Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
untuk menentukan penggunaan tertinggi dan terbaik adalah konsep mengenai pemeliharaan penggunaan lingkungan real estat yang signifikan, dan aplikasi penggunaan tertinggi dan terbaik. 1. Realestat yang signifikan secara lingkungan dapat dijelaskan sebagai satu bentuk hak properti pribadi yang mengawasi penggunaan lahan dengan berdasarkan faktor ‐ faktor geografi, biologi, ekologi, arkeologi, paleontology, budaya, dan/atau sejarah yang signifikan kepada masyarakat. Pemeliharaan penggunaan didefinisikan sebagai proses memelihara, mempertahankan, rehabilitasi dengan memperhatikan ciri‐ciri geografi, biologi, ekologi, arkeologi, paleontology, budaya, dan/atau sejarah yang signifikan pada lahan tersebut. 2. Empat Kriteria dalam Mengaplikasikan Analisa Penggunaan Tertinggi dan Terbaik dengan memelihara dan menggunakan lingkungan realestat secara signifikan. Keterbatasan eksplisit dan implisit definisi nilai pasar merupakan ciri‐ciri dalam mengaplikasi analisa penggunaan tertinggi dan terbaik dalam pemeliharan penggunaan lingkungan real estat yang signifikan. Kriteria tersebut adalah: •
•
Kriteria komoditi: Lahan real estat signifikan yang ingin dipelihara harus memiliki nilai komoditi (layak untuk di pelihara) Kriteria ekonomi: Lahan real estat signifikan yang ingin
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
real estat signifikan yang ingin dipelihara harus •
•
berkoresponden dengan private real property rights property rights market Kriteria definisi nilai pasar: transaksi di dalam pasar secara umum beserta penilaian yang dilakukan harus memenuhi definisi nilai pasar.
Selain kriteria di atas beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan Pemeliharan penggunaan lingkungan realestat yang signifikan adalah kemungkinan secara fisik, ijin hukum, kelayakan secara finansial dan menghasilkan keuntungan bersih yang paling tinggi kepada pemilik.
2. Konsep dan Strategi Pengambil an Keputusan
French, N.2001.Decision theory and real estate investment: an analysis of the of the decision‐making processes of real of real estate investment fund managers Managerial and Decision Economics, 2001, vol. 22, issue 7, pages 399‐410 Bahasan : Meneliti proses pembuatan keputusan dalam menentukan nilai dan harga aset dengan pendekatan teori keputusan. Teori keputusan merupakan sebuah model bersifat matematikal dan melibatkan disiplin ilmu lain seperti psikologi, matematik, ekonomi, ilmu sosial, dll. Dalam penelitian ini ditemukan dua model sebagai kerangka utama dalam proses pembuatan keputusan. Model yang pertama adalah model yang bersifat deskriptif dimana deskriptif dimana model ini dapat digunakan untuk memahami bagaimana cara orang lain membuat keputusan real estat. Model yang kedua adalah model normatif yang normatif yang member peluang untuk mengeksplorasi implikasi dari perilaku idealis
•
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada proses pembuatan keputusan beserta teorinya disimpulkan bahwa sebuah konsep strategi kerangka kerja realestat harus mampu menyediakan sebuah landasan untuk mendapatkan pengetahuan disiplin realestat, bagaimana menentukan harga produksi dan pengalokasian nilai dalam real estat investasi dengan berdasarkan teoritik dan praktikal serta melibatkan bidang keilmuan psikologi, ekonomi, matematik/ statistik, ilmu pengetahuan sosial, sejarah dan juga dan juga merepresentasikan cara untuk menghubungkan pendekatan secara strategi untuk kegiatan jual kegiatan jual‐beli realestat. Dengan memahami proses real estate, pengaruh strategi terhadap proses transaksi yang terjadi setelah proses jual proses jual‐beli real estate dapat diidentifikasi. Pengaruh strategi ini juga ini juga berfungsi sebagai strategi yang
