PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki pantai terpanjang kedua di dunia yaitu dengan panjang pantai 81.000 km. Dari 67.439 desa di Indonesia, kurang lebih 9.261 desa di kategorikan sebagai desa pesisir. Republik Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber daya ikan yang luar biasa besar, namun sektor perikanan belum menunjukkan giginya dalam perekonomian nasional. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya arus informasi di bidang ini (Ambo, 2011).
Indonesia mempunyai potensi sumber daya laut yang luar biasa yang Jika dikalkulasi dan diolah secara maksimal maka kekayaan laut Indonesia bisa menyumbang pendapatan sebesar US$ 1,2 triliun. Kekayaan laut Indonesia bisa dipetakan dari beberapa sumber, yakni migas, wisata bahari, dan komoditas perikanan. "Dari sektor cadangan migas saja, 70 persen atau sebesar 9,1 miliar barel terdapat di laut (Rykang, R, W, 2014).
Berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2005, pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan Sulawesi Selatan baru mencapai 30% dari potensi lestari. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi perikanan budidaya di Sulawesi Selatan berjumlah maksimal. Kenyataan diatas tidak lepas dari kurangnya sarana dan prasarana pembudidayaan ikan yang ada. Keadaan tersebut umumnya dikarenakan alasan klasik berupa besarnya biaya investasi pengadaan lokasi dan peralatan pembudidyaan ikan yang umumnya masih dikelola oleh kelompok-kelompok nelayan setempat, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya pemanfaatan potensi perikanan setempat. Pemerintah terus berupaya mengatasi hal ini, melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya rutin memberikan paket bantuan pengadaan binih/benur kepada kelompok-kelompok nelayan namun hal ini kurang terlihat manfaatnya dikarenakan jumlah nya yang terbatas. Menyiasati keadaan tersebut maka para kelompok nelayan melakukan penangkaran binih/benur unggulan yang nantinya dibagikan atau dijual murah kepada nelayan setempat (Ambo, 2011).
Keadaan Geografi wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari pantai, daratan dan perbukitan. Di bagian barat adalah daerah pantai dan dataran rendah dengan kemiringan 0-3 derajat sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-25 m, dengan batuan penyusun geomorfologi dataran didominasi endapan alluvial, endapan rawa pantai, batu gamping, terumbu dan tufa serta beberapa tempat batuan lelehan basal. Sebagian dari wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang 74 Km meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan SandraBone, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Kota dan Kecamatan Galesong Utara. Kabupaten Takalar dilewati oleh 4 buah sungai,yaitu Sungai Jeneberang, Sungai Jenetallasa, Sungai Pamakkulu dan Sungai Jenemarrung. Pada keempat sungai tersebut telah dibuat bendungan untuk irigasi sawah seluas 13.183 Ha. Dan terletak antara 5031 sampai 50381 Lintang Selatan dan antara 1990221 sampai 1990391 Bujur Timur dengan luas wilayah 566,51 Km2, yang terdiri dari kawasan hutan seluas 8.254. Ha (14,57%), sawah seluas 16.436, 22 Ha (29,01%), perkebunan tebu PT. XXXII seluas 5.333,45 Ha (9,41%), tambak seluas 4.233,20 Ha (7,47%), tegalan seluas 3.639,90 Ha (6,47%), kebun campuran seluas 8.932,11 Ha (15,77%), pekarangan seluas 1,929,90 Ha (3,41%) dan lain-lain seluas 7.892,22 Ha (13,93%) (Anonim, 2014).
Galesong Selatan sebagai salah satu kecamatan yang terletak disebelah utara dan berjarak kurang lebih 9 kilometer dari ibu kota Kabupaten Takalar. Ibu kota Kecamatan Galesong Selatan terletak di Desa Bonto Kassi yang sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Galesong, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanrobone dan Kabupaten Gowa, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan sebelah barat berbatasab dengan Selat Makassar. Luas wilayah Kecamatan Galesong Selatan sekitar 24,71 km2 atau sebesar 4,36 persen dari total Kabupaten Takalar. Dan terdiri dari 11 desa dan 48 Dusun (BPS, 2013).
