MODUL EKONOMI REGIONAL
O l e h EMILIA IMELIA
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2006
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Atas Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan modul yang berjudul “ Ekonomi Ekonomi Regional “ yang didanai oleh SP4 jurusan Ilmu Ekonomi . Modul ini dapat terlaksana atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak untuk itu kami menyampaikan rasa terima kasih kepada : -
Bapak Bapak Dekan Dekan Fakult Fakultas as Ekono Ekonomi mi Univer Universit sitas as Jambi. Jambi.
-
Ibu Ketu Ketua a dan Ibu Ibu sekret sekretari aris s Jurusa Jurusan n Ilmu Ilmu Ekonom Ekonomii Fakult Fakultas as Ekono Ekonomi mi Universitas Jambi .
-
Bapa Bapak k Ketua Ketua dan dan Ibu Ibu sekr sekret etar aris is Universitas Jambi.
-
Bapa Bapak k dan dan Ibu Ibu dose dosen n dili diling ngku kung ngan an Juru Jurusa san n lmu lmu Ekon Ekonom omii Faku Fakult ltas as Ekonomi Universitas Jambi
Prog Progra ram m SP4 Fak Fakul ulta tas s Ekono Ekonomi mi
Demikianlah Modul Berbasis Multi Media, Mudah-mudahan berguna bagi kita semua. Demi kesempurnaan untuk itu kami menerima kritik dan saran.
Penulis Dra. Emilia ME Dra. Imelia MSi
i
2
DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ -------------------------------------------------------i DAFTAR ISI -------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------ii GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN -----------------1 BAHAN AJAR 1. Pendahulua Pendahuluan n ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------4 2. Konsep Konsep Region Region ---------------------------------------------------------------------------------------------------------8 3. Teori Lokasi Lokasi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------13 4. Teori Pertumbuh Pertumbuhan an Ekonomi Ekonomi Regional Regional -------------------------------------------------17 5. Teori Basis dan Location Location Quotient Quotient ------------------------------------------------------------20 6. Analisis Analisis Shift Share Share ------------------------------------------------------------------------------------------------23 7. Teori Pusat Pertumbuh Pertumbuhan an -------------------------------------------------------------------------------28 8. Mid Semester Semester -------------------------------------------------------------------------------------------------------------35 9. Pendapatan Pendapatan Regional Regional ------------------------------------------------------------------------------------------36 10. Ketimpangan Regional ------------------------------------------------------------ ---------------------------43 11. Entropy Theil ------------------------------------------------------------ -----------------------------------------------------50 12. Analisa Tipologi Wilayah -------------------------------------------------------------- ----------------------52 13. Border Regional Economic ---------------------------------------------------------- --------------------54 14. Model Input Output ------------------------------------------------------------- --------------------------------------56 15. Otonomi Daerah ------------------------------------------------------------- --------------------------------------------70 16. Semester -------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------76 SAP MATAKULIAH -------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------- 77 - 90 POWER POINT ---------------------------------------------------------------- 91 - 115
3
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN MATA KULIAH Kode/SKS SKS Jurusan Prasyarat
Deskripsi Matakuliah
Tujuan Instruksional umum
EKONOMI REGIONAL EPR 172/3 SKS 3 Ilmu Ekonomi Matematika ekonomi Makroekonomi Mikroekonomi Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib konsentrasi jurusan ilmu ekonomi. Mata ajar ini bertujuan untuk melihat aplikasi ekonomi mikro dan ekonomi makro pada tingkat sub-nasional. sub-nasional. Pendekatannya banyak menggunakan model mikro ekonomi dan makro ekonomi dengan penyesuaian pada karakter daerah itu sendiri. Mata ajar ini dimulai dengan pengenalan konsep region model pertumbuhan ekonomi daerah, dan bagaimana daerah dapat menspesialisasikan menspesialisasikan dirinya, diikuti dengan model pemilihan lokasi, dan diakhiri dengan model-model perekonomian yang cocok untuk analisa perekonomian daerah. Pendekatan bahan ajar dimulai dengan metode kualitatif sebagai teori dasar, dan dianalisis dengan metode kuantitatif dan empiris pada model-model ekonomi daerah. Mahasiswa memahami permasalahan ekonomi wilayah maupun antar wilayah dan model-model yang digunakan dalam analisis ekonomi wilayah serta kebijakan-kebijakan ekonomi wilayah.
Perte muan 1.
Pokok Bahasan Pendahuluan
2.
Knsep Region
TIK
Sub pokok Bahasan
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep ekonomi regional,
1. Konsep Ekonomi regional 2. Peranan ilmu ekonomi regional 3. Manfaat ilmu ekonomi regional
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep region, dan klasifikasi region menurut jenisnya
4
1. Kons onsep re regin gin 2. Klas Klasifi ifika kasi si regi region on - Homogenuesu region - Nodal region - Planning/ Administratif region
Daftar pustaka Richardson
Sjafrizal
3.
Teori Lokasi
Mahasiswa mampu menjelaskan ttg teori lokasi
1. Pendekatan teori lokasi (konvensional dan modern) 2. Teori Weber (The weber locationProduction model) 3.. Market Area Analysis ; Spatial monopoli power. 4. Teori Bid Rent 1. Teori Pertumbuhan Neo-Klassik ( The Neo Classic/Growth Models) 2. Teori Pertumbuhan Kumulatif (Cumulative causatin growth model) 3. Teori pertumbuhan Core-pheri (Corephery-phery model)
Philips Mc Cann
4.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional
Mahasiswa mampu menjelaskan ttg teori-teori pertumbuhan ekonomi regional
5–6
Analisis Perencanaan Regional
Mahasiswa mampu menerapkan model LQ dan Shift-Share dalam menganalisis perencanaan regional
1. Konsep Ekonomi Basis 2. Analisis Location Quotient 3. Analisis Shift-Share
- Harvey Amstrong dan James Tailor
7.
Teori Pusat Pertumbuhan
Mahasiswa mampu menjelaskan ttg teori-teori pusat pertumbuhan ekonomi
1. Konsep Pusat Pertumbuhan
Harvey Amstrong dan James Tailor
8.
Mid Semester
9.
Pendapatan Regional
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep Pendapatan Regional
1. Konsep Pendapatan Regional 2. 3 Pendekatan Untuk menghitung Pendapatan Regional
Robinson Tarigan
5
Harvey Amstrong dan James Tailor
10 & 11
Disparitas Pertumbuhan Regional
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang disparitas pertumbuhan regional serta menghitung ketimpangan antar daerah dengan indeks williamson dan Entrophy
1. Disparitas Pertumbuhan Regional 2. Faktor-faktor penyebab disparitas. 4. Alat untuk mengukur disparitas antar daerah Indeks Williamson 5. Indeks Entrophy
- Harvey Amstrong dan James Tailor - Akita Takahiro dan Lukman RA
12.
Tipologi Wlayah
1. Tipologi Wilayah
Syafrizal
13.
Border Regional Economic
1. Masalah-masalah spasial dan ekonomi publik di daerah perbatasan
Roxing
14.
Model InputOutput
1. Mo Model In Input-Output
Philips Mc Mc Cann
14&15 4&15
Kebi Kebija jak ksana sanaan an Regional
Mahasiswa mampu menjelaskan ttg konsep Tipologi wilayah Mahasiswa mampu menjelaskan ttg konsep dan masalah- masalah ekonomi perbatasan Mahasiswa mampu menjelaskan Model InputOutput Mahasiswa mampu menjelaskan Kebijaksanaan Regional
1. Otonomi Daerah 2. Desentralisasi Fiskal 3. Daya Saing Daerah
-Mudrajat Kuncoro - Goritno Mangku Soebroto - UU no 32 dan 33 tahun 2004
16.
UJIAN AK AKHIR SEMESTER
6
Buku Teks Anonim 2006, Model pelatihan I-O dan SNSE kerjasama laboratorium Ilmu Ekonomi FEUI dan Dikti Depdiknas RI. Anonim. 2004, Undang-undang RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ............ 2004 Undang-undang RI No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangang Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Armstrong H dan Taylor J. 2000. Regional Economics Economics And Policy. Policy. Blackwell Publishers,Third Edition, 2000 Djojodipuro, 1992. Teori Lokasi, Lokasi, LPEM Universitas Indonesia. Indonesia. Jakarta Guo. R. 1996. Border- Regional Economic. Economic. Physica Verlag Heidelberg Heidelberg Printed in Germany. Isard, W 1998. Methods of Interregional and Regional Analysis, Walter Isard, et al, Ashgate Publishing Company, 1998. Kuncoro, M. 2004 Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan antar Wilayah, dalam buku Otonomi Dan Pembangunan Pembangunan Daerah, Daerah, Penerbit Erlangga . Jakarta Mc Cann, 2001. Urban And Regional Regional Economis, Oxford Oxford University Press. Ricardson, H.W. 1978 1978 Regional And Urban Urban Economic, Penguin Penguin London. Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagaian Bagaian Barat, Barat, Prisma LP3ES Jakarta. Tarigan,R. 2004. Teori Ekonomi Ekonomi Regional. Bumi Aksara Jakarta Wijayanti, 2004, Analisis Kesenjangan Pembangunan Regional Indonesia, 1992 – 2001 dalam jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 9 No.2 Tahun 2004.
Komponen Nilai :
( Nilai Tugas + kuis) + 2
Mid Tes + ( 2 X Semester ) 4
7
PERTEMUAN KE SATU MATERI 1.
KONSEP EKONOMI REGIONAL Tujuan Instruktusional Khusus ; 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) dari ilmu ekonomi regional. 2. Agar Agar maha mahasi sisw swa a dapa dapatt menj menjel elas aska kan n lata latarr bela belaka kang ng munculnya teori ilmu ekonomi regional. 3. Agar mahasiswa dapat menjelskan tujuan dan manfaat mempelajari ilmu ekonomi regional.
Ilmu Ilmu ekonom ekonomii Region Regional al muncu muncull sebaga sebagaii suatu suatu perkem perkemban bangan gan baru baru dalam ilmu ekonomi yang secara resmi baru mulai pada pertengahan tahun lima puluhan.Karena adanya kekhususan yang dimiliki oleh ekonomi regional menyebabkan ilmu ini telah berkembang menjadi suatu bidang spesialisasi yang baru yang berdiri sama halnya dengan cabang ilmu ekonomi lainnya seperti seperti ekonometr ekonometrik,ek ik,ekonom onomii kependudu kependudukan,o kan,operati perational onal research, research,dan dan lainlainnya.Sam lainnya.Sama a halnya halnya dengan dengan ilmu-ilmu ilmu-ilmu lain,ilmu lain,ilmu ekonomi ekonomi regional regional muncul muncul sebaga sebagaii suatu suatu kritik kritik dan sekal sekaligu igus s membe memberi ri dimens dimensii baru baru pada pada analis analisis is ekonomi dalam rangka melengkapi dan mengembangkan pemikiran ekonomi tradisional tradisional sehinga sehinga dapat memecah memecahkan kan masalah-m masalah-masala asalah h sosial sosial ekonomi ekonomi yang terus berubah berubah sepanjang sepanjang zaman. Ada dua kelompok ilmu yang lazim mengunakan ilmu ekonomi regional sebagai sebagai peralatan peralatan analisa.K analisa.Kelomp elompok ok pertama pertama menamaka menamakan n dirinya dirinya dengan dengan Regional science yang lebih banyak menekankan analisaanya pada aspekaspek
sosial sosial ekono ekonomi mi dan geografi. geografi.
Kelompok Kelompok ilmu kedua kedua menam menamakan akan
dirinya sebagai Regional Planning yang lebih menekankan analisanya pada aspek-aspek tata ruang, land-use, dan perencanaan. Di Indonesia, ilmu ekonomi Regional mulai masuk dan berkembang pada permulaan repelita II pada saat mana aspek pembangunan daerah dan perenc perencana anaan an wilay wilayah ah mulai mulai dirasa dirasakan kan keper keperlua luanny nnya.d a.dewa ewasa sa ini Instit Institut ut Teknol Teknologi ogi Bandun Bandung g (ITB) (ITB) telah telah membu membuka ka Progra Progran n Pasca Pasca Sarjan Sarjana a dalam dalam bidang bidang perenc perencana anaan an wilay wilayah, ah,sed sedang angkan kan Fakult Fakultas as Ekono Ekonomi mi unive universit rsitas as Anda Andala las s
sud sudah sejak ejak sepul epuluh uh tah tahun
8
yang ang
lalu lalu mula mulaii
secara cara akti aktif f
mengemba mengembangka ngkan n ilmu ekonomi ekonomi Regional,w Regional,walaup alaupun un masih masih terbatas terbatas dalam dalam bidang penelitian dan perencanaan. Ilmu Ilmu ekonom ekonomii region regional al salah salah satu satu cabang cabang ilmu ilmu ekono ekonomi mi yang yang memilik memilikii kekhususa kekhususan n yaitu sesuatu yang tidak dibahas dalam cabang ilmu lainnya, lainnya, sddang sddangkan kan pada pada sisi sisi lain lain memil memiliki iki prinsi prinsip-p p-prin rinsip sip yang yang utuh utuh atau atau mampu mampu memberikan solusi yang lengkap untuk bidang tertentu.. Samuelson (1955) mengem mengemuka ukakan kan bahwa bahwa persoa persoalan lan pokok pokok ilmu ilmu ekonom ekonomii menca mencakup kup 3 hal hal utama. 1. What What commod commoditie ities s shall shall be produc produced ed and in what what quanti quantitie ties s yaitu yaitu
barang apa yang diproduksi. Hal ini bersangkut paut dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang ada dalam masyarakat. 2. How shall goods be be produced yaitu yaitu bagaimana atau oleh oleh siapa barang
itu diproduksi. Hal ini bersangkut paut dengan pilihan tehnologi untuk mengh menghasi asilka lkan n barang barang terseb tersebut ut dan apakah apakah ada pengat pengatura uran n dalam dalam pembagian peran itu. 3. For Whom are goods to be produced yaitu untuk siapa atau bagaimana
pembagian pembagian hasil dari kegiatan memproduksi memproduksi barang tersebut. tersebut. Hal ini bersangkut paut dengan pengaturan balas jasa, sistem perpajakan, subsid subsidi, i, bantu bantuan an kepada kepada fakir fakir miskin miskin,, dll. dll. Ketiga Ketiga hal ini melan melandas dasii analisis ekonomi kalssik. Domar (1946), Harrod ( 1948) Sollow (1956) dan Swan (1960) dan ekonom lain menjawab persoalan pokok yaitu : 4. When When do all those those activit activities ies be carried carried out
yaitu yaitu kapan kapan berbaga berbagaii
kegi kegiat atan an ters terseb ebut ut dila dilaks ksan anak akan an.. Pert Pertany anyaa aan n ini ini dija dijawa wab b deng dengan an mencip menciptak takan an teori teori ekonom ekonomii dinami dinamis s (dynam (dynamic ic econo economic mic analy analysis) sis) dengan memasukkan unsur waktu ke dalam analisis. 5. Where do all those activities should be carried out yaitu dimana lokasi
dari berbagai kegiatan tersebut. Didalam ilmu ekonomi regional untuk meme memeca cahk hkan an masa masala lah h khus khusus us yang terp terpau autt deng dengan an pert pertan anya yaan an dima dimana na diab diabai aika kan n dala dalam m anal analis isis is ekon ekonom omii trad tradis isio iona nal. l. Dan Dan ilmu ilmu ekonomi regional untuk menjawab pertanyaan di wilayah mana suatu kegiatan sebaik dapat dilaksanakan.
9
Ilmu Ekonomi Regional ⇔ ilmu ekonomi wilayah, menitik beratkan pada bahasan dimensi tata ruang / space/ spatial. Hal-hal yang menjadi landasan l andasan pentingnya ekonomi regional 1. Keuntungan Keuntungan sumber sumber daya daya alam ( natural natural resource resources s advantage advantage ) 2. Penghemata Penghematan n dari pemusa pemusatan tan ( economic economic of concentrat concentration ion ) 3. Biay Biaya a ang angk kut Tujuan Tujuan Ilmu Ekonomi Ekonomi Regional Regional : Untuk menentuka menentukan n diwilayah diwilayah mana suatu kegiatan ekonomi sebaiknya dipilih dan mengapa wilayah tersebut menjadi pilihan. Peran Ilmu Ekonomi Regional ⇔ Penentuan kebijaksanaan awal, sektor mana yang dianggap strategis,
memiliki daya saing dan daya hasilnya yang besar, comperative advantage. ⇔ Dapat menyarankan komoditi / kegiatan apa yang perlu dijadikan
unggulan dan disub wilayah wilayah mana komoditi komoditi itu dapat dikembangkan. dikembangkan. Manfaat Ilmu Ekonomi Regional ⇔ Makro : Bagaimana pemerintah pusat dapat mempercepat Laju
pertumbuhan ekonomi keseluruh wilayah ⇔ Mikro : Dapat membantu membantu perencanaan wilayah menghemat menghemat waktu dan
biaya dalam proses menentukan lokasi suatu kegiatan ekonomi
Bahan Diskusi : 1. Coba saudara jelaskan apa konsep dari ilmu ekonomi regional ? 2. Jelaskan latar belakang belakang timbulnya ilmu ekonomi ekonomi regional ?
3. Jelaskan Jelaskan tujuan tujuan dan manfaat manfaat mempel mempelajari ajari ilmu ilmu ekonomi ekonomi regional regional ? 4. Jelaskan peran ilmu ekonomi regional dalam pembangunan ekonomi
wilayah ?
Bahan Bacaan 1. Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagaian Bagaian Barat, Prisma LP3ES LP3ES Jakarta. 2. Ricardson, H.W. 1978 1978 Regional And Urban Urban Economic, Penguin Penguin London.
10
PERTEMUAN KE DUA MATERI 2
KONSEP REGION Tujuan Instruktusional Khusus ; 1. Agar Agar mahasi mahasisw swa a dapat dapat menje menjelas laskan kan pengerti pengertian an (konse (konsep) p) region. 2. Agar mahasisw mahasiswa a dapat dapat menjelask menjelaskan an pembagian pembagian wilayah wilayah menurut jenisnya dan beri contoh dari masing-masing jenis konsep region
Ruan Ruang g
( regi region on ) merup rupaka akan hal hal yang ang san sangat gat penti enting ng dala dalam m
pembangunan wilayah. Konsep ruang mempunyai beberapa unsur, yaitu: (1) jarak; jarak; (2) lokas lokasi; i; (3) bentuk bentuk;; dan (4) ukuran ukuran.. Konsep Konsep ruang sanga sangatt berkaitan erat dengan waktu,karena pemanfaatan bumi dan segala kekayaan membutuhkan organisasi/pengaturan ruang dan waktu.Unsur-unsur tersebut di atas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah. Whit Whitttless lessey ey
(194 (1945) 5)
memfo emform rmu ulas lasikan ikan
penge engert rtia ian n
tata tata
ruan ruang g
berdasarkan: (1) unit areal kongret, (2) fungsionalitas di antara fenomena, dan (3) subyektifitas dalam penentuan criteria.Kemudian Hartchorne (1960) mengintrod mengintroduksi uksikan kan unsure unsure hubungan hubungan fungsiona fungsionall diantara diantara fenomena,y fenomena,yang ang melah melahirka irkan n konsep konsep strukt struktur ur fungsi fungsiona onall tata tata ruang. ruang.Str Strukt uktur ur fungsi fungsiona onall tata tata runag bersifat subyektif,karena dapat menentukan fungsionalitas berdasarkan criteria subyektif. Menurut Hanafiah (1985) konsep jarak mempunyai dua pengertian , yaitu jarak absolut dan jarak relatif yang mempengaruhi konsep ruang. Konsep jarak dan ruang relatif ini berkaitan dengan hubungan fungsional diantara fenome fenomena, na, dalam dalam strukt struktur ur fungs fungsion ional al tata tata ruang. ruang. Jarak Jarak relati relatiff merupa merupakan kan fungsi dari pandangan atau persepsi terhadap jarak. Dalam konsep ruang absolut , jarak di ukur secara fisik, sedangkan dalam konsep ruang relatif jarak di ukur secara fungsional berdasarkan unit waktu ,ongkos dan usaha. Ide mendasar dari konsep ruang relatif adalah persepsi terhadap dunia nyata. Persepsi Persepsi manusia manusia dipengaru dipengaruhi hi oleh faktor-fakt faktor-faktor or ekonomi, ekonomi, sosial sosial budaya, budaya, politik, psikologi dan sebagainya. Melalui berbagai faktor tersebut manusia dapat dapat menga mengamba mbarka rkan n ruang ruang relatif relatif.. Secara Secara skemat skematis is pada pada gambar gambar 3.1 di sajikan persepsi manusia mengenai ruang.
