ISSN 1858 1858-122 -1226 6
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang Jurusan Jurusa n Penyul Penyuluhan uhan Pert Pertanian anian Yogyakar ogyakarta ta
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN ISSN 1858-1226 Terbit Dua Kali Setahun pada Bulan Juli dan Desember, Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dan Pemikiran di Bidang Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Teknik Pertanian Terapan
Ketua Penyunting
Thomas Widodo Wakil Ketua Penyunting
M. Adlan Larisu Penyunting Pelaksana
Abdul Hamid Ananti Yekti Miftakhul Arifin Suharno Mitra Bestari
Masyhuri (Universitas Gadjah Mada) Aziz Purwantoro (Universitas Gadjah Mada) E. W. Tri Nugroho (Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa) Sapto Husodo (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang) Zulkarnain (Universitas Jambi) Staf Tata Usaha
Mulyanta
Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Redaksi Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta, Jalan Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Kode Pos 55167Telpon (0274) 373479 (0274) 375528 - E Mail:
[email protected] Faximile JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang Jurusan PenyuluhanPertanian di Yogyakarta.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam penerbitan lain. Naskah diketik atas kertas HVS Kuarto spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang (pedoman penulisan naskah). Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata penulisan lainnya tanpa merubah esensi naskah. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan lima eksplar cetak lepas dan satu nomor bukti pemuatan. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan. Harga berlangganan termasuk ongkos kirim Rp. 50.000,00 per tahun untuk dua nomor penerbitan.
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
ISSN 1858-1226
DAFTAR ISI Analisis Isi Struktur Periklanan Pertanian Indonesia pada Jaringan Internet Indonetwork
87 - 101
Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, Subejo Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Bantul
102 - 111
Edy Suharyanto Kajian Efektivitas Seni Karawitan sebagai Media Pemasyarakatan Teknologi Pengendalian Hama
112 - 118
Nani Tri Iswardayati Penyuluhan dengan Pendekatan Wilayah dengan Rujukan Desa Sebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Gunungkidul
119 - 127
Sunarru Samsi Hariadi Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi
128 - 133
Suharto Budiyono Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bantul
134 - 141
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietas dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Kecap
B. Budi Setiawati
142 - 153
128
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
TEKNIK MENGENDALIKAN KEONG MAS PADA TANAMAN PADI
(The Tecnical Controlling of Golden snail on Plant Rice) Suharto Budiyono ABSTRACT
Golden snail (Pomaceae canaliculata Lamarck) in area Yogyakarta on this time was not pest primer in plantating rice but golden snail need anticipation because golden snail potention to be pest primer. Golden snail growth, multiply fast and attack plant rice of fase vegetative. The controlling golden snail use approach to IPM (Integrade Pest Management) is the controlling pest bassid to aspec ecology and economic of management care of agroecosystem with combination many tecnic application. Succesful controlling of golden snail to plant rice was early, periodic,massive and continous. Key words: Golden snail, IPM, Rice. Padi merupakan salah satu bahan
berpotensi menjadi hama utama, seperti tejadi di
makanan yang mengandung gizi dan penguat
wilayah yang lain yang hampir tiap tahun terjadi
yang cukup bagi tubuh manusia sebab di
permasalahan hama keong mas. Hama dari
dalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah
golongan moluska sangat berpotensial menjadi
diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi
hama utama karena berkembang biak dengan
disebut makanan berenergi. Disamping itu
cepat dan menyerang tanaman yang masih
jumlah penduduk yang makin meningkat serta
muda.
penyusutan lahan yang makin tahun meningkat
Keong mas ( Pomaceae canaliculata
sehingga kebutuhan bahan makanan yang
Lamarck) (Gastropoda; Ampullaridae) ada juga
berupa beras meningkat pula sehingga
yang menyebut siput murbei merupakan salah
pemerintah berupaya meningkatkan produksi
satu jenis keong air tawar yang berasal dari
padi melalui perluasan areal tanam dilaksanakan
Benua Amerika, tidak jelas mulai kapan masuk
di luar Jawa dan peningkatan produktivitas padi.
