USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
PEMBUATAN ALKYD RESIN TERMODIFIKASI RESIN TERMODIFIKASI MINYAK BIJI NYAMPLUNG
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN (PKM-P)
Diusulkan oleh: RONI HARTONO
060811 ( 2006 )
RIZKINA IKA ARYANA SUTINAH
071595 ( 2007 ) 061944 ( 2006 )
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2010
1
Halaman Pengesahan USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan Kegiatan
: Pembuatan Pembuatan Alkyd Resin Termodifikasi Minyak Biji Nyamplung
2.
: ( ) PMKP
Bida Bidang ng Kegi Kegiat atan an
( 3. Bida Bidang ng Ilmu Ilmu
: ( (
(
) PKMK
) PKMT
(
) PKMM
) Kese Keseha hata tan n
(
) Pert Pertan ania ian n
) MIPA
( ) Teknologi dan Rekayasa
( (
) Sosial Ekonomi (
) Humaniora
) Pendidikan
4. Ketu Ketuaa Pelak Pelaksa sana naan an Kegi Kegiat atan an a. Nama Lengkap b. NIM
: Ro R oni Hartono : 060811
c. Jurusan
: Teknik Kimia
d. Perg ergurua uruan n Tingg inggii
: Univ Univer ersi sita tass Sult Sultan an Ageng eng Tirta irtay yasa asa
e. Alamat Rumah
: Villa Bekasi indah I blok G.I No.5 Tambun-Bekasi
f.
No. Telp/ HP
g. Email
: 08 085695098918 :
[email protected]
5. Dosen Dosen Pendam Pendampin ping g a. Nama Nama Lengka Lengkap p dan Gelar Gelar
: Jayanu Jayanudin din,, ST.,M. ST.,M.Eng Eng
b. b. NIP NIP c.
Alamat Rumah
: 1978 197808 0811 1120 2005 0501 0110 1003 03 : Perum. Taman Krakatau Blok H10 No.17 Desa Harjatani Kec. Waringin KurungSerang
d. No Tel. Tel./H /HP P
: 0859 085920 2072 7297 9702 02
6. Biaya Biaya Kegia Kegiatan tan Tota Totall a.
Dikti
: Rp 10.000.000
2
b. Sumber lain
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
:: 8 bulan
Serang,9 Juli 2010
Menyetujui Ketua Jurusan Teknik Kimia
Ketua Pelaksana Kegiatan
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa
(Dr. Ing Anton Irawan, ST.,MT)
(
NIP.197510012008011007
NIM.3335060811
Pembantu Rektor III
Dosen Pendamping
(H. Aris Suhadi SH., MH. )
( Jayanudin,ST.,M.Eng )
NIP.19600208200311001
Roni Hartono
)
NIP. 197808112005011003
3
A. JUDUL
Pembuatan Alkyd Resin Termodifikasi Minyak Biji Nyamplung
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Polimer merupakan salah satu bahan kimia yang kini mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Sebagian besar materi yang dibutuhkan manusia terbuat dari polimer seperti plastik, bahan pelapis, karet, bahan perekat, dan bahan polimer lainnya.
Alkyd resin merupakan bagian dari produk polimer dengan proses polimerisasi kondensasi. Alkyd resin banyak digunakan dalam industri cat,
coating , serta pembentukan film (Sandler, 1994). Alkyd juga sangat penting untuk bahan pengikat tinta, kegunaan yang lain termasuk dempul, bahan perekat (Jones, 1983). Industri cat mempertimbangkan ekspansi dalam mengembangkan alkyd
resin di industri automobile, stasion tenaga nuklir, dan coating anti korosi (Hlaing dan Oo, 2008).
Alkyd menjadi sangat penting ketika dimodifikasi dengan minyak alam atau sintetis (trigliserida) yang dinamakan dengan alkyd termodifikasi minyak. Fungsi dari minyak adalah untuk menimbulkan proses pengeringan (minyak-minyak akan mengering ketika melebar/melapis sebagai suatu film) karena teroksidasi oleh udara (Stevens, 1989). Beberapa tahun yang lalu konsumen mulai beralih menggunakan cat dan coating yang ramah lingkungan karena alkyd resin sintetis yang merusak lingkungan. Hal ini terkait dengan isu lingkungan mengenai emisi solven organik yang menguap dan masalah daur ulang pada pembuangan limbah dari resin yang hancurnya sangat lama (Ikhuoria, et al., 2007). Banyak penelitian tentang sintesa alkyd resin yang ramah lingkungan yaitu memodifikasikan dengan minyak nabati. Hlaing dan OO (2008) telah meneliti pembuatan alkyd resin dari minyak jarak, Atimuttigul, et al (2006) yang melakukan karakterisasi alkyd resin dari beberapa minyak nabati seperti minyak jagung, minyak biji bunga matahari dan minyak kedelai dengan menganalisa bilangan asam dan bilangan iodine serat Aigbodian dan Okieimen (1996) yang melakukan penelitian pembuatan alkyd resin dari minyak biji karet yang di tinjau dari segi kinetikanya.