11
Tingkah Laku
Dunia Nyata
Keputusan
Imajinasi
Informasi
Persepsi Manusia
Sistim Tata Nilai
2.Konsep Wilayah Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi oleh oleh kriter kriteria ia terten tertentu tu dan bagian bagian-ba -bagia gianny nnya a tergan tergantun tung g secara secara intern internal. al. Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu; (1) wilayah homogen, (2) wilayah nodal. (3) wilayah perencanaan, (4) wilayah administrative.
2.1.Wilayah Homogen. Homogen. Wilayah homogrn adalah wilayah yang dipandang dari aspek/criteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat atau ciri-ciri kehomogenan ini misalnya dalam hal ekonomi (seperti ( seperti daerah dengan stuktur produksi produksi dan kosumsi kosumsi yang yang homogen, homogen, daerah daerah dengan dengan tingkat tingkat pendapata pendapatan n rendah/miskin dll.), geografi seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama), agama,suku,dan sebagainya.Richarson (1975) dan Hoover (1977) (1977) mengem mengemuka ukaka kan n bahwa bahwa wilay wilayah ah homoge homogen n di batas batasii berdas berdasark arkan an kese kesera raga gama mamn mny ya
seca secara ra
inte intern rnal al
(int (inter erna nall
unifo uniform rmit ity) y).C .Con onto toh h
wilay wilayah ah
homogen adalah pantai utara Jawa barat (mulai dari indramayu,subang dan karawang),merupakan wilayah yang homogen dari segi produksi padi.Setiap peru peruba baha han n
yang ang
terj terja adi
di
wilay ilayah ah
ters terseb ebut ut
sepert pertii
subsid bsidii
har harga
pupuk,subsidi suku bunga kredit,perubahan harga padi dan lain sebagainya kesemuanya akan mempengaruhi seluruh bagian wilayah tersebut dengan proses proses yang yang sama.A sama.Apa pa yang yang berlak berlaku u di suatu suatu bagian bagian akan akan berlak berlaku u pula pula bagian wilayah lainnya.
12
2.2. Wilayah Nodal Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempu mempuny nyai ai keterg ketergant antung ungan an antara antara pusat pusat (inti) (inti) dan daera daerah h belaka belakangn ngnya ya (interland).Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk,factor produk produksi, si,bar barang ang dan jasa,a jasa,atau taupun pun komun komunika ikasi si dan transp transport ortasi asi.Su .Sukirn kirno o (1976) menyatakan bahwa pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk di gunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah,mengartikan wilayah ters terseb ebut ut seba sebaga gaii ekon ekonom omii ruan ruang g yang yang yang yang di kuas kuasai ai oleh oleh suat suatu u atau atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Batas wilayah nodal di tentukan sejauh mana pengaruh dari suatu pusat kegiatan ekonomi bila di gantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi ekonomi lainnya. lainnya. Hoover Hoover (1977) (1977) mengataka mengatakan n bahwa bahwa struktur struktur dari wilayah nodal dapat di gambarkan sebagai suatu sel hidup dan suatu atom,dimana terd terdap apat at inti inti dan dan plas plasma ma yang yang salin saling g mele meleng ngka kapi. pi. Pada Pada stru strukt ktur ur yang yang demi demiki kian an,, integ integra rasi si fung fungsi sion onal al akan akan lebi lebih h meru merupa paka kan n dasa dasarr hubu hubung ngan an ketergantungan atau dasar kepentingan masyarakat di dalam wilayah itu, dari pada pada
meru merupa paka kan n
homo homoge genit nitas as
sema semata ta-m -mat ata. a.Da Dala lam m
hubu hubung ngan an
sali saling ng
ketergantun ketergantungan gan ini dengan dengan perantaraa perantaraan n pembelian pembelian dan penjualan penjualan barangbarangbara barang ng
dan dan
jasa jasa-j -jas asa a
seca secara ra
loca local, l,
akti aktifi fita tass-ak akti tifi fita tas s
regi region onal al
akan akan
mempengaruhi pembangunan pembangunan yang satu dengan yang lain. Wilayah homogen dan nodal memainkan peranan yang berbeda di dalam organisasi tata ruag masyrakat.Perbedaan ini jelas terlihat pada arus perdagang perdagangan.Das an.Dasar ar yang biasa di gunakan gunakan untuk suatu wilayah wilayah homogen homogen adalah suatu out put yang dapat diekspor bersama dimana seluruh wilayah meru merupa paka kan n suat suatu u daer daerah ah surp surplu lus s untu untuk k suat suatu u out out put put tert terten entu tu,s ,seh ehin inga ga berb berbag aga ai
tem tempat pat
di wilay ilayah ah ters terseb ebu ut
kecil ecil ata atau
tid tidak sama ama
sek sekali ali
kemungkinannya untuk mengadakan perdagangan secara luas di antara satu sama lainya.seba lainya.sebalikny liknya,dala a,dalam m wilayah wilayah nodal,pertu nodal,pertukaran karan barang barang dan jasa secara intern di dalam wilayah tersebut merupakan suatu hal yang mutlak harus ada.Biasanya daerah belakang akan menjual barang-barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja pada daerah inti,sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk barang jadi.Contoh wilayah nodal adalah DKI Jakarta dan Botabek(Bogor,Tangerang dan Bekasi),Jakarta yang merupakan inti dan Botabek sebagai daerah belakangnya. 13
2.3. Wilayah Administratif Wilayah Administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan berdasarka berdasarkan n kepenting kepentingan an administra administrasi si pemerintah pemerintahan an atau politik, politik, seperti: seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW.Sukirno (1976) meny menyat atak akan an bahw bahwa a
di dala dalam m prak prakte tek, k, apab apabil ila a
memb membah ahas as meng mengen enai ai
pembangu pembangunan nan wilayah wilayah ,maka ,maka pengertian pengertian wilayah wilayah administra administrasi si merupaka merupakan n penger pengertia tian n yang yang paling paling banya banyak k diguna digunaka kan.L n.Lebi ebih h popule populerny rnya a pengun pengunaan aan pengertian tersebut di sebabkan dua factor yakni : (a) dalam kebijaksanaan dan rencan rencana a pemban pembangu gunan nan wilay wilayah ah di perluk perlukan an tindak tindakanan-tin tindak dakan an dari dari berb berbag agai ai
bada badan n
peme pemerin rinta taha han. n.De Deng ngan an
demi demiki kian an,le ,lebi bih h
prak praktis tis
apab apabil ila a
pembangunan wilayah di dasarkan pada suatu wilayah administrasiyang telah ada; ada; dan (b) wilay wilayah ah yang yang batasn batasnya ya di tentuk tentukan an berda berdasar sarka kan n atas atas suatu suatu admi admini nist stra rasi si
peme pemeri rint ntah ah
lebi lebih h
mudah udah
di
anal analis isis is,k ,kar aren ena a
seja sejak k
lama lama
pengum pengumpul pulan an data data di berba berbagai gai bagian bagian wilay wilayah ah berdas berdasark arkan an pada pada suatu suatu wilayah administrasi tersebut. Namun dalam kenyataannya,pembangunan tersebut sering kali tidak hanya dalam suatu wilayah administrasi,sebagai contoh adalah pengelolaan pesi pesisi sir, r,pe peng ngel elol olaa aan n seba sebaga gain iny ya,y a,yang ang berdasarka rkan
daer daerah ah bata batasn sny ya
batas
alira aliran n
sung sungai ai,p ,pen enge gelo lola laan an
buka bukan n
ekolog logis
berd berdas asar arka kan n
dan
sering ingkali
lingk lingkun unga gan n
admi admini nist stra rasi si lit litas
batas
dan dan
namu namun n wilay ilayah ah
administras administrasi.Seh i.Sehinga inga penangana penanganannya nnya memerluka memerlukan n kerja sama sama dari suatu suatu wilayah administrasi yang terkait.
2.4. Wilayah Perencanaan. Perencanaan. Boudeville(dalam Glasson,1978) mendefinisikan wilayah perencanan (pla (plann nnin ing g
reg region ion
memp mempe erlih rliha atka tkan
atau atau
prog progra ramm mmin ing g
koher ohere ensi nsi
atau tau
reg region) ion)s seba ebagai kesa esatua tuan
wilay ilayah ah
yang ang
keputu putus san-k an-kep eput utus usa an
ekonomi.Wilayah perencanaan dapt dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untu untuk k
memu memung ngki kink nkan an
terj terjad adin iny ya
peru peruba baha hann-pe peru ruba baha han n
pent pentin ing g
dala dalam m
penye penyebar baran an pendud penduduk uk dan kesem kesempat patan an kerja, kerja,nam namun un cukup cukup kecil kecil untuk untuk memun memungki gkinka nkan n
perso persoala alan-p n-pers ersoal oalan an
sebagai satu kesatuan.
14
perenc perencana anaann annya ya
dapat dapat
dipand dipandang ang
Klassen (dalam Glasson,1978) mempunyai pendapat yang hampir sama dengan Boudeville,yaitu bahwa wilayah perencanaan harus mempunyai cirriciri: (a)cukup (a)cukup besar besar untuk untuk mengambi mengambill keputusan keputusan-kep -keputusa utusan n investas investasiyang iyang berskala ekonomi,(b) mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerj kerja a
yang ang
ada, ada,
(c)m (c)mem empu puny nyai ai
stru strukt ktur ur
ekon ekonom omii
yang ang
homo homoge gen, n,(d (d))
mempuny mempunyai ai sekurangsekurang-kuran kurangny gnya a satu titik pertumbuh pertumbuhan an (growthpoin (growthpoint).(e) t).(e) meng mengun unak akan an
suat suatu u
cara cara
pend pendek ekat atan an
pere perenc ncan anaa aan n
pemb pemban angu guna nan, n,(f) (f)
masyr masyraka akatt dalam dalam wilay wilayah ah itu mempu mempuny nyai ai kesad kesadara aran n bersa bersama ma terhad terhadap ap persoalan-persoalannya. Salah satu contoh wilayah perencanaan yang sesuai dengan pendapat Boudeville dan klassen di atas,yang lebih menekankan pada aspek fisik dan ekon ekonom omi,y i,yan ang g ada ada di Indo Indone nesi sia a adala adalah h BARE BARELA LANG NG (pul (pulau au Bata Batam, m, P Remp Rempan ang, g,P P Galan Galang) g) Daer Daerah ah pere perenc ncan anaa aan n ters terseb ebut ut suda sudah h lint lintas as bata batas s wilayah administrasi. Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi,namun ada juga dari aspek ekologis.Misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan daer daerah ah
alir aliran an
suga sugaii
(DAS (DAS). ).Pe Peng ngel elol olaa aan n
daer daerah ah
alir aliran an
sung sungai ai
haru harus s
direncanakan dan di kelola mulai dari hulu sampai hilirnya.Contoh wilayah perencanaan dari aspek ekologis adalah DAS Cimanuk,DAS Brantas,DAS Citanduy dan lain sebagainya Bahan Diskusi 1. Coba Coba saudara saudara jelas jelaskan kan kons konsep ep region region 2. Sebutkan Klasifikasi wilayah menurut jenisnya dan beri contohnya
Baha Bacaan 1. Budiha Budiharso rsono, no, S, Teknis Teknis Analisi Analisis s Pemba Pembangu ngunan nan Wilayah Wilayah Pesisir Pesisir Dan Lautan PT. Pradnya Paramita. Jakarta cetakan tahun 2001 2. Sjafriz Sjafrizal, al, 1983. Teori Ekonom Ekonomii Region Regional al konse konsep p dan dan perkem perkemban bangan gan,, EKI. Jakarta.
15
PERTEMUAN KE TIGA MATERI KE-3
TEORI LOKASI Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) teori lokasi. 2. Agar Agar mahasi mahasisw swa a dapat dapat menjel menjelask askan an 3 kelomp kelompok ok yang yang dikategori ke dalam teori lokasi.
Teori Lokasi adalah suatu ilmu yang mengkhususkan analisanya pada penggunaan konsep space dalam analisa sosial-ekonomi. Teori l okasi seringk dikatakan sebagai pondasi dan bagian yang tidak terpisahkan dalam analisa ekonomi regional. Peranan teori lokasi dalam ilmu ekonomi regional sama halny halnya a dengan dengan teori teori mikro mikro dan makro makro pada pada anali analisa sa tradis tradision ional. al. Denga Dengan n demikian analisa ekonomi regional tidak dapat dilakukan tanpa peralatan teori lokasi. Secara garis besar teori lokasi dapat dikategorikan atas 3 kelompok utama. Pertama, Least Least Cost Theory yang menekankan menekankan analisa pada aspek produksi dan mengabaikan unsur-unsur pasar dan permintaan. Pelopor ini ini adalah Alfred Weber (1909) yang beranggapan bahwa ada tiga faktor utama yang menentukan pemilihan lokasi perusahaan industri yaitu, ongkos transpor, perbedaan upah buruh dan kekuatan aglomerasi. Analisa least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara lain lain : (a). (a). Loka Lokasi si pasa pasarr dan dan sumb sumber er baha bahan n baku baku tela telah h tert terten entu tu,, (b). (b). Seba Sebaha hagi gian an baha bahan n baku baku adal adalah ah loca locali lize zed d mate materia rials ls,, (c). (c). Tida Tidak k terja terjadi di perubahan tehnologi (fixed technical coefficients, dan (d). Ongkos transpor teta tetap p seti setiap ap kesa kesatu tuan an prod produk uksi si dan dan jara jarak. k. Webe Weberr meny menyed eder erha hana naka kan n persoalan persoalan pemilihan pemilihan lokasi industri industri dalam bentuk Varignon Varignon problem problem yang yang kemudian dikenal dengan nama Weberian Locational Triangle Weber menyimpulkan bahwa lokasi optimum dari suatu perusahaan industri industri umumnya umumnya terletak terletak dimana dimana permintaa permintaan n terkonsent terkonsentrasi rasi (pasar) (pasar) atau sumber bahan baku. Alasan yang diberikan adalah bila suatu perusahaan industri memilih lokasi pada salah satu dari kedua tempat tersebuit, maka ongk ongkos os angk ngkut untuk ntuk baha bahan n
baku aku
dan has hasil produ roduk ksi
akan dapa dapatt
diminimum diminimumkan kan dan keuntunga keuntungan n aglomerasi aglomerasi yang yang ditimbulkan ditimbulkan dari adanya adanya
16
konsentras konsentrasii perusahaa perusahaan n pada suatu lokasi lokasi akan dapat pula dimanfaatkan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dalam Dalam pros proses es prod produk uksi si bera beratt bara barang ng berk berkur uran ang g (wei (weigh ghtt loos loosin ing g process), lokasi optimum akan berada pada sumber bahan baku. Sebaliknya bila bila dala dalam m pros proses es prod produk uksi si bila bila dala dalam m pros proses es prod produk uksi si
bera beratt bara barang ng
bertam bertambah bah (weigh (weightt gainni gainning ng proces process), s), lokasi lokasi optimu optimum m akan akan berada berada pada pada pasar. Hanya bila industri menggunakan proses footloose, perusahaan akan dapat bebas kedua kedua alternatif alternatif lokasi lokasi tersebut. tersebut.
Moses Moses (1956) (1956)
mencoba mencoba
menggabungkan dengan teori produksi ala Neo Classic. Ia menyimpulkan return to scale akan mempengaruhi pemilihan lokasi. Ini merupakan awal mempertimbangkan mempertimbangkan faktor teknologi pada teori lokasi melalui perubahan pada koeffisien produksi. Kelompok teori lokasi yang kedua dinamakan Market Area theory yang dipelopori oleh August Losch (1954), menurut kelompok ini faktor permintaan lebih lebih penting penting artinya artinya
dalam dalam perso persoala alan n pemili pemilihan han lokasi. lokasi. Bila Bila permin permintaa taan n
terhad terhadap ap suatu suatu barang barang adalah adalah elasti elastis s terhad terhadap ap harga, harga, diperk diperkira irakan kan akan akan timbul berbagai pengaruh terhadap pemilihan lokasi perusahaan. Di samping itu adany adanya a unsur unsur persa persaing ingan an antar antar tempat tempat (spati (spatial al compet competati ation) on) dianta diantara ra sesama produsen menetukan pula tingkah laku perusahaan dalam memilih lokasi. Teori Market Area disusun disusun atas dasar beberapa beberapa asumsi asumsi utama yaitu yaitu : (a). (a). Kons Konsum umen en ters terseb ebar ar seca secara ra mera merata ta kese keselu luru ruh h temp tempat at,, (b). (b). Bent Bentuk uk persamaan permintaan dianggap sama, dan (c). Ongkos angkut untuk setiap kesatuan produksi dan jarak adalah sama. Berd Berdas asar arka kan n ketig etiga a asum asumsi si ini, ini, teor teorii ini ini berk berkes esim impu pula lan n bahw bahwa a pemilihan pemilihan lokasi perusahaan perusahaan akan lebih banyak ditentukan ditentukan oleh besarnya besarnya ongkos angkut untuk hasil produksi dan tingkat persaingan sesama produsen di pasar. Penelitian Penelitian empiris pertama tentang teori area pasar dilakukan dilakukan oleh Reilly Reilly (1929) (1929),, hasil hasil penelit penelitian ian ini terny ternyata ata sanga sangatt memuas memuaskan kan sehing sehingga ga pene penemu muan an yang dida didapa patt kemu kemudi dian an dike dikena nall deng dengan an huku hukum m Reil Reilly ly yang yang berbunyi: lokasi perusahaan industri cenderung terkonsentrasi pada beberapa pusat pusat
sedan sedangka gkan n jumlah jumlah industr industrii yang yang masuk masuk ke konse konsentr ntrasi asi tersebu tersebutt
sebanding dengan luas daerah pasar ( diukur dengan jumlah penduduk ) dan 17
berhubungan terbalik dengan jarak antara pusat dengan daerah pinggiran daerah pasar. Kelomp Kelompok ok teori lokasi lokasi ketiga, ketiga, lazim dinama dinamakan kan sebaga sebagaii Bid
Rent Rent
Theory Theory yang dipelopori dipelopori oleh Von Thunen, Thunen, menurut menurut kelompok kelompok ini pemilihan pemilihan lokas lokasii peru perusa saha haan an indu indust stri ri lebi lebih h bany banyak ak dite ditent ntuk ukan an oleh oleh kema kemamp mpua uan n perusahaan yang bersangkutan untuk membayar sewa tanah. Tentunya teori ini lebih lebih banya banyak k berlak berlaku u untuk untuk pemil pemiliha ihan n lokasi lokasi pada pada daerah daerah perkot perkotaan aan dimana harga dan sewa tanah sangat tinggi sehingga merupakan bagian ongkos produksi yang cukup menentukan. Teori Teori Bid Rent
disusu disusun n atas bebera beberapa pa asumsi asumsi terten tertentu tu yaitu yaitu : (a)
terdap terdapat at seluas seluas tanah tanah yang yang dapat dapat dimanf dimanfaat aatkan kan dan mempun mempunya yaii tingka tingkatt keseburuan yang sama, (b). Ditengah tanah tersebut terdapat sebuah pusat produksi dan konsumsi yang menggunakan hasil pertanian yang diproduksi didaerah didaerah sekitarnya, sekitarnya, (c). Ongkos Ongkos angkut sama untuk untuk setiap kesatuan kesatuan jarak produksi, (d). Harga barang produksi juga sama untuk setiap jenis produksi. (e). (e). Tida Tidak k
terj terjad adii
Berdasarkan Berdasarkan
peru peruba baha han n
tehn tehnol olog ogii
(
fixe fixed d
tech techni nica call
coef coeffi fici cien ent) t)..
asumsi asumsi tersebut, tersebut, teori bid rent berkesimpul berkesimpulan an bahwa lokasi lokasi
perusa perusahaa haan n indust industri ri akan akan sangat sangat ditent ditentuka ukan n oleh oleh titk titk kesama kesamaan an antara antara kema kemamp mpua uan n peru perusa saha haan an untu untuk k memb membay ayar ar sewa sewa tana tanah h (bid (bid-r -ren ent) t) dan dan besarnya sewa tanah yang diinginkan oleh sipemilik tanah (land-rent). Variabel penentu dalam proses penentuan lokasi industri 1. Limpahan sumber daya ( resources endowment ) Adalah tersedianya sumber daya yang digunakan sebagai faktor produksi, baik secara kuantitatif kuantitatif maupun secara secara kwalitatif di suatu wilayah. 2. Permintaan Pasar Luas pasar ditentukan, 1. jumlah penduduk, 2. pendapatan perkapita, 3. distribusi pendapatan. Pasar mempengaruhi mempengaruhi lokasi melalui melalui 3 unsur : ciri-ciri pasar, pasar, biaya distribusi dan harga yang yang terdapat di pasar yang yang bersangkutan. 3. Aglomerasi 4. Kebijaksanaan Pemerintah dan Wiraswasta Kebijaksanaan pemerintah : dorongan, hambatan, larangan ( kebijaksanaan fiskal ). 18
Kebijaksanaan Wiraswasta : Pusat perusahaan, lokasi cabang -
Fungsi unit produksi
-
Fungsi unit distribusi
-
Fungsi unit Pemasaran.
