LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
MIXING TIME D10
Disusun oleh:
Muhammad Ichsan
121130015
Abhyaha Satwika
121130016
LABORATURIUM DASAR TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
MIXING TIME (D-10)
Disusun oleh : Muhammad Ichsan
121130015
Abhyaha Satwika
121130016
Disetujui oleh Asisten pembimbing
Gde Sumawisesa Mahendrajaya
ii
KATA PENGATAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum Seminar Mixing Seminar Mixing Time sebagai tugas akhir dari Praktikum Dasar Teknik Kimia TA 2014/2015. Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada: 1. Ir.Danang Jaya. MT selaku kepala laboratorium Praktikum Dasar Teknik Kimia. 2. Gde Sumawisesa Mahendrajaya selaku asisten pembimbing. 3. Rekan-rekan sesama praktikan,atas kerjasama yang baik. 4. Segenap staf laboratorium Praktikum Dasar Teknik Kimia UPN “VETERAN” Yogyakarta.
Semoga dalam laporan ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca,
khususnya mahasiswa Teknik Kimia UPN “VETERAN” Yogyakarta.
Yogyakarta, Juni 2015
Penyusun
iii
DAFTAR ISI COVER/HALAMAN JUDUL…………………………………………… i LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… ii KATA PENGANTAR…………………………………………………… iii PENGANTAR…………………………………………………… iii DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iv ISI…………………………………………………………….. iv DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. v INTISARI………………………………………………………………... vi INTISARI………………………………………………………………... vi BAB I. PENDAHULUAN ………………. ……………………………... 1 I.1 Latar Belakang…………………………………………………1 I.2 Tujuan…………………………………………………………2 Tujuan………………………………………………………… 2 I.3 Tinjauan Pustaka………………………………………………2 Pustaka………………………………………………2 I.4 Hipotesis……………………………………………………… 5 BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN……………….. ……………. 7 II.1 Alat dan Bahan………………………………………………. 7 II.2 Gambar dan Rangkaian Alat………………………………… 7 II.3 Cara Kerja dan bagan alir …………………..……………….. 8 II.4 Analisa Perhitungan…………………………………………. 10 Perhitungan…………………………………………. 10 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 11 BAB IV. PENUTUP…………………………….. PENU TUP…………………………….. ……………………… 19 IV.1 Kesimpulan…………………………………………………. 19 IV.2 Kritik dan Saran…………………………………………….. 19 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
1. Pembentukan vortek …………………………………………..........4 …………………………………………..........4 2. Jenis-jenis impeller ………………………………………………… …………………………………………………5 5 3. Rangkaian alat ……………………………………………………....7 ……………………………………………………....7 4. Hubungan molalitas dan indeks bias dengan larutan standar ………12 5. Hubungan molalitas dengan waktu pada 25 gram gula …………… 13 …………… 13 6. Hubungan Hubungan molalitas dengan waktu pada 35 gram gula ………… ………… ...15 7. Hubungan Hubungan molalitas dengan dengan waktu pada 45 gram gula ………….....17 ………… .....17
v
INTISARI Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada efektifnya pengadukam dan pencampuran zat cair pada prose situ.Salah satu acara dalam Praktikum Dasar Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran tersebut.Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu pencampuran terhadap homogenias larutan biner. Dalam proses pada industri pencampuran sangatlah penting untuk mendapatkan efisiensi waktu serta alat yang digunakan Mixing Time ini biasanya di gunakan pada industri pembuatan bahan makanan dan industri lainnya. Adapun bahan serta prinsip kerja dalam proses Mixing Time yaitu dengan bahan utama berupa aquades dan gula, Pertama membuat larutan standar sebagai acuan praktikan dalam proses Mixing Time ini,membuat 10 sampel larutan standar dalam berat gula yang berbeda dan volume aquades yang sama serta dia amati indeks biasnya dengan refraktometer .Untuk proses Mixing Time yang menggunakan alat propeller sebagai alat pengaduk dalam proses praktikum ini dibuat larutan gula dngan konsentrasi tertentu denga berat gula yang berbeda dengan volume yang sama.Larutan itu akan di campur dengan menggunakan alat propeller dan di ukur indeks biasnya dengan menggunakan reflaktometer dalam interval waktu tertentu. Dari percobaan praktikum ini didapatkan hasil dan kesimpulan yang berupa data yaitu semakin lama waktu pencampuran maka indeks biasnya semakin besar dan konsentrasi larutan semakin besar / larutan akan homogen,kadar gula dalam larutan mengalami kenaikan hingga pada saat tertentu akan konstan yang ditunjukkan dengan nilai indeks biasnya yang akan konstan dan akan mendapatkan grafik yang berbanding lurus. Dari hasil percobaan dan perhitungan didapatkan persamaan, persen kesalahan dan indeks bias yang konstan menunjukkan bahwa larutan telah homogen, Hubungan antara indeks bias dengan molalitas diperoleh persamaanY= 27,25(x) – 36,352 % kesalahan rata-rata= 14,4763%. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas didapatkan untuk 25 gram gula dengan 250ml aquades Y= 0,0789 ln(x)-0,1708 % kesalahan ratarata= 5,303% , Larutan 35 gram gula dengan 250ml aquades Y=0,08382 ln(x)-0,06241 % kesalahan rata-rata= 2,703% , Larutan 45 gram gula dengan 250ml aquades Y=0,1054 ln(x)0.1117%kesalahan rata-rata= 2,978%.
