ii
i
ii
25
ETIKA KARYA ILMIAH
Makalah Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia
`Dosen: Ary Fatmawati, M.Pd
Disusun Oleh:
Yefananda Purnomo Putra (1113082000089)
Laras Kusuma (11140820000038)
Reka Faradilla (11140820000052)
Isyarah Fadilah (11140820000088)
Pratiwi Hayuningtyas Hartono (11140820000095)
Halimatu Sa'diyah (11140820000106)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad S.A.W karena berkat rahmat dan hidayatnya kita selalu berada dalam lindungannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas presentasi kelompok kami dalam mata kuliah Bahasa Indonesia dengan materi "Ejaan dalam Bahasa Indonesia". Penyusun juga meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Penyusun mengharapkan kritik dan sarannya demi penyempurnaan makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.
Ciputat, 9 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................ii
BAB 1 (PENDAHULUAN) ..........................................................................1
Latar Belakang ..............................................................................1
Rumusan Masalah ..........................................................................1
Tujuan Penelitian ..........................................................................2
BAB 2 (ISI) ..............................................................................................3
Pengertian Etika Karya Ilmiah .........................................................3
Tujuan Etika Karya Ilmiah ..............................................................4
Fungsi Etika Karya Ilmiah ...............................................................4
Etika Penulitan Karua Ilmiah ..........................................................4
Pelanggaran Etika Publikasi Karya Ilmiah .......................................10
BAB 3 (PENUTUP) ...................................................................................25
Kesimpulan ...................................................................................25
Saran.. .............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Ada banyak jenis karya ilmiah, diantaranya yaitu makalah, tesis, laporan penelitian dan lain-lain. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku. Seringkali kita jumpai penulis suatu karya ilmiah yang dalam penulisannya tidak memperhatikan etika dalam karya ilmiah, yaitu meniru atau mengambil hasil karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Padahal kita tahu, bahwa seorang penulis selain harus dapat menyajikan karya ilmiahnya dengan metodologi yang baik dan benar, penulis juga dituntut supaya dapat mematuhi etika karya ilmiah tersebut. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan seorang penulis dalam melakukan tindakan penjiplakan (plagiarism). Oleh karena itulah, tim pemakalah akan membahas materi mengenai etika karya ilmiah yang sejatinya harus dimiliki oleh setiap penulis.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan etika karya ilmiah?
Apa tujuan etika karya ilmiah?
Apa fungsi etika karya ilmiah?
Bagaimana etika penulisan karya ilmiah?
Apa saja pelanggaran dalam etika publikasi karya ilmiah?
Tujuan Penulisan
Menjelaskan pengertian etika karya ilmiah.
Menjelaskan tujuan etika penulisan karya ilmiah.
Menjelaskan fungsi etika peneliti.
Menjelaskan bagaimana etika penulisan karya ilmiah.
Menjelaskan pelanggaran etika publikasi karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Etika Karya Ilmiah
Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos, yang merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika juga berkaitan dengan ahlak (moral): yang baik dan yang buruk. Nilai dan norma bersumber dari agama yang mengatur perilaku manuasia yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Kode etik merupakan seperangakat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Sedangkan karya ilmiah atau tulisan ilmiah merupakan karya seorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakain bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai rujukan dapat didentik dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindakan kecurangan yang lazim disebut dengan plagiat. Plagiat merupakan tindakan kecurangan yang yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran sendiri. Oleh sebab itu, penulis skiripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skiripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain.
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dan menjelaskan apakah bahantersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi atau dikembangkan. Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencamtuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk nama samaran.
Tujuan Etika Karya Ilmiah
Tujuan dari etika karya ilmiah antara lain:
Menjamin akurasi temuan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Untuk melindungi haki peneliti.
Untuk melindungi objek peneliti dari pemalsuan dan kerusakan.
Menjaga reputasi ilmuwan.
Menegakkan etika moral dalam berperilaku.
Fungsi Etika Karya Ilmiah
Etika karya ilmiah memiliki fungsi antara lain:
Sebagai bagian sistem iptek yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan.
Memelihara hati nurani diri peneliti dengan berpegang pada moralitas peneliti.
Mengawal penghormatan pada nilai-nilai etika dalam penelitian.
Membangun iklim penelitian yang sehat, kuat dan bermartabat.
Etika Penulisan Karya Ilmiah
Etika penulisan adalah hal yang lebih dari pada masalah teknis penulisan itu sendiri. Ia sudah bicara tentang apa yang seharusnya dilakukan dan yang tidak. Seseorang secara teknis, boleh telah menulis dengan cara yang benar, namun tetap ada resiko melanggar etika penulisan ilmiah. Etika lebih menyentuh hati daripada nalar pikiran.
Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Dalam melakukan penelitian atau penulisan karya ilmiah, kejujuran sangat dibutuhkan mengenai bagaimana peneliti mengumpulkan data, melaksanakan metode dan prosedur penelitian, mengumpulkan sumber atau referensi data berupa bahan pustaka, serta bagaimana peneliti mempublikasikan hasilnya.
Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Apabila terdapat kekurangan atau kegagalan dalam melaksanakan metode penelitian, peneliti harus mengakui secara jujur akan hal tersebut. Dengan di akuinya kekurangan oleh peneliti, akan dapat diberikan saran atau kritik yang membangun bagi peneliti atau penelitian-penelitian berikutnya.
Dalam melakukan penelitian, antara peneliti satu dengan peneliti lainnya memiliki tugas atau pekerjaan yang berbeda-beda. Maka dari itu, jangan mengakui atau merebut pekerjaan rekan peneliti lain sebagai pekerjaan anda. Karena hal ini dapat membuat rekan peneliti lain merasa terganggu atas klaim anda.
Objektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan dengan cara:
Rancangan percobaan
Sebelum melakukan percobaan atau penelitian, membuat rancangan percobaan dapat membantu atau memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Selain itu rancangan juga dapat meminimalkan tingkat kesalahan dalam penelitian, karena segala sesuatu yang sebelumnya sudah dirancang akan mudah diaplikasikan dan sedikit terhindar dari kesalahan.
Analisis dan interpretasi data
Penilaian ahli/rekan peneliti
Dalam sebuah penelitian yang sedang dilakukan ataupun sudah selesai dilakukan apabila mendapat penilaian dari ahli penelitian atau rekan peneliti lain akan dapat meminimalisasikan tingkat kesalahan pada penelitian tersebut. Penilaian yang diberikan biasanya dapat berupa pujian atau kritikan maupun saran. Saran atau kritikan tersebut yang dapat membangun sebuah penelitian agar dapat menjadi penelitian yang menghasilkan bukti atau data yang relevan.
Keputusan pribadi
Pengaruh pemberi dana/sponsor
Dana merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi berlangsungnya sebuah penelitian. Besar atau kecilnya dana yang tersedia sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Apabila dana yang diberikan oleh sponsor cukup besar maka dana tersebut akan lebih memberikan banyak manfaat bagi peneliti. Peneliti yang baik dan profesional akan menggunakan dana penelitian hanya untuk keperluan penelitain, maka dari itu dana yang tersedia cukup besar apabila digunakan dengan baik, peneliti dapat melakukan penelitian yang berhasil.
Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian. Dalam melakukan penelitian tentu saja pihak peneliti akan melakukan janji atau perjanjian dengan pihak lain, yang mana perjanjian ini berhubungan dengan proses penelitian baik dalam pengumpulan data maupun metode dan prosedur penelitian. Ketika peneliti melakukan perjanjian dengan pihak lain, maka peneliti harus menepati janji tersebut. Apabila perjanjian yang telah dibuat diingkari oleh peneliti maka akan merusak integritas peneliti itu sendiri.
Lakukan penelitian dengan tulus. Penelitian yang dilakukan dengan tulus atau dengan kata lain sesuai keinginan atau hati nurani peneliti , maka penelitian akan berjalan secara efektif dan efisien.
Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan. Penelitian merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan pikiran dan perbuatan secara konsisten atau tidak berubah-ubah. Fikiran peneliti yang berubah – ubah akan mengakibatkan penelitian tidak berjalan secara efektif dan efisien, dan hal tersebut juga dapat menyebabkan hasil penelitian yang tidak relevan.
Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian. Ketelitian dalam sebuah penelitian merupakan point yang sangat penting. Ketelitian ini muncul karena adanya rasa kepedulian dari peneliti. Bentuk dari ketelitian ini bisa dilakukan dari hal – hal yang sangat mudah dan simple. Contoh mencatat pekerjaan yang akan dilakukan tiap peneliti. Misalnya kapan dan di mana pengumpulan data dilakukan. Selain itu, catat alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.
Keterbukaan
Dalam membuat suatu karya ilmiah, seorang peneliti harus bisa mempertanggungjawabkan penelitian yang kita lakukan dengan cara menginterpretasikan hasil dari penelitian tersebut ke dalam bentuk laporan. Hasil dari penelitian yang telah dibuat ini nantinya diharapkan akan berguna bagi para pembaca dan menjadi salah satu sumber acuan peneliti-peneliti lainnya dalam melakukan penelitian selanjutnya. Untuk itu, dalam menuliskan hasil laporan penelitiannya, seorang peneliti harus terbuka dalam berbagi data, hasil, ide, alat dan juga sumber daya penelitian terhadap para pembaca. Selain itu, peneliti juga harus terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru yang disampaikan oleh para pembaca meskipun pada akhirnya masukan tersebut tidak diterima karena adanya perbedaan pendapat.