ke wilayah Indonesia. Keong mas secara bebas
Dalam rangka peningkatan produktivitas
di pasaran pada tahun 1981 di Yogyakarta telah
tanaman padi salah satu faktor penghambatnya
dijualbelikan sebagai ikan hias karena bentuk
adanya organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
dan warnanya yang menarik. Adanya banyak
yang menyerang tanaman padi. OPT utama pada
keong mas yang dijualbelikan pada masyarakat
padi antara lain tikus, penggerek batang, WBC,
maka penyebaran keong mas makin meluas
Tungro, BLB, dan keong mas. Di wilayah DIY
karena perkembangan biaknya sangat cepat.
k eb er a da an h am a k eo ng m as b el um
Disamping itu banyak keong mas yang
mengkuatirkan tetapi bila hama tersebut tidak
dibudidayakan di kolam-kolam sehingga
dikendalikan secara baik dan benar maka akan
banyak yang lari ke persawahan. Keong mas
Suharto Budiyono — Teknik Mengendalikan Keong Emas
129
selain warnanya sangat menarik, nilai gizinya
habitatnya sudah ada airnya maka keong mas
cukup tinggi yang tiap 100 gram mengandung
akan muncul kembali pada saat pengolahan
kalori sebanyak 64 kkal, protein sebanyak 12
lahan. Keong mas mempunyai jenis kelamin
gram, karbohidrat sebanyak 2 gram, lemak
yaitu jantan dan betina, tidak seperti jenis siput
sebanyak 1 gram, dan sejumlah mineral seperti
yang lain. Keong mas siap melakukan kopulasi
besi, fosfor dan kalsium. Pada saat itu lemahnya
pada saat kondisi air terpenuhi pada areal
pengawasan terhadap keberadaan keong mas di
persawahan.
Indonesia, diperparah sering terjadinya bencana banjir yang mempercepat terjadinya penyebaran
SIKLUS HIDUP KEONG MAS
keong mas yang sangat cepat.
Keong mas dewasa meletakkan telur
Potensi keong mas dapat menyebabkan
pada tempat-tempat yang tidak tergenang air
kerusakan tanaman berkisar 10 - 40%, daerah
(tempat yang kering) dan melakukan bertelur
penyebaran di wilayah Indonesia antara lain
pada malam hari pada rumpun tanaman,
Jawa, Sumatra, Kalimantan, NTB dan Bali.
tonggak, saluran pengairan bagian atas dan
Sedangkan di wilayah D.I. Yogyakarta daerah
rumput-rumputan. Telur keong mas diletakkan
penyebarannya di Sleman, Bantul, Kota
secara berkelompok berwarna merah jambu
Yogyakarta dan Kulonprogo. Luas serangan
seperti buah murbei sehingga disebut juga keong
yang terjadi di wilayah D.I. Yogyakarta masih
murbei. Keong mas selama hidupnya mampu
sangat rendah tetapi jangka waktu ke depan
menghasilkan telur sebanyak 15 - 20 kelompok,
perlu diwaspadai keberadaan hama keong mas
yang tiap kelompok berjumlah kurang lebih 500
karena perkembangan dan pertumbuhan yang
butir, dengan persentase penetasan lebih dari
sangat cepat. Keong mas sangat menyukai
85%.
lingkungan yang jernih, mempunyai suhu air o
Waktu yang dibutuhkan pada fase telur
antara 10 - 35 C, dengan demikian sangat cocok
yaitu 1 - 2 minggu, pada pertumbuhan awal
untuk daerah pegunungan sampai pantai.
membutuhkan waktu 2 - 4 minggu lalu menjadi
Dengan demikian mudah ditemukan di daerah
siap kawin pada umur 2 bulan. Keong
sawah, waduk, situ, rawa dan genangan air.
dewasa berwarna kuning kemasan. Dalam satu
mas
Keong mas bersifat herbivor yang
kali siklus hidupnya memerlukan waktu antara 2
pemakan segala dan sangat rakus, tanaman yang
- 2,5 bulan. Keong mas dapat mencapai umur
disukai tanaman yang masih muda dan lunak
kurang lebih 3 tahun. Cara menyerang keong
seperti bibit padi, tanaman sayuran, dan enceng
mas pada tanaman padi yaitu tanaman padi yang
gondok. Apabila habitatnya dalam keadaan
baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam
kekurangan air maka keong mas akan
mudah dirusak keong mas, untuk padi tanam
membenamkan diri pada lumpur yang dalam,
benih langsung (tabela) ketika 4 sampai 30 hari
hal ini dapat bertahan selama 6 bulan. Bila
setelah tebar. Keong mas melahap pangkal bibit
Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
130
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
p ad i m ud a. K eo ng m as b ah ka n d ap at
potongan daun yang mengambang di permukaan
mengkonsumsi seluruh tanaman muda dalam
air.
