BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Orga Organi nisa sasi si
seba sebaga gaii
suat suatu u
sist sistem em
terd terdir irii
dari dari
komp kompon onen en-k -kom ompo pone nen n
(subsistem) yang saling berkaitan atau saling tergantung (inter dependence) satu sama lain dan dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Subsistem yang yang salin saling g terga tergant ntun ung g itu itu adal adalah ah tuju tujuan an dan dan nila nilai-n i-nil ilai ai (goa (goals ls and and valu values es subsystem) subsystem) teknikal teknikal (technical (technical subsystem) subsystem) manajerial manajerial (managerialsu (managerialsubsyste bsystem) m) psikososial
(psychosocial
subsystem)
dan
subsistem
struktur
(structural
subsys subsystem tem). ). !alam !alam proses proses interak interaksi si antara antara suatu suatu subsist subsistem em dengan dengan subsist subsistem em lainnya tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara indivi individu du pelaksa pelaksanan nanya. ya. Setiap Setiap saat ketegan ketegangan gan dapat dapat saja muncul muncul baik baik antar antar individu maupun antar kelompok dalam organisasi.Banyak "aktor yang melatar belakangi munculnya ketidakcocokan atau ketegangan antara lain si"at-si"at pribadi yang berbeda perbedaan kepentingan komunikasi yang #buruk$ perbedaan nilai dan sebagainya.%erbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya memba&a organisasi kedalam suasana kon"lik. 'gar organisasi dapat tampil e"ekti" maka individu dan kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama sama lain lain menuju menuju pencap pencapaian aian tujuan tujuan organ organisas isasi. i. amun amun sebagai sebagaiman manaa dikatakan oleh ibson et al. (1**+,+) selain dapat menciptakan kerjasama hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan kon"lik. /al ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendirisendiri dan tidak saling bekerjasama satu sama lain. Oleh karena itu disusun makalah ini agar individu maupun kelompok dapat memanajemen setiap kon"lik yang ada di lingkungan masyarakat dengan judul #0anajemen on"lik$.
1
1.2 3umusan 0asalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah , 1. 2. . .
Bagaim Bagaimana ana kons konsep ep dasar dasar dari dari kon"lik kon"lik 4 'pa pengert pengertian ian dari dari mana manajeme jemen n kon"l kon"lik ik 4 Bagaim Bagaimana ana sejarah sejarah terjad terjadiny inyaa manajeme manajemen n kon"lik kon"lik 4 Bagaimana Bagaimana penerap penerapan an manajeme manajemen n kon"lik kon"lik dalam organisasi organisasi 4
1. 5ujuan %enulisan 5ujuan dari penulisan makalah ini adalah , 1. 2. . .
6ntuk 6ntuk menge mengetah tahui ui konse konsep p dasar dasar dari dari kon"lik kon"lik 6ntuk 6ntuk menge mengetah tahui ui dari dari manajem manajemen en kon"l kon"lik ik 6ntuk mengetahui mengetahui sejarah terjadinya terjadinya manajemen manajemen kon"li kon"lik k 6ntuk mengetahui mengetahui penerapa penerapan n manajemen manajemen kon"lik kon"lik dalam organ organisasi isasi
1. Sistematika %enulisan 'dapun sistematika penulisan dari makalah ini adalah , B'B 7 %8!'/6L6' B'B 77 %80B'/'S' B'B 777 %8656%
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 Konsep Dasar Konflik 1. Pengertian Konflik
3obbins (1**9) dalam #Organi:ation Behavior$ menjelaskan bah&a kon"lik
adalah
suatu
proses
interaksi
yang
terjadi
akibat
adanya
ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positi" maupun pengaruh negative. 5entu saja ada kon"lik yang hanya dibayangkan ada sebagai sebuah persepsi ternyata tidak riil.Sebaliknya dapat terjadi bah&a ada situasi-situasi yang sebenarnya dapat dianggap sebagai #bernuansa kon"lik$ ternyata tidak dianggap
sebagai
kon"lik
karena
nggota-anggota
kelompok
tidak
menganggapnya sebagai kon"lik.Selanjutnya setiap kita membahas kon"lik dalam organisasi kita kon"lik selalu diasosiasikan dengan antara lain #oposisi$ (la&an) #kelangkaan$ dan #blokade$. !i asumsikan pula bah&a ada dua pihak atau lebih yang tujuan atau kepentingannya tidak saling menunjang. ita semua mengetahui pula bah&a sumberdaya dana daya reputasi kekuasaan dan lain-lain dalam kehidupan dan dalam organisasi tersedianya terbatas. Setiap orang setiap kelompok atau setiap unit dalam organisasi akan berusaha memperoleh semberdaya tersebut secukupnya dan kelangkaan tersebut akan mendorong perilaku yang bersi"at menghalangi oleh setiap pihak yang punya kepentingan yang sama. %ihak pihak tersebut kemudian bertindak sebagai oposisi terhadap satu sama lain. Bila ini terjadi maka status dari situasi dapat disebut berada dalam kondisi #kon"lik$. Bila kita mempersempit lingkungan organisasi maka dua orang pakar penulis dari 'merika Serikat yaitu ;athy ' ;onstantino dan ;histina Sickles 0erchant mengatakan dengan kata-kata yang lebih sederhana bah&a kon"lik pada dasarnya adalah, #sebuah proses mengekspresikan ketidak puasan ketidak setujuan atau harapan-harapan yang tidak terealisasi$. edua penulis tersebut sepakat dengan 3obbins bah&a kon"lik pada dasarnya adalah sebuah proses.
