normal :(. 5asil tersebut menunjukan bahwa sebagian besar responden telah mendapatkan ke"ukupan gi%i dari makanan yang mereka konsumsi. Status gi%i baik atau status gi%i optimal terjadi bila tubuh memperoleh "ukup %at-%at gi%i yang
18
digunakan se"ara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik perkembangan otak kemampuan kerja dan kesehatan se"ara umum pada tingkat semaksimal mungkin.0 Responden dengan status gi%i yang kurang sebanyak 132. Status gi%i kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih %at-%at gi%i esensial. Responden den gan status gi%i lebih hanya 3 anak (9. Status gi%i yang lebih terjadi karena tubuh memperoleh %at-%at gi%i dalam jumlah berlebihan.0 /enjang pendidikan formal di &ndonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah R& >o tahun (010 terbagi menjadi pendidikan dasar pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Aerdasarkan )abel ( diketahui sebagian besar ibu dari responden berpendidikan menengah yaitu S87 sebanyak 33(. 5asil analisis tingkat pendidikan ibu dengan status gi%i didapatkan probability sebesar 031 menunjukan tidakadanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gi%i anak di )$ 7A7 /owah dan S# 8uhammadiyah Sangonan &?. )idak adanya hubungan pendidikan dengan status gi%i dapat dikarenakan perkembangan teknologi yang ada saat ini. &bu dengan tingkat pendidikan rendah dengan adanya perkembangan teknologi saat ini dapat dengan mudah mengakses
informasi
dari
berbagai
media
sehingga
mereka
dapat
meningkatkan
pengetahuannya. 5asil penelitian ini sama dengan penelitian !inda Hdris yang menunjukan tidak adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan status gi%i pada anak.1( 5asil penelitian Sari menunjukan adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan status gi%i balita. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi pola konsumsi makanan sehingga akan terjadi status gi%i yang baik. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun informal. Penelitian ini tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan status gi%i meskipun pada penelitian lain tingkat pendidikan dapat mempengaruhi status gi%i. Penelitian $usumaningrum yang menunjukan adanya hubungan tingkat pendidikan dengan status gi%i balita di $e"amatan Simo Aoyolali., Pendapatan keluarga responden paling rendah sebesar RpD 100.000 dan tertinggi sebesar RpD 9.000.000 dan rata-rata pendapatan RpD 1.1:3.200. Pendapatan responden jika di kelompokkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan yang rendah 221. Pendapatan pada penelitian ini dikriteriakan rendah jika kurang dari 48R Bogyakarta (01( sebesar RpD :9(.0. Pendapatan keluarga sangat mempengaruhi terhadap konsumsi makanan
19
sehari-hari.
7pabila
pendapatan
rendah
maka
makanan
yang
dikonsumsi
tidak
mempertimbangkan nilai gi%i tetapi nilai materi lebih menjadi pertimbangan.3 7nalisis hubungan tingkat pendapatan dengan status gi%i pada penelitian ini didapatkan p-value 01, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tingat pendapatan dengan status gi%i pada anak )$ 7A7 /owah dan S# 8uhammadiyah Sangonan &?. Penelitian ini berbeda dengan penelitian lain yang menujukkan adanya hubungan pendapatan dengan status gi%i.2 Pendapatan rendah mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi keluarga dan meningkatkan kemungkinan kerkenanya penyakit infeksi sehingga status gi%inya rendah.( Penelitian ini tidak menunjukan adanya hubungan antara pendapatan dengan status gi%i pada anak dapat di karenakan pendapatan keluarga yang kurang dari 48R masih dapat men"ukupi kebutuhan makanan keluarga sehingga status gi%inya normal.