vi
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada efektifnya pengadukan dan pencampuran zat cair pada proses itu. Salah satu acara dalam Praktikum Dasar Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu pencampuran terhadap homogenitas larutan biner. Pencampuaran (mixing) dilain pihak adalah peristiwa menyebarnya bahan bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya. Sedangkan bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih . Disini sangat penting sekali diketahui waktu pencampuran yang sangat tepat agar diperoleh produk yang baik.Dalam praktikum ini menggunakan fase zat cair-padat, antara aquadest dan gula, adapun dipih jenis ini karena memiliki efisiensi yang tinggi, sederhana serta fluida yang mudah bercampur. Mixing secara luas digunakan di industri yang produktif dalam proses termasuk perubahan fisik dan kimia. Mixing merupakan pusat dari proses dalam industri makanan, farmasi, kertas, plastik, keramik, karet, dan sebagainya. Oleh karena itu proses mixing membutuhkan investasi yang besar. Selain biaya besar, terdapat kesulitan dalam pemilihan tipe mixer yang sesuai dengan kebutuhan. Di dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai fungsi multi yaitu ketika proses dilakukan di dalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk menjalankanbanyak tugas.Dalam suatu operasi teknik kimia, terdapat berbagai macam proses salah satunya adalah pengadukan dan pencampuran. Pengadukan menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu mempunyai pola sirkulasi. Pengadukan (agitation) adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk secara acak dari bahan satu ke bahan yang lain, sehingga dapat mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu, atau sifat lain
1
yang terdapat dalam suatu bahan. Tujuan utama dari pengadukan tersebut adalah terjadinya pencampuran. Sedangkan pencampuran (mixing) adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan lain di mana bahan-bahan tersebut terpisah dalam 2 fasa atau lebih. Tujuan pencampuran (mixing) untuk mengurangi ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperatur atau sifat-sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenitas, keseragaman di setiap titik dalam campuran tersebut. Fenomena yang dapat terjadi sebagai dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya perpindahan massa, dan terjadinya perpindahan panas. Fenomena tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran
I.2.Tujuan
1. Menetukan hubungan antara indeks bias dengan larutan standar. 2. Menentukan hubungan antara waktu pencampuran dengan kadar larutan gula selama proses pencampuran sampai mencapai keadaan homogen.
I.3.Tinjauan Pustaka
Mixing time adalah waktu yang diperlukan untuk mencampur bahan bahan yang mudah larut yang terdapat pada fase yang berbeda sehingga diperoleh fase yang homogen dimana konsentrasi di setiap permukaan sama ( Mc Cabe, 1987). Dalam pencampuran derajat ke homogenesian bahan yang bercampur untuk berbagai opersai berbeda-beda ( Brown, G.G,1987 ). Istilah pengadukan dan pencampuran yang sering dikacau balaukan itu sebenarnya tidak sininom satu sama lain. Pengadukan (agitation) menunjukan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan dalam bejana, di mana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi, sedang operasi pencampuran merupakan suatu usaha mendistribusikan secara acak atau sama dari dua atau lebih fase yang terpisah ( Mc Cabe, 1987 ).
2
Fakto-faktor yang berpengaruh terhadap pencampuran zat adalah jenis impeller, karakteristik fluida ,ukuran serta perbandingan tangki dan sekat, kecepatan pengadukan dan perbandingan dari zat yang di campur ( Brown, G.G, 1978 ). Impeller akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem yang menyebabakan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke impeller. Adapun macam impeller ada dua jenis yang pertama membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller dan yang kedua membangkitkan arus pada arah tangensial dan radial. Dari segi bentuknya ada tiga macam jenis impeller yaitu propeller, dayung, dan turbin. Dalam pencampuran yang biasa dipakai adalah jenis turbin, karena efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup luas, sirkulasinya bagus dan harganya murah. Sedangkan untuk jenis propeller, penggunaannya hanya terbatas untuk zat yang berviskositas rendah dan hanya efektif dalam bejana besar karena alirannya sangat kuat. Untuk impeller dayung, putaran arus zat cair tidak bisa dengan kecepatan tinggi, dan tidak ada sekatnya zat cair akan berputar-putar mengelilingi bejana tanpa ada pencampuran ( Brown, G.G, 1978 ). Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang dihadapi, volume fluida yang disirkulasi oleh impeller harus cukup besar agar dapat menyapu keseluruhan bejana dalam waktu yang singkat demikian pula, kecepatan arus yang meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat mencapai semua sudut tangki ( Mc. Cabe, 1987 ). Dalam tangki pencampuran ada tiga macam arah kecepatan fluida di setiap titik suatu proses pengadukan : 1. Komponen radial yang bekerja tegak lurus terhadap poros impeller. 2. Komponen longitudianal yang bekerja pada arah paralel pada poros impeller. 3. Komponen tangensial atau rotarial yang bekerja pada arah yang saling bersinggungan terhadap lintasan lingkaran sekeliling poros impeller.
3
Ketiga komponen ini sering terjadi pada setiap proses pengadukan dari ketiga komponen ini yang saling berpengaruh adalah komponen longitudinal dan radial ( Mc Cabe, 1987 ). Proses pencampuran zat cair maupun campuran di dalam tangki yang berlangsung cepat adalah didaerah aliran turbulen. Dalam hal ini akan menghasilkan kecepatan tinggi dan itu mungkin dapat bercampur didaerah sekitar impeller karena ada keturbulenan yang hebat. Pada saat arus itu melambat karena membawa zat cair lain dan mengalir di sepanjang dinding, terjadi juga pencampuran radial, sedangkan pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil. Fluida itu akan mengalami suatu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller, di mana terjadi lagi pencampuran yang hebat. Karakteristik fluida menetukan berhasil tidaknya sutu pencampuran. Fluida polar tidak akan bercampur dengan fluida nonpolar, misalnya air dengan minyak. Adapun fungsi sekat adalah untuk mengurangi aliran putar merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal. Sekat yang sederhana namun efektif dapat di buat dengan memasang sekat vertikal terhadap dinding tangki.
Gambar 1. Pembentukan vorteks dan pola aliran sirkulasi dalam bejana aduk.