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
menemukan pendapatan konsumen dapat dibagi menjadi 3 penggolongan yang mempunyai karakterisitk preferensi terhadap produk real estat yang berbeda. Aris, R., 2000. Faktor – Faktor – Faktor Penentu Pemilihan Tipe Rumah dan Implikasinya Terhadap Tingkat Kepuasan Pemilik Serta Jenis dan Frekuensi Perubahan. Bandung : Institu Teknologi Bandung. Bahasan : Menganalisa perilaku konsumen terhadap produk realestat yang dibuat secara generalisasai tanpa memperhatikan faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe rumah dan kaitanya dengan tingkat kepuasan penghuni Perumnas
pendapatan dapat dibagi dalam 3 bagian : Masyarakat berpenghasilan rendah yang cenderung memilih rumah yang dapat dibeli secara kredit, cicilan murah, tanpa uang muka, lantai keramik dan lokasi perumahan dilalui oleh kendaraan umum karena mereka tidak memiliki kendaraan pribadi Masyarakat perbenghasilan menengah cenderung membeli rumah dengaan cara yang sama pada masyarakat berpenghasilan rendah namun kualitas rumah yang lebih baik yaitu kualitas kayu jati, kayu jati, lantai keramik.
Masyarakat berpenghasilan tinggi cenderung membeli rumah dengan harga yang sesuai dengan mutu bangunan, kualitas lantai marmer, terdapat pelayanan terhadap peningkatan mutu bangunan, bangunan yang luas. 3. Lokasi Ditemukan bahwa faktor lokasi yang berhubungan dengan kemudahan aksesbilitas, lokasi yang strategi , kondisi lingkungan sekitar, struktur sosial masyarakat sekitar, mempengaruhi preferensi konsumen 4. Luasan Rumah dan desain rumah Luasan rumah mempengaruhi jenis mempengaruhi jenis konsumen dengan preferensi yang berbeda pada tiap jenisnya. tiap jenisnya. Pengklasifikasian konsumen berdasarkan tingkat pendapatan, umur, dan pendidikan mampu menjawab preferensi luasan rumah dan desain rumah yang cenderung dipilih pada masing – masing – masing pengklasifikasian konsumen.
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
•
2. Lahan ( lokasi, komposisi, kondisi sekitar )
Rabianski, S.,2001. Corporate Real Estate Site Selection: A Communitiy Spesific Information Frame Work. Journal Real Estate Research, vol 22,pp 166‐ 197 Bahasan : Penelitian ini meneliti pengaruh kondisi masyarakat sekitar terhadap proses pemilihan lokasi perusahaan. Ditemukan 3 pembahasan utama yaitu pentingnya melakukan proses penilaian pemilihan lokasi, implikasi dari pemilihan tersebut dan tantangan yang dihadapi dari masyarakat disekitar lokasi. Christian,Burghard., 2008. MULBO : Model Framework for Multicriteria Landscape Assessment and Optimisation. A Support System For Spatial Land Use Decision. Landscape Research, Vol 33 ( 2 ), pp155‐179. Bahasan
•
Salah satu contoh penelitian perumahan yang dibangun dengan tidak memperhatikan klasifikasi preferensi konsumen adalah Perumahan PERUMNAS yang dibangun dengan menyamaratakan kebutuhan seluruh calon penghuninya dengan menggunakan prinsip rasionalisasi, antara lain rasionalisasi ukuran, bentuk, bahan bangunan yang digunakan maupun konstruksi yang dipilih. Kondisi ini mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni terhadap huniannya, serta reaksi penghuni dalam melakukan penyesuaian terhadap huniannya. Pemilihan tipe rumah di PERUMNAS sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan terahir kepala keluarga saat itu. Faktor pendapatan dan pekerjaan walaupun tidak secara signifikan mempengaruhi pemilihan tipe rumah, namun berbanding lurus dengan tingkat pendidikan responden.