Diskusi : 1. Sebutkan dan Jelaskan pengertian dari teori lokasi ? 2. Sebutkan dan jelaskan 3 kelompok dari teori lokasi ?
3. Sebutkan Sebutkan jelask jelaskan an variabelvariabel-varia variabel bel penent penentu u lokasi lokasi ?
Bahan bacaan : 1. Sjafrizal, Teori Ekonomi Regional, konsep dan perkembangan, EKI.
Jakarta tahun 1983. 2. Djojodipuro M 1992, Teori Lokasi, LPEM UI Jakarta.
3. Cann, Philip Mc. 2001 Urban And Regional Economics, Oxford Press
19
PERTEMUAN KE EMPAT MATERI - 4
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL Tujuan Instruktusional Khusus 1. Agar Agar maha mahasi sisw swa a dapa dapatt menj menjel elas aska kan n kons konsep ep dari dari teor teorii pertumbuhan ekonomi regional. 2. Agar Agar maha mahasi sisw swa a dapa dapatt menj menjel elas aska kan n 4 kelo kelomp mpok ok dala dalam m teori-teori teori-teori yang yang mendukung mendukung teori pertumbuh pertumbuhan an ekonomi ekonomi regional . 3. Agar Agar mahasi mahasisw swa a dapat dapat menje menjelas laskan kan faktor faktor-fa -fakto ktorr yang yang mempengaruhi teori pertumbuhan ekonomi regional.
Pertumbuhan Ekonomi Regional Peneka Penekanan nan pertum pertumbuh buhan an ekono ekonomi mi region regional al lebih lebih dipusa dipusatka tkan n pada pada pengaruh perbedaan karateristik space terhadap pertumbuhan ekonomi. Faktor Faktor
yang menjadi menjadi perhatia perhatian n utama utama dalam dalam teori teori pertumb pertumbuhan uhan ekonomi ekonomi
regional • Keuntungan Lokasi • Aglomerasi Migrasi • Arus lalu lintas modal antar wilayah.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Nasional ⇒ faktor – faktornya : • Modal • Lapangan Kerja • Kemajuan Tehnologi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional Regional dibagi atas 4 kelompok • Export Base - Models • Neo Klassik Models • Cumulative Causation Models • Core Periphery Models
20
• Export Base Models
Dipelopori oleh Douglas C. NorthKelompok ini berpendapatan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu region akan lebih banyak ditentukan oleh jenis keuntungan lokasi ( comperative advantage ) dan dapat digunakan oleh daerah tersebut sebagai kekuatan ekspor. Keuntungan Keuntungan lokasi lokasi umumnya umumnya berbeda berbeda setiap region region
---------------------
hal ini
tergantung pada keadaan geografi daerah setempat. Export Export
Base Models Models --------------------------
> berorien berorientasi tasi pada prinsip prinsip Compe Comperativ rative e
advantage dan Comperative Competitive. • Model Neo Klassik
Penekanan Penekanan analisany analisanya a pada peralatan peralatan fungsi fungsi produksi. produksi. Unsur-unsu Unsur-unsur r yang menentukan pertumbuhan ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja dan tehnologi. Selain itu dibahas secara mendalam perpindahan perpindahan penduduk ( migrasi ) dan lalu lintas modal terhadap pertumbuhan pertumbuhan ekonomi regional. Model Neo Neo Klassik Klassik
mengataka mengatakan n bahwa terdapat terdapat hubunga hubungan n antara
tingkat pertumbuhan suatu negara dengan perbedaan kemakmuran daerah (regional disparity) pada negara yang bersangkutan. Pada Pada
saat saat proses proses pemban pembangun gunan an baru baru dimula dimulaii (NSB) (NSB) tingk tingkat at perbed perbedaan aan
kemakm kemakmura uran n anta antarr wilay wilayah ah
cender cenderung ung menja menjadi di tinggi tinggi
( Divergence )
sedangkan bila proses proses pembangunan telah berjalan dalam waktu lama ( Nega Negara ra maju maju ) maka maka perb perbed edaa aan n tingk tingkat at kema kemakm kmur uran an anta antarr wilay wilayah ah cenderung menurun ( Convergence ) ⇒ Teori Simon Kuznet Alasan ( pada NSB ) 1. Lalu lintas orang dan modal modal masih masih belum belum lancar lancar 2. Belum lanca lancarnya rnya fasilita fasilitas s perhubunga perhubungan n dan komunik komunikasi asi 3. Masih Masih kuatny kuatnya a tradisi tradisi
yang yang mengha menghalan langi gi mobil mobilita itas s pendud penduduk uk yang yang
mengakibatkan belum lancarnya arus perpindahan orang dan modal antar wilayah. Model Cumulative Causation ( Keynes ) Menurut Dixon dan Thirwall ( 1974 ) Setiap negara akan mengalami “ Verdoo Verdoorn rn Effect Effect “ -------- Tidak terjadi Convergence dalam perbedaan tingkat kemakmuran antar wilayah walaupun negar tsb. Tergolong maju..
21
Daerah Daerah maju
tetap tetap berkemb berkembang ang secara secara pesat karena karena adanya adanya hubung hubungan an
positip antara kemajuan tehnologi dengan tingkat keuntungan perusahaan ( usah usaha a ). Seda Sedang ngka kan n daer daerah ah yang ang kura kurang ng berk berkem emba bang ng akan akanm m teta tetap p berk berkem emba bang ng seca secara ra lamb lambat at kare karena na ting tingka katt keun keuntu tung ngan an yang ang dipe dipero role leh h usahawan pada daerah ini rendah. Peningkatan pemerataan pemerataan pembangunan pembangunan tidak dapat hanya diserahkan diserahkan pada mekan mekanism isme e pasar. pasar. Tapi Tapi dapat dapat dilak dilakuka ukan n melalu melaluii campur campur tangan tangan aktif aktif dari dari pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan wilayah. Model Core Periphery Oleh John Friedman Menekankan analisanya pada hubungan yang erat dan saling saling mempe mempenga ngaruh ruhii antara antara pemban pembangun gunan an kota kota ( core core ) dan desa desa ( periphery).Menurut teori ini gerak langkah pembangunan daerah perkotaan ---Akan Akan lebih lebih banya banyak k ditent ditentuk ukan an oleh oleh keadaa keadaan n desa desa –desa –desa sekita sekitarny rnya. a. Sebalikny Sebaliknya a corak pembangun pembangunan an daerah daerah pedesaan pedesaan sangat sangat ditentukan ditentukan oleh arah arah
pemba pembangu ngunan nan
daerah daerah perkot perkotaan aan ----------------- >
Aspek Aspek intera interaksi ksi antar antar
daerah ( spatial interaction ) Menurut John Friedman Hubungan Core Periphery dapat terjadi disebabkan karena karena : - Perluasan pasar - Penemuan sumber-sumber baru -
Perbaikan prasarana perhubungan
-
Penyebaran tehnologi antar daerah
Bahan Diskusi: 1. Coba saudara jelaskan konsep dari teori pertumbuhan ekonomi regional ? 2. Sebutkan dan jelaskan 4 kelompok kelompok dari teori Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi Regional ? Bahan Bacaan 1. Sjafrizal. 1983, Teori Ekonomi Regional; Konsep dan Perkembangan. Perkembangan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, 1983 2. Tarigan, R , Ekonomi Regional, teori dan aplikasi. Bumi Aksara Jakarta tahun 2004. 3. Amstrong, H and Taylor, Regional Economic and Policy, Black will Publishers Third Edition 2000
22
PERKULIAHAN KE LIMA MATERI KE – 5
ANALISIS ANALISIS PERENCANAAN PERENCANAAN REGIONAL EKONOMI BASIS DAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar Agar maha mahasi sisw swa a dapa dapatt menj menjel elas aska kan n kons konsep ep dari dari teor teorii ekonomi basis . mahasiswa a dapat menjelaskan menjelaskan formulasi formulasi dari location location 2. Agar mahasisw quotient. Agar maha mahasi sisw swa a dapa dapatt meng mengap aplik likas asik ikan an form formula ulasi si dari dari 3. Agar location quotient quotient beserta dengan contoh
TEORI EKONOMI BASIS Aktifitas dalam perekonomian regional digolongkan dalaam dua sektor yakni : aktivitas Basis dan Non Basis Kegi Kegita tata tan n Basi Basis s meru merupa paka kan n kegi kegiat atan an yang yang mela melaku kuka kan n
akti aktifit fitas as yang ang
berorientas berorientasii ekspor (barang (barang dan jasa ) keluar keluar batas wilayah wilayah perekonomian perekonomian yang bersangkutan. Aktifitas Basis memiliki memiliki peranan peranan penggerak penggerak utama (primer (primer mover) mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda ( multiplier effect ) dalam perekonomian regional. Kegiatan non Basis adalah kegiatan yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat yang berada di dalam batas wilayah perekonomian yang bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran adalah bersifat lokal Inti dari Model Ekonomi Ekonomi Basis ( Economic Economic Base Model Model )
23
Adalah Adalah bahwa arah dan pertumbuh pertumbuhan an suatu wilayah wilayah ditentukan ditentukan oleh ekspor wilayah ekspor wilayah tersebut. Untuk Untuk menga menganal nalisi isis s basis basis ekonom ekonomii suatu suatu wilay wilayah ah tehnik tehnik yang yang diguna digunakan kan adalah adalah Kuosie Kuosien n lok lokasi asi
(Locat Location ion Quotie Quotient nt = LQ). LQ). LQ digu diguna naka kan n untu untuk k
mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leadi (leading ng sector sector). ). Indika Indikator tor yang yang diguna digunakan kan : Kesempata Kesempatan n Kerja Kerja (Tenaga (Tenaga Kerja) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah Location Quotient Yaitu Yaitu :
usaha usaha untuk untuk meng menguku ukurr konse konsentr ntrasi asi
dari dari suatu suatu kegia kegiatan tan
(industri) dalam suatu daerah dengan cara membandingkakan peranannya dalam dalam perekono perekonomia mian n daerah daerah itu dengan dengan peranan peranan kegiata kegiatan n
atau atau indust industri ri
sejenis dalam perekonomian regional atau nasional. LQ ► merupa merupakan kan rasio rasio antar antara a jumlah jumlah tenaga tenaga kerja kerja pada pada sektor sektor terten tertentu tu (Industri) atau PDRB terhadap total tenaga kerja sektor tertentu atau total nilai PDRB disuatu daerah (kabupaten) dibandingkan dengan rasio tenaga kerja atau PDRB dan sektor yang sama di Propinsi . Formula Matematis LQ =
Vi (s) / V (s) Vi r /
Vr
Dimana : Vi(s)
= Jumlah PDRB suatu sektor Kabupaten/Kota
V(s)
= Jumlah PDRB total Kabupaten/Kota
Vi r = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat Propinsi Vr
= Jumlah PDRB total tingkat Propinsi
Penggandaan (multiplier effect ) jangka pendek
Penggandaan Basis (M)
= Pendapatan Total (Y) Pendapatan Basis (YB)
M Jangka pendek
=
1 _____________ 1 -
YN Y
24
M Jangka panjang
=
1 ______ _____________ 1 -
YN + YI - MI YN + YB
Y
=
M
x
YB
Dimana Y
= Pendapatan total
YB = Pendapatan basis Yn = pendapatan non basis M
= penggandaan penggandaan basis
YI = pendapatan local yang diinvestasikan dalam barang capital MI = Pengeluaran local untuk import barang-barang investasi
RCA = Revealed Comperative Advantage RCA ►menunjukkan perbandingan pangsa ekspor suatu komoditi disuatu daerah terhadap ekspor komoditi ditingkat nasional. RCA =
Ei (s) / E (s) ------------------Ei r /
E r
Dimana Ei(s) = ekspor komoditi sektor I di propinsi E (s ) = Total ekspor propinsi propinsi Ei r = ekspor komoditi sektor I di Indonesia (nasional) Er
= Total ekspor Indonesia (nasional)
Bahan Diskusi 1. Sebutkan dan jelaskan inti dari konsep ekonomi Basis ? 2. Sebutkan dan jelaskan penggunaan dari formula location quotient ?
Buku bacaan 1. Amstrong. H and James Tailor 2000, Regional Regional Economic and Policy,
Black well Publishers Third Edition 2000. 2. Budiharsono, S, Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan
Lautan, PT Pradnya Paramita. Tahun 2001
25
PERTEMUAN KE ENAM MATERI KE – 6
ANALISIS ANALISIS PERENCANAAN PERENCANAAN REGIONAL ANALYSIS SHIFT - SHARE Tujuan Instruktusional Khusus 1. Agar mahasisw mahasiswa a dapat menjelaska menjelaskan n konsep analysis analysis shift share. 2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan formulasi dari alat shiftshare. 3. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan dari formulasi ShiftShare .
► Merupakan tehnik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan stru strukt ktur ur ekon ekonom omii daer daerah ah diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an stru strukt ktur ur pere pereko kono nomi mian an nasional. nasional. Tehnik Tehnik ini menggamb menggambarkan arkan performan performance ce (kinerja) (kinerja) sector sector -sektor -sektor disuatu wilayah dibandingkan kinerja perekonomian nasional. ► Meru Merupa paka kan n suat suatu u tehn tehnik ik memb membag agii atau atau meng mengur urai aika kan n pert pertum umbu buha han n ekonom ekonomii
suatu suatu daerah daerah sebag sebagai ai perub perubaha ahan n atau atau penin peningka gkatan tan nilai suatu suatu
variable/in variable/indicat dicator or pertumbuh pertumbuhan an perekonom perekonomian ian suatu wilayah wilayah dalam dalam kurun waktu tertentu. Tujuan Tujuan analis analisis is adalah adalah untuk untuk menen menentuk tukan an kinerja kinerja atau atau produk produktif tifita itas s kerja kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar ( tingkat regional regional atau nasional ). Tiga komponen utama dalam analysis Shift-Share 1. Pangsa Pertumbuhan Nasional ( National National Growth Share Share ) Yaitu : pertumbuhan ( perubahan perubahan ) variable variable ekonomi ekonomi disuatu wilayah yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional. 2. Pangsa pertumbuhan proposional Yaitu : menggamb menggambarkan arkan perubah perubahan an dalam suatu suatu sektor sektor lokal diakib diakibatk atkan an pertum pertumbuh buhan an atau atau kemund kemundura uran n sektor sektor yang yang
yang yang
sama sama ditingk ditingkat at
nasional. 3. Pangsa Lokal ( pergeseran regional ) Yaitu Yaitu : pangs pangsa a dari dari pertum pertumbuh buhan an yang mengga menggamb mbark arkan an
tingka tingkatt
keunikan ( kekhasan ) tertentu yang dimiliki oleh suatu wilayah ( Lokal Lokal ) yang yang
26
bisa bisa menye menyebab babkan kan variab variable le ekono ekonomi mi
wilay wilayah ah
dari dari suatu suatu kelom kelompok pok
industri/sektor. Wilayah yang dibahas dalam analysis Shift Share Analysis 1. Differential Shift ( wilayah wilayah studi ) adalah
Melihat
perubahan
pertumbuhan
kegiatan/sector/industri i di wilayah studi terhadap
dari
suatu
kegiatan/sector/industri i
tersebut diwilayah referensi 2. Proportionality shift ( wilayah wilayah refrensi ) Melihat perubahan pertumbuhan suatu suatu sector/industri/kegiatan i diwilayah refrensi terhadap keseluruhan (total) kegiatan kegiatan /sector/industri yang ada diwilayah referensi Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) --------- > Shift share Merupa Merupakan kan alat alat untuk untuk meliha melihatt deskri deskripsi psi kegiat kegiatan an ekonom ekonomii yang yang potens potensial ial dengan formula : a. Rasio Rasio Pertu Pertumbu mbuhan han Wila Wilaya yah h Studi Studi ( RPs ) b. Rasio Pertumbuha Pertumbuhan n Wilayah Wilayah Refrensi Refrensi ( RPr ) a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) RPs
= ∆ Eij / E ij(t) ------------------∆ E ir / Eir (t)
∆ Eij
= perubahan PDRB sektor I di wilayah studi
E ij(t) = PDRB sektor sektor I pada awal periode periode penelitian penelitian wilayah wilayah studi ∆ E ir = perubahan PDRB sektor I diwilayah refrensi
Eir (t) = PDRB awal periode penelitian wilayah refrensi
RPs adalah adalah : perbanding perbandingan an antara laju pertumbuha pertumbuhan n pendapatan pendapatan / Tenaga Tenaga kerja kegiatan i wilayah studi dengan laju pertumbuhan pendapatan / Tenaga kerja kegiatan i diwilayah refrensi.
27
b. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) RPr
=
∆ Eir / Eir (t)
----------------------∆E r
/ E r (t)
∆ Eir = Perubahan PDRB kegiatan i diwilayah refrensi
Eir (t) = PDRB disektor i pada awal periode penelitian ∆E r
= Perubahan PDRB di wilayah refrensi
E r (t) = PDRB pada awal penelitian wilayah refrensi RPr
adalah adalah : perbandingan perbandingan antara antara laju petumbuh petumbuhan an pendapata pendapatan n / tenaga tenaga
kerja kegiatan i diwilayah diwilayah refrensi dengan laju pertumbuh pertumbuhan an total kegiatan (PDRB)/ total tenaga kerja wilayah refrensi. Keterangan Jika
nilai RPr
> 1
Nilai RPr < 1
⇒ Positip ( + ) ⇒ negatif ( - )
RPr positip artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam dalam wilay wilayah ah refren refrensi si lebih lebih tinggi tinggi dari dari pertum pertumbuh buhan an PDRB PDRB total total wilay wilayah ah refrensi RPr Negatif artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam dalam wilay wilayah ah refren refrensi si lebih lebih kecil kecil dari dari pertum pertumbuh buhan an PDRB PDRB total total wilay wilayah ah refrensi.
Jika
nilai RPs > 1 RPs < 1
⇒ positip ( + ) ⇒ negatif ( - )
RPs positip positip artinya artinya menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa pertumbuhan pertumbuhan sektor sektor pada tingkat tingkat wilayah wilayah studi lebih tinggi tinggi dibanding dibandingkan kan dengan dengan pertumbuh pertumbuhan an sektor sektor pada wilayah refrensi.
RPs Negatif Negatif artinya artinya pertumbuh pertumbuhan an suatu sektor pada tingkat tingkat wilayah wilayah studi studi lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor tersebut pada wilayah refrensi.
28
Dari Dari kombin kombinasi asi kedua kedua perba perbandi ndinga ngan n terseb tersebut ut dapat dapat dipero diperoleh leh deskri deskrips psii kegiatan ekonomi yang potensial pada wilayah studi a. Nilai RPr positip ( + ) dan nilai RPs (+ ) berarti pertumbuhan
sektor tsb
menonjol pada wilayah refrensi maupun wilayah studi disebut Dominan Pertumbuhan. b. Nilai RPr positp (+) dan nilai RPs negatif (-) artinya sektor tersebut mempunyai pertumbuhan menonjol pada
wilayah
refrensi tetapi belum menonjol pada pada wilayah studi. c. Nilai RPr negati (-) dan nilai RPs positip (+) artinya pertumbuhan sektor tsb tidak menonjol menonjol diwilyah refrensi refrensi tetapi pada wilayah studi pertumbuhan sektor tsb menonjol. d. Nilai RPr negatif (-) dan nilai RPs negatif (-) berarti pertumbuhan sector tsb adalah rendah baik baik diwilayah refrensi refrensi maupun wilayah studi.
