BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Evaluas Evaluasii adalah adalah fase akhir akhir dalam dalam proses proses keperaw keperawatan atan.. Dengan Dengan cara evaluas evaluasi, i, perawat perawat dapat dapat memberik memberikan an pendap pendapat at pada pada kuantita kuantitas s dan kualita kualitas s asuhan yang diberikan. Makalah ini akan memberikan gambaran evaluasi pada proses proses keperaw keperawatan atan.. Dalam Dalam proses proses keperaw keperawatan atan,, evaluas evaluasii adalah adalah fase yang yang berk berkai aita tan n deng dengan an dime dimens nsii mutu mutu kepe kepera rawa wata tan. n. Ini Ini menj menjaw awab ab pert pertan anya yaan an seperti :Apa hasil klien dapat dicapai? Jika tidak, mengapa tidak? Bagaimana cara cara prose proses s dieks dieksek ekus usi? i? Kejad Kejadian ian apa apa di dala dalam m lingk lingkung ungan an yang yang membe memberi ri pengar pengaruh uh posit positif if atau atau negat negativ ive e terha terhada dap p hasil hasil dan dan pros proses? es? Jawaba Jawaban n dari dari pertanyaan ini bergantung pada pertimbangan profesional yang didasarkan pada keterampilan persepsi, analisis, dan keterampilan mengingat pengetahuan. Sebagian besar referensi untuk fase ini melibatkan evaluasi proses dan hasil. hasil. Hany Hanya a sedik sedikit it tekan tekanan an yang yang diberi diberika kan n pada pada peran peran karak karakte teris ristik tik dan dan kejadi kejadian an di lingk lingkung ungan an yang yang dapat dapat mempe mempeng ngaru aruhi hi prose proses s dan hasil hasil.. Hasil Hasil,, karakter karakteristi istik k kesehat kesehatan, an, perilaku perilaku,, dan keadaan keadaan yang yang disebut disebut sebagai sebagai tujuantujuantujuan yang mengikuti proses diagnostik, merupakan focus dari usaha evaluasi perawat terhadap keefektifan perawatan. Tujuan tersebut dianggap sebagai hasil intervensi, intervensi, walaupun walaupun hubungan hubungan sebab-akibatny sebab-akibatnya a sulit untuk dipastikan dipastikan karena ketidaktepatan hasil prediksi.
1
1.2
RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi dari evaluasi keperawatan? 2. Apa tujuan dari evaluasi keperawatan? 3. Apa saja komponen-komponen pada evaluasi keperawatan? 4. Apa saja contoh dalam evaluasi keperawatan? 5. Bagaimana format dalam evaluasi keperawatan? 6. Bagaimana aplikasi atau penerapan pada evaluasi keperawatan?
1.3
TUJUAN 1.
Agar dapat menetapkan evaluasi
2.
Agar dapat menjelaskan tujuan umum dalam evaluasi keperawatan
3.
Agar dapat mendeskripsikan evaluasi proses dan evaluasi hasil
4.
Agar dapat mendeskripsikan susunan evaluasi yang terdiri dari 2
komponen 5.
Agar dapat menjelaskan pentingnya evaluasi setelah 4 tahap
sebelumnya
1.4MANFAAT 1. Mengetahui teori evaluasi 2. Mengetahui tujuan umum dalam evaluasi keperawatan 3. Mengetahui evaluasi proses dan evaluasi hasil 4. Mengetahui susunan evaluasi yang terdiri dari 2 komponen 2
5. Mengetahui pentingnya evaluasi setelah 4 tahap sebelumnya
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status kesehatan klien dengan criteria hasil yang diinginkan, serta menilai derajat pencapaian hasil klien. (Janet W. Kenney) 2.2 Tujuan Evaluasi (Nikmatur Rohmah N Saiful Walid) 1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan 2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan 3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan 2.3 Proses Evaluasi 1. Mengukur pencapaian tujuan a.
Tujuan dari aspek kognitif. Mengukur perubahan kognitif dapat dilakukan dengan dua cara: •
Interview/Tanya jawab
1. Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh
perawat. Pengukuran pengetahuan ini penting untuk menjamin bahwa pa yang telah disampaikan benar-benar telah dipahami dengan baik dan benar. Oleh karena itu, perawat harus selalu menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan sehingga pemahaman dan kesalahpahaman bias diidentifikasi secara langsung. 4
2. Komprehensif Komprehensif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan pemahaman klien terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Contoh: ciri apa Anda rasakan?