Bentuk Manifestasi Konflik
on"lik yang terjadi dalam masyarakat ata dalam sebuah organisasi dapat bermani"estasi dalam berbagai bentuk atau cara ,
3
a. %erselisihan (!ispute) , bagi kebanyakan orang a&am kata kon"lik biasanya diasosiasikan dengan #dispute$ yaitu #perselisihan$ tetapi dalam konteks ilmu perilaku organisasi #perselisihan$ sebenarnya sudah merupakan salah satu dari banyak bentuk produk dari kon"lik.!ispute atau perselisihan adalah salah satu produk kon"lik yang paling mudah terlihat dan dapat berbentuk protes (grievances) tindakan indispliner keluhan (complaints) unjuk rasa ramai-ramai tindakan pemaksaan (pemblokiran penyanderaan dsb.) tuntutan ataupun masih bersi"at ancaman atau pemogokan baik antara "ihak internal organisasi ataupun dengan "ihak luar adalah tanda-tanda kon"lik yang tidak terselesaikan. b. ompetisi (persaingan) yang tidak sehat. %ersaingan sebenarnya tidak sama dengan kon"lik. %ersaingan seperti misalnya dalam pertandingan atletik mengikuti aturan main yang jelas dan ketat. Semua pihak yang bersaing berusaha memperoleh apa yang diinginkan tanpa di j egal oleh pihak lain. 'danya persaingan yang sangat keras dengan &asit yang tegas dan adil yang dapat menjurus kepada peril aku dan tindakan yang bersi"at menjegal yang lain. c. Sabotase adalah salah satu bentuk produk kon"lik yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase seringkali digunakan dalam permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak eksternal yang dapat menjebak pihak lain. 0isalnya saja satu pihak mengatakan tidak apa-ap tidak mengeluh tetapi tiba-tiba mengajukan tuntutan ganti rugi miliaran rupiah melalui pengadilan. d. 7ns"isiensi<%roduktivitas =ang 3endah. 'pa yang terjadi adalah salah satu "ihak (biasanya "ihak pekerja) dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan yang berakibat menurunkan produktivitas dengan cara
memperlambat
kerja
(slo&-do&n)
mengurangi
output
melambatkan pengiriman dll. 7ni adalah salah satu dari bentuk kon"lik yang
tersembunyi
(hidden
con"lic)
dimana
salah
satu
"ihak
menunjukan sikapnya secara tidak terbuka. e. %enurunan 0oril (Lo& 0orale). %enurunan moril dicerminkan dalam menurunnya gairah kerja meningkatnya tingkat kemangkiran sakit penurunan moril adalah juga merupakan salah satu dari produk kon"lik
4
tersembunyi dalam situasi ini salah satu "ihak biasanya pekerja merasa takut untuk secara terang-terangan untuk memprotes "ihak lain sehingga elakukan tindakan-tindakan tersembunyi pula. ". 0enahan<0enyembunyikan 7n"ormasi. !alam banyak organisasi in"ormasi adalah salah satu sumberdaya yang sangat penting dan identik
dengan
kekuasaan
penahanan
(po&er). in"ormasi
!engan
demikian
adalah
identik
maka dengan
kemampuan mengendalikan kekuasaan tersebut. tindakan-tindakan seperti ini menunjukkan adanya kon"lik tersembunyi dan ketidak percayaan (distrust).