Waktu pencampuran dengan menggunakan turbin bersekat berubah dengan perubahan kecepatan didaerah itu. Timbulnya vorteks pada tangki atau bejana karena terdapat aliran tangensial . Hal ini terutama terjadi karena pada tangki yang tidak bersekat.
4
Bila bejana di pasang sekat, pencampuran akan lebih cepat dan lebih banyak energi yang di berikan untuk lingkar. Sekat rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal ( Brown, G.G, 1978 ). Dalam bejana yang kecil biasanya waktu pencampuran lebih pendek dibandingkan dalam bejana besar. Karena tidak praktis bila waktu pencampuran dibuat sama untuk segala ukuran bejana ( Tryeball, 1986 ). Berikut beberapa gambar dari impeller berdasarkan bentuknya dan effiiensi waktu pencampuran:
Propeller
Dayung
Turbin
Gambar 2. Jenis-jenis Impeller
I.4.Hipotesis
1.
Pada penentuan larutan standar indeks bias berbanding lurus dengan konsentrasi gula, semakin besar konsentrasi gula maka indeks bias juga akan semakin besar.
5
2.
Pada praktikum ini kita akan mendapatkan hasil yaitu semakin lama waktu maka semakin besar pula indeks biasnya. Hingga suatu saat larutan gula tersebut akan memiliki indeks bias konstan terhadap perubahan waktu.
6
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN II.1 ALAT DAN BAHAN
1. Bahan yang digunakan a. Aquades b. Gula (C12H22O11) 2. Alat yang digunakan a. b. c. d.
Pipet Gelas ukur Gelas arloji Tabung reaksi
e. Refraktometer f. Timbangan analitis g. Stopwatch
II.2 GAMBAR DAN RANGKAIAN ALAT
Keterangan gambar 1. Beker glass 2. Pengaduk 3. Motor Pengaduk 4. Statif 5. Sekat
Gambar 3.Rangkaian alat bejana berpengaduk.
7
II.3 CARA KERJA DAN BAGAN ALIR
A. Membuat larutan standar.
Langkah pertama untuk pembuatan laarutan standar yaitu menimbang gelas arloji,jika sudah didapatkan berat gelas arloji tersebut kita menimbang bersamaan dengan gula sebesar 0,1g; 0,2g; 0,3g; 0,4g; 0,5g; 0,6g; 0,7g; 0,8g; 0,9g; 1,0g sebagai bahan untuk membuat larutan standar. Untuk membuat larutan standar yaitu dengan memasukkan gula yang sudah di timbang itu lalu di masukkan ke dalam tabung reaksi dan d campurkan dengan aquades lalu di gojog hinggan larutan itu menjadi homogen. Setelah merasa bahwa larutan sudah homogen maka langkah selanjutnya yaitu dengan mengamati indeks bias dengan menggunakan refraktometer, mengulangi langkah di atas untuk berat gula yang berbeda.
B. Menetukan Mixing Time
Langkah pertama adalah mengukur volume aquades dengan volume tertentu. Lalu memasukkan aquades kedalam gelas beker. Setelah memasukkan aquades,
menimbang gula dengan berat 25g,35g dan 45g. Kemudian
memasukkan
gula
kedalam
gelas
beker
yang
berisi
aquades
dan
mengaduknya.Pada saat memasukkan gula mencatat sebagai t=0. Dan selang waktu tertentu,mengambil sampel pada posisi tertentu dan mengamati indeks biasnya dengan menggunakan refraktometer sampai konstan. Setelah itu mengulangi
pengambilan
sampel
sampai
di
dapatkan
indeks
bias
konstan.Terakhir adalah Mengulangi percobaan dengan berat gula yang berbeda.
8
II.3.1 BAGAN ALIR
A.Membuat larutan standar
Menimbang gelas beker kosong ↓
Menimbang gelas arloji berisi gula dan mencatat berat 0,1g; 0,2g; 0,3g; 0,4g; 0,5g; 0,6g; 0,7g; 0,8g; 0,9g; 1,0g ↓
Mengukur volume aquades dengan tabung reaksi ↓
Mencampurkan gula dan aquades kedalam tabung reaksi dan mengocok larutan hingga benar-benar homogen ↓
Mengamati indeks bias gula dengan refraktometer ↓
Mengulangi langkah diatas dengan berat gula yang berbeda
B.MENENTUKAN MIXING TIME
Mengukur volume aquades dengan volume tertentu dan memasukkan aquades kedalam gelas beker ↓
Menimbang gula dengan berat 25g,35g dan 45g ↓
Memasukkan gula kedalam gelas beker dan mencatat t=0 ↓
Pada selang waktu tertentu, mengambil sampel dan mengamati indeks biasnya dengan refraktometer sampai di dapatkan larutan konstan ↓
Mengulangi percobaan dengan berat gula yang berbeda
9
II.4 Analisa Perhitungan
1.Mencari indeks bias larutan standar dengan refraktometer. 2. Mencari konsentrasi gula untuk grafik standar : Molalitas= Berat gula X 1000gr MR
gr Pelarut
3.Membuat grafik larutan standar antara konsentrasi gula dengan indeks bias. 4.Membuat persamaan garis grafik standar. 5.Mencatat indeks bias larutan biner, kemudian menentukan kadar gula dalam larutan biner dengan mengemploktan pada grafik larutan standar. 6.Membuat garfik hubungan antara waktu pencampuran dengan konsentrasi gula 7.Membuat persamaan garis larutan biner. 8.Menghitung presentase kesalahan dari persamaa yang didapatkan.