4
Minyak biji nyamplung mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku beberapa produk, salah satu yang telah berkembang adalah bahan baku biofuel karena memiliki kandungan minyak yang besar pada biji kering yaitu 70-73 % (Heryati, 2007). Minyak biji nyamplung mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh yang besar yaitu oleat 48 - 53, linoleat 15 - 24, palmitat 5 - 18, stearat 6 – 12 dalam % b (Heryati, 2007). Kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup besar, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku alkyd
resin , sehingga akan menambah keanekaragaman bahan baku alkyd resin dan untuk menambah nilai guna minyak biji nyamplung. Kelayakan minyak biji nyamplung sebagai bahan baku alkyd resin, berdasarkan % kompoisis minyaknya, maka perlu diuji karakterisasinya yang merupakan suatu bentuk standarisasi secara komersial. Standar industri untuk menentukan kulitas dari alkyd resin dengan menguji bilangan asam, warna, viskositas dan bilangan iodine.
C. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan lingkungan merupakan salah satu permasalahan global. Hampir semua produk dianjur ramah lingkungan, salah satu produk yang mendapat perhatian adalah cat dan coating. Konsumen cat banyak yang mengeluhkan emisi solven organik atau limbah yang susah teruraikan, sehingga banyak peneliti yang menggunakan bahan alami untuk pembuatan alkyd resin. Salah satu bahan yang digunakan adalah minyak nabati sebagai modifikasi alkyd
resin . Minyak biji nyamplung dapat digunakan sebagai bahan baku alkyd resin , karena mengadung asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi. Pemakaian minyak nyamplung akan menambah keragaman bahan baku alkyd resin . Metode yang digunakan adalah metode monogliserida, dimana minyak nyamplung direaksikan dengan gliserol menghasilkan monogliserida kemudian dilanjutkan dengan mereaksikan phthalic anhydride yang menghasilkan alkyd resin.
Hasil yang
diperoleh dianalisa bilangan iodine, bilangan asam, warna dan viskositas untuk mengetahui karakterisasinya.
5
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh produk berupa alkyd resin yang dimodifikasi menggunakan minyak alam (dalam penelitian ini menggunakan minyak biji nyamplung) berdasarkan % kandungan minyak (% oil content ). Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mendapatkan
karakterisasi alkyd resin yang termodifikasi minyak biji
nyamplung sehingga dapat ditentukan kualitasnya. Berdasarkan bilangan asam, bilangan iodine, warna dan viskositas. 2.
Mengetahui pengaruh % kandungan minyak (% oil content ) terhadap alkyd resin yang di hasilkan berdasarkan karakterisasinya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran penelitian “Pembuatan Alkyd Resin Dari Minyak biji nyamplung” dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Menambah nilai guna dari minyak biji nyamplung dan akan mengurangi pemakaian minyak untuk pangan yang digunakan sebagai bahan baku industri khususnya industry coating . Peningkatan kebutuhan minyak nyamplung akan meningkatkan produktivitas petani, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.
2.
Mendapatkan alternatif sumber bahan baku baru untuk alkyd resin dengan dilakunya beberapa modifikasi sehingga dapat diketahui karakteristiknya untuk dapat diaplikasikan.
F.
KEGUNAAN
Perkembangan industri polimer terutama industri coating dan cat yang semakin pesat, target kedepan dari industri cat akan mengembangkan pada industri automobile , keperluan pada stasion tenaga nuklir, pada industri coating penahan korosi dan industri yang lainnya (Hlaing dan Oo., 2008).
