Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip destilasi dapat digunakan dalam pembuatan minyak kayu putih, penyulingan nilam, penyulingan air bersih, dan pemisahan bioetanol dari campurannya. Prinsip destilasi ini sangat penting dipelajari karena dapat diaplikasikan dengan mudah dalam kehidupan seharihari. Di sisi lain, prinsip
destilasi
cukup
susah
dipahami
kalau
tidak
menggunakan
alat
praktikum. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya (Asep, 2010). Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut di dinginkan kembali menjadi cairan.Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperature yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung (Sugiarso, 2013) Untuk metode destilasi air, bahan dimasukkan dalam ketel suling kemudian ditambahkan air sampai bahan tersebut terendam, tetapi tidak sampai memenuhi ketel suling. Sedangkan untuk metode destilasi uap – air, bahan diletakkan diatas air dengan penahan (sangsang) dan diatur sedemikian rupa agar ruang antar bahan tidak longgar. Ketel tersebut dipanaskan dengan menggunakan kompor listrik. Waktu destilasi selama 4 jam diukur mulai dari tetesan kondensat pertama. Pada awalnya air akan menguap setelah proses pemanasan dilakukan, setelah mencapai suatu keseimbangan tekanan tertentu maka uap air akan masuk ke dalam jaringan dalam bahan dan mendesak minyak atsiri ke permukaan. Kemudian minyak atsiri akan ikut menguap bersama uap air menuju kondensor (Fuki, 2012). Pengaruh variabel suhu terhadap rendemen yang dihasilkan yaitu bahwa suhu yang menghasilkan rendeman minyak paling banyak adalah pada suhu 120 °C. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka volume minyak yang dihasilkan pada permulaan penyulingan juga semakin banyak dan hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa suhu yang tinggi dan pergerakan air yang disebabkan oleh kenaikan suhu dalam
ketel penyuling, mempercepat proses difusi. Sehingga dalam keadaan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat dalam jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi (Setya, 2012). DAFTAR PUSTAKA Harahap, Hamida, 2003. Karya Ilmiah Produksi Alkohol. Universitas Sumatra Utara, Digitized by USU digital: Medan. Sarifudin, Asep, 2009. Alat Destilasi Sederhana Sebagai Wahana Pemanfaatan Barang Bekas dan Media Edukasi Bagi Siswa SMA untuk Berwirausaha di Bidang Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Lingkar Kampus IPB: Bogor. Setya, N.H., Budiarti, Aprilia., Mahfud. 2012. Proses Pengambilan Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Dengan Pemanfaatan Gelombang Mikro (Microwave). Jurnal Teknik ITS . Vol 1. Hal 2 [diakses tanggal 22 november 2013]. Walangare, K.B.A, 2013. Ranmcang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik . e-jurnal Teknik Elektro dan Komputer . FT. UNSTRAT: Manado.(diakses tanggal 22 november 2013). Yuliarto, Fuki Tri, 2012. Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Air dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis. Jurnal Teknosains Pangan. Vol.1, no.1. Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Sebelas Maret (diakses 22 november 2013).