Manajemen Konflik Yang Efektif
0anajemen kon"lik dimaksudkan sebagai sebuah proses terpadu (intergrated) menyeluruh untuk menetapkan tujuan organisasi dalam penanganan kon"lik menetapkan cara-cara mencegahnya program program dan tindakan sebagai tersebut maka dapat ditekankan empat hal , a. 0anajemen kon"lik sangat terkait dengan visi strategi dan sistem nilai
!engan
demikian
maka
semua
program
mencakup edukasi pelatihan dan program sosialisasi lainnya.
2. Teoriteori Konflik
5eori-teori utama mengenai sebab-sebab kon"lik adalah ,
5
akan
a. Teori hubungan masyarakat 0enganggap bah&a kon"lik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran ,
meningkatkan komunikasi dan
saling pengertian
antara
kelompok yang mengalami kon"lik serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada didalamnya.
b. Teori kebutuhan manusia 0enganggap bah&a kon"lik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia ("isik mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi./al yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan identitas pengakuan partisipasi dan otonomi. Sasaran , mengidenti"ikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
c. Teori negosiasi prinsip 0enganggap bah&a kon"lik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang kon"lik oleh pihak-pihak yang mengalami kon"lik. Sasaran , membantu pihak yang berkon"lik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. emudian melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.
d. Teori identitas Berasumsi bah&a kon"lik disebabkan oleh identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.
6
Sasaran , melalui "asilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami kon"lik sehingga dapat mengidenti"ikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
e. Teori kesalahpahaman antarbudaya Berasumsi bah&a kon"lik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran , menambah pengetahuan kepada pihak yang berkon"lik mengenai budaya pihak lain mengurangi streotip negati" yang mereka miliki tentang pihak lain meningkatkan kee"ekti"an komunikasi antarbudaya.
f. Teori transformasi konflik Berasumsi
bah&a
kon"lik
disebabkan
oleh
masalah-masalah
ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi. Sasaran , mengubah struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan
ketidakadilan termasuk
kesenjangan
ekonomi
meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antar pihak yang
berkon"lik
mengembangkan
proses
dan
sistem
untuk
mempromosikan pemberdayaan keadilan perdamaian pengampunan rekonsiliasi pengakuan.
!. Pan"angan Mengenai Konflik
5erdapat tiga pandangan mengenai kon"lik./al ini disebabkan karena adanya pandangan yang berbeda mengenai apakah kon"lik merugikan hal yang &ajar atau justru harus diciptakan untuk memberikan stimulus bagi pihak-pihak yang terlibat untuk saling berkompetisi dan menemukan solusi yang terbaik. %andangan itu adalah sebagai berikut , a. %andangan 5radisional (5he 5raditional >ie&). %andangan ini menyatakan bah&a semua kon"lik itu buruk. on"lik dilihat sebagai sesuatu yang negati" merugikan dan harus
7
dihindari. 6ntuk
memperkuat konotasi negati" ini kon"lik disinonimkan dengan istilah violence destruction dan irrationality. b. %andangan /ubungan 0anusia (5he /uman 3elations >ie&). %andangan ini berargumen bah&a kon"lik merupakan peristi&a yang &ajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. on"lik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari karena itu keberadaan kon"lik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga berman"aat bagi peningkatan kinerja organisasi. c. %andangan 7nteraksionis (5he 7nteractionist >ie&). %andangan ini cenderung mendorong terjadinya kon"lik atas dasar suatu asumsi bah&a kelompok yang koperati" tenang damai dan serasi cenderung menjadi statis apatis tidak aspirati" dan tidak inovati". Oleh karena itu menurut aliran pemikiran ini kon"lik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan sehingga kelompok tetap bersemangat (viable) kritis-diri (sel"-critical) dan kreati".