&UBUNGAN STATUS ZAT GIZI MIKRO DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK REMAJA
7nak sekolah merupakan sumber daya manusia S#8 di masa depan sebagai generasi penerus bangsa yang potensinya dan kualitasnya masihperlu ditingkatkan. 4ntuk mempersiapkan S#8 yang tangguh sehat dan produktif perlu perhatian sedini mungkin. 4ntuk mewujudkan harapan seperti itu masih banyak kendala yang harus diatasi. Aeberapa hasil penelitian mengungkapkan sebagian anak sekolah masih mengalami berbagai gangguan gi%i. 5asil R&$HS#7S (00: menunjukkan prevalensi status gi%i anak sekolah -&3 tahun se"ara nasional dengan kategori kurus dan sangat kurus menurut indeks &8) menurut umur pada laki-laki sebesar 1,, dan perempuan 109.J Status gi%i berdasarkan indeks &8) rnenurut umur menggambarkan kekurangan gi%i pada saat ini. 'angguan gi%i selain disebabkan karena kekurangan %at gi%i makro energy dan protein dapat juga disebabkan kurang %at gi%i mikro %at besi vitamin 7 dan seng atau kombinasi dari ketiganya. Saat ini status gi%i se"ara antropometri lebih dikaitkan dengan asupan %at gi%i makro karbohidrat kalori protein dan lemak. Padahal peranan %at gi%i makro tidak akan optimal tanpa kehadiran %at gi%i mikro. Rata-rata konsumsi orang dewasa yang dianjurkan sebesar (100 kalori per hari merupakan patokan global dengan asumsi di dalamnya tersedia %at gi%i mikro yang memadai. Pada kenyataannya masih ditemukan kekurangan %at gi%i mikro seperti %at besi dan 20
vitamin 7 di rnasyarakat. Survei $esehatan Rumah )angga S$R) (001 melaporkan prevalensi anemia pada anak sekolah dan remaja masih sebesar ,2. #ampak anemia pada kalangan pelajar sangat merugikan karena membuat lesu. lemah semangat belajar menurun rentan terhadap penyakit sehingga berakibat prestasi belajar menurun. $ekurangan seng yang terjadi pada usia sekolah dapat berakibat gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan sel otak. 8enurut 'roff. 199: defisiensi seng dapat menuKnkan kemampuan ekspresi gen dalam proses replikasi sel dan pertumbuhan tulang. Selain anemia dan defisiensi fe
ternyata pada anak sekolah ditemukanjuga masalah
defisiensi vitamin 7. 8enurut ;iryatmaji A. $adar serum vitamin 7 L (0 ug*dl pada anak sekolah sebesar (3. 8enurut ;5< bila prevalensi defisiensi vitamin 7 L( 0 ug*dl lebih dari 12 termasuk masalah kesehatan masyarakat. )ulisan ini akan menyajikan hasil penelitian mutakhir mengenai profil status %at gi%i mikro dan status gi%i antropometri dan bagaimana hubungan status gi%i keduanya pada anak remaja S!)P.
21
22
23
24
S"a"us Gi$i
Status gi%i ditentukan berdasarkan tinggi badan menurut umur )A*4 dan &ndeks 8asa )ubuh menurut umur &8)*4. 8enurut ;5< (002 anak dikatakan sangat pendek bila rata-rata )A*4 kurang dari -, Standard deviasi S# dan pendek bila L-( S# dan normal -1S# sampai 6 1 S#. 7nak dikatakan sangat kurus bila &8)*4 L-, S# kurus bila &8)*4 L( S# dan normal MN-( S# sampai 6 1 S#. 'ambaran status gi%i anak berdasarkan ;5< (002 disajikan pada tabel ,. #ari table , terlihat bahwa prosentase anak S!)P dengan kategori pendek dan sangat pendek untuk anaklaki-laki sebesar ,( dan ( sedangkan pada anak perempuan sebesar (3. dan ,. lndikator lain untuk melihat status gi%i anak remaja adalah indeks masa tubuh menurut umur dan jenis kelamin &8)*4. #engan indi"ator tersebut ternyata persentase anak dengan 25
kategori kurus dan pada anak laki-laki sebesar 1( dan anak perempuan sebesar 1,.:. #ibandingkan dengan angka nasional Riskesdas tahun (00: hasil penelitian ini sedikit lebih tinggi.
Konsumsi Za" Gi$i
'ambar 1 memperlihatkan presentase konsumsi %at gi%i terhadap angka ke"ukupan gi%i 7$' menurut jenis kelamin. 'ambar 1 menunjukkan bahwa konsumsi %at g%i%i makro khususnya energy dan protein masih "ukup rendah. $onsumsi energi maupun protein anak lakilaki maupun perempuan hanya men"apai sekitar 0. Sedangkan konsumsi %at gi%imikro masih jauh dari angka ke"ukupan. $onsumsi %at besi masih dibawah ,0.