Penghargaan terhadap HAKI
Penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah teori-teori yang ada sesuai dengan kenyataannya atau tidak. Jika hasil dari penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada, maka dapat terjadi munculnya teori yang baru. Untuk dapat membuktikan apakah teori-teori yang ada sesuai dengan prakteknya, peneliti tentu membutuhkan referensi dari berbagai pihak sebagai lanadan teori yang ingin digunakan dalam menunjang proses penelitiannya. Referensi-referensi yang digunakan oleh peneliti harus dituliskan secara jelas sumbernya dalam laporan penelitian. Para peneliti harus memperhatikan paten, copyrights dan bentuk hak-hak intelektual lainnya. Tidak boleh menggunakan data, metode atau hasil yang belum dipublikasi tanpa izin penelitinya. Jika peneliti tidak memperhatikan hak kekayaan intelektual dalam melakukan penelitiannya, maka hasil penelitian tersebut dapat tergolong ke dalam plagiasi. Oleh sebab itu, peneliti harus menuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi pada penelitiannya.
Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Sebuah penelitian pastinya memuat atau menyajikan berbagai data sebagai pendukung dari hasil penelitiannya. Namun, jika data tersebut menyangkut data pribadi, kriminal dan lain sebagainya yang dianggap sebagai rahasia oleh responden, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan tersebut. Contohnya peneliti melakukan suatu studi kasus pada suatu perusahaan dimana data yang diberikan oleh perusahaan merupakan data rahasia perusahaan, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan tersebut misal dengan tidak menyebutkan nama perusahaan atau menggantinya dengan nama samaran.
Publikasi yang Terpercaya
Dalam mempublikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya peneliti menghindari publikasi penelitian yang sama secara berulang-ulang ke berbagai media (jurnal, seminar).
Pembinaan yang Konstruktif
Dalam sebuah penelitian tidak menutup kemungkinan seorang peneliti mempunyai seorang pembimbing. Peran seorang pembimbing dalam penelitian adalah memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa ataupun peneliti pemula yang masih membutuhkan pembimbing. Seorang pembimbing yang baik tidak memaksakan pendapat ataupun ide yang dia miliki kepada peneliti. Perkenankan peneliti untuk mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.
Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja
Jika dalam penelitian, peneliti mempunyai tim, maka etika yang harus dilakukan adalah menghargai dan memperlakukan rekan penelitian dengan semestinya dan layak. Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota dalam tim. Peneliti dengan konstribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama, sedangkan yang lain menjadi penulis kedua dan selanjutnya.
Tanggung Jawab Sosial
Upayakan penelitian yang disusun berguna demi kemaslahatan masyarakat, meningkatkan taraf hidup, memudahkan serta membuat aktivitas kehidupan menjadi lebih efisien dan efektif, meringankan beban hidup, serta bertanggung jawab mendampingi masyarakat dalam mengaplikasikan hasil penelitian.
Tidak Melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan pada rekan kerja atau mahasiswa karena jenis kelamin, ras, suku dan faktor-faktor lain yang tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
Kompetensi
Setiap peneliti mengharapkan hasil penelitian berupa karya ilmiah yang baik, andal, dapat diterima dan bermanfaat bagi khalayak umum. Kompetensi dan keahlian diperlukan untuk menghasilkan karya ilmiah yang semakin baik kedepannya. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Semakin sering seseorang melakukan pembelajaran dan penelitian, maka hasil penelitiannya akan semakin baik di kemudian hari. Hal ini dikarenakan pengalaman dan pengetahuan yang bertambah ikut andil dalam pengembangan cara berpikir serta teknik peneliti. Peningkatan kompetensi juga dapat dilakukan dengan pembelajaran seumur hidup yang terus dilakukan secara bertahap hingga mahir dalam melakukan penelitian.
Legalitas
Peneliti haruslah memahami dan mematuhi segala peraturan institusional dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan penelitian agar tidak merugikan banyak pihak, baik diri sendiri maupun orang lain. Aturan legalitas ini, biasanya terkait dengan hak cipta. Peneliti diharuskan untuk selalu meminta izin sebelum mengambil data/bahan penelitian baik secara langsung ataupun dengan menyebutkan nama/sumber penelitian dalam hasil karya ilmiahnya. Pemerintah telah mengatur secara tegas mengenai aspek legalitas ini dalam undang-undang, terdapat sanksi yang pasti dalam setiap pelanggaran etika penulisan karya ilmiah mulai dari pencabutan karya ilmiah hingga hukuman denda dan kurungan.
Pelanggaran Etika Publikasi Karya Ilmiah
Research Fraud: Fabrikasi dan Falsifikasi Data
Salah satu dari berbagai pelanggaran etika termasuk kecurangan yang sering terjadi dalam penelitian (Scientific misconduct) adalah fabrikasi dan falsifikasi. Tindakan fabrikasi dan falsifikasi merupakan jenis kesalahan karena unsur kesengajaan. Kedua kegiatan ini juga termasuk ke dalam jenis pelanggaran etika terhadap isi dikarenakan pelanggaran etika dan kecurangan yang dilakukan terkait dengan data penelitian.