6
Peningkatan yang signifikan dari kebutuhan alkyd resin sehingga diperlukan peningkatan produksi alkyd resin . Pada penelitian ini diharapkan menjadi sumber yang berbeda dari pembuatan alkyd resin. Selain itu digunakan untuk memajukan perkembangan institusi Riset di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten khususnya di Jurusan Teknik Kimia, sehingga Mahasiswa dapat lebih meningkatkan kreativitasnya terutama dalam penelitian. Secara umum kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua aspek yaitu : 1.
Aspek ekonomi Penelitian ini menghasilkan produk alkyd resin yang dimodifikasi dengan minyak biji nyamplung sehingga dapat meningkatkan daya guna dari nyamplung selain untuk bahan baku biofuel juga dapat digunakan pada industri polimer. Pemakaian minyak biji nyamplung akan mengurangi ketergantungan industri dalam pemakaian minyak untuk pangan, sehingga akan menjaga ketahanan pangan. Perkembangan industri cat dan coating yang meningkat diharapkan dengan penelitian ini dapat di komersialisasikan yaitu dengan di dirikan industri baru untuk alkyd resin.
2. Aspek lingkungan Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari bahan polimer mulai dari peralatan rumah tangga sederhana sampai teknologi canggih. Beberapa tahun yang lalu konsumen mulai beralih menggunakan cat dan coating yang ramah lingkungan karena alkyd resin sintetis yang merusak lingkungan. Banyak penelitian yang memodifikasi alkyd resin dengan berbagai macam sumber minyak alam.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L)
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L .) merupakan salah satu tanaman hutan yang memiliki prospek dan potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri. Pemanfaatannya diduga tidak akan berkompetisi dengan
7
kepentingan untuk bahan pangan. Bustomi, et al., (2008) menyebutkan bahwa nyamplung memiliki keunggulan ditinjau dari prospek pengembangan ke depan dan pemanfaatan lain, antara lain : 1. Tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara alami di Indonesia, regenerasi mudah dan berbuah sepanjang tahun menunjukkan kemampuan daya survival yang tinggi terhadap lingkungan 2. Tanaman ini relatif mudah dibudidayakan baik melalui hutan tanaman sejenis (monoculture) atau hutan campuran (mixed forest). 3. Cocok tumbuh didaerah beriklim kering, permudaan alami banyak, dan berbuah sepanjang tahun. 4. Hampir seluruh bagian tanaman nyamplung berdayaguna dan menghasilkan bermacam produk yang memiliki nilai ekonomi. 5. Tegakan hutan nyamplung berfungsi sebagai wind breaker / perlindungan untuk tanaman pertanian dan konservasi sempa dan pantai, 6. Pemanfaatan nyamplung dapat menekan laju penebangan pohon hutan sebagai kayu bakar. Minyak mempercepat
nyamplung
mentah
kesembuhan
luka
mengandung
atau
komponen
pertumbuhan
kulit
yang
aktif
(cicatrization ).
Karakteristik minyak nyamplung : berat jenis 0,941 - 0,945; angka iodium 82 98; angka penyabunan 192 - 202, titik leleh 8°C. Komposisi asam lemak (%-b) : oleat 48 - 53, linoleat 15 - 24, palmitat 5 - 18, stearat 6 – 12 (Heryati, 2007). Berikut ini struktur asam lemak berikatan rangkap dalam minyak
Nyamplung merupakan salah satu sumber minyak non pangan yang mempunyai potensi besar untuk dikembangakan sebagai bahan baku di industry sehingga akan mengurangi pemakaian minyak pangan sebagai bahan baku di industri. Salah satu yang sudah mulai dikemabangkan adalah pemakaian minyak nyamplung sebagai bahan baku energi nabati. Nyamplung masih dapat produktif menghasilkan biji sebagai sampai berumur 50 tahun. Keunggulan nyamplung sebagai bahan baku energi nabati adalah daya survival tanaman sangat tinggi
8
terbukti dengan penyebarannya yang merata hampir di seluruh daerah terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia (Anonim, 2009). Klasifikasi nyamplung dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 1. Biji Nyamplung dan Minyak Biji Nyamplung
Tabel 1. Klasifikasi nyamplung
Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Upafamili Bangsa Genus Sumber : www.wikipedia.com
2.
: : : : : : : :
Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida : Malpighiales Clusiaceae Kielmeyeroideae Calophylleae : Calophyllum L.