Analisis Overlay Untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria keunggulan komperative. Analysis Overlay ada 4 kemungkinan
a. RPs (+) dan LQ (+) menunjukkan menunjukkan suatu kegiatan kegiatan yang yang sangat dominan baik dari pertumbuhan maupun keunggulan komperative. b. RPs (+) dan LQ (-) menunjukkan suatu kegiatan yang
pertumbuhannya pertumbuhannya
dominan tetapi tidak mempunyai mempunyai keunggulan komperative. c. RPs (-) dan LQ (+) menunjukkan menunjukkan suatu kegiatan kegiatan yang yang pertumbuhannya. pertumbuhannya. kecil tetapi mempunyai mempunyai keunggulan komperative d. RPs (-) dan LQ (-) menunjukkan menunjukkan bahwa suatu kegiatan yang
tidak
potensial baik dilihat dari dari pertumbuhan pertumbuhan maupun kriteria keunggulan komperative.
29
Bahan Diskusi 1. Coba Saudara jelaskan konsep dari analisis Shift- Share 2. Sebutkan dan jelaskan penggunaan formulasi analisis Shift-Share
Bahan Bacaan 1. Budiharsono, S, 2001. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Pembangunan Wilayah Wilayah Pesisir dan Lautan, PT Pradnya Paramita. Tahun 2001. 2. Tarigan, R. 2004 ,Ekonomi Regional Regional Teori Dan Aplikasi, Bumi Bumi Aksara Jakarta Tahun 2004
30
PERTEMUAN KE 7 MATERI KE- 7
TEORI PUSAT PERTUMBUHAN ( GROWTH POLE = GROWTH CENTRE ) Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) dari teori pusat pertumbuhan. 2. Agar Agar mahas mahasisw iswa a dapat dapat menje menjelas laskan kan empat empat ciri dari dari Pusat Pusat Pertumbuhanekonomi Pertumbuhanekonomi wilayah. 3. Agar Agar mahasi mahasisw swa a dapat dapat membe memberika rikan n conto contoh h wilay wilayah ah yang yang merupakan pusat pertumbuhan..
Teori Pusat Pertumbuhan Pertumbuhan ( Growth Pole ) dipelopori oleh Francois Perroux Ahli Ekonomi Regional berkebangsaan berkebangsaan Perancis. “ Ia menyatakan bahwa bahwa pembangunan pembangunan atau pertumbuhan pertumbuhan tidak terjadi terjadi disegala tata-ruang, akan tetapi hanya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variable–variabel variable–variabel yang yang berbeda intensitasnya. intensitasnya. “ Salah satu cara untuk menggalakkan kegiatan pembangunan pembangunan dari suatu daerah tertentu melalui pemanfaatan “ Aglomeration economies “ sebagai faktor pendorong utama. “ Pusat Pertumbuhan merupakan teori yang menjadi dasar dari strategi kebijaksanaan pembangunan wilayah melalui industri daerah
Tata ruang : sebagai suatu arena (medan) kekuatan didalamnya didalamnya terdapat kutub-kutub atau pusat-pusat. Setiap kutub mempunyai kekuatan pancaran pengembangan keluar dan kekuatan tarikan kedalam.
Growth Pole dapat diartikan dengan 2 cara 1. Secara Fungsional Adalah : suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah belakangnya).
31
2. Secara Geografis Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik ( pole of attraction ) yaang yaang menyebabkan menyebabkan berbegai macam usaha tertarik untuk berlokasi disitu dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada dikota. Inti teori Perroux 1. Dala Dalam m pros proses es pemb pemban angu guna nan n akan akan timb timbul ul indu indust stri ri ungg unggul ulan an yang ang merupakan merupakan industri industri penggerak penggerak utama utama dalam pembangunan pembangunan suatu daerah. Keterkaitan industri sangat erat , maka perkembangan indsutri unggulan akan mempe mempenga ngaruh ruhii perke perkemba mbanga ngan n indust industri ri lain lain yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan industri unggulan. 2. Pemusatan industri pada satu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian karena akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah. 3. Perekonomian merupakan gabungan dari system industri yang relative aktif ( unggulan ) dengan industri yang relative pasip atau industri yang tergantung industri unggulan.
Teori Perroux ======= > Berlandaskan pada Teori Shcumpeter Peran “ Inovasi Inovasi ( Kewiraswastaan ) Teori Perroux Perroux
-------- >
berdasarka berdasarkan n
pada teori inovasi inovasi dan perusahaa perusahaan n
berskala berskala besar. besar. Ekspansi Ekspansi regional regional adalah adalah interaksi interaksi antara antara industri-ind industri-industri ustri pendorong yang merupakan pusat nadi dari kutub pertumbuhan.
Industrinya mempunyai ciri-ciri : -
Tingkat konsentrasi tinggi
-
Pengaruh multiplier (percepatan) dan pengaruh polarisasi lokal sangat besar
-
Tingkat tehnologi maju dan keahlian managerial modern.
-
Keahlian managerial modern
-
Prasarana sudah sangat berkembang
32
Konsep Dasar Ekonomi dari pada kutub pertumbuhan pertumbuhan 1. Konsep Konsep Industri Industri Utama dan industri industri pendorong pendorong 2. Kons Konsep ep Pola Polari risa sasi si,, pert pertum umbu buha han n dari dari pada pada indu indust stri ri utam utama a dan dan peru perusa saha haan an pend pendor oron ong g
akan akan meni menimb mbul ulka kan n pola polaris risas asii
unit unit-un -unit it
ekonomi lain ke kutub pertumbuhan. 3. Terja Terjadi diny nya a Aglo Aglome mera rasi si Yang ditandai : •
Scale Economies
•
Localization Economies
•
Urbanization Economies
Scale Economies Keuntu Keuntunga ngan n
yang yang timbul timbul bila kegiatan kegiatan ekonomi ekonomi dilakuka dilakukan n dengan dengan skala skala
besar. biaya produksi rata-rata rendah, spesialisasi
dan efisiensi
Localization Economies Kekuatan Kekuatan pusat pengemba pengembangan ngan
akan terletak terletak pada keterkaita keterkaitan n yang erat
antara beberapa kegiatan produksi produksi yang berada dalam pusat tsb. Kekuatan itu timbul karena kegiatan produksi saling berkaitan dan terkonsentrasi pada pada suatu tempat , maka ongkos angkut bahan baku dan barang jadi akan berkurang. Produksi akan lebih besar karena persediaan bahan baku, tenaga terampil dan pasar terjamin.
Urbanization Economies Sering Seringkal kalii pusat pusat pertum pertumbu buhan han
dileta diletakka kkan n di daerah daerah perkot perkotaan aan dimana dimana
tersed tersedia ia berbag berbagai ai fasilit fasilitas as social social,, sarana sarana indust industri ri yang yang dapat dapat digun digunaka akan n secara bersama dengan ongkos relative murah.
Kunci : Penurunan ongkos produksi karena merupakan kekuatan utama pusat pengembangan dalam memancing industri untuk datang dan memilih lokasi pada pusat tersebut.
33
Pusat pertumbuhan / pengembangan pengembangan 1. Perlu
dirumuska dirumuskan n dengan dengan tegas kegiatan-k kegiatan-kegiat egiatan an produksi produksi apa
yang yang
harus diprioritaskan untuk masing-masing pusat pengembangan pengembangan sehingga tingkat saling keterkaitan menjadi sangat tinggi.
2. Penent Penentuan uan jenis jenis kegiata kegiatan n yang yang akan akan diprio dipriorit ritask askan an pada pada setiap setiap pusat pusat pengemban pengembangan gan tsb. tsb. Harus Harus dilakukan dilakukan dengan dengan memperhat memperhatikan ikan potens potensii
dari
masing-masing wilayah pembangunan.
3. Pusat Pusat pengem pengemban bangan gan bertem bertempat pat di daera daerah h perkot perkotaan aan,, maka maka kegiata kegiatan n yang ang haru harus s dipr diprio iori rita task skan an adal adalah ah beru berupa pa kegi kegiat atan an indu indust stri ri,, jasa jasa dan dan perdagangan.
Industri yang diprioritaskan diprioritaskan pada pusat pengembangan, pengembangan, diperlukan diperlukan tiga tahap tahap analisa : Pertam Pertama, a, melaku melakukan kan invent inventari arisas sasii tentan tentang g potens potensii penge pengemb mbang angab ab yang ada diwilayah ybs. Baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum digarap. Informasi Informasi tentang potensi potensi melalui melalui data data produksi produksi ( kontribusi kontribusi masingmasing sector terhadap PDRB ). Kedua, Melihat keterkaitan dari setiap kegiatan produksi tsb. Dengan kegiatan lainnya. Dengan menggunakan table input-output Melalui informasi ini diketahui Industri Hulu dan Industri hilir, juga tergantung dengan orientasi lokasi ( Locational Orientation ). Dari masing-masing industri. Ketiga : Meneliti orientasi lokasi dari masing-masing potensi industri tersebut dengan menggunakan menggunakan peralatan peralatan analisa “Weber” Sela Selanj njut utny nya a
mene menent ntuk ukan an
pemb pemban angu guna nan n
fasi fasilit litas as
ekon ekonom omii
yang yang
dibu dibutu tuhk hkan an seti setiap ap pusa pusatt peng pengem emba bang ngan an.. Sehi Sehing ngga ga dapa dapatt tumb tumbuh uh dan dan berfungsi sebagai “ Motor Penggerak “ pembangunan pembangunan untuk masingmasing wilayah. Pembahasan berikutnya penelitian tentang 1. Potensi Potensi lokasi lokasi dari masing-ma masing-masing sing wilayah. wilayah. 2. Posisi Posisi keuntu keuntunga ngan n lokasi lokasi
34
3. fas fasilit ilitas as
indus ndustr trii
yang ang
dimil imilik ikii
masin asing g-mas -masin ing g
pusa usat
pengembangan. Daya tarik suatu daerah untuk menjadi pusat pertumbuhan : 1. Kead Keadaa aan n pras prasar aran ana a 2. Kead Keadaa aan n pasa pasar r Industri degan keadaan pasar 1. Industri Industri yang didasarkan didasarkan pada ketersedia ketersediaan an bahan bahan baku (resources (resources based industry ) contoh : bahan pertanian dan bahan makanan 2. Industri Industri dekat dekat pasar pasar (marke (markett oriented oriented industry industry)) Contoh : industri bahan makanan tidak tahan lama, l ama, industri jasa 3. Industri Industri yang yang letakny letaknya a netral netral ( Footloo Footloose) se) Contoh Contoh :
industri industri pengolahan pengolahan karena karena tidak tidak tergantung tergantung dari sumber sumber
bahan baku tetapi ketersediaan prasarana dan fasilitas.
Pusat Pertumbuhan Memiliki Empat Ciri 1.Adanya hubungan internal dari berbagai macam kegiatan Hubungan Hubungan internal internal sangat sangat menentuka menentukan n dinamika dinamika sebuah sebuah kota. Ada keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lain sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong pertumbuhan sektor lain karena saling terkai terkait. t. Kihidu Kihidupan pan kota kota menjad menjadii satu satu irama irama dengan dengan berba berbagai gai kompo komponen nen kehidupan kota dan dan menciptakan sinergi untuk saling mendukung mendukung terciptanya pertumbuhan. 2. Ada efek penggandaan ( multiplier Effect ) Keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan menciptakan efek penggandaan. penggandaan. Permintaan ------- > akan menciptakan menciptakan Produksi baik sektor tsb. Maupun sektor yang terkait akhirnya akan terjadi akum akumul ulas asii moda modal. l. Unsu Unsusr sr efek efek peng pengga gand ndaa aan n sang sangat at berp berper eran an dala dalam m membuat kota mampu memacu pertumbuhan belakangnya. belakangnya. 3. Adanya konsentrasi geografis Konsentras Konsentrasii geografis dari dari berbagai berbagai sektor atau fasilitas, fasilitas, selain selain bisa menciptakan efisiensi efisiensi diantara sektor-sektor sektor-sektor yang salng membutuhkan, membutuhkan, juga meningkatkan daya daya tarik ( attractiveness attr activeness ) dari kota tsb. 4. Bersifat mendorong daerah belakangnya.
35
Hal ini antara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis. harmonis. Kota membutuh membutuhkan kan bahan bahan baku dari wilayah wilayah belakangny belakangnya a dan meny menyed edia iaka kan n
berb berbag agai ai
kebu kebuth than an
wila wilay yah
bela belaka kang ngny nya a
untu untuk k
dapa dapatt
mengembangkan mengembangkan dirinya. Agglomerat Agglomeration ion Economie Economies s adalah: adalah: pemusata pemusatan n produksi produksi di lokasi lokasi tertentu, tertentu, pemus pemusata atan n produk produksi si ini dapat dapat terjad terjadii dalam dalam satu satu perus perusaha ahaan an atau atau dalam dalam berb berbag agai ai peru perusa saha haan an di satu satu temp tempat at akan akan meni menimb mbul ulka kan n peng penghe hema mata tan n ekstern. 3 Jenis aglomeration economies : Scale Economies ( Internal Returns to Scale ) Keuntu Keuntunga ngan n
yang yang timbul timbul bila kegiatan kegiatan ekonomi ekonomi dilakuka dilakukan n dengan dengan skala skala
besar.biaya produksi rata-rata rendah, spesialisasi
dan efisiensi
Localization Economies Kekuatan Kekuatan pusat pengemba pengembangan ngan
akan terletak terletak pada keterkaita keterkaitan n yang erat
antara beberapa kegiatan produksi produksi yang berada dalam pusat tsb. Kekuatan itu timbul karena kegiatan produksi saling berkaitan dan terkonsentrasi pada pada suatu tempat , maka ongkos angkut bahan baku dan barang jadi akan berkurang. Produksi akan lebih besar karena persediaan bahan baku, tenaga terampil dan pasar terjamin. Urbanization Economies Sering Seringkal kalii pusat pusat pertum pertumbu buhan han
dileta diletakka kkan n di daerah daerah perkot perkotaan aan dimana dimana
tersed tersedia ia berbag berbagai ai fasilit fasilitas as social social,, sarana sarana indust industri ri yang yang dapat dapat digun digunaka akan n secara bersama dengan ongkos relative murah.
Cluster (Pengelompokan Industri) Merupakan jaringan dari perusahaan, pelanggan dan pemasok saling terkait, termasuk material dan komponen, peralatan, training, keuangan dll. Menurut Poter kekuatan suatu cluster tergantung dari empat hal yang saling terkait : 1. Firm Firm strateg strategy, y, struc struckte kterr and riva rivalry lry 2. Dema Demand nd cond condit itio ion n 3. Relate Related d and asupp asupport orting ing indu industr stries ies 4. Factor conditions
36
Bahan Diskusi 1. Sebutkan dan jelaskan konsep dari Teori Pusat Pertumbuhan ? 2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri dari pusat pertumbuhan ? 3. Jelaskan pengertian Agglomeration, dan efisiensi apa yang terjadi akibat terjadinya agglomeration ?
Bahan Bacaan
1. Sjafrizal 1983, Teori Ekonomi Regional; Konsep Dan Perkembangan, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Indonesia, 1983. 2. Amstrong, H and Taylor, Regional Economic and Policy, Black will Publishers Third Edition 2000
37
PERTEMUAN KE DELAPAN MATERI KE- 8
UJIAN MID SEMESTER
38
PERTEMUAN KE SEMBILAN MATERI KE - 9
PENDAPATAN REGIONAL Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar mahasiswa mahasiswa dapat menjelaskan menjelaskan pengertian (konsep) (konsep) dan dari pendapatan regional. 2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan masing-masing masing-masing 3 pendekatan dari pendapatan regional. 3. Agar mahasiswa dapat menghitung pendapatan regional dari ketiga pendekatan tersebut.
KONSEP DAN DEFINISI 1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) PDRB) Atas Dasar Harga Harga Pasar Adalah jumlah nilai tambah ( gross value added ) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Nilai tambah bruto adalah : nilai produksi (output ) dikurangi biaya antara ( intermediate cost ). Biaya antara adalah : biaya pembelian/biaya perolehan dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi dari sektor lain atau berasal dari impor. Nilai tambah tambah bruto : mencakup mencakup komponen komponen pendapatan pendapatan ( upah, gaji, bunga, bunga, sewa, tanah dan keuntungan ) penyusutan, pajak tidak langsung netto.
2. Produk Domestik Regional Neto (PDRN ) atas Dasar Harga Pasar. Adalah : produk domestik regional bruto atas harga pasar dikurangi penyusutan. Penyusutan adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang modal modal ( mesinmesin-mes mesin, in, peralata peralatan, n, kendar kendaraan aan dll.)
karen karena a terpak terpakai ai dalam
proses produksi atau karena faktor waktu.
3. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor. Adalah Adalah : PDRN atas dasar harga pasar pasar dikurangi dikurangi pajak tak langsung langsung neto neto.. Paja Pajak k tidak tidak lang langsu sung ng meli melipu puti ti paja pajak k penj penjua uala lan n ,bea ,bea eksp ekspor or,, bea bea
39
cukaid cukaidan an pajak pajak perser perseroan oan.. Pajak Pajak tidak tidak langsu langsung ng neto neto adalah adalah pajak pajak tidak tidak langsung dikurangi subsidi.
4. Pendapatan Regional. Adal Adalah ah prod produk uk dome domest stik ik regi region onal al atas atas harg harga a dasa dasarr biay biaya a fakt faktor or dikur dikuran angi gi alira aliran n dana dana yang ang meng mengal alir ir kelu keluar ar dita ditamb mbah ah alira aliran n dana dana yang ang mengalir masuk. • Pendapatan Pendapatan Regional Regional atas harga berlaku berlaku adalah adalah : pendapatan pendapatan regional regional
yang didalamnya masih ada unsur inflasi. • Pendapatan Regional atas harga konstan adalah : pendapatan regional
dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan. • Harga konstan konstan
adalah adalah harga produk produk didasarkan didasarkan atas atas harga pada tahun tahun
terten tertentu. tu. Tahun yang dijadi dijadikan kan patokan patokan harga harga
disebu disebutt tahund tahundasa asarr untuk untuk
penentuan harga konstan.