10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN III.1 Hasil Percobaan
Data percobaan: Densitas
:
0,995647
Berat Pelarut :
0,995647 x 8ml = 7,965176 gr
Suhu aquades :
30°C
BM gula
342
:
1. Larutan standar
Tabel 1. Hubungan antara konsentrasi gula denga indeks bias larutan standar NO 1
Berat Gula (gr) 0,1
Aquades(ml) 8
Indeks Bias
Molalitas
8 8
1.3343 1.336 1.3379
0.036709504 0.073419008 0.110128512
2 3
0,2 0,3
4 5 6 7 8 9 10
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
8 8 8 8 8 8 8
1.3402 1.341 1.343 1.3436 1.3443 1.3467 1.3473
0.146838016 0.18354752 0.220257024 0.256966529 0.293676033 0.330385537 0.367095041
11
0.4 0.35
y = 27.25x - 36.325 R² = 0.9814
0.3 s 0.25 a t i l a 0.2 l o m0.15
molalitas Linear (molalitas)
0.1 0.05 0 1.33
1.335
1.34
1.345
1.35
indeks bias
Gambar 4. Hubungan antara Molalitas dan indeks bias dengan larutan standar
Dari table diatas di dapatkan untuk membuat grafik standar dan dihasikan persamaan
Y=27,25(x)-36,325.
Serta
diketahui
bahwa
semakin
tinggi
molalitasnya maka harga indeks biasnya semakin besar,
12
2. Larutan biner antara 25 gram gula dengan 250 ml aquadest.
Tabel 2. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas larutan gula NO 1 2 3
Waktu(detik) 30 60 90
Molalitas 0.129575 0.15955 0.1759
4 5 6
120 150 180
0.19225 0.21405 0.2195
7 8
210 240
0.233125 0.24675
9 10 11 12 13
270 300 330 360 390
0.254925 0.26855 0.282175 0.298525 0.31215
14 15 16 17 18
410 440 470 500 530
0.320325 0.32305 0.331225 0.331225 0.33395
19 20
560 590
0.33395 0.33395
13
0.4 0.35 0.3
y = 0.0789ln(x) - 0.1708 R² = 0.9546
0.25
s a t i l a 0.2 l o M
y data y hitung Log. (y data)
0.15 0.1 0.05 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 6 9 2 5 8 1 4 7 0 3 6 9 2 5 8 1 4 7 0 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6
Waktu
Gambar 5. Hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
25
gram gula + 250 aquades
Dari tabel di atas di dapatkan persamaan Y=0,0789(lnx)-0,1708 untuk membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen. Hal ini dapat diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 25 gram gula dengan 250 ml aquadest. Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya akan semakin konstan, molalitasnya juga akan semakin besar. Hal ini menunjukan bahwa gula semakin larut dalam air.
14
3. Larutan biner 35 gram gula dengan 250 ml aquadest.
Tabel 3. Hubungan antara waktu pencamuran dengan molalitas. No 1 2 3 4
Waktu(detik) 30 60 90 120
Molalitas 0.1977 0.271275 0.30125 0.347575
5 6 7
150 180 210
0.37755 0.3939 0.39935
8 9
240 270
0.412975 0.418425
10 11 12
300 330 360
0.41025 0.429325 0.4375
13 14
390 420
0.44295 0.4484
15 16 17
450 480 510
0.451125 0.456575 0.462025
18 19
540 570
0.46475 0.46475
20 21 22
600 630 660
0.4702 0.467475 0.4702
23 24
690 720
0.4702 0.4702
15
0.6
0.5
y = 0.08382ln(x) - 0.06241 R² = 0.9704
0.4 s a t i l a 0.3 l o m
y data Log. (y data) y hitung
0.2
0.1
0 30
90 150 210 270 330 390 450 510 570 630 690 waktu
Gambar 6. Hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
35
gram gula + 250 aquades
Dari tabel di atas di dapatkan persamaan Y= 0,08382(lnx)-0,06241 untuk membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen. Hal ini dapat diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 35 gram gula dengan 250 ml aquadest. Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya akan semakin konstan. Tetapi untuk data nomer 10 dan 21 di dapat nilai molalitas yang turun, harusnya molalitas nya semakin tinggi. Ini bisa terjadi karena posisi saat pengambilan sempel tersebut tidak sama saat pengambilan sempel sebelumnya.
16
4. Larutan binear 45 gram gula dengan 250 ml aquadest
Tabel 4. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu(detik) 30 60 90 120 150 180 210 240
Molalitas 0.211325 0.31215 0.353025 0.383 0.412975 0.440225 0.462025 0.48655
9 10 11 12 13
270 300 330 360 390
0.5029 0.516525 0.521975 0.53015 0.5356
14 15
420 450
0.5356 0.543775
16 17 18
480 510 540
0.55195 0.55195 0.5574
19 20
570 600
0.56285 0.565575
21 22 23
630 660 690
0.565575 0.571025 0.5683
24 25
720 750
0.571025 0.576475
26 27 28
780 810 840
0.581925 0.571025 0.576475
29 30
870 900
0.576475 0.576475
17
0.7 0.6 0.5
y = 0.1054ln(x) - 0.1117 R² = 0.9666
s 0.4 a t i l a l o M0.3
y data Log. (y data) y hitung
0.2 0.1 0 30 90 150210270330390450510570630690750810870 Waktu
Gambar 7. Hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
45
gram gula + 250 aquades
Dari tabel di atas di dapatkan persamaan Y=0,1054(lnx)-0,1117 untuk membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen. Hal ini dapat diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 45 gram gula dengan 250 ml aquadest. Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya akan semakin konstan. Tetapi untuk data nomer 23 dan 27 di dapat nilai molalitas yang turun, harusnya molalitas nya semakin tinggi. Ini bisa terjadi karena posisi saat pengambilan sempel tersebut tidak sama saat pengambilan sempel sebelumnya.