3. Aplikasi Fakta Aplikasi
fakta
adalah
pertanyaan
yang
ditujukan
untuk
mengidentifikasi pemahaman klien pada tingkat aplikasi. Contoh : apa yang akan Anda lakukan bila dirasakan perasaan sesak ketika Anda berjalan?
•
Tulis
Teknik yang kedua untuk mengukur pencapaian tujuan kognitif adalah dengan mengajukan pertanyaan tertulis. Teknik ini jarang digunakan untuk pendidikan kesehatan individual, umumnya digunakan untuk mengevaluasi tindakan pendidikan kesehatan yang diberikan secara berkelompok dengan topic yang sama sehingga dapat menghemat waktu. b. Tujuan dari aspek Efektif •
Observasi
Observasi
adalah
melakukan
pengamatan secara
langsung
terhadap perubahan emosional klien •
Feed Back
5
Feed back dari staf kesehatan yang lain, yaitu umpan balik, masukan, dan pengamatan dari staf yang lain dapat juga dipakai sebagai salah satu informasi tentang aspek efektif klien. c. Psikomotor yaitu pengukuran perubahan aspek psikomotor dapat dilakukan melalui observasi secara langsung terhadap perubahan perilaku klien. d. Perubahan fungsi tubuh merupakan komponen yang paling sering menjadi criteria evaluasi. Dari pengamatan di rumah sakit pada umumnya dari daftar diagnosis keperawatan yang ada kebanyakan bersifat fisik, sehingga criteria hasil yang ingin dicapai mengacu pada aspek perubahan fungsi tubuh. Mengingat begitu banyaknya aspek perubahan fungsi tubuh, maka untuk mengukur perubahannya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, observasi, interview, dan pemeriksaan fisik. 2. Penentuan keputusan •
Klien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam tujuan.
Kondisi ini dicapai apabila semua data yang ditentukan dalam criteria hasil sudah terpenuhi •
Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Kondisi
ini dicapai apabila sebagian saja dari criteria hasil yang ditentukan terpenuhi •
Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Kondisi ini
ditentukan apabila hanya sebagian kecil atau tidak ada sama sekali dari criteria hasil yang dapat dipenuhi. Dapat juga terjadi kondisi klien semakin buruk sehingga timbul masalah yang buruk. 2.4 Macam evaluasi
6
a. Evaluasi Proses (formatif) Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan. Berorientasi pada etiologi. Dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai b. Evaluasi hasil (sumatif) Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna Berorientasi pada masalah keperawatan. Menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan
Dari kedua macam menggunakan
evaluasi diatas,
evaluasi
formatif
menurut kami lebih
karena
dapat
terus
efektif
mengetahui
perkembangan kondisi klien hingga tercapai tujuan yang diinginkan.
2.5 Komponen Evaluasi (Soapier ) Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien digunakan komponen SOAPIER. Yang dimaksud SOAPIER adalah:
S
: Data Subyektif Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
7
O
: Data Obyektif Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
A
: Analisis Interpretasi dari data subyektif dan data obyektif. Merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi, atau juga dapat dituliskan masalah atau diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan obyektif.
P
: Planning Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.
I
: Implementasi Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P (perencanaan).
E
: Evaluasi Adalah respon klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
R
: Reassesment Adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutkan,dimodifikasi, atau dihentikan
8
Contoh format SOAPIER
Masalah
TGL/JAM
CATATAN PERKEMBANGAN
PARAF
Kep/KOLABORATIF Hipertemi
8-8-2007
S : “Pak, setelah 2 hari ternyata anak saya
10.00
tambah panas, saya merasa perawatan disini
WIB
tidak ada hasilnya, lebih baik anak saya , saya bawa pulang.
O : -
Suhu 400C, suhu tertinggi dalam kurva
suhu.
-
Nadi 108 X/menit, regular
-
Kulit hangat dan kering
-
RR 20 X/menit
-
Delirium
-
Ibu meminta anak pulang atas permintaan
-
Ibu menolak tindakan compress pada anaknya.
A : Hipertemi berlanjut, timbul masalah baru, ketidakefektifan koping keluarga
P : Tujuan : koping keluarga efektif setelah diberikan penjelasan yang memadai tentang perjalanan penyakit anaknya :
-
Kriteria Hasil : •
Suhu tubuh turun 1 0C dalam 1
jam •
Keluarga
dapat
menjelaskan
kembali proses perjalanan penyakit dan perawatan yang dibutuhkan. •
Keluarga dapat menerima dan 9
menyadari keadaan yang terjadi pada anaknya. •
Keluarga dapat berkerjasama
dengan petugas •
10.15
Keluarga
menandatangani
infored consent tindakan keperawatan intensif.