Menurut Sudigdo Sastroasmoro dalam editorial yang berjudul beberapa catatan tentang plagiarisme menjelaskan bahwa fabrikasi (fabrication) merupakan tindakan yang membuat data fiksi menjadi seolah-olah ada. Hal ini berarti tidakan fabrikasi membuat hasil penelitian menjadi tidak valid karena sampel yang tidak benar. Menciptakan data sendiri demi kebutuhan bahan penelitian yang jelas jelas tidak diperobehkan.
Ada kalanya data penelitian yang peneliti dapatkan cenderung tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu, keinginan memanipulasi agar data sesuai dengan kehendak penelitipun bermunculan. Salah satunya yang disebut dengan falsifikasi data. Falsifikasi (falsification) merupakan tindakan merubah data, menjadikan data agar seperti yang diinginkan oleh penulis. Dengan kata lain dapat diartikan dengan memanipulasi data yang diperoleh. Data yang digunakan dalam suatu penelitian hendaklah merupakan data yang valid dan jujur agar hasil penelitian dapat menggambarkan yang sebenarnya. Jika data yang diguanakan merupkan data manipulasi, maka hasil penelitian yang didapatkan akan salah, menyesatkan dan menyimpang dari kenyataan.
Memanfaatkan Data/Informasi Bukan dari Sumber Asal
Data menjadi hal penting dan tidak terlewatkan di dalam suatu penelitian. Data dalam penelitian sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari sumbernya. Sebagai contoh adalah data yang didapat secara langsung melalui kuisioner, hasil observasi maupun wawancara. Cara mendapatkan data primer, peneliti berinteraksi langsung dengan objek penelitian. Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung, yaitu melalui perantara berupa media, seperti mengakses data dokumen melalui internet, mendapatkan data melalui laporan keuangan dan lainnya.
Kecurangan atau pelanggaran etika terhadap penelitian terkait dengan data sekunder adalah memanfaatkan data/informasi bukan dari sumber asalnya. Memanfaatkan data.informasi bukan dari sumber asalnya yang dimaksud secara negatif adalah dengan tidak mencantumkan sumber inormasi kedua dalam rantai data dari sumber data yang diambil oleh peneliti. Dengan kata lain, peneliti hanya mengambil data penelitian yang teliti orang lain melalui penelitian orang lain dengan tidak mencantumkan sumber.
Salami Slicing
Salami Slicing merupakan salah satu dari tindak pelanggaran publikasi karya ilmiah, hal tersebut dapat terjadi apabila terdapat sebuah studi yang berskala besar namun studi tersebut dibagi menjadi dua publikasi yang terpisah. Hal tersebut dapat menimbulkan kepercayaan kepada pembaca bahwa sampel yang digunakan pada dua publikasi tersebut merupakan sampel yang berbeda padahal hal tersebut tidaklah benar. Adapun hal lain yang menyangkut permasalahan salami slicing ini adalah data augmentation, pada data augmentation dapat terjadi apabila seorang penulis melakukan penulisan karya ilmiah lalu karya tersebut dipublikasikan namun selanjutnya penulis terus memperdalam penelitian karya ilmiah tersebut dengan hanya menambahkan atau memperdalam data-data terkait lalu mengklaim penelitian tersebut sebagai penelitian baru. Salami slicing dan data augmentation keduanya berpotensi menimbulkan pelanggaran hak cipta karena data atau teks yang tampil dilebih dari satu copywrited publication.
Pelanggaran Hak Kepenulisan, Kepemilikan dan Ucapan Terimakasih
Pelanggaran hak kepenulisan sering terjadi ketika seorang penulis hanya berfokus untuk menyusun karya ilmiahnya tanpa memerhatikan untuk mencantumkan sumber atau data yang ia peroleh untuk dapat menyusun karyanya tersebut. Tentu saja tindakan ini akan berakibat fatal kepada penulis terlebih apabila seorang penulis tersebut telah berkecimpung dalam dunia pendidikan dan telah memiliki nama besar. Untuk itu perlu adanya sikap mawas diri dalam penyusunan suatu karya ilmiah, adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut salah satunya adalah dengan membuat kutipan langsung atas sebuah pernyataan milik orang lain. Selain mengenai pencantuman, dalam karya ilmiah seorang penulis juga harus memerhatikan mengenai ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak dalam proses penulisan karya ilmiah, hal ini dianggap penting sebagai salah satu etika karena sebuah karya ilmiah yang akan dipublikasikan merupakan sesuatu yang prestisius dan akan membawa dampak terhadap citra diri penulis maupun nama baik dari suatu lembaga organisasi yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah.