CONTOH PERHITUNGAN NILAI KONSTAN Misalnya disuatu propinsi hanya ada 3 sektor yaitu 2 sektor produksi dan 1 sektor jasa. Nilai tambah masing-masing sektor dalam kurun waktu berselang waktu 5 tahun adalah sbb. Kondisi Tahun 1995 Sektor Produksi 1 Produksi 2 Jasa Jumlah
Jumlah produksi ( unit ) 1.000,00 2.000,00
Harga Jual Per Unit (Rp) 500,00 800,00
Total Nilai Produksi (Rp) 500.000,00 1. 600.000,00 900.000,00 3. 000.000,00
Harga Jual Per Unit (Rp) 600,00 1.000,00
Total Nilai Produksi (Rp) 660.000,00 2.300.000,00 1.200.000,00 4.1600.000,00
Kondisi Tahun 2000 Sektor Produksi 1 Produksi 2 Jasa Jumlah
Jumlah produksi ( unit ) 1.100,00 2.300,00
Nilai Produksi Tahun 2000 Dalam Harga Konstan 1995 Sektor Produksi 1
Jumlah produksi ( unit ) 1.100,00
Harga Jual Per Unit (Rp) 500,00 40
Total Nilai Produksi (Rp) 550.000,00
Produksi 2 Jasa Jumlah
2.300,00
800,00
1. 840.000,00 968.919,00 3. 358.919,00
Dalam harga konstan maka besarnya kenaikan pendapatan regional dalam kurun waktu 5 tahun adalah 11,96% . Total pendapatan tahun 2000 dengan menggunakan harga konstan tahun 1995 dibagi dengan total pendapatan tahun 1995 = 3.358.919 3.358.919 : 3.000.000 3.000.000 = 11,96 % Sedangkan Sedangkan indeks indeks tahun tahun 1995 = 1 akibatnya terjadi kenaikan kenaikan indeks indeks 0,1196. 0,1196. Indeks inflasi Mula-mula dihitung nilai produksi tahun 2000 dengan harga tahun berlaku (2000) yaitu ( 1.100 x 600 ) + ( 2.300 x 1000 ) = 2.960.000 Nilai produksi produksi tahun 2000 2000 dengan dengan harga konstan konstan ( 1995 1995 ) ( 1.100 1.100 x 500 ) + (2.300 x 800 ) = 2.390.000 Maka inflasi 2.960.000 : 2.390.000 = 1.2385 Hal ini berarti tingkat inflasi selama 5 tahun adalah 23,85%. Nilai konstan sektor jasa adalah nilai harga berlaku tahun 2000 dibagi indeks inflasi yaitu 1.200.000 : 1.2385 = 968.919
METODA PERHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL Metoda perhitungan pendapatan regional dibagi dalam 2 metoda 1. Meto Metoda da lang langsu sung ng adal adalah ah perh perhitu itung ngan an deng dengan an meng menggu guna naka kan n data data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada didaerah itu sendiri. 2. Metoda Metoda tak langsung langsung dengan dengan mengguna menggunakan kan data dari dari sumber sumber nasional nasional yang dialokasikan ke masing-masing daerah. Atau perhitungan dengan mengaloka mengalokasika sikan n pendapata pendapatan n nasional nasional menjadi menjadi pendapata pendapatan n regional regional dengan dengan memak memakai ai berba berbagai gai indika indikator tor antara antara lain lain jumlah jumlah produ produksi ksi,, jumlah penduduk, luas areal (sebagai alokator ). Metoda ini terpaksa digunakan karena adanya kegiatan usaha yang lokasinya ada ada dibe dibebe bera rapa pa wilay wilayah ah,, seda sedang ngka kan n penc pencat atat atan an yang yang leng lengka kap p hany hanya a dilaku dilakukan kan di kantor kantor pusat. pusat. Misaln Misalnya ya laba laba perusa perusahaa haan n tidak tidak tercat tercatat at pada pada masing-masing wilayah melainkan tercatat di kantor pusat. 1. Metoda Langsung
41
Pendekatan dalam menghitung menghitung Pendapatan Pendapatan regional 1. Pendekatan Produksi 2. Pendekatan Pendapatan 3. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan Produksi ( Production Approach ) Adalah : menjumlahkan nilai tambah produksi barang- barang dan jasa yang dihasilkan dalam wilayah suatu negara, selama satu periode tertentu baik oleh kegiatan penduduk atau perusahaan nasional maupun asing.
PDB VAs
= =
VAsp
+
VAss
OPs
-
IPs
+
VAst
Keterangan VAs
= Tambahan Nilai masing-masing sektor
OPs
= Keluaran sektor
IPs
= Masukan sektor
VAsp = Tambahan Nilai sektor Primer yang terdiri dari Pertanian + Pertambangan VAss = Tambahan nilai sektor sekunder yang terdiri dari dari Industri + Bangunan + listrik, Gas dan Air minum VAst
= Tambahan nilai sektor Tersier yang terdiri dari Perdagangan + Perbankan + Pemerintahan + jasa lainnya.
Pendekatan Pendapatan ( Income Approach ) Adalah Adalah semua semua balas balas jasa jasa yang yang diteri diterima ma oleh oleh faktor faktor-fak -faktor tor produk produksi si (endowment) : tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian dalam bentuk upah dan gaji, sewa tanah, bunga dan laba. Pendekatan Pengeluaran (Consumption Approach ) Adalah : menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang yang
dipro diprodu duks ksii di dala dalam m nege negeri ri.. Dili Diliha hatt dari dari peng penggu guna naan an maka maka tota totall
penyediaan / produksi barang dan jasa itu digunakan untuk : 1. Kons Konsum umsi si rum rumah ah tan tangg gga a 2. Konsumsi Konsumsi lembag lembaga a swasta swasta yang yang tidak tidak mencari mencari untung untung 3. Kons Konsum umsi si ppem ppemer erin inta tah h 4. Pembentuk Pembentukan an modal modal tetap bruto ( investas investasii ) 42
5. Eksp Ekspor or nett netto. o.
Dapat digambarkan dengan persamaan :
PDB = C + I + G + (X – M) C
= cY
I
= -ir + I a
G = Ga X
= Xa
M = mY + Ma Keterangan : C = Konsumsi rumah tangga konsumen I
= Investasi ( pembentukan modal )
G = Konsumsi dari pemerintah X = Ekspor M = Impor C + I + G = Agregate Expenditure/permintaa Expenditure/permintaan n domestik
CARA – CARA C ARA PERHITUNGAN PENDAPATAN PENDAPATAN NASIONAL NASIONAL GNP =
GDP + F
NNP =
GNP - D
NI
NNO - Nit
=
GDP =
NI + Nit + D - F
NI
GDP + F - D Nit
=
Keterangan GNP
= Pendapatan Nasional Bruto = PNB
GDP
= Produk Domestik Bruto Bruto = PDB PDB
NNP
= Produk Nasional Neto
F
= Pendapatan neto terhadap luar negeri atas faktor produksi, yaitu Selisih antara pendapatan orang-orang Indonesia yang bekerja di Luar Negeri dan orang-orang asing yang bekerja di Indonesia. Bagi NSB biasanya F menunjukkan angka negatif. 43
D
= Penyusutan
Nit
= Pajak tak langsung neto yaitu selisih antara pajak tak langsung dengan subsidi.
NI
= Pendapatan Nasional = Y
PI
= NI - ( Eni + Bt )
DI
= PI -Pt +Tr =C + S
NI
= DI - Tr + Pt + (Enr + Bt )
DI
= NI - (Enr + Bt) + Tr - Pt
Keterangan : PI
= Pendapatan Personal
DI
= Pendapatan Pendapatan yang siap = Yd
Bt
= Pajak atas laba usaha ( pajak perusahaan )
Enr
= Bagian laba usaha yang tetap di tahan di perusahaan atau laba Di tahan.
Pt
= Pajak langsung rumah tangga konsumen
T
= Transfer, misal pensiun.
PENGGUNAAN PENGGUNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN 1993 (Milyar Rp. Atas dasar harga berlaku)
Produk Domestik Bruto ( GDP )
71.214,7
Ditambah : Pendapatan Pendapatan neto neto terhadap terhadap Luar negeri atas faktor produksi (F)
3.035,9 (-) _______
Pendapatan Nasional Bruto (GNP)
68.178,8
Dikurangi penyusutan (D)
4.629,0 __________
Produk Nasional Neto ( NNP )
63.549,8
Dikurang : Pajak tak langsung neto (Nit)
2.280,6 __________
Pendapatan Nasional ( NI = Y )
61.269,2
44
PENGGUNAAN PENGGUNAAN PENDAPATAN PENDAPATAN NASIONAL 1993 (Dalam Milyar Rp. Atas harga berlaku ) Pendapatan Nasional ( Y )
61.269,2
Dikurangi : Laba ditahan
1.339,5
Pajak perusahaan
5.697,2 + ________ 7.036,7 __ ____
Pendapatan personal (PI )
54.232,5
Dikurangi : Pajak langsung konsumen Dan transfer/iuran Ditambah : Transfer ( pensiun )
5697,2 2.848,6 ________ 2.848,6 ________
Pendapatan Disposible ( Yd )
51.383,9
Bahan Diskusi 1. Sebutkan Sebutkan dan dan jelaskan jelaskan konsep konsep dari dari Pendapa Pendapatan tan Regional Regional 2. Sebutk Sebutkan an dan dan jelaska jelaskan n 3 pendek pendekata atan n cara meng menghit hitung ung Pend Pendap apata atan n Regional ? 3. Coba saudara saudara beri beri contoh contoh cara menghitu menghitung ng Pendapata Pendapatan n Regional Regional ?.
Bahan Bacaan 1. Tarigan, R. Ekonomi Regional, teori dan aplikasi. Sinar Grafika Offset. Tahun 2004.
45
PERTEMUAN KE SEPULUH MATERI KE- 10
DISPARITAS REGIONAL Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) Ketimpangan (disparitas) regional 2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab ketimpangan (disparitas) regional. 3. Agar Agar mahasis asisw wa dapat apat menjel jelask askan form formu ulas lasi yang ang diguna digunakan kan untuk untuk mengh menghitu itung ng dispar disparita itas s region regional al dengan dengan beberapa pendekatan.
Indikator yang digunakan digunakan untuk menganalisis Development Gap Gap antar wilayah, wilayah, diantaranya diantaranya : Produk Domestik Domestik Regional Regional Bruto (PDRB), Konsumsi Konsumsi Rumah Rumah Tangg Tangga a Perka Perkapita pita,, Kontri Kontribus busii Sektor Sektoral al terhad terhadap ap PDRB, PDRB, Tngka Tngkatt Kemiskinan dan Struktur Fiskal.
Faktor-faktor Penyebab Ketimpangan Pembangunan Ekonomi 1. Konsentras Konsentrasii Kegiat Kegiatan an Ekonomi Ekonomi wilayah wilayah 2. Alok Alokas asii Inve Invest stas asii 3. Tingkat Tingkat mobilitas mobilitas faktor faktor produks produksii yang rendah rendah antar antar daerah daerah 4. Perbedaan Perbedaan Sumber Sumber Daya Daya Alam Alam antar antar wilaya wilayah h 5. Perbedaan Perbedaan Kondisi Kondisi demografis demografis antar antar wilayah wilayah 6. Kurang Kurang Lancarn Lancarnya ya Perdag Perdaganga angan n antar antar wilaya wilayah. h.
1. Konsentrasi Kegiatan Ekonomi Wilayah Kons Konsen entr tras asii
kegi kegiat atan an ekon ekonom omii
yang ang
ting tinggi gi di
daer daerah ah tert terten entu tu
merupakan merupakan salah satu faktor faktor yang yang menyebabk menyebabkan an terjadiny terjadinya a ketimpang ketimpangan an pembangunan antar daerah. Ekonomi Ekonomi dari daerah dengan dengan konsentra konsentrasi si tinggi tinggi cenderung cenderung tumbuh pesat dibandingkan, sedangkan daerah yang tingkat konsentrasi ekonomi rendah
46
cenderung cenderung mempuny mempunyai ai tingkat tingkat pembang pembangunan unan dan pertumbuh pertumbuhan an ekonomi ekonomi yang lebih rendah.
Seperti Seperti ketimpang ketimpangan an pembanguna pembangunan n sektor sektor industri manufaktur manufaktur atau tingkat industrialisasi antar propinsi (wilayah) sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi antar wilayah.
Industri manufaktur merupakan sektor ekonomi yang secara potensial sangat produktif dilihat dari sumbangan terhadap pembentukan PDB atau PDRB. Contohny Contohnya a industri industri manufaktur manufaktur Jawa Jawa dan luar Jawa. Karena di luar Jawa terdapat keterbatasan : -
Pasar lokal kecil
-
Infrastruktur terbatas
-
Kurang Sumber Daya Manusia
2. Alokasi Investasi Berd Berdas asar arka kan n
teor teorii
Pert Pertum umbu buha han n
Ekon Ekonom omii
dari dari
Harr Harrod od
Doma Domar r
menerangkan bahwa bahwa adanya korelasi korelasi positip antara tingkat investasi dan laju pertumbuhan ekonomi. Artinya rendahnya investasi disuatu wilayah membuat pertum pertumbuh buhan an ekonom ekonomii dan tingka tingkatt pendap pendapata atan n masya masyarak rakat at per kapita kapita di wilayah tersebut rendah karena tidak ada kegiatan kegiatan ekonomi yang produktif. 3. Tingkat Mobilitas Faktor Produksi Yang Rendah Antar Wilayah Kurang Kurang lancarnya lancarnya mobilitas mobilitas faktor produksi produksi seperti seperti tenaga kerja kerja dan kapital antar propinsi merupakan penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi regional. Hubungan antara faktor produksi dan kesenjangan pembangunan atau atau pertum pertumbuh buhan an
antar antar propinsi propinsi dapat dapat delask delaskan an dengan dengan pende pendekat katan an
mekanisme pasar.Perbedaan laju pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan perbed perbedaan aan pendapa pendapatan tan perkapi perkapita ta
antar antar wilay wilayah ah denga dengan n asums asumsii bahwa bahwa
mekanisme pasar output atau input bebas. ( tanpa distorsi atau rekayasa ). Menurut teori Arthur Lewis “ Unlimited Supply OF Labour “
47
Jika perpindahan faktor produksi antar daerah tidak ada hambatan, maka pada pada akhirny akhirnya a pemba pembangu nguna nan n ekonom ekonomii yang yang optim optimal al antar antar daerah daerah akan akan tercapai dan semua semua daerah akan akan lebih baik (Pareto Optimum Optimum atau better off ) Mobilitas tenaga kerja cenderung bergerak dari daerah yang tingkat upahnya rendah ke daerah yang tingkat upahnya lebih tinggi. Dengan asumsi ada lowongan kerja. Begitu juga juga dengan kapital yang cenderung cenderung berpindah dari daerah yang tingkat kapital rendah ke daerah yang kapitalnya tinggi.
4.Perbedaan Sumber Daya Alam ( SDA ) Antar Wilayah Menurut Kaum Klassik Pembangunan ekonomi di daerah yang kaya SDA akan akan lebih lebih maju maju dan masy masyara arakat katny nya a lebih lebih makm makmur ur diband dibanding ingka kan n di daerah yang miskin SDA. Dalam arti SDA dilihat sebagai modal awal untuk pembangu pembangunan nan yang selanjutny selanjutnya a harus dikembangkan dikembangkan selain itu diperlukan diperlukan fakorfakor-fak faktor tor lain lain yang yang sangat sangat pentin penting g yaitu yaitu tehnol tehnologi ogi dan SDM. SDM. Semak Semakin in pentingnya penguasaan tehnologi dan peningkatan SDM, faktor endowment lambat laun akan tidak relevan.
5. Perbedaan Kondisi Domografi antar wilayah Ketimpang Ketimpangan an
Ekonomi Ekonomi Regional Regional di Indonesia Indonesia juga disebabk disebabkan an oleh
perbedaan kondisi geografis antar wilayah. Terutama Terutama dalam hal jumlah dan pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan, disipl disiplin in masy masyar arak akat at dan dan etos etos kerj kerja. a. Dilih Dilihat at dari dari sisi sisi perm permin inta taan an,, juml jumlah ah penduduk penduduk yang besar merupakan merupakan potensi besar bagi pertumbuhan pertumbuhan pasar, pasar, yang berarti faktor pendorong bagi pertuimbuhan kegiatan ekonomi.. Dari sisi penawaran jumlah populasi yang besar dengan pendidikan dan kesehatan yang baik, disiplin yang tinggi, etos kerja tinggi merupakan aset penting bagi produksi. 6. Kurang Lancarnya Perdagangan antar Wilayah Kurang lancarnya perdagangan antar daerah (intra-trade) merupakan unsur menciptakan ketimpangan ekonomi regional. Tidak Tidak lanca lancarny rnya a IntraIntra-tra trade de diseba disebabka bkan n : Keterb Keterbata atasa san n transp transport ortasi asi dan kom komunik unikas asi. i.
Tidak idak
lanc lancar arn nya
arus rus
baran arang g
dan
jasa jasa
antar ntar
daera aerah h
mempe mempenga ngaruh ruhii pemban pembangun gunan an dan pertum pertumbu buhan han ekono ekonomi mi suatu suatu wilay wilayah ah melalui sisi permintaan dan sisi penawaran. 48
Sisi Sisi perm permin inta taan an : kelan kelangk gkaa aan n akan akan bara barang ng dan dan jasa jasa untu untuk k kons konsum umen en mempe mempenga ngaruh ruhii permin permintaa taan n pasar pasar terhad terhadap ap kegiat kegiatan an ekonom ekonomii lokal lokal yang yang sifatnya komplementer dengan barang jasa tersebut. ter sebut.
Sisi penawaran, sulitnya mendapat barang modal, input antara, bahan baku atau material lain yang dapat menyebabkan kegiatan ekonomi suatu wilayah akan lumpuh dan tidak beroperasi optimal.
DISPARITAS REGIONAL Alat yang digunakan untuk mengukur kesenjangan pembangunan pembangunan ( pendapatan ) : 1. Gini Ratio 2. Kurv Kurva a Lor Loren enz z 3. Krite Kriteri ria a Ban Bank k Dun Dunia ia 4. Inde Indeks ks Willi William amso son n 5. Inde Indeks ks Ent Entro roph phy y The Theil il
1. Gini Ratio Gini Gini Ratio Ratio adala adalah h alat alat yang yang diguna digunakan kan untuk untuk mengu mengukur kur kesenj kesenjang angan an distribusi pendapatan. Gini Ratio berkisar antara 0 sampai dengan 1 Bila Gini Ratio = 0 artinya artinya : distribusi distribusi pendapat pendapatan an amat merata merata sekali, sekali, karena karena setiap golongan golongan penduduk penduduk menerima menerima bagian pendapa pendapatan tan
yang yang
sama ( perfect equality ) Gini Ratio = 1 artinya : terjadi ketimpangan ketimpangan distribusi distribusi pendapatan yang sempurna karena seluruh pendapatan hanya dinikmati oleh satu orang atau sekelompok orang. Menurut kriteria H.T. Oshima - Bila gini Ratio --------- >
< 0,3
artinya ketimpangan rendah
- Bila Gini Ratio ------- > 0,3 - 0,4
artinya ketimpangan sedang
- Bila Gini Ratio -------- > > 0,4 artinya ketimpangan Tinggi
Rumus Gini Coefficient ( Gini ratio ) ------ > GC
49
GC
=
- Ε ( Xi - Xi-1 ) ( Yi + Yi –1 )
1
Atau GC
= 1 - Ε fi ( Yi + Yi-1 )
Keterangan GC = Angka Gini Coefficient Xi
= Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas – i
fi
= Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
Yi
= Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam Kelas – i
Kelas i = kuintil, desil
Kurva Lorenz Adalah Adalah
: kurva kurva yang menunju menunjukka kkan n hubung hubungan an kuantita kuantitatif tif antara antara
persen persentas tase e pendud penduduk uk dan dan perse persenta ntase se pendap pendapata atan n yang yang mereka mereka terima terima selama satu tahun. Sumbu vertikal : menunjukkan pangsa (share) pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase persentase jumlah penduduk. penduduk. ( % kumulatif )
Sumbu Sumbu Horizo Horizonta ntall : menunj menunjukk ukkan an pangs pangsa a (share (share)) peneri penerima ma pendap pendapata atan n dalam persentase kumulatif. ( % kumulatif ) Garis Diagonal : menunjukkan menunjukkan distribusi pendapatan pendapatan dalam keadaan merata merata sempurna ( Perfect Equality )
2. Kriteria Bank Dunia Berdasarkan Berdasarkan penilaian penilaian distribusi distribusi pendapata pendapatan n atas pendapata pendapatan n yang diterima oleh 40% penduduk berpendapatan terendah. Kesenjangan Distribusi Pendapatan dikategorikan : a. Tinggi, Tinggi, bila bila 40% pendud penduduk uk berpeng berpenghasil hasilan an terenda terendah h menerima menerima kurang kurang dari 12% bagian pendapatan. b. Sedang, Sedang, bila 40% penduduk penduduk berpen berpenghasi ghasilan lan terendah terendah menerim menerima a 12 % - 17% bagian pendapatan
50
c. Rendah, Rendah, bila 40% 40% penduduk penduduk berpeng berpenghasil hasilan an terendah terendah meneri menerima ma lebih lebih dari 17% bagian pendapatan.
3. Indeks Williamson Untuk mengukur ketimpangan Ekonomi ( pendapatan pendapatan ) antar wilayah wilayah Indeks Williamson ---------- > Vw - Bila Vw ----- > < 0,3
berkisar antara 0 - 1
artinya : ketimpangan ekonomi wilayah rendah
- Bila Vw ----- > 0,3 - 0,4 artinya ketimpangan ekonomi wilayah sedang - Bila Vw ----- >
Vw
=
> 0,4 artinya ketimpangan ketimpangan ekonomi wilayah tinggi
V Ε ( Yi - Y ) fi /n ------------------------------Y 0
<
<
Vw
1
Keterangan : Vw
= Indeks Williamson
Yi
= Pendapatan perkapita di wilayah ke- i
Y
= Pendapatan rata-rata nasional
fi
= populasi diwilayah ke- i
n
= populasi total
atau Vw
= V
Ε ( Ri - R ) fi/n
----------------------------R Keterangan : Ri
= Yi / Ii
Ii
= Indeks biaya hidup wilayah ke- i
Ri
= Ri rata-rata
51
Bahan Diskusi 1. Jelaskan pengertian dari konsep Disparitas Regional ? 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi tingkat Disparitas Regional ? 3. Sebutkan dan jelaskan alat-alat yang dipergunakan dalam menghitung disparitas regional ?