#. Pen$e%a% Konflik
5erdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya kon"lik. 'gus 0. /ardjana mengemukakan sepuluh penyebab munculnya kon"lik yaitu , a. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi b. %erbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang c. 3ebutan dan persaingan dalam hal yang terbatas seperti "asilitas kerja d. e. ". g. h. i. j.
dan jabatan 0asalah &e&enang dan tanggung ja&ab %ena"siran yang berbeda atas satu hal perkara dan peristi&a yang sama urangnya kerja sama 5idak mentaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada 'da usaha untuk menguasai dan merugikan %elecehan pribadi dan kedudukan %erubahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas tentang apa yang diharapkan darinya.
Stoner sendiri menyatakan bah&a penyebab yang menimbulkan terjadinya kon"lik adalah , a. %embagian sumber daya (shared resources) b. %erbedaan dalam tujuan (di""erences in goals) c. etergantungan aktivitas kerja (interdependence o" &ork activities)
8
d. %erbedaan dalam pandangan (di""erences in values or perceptions) e. aya individu dan ambiguitas organisasi (individual style and organi:ational ambiguities). 3obbins sendiri membedakan sumber kon"lik yang berasal dari karakteristik perseorangan dalam organisasi dan kon"lik yang disebabkan oleh masalah struktural. !ari sini kemudian 3obbins menarik kesimpulan bah&a ada orang yang mempunyai kesulitan untuk bekerja sama dengan orang lain dan kesulitan tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan kerja atau interaksinya yang "ormal. on"lik perseorangan ini disebut 3obbins dengan kon"lik psikologis. 6ntuk itulah 3obbins kemudian memusatkan perhatian pada sumber kon"lik organisasi yang bersi"at struktural. Sumber-sumber kon"lik yang dimaksudkan 3obbins yaitu , a. b. c. d. e. ". g. h. i. j. k.
Saling ketergantungan pekerjaan etergantungan pekerjaan satu arah !i"erensiasi hori:ontal yang tinggi ?ormalisasi yang rendah etergantungan pada sumber bersama yang langka %erbedaan dalam kriteria evaluasi dan sistem imbalan %engambilan keputusan partisipati" eanekaragaman anggota etidaksesuaian status etidakpuasan peran !istorsi komunikasi
&. Ma'a((a'a( Konflik
on"lik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam salah satunya dari segi pihak yang terlibat dalam kon"lik. !ari segi ini kon"lik dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu , a. on"lik individu dengan individu. on"lik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan. 7ndividu pimpinan dengan individu karya&an maupun antara individu karya&an dengan individu karya&an lainnya. b. on"lik individu dengan kelompok. on"lik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu karya&an dengan kelompok pimpinan.
9
c. on"lik kelompok dengan kelompok. 7ni bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karya&an kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok karya&an dengan kelompok karya&an yang lain. ). Peranan Konflik Dala( *rganisasi
Secara tradisional pendekatan terhadap kon"lik organisasional adalah sangat sederhana dan optimistik. %endekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan sebagai berikut , 1. on"lik menurut de"inisinya dapat dihindarkan 2. on"lik diakibatkan oleh para pembuat masalah pengacau dan primadona. . Bentuk-bentuk &e&enang legalistik seperti @berjalan melalui saluransaluran@ atau @berpegang pada aturan@. !an hasilnya berupa serangkaian anggapan baru tentang kon"lik yang hampir persis berla&anan dengan anggapan-anggapan tradisional , 1. on"lik tidak dapat dihindarkan 2. on"lik ditentukan oleh "actor-"aktor struktural seperti bentuk "isik
suatu bangunan desain struktur karier atau si"at sistem kelas. !. on"lik adalah bagian integral si"at perubahan. #. on"lik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai derajat. &. 5ingkat kon"lik minimal adalah optimis. 'tas
dasar
anggapan-anggapan
diatas
manajemen
kon"lik
organisasional telah menggunakan suatu pendekatan baru.pendekatan yang cukup representative adalah tiga strategi dasar untuk mengurangi kon"lik organisasional yang dikemukan literer yaitu , 1. %enyangga atau penengah dapat diletakkan diantara pihak-pihak yang sedang berkon"lik. 2. 0embantu pihak-pihak yang sedang kon"lik untuk menggembangan pandangan yang lebih baik tentang diri mereka dan cara mereka yang saling mempengaruhi. . 0erancang kembali struktur organisasi agar kon"lik berkurang. ). Pen$elesaian Konflik a. Langkah-Langkah %enyelesaian
10
>estal (1**) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu kon"lik meliputi pengkajian identi"ikasi dan intervensi. 1) %engkajian a) 'nalisis situasi 7denti"ikasi jenis kon"lik untuk menentukan
&aktu
yang
diperlukan setelah dilakukan pengumpulan "akta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam.emudian siapa yang terlibat dan peran masing-masing.5entukan jika situasinya dapat diubah. b) 'nalisis dan mematikan isu yang berkembang Aelaskan masalah dan prioritas "enomena yang terjadi.5entukan masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai dari masalah tersebut./indari penyelesaian semua masalah dalam satu &aktu. c) 0enyusun tujuan Aelaskan tujuan spesi"ik yang akan dicapai. 2) 7denti"ikasi a) 0engelola perasaan
/indari respons emosional, marah sebab setiap orang mempunyai respons yang berbeda terhadap kata-kata ekspresi dan tindakan. 3) 7ntervensi a) 0asuk pada kon"lik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik.