Dengan melihat latar belakang diatas maka perlu diadakan praktek lapang untuk mengumpulkan data faktor produksi, analisis data, dan interprestasi data sesuai teori evaluasi proyek.
Tujuan Praktek Lapang
Tujuan dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikananyaitu :
1. Untuk mengetahui suatu kegiatan proyek perikanan.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek studi kelayakan suatu proyek perikanan.
3. Untuk mengetahui aspek finansial studi kelayakan proyek perikanan.
Manfaat Praktek Lapang
Manfaat dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan untuk membandingkan materi yang didapatkan dibangku kuliah dengan keadaan di lokasi praktek.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Evaluation. Secara umum, pengertian evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh (Husein, 2002).
Proyek adalah suatu rangkaian aktivitas yang direncanakan untuk mendapatkan benefit/manfaat dalam jangka waktu tertentu. Evaluasi proyek adalah suatu kegiatan yang menilai dan memilih berbagai investasi yang mungkin dikembangkan sesuai dengan kemampuan investasi yang dimiliki. Secara umum pengertian proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk mencapai sasaran tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan proyek atau yang juga sering disebut studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Jafar, 2012).
Evaluasi proyek adalah kegiatan penilaian dan analisis, apakah suatu kegiatan pekerjaan atau proyek yang dilaksanakan (dilanjutkan) dapat memperoleh kegunaan atau keuntungan dalam suatu waktu tertentu atau dalam waktu yang di rencanakan. Keputusan yang dihasilkan dalam evaluasi proyek adalah Menerima atau menolak seluruh proyek tersebut dan memilih satu atau beberapa proyek yang memungkinkan menghasilkan laba dan sesuai dengan dana yang tersedia. Memilih skala prioritas, dari beberapa proyek yang layak.Manfaat dari proyek adalah (Nasir, A, 2012).
Aspek-aspek Studi Kelayakan Proyek
Secara umum, prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan sebagai berikut (Guido, 2013):
Aspek hukum
Dalam aspek ini menyangkut masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar hokum yang harus dipegang apabila suatu saat timbul masalah.
Aspek pasar dan pemasaran
Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan untuk menangkap peluang pasar yang ada. Dalam hal ini, untuk menentukan besarnya pasar nyata dan potensi pasar yang ada maka perlu dilakukan riset pasar. Kemudian setelah diketahui pasar nyata dan potensi pasar yang ada barulah disusun strategi pemasarannya.
Aspek keuangan
Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan. Selain itu juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa lama investasi yang ditanamkan akn kembali. Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga berlaku, sehingga bila diukur dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan.
Aspek teknis/operasi
Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang. Kemudian penentuan layout gedung, mesin, dan peralatan serta layout ruangan sampai pada uasaha perluasan selanjutnya. Penelitian mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku, dekat dengan tenaga kerja, dengan pemerintahan, lembaga keuangan, pelabuhan, atau pertimbangan lainnya. Kemudian mengenai penggunaan teknologi apakah padat karya ataukah padat modal.
Aspek manajemen/organisasi
Aspek ini menilai para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang professional. Demikian juga dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya.
Aspek ekonomi sosial
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek ini dijalankan. Pengaruh ini terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dampak ekonomi seperti peningkatan pendapatan masyarakat yang bekerja di pabrik maupun yang bekerja di luar pabrik. Demikian pula dampak sosial yang ada seperti tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan,listrik,dll.
Aspek dampak lingkungan
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan, karena setiap proyek yang dijalankan aka sangat besar dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya, baik terhadap darat, air, laut, dan udara, yang pada akhirnya akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan yang ada di sekitarnya.
Aspek pemasaran
Membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar danpersaingan, serta aspek-aspek lingkungan.