Publikasi Ganda
Publikasi ganda merupakan praktik kecurangan dalam etika karya ilmiah dimana hal tersebut terjadi ketika seorang penulis karya ilmiah mengirimkan data yang sama ke lebih dari satu penerbit tanpa adanya pemberitahuan kepada penerbit sebelumnya. Adapun pelanggaran lainnya yang terkait publikasi ganda adalah redundant publication, redundant publication timbul apabila penulis menerbitkan karya ilmiah dengan data yang sama dengan penelitian sebelumnya namun penulis hanya mengganti beberapa teks dalam penulisan karya ilmiah tersebut seperti adanya perbedaan kalimat dalam bab pendahuluan. Contoh lainnya terkait hal ini pun terjadi di lingkungan universitas, yakni seorang mahasiswa yang mengajukan sebuah penelitian karya ilmiah untuk mata kuliah tertentu namun penelitian tersebut sebenarnya sudah diajukan untuk mata kuliah lain, kasus seperti ini pun sudah banyak terjadi dan memiliki respon yang berbeda-beda terkait peraturan universitas yang berlaku.
Konflik Kepentingan
Dalam melakukan penulisan karya ilmiah, seorang penulis tidak boleh melibatkan konflik kepentingan golongan tertentu maupun pribadi penulis dalam melihat permasalahan serta mencari solusi atas isu yang terdapat dalam penulisan. Hal ini disebabkan karena dalam penulisan karya ilmiah seorang penulis dituntut untuk adil serta bijaksana dalam mencari solusi terkait permasalahan yang diangkat. Selain karena itu, penulis dalam karya ilmiah dituntut objektif karena hasil karya tersebut akan dipublikasikan ke masyarakat sehingga akan membentuk opini publik terkait isu yang diangkat yang tentu saja hal ini akan berhubungan dengan kepercayaan masyarakat terhadap dunia ilmiah serta stabilisasi kondisi masyarakat.
Plagiarisme
Definisi Plagiarisme
Plagiarisme adalah tindakan menyalin sebagian atau seluruh hasil karya orang lain baik secara sengaja maupun tidak sengaja tanpa mencantumkan sumber yang didapat untuk penulisan karya tersebut, sehingga seakan-akan karya tersebut merupakan murni dari hasil penelitian diri sendiri.
Jenis Plagiarisme
Jenis Plagiarisme Berdasarkan Aspek yang Dicuri
Plagiarisme Ide: Mengambil ide yang sudah ada tanpa menyebut sumber dengan jelas.
Plagiarisme isi (data penelitian): Mengambil data penelitian orang lain.
Plagiarisme kata, kalimat, paragraph.
Plagiarisme total
Klasifikasi Berdasarkan Sengaja atau Tidaknya Plagiarisme
Plagiarisme yang disengaja
Plagiarisme yang Tidak Disengaja: Menggunakan ide, kata, frase, kalimat, atau paragraf orang lain tanpa menyebut sumber, baik disengaja atau pun tidak disengaja karena ketidaktahuan.
Klafisikasi Berdasarkan Proporsi atau Persentasi Kata, Kalimat, Paragraf yang Dibajak
Plagiarisme ringan : <30 %
Plagiarisme sedang : 30-70%
Plagiarisme berat atau total : >70%
Berdasarkan pada Pola Plagiarisme
Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing): Mengambil sebagian kecil (kalimat) dapat satu paragraf, atau bahkan seluruh makalah tanpa digubah menurut aturan penulisan dan tidak menyebutkan sumber.
Plagiarisme mosaik: Menyalin dengan menyisipkan kata, frase atau kalimat dari penulis lain lalu menyambungkannya secara acak.
Self-Plagiarism
Autoplagiarism atau self-plagiarism (vide infra) yaitu memakai karya sendiri secara identik tanpa melampirkan sumber karya aslinya.Jadi, apabila kita membuat suatu karya tulis ilmiah lalu diterbitkan, maka tulisan tersebut merupakan gagasan milik si penulis (kita). Ketika kita berkesempatan membuat karya ilmiah yang sama dengan struktur gagasan, kalimat-kalimat, kata per kata, yang tepat sama dengan yang sudah diterbitkan tanpa menyantumkan nama penulis ataupun penerbit terdahulu walaupun penulisnya kita sendiri maka tindakan tersebut merupakan plagiat atau self-plagiarism.
Lingkup dan Pelaku Plagiarisme
Berdasarkan Pasal 2 Nomor 17 Tahun 2010 dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia:
Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada (pasal 1, ayat 1):
Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai;
Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata- kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.
Yang dimaksud dengan sumber terdiri atas (pasal 1, ayat 2):
Orang perseorangan atau kelompok orang, masing-masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan, atau anonim penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalan bentuk tertulis baik cetak mapun elektronik.