Selanjutnya identi"ikasi hasil yang positi" yang akan terjadi. b) 0enyeleksi metode dalam penyelesaian kon"lik. %enyelesaian kon"lik memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan kon"lik yang terjadi. b.
Strategi %enyelesaian on"lik Strategi penyelesaian kon"lik dapat dibedakan menjadi enam macam. 1) ompromi atau negosiasi Suatu strategi penyelesaian kon"lik di mana semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. %enyelesaian strategi ini sering diartikan sebagai lose-lose situation. edua pihak yang terlibat saling menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. !i dalam manajemen kepera&atan strategi ini sering digunakan oleh middle dan topmanajer kepera&atan. 2) ompetisi
11
Strategi
ini
dapat
diartikan
sebagai win-lose
situation. %enyelesaian ini menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa mempertimbangan yang kalah.'kibat negati" dari strategi ini adalah kemarahan putus asa dan keinginan untuk perbaikan di masa mendatang. 3) 'komodasi 7stilah lain yang sering digunakan
adalah cooperative
situation. on"lik ini berala&anan dengan kompetisi. %ada strategi ini seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan dan memberi kesempatan pada orang lain untuk menang. %ada strategi ini masalah utama yang terjadi sebenarnya tidak terselesaikan.Strategi ini biasanya digunakan dalam politik untuk menilai kekuasaan dengan berbagai konsekuensinya. 4) Smoothing 5ehnik ini merupakan penyelesaian kon"lik dengan cara mengurangu komponen emosional dalam kon"lik. %ada strategi ini individu
yang
kebersamaan
terlibat
dari
dalam
kon"lik
pada perbedaan
berupaya
mencapai
dengan penuh
kesadaran
intropeksi diri.Strategi ini biasanya diterapkan pada kon"lik yuang ringan tetapi tidak dapat dipergunakan pada kon"lik yang besar persaingan pelayanan
Semua yang terlibat dalam kon"lik pada strategi ini menyadari tentang masalah yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah.Strategi ini biasanya dipilih bila ketidak sepakatan membahayakan kedua pihak biaya penyelesaian lebih besar dari pada menghindar atau perlu orang ketiga menyelesaikannya atau jika masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya. 6) olaborasi Strategi
ini
merupakan
strategi win-win
solution. !alam
kolaborasi kedua pihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. arena keduanya yakin akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
12
kolaborasi tidak akan bisa berjalan bila kompetensi tersebut sebagai bagian dari situasi tersebut kelompok yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok
Hasil Konflik on"lik mengakibatkan
hasil
yang
dapat
diprodukti"
untuk
pertumbuhan individu atau organisasi.Sebaliknya kon"lik dapat sangat destrukti" (ramer Schmalenberg 1*+C Le&is 1*+9C 0yrtle logo& 1*+C ielsen 1*++). !eutsch (1*9* 1*+) mengenal empat "aktor utama yang menentuka hasil kon"likC isu kekuasaan kemampuan menanggapi kebutuhan dan komunikasi.Bahasan berikut ini diberikan oleh ramer dan Schmalenberg (1*+). a. 7su %ada kon"lik yang deskrukti" isu dibesarkan dirumuskan secara luas dengan bahan secara rinci dan bermuatan emosi.%ada kon"lik yang konstrukti" isu di"okuskan dan dipertahankan dalam ukuran yang dapat ditangani. /anya isu peri"er yang berhubungan hal popok yang didiskusikan dan proses pilihannya adalah aksi (diadakan) bukan reaksi. b. ekuasaan %ada kekuasaan destrukti" situasi dipertahankan atau diubah melalui ancaman dan paksaan.Suasananya adalah persaingan dengan hasil menga dan kalah. ekuasaan kostrukti" meliputi penemuan jalan keluar yang dapat diterima yang mungkin berupa kompromi atau sebuah jalan keluar yang baruC kebutuhan dan pandanga pribadi tidak dipaksakan pada orang lain. c.
