Fisika teknik
Elastisitas bahan konstruksi
Fadly Fauzie Firdausi _____________ _____________ 20090110034 __Teknik __Teknik Sipil A _______________________________ A _______________________________
Elastisitas Bahan Konstruksi Pemahaman dasar elastisitas Elastisitas aadalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan
Hukum Hooke untuk benda non Pegas F
=
k Δ L F
Δ L
F
=gaya, N
Δ L=
K
perubahan panjang, m
= konstanta, N/m
Ketika suatu benda bersifat elastic diberikan gaya maka akan timbul tegangan dan regangan
Elastisitas Tegangan
Regangan
Tegangan=Gaya / luas σ = F atau P
Regangan= perubahan panjang /panjang awal
A
ε =
A
Dengan satuan N/m2 atau Pa
ΔL
atau
Lo
ΔV V o
Dengan tanpa satuan atau tak berdimensi
Hubungan Tegangan dan Regangan menghasilkan Modulus elastisitas E atau Modulus Young Y Elastisitas =tegangan /regangan E = σ/ ε
Januari 2010
Fisika teknik
Elastisitas bahan konstruksi
Fadly Fauzie Firdausi _____________ _____________ 20090110034 __Teknik __Teknik Sipil A _______________________________ A _______________________________
Nilai tangens α tersebut disebut Modulus Young atau Modulus Elastisitas atau Modulus Elastik, Elastik, yang biasanya disimbolkan dengan huruf E huruf E.
Daerah elastic berupa garis linear titik awal sampai pada titik batas elastic(yield point) Terjadi deformasi sementara Daerah plastis berupa garis lengkung dari titik batas elastic sampai sebelum titik patah Terjadi deformasi permanen. permanen. Apabila terus diberikan gaya maka akan terjadi tegangan maksimum(ultimate maksimum(ultimate tensile strength) dan akhirnya patah(fatigue). patah(fatigue).
Macam deformasi : Deformasi disebabkan tarikan(2 gaya menjauhi kedua ujung benda), hasilnya terjadi perubahan bentuk panjang, panjang, dipengaruhi modulus Young “Y” Y = F Lo AΔL Deformasi disebabkan tekanan ( 2 gaya mendekati kedua ujung benda), hasilnya terjadi perubahan bentuk volume, volume, dipengaruhi oleh modulus Bulk B = V oΔP ΔV Deformasi disebabkan tegangan geser ( 2 gaya berlawanan arah, melintasi sisi yang berlawanan), berlawanan), hasilnya perubahan bentuk miring, miring, dipengaruhi oleh modulus geser S = F Lo = F AΔL A Angka Poisson adalah perbandingan dari pengurangan panjang(regangan) secara tegak lurus arah pembebanan terhadap regangan memanjang. ν=- εy / ε x ==- εz / ε x (minus karena mampatan)
Januari 2010
Fisika teknik
Elastisitas bahan konstruksi
Fadly Fauzie Firdausi _____________ _____________ 20090110034 __Teknik __Teknik Sipil A _______________________________ A _______________________________
Bahan- Bahan Konstruksi Karet Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 0,1 GPa Nisbah Poisson : μ = 0,5
Kayu Kayu yang berat jenisnya tinggi mempunyai modulus elastisitas dan kekuatan yang tinggi. Sebagai contoh kayu jenis pinus memiliki modulus elastisitas 45x109 Pa. Kayu bersifat anistropis dengan kekuatan yang berbeda pada berbagai arah. Tinjauan kekuatan meliputi arah aksial(arah sejajar serat), arah radial, dan arah tangensial(arah garis singgung). Kekuatan arah tangensial dan aksial tidak terlalu terlalu berbeda besar . Sifat mekanis kayu ditinjau arah sejajar serat(aksial) dan arah tegak lurus serat ( arah tangensial dan radial). Sifat
Kelas kuat
mekanika
I
II
III
IV
V
Berat Jenis
>0,9
0,9-0,6
0,6-0,4
0,4-0,3
<0,3
Modulus
>12,5
10-12,5
8-10
6-8
<6
>110
110-72,5
72,5-50
50-36
<36
>65
65-42,5
42,5-30
30-21,5
<21,5
Tarik//serat
15
10
7,5
5
-
Tekan//serat
13
8,5
6
4,5
-
Tekan tegak
4
2,5
1,5
1
-
kayu
Elastisitas (GPa) Kuat lentur mutlak (Mpa) Kuat tekan mutlak (MPa)
lurus serat Tegangan izin (MPa)
Januari 2010
Fisika teknik
Elastisitas bahan konstruksi
Fadly Fauzie Firdausi _____________ _____________ 20090110034 __Teknik __Teknik Sipil A _______________________________ A _______________________________
Plastik Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 1-5 GPa
Batu Bata Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= ?
Beton Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 24 GPa Nisbah Poisson : μ = 0,15
Batu alam Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 41 Gpa Nisbah Poisson : μ = o,1
Granit Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 45 GPa
Kaca Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 70-80 GPa Nisbah Poisson : μ = 0,24
Marmer Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 50 GPa
Alumunium Sifat elastic :
Januari 2010
Fisika teknik
Elastisitas bahan konstruksi
Fadly Fauzie Firdausi _____________ _____________ 20090110034 __Teknik __Teknik Sipil A _______________________________ A _______________________________
Modulus elastisitas : E= 70 GPa Modulus geser : S = 25 GPa Yield point : Y = 35-550 Mpa Nisbah Poisson : μ = 0,31-0,34
Tembaga Sifat elastic : Modulus elastisitas : E = 100-150GPa Modulus geser : S = 35 GPa Yield point : Y = 76-1100 MPa Nisbah Poisson : μ =0,33-0,35 = 0,33-0,35
Besi Sifat elastic : Modulus elastisitas : E= 100 GPa Modulus geser : S = 40 GPa
Baja maka berarti mutu bajanya semakin kuat atau tegangan lelehnya semakin besar, tetapi peregangannya semakin kecil, ini berarti semakin tinggi mutu baja sifatnya semakin getas(mudah patah). Sifat-sifat mekanis lainnya yang perlu diketahui adalah sebagai berikut: Modulus Elastis : E = 200.000 MPa Modulus Geser : S = 8 0.000 MPa Yield point : Y = 205-1725 MPa Nisbah Poisson : μ = 0,30 o Koefisien Koefisien pemuaian : α = 12 x 106 / C Keuntungan : Mempunyai ketahanan terhadap tarik yang tinggi Disamping mempunyai ketahanan ketahanan gaya tarik, juga tahan terhadap gaya desak Berat Struktur secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan beton Pondasi bangunan lebih ringan Dimensi lebih ramping Mudah didaur ulang
Januari 2010
Fisika teknik
Elastisitas bahan konstruksi
Fadly Fauzie Firdausi _____________ _____________ 20090110034 __Teknik __Teknik Sipil A _______________________________ A _______________________________
Kerugian: Mudah karatan Membutuhkan Membutuhkan biaya perawatan yang mahan dan menerus selama umur struktur Tidak tahan terhadap panas tinggi (kebakaran) Bentuk tampang terbatas (sesuai pabrik) Penyambungan membutuhkan alat sambung dan peralatan serta tenaga khusus.
Januari 2010