Aspek manajemen
Membutuhkan data-data dan asumsi dari seluruh internalperusahaan dan seluruh aspek lingkungan.
Aspek sumberdaya manusia
Membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek teknik danteknologi, pasar dan pemasaran, dan manajemen untuk menentukan jumlah dan spesifikasi tenaga kerja dan program pengembangannya.
Aspek keuangan
Membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar,pemasaran, manajemen, teknik dan teknologi untuk menentukan besar pendapatan dan biaya yang harus ditanggung badan usaha.
Evaluasi Proyek mengkaji kelayakan proyek dari berbagai komponen proyek: pasar,internal perusahaan, dan lingkungan.
NO.
KOMPONEN
ASPEK YANG DIKAJI
1
Pasar
Pasar konsumen dan pasar produsen (persaingan)
2
Internal Perusahaan
Pemasaran; Teknik dan Teknologi;
Manajemen; Sumberdaya Manusia;
Keuangan.
3
Lingkungan
Politik, Ekonomi, Sosial; Lingkungan Industrial;
Yuridis (Legal); Lingkungan Hidup
Suatu aspek mungkin terkait dengan aspek lainnya dalam Evaluasi Proyek. Misalnya:
Aspek pemasaran membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar danpersaingan, serta aspek-aspek lingkungan.
Aspek manajemen akan membutuhkan data-data dan asumsi dari seluruh internalperusahaan dan seluruh aspek lingkungan.
Aspek sumberdaya manusia membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek teknik danteknologi, pasar dan pemasaran, dan manajemen untuk menentukan jumlah dan spesifikasi tenaga kerja dan program pengembangannya.
Aspek keuangan akan membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar,pemasaran, manajemen, teknik dan teknologi untuk menentukan besar pendapatan dan biaya yang harus ditanggung badan usaha (Guido, 2013).
Jenis-Jenis Biaya
Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even (BE). Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut (Poerwanto, 2014):
Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit. Contoh :biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel.
Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh : biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap untuk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
Biaya operasional (Operating Cost)
Yaitu biaya berupa pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan administrasi untuk memperoleh pendapatan, tidak termasuk pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan penyusutan.
Berdasarkan asalnya tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Sehingga untuk mengatasinya digunakan jumlah tenaga kerja setara pria atau hari kerja pria (HKP). Untuk mengetahui potensi tenaga kerja harus dilipatkan pencurahan dlam satu tahun kerja untuk seorang pria akan bekerja selama 300 hari kerja (HK) dalam satu tahun. Tenga kerja wanita 226 HK setahun dan anak-anak 140 HK setahun. Satu tenaga kerja pria yang bekerja 7 jam per hari sama dengan 1 HKP. Satu tenaga kerja wanita sama dengan 0,7 HKP dan anak-anak setara dengan 0,5 HKP (M. Handayani, pdf)
Berbagai jenis biaya dan investasi proyek, khususnya aspek finansial maupun ekonomis, dikeluarkan proyek guna mendapatkan penghasilan (return) diwaktu yang akan datang. Biaya dan investasi proyek tersebut dapat digolongkan atas (Pasaribu, 2005) :
Biaya Sebelum Proyek Dimulai Dan Lain-lain
Sunk cost
Yaitu biaya total yang dikeluarkan pada waktu sebelum proyek dilaksanakan, biaya tersebut tidak dapat dihindari pengeluarannya sehingga biaya proyek tersebut harus dikeluarkan misalnya: biaya penelitian penentuan lokasi proyek, legalitas keproyekan, dan studi kelayakan (feasibility study).
Sunk Cost = Fixed Cost – Avoidable Fixed CostRumus sunk cost :
Sunk Cost = Fixed Cost – Avoidable Fixed Cost
Penyusutan
Merupakan pengalokasian biaya investasi pada suatu proyek pada setiap tahun sepanjang umur proyek berjalan,dalam hal ini dapat tercermin dari neraca rugi /laba tahunan proyek tersebut.