emampuan menanggapi kebutuhan %ada kon"lik destrukti" hanya kebutuhan sendiri saja yang dipertimbangkan.!engan berjalannya &aktu seseorang menjadi semakin yakin bah&a keyakinannya dan perilakunya adalah benar.%enyelesaian kon"lik yang konstrukti" ditandai secara khas oleh penyelesaian yang menanggapi kebutuhan semua pihak yang terlibat.
13
d.
omunikasi Saling tidak percaya persepsi yang salah dan peningkatan muatan emosi tentusaja membentuk kon"lik yang destrukti". %enyelesaian yang konstrukti" meliputi dialog yang terbuka dan jujur saling berbagi kekha&aturan dan mendengarkan dengan hasrat untuk memahami orang lain. 5ujuannya adalah membuka masalah sehingga dapat dihadapi secara e"ekti".
2.2 Pengertian Mana+e(en Konflik 0anajemen kon"lik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu kon"lik. 0anajemen kon"lik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana
mereka
mempengaruhi
kepentingan
(interests)
dan
interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkon"lik) sebagai pihak ketiga yang diperlukannya adalah in"ormasi yang akurat tentang situasi kon"lik./al ini karena komunikasi e"ekti" di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. 0enurut 3oss (1**) bah&a manajemen kon"lik merupakan langkahlangkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian kon"lik dan mungkin atau
tidak
mungkin
menghasilkan ketenangan
hal
positi" kreati"
bermu"akat atau agresi".0anajemen kon"lik dapat melibatkan bantuan diri sendiri kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen kon"lik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan pena"siran terhadap kon"lik. ?isher dkk (2DD1,+) menggunakan istilah trans"ormasi kon"lik secara lebih umum dalam menggambarkan situasi secara keseluruhan. a. %encegahan on"lik bertujuan untuk mencegah timbulnya kon"lik yang keras.
14
b. %enyelesaian on"lik , bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai. c. %engelolaan on"lik , bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positi" bagi pihak pihak yang terlibat. d. 3esolusi on"lik , menangani
sebab-sebab
kon"lik
dan
berusaha
membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan. e. 5rans"ormasi on"lik , mengatasi sumber-sumber kon"lik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negati" dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positi". 5ahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola kon"lik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya pengelolaan kon"lik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian kon"lik. Sementara 0innery (1*D,22D) menyatakan bah&a manajemen kon"lik merupakan proses sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. 0innery (1*D,22D) juga berpendapat bah&a proses manajemen kon"lik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersi"at iterati" artinya bah&a pendekatan model manajemen kon"lik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representati" dan ideal. Sama halnya dengan proses manajemen kon"lik yang telah dijelaskan diatas bah&a manajemen kon"lik perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu, penerimaan terhadap keberadaan kon"lik (dihindari atau ditekan
2.! Se+ara, Ter+a"in$a Mana+e(en Konflik
15
Sejarah terjadinya suatu kon"lik pada suatu organisasi dimulai seratus tahun yang lalu di mana kon"lik adalah suatu kejadian yang alamiah pada peristi&a yang pasti terjadi di organisasi.%ada a&al abad ke-2D kon"lik diindikasikan sebagai suatu kelemahan manajemen pada suatu organisasi yang harus dihindari. eharmonisan suatu organisasi sangat diharapkan tetapi kon"lik selau akan merusaknya.ketika kon"lik mulai terjadi pada suatu organisasi meskipun dihindari dan ditolak namun harus tetap diselesaikan secepatnya. on"lik sebenarnya dapat dihindari dengan mengarahkan sta" kepada tujuan yang jelas dalam melaksanakan tugas dan mem"asilitasi agar sta" dapat mengekspresikan ketidakpuasannya secara langsung sehingga masalah tidak menumpuk dan bertambah banyak. %ada pertengahan abad ke-1* ketika ketidakpuasan sta" dan umoan balik dan atasan tidak ada maka kon"lik diterima secara pasi" sebagai suatu kejadian yang normal dalam organisasi.Oleh karena itu seorang manajer harus belajar banyak tentang bagaimana menyelesaikan kon"lik tersebut daripada berusaha menghindarinya.0eskipun kon"lik dalam organisasi merupakan suatu unsur penghambat sta" dalam melaksanakan tugasnya tetapi diakui bah&a kon"lik dan kerjasama dapat terjadi secara bersamaan. 