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses keseti mbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan f raksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009). Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008). Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol, beer perlu didistilasi. Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada
100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77 oC. perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Ji ka kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika larut an 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96% (Harahap, 2003). Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sample. Desti lasi sederhana, pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang berdekatan.. Destilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau memiliki Mr yang tinggi (Tim Kimia Modul SMKN 13, 2001). Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop). Destilasi merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998). Proses pemurnian minyak atsiri bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu secara fisika dan kimia. Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation) dan distilasi fraksinasi dengan pengurangan tekanan. Dalam proses secara fisika, yaitu metode redesti lasi adalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu destilasi, kemudian campuran didestilasi. Minyak yang dihasilkan akan terlihat lebih jernih. Hasil penyulingan ulang terhadap minyak nilam dengan metode redestilasi, ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) dari 4 % menjadi 83,4 %, dan menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm. Untuk distilasi fraksinasi akan jauh lebih baik karena komponen kimia dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Komponen kimia yang terpisah sesuai dengan golongannya (Hernani, 2006). Tinjaulah pemisahan dari sikloheksana dan toluene. Ketika di destilasi dalam alat destilasi sederhana, pencampuran dari dua cairan ini mulai mengalami pemisahan seberapa mana di atastitik didih dari sikloheksana dan berhenti mengalami destilasi seberapa mana di bawah titik didih dari toluene seluruh bagian dari destilasi tercampur dan sedikit pemisahan dari dua komponen didapat. Pemisahan dapat lebih baik didapatkan dengan mendestilasi ulang dari tiap bagian. Jika pendestilasian ulang diulang sesering mungkin, dua komponen dari pencampuran akan terpisah secara perlahan ( Louis, 1979 ). Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang ada di dalam suatu larutan atau cairan, yang tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fase uap dan fase cair. Semua komponen-
komponen ini terdapat dalam kedua fase tersebut. Fase uap terbentuk dari fase cair melalui penguapan pada titik didihnya (Geankoplis, 1983). Distilasi asap cair dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dan berbahaya, seperti poliaromatik hidrokarbon (PAH) dan tar, dengan cara pengaturan suhu didih sehingga diharapkan didapat asap cair yang jernih, bebas ter dan benzopiren (Darmaji, 2002). Senyawa utama yang terkandung di dalam tar yang merupakan hasil dari suatu proses distilasi adalah senyawa phenol yang terdapat dalam jumlah yang sedikit terutama terdiri dari senyawa piridin dan quinolin (Holleman, 1903). Menurut Cahyono (1991),Macam-Macam Destilasi yaitu : 1. Destilasi Uap Proses penyaringan suatu campuran air dan bahan yang tidak larut sempurna atau larut sebagian dengan menurunkan tekanan sistem sehingga didapatkan hasil penyulingan jauh dibawah titik didih awal. 2. Destilasi Vakum Untuk memurnikan senyawa yang larut dalam air dengan titik didih tinggi sehingga tekanan lingkungan harus diturunkan agar tekanan sistem turun. 3. Destilasi Biasa Untuk memurnikan campuran senyawa dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan memiliki titik didih yang jauh berbeda. Prinsip Destilasi Uap Campuran substansi yang tidak larut menunjukkan reaksi yang sangat beda dalam larutan homogen dan deskripsi sifatnya memerlukan hukum fisik yang berbeda. Dasar aturan dapat dipakai dengan mempertimbangkan akibat naiknya deviasi pada hukum rault. Satu gejala dari deviasi positif adalah dalam diagram hubungan antara tekanan dengan temperatur. Pada batas deviasi positif besar dari hukum rault, dua komponen dapat larut dan komponen tersebut menguap yang secara matematis memberikan tekanan total yang merupakan jumlah total dari tekanan masing-masing (Wilcox, 1995).
Pembahasan Destilasi sederhana atau destilitasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh tau perbedaan penguapan. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing. Dalam percobaan ini langkah pertama adalah merangkai alat penentu tit ik didih yang alat-alatnya antara lain labu didih, thermometer, kondensor , sirkulator dan labu destilat. Labu didih berfungsi untuk menjadi tempat pendidihan sampel hingga terjadi proses penguapan. Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu titik didih larutan ketika jatuhnya tetesan air pertama pada labu destilat dari kondensor. Sirkulator berfungsi untuk memompa air ke alat kondensor,untuk mendinginkan uap larutan. Kondensor berfungsi untuk untuk mendinginkan uap larutan yang terbentuk hingga kemudian dialirkan kedalam labu destilat. Prinsip kerja dari alat destilasi sederhana adalah penguapan yang bekesinambungan, yang mana larutan yang akan dipisahkan diuapkan terlebih dahulu kemudian uap tersebut diembunkan menjadi cairan kembali melalui pendinginan. Langkah kedua adalah memasukkan larutan yang akan dipisahkan kedala m labu didih. Larutan tersebut sebelumnya telah diekstraksi, pada percobaan ini larutan tersebut adalah campuran dari n-Hexane dan minyak atau lemak. Langkah ketiga adalah memanaskan labu didih. Labu dididh dipanaskan agar diperoleh analit yaitu minyak dan hasil destilasi adalah n-hexane. Dan terjadi proses penguapan dan pengembunan yang dikenal dengan proses kondensasi. Langkah keempat adalah menampung destilat pada tempat yang telah disediakan. Dan dari proses ini diketahui bahwa titik didih n-hexane adalah 69 oC. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan literatur, menurut Anonim (2011) titik didih n-hexane yaitu 67 – 70 oC. Dapat dikatakan bahwa praktikum yang dilaksanakan berhasil.