Bahan Bacaan 1. Kuncoro, M. 2004. Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah dalam buku Otonomi Dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2. Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi Dan Ketimpangan Ketimpangan Regional Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat, Prisma. LP3ES. Jakarta.
52
PERTEMUAN KE SEBELAS MATERI KE- 11
ENTROPY THEIL INDEKS Tujuan Intruktisional Khusus 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) dari entropy Theil Indeks. 2. Agar mahasiswa menghitung disparitas regional antar wilayah dan dan antar wilayah di dalam wilayah tersebut. Dengan pendekatan entropy theil 3. Agar mahasiswa mahasiswa dapat mengaplikasikan formulasi dari pendekatan entropy theil.
Indeks Entropy Theil Konsep Konsep entro entropi pi merupa merupakan kan aplika aplikasi si konse konsep p teori teori inform informasi asi dalam dalam mengukur mengukur
kesenjang kesenjangan an (ketimpanga (ketimpangan) n) ekonomi dan konsentra konsentrasi si industri. industri.
Studi Studi empiri empiris s yang yang dilaku dilakukan kan Theil Theil denga dengan n menggu menggunak nakan an indeks indeks entrop entropii mena menawa wark rkan an
pand pandan anga gan n
yang
taja tajam m
meng mengen enai ai
pend pendap apat atan an
regi region onal al
perkapita perkapita dan kesenjang kesenjangan an pendapata pendapatan, n, kesenjang kesenjangan an internasion internasional, al, serta distribusi produk domestik bruto dunia. Untuk mengukur ketimpangan pendapatan regional bruto provinsi, Ying menggunakan indeks entropi entropi Theil tersebut dapat dibagi/diurai dibagi/diurai menjadi dua sub indikasi, yaittu kesenjangan “antar daerah” (between region inequality) dan kesenjangan “dalam satu daerah” (within-region inequality). Untuk Untuk menguk mengukur ur kesenj kesenjang angan an ekonom ekonomii region regional al diguna digunakan kan indeks indeks Entropi Theil sebagai berikut berikut Ying (2000) (2000) yaitu
I Theil = ∑ (yj/Y) x log (yj/Y)/(xj/X)
53
Di mana : yj adalah PDRB perkapita per provinsi ke-j xj adalah jumlah penduduk per provinsi ke-j Y adalah PDB nasional X adalah jumlah penduduk nasional
Selanjutnnya dihitung kesenjangan kesenjangan dalam pulau dan antar antar provinsi, dengan dengan rumus sebagai berikut : I Theil = I (inter) + ∑ Yi Ii (intra) Di mana i = 1 dan 2 I (inter) adalah kesenjangan dalam provinsi I (intra) adalah kesenjangan antar pulau Yi = ∑ yj j εi ; i = 1,2 Xi = ∑ xj jεi ; i = 1,2 I ( inter) = ∑ Yi Yi x log ( Yi / Xi ) I ( intra) = ∑( yj/Yi) x log (yi/Yi) / (xj/Xi) Di mana I = 1,2 Indeks entropi Theil memungkinkan kita untuk membuat perbandingan selama kurun waktu tertentu. Indeks ketimpangan entropi Theil juga dapat menyediakan pengukuran ketimpangan secara rinci dalam sub unit geografis selama selama period periode e terten tertentu tu , sedang sedangkan kan yang yang kedua kedua juga juga pentin penting g ktika ktika kita kita mengkaji gambaran yang lebih rinci mengenai ketimpangan spasial. Sebagai contoh , ketimpangan antar daerah dalam suatu negara dan antar sub unit daerah dalam suatu kawasan. Inde Indek ks
entr entrop opii
Theil eil
yang ang
semak emakin in
membe embesa sarr
menunj nunjuk ukka kan n
ketimpangan yang semakin membesar pula, demikian sebaliknya, bila indeks semakin kecil, maka ketimpangan akan semakin rendah/kecil atau dengan kata lain semakin merata. Indeks ketimpangan entropi. Bahan Diskusi 1. Coba saudar saudar jelask jelaskan an konsep konsep dari dari Indeks Indeks Entropi Entropi Theil Theil 2. Coba saudara saudara aplikas aplikasikan ikan formulas formulasii Indeks Entropi Entropi Theil Theil untuk untuk wilayah wilayah Saudara. Bahan Bacaan
54
1. Kunc Kuncor oro, o, 2004 2004.. Pert Pertum umbu buha han n Ekon Ekonom omii dan dan Keti Ketimp mpan anga gan n Anta Antar r Wilayah, Wilayah, dalam buku Otonomi Otonomi dan Pembangu Pembangunan nan Daerah, Daerah, penerbit penerbit Erlangga. Jakarta Tahun 2004. 2. Wija Wijay yanti anti,,
2004 2004,,
Anal Analis isis is
Kese Kesenj njan anga gan n
Pem Pembang bangun unan an
Regi Region onal al
Indonesia, 1992 – 2001 dalam jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 9 No.2 Tahun 2004.
PERTEMUAN KE DUABELAS MATERI KE- 12
ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan konsep analisis Tipologi Wilayah menurut Klassen. 2. Agar Agar mahasi mahasisw swa a dapat dapat menjel menjelask askan an pembag pembagian ian wilay wilayah ah menurut Tipologi Klassen 3. Agar Agar mahasi mahasisw swa a dapat dapat mengap mengaplika likasik sikan an formul formulasi asi tipolo tipologi gi Klassen ke wilayah wilayah yang yang bersangkutan,
Menu Menuru rutt Klas Klasse sen n Alat Alat anal analis isis is Tipo Tipolo logi gi wilay wilayah ah digu diguna naka kan n untu untuk k menget mengetahu ahuii gambar gambaran an tentan tentang g pola pola dan strukt struktur ur pertum pertumbuh buhan an ekonom ekonomii masing-mas masing-masing ing daerah. daerah. Tipologi Tipologi daerah daerah pada dasarnya dasarnya membagi membagi daerah daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi
Menurut Tipologi Daerah, daerah dibagi menjadi 4 klasifikasi :
1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh adalah daerah yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan pendapatan perkapita perkapita yang lebih tinggi tinggi dari rata-rata wilayah. 2. Daerah maju tapi tertekan adalah daerah yang memiliki pendapatan perkapita yang lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya ekonominya rendah dari rata-rata. 3. Daerah berkembang cepat adalah daerah yang memiliki tingkat
55
lebih
pertumbuhan , tetapi tingkat perkapita lebih rendah dari rata-rata. 4. Daerah Relatif Relatif tertinggal adalah daerah yang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi ekonomi dan pendapatan perkapita yang rendah rendah .
PDRB perkapita (y) Laju Pertumbuhan (r)
Yi
>
y
Yi
<
y
Ri > r
Daerah maju dan Tumbuh cepat
Daerah berkembang cepat
Ri
Daerah maju tapi tertekan
Daerah relative Tertinggal
< r
Dimana Ri = laju pertumbuhan pertumbuhan PDRB di propinsi i Yi = Pendapatan perkapita propinsi i R = Laju pertumbuhan PDRB Y = Pendapatan perkapita rata-rata
Bahan Diskusi 1. Coba saudar saudara a jelaskan jelaskan konsep konsep Tipolo Tipologi gi menurut menurut Klassen Klassen 2. Coba Coba saud saudar ara a aplik aplikas asik ikan an ke wila wilaya yah h temp tempat at saud saudar ara, a, term termas asuk uk klasifikasi yang mana
Bahan Bacaan 1. Kuncor Kuncoro o M, 2004. 2004. Strate Strategi gi Pengemb Pengembang angan an Kawasan Kawasan Strategi Strategik k atau atau Andalan. Dalam buku Otonomi dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga Jakarta tahun 2004. 2. Sjafrizal, Sjafrizal, 1983. 1983. Ekonomi Ekonomi Regional Regional ; Suatu Perkem Perkembang bangan an Baru Dalam Dalam Ilmu Ilmu Ekonom Ekonomi, i, dalam dalam Ekono Ekonomi mi Dan Keuang Keuangan an Indone Indonesia sia.. Jakart Jakarta a Tahun 1983
56
PERTEMUAN KE TIGA BELAS MATERI KE- 13
BORDER REGIONAL ECONOMIC Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
Border Regional Economic 2. .Agar mahasiswa dapat menjelaskan cakupan kajian yang
lebih mendalam tentang Border Regional Economic..
Border regional economic adalah cabang dari ekonomi regional yang mengk mengkaji aji tentan tentang g berbag berbagai ai ketent ketentuan uan dalam dalam pemban pembangu gunan nan ekonom ekonomii dan organisasi wilayah pada wilayah perbatasan. Border economic economic ( perekonom perekonomian ian wilyah wilyah perbatasan perbatasan ) menyangku menyangkutt tentang tentang satu atau lebih kekuasaa kekuasaan n politik yang independe independen, n, menyebabka menyebabkan n beberapa cross border heterogen dalam sistem politik dan kebijakan kebijan ekonomi yang ada pada lokasi yang berbeda. Setiap wilayah mempunyai tujuan tujuan ekonomi ekonomi dan keinginan keinginan politik politik yang berbeda, kadang-ka kadang-kadang dang tidak terjadi koordinasi antar cross border. Teori-teori tradisonal dan metodologi dalam ekonomi regional tidak mampu menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada dalam border region dengan sempur sempurna. na. Border Border region regional al econom economic ic dapat dapat diberl diberlaku akukan kan sebaga sebagaii bagia bagian n tertentu tertentu dari interregion interregional al economic economic.. Inter regional regional economic economic didefinisik didefinisikan an sebagai satu ketergantungan ekonomi, interaksi dan kerjasama diantara dua atau lebih wilayah wilayah politic ( seperti : negara bagian, provinsi, provinsi, kotamadya kotamadya dan kabupaten ). CAKUPAN BORDER REGIONAL ECONOMIC
57
1. Each Each inde indepe pend nden entt econ econom omies ies in a bord border er-r -reg egio ion n ( masi masing ng masi masing ng perekonomian pada wilayah perbatasan ) 2. CrossCross-bo borde rderr econo economic mic interac interactio tion n and inter inter relatio relation n ( intera interaks ksii dan inter relasi perekonomian antar wilayah perbatasan ). 3. Cross border border econom economic ic as whole ( perekon perekonomia omian n wilayah wilayah perbatasan perbatasan secara keseluruhan ). BIDANG KAJIAN AHLI EKONOMI WILAYAH PERBATASAN
1. Mengkaji distribusi faktor produksi pada wilayah-wilayah perbatasan seperti modal, tenaga kerja, sumber daya alam, tehnologi dan informasi yang secara hetero heterogen gen didist didistrib ribusi usika kan n dan tidak tidak dapat dapat melew melewati ati batas batas wilaya wilayah h secara secara bebas. Hal ini menganjurkan bahwa perekonomian wilayah perbatasan harus membe memberla rlakuk kukan an : (a). (a). Pemba Pembagia gian n wilay wilayah ah faktor faktor produk produksi si pada pada wilay wilayah ah perb perbat atas asan an (b). (b). Peng Pengar aruh uh kerja kerjasa sama ma ekon ekonom omii dan dan perd perdag agan anga gan n anta antar r wilayah perbatasan. (3). Keterkaitan ekonomi antara wilayah perbatasan dan pusat wilayah masing-masing.
2. Menrek Menrekons onstru truksi ksi (merum (merumusk uskan an kembal kembalii ) hubung hubungan an antar antar wilay wilayah ah dan mengatur instrumen kebijakan untuk wilayah perbatasan dalam usaha untuk memp mempro romo mosi sika kan n
pemb pemban angu guna nan n
sosi sosial al
ekon ekonom omii
mela melalu luii
pend pendek ekat atan an
manajemen dan koordinasi yang sesuai pada wilayah perbatasan tanpa harus merubah merubah struktur struktur politik dan kompos komposisi isi sosial sosial .
ini secara secara tidak langsung langsung
menunjukkan ada tiga aspek yang menjadi fokus : (a). Alokasi yang rasional dari faktor produksi dan pembangunan yang berkelanjutan. (b) Kemungkinan dan kondisi kondisi yang maksim maksimum um dari output output perek perekono onomia mian n
dalam dalam wilayah wilayah
perbatasan. (c) Bentuk dan organisasi kerjasama dan integrasi ekonomi pada antar wilayah perbatasan.
3. Merumuskan Merumuskan strategi strategi dan kebijakan kebijakan
pembangu pembangunan nan wilayah wilayah perbatasan perbatasan
dari perspektif (pandangan) lokal dan keseluruhan. Untuk itu ada tiga aspek yang yang harus harus dikord dikordina inasik sikan an : (a). (a). Karate Karateris ristik tik dan prefere preferensi nsi nasion nasional al dan wilay wilayah ah perb perbat atas asan an.. (b). (b). Wilay Wilayah ah perb perbat atas asan an dan dan masi masing ng-m -mas asin ing g sub sub wilayahnya. (c) Sub wilayah dibawah wilayah administrasi masing-masing.
58
Bahan Diskusi 1. Coba Coba saud saudar ar jela jelask skan an kons konsep ep dan dan caku cakupa pan n dari dari Bord Border er Regi Region onal al Economic Bahan Bacaan 1. Guo, R. 1996. Border Border – Regional Economics, Economics, Physica-Verlag Physica-Verlag A SpringerVerlag Company PERTEMUAN KE EMPAT BELAS MATERI KE- 14
Model Input-Output Tujuan Instruktusional Khusus 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) dari Model Input-Output. 2. Agar mahasisw mahasiswa a dapat menjelas menjelaskan kan gambaran gambaran struktur struktur perekonomian menurut model Input-Output.
Hubungan antara susunan input dan distribusi output merupakan teori dasar yang melandasi model I-O. Secara sederhana, model I-O menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antarsatuan kegiatan ekonomi untuk suatu waktu tertentu yang disajikan dalam bentuk tabel. Isian sepanjang baris menunjukkan alokasi output dan isian menurut kolom menunjukkan pemakaian input dalam proses produksi . Sebaga Sebagaii model model kuanti kuantitat tatif, if, model model I-O mampu mampu membe memberi ri gamba gambaran ran menyeluruh tentang: (1)
struktur perekonomian yang mencakup struktur output dan nila nilaii tamb tambah ah masi masing ng-m -mas asin ing g kegi kegiat atan an ekon ekonom omii di suat suatu u daerah
(2)
struktur input antara (intermediate (intermediate input ), ), yaitu penggunaan barang dan jasa oleh kegiatan produksi di suatu daerah
(3)
struktur penyediaan barang dan jasa baik yang berupa produksi dalam negeri maupun barang-barang yang berasal dari impor, dan
59
(4)
struktur permintaan barang dan jasa, baik per permintaan oleh kegiatan produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor.
Kerangka dasar model I-O terdiri atas empat kuadran seperti disajikan pada Gambar 1. Kuadran I
:
Menunjukkan
arus
barang
dan
jasa
yang
dihasilkan
dand dandig igun unak akan an oleh oleh sekt sektor or-s -sek ekto torr ekon ekonom omii dalam dalam pros proses es produksi produksi di suatu perekonomian. perekonomian. Kuadran ini menunjuk menunjukkan kan distri distribus busii penggu penggunaa naan n barang barang dan jasa jasa untuk untuk suatu suatu proses proses produk produksi si sehing sehingga ga disebu disebutt juga juga sebaga sebagaii transa transaksi ksi antar antara a (intermediate transaction). transaction). Kuad Kuadra ran n II
: Menun enunju jukk kkan an perm permin inta taan an akh akhir (final final demand demand ) dan dan impo impor. r. Permin Permintaa taan n akhir akhir yaitu yaitu penggu penggunaa naan n barang barang dan jasa jasa bukan bukan untuk untuk proses proses produk produksi si yang yang biasan biasanya ya terdir terdirii atas atas konsum konsumsi si rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan persediaan (stock (stock ), ), dan ekspor.
Kuadra Kuadran n III III
: Memperlih Memperlihatk atkan an input input primer primer dari sektor-s sektor-sekt ektor or produks produksi, i, yaitu yaitu semu semua a bala balas s jasa jasa setia setiap p fakt faktor or prod produk uksi si yang ang bias biasan any ya meliputi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto.
Kuadra Kuadran n IV IV
: Mempe Memperlih rlihatk atkan an input input prime primerr yang yang langsun langsung g didist didistrib ribusi usika kan n ke sektor-sektor permintaan akhir. Informasi ini digunakan dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau dikenal dengan sebu sebuta tan n
data data
Soci Social al
Acco Accoun unti ting ng
Matr Matrix ix (SAM (SAM). ).
Dala Dalam m
penyusunan Tabel I-O, kuadran ini tidak disajikan. Gambar 1. Kerangka Dasar Model Input-Output Kuadran I : Transaksi antar kegiatan (nxn)
Kuadran II : Permintaan akhir (nxm)
Kuadran III : Input primer sektor
Kuadran IV : Input primer
60
produksi (pxn)
permintaan akhir (pxm)
Tiap Tiap kuad kuadra ran n diny dinyat atak akan an dala dalam m bent bentuk uk matr matrik iks, s, masi masing ng-m -mas asin ing g dengan dimensi seperti tertera pada Gambar 1. Bentuk seluruh matriks ini menunj menunjukk ukkan an keran kerangka gka model model I-O yang yang berisi berisi uraian uraian statis statistik tik menge mengenai nai transa transaksi ksi barang barang dan jasa jasa antar antar berbag berbagai ai kegiat kegiatan an ekono ekonomi mi dalam dalam suatu suatu period periode e terten tertentu. tu. Kumpul Kumpulan an sektor sektor produk produksi si pada pada kuadra kuadran n pertam pertama, a, yang yang berisi berisi kelom kelompok pok produs produsen, en, memanf memanfaat aatkan kan berbag berbagai ai sumbe sumberda rdaya ya dalam dalam menghasilkan barang dan jasa yang secara makro disebut sebagai sistem produksi. Sektor di dalam sistem produksi ini dinamakan sektor endogen. Sedan Sedangka gkan n sektor sektor di luar luar sistem sistem produ produksi ksi,, yaitu yaitu yang yang berada berada di kuadra kuadran n kedua, ketiga dan keempat dinamakan sektor eksogen. Dengan demikian, dapat dilihat secara jelas bahwa model I-O I- O membedakan dengan tegas sektor endogen endogen dengan dengan sektor sektor eksogen. eksogen. Output, selain selain digunakan digunakan dalam sistem sistem produk produksi si dalam dalam bentuk bentuk permin permintaa taan n antara antara,, juga juga diguna digunakan kan di luar luar sistem sistem produksi dalam bentuk permintaan akhir. Input yang digunakan dalam sistem produksi ada yang berasal dari dalam sistem produksi berupa input antara dan juga juga ada yang yang berasa berasall dari dari luar luar sistem sistem produksi produksi yang yang disebu disebutt input input primer. Tabel Tabel I-O pertam pertama a kali kali diperk diperkena enalka lkan n oleh oleh W. Leont Leontief ief pada pada tahun tahun 1930-an. Tabel I-O adalah suatu tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor produksi di dalam suatu ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks. Angka-angka di dalam Tabel I-O menunjukkan hubungan dagang antar sekt sektor or yang ang bera berada da dala dalam m pere pereko kono nomi mian an suat suatu u wilay wilayah ah.. Seti Setiap ap baris baris menunjukkan secara rinci jumlah penjualan dari sebuah sektor, yang tertera pada kolom penjual, ke berbagai sektor, yang tertulis di bawah label pembeli. Karena sebuah sektor tidak menjual barangnya kepada semua sektor yang ada, maka umum dijumpai angka nol dalam sebuah baris di dalam Tabel I-O. Adapun kolom dalam Tabel I-O mencatat berbagai pembelian yang dilakukan sebuah sektor terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor yang ada di dalam dalam wilayah wilayah tersebut. Jika angka-an angka-angka gka yang yang berada pada 61
kolom suatu sektor juga banyak dijumpai angka nol, hal ini karena sebuah sektor tidak selalu membeli barang dan jasa dari seluruh sektor yang ada di perekonomian negara tersebut. Selain transaksi antar sektor, ada lagi beberapa transaksi yang dicatat dalam sebuah sebuah Tabel Tabel I-O.