5eori interaksi pada tahun 1*+D mengemukakan bah&a kon"lik merupakan suatu hal yang penting dan secara akti" mengajak organisasi untuk menjadikan kon"lik sebagai salah satu pertumbuhan produksi.5eori ini menekankan bah&a kon"lik dapat mengakibatkan pertumbuhan produksi sekaligus kehancuran organisasi keduanya tergantung bagaimana manajer mengelolanya.0engingat kon"lik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam organisasi maka manajer harus dapat mengelolanya dengan baik. on"lik dapat berupa sesuatu yang kualitati" dan kuantitati".0eskipun kon"lik berakibat terhadap stres tetapi dapat meningkatkan produksi dan kreativitas. 0anajemen kon"lik yang konstrukti" akan menghasilkan yang kondisinya untuk didiskusikan sebagai suatu "enomena utama komunikasi yang terbuka melalui mengutaraan perasaan dan tukar pikiran serta tanggung ja&ab yang menguntungkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan (8r&in 1**2).
16
2.# Penerapan Mana+e(en Konflik Dala( *rganisasi
6paya penanganan kon"lik sangat penting dilakukan hal ini disebabkan karena
setiap
jenis
perubahan
dalam
suatu
organisasi
cenderung
mendatangkan kon"lik.%erubahan institusional yang terjadi baik direncanakan atau tidak tidak hanya berdampak pada perubahan struktur dan personalia tetapi juga berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan kon"lik. !i samping itu jika kon"lik tidak ditangani secara baik dan tuntas maka akan mengganggu keseimbangan sumberdaya dan menegangkan hubungan antara orang-orang yang terlibat. 6ntuk itulah diperlukan upaya untuk mengelola kon"lik secara serius agar
keberlangsungan
suatu
organisasi
tidak
terganggu.
Stoner
mengemukakan tiga cara dalam pengelolaan kon"lik yaitu , a. 0erangsang kon"lik di dalam unit atau organisasi yang prestasi kerjanya rendah karena tingkat kon"lik yang terlalu kecil. 5ermasuk dalam cara ini adalah , 1) 0inta bantuan orang luar 2) 0enyimpang dari peraturan (going against the book) ) 0enata kembali struktur organisasi ) 0enggalakkan kompetisi E) 0emilih manajer yang cocok b. 0eredakan atau menumpas kon"lik jika tingkatnya terlalu tinggi atau kontra-produkti" c. 0enyelesaikan kon"lik.
metode
penyelesaian
kon"lik
yang
disampaikan Stoner adalah , 1) !ominasi dan penguasaan hal ini dilakukan dengan cara paksaan perlunakan penghindaran dan penentuan melalui suara terbanyak. 2) ompromi ) %emecahan masalah secara menyeluruh.
on"lik yang sudah terjadi juga bisa diselesaikan le&at perundingan. ;ara ini dilakukan dengan melakukan dialog terus menerus antar kelompok untuk menemukan suatu penyelesaian maksimum yang menguntungkan kedua belah pihak. 0elalui perundingan kepentingan bersama dipenuhi dan
17
ditentukan penyelesaian yang paling memuaskan. aya perundingan untuk mengelola kon"lik dapat dilakukan dengan cara , a. %encairan yaitu dengan melakukan dialog untuk mendapat suatu pengertian b. eterbukaan pihak-pihak yang terlibat bisa jadi tidak terbuka apalagi jika kon"lik terjadi dalam hal-hal sensiti" dan dalam suasana yang emosional c. Belajar empati yaitu dengan melihat kondisi dan kecemasan orang lain sehingga didapatkan pengertian baru mengenai orang lain d. 0encari tema bersama pihak-pihak yang terlibat dapat dibantu dengan cara mencari tujuan-tujuan bersama e. 0enghasilkan alternati" hal ini dilakukan dengan jalan mencari alternati" untuk menyelesaikan persoalan yang diperselisihkan. ". 0enanggapi berbagai alternati" setelah ditemukan alternati"-alternati" penyelesaian hendaknya pihak-pihak yang terlibat dalam kon"lik mempelajari dan memberikan tanggapan g. 0encari penyelesaian sejumlah alternati" yang sudah dipelajari secara mendalam dapat diperoleh suatu konsensus untuk menetapkan suatu penyelesaian h. 0embuka jalan buntu kadangkala ditemukan jalan buntu sehingga pihak ketiga yang obyekti" dan berpengalaman dapat diikutsertakan i.