VII. Penutup 7.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Rangkaian alat titik didih terdiri dari labu didih, kondensor, thermometer, labu destilat dan sirkulator. 2. Prinsip kerja alat destilasi sederhana adalah penguapan yang berkesinambungan, yang mana larutan yang akan dipisahkan diuapkan terlebih dahulu kemudian uap tersebut diembunkan menjadi cairan kembali melalui pendinginan. 3. Titik didih n-hexane adalah 69 oC. 7.2 Saran Diharapkan agar pengerjaan atau dalam melaksanakan praktikum jangan hanya satu orang saja, akan tetapi saling bekerjasama antar teman sekelompok.
DAFTAR PUSTAKA Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Unhalu. Kendari. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran. Bandung. Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik.Semarang: UNDIP Press Darmaji, P., 2002, Optimasi Proses Pembuatan Tepung Asap, Agritech. Geankoplis, C.J., 1983, Transport Processes and Unit Operations, Prenticed hall, United State of America. Harahap. 2003. ‘Karya Ilmiah Produksi Alkohol’:6. Hernani. 2006. ‘Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses Pemurnian’ :2-3 Holleman, A.F., 1903, Text-Book Of Organic Chemistry, Wiley, New York. Louis F,Fieser. 1979. ORGANIC EXPERIMENT. O. C. Heath and Company : Toronto. Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Unhalu. Kendari. Tim Kimia Modul SMKN 13. 2001.’ Analisis Elementer’:6. Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jersey: Prentice Hall Inc. Air soda memiliki rumus kimia H ₂CO₃. Untuk membuat air soda, komponen yang paling penting adalah air dan gas karbondioksida. Air soda memang dibuat dengan melarutkan gas karbondioksida (CO ₂) ke dalam air. Sama seperti oksigen, karbondioksida merupakan gas yang banyak terdapat di alam. Karbondioksida merupakan gas yang kita keluarkan saat bernapas dan diambil oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Bila diinjeksi ke dalam air dengan tekanan tinggi, karbondioksida akan membentuk asam karbonat., Itulah sebabnya disebut minuman berkarbonasi (carbonated beverages). Asam karbonat tersebutlah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya sentuhan khas soda di mulut (mouthfeel) dan perasaan yang mengigit (bite) pada saat minuman berkarbonasi.diminum. Selain itu, gas karbondioksida juga berpengaruh terhadap timbulnya efek extra sparkle, yang membedakan minuman ringan berkarbonasi dengan non-karbonasi. Extra sparkle adalah efek penampakan berkelap-kelip pada minuman. Secara praktis CO₂ adalah satu-satunya gas yang paling cocok untuk memproduksi penampakan sparkle dalam minuman ringan berkarbonasi tersebut (Firdaus, 2012). Kelarutan gas karbondioksida sedemikan rupa, sehingga dapat bertahan dalam cairan pada suhu ruang. Jika dikocok secara perlahan, gas tersebut akan melepaskan gelembung
dalam minuman. Karbondioksida dapat meningkatkan citarasa pada minuman sehingga orang menikmati saat mengonsumsinya. Pada saat larut dalam air, CO ₂memberikan rasa asam sehingga dapat menurunkan pH menjadi sekitar 3,2 – 3,7. Rasa asam tersebut merupakan rasa khas soda yang membuat orang teringat terus akan rasanya. Salah satu keunggulan minuman berkarbonasi adalah aman dari kontaminasi bakteri, terutama bakteri yang bersifat patogen (penyebab penyakit). Gas karbondioksida yang larut dalam air, bukan hanya menghasilkan rasa yang spesifik, tetapi juga dapat berfungsi sebagai antibakteri untuk mengawetkan minuman secara alami (Anonim, 2012). Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Batu didih sederhana bisa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik, maupun batu kapur, selama bahan-bahan itu tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahn batu didih adalah untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan Untuk menghindari titik lewat didih pada larutan tersebut. Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping ). Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan (Anonim, 2012).