satu malam lalu rumpun yang hilang, adanya
Gambar 1. Siklus Hidup Keong Mas dari Telur sampai Siap Bertelur. Tempat keong mas hidup biasanya di
beragam tumbuhan seperti ganggang, azola,
kolam, rawa, sawah irigasi, saluran air dan areal
rumput bebek, eceng gondok, bibit padi dan
yang selalu tergenang. Keong mas mengubur
tumbuhan berdaun sukulen lainnya. Memilih
diri dalam tanah yang lembab selama musim
bagian yang lunak dari tanaman muda, sebab
kemarau. Keong mas bisa berdiapause selama 6
siput murbai makan dengan cara mengerok
bulan, kemudian aktif kembali jika tanah diairi.
permukaan tanaman dengan lidahnya yang kasar
Keong bisa bertahan hidup pada lingkungan
juga memakan bahan organik yang sedang
yang ganas seperti air yang terpolusi atau kurang
berdekomposisi
kandungan oksigen. Keong mas memakan
Gambar 2. Perbedaan Keong Mas Betina dan Jantan.
Suharto Budiyono — Teknik Mengendalikan Keong Emas
TEKNIK PENGENDALIAN
131
mas tidak dapat masuk ke dalam persemaian
P en ge nd al i an k eo ng m as h ar u s
karena keong mas lebih menyukai tanaman yang
mengetahui tentang perilaku dan siklus
muda. Disamping itu keong mas tidak bisa
hidupnya sehingga pengendalian dapat berhasil
merangkak ke persemaian disebabkan sifat
dengan baik. Berpedoman pada 4 prinsip dalam
plastik yang halus sehingga kesulitan untuk
mengelola pengendalian keong mas yaitu (1)
masuk ke persemaian. Pemasangan plastik harus
budidaya tanaman yang sehat, (2) melestarikan
sampai dasar tanah dan potongan kayu atau bilah
dan memanfaatkan musuh alami di pertanaman,
ditancapkan di bagian dalam plastik sehingga
(3) Melakukan pengamatan lahan pertanian
keong mas tidak bisa masuk ke persemaian.
secara rutin, (4) Petani sebagai ahli PHT di lahan
3. Melakukan penyulaman tanam
pertaniannya. Pengendalian keong
Pada daerah yang endemis keong mas
menggunakan pendekatan Pengendalian Hama
dapat dilakukan dengan cara melakukan
secara Terpadu (PHT) yaitu suatu pendekatan
penyulaman tanaman padi yang terserang.
pengendalian hama yang didasari pada
Dengan demikian tanaman padi tidak bolong-
pertimbangan ekologi dan efesiensi ekonomi
bolong sehingga pertumbuhan tanaman padi
dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang
menjadi merata. Dengan demikian pada daerah
bertanggungjawab dengan cara memadukan
yang endemis keong mas penggunaan benih
berbagai cara-cara pengendalian antara lain :
lebih tinggi dibandingkan daerah yang non
1. Mengumpulkan telur dan keong mas
endemis keong mas.
Pengambilan dan pengumpulan telur dan
4. Memasang tongkat/kayu pada tanaman padi
keong mas dilakukan pada pagi atau sore hari
Perilaku keong mas bila bertelur ke
pada tempat-tempat yang tergenang. Keong mas
tempat yang tidak tergenang air atau kering di
mempunyai kebiasaan hidup di persawahan
pertanaman padi, tongkat kayu atau galengan.
yang tergenang. Gerakan tersebut sangat efektif
Adanya perilaku keong mas tersebut maka
apabila dilakukan secara dini, masal dan terus
dilakukan pemasangan tongkat/kayu pada areal
menerus. Keong dewasa yang dikumpulkan
p e r s a w a h a n d e n ga n m a k s u d u n t uk
dapat dijadikan makanan untuk manusia atau
memerangkap keong mas untuk melakukan
ternak bebek karena nilai gizi yang tinggi,
peneluran. Lalu mengumpulkan telur-telur yang
sedangkan telur yang terkumpul dimusnahkan
d i l et a k ka n d i t o n gk a t /k a y u s e h in g g a
dengan cara membenamkan ke persawahan
mempermudah dalam pengumpulan. Setelah
sehingga telur-telurnya tidak akan menetas.
telur dikumpulkan lalu dimusnahkan dengan
2. Memasang penghalang plastik pada
cara membenamkan ke dalam persawahan atau
persemaian D en ga n m em as an g p la st i k p ad a sekeliling persemaian dengan harapan keong
di kubur, jangan dibuang di saluran irigasi karena akan mempercepat dalam penyebaran keong mas.
Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
132
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
5. Membuat parit-parit di sekitar persawahan
terputusnya siklus hidup keong mas tetapi dapat
Sifat keong mas yang menyukai tempat
mengurangi serangan keong mas. Disamping itu
yang berair maka dalam pengendaliannya
dapat juga mengendalikan OPT yang lain
dilakukan dengan cara membuat parit-parit di
Tungro, Penggerek batang padi, WBCdan tikus.
sekitar persawahan sehingga keong mas akan
10. Pengendalian dengan pestisida nabati
mengumpul pada parit-parit tersebut. Setelah
Beberapa tanaman yang dapat digunakan
mengumpul di parit lebih mudah untuk
sebagai moluskisida yaitu daun sembung
melakukan pengambilan keong mas. Dengan
( Blumea balsamifera (L.) DC.), akar tuba
demikian keong mas yang terkumpul dapat
( Derris elliptica (Roxb.) Bth.) dan patah tulang
dijadikan makanan manusia atau ternak.
( Euphorbia tirucalli L.). Pestisida nabati
6. Melepas bebek
tersebut dapat digunakan secara semprot atau
Bebek merupakan binatang pemangsa
disebar langsung di areal perwasahan pada
keong yang cukup potensial, sehingga dapat
daerah yang endemis keong mas.
dilepas secara berkala. Pada saat panen biasanya
11. Pengendalian kimia
dilepas bebek untuk mengais rontokan padi serta
Bila cara-cara di atas belum dapat
memakan keong-keong kecil dan telur. Dengan
diantisipasi maka tindakan pengendalian yang
demikian populasi keong dapat ditekan adanya
lain maka dapat menggunakan Moluskisida
pelepasan bebekdi lahan persawahan.
yang digunakan. Dalam pengendalian dengan
7. Memasang saringan pada saluran masuk
moluskisida berdasarkan pengamatan yang
Pada saluran masuk ke persawahan
dilakukan pada areal persawahan. Pestisida yang
s e ba i kn y a d i l et a kk a n s a ri n ga n u n tu k
digunakan moluskisida yang bijaksana dalam
menghindari masuknya keong mas dari saluran
penggunaannya.
irigasi. Dengan demikian keong mas tidak dapat masuk ke lahan persawahan. 8. Memasang umpan
PENUTUP
Hama keong mas di wilayah D.I.
Memasang perangkap dengan daun
Yogyakarta pada saat ini belum merupakan
pepaya dan ampas kelapa pada parit-parit untuk
hama utama pada tanaman padi tetapi perlu
mengundang keong-keong masuk ke dalam
diwaspadai dan diantisipasi keberadaan hama
perangkap lalu dilakukan penangkapan, dan
tersebut karena berkembang biak dengan cepat
pengumpulan.
dan menyerang tanaman yang masih muda. Bila
9. Dengan pola tanam
kita lengah terhadap keberadaan keong mas
Dengan mengatur pola tanam padi-padi-
akan menjadi hama utama pada tanaman padi
palawija sehingga siklus keong mas dapat
terutama pada daerah yang mempunyai pola
terputus dan mengurangi serangan keong mas.
tanam padi terus menerus.