Di dalam ilmu realestat Terdapat semboyan bahwa yang terpenting dalam realestat adalah lokasi, lokasi dan lokasi dan lokasi hal ini dikarenakan lokasi merupakan salah satu keputusan awal penting yang harus diambil oleh pengembang. Beberapa temuan mengenai faktor‐faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi diantaranya : ‐ Aksesbilitas ‐ Demografi ‐ Ketersediaan Air ‐Ruang terbuka Hijau ‐ Pendapatan masyarakat sekitar lokasi ‐ Fasilitas yang tersedia di sekitar lokasi ‐ Sarana Infrastruktur Selain faktor
faktor di
menjadi pertimbangan
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
replikasi analitikal pada pasar yang berbeda. •
Selain memperhatikan faktor – faktor – faktor tersebut, terdapat beberapa Strategi alternatif dalam alternatif dalam strategi penjualan rumah dan salah satunya adalah sesuai dengan temuan penelitian yang telah bahwa dengan menambah fasilitas umum sehingga konsumen memiliki kenyamanan dalam menempati rumah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan utama konsumen membeli rumah adalah harga yang terjangkau sedangkan penyediaan fasilitas umum dalam perumahan merupakan urutan ke‐4. Namun perumahan yang memiliki fasilitas umum yang lengkap lebih cepat berkembang dalam arti lebih cepat terjual dan dihuni. Pada objek studi perumahan “GCA” yang diteliti pada penelitian ini terdapat beberapa fasilitas yang diharapkan antara lain tempat ibadah, klinik, dan sekolah.
Kesimpulan:
Pengelompokkan jurnal Pengelompokkan jurnal dan karya ilmiah ini membahas mengenai bagaimana menentukan teknik dan strategi pemasaran dan melakukan analisa pasar yang secara garis besarnya dapat dibagi menjadi beberapa atribut diantaranya, melakukan analisa terhadap preferensi pasar, menentukan lokasi, dan kemudian menentukan strategi pemasaran yang paling tepat pada lokasi tersebut. Subyek Konten
Judul Jurnal
Kesimpulan
C. Aspek Teknis dan Lingkungan Aspek teknis dan lingkungan dalam perencanaan realestat dalam pokok bahasan ini membahas mengenai proses perencanaan tapak perumahan yang terdiri dari konsep perencanaan, tata guna lahan, dan prinsip pembagian kapling perumahan yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kawasan perumahan dan memiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam tujuan mencapai hasil yang maksimal. 1. Aspek yang Kwanda, T., 2000. Penerapan Konsep Perencanaan dan Pola Temuan‐temuan yang didapat antara lain: diputuskan Jalan Dalam Perencanaan Realestat di Surabaya. Dimensi Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada • dalam Teknik Arsitektur, Vol. 28(2), pp 106 – 106 – 113 pengelompokkan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
dengan teknis dan lingkungan
kapling.
Ewing, R., 2008. The Impact of of Urban Urban Form on U.S. Residential Energy Use. Housing Policy Debate, vol 19 ( 1 ), pp 1‐30 Bahasan : Jurnal ini meneliti bentuk kawasan urban hubungannya dengan tata guna lahan dan penggunaaan energi.
Konsep Perencanaan : Ditemukan bahwa Konsep perencanaan dan pola jalan pola jalan merupakan dua hal utama dalam perencanaan realestat. Secara teori dalam perencanaan realestat terdapat tiga (3) konsep perencanaan yaitu konsep neotradisional atau konvensional, cluster dan Planned Unit Development (PUD). Dari 53 realestat yang ada di Surabaya sebagian besar (92,45%) menerapkan konsep neotraditional.
