DRAPING Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu Pelatihan Instrumen Teknik Perawat Kamar Operasi RSD dr. Soebandi Jember
Oleh : Ns. Mohammad Tutus Prasetyo, S.Kep.
PELATIHAN INSTRUMEN TEKNIK PERAWAT KAMAR OPERASI RSD Dr. SOEBANDI JEMBER 2018
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat ter gantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anstesi dan perawat), di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.
Salah satu faktor penting yang terkait dalam proses pembedahan, yaitu teknik draping atau penutupan pasien menggunakan alat tenun steril. Dalam hal ini untuk memberikan penegasan lapangan operasi untuk mengawali sayatan/pembedahan.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik draping kamar operasi 2. Mampu memahami dan melakukan draping dengan baik dan benar saat operasi
B. Tujuan Khusus Pada akhir sesi pelatihan peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian draping 2. Menjelaskan tujuan draping 3. Memahami prinsip draping 4. Mengetahui jenis dan ukuran alat tenun draping 5. Memahami teknik draping
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Draping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah berada diatas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, untuk memberi tegas daerah yang akan dilakukan pembedahan setelah permukaan kulit di desinfeksi. Draping merupakan tahapan awal sebelum dilakukan pembedahan. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Draping juga sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi. Secara khusus, teknik drapping berbeda pada setiap tempat/ daerah incisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum, teknik draping bertujuan untuk mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar incisi operasi.
2.2 Tujuan Draping:
1.
Menciptakan permukaan incisi dalam keadaan steril
2.
Mencegah cairan (darah) masuk ke permukaan kulit sekitar area incisi
3.
Menampung cairan (darah selama prosedur pembedahan)
4.
Melindungi tim bedah dari paparan mikroorganisme Hep. B/ C, HIV
5.
Mencegah cairan kontak dengan alat elektrik (Electrosurgical Unit)
6.
Membuat pembatas/barrier area operasi terhadap kontaminasi yang mungkin terjadi
2.3. Prinsip Draping
Prinsip tindakan draping adalah: 1) Seluruh anggota tim operasi harus bekerja sama dalam pelaksanaan prosedur drapping. 2) Perawat yang bertindak sebagai instrumentator harus mengetahui dengan baik dan benar prosedur dan prinsip-prinsip draping. 3) Sebelum tindakan draping dilakukan, harus yakin bahwa sarung tangan yang digunakan steril dan tidak bocor. 4) Gunakan duk klem pada setiap keadaaan dimana alat tenun mudah bergeser. 5) Draping yang terpasang tidak boleh dipindah-pindah sampai operasi selesai dan harus di jaga kesterilannya. 3
6) Jumlah lapisan penutup yang baik minimal 2 lapis, satu lapis menggunakan kertas water prof dan lapisan selanjutnya menggunakan alat tenun steril.
2.4. Jenis dan Ukuran Alat Tenun
1) Laken besar 200cm x 180cm 2) Laken kecil 3) Doek besar 4) Doek kecil 5) Warna bahan tidak menimbulkan silau jika terkena sinar lampu operasi Jenis material: 1. Disposable
Sering disebut juga drape kertas atau plastik
Bahan terbuat dari : rayon, nylon, polyester.
Terdiri dari bahan tidak diserap
Keuntungan : - Tidak mudah tembus darah atau cairan , untuk mencegah terjadi kontaminasi - Ringan, kuat tidak mudah robek - Bebas kusut - Bahan terbuat antistatik bila digunakan dikamar bedah - Proses packing dan sterilisasi sudah dilakukan di pabrik
2. Non Disposable
Jika digunakan berulang kali akan terjadi
impermeabilitas terhadap cairan akan
berkurang saat digunakan
Dapat diproses sterilisasi dengan steam
Bertambahnya pemakaian akan meningkatkan kehilangan fibers
Rekomendasi pabrik bahan akan kehilanganan kemampuan tingkat barrier setelah 75 x laundry/ sterilization
Perlu monitor jumlah penggunaan penting sebagai kontrol ter hadap kualitas draping
4
2.5 Teknik Draping
Adapun cara draping yang dilakukan dikamar operasi dengan langkah sebagai berikut: 1) Lantai di sekitar meja operasi harus kering. 2)
Jangan memasang drape dengan tergesa-gesa, harus teliti dan memepertahankan prinsip steril.
3)
Pertahankan jarak antara daerah steril dengan daerah non steri l.
4)
Jangan melintasi daerah meja operasi yang sudah terpasang drape/alat tenun steril tanpa perlindungan gaun operasi.
5)
Jaga kesterilan bagian depan gaun operasi.
6)
Hindari mengibas alat tenun steril terlalu tinggi sehingga dapat menyentuh alat lampu/ alat lain.
7)
Jika alat tenun yang akan dipasang terkontaminasi, maka perawat sirkel ners bertugas menyingkirkan alat tenun tersebut.
8)
Hindari tangan yang sudah steril menyentuh daerah kulit pasien yang belum tertutup.
9)
Setelah semua lapisan alat tenun terbentang dari kaki sampai bagian kepala scrub ners tetap menjaga kesterilan (jangan menyentuh hal-hal yang tidak perlu).
10) Jika ragu-ragu terhadap kesterilan alat tenun, maka alat tenun tersebut dianggap terkontaminasi.
2.6 Penutup/draping
1) Selama menutup pasien/ meja, penutup steril dipegang dengan baik di atas permukaan yang akan ditutup dan diposisikan sesuai dengan area yang dioperasi. 2) Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan mengunakan penjepit atau perekat agar tidak berubah selama prosedur bedah. 3) Robekan atau lubang akan memberikan akses kepermukaan yang tidak steril dibawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang demikian harus diganti.
5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Draping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah berada diatas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril. 2) Draping juga sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi
3.2 Saran
Hendaknya perawat dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakan peran perawat yang prefesional, serta dapat melaksanakan tugas – tugas dengan penuh tanggung jawab dan selalu mengembangkan ilmu keperawatan.
6
DAFTAR PUSTAKA
1. AORN. 2007. Recommended practices in the perioperative practice setting. In: Standards, Recommended Practices, and Guidelines. Denver, CO: AORN, Inc; 2007. 2. Beyea SC. 2002. Perioperative Nursing Data Set. 2nd ed. Denver CO: AORN, Inc; 2002. 3. Caruthers B, Junge T, Long JB, Price BD. Surgical case management. In: Frey KB, Ross T, eds. Surgical Technology for the Surgical Technologist: A Positive Care Approach. 3rd ed. Clifton Park, NY: Delmar Cengage Learning; 2008:304376. 4. Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti,2005, Kiat Sukses menghadapi Operasi, Sahabat Setia, Yogyakarta. 5. Frey KB, Price BD, Ross T. Asepsis and sterile technique. In: Frey, KB Ross T, eds. Surgical Technology for the Surgical Technologist: A Positive Care Approach. 3rd ed. Clifton Park, NY: Delmar Cengage Learning; 2008:139-184.
.
7