untuk menyelesaikan masalah 0engikat diri kepada penyelesaian di dalam kelompok setelah dihasilkan penyelesaian yang disepakati pihak-pihak yang terlibat dapat memperdebatkan dan mempertimbangkan penyelesaian dan
j.
mengikatkan diri pada penyelesaian itu 0engikat seluruh kelompok tahap terakhir dari langkah penyelesaian kon"lik adalah dengan penerimaan atas suatu penyelesaian dari pihak pihak yang terlibat kon"lik.
0odel penanganan kon"lik yang lain juga disampaikan oleh Sondang yaitu dengan cara tidak menghilangkan kon"lik namun dikelola dengan cara, a. Bersaing b. olaborasi c. 0engelak
18
d. 'komodati" e. ompromi
;ara lain juga dikemukakan 5heo 3iyanto yaitu dengan secara dini melakukan tindakan yang si"atnya preventi" yaitu dengan cara , a. 0enghindari kon"lik b. 0engaburkan kon"lik c. 0engatasi kon"lik dengan cara , 1) !engan kekuatan (&in lose solution) 2) !engan perundingan.
BAB III PENUTUP
!.1 Si(p-lan
on"lik dapat terjadi dalam organisasi apapun.6ntuk itulah manajer atau pimpinan dalam organisasi harus mampu mengelola kon"lik yang terdapat dalam organisasi secara baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang menciptakan terjadinya kon"lik. 5erdapat banyak cara dalam penanganan suatu kon"lik. 0anajer atau pimpinan harus mampu mendiagnosis sumber kon"lik serta memilih strategi pengelolaan kon"lik yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas kon"lik tersebut. !engan pola pengelolaan kon"lik yang baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam kon"lik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi. ehadiran kon"lik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat dieliminir. on"lik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu baik individu pimpinan maupun individu karya&an kon"lik individu dengan kelompok maupun kon"lik antara kelompok tertentu dengan
19
kelompok yang lain. 5idak semua kon"lik merugikan organisasi.on"lik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan sebaliknya apabila kon"lik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
!.2 Saran
!iharapkan pera&at dapat berperan dalam penerapan manajemen kon"lik dalam organisasi yang ada pada instansi-instansi kesehatan baik itu di rumah sakit puskesmas ataupun organisasi yang ada di masyarakat.
Daftar P-staka
'udrian . 2D12. Manajemen Konflik dalam Keperawatan. 'vailable on ,www.scribd.com/doc/!"#"!$/Manajemen-Konflik-%alam Keperawatan. !iakses tanggal 2E 0aret 2D1E Laelly ;. 2D1D. Manajemen Konflik dalam &rganisasi. 'vailable on ,https'//communicationista.wordpress.com/())/)(/)$/manajemenkonflik-dalam-organisasi/ . !iakses tanggal 2E 0aret 2D1E ;indy =. 2D1. Manajemen Konflik . 'vailable on ,https'//www.academia.edu/*)(*!*/Manajemen+Konflik . !iakses tanggal 2E 0aret 2D1E /assan 0. 2D1D. elaksanaan Manajemen Konflik . 'vailable on ,repository.unand.ac.id/.../ubungan()elaksanaan-manjemenkonflik.html.!iakses tanggal 2E 0aret 2D1E 'drian 8. 2D11. Manajemen Konflik . 'vailable on ,https'//communicationista.wordpress.com/.../manajemenkonflik.html .!iakses tanggal 2E 0aret 2D1E
20