Kwanda,T.,2002. Studi Tentang Perencanaan Tapak dan Analisis Pengaruh Lebar Jalan Terhadap Luas dan Harga Jual Kapling Pada Beberapa Perumahan di Surabaya. Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 30 (1),pp 27 – 27 – 38 Bahasan : Jurnal ini meneliti tentang proses perencanaan tapak yang terdiri dari beberapa konsep yaitu: perencanaan, tata guna lahan, perencanaan jalan perencanaan jalan dan prinsip pembagian kapling dan membandingkan konsep – konsep – konsep tersebut dengan harga jual kapling. Ditemukan bahwa lebar jalan lebar jalan mempengaruhi harga jual harga jual kapling.
Perencanaan Jalan : Elemen yang sangat penting dalam perencanaan tapak adalah jalan, karena berpengaruh terhadap luas dan harga jual harga jual kapling. Dari hasil analisis korelasi yang dilakukan oleh peneliti pada salah satu jurnal satu jurnal ini menunjukkan adanya pengaruh antara lebar jalan lebar jalan dengan luas kapling dan harga jual harga jual kapling pada ke‐empat perumahan. Sedangkan dari uji anova yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari ke‐empat perumahan terhadap variabel lebar jalan, luas kapling, harga jual harga jual kapling per‐m2 dan harga jual harga jual kapling. Tata Guna Lahan : Temuan menjelaskan sebuah kerangka kerja konseptual yang menghubungkan bentukan kawasan urban dengan penggunaan energi di kawasan perumahan melalui tiga penyebab utama: penyebaran arus listrik dan kehilangan energi akibat proses distribusi, keperluan arus energi yang berbeda untuk tipe perumahan yang berbeda dan keperluan pemanasan dan penyejukan ruang yang berkait langsung dengan pemanasan kawasan urban. Perumahan yang
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
Bahasan : membahas hubungan antara Kelangsungan perkembangan kawasan perumahan dan bentukan kota yang berkelanjutan Perkembangan Lokasi Perumahan di Wilayah Gedebage Kota Bandung Akibat Pemekaran Kota Maman Hilman Staf Pengajar Staf Pengajar Program Studi Arsitektur – Arsitektur – UPI Bandung, Alumni Magister Arsitektur UNPAR & Siswa S‐3 PWD IPB Bahasan : Perkembangan luas area perumahan di wilayah Gedebage Kota Bandung Kaiser, Edward J., Locational Decision Factors in a Producer Model of Residential of Residential Development. Land Economics; Aug68, Vol. 44 Issue 3, p351, 12p, 3 charts Bahasan : membahas peranan pengembang dalam pola perkembangan perumahan
tinggal dikawasan pinggir kota ( fringe areas) dengan alasan pengembangan properti lebih murah untuk dilakukan atas dasar biaya pengembangan yg lebih murah (utk membangun infrastruktur, penyediaan titik2 kerja, dll). dengan kurangnya pengembangan berencana di kawasan urban yang menyebabkan lebih banyak yg memilioh utk tinggal di kawasan luar kota telah mengakibatkan program 'smart growth' gagal dilaksanakan 3. Jalur Transportasi Dari variabel yg diteliti, penelitian membuktikan bahwa pengembangan kawasan perumahan akan menjadi lebih baik jika berada tidak terlalu dekat dengan jalur dengan jalur transportasi interchange (jalur kereta api, airport, jalan airport, jalan tol). Jalur transportasi mempengaruhi faktor aksesbilitas dan kestrategisan lokasi, pengembang cenderung melakukan produksi real estate pada lokasi yang didukung oleh aksesbilitas tinggi. 4. Titik – Titik – titik pekerjaan Titik2 pekerjaan di kawasan suburban yang tidak terpusat memberi dampak negatif kepada negatif kepada pola pengembangan properti karena titik‐titik pekerjaan suburban yang tidak terpusat akan membentuk pola pengembangan yang tidak compact dan akan membentuk pengembangan kawasan perumahan yang menyebar. 5. Peraturan yang berkaitan pola pengembangan spatial. peraturan legislatif untuk legislatif untuk tujuan pengembangan properti dibentuk dan harus dipatuhi setiap developer untuk memastikan setiap development baru mematuhi syarat2 untuk menyediakan infrastruktur yang diperlukan supaya memberi