Gliserol
Polyol atau polialkohol yang digunakan untuk sintesis alkyd resin adalah gliserol, trimethylol ethane , pentaerythritol , trimethyol propane . Gliserol adalah golongan alkohol dengan tiga gugus hidroksil pada rantai propana terdiri dari dua gugus hidroksil primer dan satu gugus hidroksil sekunder. Senyawa ini berbentuk cairan kental bening, tidak berbau dan bersifat higroskopik. Titik leleh 18 0C, titik didih 290 0C, densitas 1,265 g/ml. Gliserol merupakan produk samping biodiesel dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkyd resin tetapi gliserol dari produk samping biodiesel masih mengandung katalis sehingga harus dimurnikan terlebih dahulu. Kemurnian gliserol dapat mencapai 80 – 88 % (Haryanto, 2002). Struktur gliserol dapat dilihat pada Gambar 2.
9
H H
C
OH
H
C
OH
H
C
OH
H
Gambar 2. Struktur gliserol 3. Alkyd resin
Alkyd berbasis minyak nabati sudah dikembangkan sebelum alkyd sintesis, kebanyakan digunakan untuk cat dan vernis. Tahun 1920 alkyd resin pertama digunakan untuk material plastik yang dibuat dengan mereaksikan gliserin dengan
phthalic anhydride dan digunakan oleh General Electrical Company untuk keperluan listrik terutama untuk isolasi kabel (Fisher dan Hayward, 1998). Alkyd merupakan produk dari reaksi polyhydric alcohol , fatty acid
monobasic dan polybasic acid . Alkyd berasal dari kata ”al” dari alkohol dan ”kyd” dari acid , alkyd termasuk dalam kelas material yang dikenal sebagai polimeric ester (Marten, 1961). Stoye dalam Ogunniyi dan Odetoye (2007 ) menyebutkan bahwa metode pembuatan alkyd resin terbagi menjadi dua. Metode pertama adalah proses satu tahap, dimana alkyd modifikasi minyak dibuat dengan reaksi polimerisasi kondensasi antara asam lemak atau minyak, polyhydric alcohol dan dibasic acid atau anhydride . R-C(O)-OH
+
CH2(OH)-CH(OH)
Asam lemak
Gliserol
+
C6H4(CO)2O
Phthalic anhydride
(-O-C(O)-C6H4-C(O)-O-CH2-CH-CH2-) + 2H2O Air
Alkyd resin
Metode kedua adalah proses dua tahap. Tahap pertama minyak direaksikan dengan gliserol menghasilkan monogliserida, selanjutnya direaksikan dengan
dibasic anhydride membentuk alkyd resin O H2
C
OC
R
O H C
OC
H2 C R
OH CaCO3
+
2
HC
OH
H2 C
OH
O H2 C
OC
Trigliserida
3 220-240
R
Gliserol
o
C
H2 C
OH
HC
OH
H2 C
OCOR
Monogliserida
10
Monogliserida + dibasic anhydride
Alkyd resin
Jones (1983) menerangkan lebih jelas tentang alkyd resin Tipe monomer
Terminologi
Polyol
polyester
Polybasic acid
resin
alkyd resin
Asam lemak
modifikasi
alkyd resin
Dan lainnya Fisher dan Hayward (1998) menerangkan bahwa proses pembuatan alkyd
resin ada dua metode yaitu : 1. Proses Monogliserida Proses monogliserida adalah proses pembuatan alkyd resin dimana minyak nabati direaksikan dengan polyol yang dipanaskan bersama dengan katalis seperti timbal, sodium, calsium atau zink. Reaksi antara trigliserida (minyak nabati) dengan gliserol ( polyol ) disebut dengan reaksi alkoholisis yang menghasilkan monogliserida, setelah monogliserida terbentuk dapat langsung direaksikan dengan polybasic acid atau anhydride. 2.
Proses Fatty Acid (Asam Lemak)
Pada metode ini asam lemak, polyol (gliserol, atau pentaerythritol) dan
polybasic acid atau anhydride (maleic anhydride) dimasukkan bersama tidak perlu membentuk monogliserida. Proses ini membutuhkan proses ekstra dan biaya yang lebih mahal karena prosesnya hanya satu tahap.
4.
Karakterisasi Alkyd Resin
Karakterisasi alkyd resin merupakan suatu bentuk standarisasi secara komersial (standar industry) untuk menentukan kulitas dari alkyd resin. Standarisasi yang biasanya terdapat dalam industri adalah sebagai berikut : 1.