S"a"us Gi$i Miro
5asil pemeriksaan biokimia seperti kadar 5b vitamin 7 retinol dan %in" disajikan pada )abel 3. 8enurut ;5< seorang anak remaja umur 01 - 02 tahun dikatakan anemia bila kadar 5b 3l4 g*dl. Aerdasarkan "riteria tersebut terlihat pada )abel 2 persentase anemia sebesar 1567.6 bila dipisah murid laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 1262. dan 1892.6
se"ara statisti" tidak berbeda bermakna. Status vitamin 7 dalam serum dikatakan rendah bila kadar retinol serum 347 ug*dl ;5<. Pada )abel 2 terlihat bahwa persentase kurang vitamin 7 retinol sebesar 4568.9 bila dipisah antara murid laki-laki dan perempuan masingmasing sebesar 489 7. dan 4565.6 se"ara statistik tidak berbeda bermakna. 8enurut 'ibson status %ink dikatakan rendah bila kadar %ink dalam serum L00 ug*!. Aerdasarkan nilai tersebut maka persentase murid dengan status %ink rendah sebesar 1595.6 Aila dipisah antara laki-laki dan perempuan. masing-masing sebesar 2498. dan 4868.6se"ara statstik berbeda bermakna P N 7672/
&ubun!an S"a"us Za" Gi$i Miro dan S"a"us Gi$i -TB:U/
)abel memperlihatkan rata-rata kadar 5b retinol dan %ink menurut status gi%i dengan indi"ator )A*4. 5ubungan dengan indi"ator &8)*4 tidak dianalisis karena proporsi murid yang menderita hanya 13. )ampak pada )abel rata-rata kadar 5b retinol dan %ink anak S!)P dengan status gi%i kurang pendek dan sangat pendek hampir sama dengan anak berstatus gi%i normal. 7kan tetapi 26
murid dengan status gi%i kurang mempunyai kadar %in" yang lebih rendah se"ara bermakna p L002 dari pada murid dengan status gi%i normal masing-masing sebesar 0: 6 011 ug*! dan 03 6 013, ug*!. 4ntuk mengetahui adanya hubungan antara status anemia vitamin 7 retinol dan %in" dengan status gi%i dilakukan uji bivariat. 5asil uji Statisti" disajikan pada )abel .
#aftar pustaka &' Proverawati 7. (010. asional. +' 7risman. (009. ,uku *ar Ilmu Gii. /akarta. Penerbit Auku $edokteran H'E. 27
.' Susilowati #. (010. 5ubungan Aody &mage dengan Status 'i%i pada Remaja Putra dan Putri di S87 Swasta $arya Aakti /akarta )ahun (010. Skripsi. F$8-4& /akarta. /' !utfah. (003. 5ubungan Pola #iet dengan Status 'i%i pada Remaja Putri di S87> 1 /akarta )ahun (003. Skripsi. F$8-4& /akarta. 0' /afar >. (01(. Perilaku 'i%i Seimbang pada Remaja )ahun (01(. Skripsi. F$ 84>57S 8akassar. 1' >atalia Putri. (01(. Perilaku $onsumsi 'i%i Seimbang dan Status 'i%i pada Remaja Putri di S87> 1 )arutung )ahun (01(. Skripsi. F$8-4S4 8edan. 2' ;idyakarya >asional Pangan dan 'i%i ?&&&. (003. $etahanan Pangan dan 'i%i di Hra utrition 7ssessment and 8anagement. Hd ke-(. >ew BorkD Ehapman O 5all. hlm 1-(3 &4' Riyadi 5. (001. Auku 7jar 8etode Penilaian Status 'i%i Se"ara 7ntropometri. AogorD /urusan 'i%i 8asyarakat dan Sumberdaya $eluarga &nstitut Pertanian Aogor. &&' Supariasa > Aakri A Fajar &. (001. Penilaian Status 'i%i. /akartaD Penerbit Auku $edokteran H'E. &(' 5adi 5. (002. Aeban 'anda 8asalah 'i%i dan &mplikasinya terhadap $ebijakan Pembangunan $esehatan >asional. Pidato Pengukuhan /abatan 'uru Aesar pada Fakultas $edokteran 4niversitas 'adjah 8ada. Bogyakarta. &+' #epartemen $esehatan. (00,a. 