10.30
-
Rencana tindakan 1 dihentikan
-
Jelaskan pada keluarga tentang proses penyakit dan perawatanya.
10.45
Jelaskan kebutuhan perawatan yang lebih intensif.
11.00
-
Rencana tindakan 2 dan 3 dilanjutkan.
11.10
-
Tenangkan
ibu
atau
keluarga,
beri
kesempatan untuk ungkapkan perasaan, 11.15
dengarkan penuh perhatian.
11.20
Lakukan kolaborasi pemberian: •
•
-
Lakukan
Antipiretik injeksi Transfusi plasma observasi
keadaan
umum,
tingkat kesadaran, suhu, nadi, RR dan akral tiap 30 menit. I:
-
Menenangkan ibu, mendengarkan semua keluhan ibu.
-
Menjelaskan
pada
keluarga
tentang
proses penyakit dan perawatanya serta kebutuhan perawatan yang lebih intensif.
-
Meminta persetujuan pemindahan di unit perawatan intensif.
-
Memindahkan klien ke UPI. 10
-
Memasang monitor tekanan darah, nadi, suhu, RR.
-
Mengobservasi keadaan umum, tingkat kesadaran dan akral.
-
Melakukan
kolaborasi
pemberian:
xylomidon 1 cc IM
E:
-
Keluarga
dapat
menjelaskan
kembali
proses perjalanan penyakit dan perawatan yang dibutuhkan.
-
Keluarga dapat menerima dan menyadari keadaan yang terjadi pada anaknya.
-
Keluarga dapat bekerjasama dengan petugas.
-
Keluarga
menandatangani
informed
consent tindakan keperawatan intensif
-
Keadaan umum : sakit berat,.
-
Kesadaran : komposmentis
-
Suhu 38,50 C
-
Nadi 88X/menit
-
RR 16x/menit
-
Tekanan darah 105/90 mmHg
- Akral hangat R : tujuan tercapai sebagian, rencana tindakan ikuti protap perawatan intensif.
11
Kekurangan dari form ini adalah: 1. Membutuhkan waktu yang lama 2. Arsip mudah hilang, rusak
Kelebihan dari form ini adalah: 1. Lebih mudah dimengerti 2. Lebih akurat
2.6
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dokumentasi proses keperawatan
adalah ( Potter dan Perry, 1999)
1. Jangan lakukan penghapusan dengan tipeX, penghapusan, dicoret-coret dan lain-lain apabila terdapat kesalahan penelitian, cukup dicoret dengan garis lurus atas kata/ kalimat yang salah, kemudian tulis “ salah “ dan ditanda tangani, setelah itu ditulis perbaikan tersebut. 2. Jangan mengosongkan formulir catatan apabila catatan tidak penuh, tetapi buat garis horizontal/ vertical sepanjang bagian yang kosong. 3. Catat semua data dengan permanent, jangan gunakan pensil, tetapi gunakan pulpen hitam atau biru untuk biasa dan bullpen merah untuk data obat-obatan. 4. Selalu memulai pencatatan dengan tanggal, jam, dan diakhiri dengan tanda tangan dan nama jelas serta jabatan perawat.
12
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan •
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
•
Tujuan evaluasi : 1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. 3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan. 4. Mendapatkan umpan balik. 5.Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. •
Proses Evaluasi 1. Mengukur pencapaian tujuan 2. Penentuan keputusan
•
Macam Evaluasi 1. Evaluasi Proses 2. Evaluasi Hasil
13
3.2
Saran Evaluasi diperlukan untuk mengetahui keadaan klien atau hasil dari perawatan yang sudah diberikan. Bila masalah belum teratasi atau sebagian teratasi maka dapat ditingkatkan perencanaan atau dimodifikasi rencana perawatan klien.
14
DAFTAR PUSTAKA Reilly,Dorothy E.,&Obermann,Marilyn H. (2002). PengajaranKlinisdalamPendidikanKeperawatan.Jakarta:EGC Basford,Lynn&Slevin,Oliver (2006). Teori&PraktikKeperawatan.Jakarta:EGC Nikmatur Rohmah & Saiful Walid.(2009).nic noc. Jogjakarta:Ar-Ruz Media
15