Perusahaa Perusahaan-peru n-perusaha sahaan an di dalam suatu sektor sektor
menjua menjuall hasil hasil produk produkny nya a ke konsu konsumen men (ruma (rumah-t h-tang angga) ga),, pemeri pemerinta ntah, h, dan peru perusa saha haan an di luar luar nege negeri, ri, dita ditamb mbah ah lagi lagi seba sebagi gian an hasi hasill prod produk uksi si juga juga dijadikan bagian dari investasi investasi oleh sektor lainnya. lainnya. Penjualan-penjualan yang baru saja disebutkan ini dapat dikelompokkan ke dalam satu neraca yang disebut “konsumsi “konsumsi akhir.” Dalam hal pembelian, pembelian, selain barang barang dan jasa dari berbag berbagai ai sektor sektor,, perusa perusahaa haan n juga juga membu membutuh tuhkan kan jasa jasa tenaga tenaga kerja kerja dan memberikan kompensasi kompensasi pada pada pemilik modal modal atau kapital. Pembayaran jasa jasa kepada kepada tenaga tenaga kerja kerja dan pemil pemilik ik modal modal disebu disebutt pemba pembaya yaran ran untuk untuk “nilai “nilai tambah tambah.” .”
Selain Selain itu perusa perusahaa haan n juga juga membel membelii baran barang g dan jasa jasa dari dari luar luar
negeri, dengan kata lain, perusahaan perusahaan mengimpor mengimpor barang dan jasa. Transaksi impor impor barang barang dan jasa ini dicatat dicatat pada baris “impor. “impor.””
Dengan Dengan demiki demikian, an,
lengkaplah transaksi-transaksi perdagangan dari berbagai sektor yang ada di dalam suatu suatu negara. negara.
Secara Secara sederhana sederhana simplifika simplifikasi si dari Tabel I-O dapat dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Simplifikasi Tabel Input Output SEKTOR Penjual 1 2 . . . N Nilai Tambah Impor Total Input
1 X11 X21 . . . xn1 V1 M1 X1
Sektor Pembeli 2 ... x12 ... x22 ... . . . . . . xn2 ... v2 ... m2 X2
... ...
N x1n x2n . . . xnn vn
Konsumsi Akhir f 1 f 2 . . . f n
Total Produksi X1 X2 . . . Xn
mn Xn
Dari Tabel I-O pada Tabel 1 dapat dibuat dua persamaan neraca yang berimbang:
62
n
∑ xij +
Baris:
fi = Xi
∀ i = 1,..., n
j =1 n
∑x
Kolom:
ij
+ vj + mj = X j ∀ j = 1,..., n
i =1
dimana x ij ij adalah nilai aliran barang atau jasa dari sektor i ke sektor j sektor j ; f i i adalah total konsumsi akhir;
v j adalah nilai tambah dan m j adalah impor.
Defini Definisi si neraca neraca yang yang berimb berimbang ang adalah adalah jumlah jumlah produ produksi ksi (kelua (keluaran ran)) sama sama dengan jumlah masukan. Aliran antar industri dapat ditransformasi menjadi koefisien-koefisien dengan dengan mengas mengasums umsika ikan n bahwa bahwa jumlah jumlah berba berbagai gai pembel pembelian ian adalah adalah tetap tetap untuk sebuah tingkat total keluaran (dengan kata lain, tidak ada economies of scale) scale) dan tidak tidak ada kemung kemungkin kinan an substi substitus tusii antara antara sebuah sebuah bahan bahan baku baku masukan dan bahan baku masukan lainnya (dengan kata lain, bahan baku masukan dibeli dalam dalam proporsi yang yang tetap). Koefisien-koefisien ini adalah: adalah: aij = xij / X j
atau xij = aij X j
Dengan menggabungkan kedua persamaan di atas didapat: n
∑ aij X j + f i = X i
∀i = 1,..., n
j =1
Dalam notasi matriks persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut: AX + f = X
dimana
a ij
Anxn ; f i
∈
f nx1 ; dan X i
∈
∈
X nx1
Dengan memanipulasi persamaan di atas didapat hubungan dasar dari Tabel I-O adalah : (I - A)-1 f
= X
dimana ( I - A )-1 dinamakan dinamakan sebagai sebagai matriks matriks kebalikan kebalikan Leontief Leontief (matriks (matriks multip multiplier lier masukan masukan). ).
Matrik Matriks s ini menga mengand ndung ung informas informasii pentin penting g tentan tentang g
bagaimana kenaikan produksi dari suatu sektor (industri) akan menyebabkan berkemban berkembangny gnya a sektor-sektor sektor-sektor lainnya. lainnya.
Karena Karena setiap sektor memiliki memiliki pola
(pembelian (pembelian dan penjualan penjualan dengan sektor sektor lain) yang berbeda-b berbeda-beda, eda, maka dampak dari perubahan produksi suatu sektor terhadap total produksi sektor-
63
sektor lainnya berbeda-beda. berbeda-beda. Matriks kebalikan Leontief merangkum merangkum seluruh dampak dari perubahan produksi suatu sektor terhadap total produksi sektorsektor lainnya ke dalam koefisien-koefisien yang disebut sebagai multiplier (αij). Multiplier ini adalah angka-angka yang terlihat di dalam matriks (I – A)-1. 3. Asumsi-Asumsi Secara konsepsional, ada 3 (tiga) asumsi dasar yang melandasi penyusunan mode modell I-O I-O dan dan mode modell-mo mode dell ekon ekonom omii yang ditu dituru runk nkan an dari dari Tabe Tabell I-O I-O berangkat dari asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Asumsi homogenitas, yang mensyaratkan bahwa tiap sektor hanya
memprodu memproduksi ksi satu jenis output dengan dengan struktur struktur input tunggal dan bahwa tidak ada substitusi otomatis antara berbagai sektor. 2. Asumsi proporsionalitas, yang mensyaratkan bahwa dalam proses
produksi produksi hubungan hubungan antara antara input dengan output output merupaka merupakan n fungsi fungsi linier, yaitu tiap jenis input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau turun sebanding (berbanding lurus) dengan kenaikan atau penurunan output sektor yang dihasilkan. 3. Asumsi aditivitas, yaitu suatu asumsi yang menyebutkan bahwa efek
tota totall pela pelaks ksan anaa aan n prod produk uksi si di berb berbag agai ai sekt sektor or dihas dihasilk ilkan an oleh oleh masin masing-m g-masi asing ng sektor sektor secara secara terpis terpisah. ah. Ini berarti berarti bahwa bahwa di luar luar sistem Tabel I-O semua pengaruh luar diabaikan. Deng Dengan an
asu asumsimsi-a asum sumsi
ters terse ebut, ut,
model del
anali nalis sis
I-O I-O
memp mempu unyai nyai
keterbatasa keterbatasan-ket n-keterbat erbatasan asan,, antara lain: karena karena rasio input-outpu input-outputt konstan konstan sepanjang periode analisis, produsen tidak dapat menyesuaikan perubahanperubahan inputnya atau mengubah proses peroduksi. Selain itu, hubungan yang tetap ini berarti bahwa apabila input suatu sektor diduakalikan maka outputnya akan dua kali juga. Asumsi semacam ini menolak adanya pengaruh perubahan teknologi ataupun produktivitas yang berarti perubahan kuantitas dan harga input sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output. 4. Konsep dan Definisi Dalam penyusunan Tabel I-O maupun analisis ekonomi yang menggunakan mode modell I-O, I-O, terd terdap apat at bebe bebera rapa pa besa besara ran n (variable) variable) yang yang perlu perlu dijela dijelask skan. an.
64
Besa Besara ran n ters terseb ebut ut meny menyan angk gkut ut outp output ut,, inpu inputt anta antara ra,, inpu inputt prim primer er (nila (nilaii tambah), permintaan akhir, dan impor. a. Output Output merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor-sektor ekonomi yang ada di dalam suatu system ekonomi. Ada tiga jenis produksi yang dicakup dalam penyusunan output setiap sector, yaitu: 1. Produk utama (main (main product ), ), adalah produk yang memiliki nilai dan
atau atau kuan kuanti tita tas s
pali paling ng
domi domina nan n
di
anta antara ra
prod produk uk-p -pro rodu duk k
yang ang
dihasilkan, atau dengan kata lain adalah produksi yang memberikan nilai terbesar pada keseluruihan kegiatan usaha perusahaan 2. Prod Produk uk ikut ikutan an (by produ product ct ) adala adalah h prod produk uk yang yang seca secara ra otom otomat atis is
terbentuk pada saat menghasilkan produk utama, dengan kata lain adalah produksi yang dihasilkan bersama produksi utama dalam suatu proses yang tunggal. Teknologi yang digunakan untuk mendapatkan produk utama dan produk ikutan i kutan merupakan teknologi tunggal. 3. Produk sampingan (secondary (secondary product ) adalah produk yang dihasilkan
sejal sejalan an denga dengan n produ produk k utama utama tetapi tetapi menggu menggunak nakan an teknol teknologi ogi yang yang berbeda, dengan kata lain adalah produksi yang dihasilkan bersama produksi utama tetapi tidak dari suatu proses yang sama. Untuk Untuk lebih lebih jelasn jelasnya ya diberi diberikan kan ilustr ilustrasi asi sebaga sebagaii beriku berikut: t: Andai Andaikan kan seseorang berusaha di bidang penggilingan padi. Dari penggilingan padi ini dihasi dihasilka lkan n beras, beras, merang merang,, dan dedak, dedak, selain selain itu mesin mesin penggi penggilin lingan gan padi padi tersebut dapat membangkitkan listrik. Listrik ini dijual ke lingkungan sekitar. Listr Listrik ik yang yang diju dijual al ini ini dima dimasu sukk kkan an seba sebaga gaii prod produk uk samp sampin inga gan n kare karena na teknologinya berbeda. Sedangkan beras dimasukkan sebagai produk utama, dan untuk merang dan dedaknya dimasukkan sebagai produk ikutan karena teknologinya menyatu dengan teknologi produk beras. Untuk Untuk mengh menghitu itung ng output output suatu suatu sektor sektor,, produk produk ikutan ikutan dimasu dimasukka kkan n sebagai bagian dari output sektor yang bersangkutan, sedangkan produksi sampingan dihitung di sektor yang sesuai dengan karakteristiknya. Dalam
65
cont contoh oh ini, ini, list listri rik k yang ang diha dihasi silk lkan an oleh oleh peng penggi gili ling ngan an padi padi dan dan diju dijual al digolongkan ke dalam sektor listrik. Secara umum pengertian mengenai output dan acara memperkirakan output telah dijelaskan. Namun untuk beberapa sektor, agak berbeda atau bers bersif ifat at khus khusus us sepe seperti rti sekt sektor or bang bangun unan an,, sekt sektor or perd perdag agan anga gan, n, sekt sektor or keuangan, dan sektor pemerintahan. Dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Outp Output ut sekt sektor or bang bangun unan an adal adalah ah selu seluru ruh h nila nilaii proy proyek ek yang ang tela telah h disele diselesa saik ikan an sela selama ma peri period ode e
perh perhit itun unga gan n
tanp tanpa a
memp memper erha hatik tikan an
apakah bangunan tersebut sudah selesai seluruhnya atau belum dan berlokasi pada wilayah domestik. Oleh karena itu, output dari sektor ini pada umumnya diperoleh berdasarkan parkiraan b. Output Output sektor sektor perdag perdagang angan an mencak mencakup up seluru seluruh h margin margin perdag perdagang angan an yang timbul dari kegiatan perdagangan pada suatu wilayah domestik. Margin perdagangan perdagangan adalah selisih antara nilai penjualan penjualan dengan nilai pembelian dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan dikurangi deng dengan an
biay biaya a
peng pengan angk gkut utan an
yang ang
dike dikelu luar arka kan n
dala dalam m
rang rangka ka
memperdagangkan memperdagangkan komoditas-komoditas komoditas-komoditas tersebut. c. Output sektor bank terdiri dari jasa pelayanan di bidang perbankan
(service charge) charge) dan imputasi jasa bank (imputed (imputed service charge) charge) yaitu selisih antara bunga yang diterima dengan bunga yang harus dibayar. d. Outp Output ut sekt sektor or pem pemerint rintah ahan an terd terdir irii
ata atas
bela belan nja pega egawai dan
penyusutan barang-barang modal milik pemerintah Dalam kerangka model I-O, output biasanya dinotasikan dengan X (Xi atau Xj) sedangkan dalam penyajian Tabel I-O biasanya, output diberikan kode 210. b. Input Antara Input antara mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh suatu sektor dalam kegiatan produksi. Barang dan jasa tersebut berasal dari produksi sektor-sektor lain, dan juga produksi sendiri. Barang-barang yang digunakan sebagai input antara biasanya habis sekali pakai, seperti bahan baku, baku, bahan bahan penolo penolong, ng, bahan bahan bakar, bakar, dan sejen sejenisn isnya ya.. Dalam Dalam model model I-O, I-O,
66
pengggunaan input antara diterjemahkan sebegai keterkaitan antara sektor dan dinotasikan sebagai Xij, yaitu input antara yang berasal dari produksi sektor I yang digunakan oleh sektor j dalam rangka menghasilkan output Xj. Σxij disebut sebagai total input antara sektor j, dan dalam Tabel I-O biasanya diberikan kode 190. Dalam suatu Tabel I-O, input antara dinilai dengan dua jenis harga. Input antara atas dasar harga pembeli menggunakan harga beli konsumen sebaga sebagaii dasarn dasarnya ya.. Dan dalam dalam harga harga terseb tersebut ut tentun tentunya ya margin margin distrib distribus usii (keuntungan pedagang dan ongkos angkut) sudah termasuk di dalamnya. Sebali Sebalikny knya a input input antara antara atas atas dasar dasar harga harga produs produsen en mengg mengguna unakan kan harga harga pabrik sebgai dasarnya, yang tentunya margin distribusi tidak termasuk di dalam dalamny nya. a. Margin Margin distrib distribusi usi selanj selanjutn utnya ya diperl diperluka ukan n sebag sebagai ai input input yang yang berasal dari sektor perdagangan dan angkutan. Input antara juga sebenarnya mencakup dua komponen, komponen input yang berasal dari produksi suatu wilayah/daerah sendiri dan komponen impor (dari kota lain dan luar negeri). Oleh karena itu suatu Tabel I-O yang ingin menggambarkan secara langsung hubungan produksi domestik dengan berbagai sektor pemakai, harus memisahkan komponen impor dari setiap unit anta antara ra.. Dala Dalam m mode modell I-O, I-O, anal analis isis is deng dengan an meng menggu guna naka kan n inpu inputt anta antara ra domestik lebih sering dipakai. c. Input Primer (Nilai Tambah) Input primer atau lebih dikenal dengan nilai tambah merupakan balas jasa yang diciptakan/diberikan kepada faktor-faktor produksi yang berperan dalam proses produksi. Balas jasa tersbut mencakup upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung. Upah dan gaji merupakan balas jasa jasa yang yang dibe diberik rikan an kepa kepada da buru buruh/ h/ka kary ryaw awan an,, baik baik dala dalam m bent bentuk uk uang uang maupun barang, termasuk dalam upah dan gaji juga adalah semua tunjangan (perum (perumaha ahan, n, kenda kendaraa raan, n, dan keseha kesehatan tan)) dan bonus, bonus, uang uang lembu lemburr yang yang diberikan perusahaan kepada pekerja. Semua pendapatan pekerja tersebut masih dalam bentuk bruto atau sebelum dipotong pajak penghasilan. Surplu Surplus s usaha usaha mencak mencakup up sewa sewa prope properti rti (tanah (tanah,, hak cipta/ cipta/ patent patent ), ), bung bunga a neto neto (bun (bunga ga yang yang dite diterim rima a diku dikura rang ngii bung bunga a yang yang dibay dibayar ar)) dan dan
67
keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan dalam bentuk bruto, yaitu sebelu sebelum m dibagi dibagikan kan kepada kepada pemil pemilik ik saham saham berupa berupa devide deviden n dan sebel sebelum um dipo dipoto tong ng
paja pajak k
perus perusah ahaa aan/ n/pe pers rser eroa oan. n.
Peny Penyus usut utan an
meru merupa paka kan n
nila nilaii
penyisihan keuntungan perusahaan untuk akumulasi pengganti barang modal yang habis dipakai. Sedang Sedangkan kan pajak pajak tak langsu langsung ng merupa merupakan kan pajak pajak yang yang diken dikenaka akan n pemerintah untuk setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sepe sepert rtii paja pajak k perta pertamb mbah ahan an nila nilaii (PPn (PPn). ). Dala Dalam m mode modell I-O, I-O, nila nilaii tamb tambah ah bias biasan any ya
dino dinota tasi sika kan n
deng dengan an
V j,
dan
untuk
setiap
komponennya
menggunakan notasi h. Jadi Vhj merupakan nilai tambah yang diciptakan di sektor j untuk komponen h. Untuk dalam Tabel I-O, umumnya komponen nilai tambah tambah berkod berkode e 201 sampai sampai denga dengan n 204 dan jumlah jumlah nilai nilai tambah tambah untuk untuk setiap sektor diberi kode 209. d. Permintaan Akhir dan Impor Permintaan akan barang dan jasa dibedakan antara permintaan oleh sektor-sektor produksi untuk proses produksi disebut permintaan antara, dan permintaan oleh konsumen akhir disebut permintaan akhir. Dalam Tabel I-O, perm permin inta taan an
akhi akhirr
menca encaku kup p
peng pengel elua uara ran n
kons konsum umsi si
ruma rumah h
tang tangga ga,,
pengeluaran pengeluaran konsumsi konsumsi pemerintah pemerintah,, pembentu pembentukan kan modal modal tetap, tetap, perubahan perubahan stok, ekspor, dan impor. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (kode 301) mencakup semua pembelian barang dan jasa oleh rumah tangga, baik untuk makanan maupun non-makanan. Termasuk pula pembelian barang-barang tahan lama (durable ( durable goods) goods) sepe sepert rtii perl perlen engk gkap apan an ruma rumah h tang tangga ga,, kend kendar araa aan n berm bermot otor or,, dan dan sebagainya. Satu-satunya pembelian yang tidak termasuk dalam konsumsi rumah tangga adalah bangunan tempat tinggal, karena dianggap sebagai pembentukan modal di sektor persewaan bangunan. Konsumsi rumah tangga mencakup pula barang-barang hasil produksi sendiri dan pemberian pihak lain. Pengel Pengeluar uaran an konsu konsums msii pemeri pemerinta ntah h (kode (kode 302) 302)
menca mencakup kup semua semua
pembel pembelian ian barang barang dan jasa jasa oleh oleh pemeri pemerinta ntah h yang yang bersif bersifat at rutin rutin (current expenditure), expenditure), termasuk termasuk pembayaran pembayaran gaji para pegawai pegawai (belanja (belanja pegawai). pegawai).
68
Seda Sedang ngka kan n peng pengel elua uara ran n pemb pemban angu guna nan n untu untuk k peng pengad adaa aan n sara sarana na dan dan berbagai barang modal, termasuk dalam pembentukan modal. Pembentukan modal modal tetap (kode 303) mencakup mencakup semua semua pengeluar pengeluaran an untuk pengadaan pengadaan bara barang ng moda modall perusahaan
baik baik dila dilaku kuka kan n oleh oleh peme pemeri rint ntah ah maup maupun un peru perusa saha haan an--
swasta
(bisnis).