'i%i #alam 7ngka Sampai #engan )ahun (00(. /akartaD #epkes R&. &.' Rees /8. (000. Hating #isorder during 7doles"en"eD >utritional Problem and &ntervensi. ;ashingtonD Hlsevier S"ien"e &n". &/' ;ardlaw ' &nsel P8 Seyler 8F. 199(. Eontemporary >utrition &ssues and &nsights. St. !ouisD 8osby - Bear Aook. &0' Ri"kert ?& /ay 8S. 199. Aehavior Ehange and Eomplian"eD )he #ietitian as Eounselor. #i dalam D Ri"kert ?& editor. 7doles"ent >utrition 7ssessment and 8anagement. Hd ke(. >ew BorkD Ehapman O 5all. hlm 1(,-1,2. &1' /ohnston P$ 5addad H5. 199. ?egetarian and utrition 7ssessment and 8anagement. Hd ke-(. >ew BorkD Ehapman O 5all. 5lm 2-::. &2' 5einberg !/ )hompson /$. 199. Aody &mage. #i dalamD Ri"kert ?& editor. 7doles"ent >utrition 7ssessment and 8anagement. Hd ke-(. >ew BorkD Ehapman O 5all. 5lm 1,12:. &3' 5ardinsyah 8artianto #. 19:9. 8enaksir 7ngka $e"ukupan 'i%i dan Protein serta Penilaian 'i%i $onsumsi Pangan./akartaD ;irasari. (4' Soehardjo. 19:9. Sosio Audaya 'i%i.AogorD Pusat 7ntar 4niversitas &nstitut Pertanian Aogor. (&' 5urlo"k HA. 199. Perkembangan 7nak. /akartaD Hrlangga. ((' 8eredith E>. 199. HCer"ise and Fitness. #i dalam D Ri"kert ?& editor. 7doles"ent >utrition 7ssessment and 8anagement. Hd ke-(. >ew BorkD Ehapman O 5all. hlm 1((1,2. (+' 7ditama )B. 199. Rokok dan $esehatan. Hdisi ke-,. /akartaD Penerbit 4niversitas &ndonesia. (.' Oberrieder H, Walker R, Monroe D, Adeyanj M! 2! A""i"de o# die"e"i$% %"den"% and re&i%"ered die"i"ian% "o'ard obe%i"y! ( A) Die" A%%o$ 1995* 95+8- 194.6!
28
(/' Hadi H! /di"orial- &ii lebi %eba&ai "an"an&an bar 1! dan i)lika%inya "erada kebijakan e)ban&nan ke%ea"an na%ional! (rnal ii linik ndone%ia 2004* 1+251.8! (0' ndone%ian o$ie"y #or "e "dy o# Obe%i"y +O! 3! 3 rd %e)inar o# obe%i"y %erial online 2008 $i"ed 2008 A&%" 21! Aaliable #ro)- ""-::'''!kalbe!$o!id:%e)inar obe%i"y!")! (1' Madia, Hadi H, %e"yo'a"i! ;realen%i obe%i"a% 4! dan bn&an kon%)%i #a%" #ood den&an kejadian obe%i"a% ada re)aja <=; ko"a dan de%a di Daera %"i)e'a >o&yakar"a! (rnal ii linik ndone%ia 2004* 1+2- 77.85! (2' Har"a"i ?, Dar)arini @! ndika"or kinerja )" a%an 5! &ii dala) elayanan &ii r)a %aki"! ;ro%idin& AD- ;er"e)an l)ia a%ional Die"e"i$ * 2005 @ebrari 19. 28* ?andn&! (3' Rendon ;, ;lain% W! eneral eoleB% a""i"de "o'ard 6! oer'ei&":obe% re&i%"ered die"i"ian%! ( A) Die" A%%o$ 2007* 107+8- A18! +4' ?ond% W, Coellner (, Holield A, o&yakar"a dan aba"en ?an"l! (rnal ii linik ndone%ia 2005* 1+3- 130.6! +(' Ma" ;/, @o%"er D, @ai" M, Wadden =A! Forrela"e% 9! o# body i)a&e di%%a"i%#a$"ion a)on& oer'ei&" 'o)en %eekin& 'ei&" lo%%! ( Fon%l" Flin ;%y$ol 2002* 70+41040.4! ++' i$"er M! @a" "alk- 'a" &irl and "eir aren"% %ay abo" 14! die"in&! /n&landHarard Gnier%i"y ;re%%* 2000! +.' an Den ?er& ;, ;aE"on (, eery H, Wall M, "ainer 15! D! ?ody di%%a"i%#a$"ion and body $o)ari%on 'i" )edia i)a&e% in )ale% and #e)ale%! ?ody )a&e 2007* 4- 257. 