Bilangan asam ( Acid Value) Standar komersial untuk bilangan asam pada alkyd resin adalah 7,05 mg KOH/g (Atimuttigul, at al, 2006). Bilangan asam akan mengalami penurunan dengan bertambahnya waktu reaksi, penelitian yang dilakukan Atimuttigul, et al., (2006) pada berbagai tipe minyak (jagung, biji bunga matahari, kedelai,
11
kulit padi) untuk membuat short oil alkyd menunjukan bahwa bilangan asam akan menurun dengan bertambahya waktu reaksi, sama halnya dengan penelitian Ogunniyi dan Odetoye (2007), untuk membuat alkyd resin dari minyak biji tembakau pada berbagai % kandungan minyak (% content oil ). menunjukan bahwa bilangan asam menurun dengan bertambahnya waktu reaksi. 2.
Viskositas Viskositas menunjukan kekentalan alkyd resin yang diperoleh, selama bertambahnya waktu reaksi viskositas akan terus meningkat untuk semua tipe minyak yang dgunakan. Bertambahnya viskositas menunjukan reaksi antara monogliserida dengan dibasic acid ( phthalic atau maleic anhydride ) terus berlangsung (Atimuttigul, et al, 2006) .
3.
Warna Warna dari alkyd resin mengindikasikan perbandingan dengan warna standar dengan range antara 1 sampai 18 (skala gardner), nilai tertinggi berwarna kuning gelap sementara nilai terendah berwarna kuning terang (Atimuttigul, et al, 2006).
4.
Bilangan iodine Bilangan iodine menunjukan peningkatan pentakjenuhan sebagai jumlah dari minyak dan metil ester yang digunakan dalam peningkatan resin, peningkatan bilangan ion seiring dengan peningkatan panjang minyak ( oil length ) dari resin (Ikhuoria, et al, 2004).
H. METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini akan terbagi menjadi 2 tahap proses yaitu :
A. Proses pembuatan minyak biji nyamplung
12
P
e
n
Gambar 3. Diagram Alir Pengambilan Minyak dari Biji Nyamplung
Tahap pengambilan minyak biji nyamplung merupakan tahap awal penelitian ini, adapun prosedur pengambilan minyak biji nyamplung adalah sebagai berikut : 1. Biji nyamplung yang telah dipanen, dikeringkan di bawah sinar matahari kemudian setelah kering biji dikuliti yaitu daging biji dipisahkan dari tempurung/cangkangnya. 2.
Daging biji di keringkan kembali dengan sinar matahari atau bisa juga dilakukan dengan cara digoreng tanpa minyak (sangrai) atau dengan mesin. Pengeringan dilakukan sampai biji nyamplung berwarna coklat kemerahan. Biji nyamplung yang sudah kering dilakukan pengepresan untuk mengambil minyak dari biji nyamplung menggunakan alat pres. Minyak yang dihasilkan karena banyak mengandung kotoran yang berasal dari kulit dan senyawa kimia seperti alkoloid, fosfatida, karotenoid, khlorofil dan lain ‐lain terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan getah.
3.
Proses deguming dilakukan pada suhu 80 oC selama 15 menit, endapan yang terjadi dipisahkan, kemudian dicuci dengan air hangat suhu 60 oC sampai jernih. Selanjutnya air dipisahkan/diuapkan dari minyak dengan pengering vakum pada suhu 80oC agar tidak terjadi reaksi oksidasi yang bisa mengubah warna minyak tersebut menjadi gelap kembali. Tujuan proses
13
deguming adalah untuk memisahkan minyak dari getah atau lender yang terdiri dari fosfatida, protein, karbohidrat, residu, air dan resin. Proses
deguming dilakukan dengan menambahkan asam fosfat 20% sebesar 0,3 ‐0,5 % (b/b) minyak, sehingga akan terbentuk senyawa fosfatida yang mudah terpisah dari minyak. Kemudian senyawa tersebut dipisahkan berdasarkan pemisahan berat jenis yaitu senyawa fosfatida berada di bagian bawah dari minyak tersebut. Hasil dari deguming akan memperlihatkan perbedaan yang sangat jelas dari minyak asalnya, yaitu berwarna jernih kemerah ‐merahan. B. Proses pembuatan alkyd resin dari minyak biji nyamplung
G Minyak Biji Nyamplung 40%,50% dan 60%
Glyserol
Proses Alkoholisis dalam Reaktor Batch T= 260 0C (2-3 jam)
Analisa Alkoholisis Dengan methanol
Tidak
Phthalic anhydride
Ya Proses Polimerisasi Alkyd Resin pada T 220-260 0C selama 75 menit
Analisa Karakterisasi Produk dan pembahasan
ambar 4. Diagram Alir Proses Pembuatan Alkyd Resin Dari
Minyak Biji Nyamplung
Tahapan proses pembuatan alkyd resin dari minyak nyamplung ataupun dari metil ester minyak nyamplung dari Gambar 4 dapat diuraikan sebagai berikut ini :
14
1.