18
BAB IV PENUTUP IV.1 KESIMPULAN
Dari hasil percobaaan yang tela dilakukan dapat dia mbi kesimpulan sebagai berikut: a) Hubungan antara indeks bias dan molalitas di ketahui bahwa semakin tinggi nilai indeks bias maka nilai molalitas juga meningkat. Di dapat pula persamaan garis. Y=27,25(x)-36,352 ; % kesalahan rata-rata: 14,4763% b) Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas adalah semakin lama waktu pencampuran maka molalitas juga meningkat. Di dapat hasil sebagai berikut: 1)Larutan 25 gram gula dengan aquades 250ml Y=0,0789(lnx)-0,1708 %kesalahan rata-rata: 5,303% 2)Larutan 35 gram gula dengan aquades 250ml Y=0,08382(lnx)-0,06241 %kesalahan rata-rata: 2,703% 3)Larutan 45 gram gula dengan aquades 250ml Y=0,1054(lnx)-0,1117 %kesalahan rata-rata : 2,978%
IV.2 KRITIK DAN SARAN
Menurut kami, alat yang digunakan untuk melakukan percobaan kurang baik. Ini di karenakan praktikan masih harus memposisikan pengaduk yang di gunakan dengan cara mengatur ketinggian dari alat tersebut. Sehinggga setiap percobaan tinggi dari pengaduk berbeda-beda, bias terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal ini juga sangat memakan waktu. Saran kami sebagai praktikan adalah untuk mengganti alat tersebut atau memodifikasi alat tersebut agar posisi dari pengaduk tetap sama saat melakukan setiap percobaan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Brown.G.G, 1978, ”Unit Operation”, 14th edition, John Willey and sons; New York. Mc. Cabe, W.L., and Smith, J.C., 1987 Unit Operation of ChemicEngineering, International Student Edition, Mc. Graw Hill, Kogakusha: Tokyo. Treyball, R. E., 1986., Mass Transfer Operation, 2nd Edition, Mc. Graw Hill, New York.
20
LAMPIRAN LAMPIRAN A
Data percobaan: Densitas
:
0,995647
Berat Pelarut :
0,995647 x 8ml = 7,965176 gr
Suhu aquades :
30°C
BM gula
342
:
Tabel 5 Hubungan antara konsetrasi gula dengan indeks bias larutan standar.
No
Berat Gula (gr)
Aquades (ml)
Indeks Bias
1
0,1
8
1.3343
2
0,2
8
1.336
3
0,3
8
1.3379
4
0,4
8
1.3402
5
0,5
8
1.341
6
0,6
8
1.343
7
0,7
8
1.3436
8
0,8
8
1.3443
9
0,9
8
1.3467
10
1,0
8
1.3473
Tabel 6. Larutan biner antara 10 gram gula dengan 250 ml aquadest
No
Waktu (detik)
Aquadest (ml)
Indeks bias
1
30
250
1.3387
21
2
60
250
1.3398
3
90
250
1.3404
4
120
250
1.341
5
150
250
1.3418
6
180
250
1.342
7
210
250
1.3425
8
240
250
1.343
9
270
250
1.3433
10
300
250
1.3438
11
330
250
1.3443
12
360
250
1.3449
13
390
250
1.3454
14
420
250
1.3457
15
450
250
1.3458
16
480
250
1.3461
17
510
250
1.3461
18
540
250
1.3462
19
570
250
1.3462
20
600
250
1.3462
Tabel 7 Larutan biner antara 25 gram gula dengan 250 ml aquadest
No
Waktu (detik)
Aquadest (ml)
Indeks bias
1
30
250
1.3412
22
2
60
250
1.3439
3
90
250
1.345
4
120
250
1.3467
5
150
250
1.3478
6
180
250
1.3484
7
210
250
1.3486
8
240
250
1.3491
9
270
250
1.3493
10
300
250
1.349
11
330
250
1.3497
12
360
250
1.35
13
390
250
1.3502
14
420
250
1.3504
15
450
250
1.3505
16
480
250
1.3507
17
510
250
1.3509
18
540
250
1.351
19
570
250
1.351
20
600
250
1.3512
21
630
250
1.3511
22
660
250
1.3512
23
690
250
1.3512
24
720
250
1.3512
23
Tabel 8. Larutan biner antara 45 gram gula dengan 250 ml aquadest
No
Waktu (detik)
Aquadest (ml)
Indeks bias
1
30
250
1.3417
2
60
250
1.3454
3
90
250
1.3469
4
120
250
1.348
5
150
250
1.3491
6
180
250
1.3501
7
210
250
1.3509
8
240
250
1.3518
9
270
250
1.3524
10
300
250
1.3529
11
330
250
1.3531
12
360
250
1.3534
13
390
250
1.3536
14
420
250
1.3536
15
450
250
1.3539
16
480
250
1.3542
17
510
250
1.3542
18
540
250
1.3544
19
570
250
1.3546
20
600
250
1.3547
24
21
630
250
1.3547
22
660
250
1.3549
23
690
250
1.3548
24
720
250
1.3549
25
750
250
1.3551
26
780
250
1.3553
27
810
250
1.3549
28
840
250
1.3551
29
870
250
1.3551
30
900
250
1.3551
LAMPIRAN B Cara Perhitungan
I. Mencari persamaan garis grafik standart dari fungsi indeks bias (X) VS molalitas(Y) dengan cara pendekatan least square y
= a x + nb
xy = a x + b x
Sehingga diperoleh harga A dan B yang akan membentuk persamaan : Y = aX - b a. Mencari molalitas gula untuk grafik standart : Molalitas =
beratGula MR
1000 gr
grPelarut
25
1. gula 0,1gr 7,9651 gram pelarut
0,1
m
342
1000 0,0367molal 7,9651
2. gula 0,2 gr, 7,9651 gram pelarut
m
0,2 342
1000 7.9651
0,07341molal