Rumus penyusutan yaitu:
P=B-SnPnyusutan=Harga Beli-Nilai SisaUmur Ekonomis
Keterangan:
P = Harga beli asset
B = Harga beli asset (original cost)
S = Nilai sisa (scrap value)
N = Umur ekonomis asset
Pengaruh inflasi
Yaitu adanya pengaruh inflasi (kenaikan harga) maupun merosotnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS atau mata uang asing lainnya, maka akan mempengaruhi besar kecilnya biaya keproyekan dimasa yang akan datang, sehingga dengan adanya inflasi akan dapat memperbesar harga nominal benefit proyek tersebut.
Rumus inflasi adalah :
Ket :
IHK : Indeks periode
Bunga Modal
Dalam evaluasi proyek bunga modal tidak diperhiyungkan sebagai biaya dengan alas an bahwa keputusan manajemen proyek ingin mengetahui berapa persen keuntungan yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Sehingga bunga bank yang diperhitungkan, bahkan menjadi pembanding dengan persentase keuntungan proyek untuk menentukan layak tidaknya proyek tersebut.
Adapun rumus bunga modal yaitu :
Bunga(Rp) = (Modal x waktu x bunga(%))
Bunga(Rp) = (Modal x waktu x bunga(%))
Biaya Tak Terduga (Contingency Cost)
Yaitu biaya-biaya yan tidak terduga sebelumnya yang didasarkan pada kesalahan cara mengestimasi pemgelua-ran suatu proyek dan biasanya dihitung 10% dari total investasi yang akan dikeluarkan.
Investasi Selama Masa Konstruksi
Biaya ini terdiri dari biaya investasi yang langsung berhubungan dengan biaya investasi proyek sejak dimulai sampai berjalan secara operasional antara lain, yaitu (Pasaribu, 2005) :
Pembangunan gedung pabrik (civil work).
Pembebasan tanah.
Pembelian mesin/peralatan.
Upah tenaga kerja.
Biaya lain-lain pada masa konstruksi proyek.
3. Biaya Waktu Operasional Proyek.
Yang dimaksud biaya pada waktu opeasional proyek adalah seluruh pembiayaan yang dibayarkan selama proses mulai berproduksi atau berlangsungnya suatu proyek, misalnya (Pasaribu, 2005) :
Pembelian raw-material (bahan baku).
Upah buruh.
Gaji karyawan.
Biaya listrik dan air.
Bahan bakar minyak (BBM).
Biaya lain-lain pada masa operasional proyek.
Analisis Kriteria Investasi
Untuk menilai suatu proyek dalam rangka memperoleh suatu tolok ukur yang mendasar dalam kelayakan investasi, maka telah dikembangkan suatu metode analisis yaitu dengan kriteria investasi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan apakah benefit bersih suatu kesempatan dalam berinvestasi (Pasaribu, 2005).
Dengan demikian suatu kriteria investasi adalah merupakan suatu alat apakah proyek yang akan dilaksanakan Go atau No Go. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut (Pasaribu, 2005):
Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang atau net present value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan Cost (biaya) pada Discount Rate tertentu. Net Present Value (NPV) yaitu menunjukkan kelebihan Benefit (manfaat) dibandingkan dengan Cost (biaya) (Djumran dan Amiluddin, 2013).
Apabila evaluasi suatu proyek tertentu telah dinyatakan "Go" maka nilai NPV 0. Bila NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar Social Opportunity Cost of Capital, dan bila NPV < 0, maka proyek tersebut " No Go" atau ditolak artinya, ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek.
Contoh perhitungan NPV adalah sebagai berikut (Pasaribu, 2005):
NPV =i=0t=nBt-Ct1+it atau NPV =i=0t=nBt-CtDF
Atau NPV =i=0t=nNetBenefitDF
Dimana: Bt = Benefit pada tahun ke t
Ct = Cost pada tahun ke t
DF = Discount Faktor (bunga yang berlaku)
N = Waktu umur proyek
Salah satu kekuatan metode NPV sebagai sarana mengevaluasi kelayakanrencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai senyatanya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian akan diperoleh benefitabilitas proyek yang lebih mendekati kenyataan.Sedangkan kekuatan metode evaluasi proyek ini adalah digunakan suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek sebagai faktor pendiskonto(Nasir, A, 2012).
Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan
Keuntungan metode analisis kriteria investasi NPV yakni (Diari, 2010) :
a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang
b. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek
c. Memperhitungkan nilai sisa proyek
Adapun kelemahan analisis kriteria investasi NPV yakni (Diari, 2010) :
a.Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama usia ekonomis proyek .
b. Jika proyek memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, serta usia ekonomis yang juga berbeda, maka NPV yang lebih besar belum menjamin sebagai proyek yang lebih.
c. Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.
Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)
Net benefit cost ratio adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat (Pasaribu, 2005).
Contoh perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut:
NetBC=i=0t=nBt-Ct1+it/ i=0t=nBt-Ct1+it
atauNetBC=i=0t=nBt-CtDFi=0t=nCt-BtDF
NetBenefit=TR-TC
atauNetBC=t=ot=nNet Benefit Positif(DF)t=0t=nNet Benefit Negatif(DF)
atauNetBC=t=0t=nNPV (+)t=0t=nNPV (-)
Dimana:
NPV (+) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan
Net B/C = 1, maka usaha impas
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan
Kelebihan menggunakan Net B/C dalam menganalisa sebuah proyek adalah lebih mencerminkan berapa rasio keuntungan yang akan didapat karena manfaat yang didapat telah dikurangi dengan biaya. Selain itu, Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi. Sedangkan kelemahannya adalah proses penghitungan akan lebih lama karena setelah mengidentifikasi semua biaya, kita akan mengurangkannya dengan manfaat untuk setiap tahun selama umur proyek (Hasyim, 2012).
Gross Benefit Cost Ratio ( GrossB/C)
Gross B/C adalah rasio antara jumlah Present Value Benefit (PVB) dengan Present Value Cost (PVC).
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yang positif dan negatif. Kemudian jumlah present value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif. Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak (Guido, 2013).
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
GrossBC=t=0t=nBt(1+i)tt=0t=nCt(1+i)t
atauGrossBC=t=0t=nBt (DF)Ct (DF)
atauGross BCt=0t=nPV(B)PV(C)
Kriteria:
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan
Internal Rate of Return (IRR)
Oleh karena ada 2 (dua) jenis analisis dalam evaluasi proyek yaitu analisis finansiil dan ekonomis maka penyebutan IRR nya menjadi berbeda pula untuk finansiil proyek disebut Finansiil Internal Rate of Return (FIRR), sedangkan yang analisis ekonomis adalah Economic Internal Rate of Return (EIRR) (Pasaribu, 2005).
IRR ialah untuk mengetahui sebagai alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman dari lembaga keuangan yang membiayai proyek tersebut. Pada dasarnya IRR adalah memperlihatkan bahwa Present Value (PV) Benefit akan sama dengan Present Value (PV) Cost dengan kata lain bahwa IRR tersebut menunjukkan NPV=0 dengan demikian kata lain bahwa IRR, kita harus menaikkan Discount Factor (DF) adalah merupakan Opportunity Cost of Capital (Pasaribu, 2005).
Untuk mencari IRR dibutuhkan perhitungan yang berkali-kali oleh karena proses sebenarnya lebih bersifat coba-coba, sebaiknya dapat menggunakan perangkat lunak (software) seperti lotus, excel, dan lain-lain. Adapun prosedur perhitungan IRR sebagai berikut (Pasaribu, 2013):
Pilihlah nilai Discount Factor (DF) yang dianggap dekat nilai IRR nya yang benar, lalu dihitung NPV dari pada arus benefit dan biaya.
Apabila hasil NPV negative (-), hal itu berarti bahwa nilai coba-coba tersebut terlalu tinggi, sehingga dicoba lagi DF yang lebih mudah.