Memang dengan cara tersebut belum menjamin
Keberhasilan Pengendalian keong mas
Suharto Budiyono — Teknik Mengendalikan Keong Emas
pada tanaman padi dilakukan secara dini, berkala, masal dan terus menerus. Disamping itu p e r l u m e m a du k a n b e r ba g a i c a r a -c a r a pengendalian yang dilakukan
sesuai dengan
perilaku dan siklus hidup keong mas.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius.Yogyakarta. 172 hal Anonim, 1997. Waspadai Keong mas di Tabela Padi. Departemen Pertanian, Litpan, BPTP gedong johor Medan, 2 p. Anonim, Management Options for the golden Aplle Snail, 2001. Crop Protection Division Philippine Rice Research Institute, Maligaya, Science City of Munos, 3119 Nueva Ecija
133
Department of Agriculture and Food and Agriculture Organization of the United Nations. 1989. A primer on integrated golden kuhol management .26pp. Joshi RC, MS Dela Cruz, GP Banawa, J Modesto, and ER Tiongco. 2000. Golden apple snail and management . In: H ig hl an d r ic e p ro du ct io n i n t he Philippine Cordillera. Central Cordillera Agricultural Programme (CECAP), Banaue, Ifugao and Philippine Rice Research Institute (PhilRice), Maligaya, Munoz, Nueva Ecija. 155-157. Kardinan A and Momo I, 1997. Pengaruh Beberapa Jenis Ekstrak Tanaman Sebagai Moluskisida Nabati Terhadap Keong Mas (Pomacea canalicuta) Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta vol 3 No. 2 : 82 92 hal.
Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
INDEKS PENGARANG ILMU-ILMU PERTANIAN 2006
A Analisis Kelayakan Usahatani Kangkung Air Ananti Yekti
Peran Perempuan Indonesia dalam Pembangunan Pertanian Asih Farmia
B Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietas dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Kecap B. Budi Setiawati
C Pemberdayaan Petani Miskin di Pedesaan: Analisis Pengalaman Program SLT dan IDT Christine Sri Widiputranti
Beberapa Faktor yang Berpengaruh terhadap Progresivitas Kelompok Tani Lahan Pantai di Kabupaten Kulon Progo Cucuk Redono
E SLPHT sebagai Lembaga Pemberdayaan Petani Edhi Martono
Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Bantul Edy Suharyanto
F Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bantul Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan
M Profil Kemampuan Umum (Generic Competencies) yang Diperlukan bagi Penyuluh Pertanian Miftakhul Arifin
N Kajian Efektivitas Seni Karawitan sebagai Media Pemasyarakatan Teknologi Pengendalian Hama Nani Tri Iswardayati
R Alokasi Waktu Kerja Keluarga Pengrajin Emping Melinjo di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Rika Nalinda
S Partisipasi Petani dalam Kegiatan Eks DAFEP di Kabupaten Bantul Sapto Husodo
Penyuluhan dengan Pendekatan Wilayah dengan Rujukan Desa Sebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Gunungkidul Sunarru Samsi Hariadi Kajian Pertumbuhan dan Produksi pada 8 Varietas Kedelai (Glycine max L.) Merril di Lahan Sawah Tadah Hujan Suharno Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi Suharto Budiyono Analisis Isi Struktur Periklanan Pertanian Indonesia pada Jaringan Internet Indonetwork Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, Subejo
INDEKS KOMULATIF ILMU-ILMU PERTANIAN 2006
SLPHT sebagai Lembaga Pemberdayaan Petani
1- 5
Edhi Martono Beberapa Faktor yang Berpengaruh terhadap Progresivitas Kelompok Tani Lahan Pantai di Kabupaten Kulon Progo
6 - 17
Cucuk Redono Partisipasi Petani dalam Kegiatan Eks DAFEP di Kabupaten Bantul
18 - 27
Sapto Husodo Pemberdayaan Petani Miskin di Pedesaan: Analisis Pengalaman Program SLT dan IDT
28 - 34
Christine Sri Widiputranti Peran Perempuan Indonesia dalam Pembangunan Pertanian
35 - 41
Asih Farmia Analisis Kelayakan Usahatani Kangkung Air
42 - 49
Anati Yekti Profil Kemampuan Umum ( Generic Competencies) yang Diperlukan bagi Penyuluh Pertanian
50 - 64
Miftakhul Arifin Kajian Pertumbuhan dan Produksi pada 8 Varietas Kedelai (Glycine max L.) Merril di Lahan Sawah Tadah Hujan
65 - 72
Suharno Alokasi Waktu Kerja Keluarga Pengrajin Emping Melinjo di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
73 - 86
Rika Nalinda Analisis Isi Struktur Periklanan Pertanian Indonesia pada Jaringan Internet Indonetwork
87 - 101
Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, Subejo Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Bantul
Edy Suharyanto
102 - 111
Kajian Efektivitas Seni Karawitan sebagai Media Pemasyarakatan Teknologi Pengendalian Hama