Tahap
pertama
adalah
proses
alkoholisis
dengan
memvariasikan
kandungan minyak biji nyamplung (40%,50% dan 60%) yang direaksikan dengan gliserol pada suhu 260oC selama 2-3 jam. Untuk mengetahui keberhasilan reaksi alkoholisis sampel diambil kemudian ditambahkan methanol dengan perbandingan 1:1, jika menyatu maka reaksi alkoholisis berhasil 2.
Tahap selanjutnya
yaitu proses polimerisasi yaitu dengan menurunkan
suhu sampai 180 oC kemudian ditambahkan phthalic anhydride dan suhu kembali dinaikan sampai 220-260oC selama 75 menit sampai terbentuk
alkyd resin. (Jayanudin, 2009 dan Heriyanto, 2009). Karakterisasi alkyd resin dapat diketahui dengan menganalisa Bilangan asam, Bilangan iod, warna dan viskositas
I. JADWAL KEGIATAN No
Kegiatan
Bulan ke-
Tempat Pelaksanaan
1
Studi literatur
2
Perancangan reaktor
3
Persiapan Bahan
FT. UNTIRTA
4
Kalibrasi Alat
FT. UNTIRTA
1
2
3
4
5
FT. UNTIRTA ITB Bandung
Pembuatan alkyd resin dari 5
minyak biji nyamplung dengan
FT. UNTIRTA
asam phthalic anhydride 6
Analisa Produk
FT. UNTIRTA
7
Analisa Data
FT. UNTIRTA
8
Pembuatan Laporan dan Seminar
FT. UNTIRTA
Berikut ini rencana rancangan alat penelitian yang akan digunakan untuk pembuatan alkyd resin dari minyak biji nyamplung
15
Gambar 7. Rangkaian Alat Pembuatan Alkyd resin
J.
RANCANGAN BIAYA
No
Uraian
A. PERALATAN Reaktor Stainless steel + 1 Jaket Pemanas
Jumlah
Harga Satuan
Total Biaya
(Rp)
(Rp) Rp 4,200,000
1
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
2
Kondenser stainless steel
1
Rp
500,000
Rp
500,000
3
Termokopel
1
Rp
500,000
Rp
500,000
4
Motor Pengaduk Pengaduk (impeller)
1
Rp
500,000
Rp
500,000
(Stainless steel)
1
Rp
50,000
Rp
50,000
6
Tabung Gas Nitrogen
1
Rp
500,000
Rp
500,000
7
Control panel
1
Rp
150,000
Rp
150,000
8
Pompa Vakum
1
Rp 1,000,000
5
B. BAHAN HABIS PAKAI DAN BAHAN ANALISA
1
Biji Nyamplung
40 kg
Rp
3,500
Rp 1,000,000 Rp 3,815,000
Rp
140,000
16
2
Metanol
3
NaOH
4
Larutan Wijs
5
KI
6
Natrium Tiosulfat
7
Kloroform
8
Phthalic Anhydride
9
Gliserol (Teknis)
10
Amilum
11
CCl4
12
KOH
2 liter
Rp
300,000
Rp
600,000
1 kg
Rp
350,000
Rp
350,000
2 liter
Rp
300,000
Rp
600,000
Rp
250,000
Rp
125,000
Rp
250,000
Rp
125,000
Rp 450,000/2 L
Rp
450,000
1 kg
Rp
350,000
Rp
350,000
5 liter
Rp
45,000
Rp
225,000
Rp
80,000
Rp
80,000
1 liter
Rp
420,000
Rp
420,000
1 kg
Rp
350,000
Rp
350,000
500 gram 500 gram 2 liter
250 gram
C. BIAYA PERJALANAN DAN SEMINAR
1
2
3
Transport pembuatan Unit Reaktor ke Bandung Transport Pembelian Bahan Kimia ke Jakarta Seminar Nasional
Rp 1,900,000
2
Rp
300,000
Rp
600,000
1
Rp
300,000
Rp
300,000
2
Rp
500,000
Rp 1,000,000
TOTAL BIAYA
Rp 9,915,000
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009.,”Rencana Aksi Pengembangan Energi Alternatif Berbasis Tanaman Nyamplung
2010-2014”, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Hutan, Bogor.