3. gula 0,3 gr, 7,9651 gram pelarut
m
0,3
342
1000 0,11012molal 7,9651
4. gula 0,4 gr, 7,9651 gram pelarut
m
0,4 342
1000 7,9651
0,14683molal
5. gula 0,5 gr,7,9651 gram pelarut
m
0,5 342
1000 7,9651
0,18354molal
6. gula 0,6 gr,7,9651 gram pelarut
m
0,6 342
1000 7,9651
0,22025molal
7. gula 0,7 gr, 7,9651 gram pelarut
m
0,7 342
1000 7,9651
0,25696molal
8. gula 0,8 gr, 7,9651 gram pelarut
m
0,8 342
1000 7,9651
0,29367 molal
9. gula 0,9 gr,7,9651 gram pelarut
m
0,9 342
1000 7,9651
0,33038molal
10. gula 1,0 gr,7,9651 gram pelarut
26
m
1,0 342
1000 7,9651
0,36709molal
Data perhitungan grafik standart Tabel 9 Hubungan antara konsentrasi gula denga indeks bias larutan standar
No
Indeks Bias (X)
Molalitas (Y)
X2
X*Y
1
1.3343
0.036709504
1.78035649
0.048981491
2
1.336
0.073419008
1.784896
0.098087795
3
1.3379
0.110128512
1.78997641
0.147340937
4
1.3402
0.146838016
1.79613604
0.196792309
5
1.341
0.18354752
1.798281
0.246137225
6
1.343
0.220257024
1.803649
0.295805184
7
1.3436
0.256966529
1.80526096
0.345260228
8
1.3443
0.293676033
1.80714249
0.394788691
9
1.3467
0.330385537
1.81360089
0.444930202
10
1.3473
0.367095041
1.81521729
0.494587148
13.4143
2.019022724
17.99451657
2.71271121
n
= 10
∑x
= 13,4143
∑y
= 2,0190
∑xy = 2,7127 2
∑x
= 17,994
27
Sehingga : ∑y = a.∑x + n.b
∑xy = a.∑x² + ∑x.b
2,0190= 13,4143a + 10b 2,7127= 17,9945a + 13,4143b Eliminasi persamaan (1) & (2) 2,0190= 13,4143a + 10b
X 13,4143
2,7127= 17,9945a + 13,4143b
X 10
Menjadi 27,0834 = 179,9434a + 134,143b 27,127 = 179,9450a + 134,143b 0,0436 = -1,6 x 10 -3 A= 27,25 B= -36,352 Sehinggapersamaangaris: Y = 27,25(X)-36,382 Persentasekesalahandapatdihitungdengancara : %kesalahan
Ydata
Yhitung
Ydata
100%
Tabel 10 mencari y hitung dan persen kesalahan
No
Y Data
Y Hitung
% Kesalahan
1
0.0367
0.009675
73.63760218
2
0.0734
0.056
23.70572207
3
0.1101
0.107775
2.111716621
4
0.1468
0.17045
16.11035422
5
0.1835
0.19225
4.768392371
6
0.2202
0.24675
12.05722071
28
7
0.2569
0.2631
2.413390424
8
0.2936
0.282175
3.891348774
9
0.3303
0.347575
5.230093854
10
0.367
0.363925
0.837874659
Jadi persen kesalahan rata-rata = 14,4763 % 0.4 y = 27.25x - 36.325 R² = 0.9814
0.35 0.3 s 0.25 a t i l a 0.2 l o m0.15
molalitas Linear (molalitas)
0.1 0.05 0 1.33
1.335
1.34
1.345
1.35
indeks bias
Gambar 8. Grafik hubungan antara Molalitas dan indeks bias dengan larutan
standar
II. Mencari persamaan garis pada percobaan 25 gram gula + 250 ml aquadest data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Untukmencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar Pada indeks bias (x) : 1,3387 Molalitas (y) = 27,25 (1,3387) – 36,352 = 0,129575 Dengan cara yang sama di dapatkan molalitas pada indeks bias yang lainnya:
29
Tabel 11 Hubungan antara waktu pencampuran dengan molaitas: No
Waktu (X)
Y
Ln X
Ln X 2
Y * Ln X
1
30
0.129575
3.401197
11.56814
0.44071
2
60
0.15955
4.094345
16.76366
0.653253
3
90
0.1759
4.49981
20.24829
0.791517
4
120
0.19225
4.787492
22.92008
0.920395
5
150
0.21405
5.010635
25.10647
1.072526
6
180
0.2195
5.192957
26.9668
1.139854
7
210
0.233125
5.347108
28.59156
1.246544
8
240
0.24675
5.480639
30.0374
1.352348
9
270
0.254925
5.598422
31.34233
1.427178
10
300
0.26855
5.703782
32.53313
1.531751
11
330
0.282175
5.799093
33.62948
1.636359
12
360
0.298525
5.886104
34.64622
1.757149
13
390
0.31215
5.966147
35.59491
1.862333
14
420
0.320325
6.040255
36.48468
1.934845
15
450
0.32305
6.109248
37.32291
1.973592
16
480
0.331225
6.173786
38.11563
2.044912
17
510
0.331225
6.234411
38.86788
2.064993
18
540
0.33395
6.291569
39.58384
2.10107
19
570
0.33395
6.345636
40.2671
2.119125
20
600
0.33395
6.39693
40.92071
2.136255
5.2947
110.3596
621.5112
30.20671
30
Dari tabel diatas diperoleh data: n
= 24
∑Y
= 5,2947
∑Ln X
= 110.3596
∑(lnX)2
= 621,5112
∑( Y.lnX )
= 30,20671
Penyelesaian dengan menggunakan metode least square : ∑y = a.∑ln x + n.b ∑xy = a.∑(lnx)² + ∑lnx Di dapatkan: 5,2947 = 110,3596 a + 20 b
X 110,3596
30,2067= 621,5112 a + 110,3596 b
X 20
584,3209 = 12179,2413a + 2207,192 b 604,134 = 12430,224 1 + 2207,192 b -19,8131= -250,9827 a
A=0,0789 B=-0,1708
31
Jadi persamaan yang di dapat Y = 0,0789 (ln x) – 0,1708