Yang dimaksud dengan yang dibuat dapat berupa (pasal 1, ayat 3):
Komposisi musik:
Perangkat lunak komputer;
Fotografi;
Lukisan;
Sketsa;
Patung; atau
Karya dan/atau karya ilmiah sejenis yang tidak termasuk kategori angka a s.d f.
Yang dimaksud dengan diterbitkan dapat berupa (pasal 1, ayat 4):
Buku yang dicetak dan diedarkan oleh penerbit atau perguruan tinggi;
Artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah, atau surat kabar;
Kertas kerja atau makalah profesional dari organisasi tertentu;
Isi laman elektronik; atau
Hasil karya dan/atau karya ilmiah yang tidak termasuk pada angka a s.d e.
Yang dimaksud dengan dipresentasikan dapat berupa (pasal 1, ayat 5):
Presentasi di depan khalayak umum atau terbatas;
Presentasi melalui radio/televisi/video/cakram padat/ cakram video digital; atau
Bentuk atau cara lain sejenis yang tidak termasuk pada angka 1 dan 2.
Dimuat dalam bentuk tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa cetakan dan/atau elektronik
Pernyataan sumber memadai apabila dilakukan sesuai dengan tata cara pengacuan dan pengutipan dalam gaya selingkung setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni.
Berdasarkan Pasal 3 Nomor 17 Tahun 2010 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia:
Plagiator di perguruan tinggi adalah:
Satu atau lebih mahasiswa
Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan atau;
Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan bersama satu atau lebih mahasiswa.
Pencegahan Plagiarisme
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya plagiarisme pada karya tulis, antara lain sebagai berikut.
Kejujuran pada diri seorang penulis. Kejujuran merupakan dasar untuk menegakkan kebenaran, termasuk menegakkan dan membangun kebenaran ilmiah sangat diperlukan kejujuran. Kejujuran merupakan nilai nurani (lubuk hati yang paling dalam) yang hakekatnya tidak bisa dibuat-buat, tetapi bisa ditempa melalui pendidikan moral atau mental, kemudian diperkaya dengan ilmu pengetahuan. Suatu kejujuran yang hakiki hanya diketahui secara pasti oleh diri sendiri dan oleh Allah, sedangkan orang lain hanya bisa mengetahui ekspresi dari kejujurannya itu. Hanya diri sendiri dan Allah yang benar-benar tahu bahwa materi yang dikemukakan dalam bentuk kalimat ataupun data pada karya tulisnya itu asli milik dirinya atau bersumber dari karya tulis orang lain. Kadang-kadang seorang penulis ingin mengemukakan kalimat (konsep, teori, ataupun pernyataan) serta data (baik gambar maupun angka) yang bersumber dari tulisan orang lain, namun tidak tahu cara merujuk sumber secara benar. Di sinilah diperlukan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tata tulis; membuat kalimat yang benar, mengutip kalimat baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, mengutip gambar dan/atau angka, dan lain sebagainya.
Pengakuan terhadap karya orang lain. Pengakuan terhadap karya orang lain yang dijadikan bahan pustaka merupakan salah satu tindakan jujur seorang penulis karena hal ini merupakan salah satu faktor yang memengaruhi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengakuan terhadap karya orang lain dapat terekspresikan pada cara pengutipan kalimat dan data yang dituangkan dalam isi tulisan, cara penulisan daftar pustaka, dan pada kata pengantar maupun sanwacana.
Meningkatkan peran pendidik dalam mencegah plagiarisme. Pendidik dalam segala tingkatan institusi pendidikan memiliki kewajiban membimbing anak didiknya dalam segala aspek pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulumnya. Seorang pendidik yang diberi tugas pimpinan untuk membimbing anak didiknya dalam penulisan karya tulis ilmiah atau skripsi harus menjalankan peranannya secara baik dan penuh tanggungjawab. Peranan seorang pembimbing sangat banyak, antara lain:
Memberi ide penelitian atau karya tulis ilmiah ketika siswa yang dibimbingnya tidak mempunyai ide yang sesuai dengan bidangnya,
Memberikan arahan tentang garis besar atau kerangka isi karya tulis ilmiah yang akan dibuat,
Membimbing tata cara penulisan dan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
Membimbing cara pengolahan dan penyajian data yang akan dituliskan dalam karya tulis ilmiahnya,
Memberikan arahan tentang interpretasi serta pembahasan data yang telah diperoleh,
Membaca secara teliti semua yang dituliskan bimbingannya dalam karya tulis ilmiah,
Memberikan masukkan atau koreksi terhadap segala kekurangan yang dijumpai pada karya tulis bimbingannya mencakup kaidah penulisan kalimat, cara merujuk suatu sumber pustaka, dan kaidah keilmuan,
Memberikan teladan atau contoh yang baik dan benar berkaitan dengan pembuatan karya tulis ilmiah.