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
•
•
Selain dari faktor – faktor – faktor yang mempengaruhi pola perkembangan real estat tersebut ternyata ditemukan juga ditemukan juga bahwa pengembang memainkan peran penting dalam menentukan distribusi spasial pertumbuhan perumahan karena pengembang membuat locational awal komitmen dalam membangun spekulatif dari spekulatif dari penawaran rumah baru. Penelitian yang dilakukan mengenai pendekatan proses pembangunan menyimpulkan terdapat pendekatan lain dimana pendekatan studi mengenai proses pembangunan perumahan dilakukan secara konseptual dan empiris locational pemeriksaan perilaku pengembang dalam produksi perumahan keluarga tunggal sub‐divisi untuk pasar perumahan perkotaan. Pola pertumbuhan perumahan cenderung mendekati masalah dari sudut pandang rumah tangga sebagai konsumen dimana kebanyakan pembeli rumah hanya mementingkan rumah itu sendiri dibanding faktor lain seperti lokasi dan pola subdivisi kawasan rumah serta kondisi kawasan perumahan itu dibangun (pola pengembangan rumah dilakukan secara spekulatif ) spekulatif )
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
empat paradigma yang digunakan oleh Hirschheim dan rekan‐ rekan (1995), yang telah memperkenalkan pendekatan ini untuk mengungkapkan hubungan diantara asumsi developer dan hal yang berkaitan dengan perilakunya. Isu utama disini adalah untuk mengetahui bagaimana kerangka kerja empat paradigma ini bisa dioperasikan untuk mengklasifikasi perilaku IS para developer. Pendekatan empat paradigma yang ditemukan tersebut adalah : Empat paradigma yang dipakai untuk mengevaluasi perilaku developer : 1. Paradigma Fungsional Bersifat fungsional, mekanistik, rasionalistik dan memiliki prosedur metodologi. Paradigma fungsional menolak keterlibatan stakeholder dalam proses penelitian IS. ( lebih menekankan pada aturan dan objektif ) objektif ) 2. Paradigma Relatif Sosial Relatif Sosial Paradigma ini mencoba untuk memahami sistem sosial dari perspektif patrisipan. perspektif patrisipan. Keperluan dan persyaratan IS disusun berdasarkan kepada struktur sosial sehingga keperluan dan persyaratan IS berdasarkan persepsi partisispan. ( lebih menekankan pada aturan dan subjektif ) subjektif ) 3. Paradigma Strukturalis Radikal Berdasarkan premis persaingan kelas diantara pihak manajemen dan karyawan, maka dari itu sistem ini mengidentifikasi konflik yang terjadi diantara manajemen dan karyawan dan mengharuskan para sistem developer untuk memilih keberpihakan antara karyawan dan manajemen. Paradigma strukturalis radikal bertujuan untuk merubah struktur IS dari pada menjelaskan IS ( lebih menekankan pada Objektif dan Objektif dan konflik )
Komang Tria Prabawati NIM 25209023 Tugas 1/v6
4.
Paradigma Neo Humanist Bertujuan untuk mencari perubahan radikal, emansipasi, dan member penekanan terhadap perbedaan peran diantara tingkat sosial dan organisasi dalam melakukan dan memahami perubahan. Lebih bersifat teoritikal dan dibangun dari teori bukan berdasarkan penelitian empiris. ( lebih menekankan pada subjektif dan konflik )
Hasil penelitian tersebut juga tersebut juga menyimpulkan menyimpulkan bahwa pendekatan empat paradigma ini mampu untuk mengklasifikasi perilaku developer sesuai paradigmanya.