Mencari Y hitung dan % kesalahan Untuk data no 1 Lnx = 3,401197 ; y data = 0,129575 Yhitung = 0,0789(3,401197) – 0,1708 = 0,097554 Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar: %kesalahan
Ydata
Yhitung
Ydata
100%
Tabel 12 mencari y hitung dan persen kesalahan
No
Y Data
Y Hitung
% Kesalahan
1
0.129575
0.097554473
24.71196341
2
0.15955
0.152243786
4.579262952
3
0.1759
0.184234983
4.738478106
4
0.19225
0.206933099
7.637502474
5
0.21405
0.224539125
4.900315209
6
0.2195
0.238924296
8.849337374
7
0.233125
0.251086784
7.704786777
8
0.24675
0.261622411
6.027319575
9
0.254925
0.270915493
6.272626288
10
0.26855
0.279228437
3.97633113
11
0.282175
0.28674841
1.620770953
12
0.298525
0.293613608
1.645219636
32
13
0.31215
0.299928978
3.915112056
14
0.320325
0.305776097
4.541919388
15
0.32305
0.311219634
3.662085039
16
0.331225
0.316311724
4.502460986
17
0.331225
0.321095006
3.058342136
18
0.33395
0.325604805
2.498935436
19
0.33395
0.329870709
1.221527513
20
0.33395
0.33391775
0.009657195
Jadi Prosentase kesalahan rata-rata
= 5,303 %
0.4 0.35 0.3
y = 0.0789ln(x) - 0.1708 R² = 0.9546
0.25
s a t i l a 0.2 l o M
y data molalitas y hitung(y)
0.15
Log. (y data)
0.1 0.05 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 6 9 2 5 8 1 4 7 0 3 6 9 2 5 8 1 4 7 0 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6
Waktu
Gambar 9 Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk 25 gram gula + 250 aquades
III. Mencari persamaan garis pada percobaan 35 gram gula + 250 ml aquadest data bisa didekati dengan pendekatan least square :
33
Untukmencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar Pada indeks bias (x) : 1,4312 Molalitas (y) = 27,25 (1,4312) – 36,352 = 0,1977 Dengan cara yang sama di dapatkan molalitas pada indeks bias yang lainnya:
Tabel 13 Hubungan antara waktu pencampuran dengan molaitas: No
X
Y
Ln X
Ln X^2
Y*LnX
1
30
0.1977
3.4012
11.568
0.6724
2
60
0.271275
4.0943
16.764
1.1107
3
90
0.30125
4.4998
20.248
1.3556
4
120
0.347575
4.7875
22.92
1.664
5
150
0.37755
5.0106
25.106
1.8918
6
180
0.3939
5.193
26.967
2.0455
7
210
0.39935
5.3471
28.592
2.1354
8
240
0.412975
5.4806
30.037
2.2634
9
270
0.418425
5.5984
31.342
2.3425
10
300
0.41025
5.7038
32.533
2.34
11
330
0.429325
5.7991
33.629
2.4897
12
360
0.4375
5.8861
34.646
2.5752
13
390
0.44295
5.9661
35.595
2.6427
14
420
0.4484
6.0403
36.485
2.7085
15
450
0.451125
6.1092
37.323
2.756
16
480
0.456575
6.1738
38.116
2.8188
34
17
510
0.462025
6.2344
38.868
2.8805
18
540
0.46475
6.2916
39.584
2.924
19
570
0.46475
6.3456
40.267
2.9491
20
600
0.4702
6.3969
40.921
3.0078
21
630
0.467475
6.4457
41.547
3.0132
22
660
0.4702
6.4922
42.149
3.0527
23
690
0.4702
6.5367
42.728
3.0736
24
720
0.4702
6.5793
43.287
3.0936
9.935925
136.41
791.22
57.806
Dari tabel diatas diperoleh data: n
= 24
∑Y
= 9,935925
∑Ln X
= 136,41 2
∑(lnX)
= 791,22
∑( Y.lnX )
= 57,806
Penyelesaian dengan menggunakan metode least square: ∑y = a.∑ln x + n.b
∑y lnx = a.∑(lnx)² + ∑lnx
9,935925 = 136,41a + 24b
35
57,806
= 791,22a + 136,41
Eliminasi persamaan (1) & (2) : 1355,3561 = 18607,6881 a + 3273,84 b 1387,344 = 18989,28 a 31,9879
+ 3273,84 b
= -381,5919
A= 0,08382 B= -0,06241 Jadi persamaan yang di dapat Y = 0,08382 (lnx) – 0,06241
Mencari Y hitung dan % kesalahan Untuk data no 1 Lnx = 3,4012 ; y data = 0,1977 Yhitung = 0,08382(3,4012) – 0,06241 = 0,22268 Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar: %kesalahan
Ydata
Yhitung
Ydata
100%
Tabel 14 mencari y hitung dan persen kesalahan
No
Y Data
Y Hitung
% Kesalahan
1
0.1977
0.222678365
12.63447877
2
0.271275
0.280777961
3.503072972
3
0.30125
0.314764047
4.485990562
4
0.347575
0.338877558
2.502320972
5
0.37755
0.35758145
5.288981499
6
0.3939
0.372863643
5.340532307
7
0.39935
0.385784553
3.396881626
8
0.412975
0.396977155
3.873804818
36
9
0.418425
0.406849729
2.766390965
10
0.41025
0.415681047
1.323838397
11
0.429325
0.423669946
1.31719646
12
0.4375
0.43096324
1.494116591
13
0.44295
0.43767242
1.191461864
14
0.4484
0.44388415
1.007103055
15
0.451125
0.449667132
0.323162674
16
0.456575
0.455076751
0.328149542
17
0.462025
0.460158307
0.404024235
18
0.46475
0.464949325
0.04288871
19
0.46475
0.46948124
1.018018239
20
0.4702
0.473780644
0.761515036
21
0.467475
0.477870235
2.223698649
22
0.4702
0.481769543
2.460557842
23
0.4702
0.48549549
3.252975268
24
0.4702