Jika peran pendidik dijalankan dengan baik, maka plagiarisme dapat berkurang. Hal ini secara langsung dapat mendorong terciptanya kejujuran ilmiah untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Pendidik harus menjadi teladan atau contoh yang baik dan benar, jangan sampai pendidik sendiri yang justru menjadi plagiator (orang yang melakukan plagiarisme). Masalah seperti ini sangat mungkin terjadi karena menyangkut moral individu seseorang. Misalnya, pembimbing skripsi yang menulis karya tulis ilmiah persis isinya dengan isi sebuah skripsi mahasiswa bimbingannya mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan tanpa mecantumkan nama penulis skripsi dalam jurnal ilmiah (publikasi resmi). Ada ketentuan bagaimana cara merujuk data dari sebuah skripsi atau beberapa buah skripsi bimbingannya untuk ditulis kembali menjadi sebuah tulisan. Pendidik harus lebih mengetahui tentang ketentuan yang dimaksud agar mahasiswa bimbingannya bisa terdidik dengan lebih baik lagi.
Meningkatkan peran pemeriksa karya tulis ilmiah dalam mencegah plagiarisme. Pemeriksa karya tulis ilmiah bertugas untuk memeriksa kelayakan karya tulis dalam berbagai aspek, misalnya: kelayakan bidang ilmu (baik relevansi bidang ilmu maupun mutu isinya), kelayakan format, dan kebahasaan termasuk kaidah pengutipan yang benar. Pemeriksa karya tulis ilmiah harus benar-benar memeriksa/membaca karya tulis ilmiah yang ditugasi kepadanya, baik karya tulis ilmiah untuk kenaikan pangkat para guru, para dosen, para peneliti, maupun untuk dipublikasi. Pemeriksaan yang dilakukan secara cermat namun tidak bermaksud menghambat karir seseorang sangat efektif dalam mencegah terjadinya plagiarisme pada karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, keteladanan juga sangat diperlukan terutama bagi para pemeriksa karya tulis ilmiah agar plagiarisme tidak terjadi pada paper, kertas kerja, makalah seminar (proseding seminar), makalah workshop, ataupun pada makalah jurnal/buletin.
Menyebarkan informasi hasil penelitian dan karya tulis lainnya melalui publikasi dalam jurnal ataupun buletin ilmiah. Publikasi tersebut dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi perkembangan IPTEKS melalui karya tulis ilmiah agar memperkaya kasanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat, agar bisa dijadikan bahan pustaka bagi para peneliti dan akademisi, agar bisa dilakukan kajian/penelitian lebih lanjut oleh ilmuwan yang memiliki minat bidang ilmu yang sama. Jika para pembaca mengerti maksud dan tujuan publikasi karya tulis ilmiah serta memanfaatkannya dengan benar sesuai dengan maksud dan tujuan tadi, maka plagiarisme dapat ditekan. Keteladanan para penulis kelas kaliber justru sangat diperlukan agar plagiarisme tidak terjadi pada karya tulis ilmiah yang dipublikasi dalam jurnal/buletin.
Penanggulangan Plagiarisme
Berdasarkan Pasal 10 Nomor 17 Tahun 2010 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia:
Mahasiswa
Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa. Ketua jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya ilmiahMahasiswa dengan karya dan /atau karya ilmiah yang diduga merupakan Sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa.
Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga dilakukan oleh mahasiswa.
Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan pembelaan dihadapan ketua jurusan/departemen/bagian.
Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi plagiat,maka ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa sebagai plagiator
Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian,ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada mahasiswa yang diduga melakukan plagiat
Dosen/Penelilti/Tenaga kependidikan
Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan pimpinan perguruan tinggi membuat persandingan antara karya ilmiah dosen/peneliti/tenaga kependidikan dengan karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
Pemimpin/pimpinan perguruan tinggi meminta senat akademik untuk memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
Sebelum senat akademik memberikan pertimbangan, senat meminta komisi etik dari senat akademik untuk melakukan telaah tentang 1. Kebenaran plagiat 2. Proporsi karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiah plagiator, yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
Senat akademik menyelenggarakan sidang dengan membahas hasil telaah komisi etik dan mendengarkan pertimbangan para anggota senat, serta merumuskan pertimbangan yang akan disampaikan kepada pemimpin/pimpinan perguruan tinggi.
Dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat, diberi kesempatan melakukan pembelaan dihadapan sidang senat akademik.
Apabila berdasarkan persandingan dan telaah telah terbukti terjadinya plagiat, maka senat akademik merekomendasikan sanksi untuk dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagai plagiator kepada pemimpin/pimpinan perguruan tinggi untuk dilaksanakan.
Apabila salah satu dari persandingan atau hasil telaah, ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat.