Barang
modal
dapat
terdiri
dari
bangunan/konstruksi, mesian dan peralatan, kendaraan dan angkutan serta barang modal lainnya. Sedangkan perubahan stok (kode 304) sebenarnya juga merupakan pembentukan modal (tidak tetap) yang diperoleh dari selisih antara stok akhir dan stok awal periode perhitungan. Stok biasanya dipegang oleh produsen meru merupa paka kamn mn hasi hasill prod produk uksi si yang ang belu belum m semp sempat at diju dijual, al, oleh oleh peda pedaga gang ng sebaga sebagaii barang barang dagang dagangan an yang yang belum belum sempat sempat dijual dijual dan oleh oleh konsum konsumen en sebagai bahan-bahan/inventory bahan-bahan/inventory yang yang belum sempat digunakan. Eksp Ekspor or dan dan impo imporr (kod (kode e 305 305 dan dan 409) 409) meru merupa paka kan n kegi kegiat atan an atau atau transaksi transaksi barang barang dan jasa antara penduduk penduduk suatu wilayah/dae wilayah/daerah rah dengan dengan penduduk luar wilayah/daerah, baik penduduk kota lain maupun luar negeri. Perban Perbandin dingan gan ekspor ekspor dan impor impor baik baik keselu keseluruh ruhan an maupun maupun untuk untuk setia setiap p kelompok komoditi menunjukkan terjadinya surplus atau defisit perdagangan antara suatu wilayah/daerah dengan kota lain atau luar negeri. 5. Jenis Tabel Transaksi Tabel Tabel transak transaksi si adalah adalah tabel tabel yang yang mengga menggamb mbark arkan an besar besarny nya a nilai nilai transaksi barang dan jasa antara sektor-sektor kegiatan ekonomi. Atas dasar harga, terdapat dua jenis tabel transaksi, yaitu: tabel transaksi atas dasar harga pembeli dan tabel transaksi atas dasar harga produsen. Sedangkan berdas berdasark arkan an perlak perlakuan uan impor impor dibeda dibedakan kan menjad menjadi: i: tabel tabel transa transaksi ksi total, total, dimana impor diperlakukan secara bersaing dan tabel transaksi domestik, dimana impor diperlakukan secara tidak bersaing. Tabel transaksi atas dasar harga pembeli adalah tabel transaksi yang menggambarkan menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar kegiatan ekonomi yang dinyatakan atas dasar harga pembeli. Dalam tabel transaksi ini unsur margin perdagang perdagangan an dan biaya angkutan angkutan masih tergabung tergabung dalam dalam nilai input bagi sektor yang membeli. Dalam penyusunan Tabel I-O, tabel transaksi ini yang
69
pertama kali disusun. Contoh tabel transaksi atas dasar harga pembeli untuk 3 sektor ekonomi disajikan pada Tabel 2. Tabel transaksi atas dasar harga produsen adalah tabel transaksi yang menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang dinyata dinyatakan kan atas atas dasar dasar harga harga produs produsen. en. Artiny Artinya, a, dalam dalam tabel tabel transa transaksi ksi ini unsur margin perdagang perdagangan an dan biaya biaya angkutan angkutan telah dipisahkan dipisahkan sebagai sebagai inpu inputt
yang ang
dib dibeli eli
dari
sektor ktor
perd erdaga agangan ngan
dan
angk ngkuta utan.
Deng engan
mengel mengeluar uarka kan n unsur unsur margi margin n perdag perdagang angan an dan biaya biaya angkut angkutan an dari dari tabel tabel transaksi atas dasar harga pembeli akan diperoleh tabel transaksi atas dasar harga produsen. Tabel 2. Transaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli (Rp. Miliar)
Sektor 1 2
Perdaga Total Total Total ngan Total Permin- PerminTotal Permin- Impor dan Penyetaan taan Output 1 2 3 taan Angkuta diaan Antara Akhir n 2.040 43.770 2.319 48.129 42.243 90.373 3.394 8.588 78.391 90.373 6.436 63.136 19.525 89.097 154.947 244.044 42.64 31.5 31.521 21 169. 169.87 879 9 244. 244.04 044 4 5 2.546 6.924 13.822 23.292 63.721 87.014 7.072 -40.109 120.050 87.014
3 Total Biaya Antara 11.023 113.82 35.66 .666 160.519 260.912 421.430 53.11 .11 9 1 Nilai Tambah 67.3 67.368 68 56.0 56.049 49 84.3 84.384 84 207. 207.80 801 1 Bruto Total Input 78.3 78.391 91 169. 169.87 87 120.05 368.320 9 0
0 368.3 68.320 20 421. 421.43 430 0
Sumber : Sumber : Diolah dari Biro Pusat Statistik, 1994 Sektor 1 meliputi sektor pertanian dan pertambangan Sektor 2 meliputi sektor industri, listrik, gas & air minum, bangunan Sektor 3 meliputi sektor lainnya Tabel 3. Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen (Rp. Miliar)
Sektor 1 2 3
Perdagan Total Total Total gPermin- PerminTotal Permin- Impor an dan taan taan Output 1 2 3 taan Angkuta Antara Akhir n 1.811 41.130 1.906 44.848 36.938 81.785 3.394 0 78.391 5.582 54.121 16.462 76.164 136.359 212.523 42.64 0 169. 169.87 879 9 5 3.629 18.579 17.299 39.507 87.615 127.122 7.072 0 120.050
70
Total Penyediaan 81.785 212. 212.52 523 3 127.122
Total Biaya Antara Nilai Tambah Bruto Total Input
11.02 113.82 35.666 160.519 260.912 421.430 53.11 3 9 1
0 368. 368.32 320 0 421. 421.43 430 0
67.36 56.049 049 84.38 .384 207.80 .801 8 78.39 169.87 120.05 368.320 1 9 0
Sumber : Diolah dari Biro Pusat Statistik, 1994
Tabel transaksi domestik adalah tabel transaksi yang menggambarkan besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang hanya berasal dari produksi dalam negeri. Tabel transaksi ini diperoleh dengan memisahkan nilai transaksi barang dan jasa yang berasal dari impor, baik transaksi antara maupun permintaan akhir, dari transaksi total. Jumlah impor masing-masing kolom disajikan sebagai vektor baris tersendiri. Data pada vektor baris ini sekaligus menunjukkan rincian barang dan jasa menurut sektor yang menggunakan barang dan jasa tersebut. Penyajian model I-O dengan memunculkan impor sebagai vektor baris dapat dilihat pada Tabel 4 . Tabel 4. Transaksi Domestik Domestik Atas Dasar Harga Harga Produsen (Rp. Miliar)
Sektor 1 2 3 Total Biaya Antara Impor
Total Total Total Perdagan Total Permin- PerminTotal Permin- Impor g-an dan Penyetaan taan Output 1 2 3 taan Angkutan diaan Antara Akhir 1.789 38.070 1.894 41.752 36.639 78.391 0 0 78.391 78.391 4.909 35.757 13.974 51.639 115.239 169.879 0 0 169.87 169.879 9 3.423 17.795 15.569 30.788 83.262 120.050 0 0 120.05 120.050 0 10.120 91.622 31.437 133.180 235.140 368.320
902 22.207
4.230
27.339
25.772
53.111
0
0 368.32 0
0
0
0
368.320
53.111
Nilai Tambah 67.36 7.368 8 56.04 .049 84.38 .384 207.8 7.801 Bruto Total Input
78.3 78.391 91 169. 169.87 87 120.05 368.320 9 0
Sumber : Diolah dari Biro Pusat Statistik, 1994. Tabel transaksi seperti disajikan pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4 hany hanyal alah ah meru merupa paka kan n suat suatu u lapo lapora ran n nera neraca ca meng mengen enai ai kead keadaa aan n suat suatu u 71
pereko perekono nomia mian n pada pada kurun kurun waktu waktu terten tertentu. tu. Tabel Tabel terseb tersebut ut tentun tentunya ya masih masih mempunyai kemampuan analisis yang terbatas. Untuk keperluan keperluan analisis analisis yang yang lebih menyeluruh, menyeluruh, terutama terutama analisis analisis untuk identifikasi sektor-sektor andalan, akan dibahas pula matriks-matriks dalam bentuk koefisien, yaitu matriks koefisien langsung (direct ( direct coefficeint matrix ), matriks kebalikan terbuka (open inv inverse matrix rix ) yang meng mengga gamb mbar arka kan n koef koefis isie ien n lang langsu sung ng dan dan tida tidak k langs langsun ung g serta serta matr matrik iks s kebalikan kebalikan tertutup (closed closed inverse inverse matrix ) yang menggamb menggambarkan arkan koefisien lang langsu sung ng,, tida tidak k lang langsu sung ng,, dan dan yang yang teri terimb mbas as (induced ). ). Matriks-mat Matriks-matriks riks tersebut merupakan matriks yang sangat penting dalam analisis model I-O. Bahan Diskusi : 1. Jelaskan Jelaskan pengertian (konsep) dari Model Model InputInput- Output ? 2. Coba saudara jelaskan pengertian output, Input antara, input primer dan permintaan akhir ?. 3. Beri penjelasan gambaran gambaran struktur perekonomian perekonomian menurut model model InputOutput. Bahan Bacaan Anonim 2006, Model pelatihan I-O dan SNSE kerjasama laboratorium Ilmu Ekonomi FEUI dan Dikti Depdiknas RI.
72
PERTEMUAN KE LIMA BELAS MATERI KE- 15
OTONOMI DAERAH Tujuan Instruktisional Khusus 1. Agar Agar maha mahasi sisw swa a dapa dapatt menj menjel elas aska kan n dan dan mema memaha hami mi pengertian dari otonomi daerah. 2. Agar Agar maha mahasi sisw swa a dapa dapatt menj menjel elas aska kan n kons konsep ep dera deraja jatt desentralisasi fiskal. 3. Agar mahasiswa dapat menjelaskan hak dan kewajiban derah dalam penyelenggaraan otonomi daerah. 4. Agar mahas mahasiswa iswa dapat dapat mengana menganalisis lisis kemam kemampuan puan keuangan daerah dalam menghadapi otonomi daerah 5. Agar mahasis mahasiswa wa dapat dapat mengetah mengetahui ui faktor-fakt faktor-faktor or penentu penentu dalam meningkatkan daya saing daerah. Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri sendiri urusan urusan pemerinta pemerintah h dan kepenting kepentingan an masyaraka masyarakatt setempat setempat sesuai sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom disebut juga daerah adalah adalah kesatuan kesatuan masyarakat masyarakat hukum hukum yang yang mempuny mempunyai ai batasbatasbatas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam Dalam menye menyelen lengga ggarak rakan an otonom otonomi, i, daerah daerah mempun mempunya yaii hak dan kewajiban. Dimana haknya adalah : a. Mengatur Mengatur dan mengurus mengurus sendir sendirii urusan urusan pemerinta pemerintahnny hnnya a b. Memili Memilih h pimpin pimpinan an daerah daerah c. Mengel Mengelola ola kekay kekayaan aan daerah daerah d. Memungut Memungut pajak daerah daerah dan dan retribusi retribusi daerah. daerah.
73
e. Mend Mendap apat atka kan n
bagi bagi hasil hasil dari dari peng pengel elol olaa aan n sumb sumber er daya daya alam alam dan dan
sumber daya lainnya yang berada di daerah. f. Mendap Mendapatk atkan an sumbe sumber-s r-sum umber ber penda pendapat patan an lain lain yang sah sah g. Mendap Mendapatk atkan an hak lainny lainnya a yang yang diatur diatur dalam peratur peraturan an perun perundan danggundangan.
Kewajiban yang dilakukan daerah dalam menyelenggarakan menyelenggarakan otonomi adalah : a. Melindungi Melindungi masyara masyarakat, kat, menjaga menjaga persatuan persatuan,, kesatuan kesatuan dan kerukunan kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Meningkatk Meningkatkan an kualit kualitas as kehidu kehidupan pan masyaraka masyarakat. t. c. Mengem Mengemban bangka gkan n kehidupa kehidupan n demokras demokrasi. i. d. Mewuju Mewujudka dkan n keadila keadilan n dan pemera pemerataa taan n e. Meningkatk Meningkatkan an pelayanan pelayanan dasar dasar pendidi pendidikan. kan. f. Menye Menyedia diakan kan fasi fasilita litas s pelay pelayana anan n keseha kesehatan tan.. g. Menyediaka Menyediakan n fasilitas fasilitas sosial sosial dan fasilita fasilitas s umum yang yang layak. layak. h. Mengemban Mengembangkan gkan sistem sistem jaminan jaminan sosial. sosial. i.
Menyu Menyusun sun perenc perencana anaan an dan dan tata tata ruang ruang daer daerah. ah.
j.
Mengem Mengemban bangka gkan n sumbe sumberr daya daya produkt produktif if di daer daerah. ah.
k. Melest Melestari arikan kan lingku lingkunga ngan n hidup hidup..
Menu Menuru rutt Unda Undang ng-U -Und ndan ang g No. No. 33 Tahu Tahun n 2004 2004 tent tentan ang g peri perimb mban anga gan n Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Yang disebut deng dengan an pene penerim rimaa aan n daer daerah ah adal adalah ah uang uang yang yang masu masuk k ke kas kas daer daerah ah,, Pedap Pedapata atan n daerah daerah adalah adalah hak pemerin pemerintah tah daera daerah h yang yang diakui diakui sebaga sebagaii penambah nilai kekayaan bersih dalam periode yang bersangkutan.
Penerimaan Daerah bersumber bersumber dari : 1. Pend Pendap apat atan an Asl Aslii Daera Daerah h a. Paj Pajak Daer Daera ah b. Retr Retrib ibus usii Daer Daerah ah c. Hasil Hasil penge pengelol lolaa aan n kekay kekayaan aan daer daerah ah d. Lain Lain PAD PAD yang yang sah. sah. 74
2. Dana Dana Peri Perimb mban anga gan n a. Dana Dana bagi bagi hasi hasill b. Dana Dana alok alokas asii umum umum c. Dana Dana alok alokas asii khu khusu sus. s. 3. Lain Lain pend pendapa apatan tan yang yang sah
Pendapatan Asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh di peroleh (dipungut) daerah berdasarka berdasarkan n Peraturan Peraturan daerah Dan Dana
dan sesuai sesuai dengan perundang perundang-unda -undangan. ngan.
Perimb Perimbang angan an adalah adalah dana dana yang yang bersu bersumbe mberr dari dari pendap pendapata atan n
APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Desentralisasi adalah; penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah atau atau daera daerah h tingka tingkatt atasny atasnya a kepad kepada a daerah daerah . Sentr Sentralis alisasi asi adalah adalah:: sistem sistem perencanaan yang dikendalikan pada satu titik pusat (terpusat).Tumbuhnya perhatian perhatian terhadap terhadap desentralis desentralisasi asi dikaitkan dikaitkan dengan gagalnya gagalnya perencanaan perencanaan terpusat dan populernya strategi pertumbuhan dan pemerataan (growth with equity), tetapi juga adanya kesadaran bahwa pembangunan adalah proses yang kompleks dan penuh ketidakpastian yang tidak dapat dengan mudah dik dikenda endali lika kan n dan dan dire direnc ncan anak akan an dari dari pusa pusat. t. Kare Karena na itu itu para para pelo pelopo por r menyatakan pentingnya desentralisasi dalam perencanaan dan administrasi negara di dunia ketiga ( Allen, 1990).
Perjalanan Desentralisasi di Indonesia Periode
Konsfigurasi politik Demokrasi
Perjuangan kemerdekaan (1945 – 1949) Pasca Demokrasi Kemerdekaan ( 1950 – 1959) Demokrasi Otoritarian Terpimpin ( 1959 – 1965 )
UU otonomi UU.No.1Tahun 1945 UU.No.22Tahun 1948 UU.No.1 Tahun 1957
Hakikat Otonomi Otonomi Luas
Otonomi Luas
Penpres No.6 Tahun Otonomi 1959 Terbatas UU No.18 Tahun 1965
75
Orde Baru (1965 – Otoritarian 1998) Pasc Pasca a Orde Orde Baru Baru Demokrasi (1998 – sekarang)
UU No. 5 Tahun 1974
Sentralisasi
UU No. 22 Tahun 1999 UU No. 25 Tahun 1999 UU No. 32 Tahun 2004 UU No. 33.Tahun 2004
Otonomi Luas
Keunggulan Keunggulan sistem sistem Desentralis Desentralisasi asi adalah adalah (a). Sistem Sistem desentral desentralisasi isasi mampu mengatasi permasalahan keberagaman kebutuhan, preferensi, dan keinginan keinginan antar penduduk penduduk yang dapat berbeda.(b). berbeda.(b). Keunggula Keunggulanny nnya a adalah adalah nilai positip dari persaingan antar daerah. Penduduk dapat memilih daerah yang
mencermi mencerminkan nkan preferensi preferensinya. nya.(c). (c). Keunggulan Keunggulan ketiga ketiga adalah adanya adanya
inovasi dan eksperiman kebijakan yang dilakukan di masing-masing daerah.
Derajat Otonomi Fislkal daerah adalah menggambarkan kemampuan dari pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan asli darah seperti pajak, retribusi dan lain-lain. Selain itu juga otonomi daerah dan desentralisasi fiskal fiskal
mengg menggamb ambark arkan an : (a). (a). Adalan Adalanya ya kelelua keleluasaa saan n bagi bagi daerah daerah untuk untuk
meng mengmb mban angk gkan an pote potens nsii daer daerah ah pada pada satu satu sisi sisi,, dan dan kele kelelu luas asaa aan n untu untuk k meny menyus usun un daft daftar ar pror prorita itas s pemb pemban angu guna nan n guna guna mend mendor oron ong g perc percep epat atan an pembangunan daerah. (b). Kemamapuan daerah dalam meningkatkan daya saing daerah. Daya saing saing menurut menurut Michael Michael Porter (1990) (1990) adalah produktifit produktifitas as dari nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja atau laju perubahan nilai tambah perunit input yang dicapai oleh perusahaan. Dan daya saing daer daerah ah
adal adalah ah::
kema kemam mpuan puan
pere pereko kono nomi mian an
daer daerah ah
untu untuk k
menc mencap apai ai
pertumbuh pertumbuhan an tingkat tingkat kesejahter kesejahteraan aan yang tinggi tinggi dan berkelanju berkelanjutan tan dengan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional.
76
Faktor Penentu Daya Saing Daerah No. 1.
Faktor Perekonomian Daerah
2.
Keterbukaan Internationalization
3.
Pemerintah Government
4.
Keuangan Finance
5.
Infrastruktur Infrastructure
6.
IPTEK Science dan Tecnology
7.
Manajemen Management
Variabel Nilai Tambah Tingkat konsumsi Akumulasi kapital Tingkat biaya hidup Nilai Tukar Perdagangan Internasional Keterbuaan terhadap PMA Keterbukaan Pasar Uang Penge ngeluar luara an pemerin erinta tah h terhadap PDB Kebijakan Fiskal dan tabungan Pajak Intervensi Ekonomi Birokrasi Pemerintah Perkembangan Pasar Uang Efisiensi lembaga keuangan Resiko dan Stabilisasi keuangan Tabungan dan Investasi Transportasi Telekomunikasi Energi dan infrastruktur lainnya Peng Pengua uasa saan an IPTE IPTEK K tena tenaga ga kerja Kemampuan Kemampuan Litbang Tingkat koputerisasi Tingkat penguasaan tehnologi Kewiraswastaan Strategi Orientasi pembeli konsumen -
77
-
8.
Penduduk People
-
9.
Kelembagaan Rules and Law
-
Kontrol Kualitas Sumber Daya managerial Kualitas Tenaga Kerja Buruh Tingkat Pengetahuan Dasar Tingkat Upah Tenaga Kerja Regulasi Pasar Tenaga Kerja Hubu Hubung ngan an kerj kerja a – Indu Indust stri ri / relation Undang-Undang/Peraturan Hukum ( Law Enforment ) Hak Cipta – Perlindungan Hak Cipta Intelektual
Untuk mengukur Daya Saing dapat dilihat dari dari dua aspek : 1. Kualitas barang, jika kualitas barang itu i tu itnggi maka akan menimbulkan
permin permintaa taan n yang yang tinggi tinggi,, baik baik permi perminta ntaan an yang yang bersif bersifat at riil riil maupu maupun n permintaan yang bersifat potensial. 2. Persepsi masyarakat Internasional terhadap barang, jika harga bukan
menj menjad adii
masa masala lah h
bera berart rtii
bahw bahwa a
peru peruba baha han n
harg harga a
tida tidak k
akan akan
menyebabkan berkurangnya konsumsi secara substansial.
Bahan Diskusi 1. Coba saudara jelaskan pengertian otonomi daerah dan derajad desentralisasi fiskal ?. 2. Jelaskan kenapa muncul UU No. 32 tentang Otonomi Daerah dan No. 33 tahun 2004 tentang dana perimbangan. 3. Apa yang dimaksud dengan konsep daya saing daerah dan jelaskan faktorfaktor yang memengaruhi daya saing daerah ?
Bahan Bacaan Anonim. 2004, Undang-undang RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ............ 2004 Undang-undang RI No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangang Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
78
Alisyahbana, A . Abdullah, P. 2002. Daya Saing Daerah, Konsep Dan Pengukurannya Pengukurannya Di Indonesia. Indonesia. BPFE Yogyakarta.
PERTEMUAN KE ENAM BELAS MATERI KE- 16
UJIAN SEMESTER
79