0.489062837
4.011662397
Jadi Prosentase kesalahan rata-rata
= 2,703%
37
0.6 y = 0.08382ln(x) - 0.06241 R² = 0.9704 0.5
0.4 s a t i l a 0.3 l o m
y data
y hitung Log. (y data)
0.2
0.1
0 30
90
150 210 270 330 390 450 510 570 630 690 waktu
Gambar 10
Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk 35 gram gula + 250 aquades
IV. Mencari persamaan garis pada percobaan 45 gram gula + 250 ml aquadest data bisa
didekati dengan pendekatan least square :
Untukmencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar Pada indeks bias (x) : 1,3417 Molalitas (y) = 27,25 (1,3417) – 36,352 = 0,211325 Dengan cara yang sama di dapatkan molalitas pada indeks bias yang lainnya: Tabel 15 Hubungan antara waktu pencampuran dengan molaitas
No
X
Y
Ln X
L X^2
y* Lnx
1
30
0.211325
3.401197
11.56814
0.718758
2
60
0.31215
4.094345
16.76366
1.27805
38
3
90
0.353025
4.49981
20.24829
1.588545
4
120
0.383
4.787492
22.92008
1.833609
5
150
0.412975
5.010635
25.10647
2.069267
6
180
0.440225
5.192957
26.9668
2.286069
7
210
0.462025
5.347108
28.59156
2.470497
8
240
0.48655
5.480639
30.0374
2.666605
9
270
0.5029
5.598422
31.34233
2.815446
10
300
0.516525
5.703782
32.53313
2.946146
11
330
0.521975
5.799093
33.62948
3.026981
12
360
0.53015
5.886104
34.64622
3.120518
13
390
0.5356
5.966147
35.59491
3.195468
14
420
0.5356
6.040255
36.48468
3.23516
15
450
0.543775
6.109248
37.32291
3.322056
16
480
0.55195
6.173786
38.11563
3.407621
17
510
0.55195
6.234411
38.86788
3.441083
18
540
0.5574
6.291569
39.58384
3.506921
19
570
0.56285
6.345636
40.2671
3.571641
20
600
0.565575
6.39693
40.92071
3.617943
21
630
0.565575
6.44572
41.5473
3.645538
22
660
0.571025
6.49224
42.14918
3.707231
23
690
0.5683
6.536692
42.72834
3.714802
24
720
0.571025
6.579251
43.28655
3.756917
25
750
0.576475
6.620073
43.82537
3.816307
39
26
780
0.581925
6.659294
44.3462
3.87521
27
810
0.571025
6.697034
44.85027
3.824174
28
840
0.576475
6.733402
45.3387
3.881638
29
870
0.576475
6.768493
45.8125
3.901867
30
900
0.576475
6.802395
46.27257
3.921411
15.2723
176.6942
1061.668
92.16348
Dari tabel diatas diperoleh data: n
= 30
∑Y
= 15,2723
∑Ln X
= 176,6942 2
∑(lnX)
= 1061,668
∑( Y.lnX ) = 92,16348
Penyelesaian dengan menggunakan metode least square: ∑y = a.∑ln x + n.b
∑y lnx = a.∑(lnx)² + ∑lnx
15,2723 = 176,6942 a + 30b
X176,6942
92,16348= 1061,668 a + 176,6942 b
X30
Eliminasi persamaan (1) & (2): 2698,5268 = 31220,8403 a + 5300,826 b 2764,9044 = 31850,04 a
+ 5300,826 b
40
-66,3776 = -629,1997 A= 01054 B= -0,1117 Jadi persamaan yang di dapat Y = 0,1054 Ln(x) – 0,1117
Mencari Y hitung dan % kesalahan Untuk data no 1 Lnx = 3,401197 ; y data = 0,211325 Yhitung = 0,1054(3,401197) – 0,1117 = 0,2467 Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar: %kesalahan
Ydata
Yhitung
Ydata
100%
Tabel 16 mencari y hitung dan persen kesalahan
No
Y Data
Y Hitung
% Kesalahan
1
0.211325
0.246786204
16.78041123
2
0.31215
0.319843917
2.464813986
3
0.353025
0.362579939
2.706589973
4
0.383
0.39290163
2.585281903
5
0.412975
0.41642096
0.834423391
6
0.440225
0.435637652
1.042046207
7
0.462025
0.451885134
2.194657489
8
0.48655
0.465959343
4.23197153
9
0.5029
0.478373674
4.876978628
10
0.516525
0.489478673
5.236208736
11
0.521975
0.499524366
4.301093773 41
12
0.53015
0.508695365
4.046899007
13
0.5356
0.517131866
3.448120556
14
0.5356
0.524942847
1.989759789
15
0.543775
0.532214695
2.125935318
16
0.55195
0.539017055
2.343136996
17
0.55195
0.54540689
1.185453304
18
0.5574
0.551431387
1.070795244
19
0.56285
0.557130072
1.016243683
20
0.565575
0.562536386
0.537261078
21
0.565575
0.567678869
0.371987617
22
0.571025
0.572582079
0.272681338
23
0.5683
0.577267294
1.577915606
24
0.571025
0.581753078
1.878740466
25
0.576475
0.586055716
1.661948214
26
0.581925
0.590189579
1.420213796
27
0.571025
0.59416741
4.052783977
28
0.576475
0.598000559
3.733997034
29
0.576475
0.601699185
4.375590357
30
0.576475
0.605272408
4.995430514
Jadi Prosentase kesalahan rata-rata
= 2,978 %
42
0.7 0.6 0.5 y = 0.1054ln(x) - 0.1117 R² = 0.9666
s 0.4 a t i l a l o M0.3
y data Log. (y data) y hitung
0.2 0.1 0 30 90 150 210 270 330 390 450 510 570 630 690 750 810 870 Waktu
Gambar 11 Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk 45 gram gula + 250 aquades
43