68! +/' na%% F, ;aE"on (, Al%aker @D! Rela"ion%i% a)on&%" 16! body di%%a"i%#a$"ion, in"ernali%a"ion o# )edia body ideal and er$eied re%%re #ro) )edia in adole%$en" &irl% and boy%! ?ody )a&e 2007* 4- 353.60! +0' Ra)ani >M, ;el"o H, @erri% A, Allen , Miyano >, ki =, 18! ya)a >, noe , obaya%i >! De&ree o# a&ree)en" be"'een 'ei&" er$e"ion and body )a%% indeE o# (aane%e 'orker%- )y eal" %"dy! ( O$$ Heal" 2007* 49-376.81! +2' =$ker <, Mar" DM, Fyr"in di%"ira M=! Ob%e%i ere)an "erada ben"k 20! "b ideal- re$e"ion analy%i% "erada l) J?rid&e" (one%B% DiaryK ada enon"on ere)an =e%i% %erial online 2008 $i"ed 2009 @eb 09! Aaliable #ro)- ""-::adln:lib!nair!a$!id:%ear$! ! .4' Hn&.>i l, H%in.>a Ho! =e%"in& a )odel o# "e 21! redi$"or% and $on%eNen$e% o# body di%%a"i%#a$"ion! ?ody )a&e 2009* 6-19.23! .&' Fl%key M, robe D! Folle&e 'ei&" &ain and beaior 22! "ran%i"ion%- )ale and #e)ale diIeren$e%! ( A) Die" A%%o$ 2009* 109+2- 325.9! .(' M$Ar"r <, Ro%% (! A""i"de% o# re&i%"ered die"i"ian% 23! "o'ard er%onal oer'ei&" and oer'ei&" $lien"%! ( A) Die" A%%o$ 1997* 97+1- 63.6! .+' Filler A, Radler DR, De$ker R=, an H! Re&i%"ered 24! die"i"ian%B a""i"de%, kno'led&e ba%e and ra$"i$e abi"% re&ardin& obe%i"y! ( A) Die" A%%o$ 2008* 108+9A40!
29
..' Ciebland , Rober"%on (, (ay (, eil! ?ody i)a&e and 25! 'ei&" $an&e in )iddle a&ea Nali"a"ie %"dy! n" ( Obe% 2002* 26-1083.91! ./' =ari&an , Hadi H, (lia M! ;er%e%i $i"ra "b dan 26! kendala n"k )enrnkan bera" badan ada re)aja <=; di o"a >o&yakar"a dan aba"en ?an"l! (rnal ii linik ndone%ia 2005* 2+1- 1.7! .0' "ein, aren! ood or bad- 'a" yo %ee i%nB" al'ay% 27! 'a" yo &e"! ( A) Die" A%%o$ 2006* 106+7- 1022.4! .1' @el"on =, Ri$ard%on.i$kol% M, errano /, Ho%i& 28! ! A#ri$an.A)eri$an %"den"% er$e"ion% o# "eir )ajor%, #"re ro#e%%ion%, and "e die"e"i$% )ajor and ro#e%%ion- a Nali"a"ie analy%i%! ( A) Die" A%%o$ 2008* 108+7- 1192.7! .2' Ar)or ! >or aearan$e, &ood or bad, $an eIe$" 29! %ie o# yor ay$e$k %erial online 2005 $i"ed 2009 @eb 09! Aaliable #ro)- ""-::'''!%a"oday!$o)! .3' ?ell ?=,
/0' Ak)adi, ;er)a%alaan ii di ndone%ia, '''!raja'ana!$o):ar"ikel:ke%ea"an:384.er)a%alaan.&ii.di. indone%ia!")l 2009, diak%e% ada "an&&al 23 Ok"ober 2011! /1' ?adan! ;eren$anaan ;e)ban&nan a%ional +?aena%! ;eny%nan indek% ko)o%i" erlindn&an anak . (akar"a ?aena%! 2010, www.bapenas.go.id/get-fle-server/node/334 diak%e% ada "an&&al 23 ok"ober 2011 /2' Anindya, eb"an ii ei)ban& Anak G%ia ekola, 2009, '''!raja'ana!$o):ar"ikel:ke%ea"an:384.keb"an.&ii.%ei)ban&.%ia. %ekola!")l diak%e% ada "an&&al 23 Ok"ober 2011! /3' Hardivian, Sylvia Licha, Pengaruh Karakteristik Ibu dan Pendapatan Keluarga Terhadap Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Serta Status Gizi Anak Balita di Desa Suwawal Barat, Kecaatan !longgo, Kabupaten "epara# 2003, www.eprint.undip.ac.id diakses 23 Agustus 2012. 04' Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilu Gizi . Jakarta !"#. 2003. 0&' Linda $ny, dan Hamal %.&., Hu'ungan pendidikan dan peker(aan )rangtua serta *)la Asuh dengan status "i+i alita di k)ta dan &a'upaten -angerang anten. Proseding Penelitian Bidang Ilu Eksaskta $%& 0(' !dris elkie, Assessment )/ nutriti)nal status )/ presch))l children )/ "um'rit, )rth est !thi)pia, Ethiop#"#'ealth De( 21 24. 2005.
30