Jika sebaliknya hasil NPV nya positif (+), diketahui bunga (i') terlalu rendah, maka dipilih lagi percobaan I baru yang lebih tinggi.
Nilai percobaan pertama (I) untuk DF I', yang kedua (II) adalah I'', nilai percobaan NPV dilambangkan dengan NPV' dan kedua NPV''. Apabila salah satu dari kedua prakiraan NPV tidak terlalu jauh dari nol (0) (yang merupakan nilai patokan NPV benar apabila i=IRR).
IRR=i'NPV'NPV' NPV"(i"-i')
dimana:
IRR = Tingkat pengembalian internal
i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif
i' = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPV = Nilai sekarang yang positif
NPV' = Nilai sekarang yang negative
Adapun keuntungan IRR dari metode IRR, yakni (Akhmad, 2010) :
a. Memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan dalam bentuk persentase
b. Sudah mempertimbangkan cost of capital
c. Sudah mempertimbangkan time value of money
d. Mempertimbangkan semua cash flow
Ada beberapa kelemahan dari metode IRR, yaitu (de Neufville, 1990) :
a. Metode IRR dapat menyebabkan pemilihan proyek yang keliru karena metode ini tidak memperhatikan skala investasi. Pemilihan proyek berdasarkan metode ini akan memberikan hasil yang keliru apabila skala atau besarnya proyek yang dibandingkan berbeda. Dalam hal ini metode NPB akanmemberikan evaluasi yang konsisten walaupun skala proyek yang dibandingkan berbeda.
b. Metode IRR mungkin akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Untuk proyek yang mempunyai waktu lebih dari 2 tahun maka harga IRR dapat mempunyai 2 nilai atau lebih yang dapat membingungkan. Pemilihan nilai IRR akan mempunyai implikasi yang berbeda dan tidak ada suatu kriteria pun yang secara teoritis dapat menunjukkan pilihan IRR yang akan dipakai.
Analisis Profitabelity Index
Pemakaian metode profitability index (PI) adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan bersih di masa yang akan datang, dengan nilai sekarang investasi proyek. Proyek dikatakan menguntungkan bila nilai "Profitability Index" lebih besar dari satu. Sebaliknya bila hasilnya kurang dari satu berarti proyek kurang menguntungkan. Analisis profitability index berguna untuk mengetahui besarnya tingkat profit dari suatu perusahaan, sebagai indikator kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya (Salvatore, 1996). Rumus :
PI = 1=1nFVi1+rPVK
Dimana,
FVi =Future Value Net Cash Inflow Tahun I
r = Tingkat Bunga
i =Period
PVK = Nilai Sekarang Investasi
Adapun keuntungan menggunakan analisis provitability index yakni (Akhmad, 2011) :
Memberikan persentase future cash flows dengan cash initial.
Sudah mempertimbangkan cost of capital.
Sudah mempertimbangkan time value of money.
Mempertimbangkan semua cash flow.
Sedangkan kelemahan menggunakan analisis provitability index yakni (Akhmad, 2011) :
Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung provitability index.
Tidak memberikan informasi tentang project risk.
Susah dimengerti untuk dijadikan indikator apakah suatu project memberikan value kepada perusahaan.
6. Analisis Payback Peroid
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena satuan hasilnya bukan presentase, tetapi satuan waktu. Kalau periode "Payback Period" ini lebih pendek daripada diisyaratkan, maka proyek diakatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak. Kelemahan metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode "Payback". ( Kadariah, 1996).
Rumus :
PBP = T p – 1 +i=1 n Ι i i=1n B icp 1 Bp
Dimana :
PBP = Pay Back Period
Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
Ii = Jumlah investasi telah di diskon
Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah di diskon sebelum PBP
Bp = Jumlah benefit pada PBP.
Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut (Diari, 2010) :
a. Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba Menurut akuntansi
Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendarisiko kerugian.
Tetapi dilain pihak metode ini mempunyai kelamahan yaitu (Diari, 2010) :
Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana investasi tercapai.
Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
METODOLOGI PRAKTEK
Waktu dan Lokasi Praktek
Praktek lapang mata kuliah Evaluasi proyek dilaksanakan pada hari tanggal 7 – 9 November 2014, yang berlokasi di Desa Mappakalompo, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Teknik Pengambilan Data
Metode pengumpulan data pada Praktek lapang mata kuliah Evaluasi Proyek yaitu:
Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan dan keadaan di lokasi yang terkait dengan tujuan praktek.
Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi secara langsung kepada pihak terkait dan masyarakat yang berkaitan dengan praktek lapang.
Focus Group Discussion (FGD), yaitu proses pengumpulan informasi dari suatu masalah tertentu yang spesifik dan dilakukan secara berkelompok melalui suatu diskusi.
Sumber Data
Sumber data pada Praktek lapang mata kuliah Evaluasi Proyek yaitu:
Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui wawancara dan observasi.
Data sekunder, merupakan data pelengkap primer, yang diperoleh dari kelurahan setempat yang erat hubungannya dengan data primer.
Studi pustaka adalah Metode pengambilan data yang diperoleh dari literatur.
Analisis Data
Net Present Value (NPV)
Perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
NPV =i=0t=nBt-Ct1+it atau NPV =i=0t=nBt-CtDF
Atau NPV =i=0t=nNetBenefitDF
Dimana : Bt = Benefit pada tahun ke t
Ct = Cost pada tahun ke t
DF =Discount Faktor (bunga yang berlaku)
N = Waktu umur proyek
Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)
Perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut:
NetBC=i=0t=nBt-Ct1+it/ i=0t=nBt-Ct1+it
atauNetBC=i=0t=nBt-CtDFi=0t=nCt-BtDF
NetBenefit=TR-TC
atauNetBC=t=ot=nNet Benefit Positif(DF)t=0t=nNet Benefit Negatif(DF)
atauNetBC=t=0t=nNPV (+)t=0t=nNPV (-)
Dimana:
NPV (+) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negative
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Perhitungannya sebagai berikut:
GrossBC=t=0t=nBt(1+i)tt=0t=nCt(1+i)t
atauGrossBC=t=0t=nBt (DF)Ct (DF)
atauGross BCt=0t=nPV(B)PV(C)
Internal Rate of Return (IRR)
Perhitungannya sebagai berikut:
IRR=i'NPV'NPV' NPV"(i"-i')
dimana:
IRR = Tingkat pengembalian internal
i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif
i' = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPV = Nilai sekarang yang positif
NPV' = Nilai sekarang yang negatif
Payback Period
Untuk mengukur Payback Periods dapat dikemukakan sebagai berikut:
Menggunakan Net Benefit Kumulatif
Dapat menggunakan Net Benefit rata-rata setiap tahun
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
PaybackPeriodsPPIBt
Dimana: I = Jumlah investasi
Bt = Net benefit rata-rata tiap tahun
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi
Demografi
Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten dalam wilayah propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas 566,51 km2 dan berada pada posisi 5,300-5,380 LS dan119.22-118.390 BT. Kabupaten Takalar berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa pada sebelah Utara, Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa sebelah Timur, Laut Flores pada sebelah Selatan dan Selat Makassar pada sebelah Barat. Di Kabupaten Takalar terdapat banyak wilayah pantai yang dimanfaatkan sebagai objek ekowisata pantai, baik pada lahan di belakang garis pantai maupun pada perairan pantai depan garis pantai (Sumber Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Takalar).
Letak geografis desa Mappakalompo, kecamatan Galesong, kabupaten Takalar. Beada pada tengah-tengah wilayah desa, desa Mappakalompo sendiri terbagi atas tiga dusun yaitu : dusun Mannyammpa, dusun Kawari, dan dusun Kassi lompo. Desa Mappakalompo merupakan pecahan dari desa Boddia, dan resmi di mekarkan pada tanggal 26 Desember 2010.