17
Atimuttigul, V., Damrongsakkul, S & Tanthapanichakoon, W.,2006,”Effect of Oil Type Properties of Short Oil Alkyd Coating Material”, Korean J. Chem.Eng., 23(4)
: 672-677.
Bustomi, S.,Rostiwati, T., Sudradjat, R., Leksono, B., 2008, “Nyamplung (Calophyllum inophy llum L.) sumber Energi Biofuel Yang Potensial”, Badan Litbang Kehutanan, Bogor.
Fisher L.A., Hayward, G.R., 1998,”The Basic of Resin Technology” No.10, Oil and Coulor Chemist Association, Wembley
Haryanto, B., 2002, ” Bahan Bakar Biodiesel (Bagian 1. Pengenalan)”, USU digital library, Medan
Heriyanto, H., 2009, ”Kinetika Reaksi Pembuatan Alkid Resin Termodifikasi Minyak Jagung Dengan Asam Anhidrida Ftalat”, Prosiding SNTKI, Bandung
Heryati, Y., 2007, ”Nyamplung”, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hutan, Bogor.
Hlaing, N.N & Oo, M.M., 2008, ”Manufacture of Alkyd Resin from Castor Oil”, Proceeding of Word Academy of Science, Engineering & Technology, Vol 36.
Ikhuoria, E.U., Aigbodian, A.I.,Okieimen, F.E., 2004, ”Enhancing The Quality of Alkyd Resin Using Methyl Esters of Rubber Seed Oil”, Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 3(1) : 311-317
Ikhuoria,E.U., Maliki,M., Okieimen, F.E., Aigbodian, A.I., Obaze, E.O.,Bakare, I.O., 2007,”Synthesis and Characteristion of Chlorinated Rubber Seed Oil Alkyd Resin”, Progress in Organic Coating,Vol. 59, 134-13
18
Jayanudin, 2009, “Model Kinetika Reaksi Konsekutif Alkoholisis Minyak Jagung dan Esterifikasi Maleic Anhydride Menjadi Alkyd Resin ” Prosiding SNTKI, Bandung
Jones, F.N.,1983,”Alkyd Resin”, North Dakota State University, Fargo, USA.
Martens, C.R., 1961, “Alkyd Resins”, Reinhold Publishing Corp, New York.
Ogunniyi, D.S and Odetoye , T.E., 2007 “ Preparation and Evaluation of Tobacoo Seed oil-Modified Alkyd Resins”,Bioresource Technology 99,1300-1304.
Sandler,S.R.,1994, ”Polymer Syntheses”,Vol.2 nd ed, pp.157-187, Academic Press,Inc.,California.
Stevens, M.P., 1989, ”Polymer Chemistry: An Introduction”, 2 nd ed., Oxford University Press, inc.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A.
Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok
1. Ketua Pelaksana Kegiatan a.
Nama Lengkap b.NIM
: Roni Hartono : 3335060811
19
c. Fak/ Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu Untuk Kegiatan 4. Anggota Pelaksana
:Teknik/ Teknik Kimia : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : 8 Jam/ minggu
a. Nama Lengkap b. NIM c. Fak/ Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu Untuk Kegiatan
: Rizkina Ika Aryana : 3335071595 :Teknik/ Teknik Kimia : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : 8 Jam/ minggu
5. Anggota Pelaksana e. Nama Lengkap f. NIM g. Fak/ Program Studi h. Perguruan Tinggi e. Waktu Untuk Kegiatan
B.
: Sutinah : 3335061944 :Teknik/ Teknik Kimia : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : 8 Jam/ minggu
Nama dan Biodata Dosen Pendamping a.
Nama lengkap b. NIP c.
Golongan Pangkat d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Fakultas/ Program Studi g. Perguruan Tinggi h. Bidang Keahlian i. Waktu untuk Kegiatan
: Jayanudin, ST.,M.Eng : 197808112005011003 : III A : Lektor : : Teknik / Teknik Kimia : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : Teknik : 4 jam/minggu
20