112 - 118
Nani Tri Iswardayati Penyuluhan dengan Pendekatan Wilayah dengan Rujukan Desa sebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Gunungkidul
119 - 127
Sunarru Samsi Hariadi Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi
128 - 133
Suharto Budiyono Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bantul
134 - 141
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietas dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Kecap
B. Budi Setiawati
142 - 153
PEDOMAN PENULISAN NASKAH DALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN
Naskah dalam Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, dengan gaya bahasa efektif dan akademis. Naskah dapat berupa hasil penelitian atau studi pustaka yang diketik komputer (MS –Word atau yang kompatibel dengan MS-Word) meggunakan spasi ganda, tulisan disertai intisari (abstract ). Panjang tulisan berkisar antara 16 sampai dengan 20 halaman kuarto (A4). Naskah hasil penelitian mengikuti susunan sebagai berikut; halaman judul, nama penulis, alamat penulis, intisari, kata kunci, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka. Naskah konseptual tersusun atas halaman judul, pendahuluan, isi tulisan, penutup, daftar pustaka. Grafik dan gambar garis dapat gambar dengan tinta cina atau menggunakan program grafik (komputer), grafik dan gambar diutamakan tidak berwarna (hitam putih). Judul gambar diletakkan di bawah gambar, diberi nomor urut sesuai dengan letaknya dan dicetak tebal. Masingmasing gambar diberi keterangan singkat dengan nomor urut yang diletakkan di luar bidang gambar. Gambar dan grafik diletakkan di dalam naskah. Gambar fhotografis diutamakan tidak berwarna (hitam putih) dan dicetak di atas kertas mengkilap, jelas dan tidak kabur. Nama lain (binomial), kata asing, latin dan bukan kata dalam Bahasa Indonesia dicetak miring. Judul harus singkat dan jelas menunjukkan identitas subyek, indikasi tujuan studi dan memuat kata-kata kunci. Jumlah kata seyogyanya berkisar antara 6 - 12 buah, dituliskan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Nama atau namanama penulis ditulis tanpa gelar. Abstarct (intisari), harus dapat memberi informasi mengenai seluruh isi karangan, ditulis dengan singkat, padat dan jelas dan tidak melebihi 250 kata, ditulis dalam Bahasa Inggris (untuk naskah dalam Bahasa Indonesia) dan Bahasa Indonesia (untuk naskah dalam Bahasa Inggris), intisari disertai key words (kata kunci). Pendahuluan, berisi latar belakang, masalah dan tinjauan teori secara ringkas.
Metode penelitian, berisi penjelasan mengenai bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian (kalau ada), waktu, tempat dan rancangan percobaan (teknik analisis). Hasil dan pembahasan, disajikan secara ringkas (dapat dibantu dengan tabel, grafik atau fhoto-fhoto). Pembahasan merupakan tinjauan terhadap hasil penelitian secara singkat tetapi jelas dan merujuk pada literatur terkait. Kesimpulan dan saran, berisi hasil nyata ataupun keputusan dari penelitian yang dilakukan d an s ar an t in da ka n l an ju t u nt uk b ah an pengembangan penelitian berikutnya. Daftar pustaka, memuat semua pustaka yang digunakan dalam penulisan karangan. Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad secara kronologis (urut tahun). Penulisan pustaka untuk buku dengan urutan; nama pokok (keluarga) dan inisial pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, nama penerbit dan tempat terbit. Setiap bagian diakhiri dengan tanda titik. Penulisan pustaka untuk karangan dalam buku, majalah, surat kabar, proseding atau terbitan lain bukan buku, ditulis dengan urutan; nama pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judul karangan, inisial dan nama editor, judul buku, halaman pertama dan akhir karangan, nama penerbit dan tempat terbit. Redaksi mempunyai hak untuk mengubah dan memperbaiki ejaan, tata tulis dan bahasa yang dimuat tanpa mengubah esensi. Naskah yang telah ditulis dan sesuai dengan pedoman penulisan jurnal ilmu-ilmu pertanian diterima paling lambat satu bulan sebelum bulan penerbitan, dalam bentuk hard printing (cetak printer) dan soft printing ( ).file Naskah dikirimkan kepada M. Adlan Larisu, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian ( S TP P ) J u r us a n P e ny u lu h a n P e r ta n i an Yogyakarta, Jalan Kusumanegara Nomor 2 Yogyakarta Kode Pos 55167 Telpon (0274) 373479 Faximile (0274) 375528. - E Mail:
[email protected]