BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Aerosol 1.1 Pengertian secara umum Aerosol merupakan istilah yang digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan tinggi. Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan, bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat. 1.2 Menurut FI III Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat dalam dengan menggunakan propelan yang cukup. 1.3 Menurut FI IV Aerosol farmasetik farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaiaan pemakaiaan topical pada kulit dan juga pemakaiaan pemakaiaan local pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru-paru ( aerosol inhalasi ) ukuran partikel untuk aerosol inhalasi harus lebih kecil dari 10 m, sering disebut juga “ inhaler dosis turukur “. Aerosol Busa Aerosol Busa adalah emulsi yang mengandung mengandung satu atau lebih zat aktif, surfaktan, cairan mengandung mengandung air atau tidak, dan propelan. Dalam literatur lain, aerosol adalah suatu sistem koloid lipofob (hidrofil), dimana fase eksternalnya berupa gas atau campuran gas dan fase internalnya berupa partikel zat cair yang terbagi sangat sangat halus atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran ukuran partikel partikel tersebut lebih kecil dari 50 m. jika partikel internal terdiri dari partikel zat cair, system koloid itu berupa awan atau embun. Jika partikel internal terdiri ndari partikel zat padat, system koloid itu berupa asap atau debu.
BAB II PEMBAHASAN
1. Evaluasi aerosol 1) Derajat semprotan Derajat semprot adalah angka yang menunjukkan jumlah bobot isi aerosol yang disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu dinyatakan dalam gram tiap detik. Caranya: Pilih tidak kurang dari 4 wadah Tekan actuator masing-masing wadah selama 2 sampai 3 detik 0 Timbang sesama masing-masing wadah, celupkan ke dalam penangas air pada suhu 25 sampai tekanan tetap Keluarkan wadah dari penangas air dan keringkan Tekan actuator masing-masing wadah selama 5,0 detik, lalu timbang masing-masing wadah Masukkan kembali ke dalam penangas air bersuhu tetap dan ulangi percobaan tiga kali untuk masing-masing wadah Hitung derajat semprotan rata-rata masing-masing wadah dalam gram per detik.
2) Pengujian kebocoran Caranya: Pillih 12 wadah, catat tanggal dan waktu (pembulatan sampai ½ jam) Timbang wadah satu persatu (pembulatan sampai mg), catat bobot sebagai W1 Biarkan wadah dalam posisi tegak selama tidak kurang dari 3 hari pada suhu kamar Timbang kembali wadah satu persatu, catat bobot sebagai W2 Hitung waktu perobaan dan catatwaktu sebagai T (dalam jam) Hitung derajat kebocoran (Dkb) masing-masing wadah dalam tiap tahun dengan rumus: Dkb =(W1-W2) x (365/T) x 24 Sediaan memenuhi syarat jika DKb rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dan jika tidak satupun bocor lebih dari 5% pertahun Jika satu wadah bocor lebih dari 5% pertahun, tetapkan DKb dengan menggunakan 24 wadah lainnya Sediaan memenuhi syarat jika dari 36 wadah, tidak lebih dari 2 wadah yang bocor lebih dari 5% pertahun dan tidak satupun wadah lebih dari 7% pertahun, dari bobot yang tertera pada etiket. 3) Pengujian tekanan Caranya: Pilih tidak kurang dari 4 wadah 0 Lepaskan tutup, celupkan dalam penangas air pada suhu tetap 25 C sampai tekanan tetap Keluarkan wadah dari penangas, kocok baik-baik Lepaskan akuator an keringkan Ukur tekanan dengan memasang alat ukur tekanan pada tangkai katup Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan.
BAB III PENUTUP
Aerosol merupakan istilah yang digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan tinggi. Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat. Evaluasi aerosol diantaranya dilakukkan dengan pemeriksaan derajat semprotan, pengujian kebocoran, dan pengujian tekanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 1995. Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 1979. http://kampusfarmasi.blogspot.co.id/2015/06/evaluasi-sediaan-aerosol.html