Sanksi Plagiarisme
Berdasarkan Pasal 12 Nomor 17 Tahun 2010 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia:
Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4) berurutan dari yang ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:
Teguran
Peringatan tertulis
Penundaan pemberian sebahagian hak mahasiswa
Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa
Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
Pemberhentian tdk dengan hormat
Pembatalan ijazah apabila mahasiwa telah lulus UU Sisdiknas : Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp200.000.000
No Pelaku Ketentuan yang Dilanggar Urutan Sanksi Tambahan Sanksi Lain Menurut Peraturan Per-UU-an:
Bagi mahasiswa sanksi berupa teguran/peringatan tertulis/ penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja. Sanksi berupa pembatalan nilai/pemberhentian dengan hormat/pemberhentian dengan tidak hormat/pembatalan ijazah kepada mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang.
Sanksi bagi dosen/ peneliti /tenaga kependidikan yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) berurutan dari yang ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:
Teguran
Peringatan tertulis
Penundaan pemberian hak
Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional
Pencabutan hak unit diusulkan sebagai profesor/jenjang utama bagi yang memenuhi syarat
Pemberhentian dengan hormat dari status dosen/peneliti /tendik
Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/ tendik
Pembatalan ijazah yg diperoleh. Apabila dosen/peneliti/tendik menyandang sebutan profesor/jenjang utama : Diberhentikan dari jabatan profesor/ jenjang utama. UU Sisdiknas : Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp200.000.000
No Pelaku Ketentuan yang Dilanggar Urutan Sanksi Tambahan Sanksi Lain Menurut Peraturan Per-UU-an Bagi Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan:
Sanksi berupa teguran/peringatan tertulis/penundaan pemberian hak, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja;
Sanksi berupa penurunan pangkat dan jabatan akademik/ fungsional/pencabutan hak untuk diusulkan ke guru besar/jenjang utama/pemberhentian dengan hormat/ pemberhentian dengan tidak hormat/pembatalan ijazah, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang;
Penjatuhan sanksi-sanksi tersebut di atas tidak menghapuskan sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemberhentian sebagai profesor/guru besar bagi dosen dilakukan oleh Mendiknas atas usul perguruan tinggi yang bersangkutan atau atas usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui Kopertis;
Pemberhentian dari jenjang jabatan fungsional utama untuk peneliti/tenaga kependidikan dengan mekanisme yang sama untuk diteruskan oleh Mendiknas kepada pejabat yang berwenang;
Mendiknas atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul pengangkatan kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan ke dalam jabatan semula apabila dosen/peneliti/tenaga kepend. dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/peneliti utama/jenjang utama.
Dalam hal pemimpin perguruan tinggi tidak menjatuhkan sanksi, Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada plagiator dan kepada pemimpin perguruan tinggi yang tidak menjatuhkan sanksi kepada plagitor;
Sanksi kepada pemimpin perguruan tinggi berupa: 1.teguran 2.peringatan tertulis 3.pernyataan pemerintah bahwa perguruan tinggi yang bersangkutan tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penjiplakan (plagiarism) merupakan kegiatan mengambil atau menjadikan ide-ide atau kata-kata orang lain menjadi milik sendiri tanpa menyebutkan sumbernya. Sedangkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya oran lain dan menjadikannya karya sendiri tanpa sepengatahuan atau izin sang pemiliknya.
Banyak sekali contoh dari tindakan penjiplakan, salah satunya yaitu menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap.
Banyak cara yang dapat kita lakukan dalam meghindari tindakan plagiarism, salah satunya yaitu dengan membiasakan diri untuk menulis setiap hari dengan mematuhi etika karya ilmiah.
Saran
Sebaiknya dalam membuat karya ilmiah yang bersumber dari tulisan sesorang jangan pernah lupa untuk mencantumkan sumber asal tulisan tersebut supaya penulis karya ilmiah tidak dikenakan sanksi pelanggaran atas etika karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung, Bahdin Nur, dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prena Media Group.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. 2010.
Gorby Situmorang, "Research Writing Skill and Plagiarisme", diakses dari http://cumilangit-binus.blogspot.co.id/2014/03/research-writing-skills-and-plagiarisme.html, pada tanggal 6 Mei 2017.
http://pusbangdik.unsri.ac.id/files/ACADEMICRECHARGING2015/ETIKA%20PENELITIAN%20DAN%20KI.pdf diakses pada tanggal 6 Mei 2017.
http://fkep.unand.ac.id/images/PENCEGAHAN_DAN_PENANGGULANGAN_Plagiat.pdf diakses pada tanggal 7 Mei 2017.
http://slideplayer.info/slide/2779648/ diakses pada tanggal 7 Mei 2017. (Presentasi berjudul: "ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Disampaikan Oleh: Jaka Sriyana
[email protected] Disampaikan pada "Workshop Penulisan Artikel Nasional, Sub Direktorat.)
http://staff.unila.ac.id/indriyanto/2012/01/17/cara-mencegah-plagiarisme/ diakses pada tanggal 7 Mei 2017.