Alimin, dkk. Kimia Analitik . Makassar: Alauddin Press, 2007 Anonim. Batu Didih. http//id. Wikipedia. Org/ 17 April2012 Anonim. Destilasi. http//id. Wikipedia. Org/ 24 April 2012 Anonim. Minuman Berkarbonasi. http//id. Wikipedia. Org/ 24 April 2012
Firdausscount. Destilasi. http://firdausscout.wordpress.com/ 24 April 2012 Zulfikar. Pemisahan Destilasi. http//www. Chem.-is-try. Org/ 24 April 2012
Pemisahan dua komponen senyawa dengan destilasi sederhana yang umum dilakukan di laboratorium. Rangkaian ini terdiri dari labu destilasi yan g bagian sisinya dengan melalui sumbat berlubang yang sesuai, disambungkan ke kondensor pendingin-air. Mulut atas labu destilasi ditempatkan thermometer dengan jepitan sumbat berlubang sehingga jarak antara permukaan cairan dengan ujung merkuri dari thermometer dapat diatur sekitar 5 – 10 mm. Sambungan labu destilasi dengan kondensor didukung oleh tiang penyangga, dipasang tidak terlalu ketat dengan klem logam berlapis karet pada bagian yang bersentuhan langsung dengan gelas. Labu destilasi duduk di atas kawat yang bagian tengahnya berupa asbes. Manfaat kawat ini adalah untuk menghindari pemanasan yang terlalu tinggi bagi komponen terdestilasi dan menjaga agar tidak terjadi dekomposisi cairan atau uap akibat pemanasan tinggi pada bagian atas dan sisi labu. Jarak antara labu dan sumbat gabus yang terpasang pada kondensor berkisar 25 mm, sehingga destilat dan cairan tidak terkontaminasi oleh kontak langsung dengan sumbat gabus. Ukuran labu yang dipilih didasarkan pada jumlah bahan destilat yang akan menempati antar separuh sampai tiga perdua dari kapasitas bola labu destilasi (Alimin, 2007, hal: 42). Proses destilasi diawali dengan pemanasan, s ehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin (perhatikan Gambar 15.7), proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus d an akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. Gambar15.7. Alat destilasi sederhana Gambar alat destilasi sederhana merupakan alat yang sering digunakan untuk penyulingan air menejadi air murni (Zulfikar, 2010). Pada pemisahan campuran dari dua cairan yang menguap atau yang titik didihnya berdekatan lebih banyak persoalannya, sehingga tidak dapat dilakukan dengan destilasi biasa. Suatu cara yang sering digun akan untuk memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses dalam mana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Dalam proses ini campuran dididihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan tetap. Uap yang dilepaskan dari dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu kompone n dengan komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan yang mendidih. Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa uap lebih banyak mengandung k omponen yang mudah menguap (atsiri). Bila sebagian cairan yang telah dididihkan uapnya diembunkan, maka campuran akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama t erdiri dari uap yang terembunkan disebut
destilat dan mengandung lebih banyak komponen yang atsiri dibandingkan cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan yang tertinggal dis ebut residu yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap. Bila destilat yang mula-mula diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih, maka uap yang baru akan lebih banyak lagi komponen yang lebih atsiri. Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali yang akhirnya dapat diperoleh salah satu komponen murni yang mudah menguap (Yazid, 2005, hal: 67-68).