Adapun batas-batas wilayah dari desa Mappakalompo yaitu :
Sebelah barat desa Mappakalompo berbatasan dengan selat Makassar
Sebelah utara desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Kawari
Sebelah selatan desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Bonto kanang
Sebelah timur desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Manyammpa.
Di desa tersebut ada 3 objek bidang perikanan yang terdapat yakni bidang penangkapan, bidang budidaya yang memiliki luas 3 Ha, dan bidang parawisata desa tersebut memiliki dua objek wisata pantai.
Desa mappakalompo memiliki penduduk bersuku bugis makassar dan beragama islam sedangka mayoritas pekerjaannya adalah nelayan penangkap kepiting dengan udang, adapun yang bekerja sebagai wiraswasta, buruh, pedagang eceran.
Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang berada di desa Mappakalompo yaitu :
NO
SARANA DAN PRASARANA
JUMLAH
1
Mesjid
3
2
Lapangan Bola
1
3
Objek Wisata : (pantai boe, dan pantai bintang)
2
4
BBAP Perikanan
2
5
MCK Umum
2
6
kantor Desa
1
Data Responden
Dari praktek lapang evaluasi proyek perikanan adapun data respoden yang saya dapat dilapangan adalah sebagai berikut :
Responden I
Nama : Ramli
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : nelayan ikan cakalang
Jumlah tangkapan : 5-10 kg/hari
Harga jual : Rp 10.000/Ekor
Pendapatan : Rp 300.000/hari
Tenaga kerja : 1 orang
Jenis alat tangkap : Jaring
Jenis perahu : Viber 6 pk
Bahan bakar : 4 liter/hari
Lama penangkapan : 3 jam
Pembekalan/hari : Rp 22.000
Biaya investasi : Rp 13.400.000
Biaya variabel :
Adapun biaya variable yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu: makanan, bensin dan rokok.
Biaya tetap:
Adapun biaya tetap yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu: perahu dan jaring
Responden II
Nama : Dg. Isa
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : nelayan ikan kerapu
Jumlah tangkapan : 5-7 kg/hari
Harga jual : Rp 7.000/ ekor
Pendapatan : Rp 280.000/hari
Tenaga kerja : 1 orang
Jenis alat tangkap : Jaring
Jenis perahu : Viber 6 pk
Bahan bakar : 5 liter/hari
Lama penangkapan : 3-4 jam
Pembekalan/hari : Rp 8.000
Biaya investasi : Rp 16.000.000
Biaya variabel :
Adapun biaya variable yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu: bensin dan makanan.
Biaya tetap:
Adapun biaya tetap yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu: perahu dan jaring
B. ANALISIS DATA
FIXED COST (BIAYA TETAP)
BULAN 1
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 2
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 3
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 4
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
3
Maintenance Jaring
-
50.000
50.000
1
50.000
TOTAL PENYUSUTAN: 337.500
BULAN 5
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 6
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 7
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYSUTAN: 287.500
BULAN 8
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
3
Maintenance Jaring
-
50.000
50.000
1
50.000
TOTAL PENYUSUTAN: 337.500
BULAN 9
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 10
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 11
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
TOTAL PENYUSUTAN = 287.500
BULAN 12
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/BLN
PENYUSUTAN
1
Jaring
1500 m
3000/m
4.500.000
1
187.500
2
Perahu viber
1 buah
12.000.000
12.000.000
1
100.000
3
Maintenance Jaring
-
50.000
50.000
1
50.000
TOTAL PENYUSUTAN: 337.500
VARIABEL COST (BIAYA TIDAK TETAP)
BULAN 1
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
5 liter
7.000
35.000
700.000
3
Rokok
1 bungkus
12.000
12.000
240.000
4
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.140.000
BULAN 2
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
4 liter
7.000
28.000
560.000
3
Rokok
1 bungkus
12.000
12.000
240.000
4
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.000.000
BULAN 3
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
5 liter
7.000
35.000
700.000
2
Rokok
1 bungkus
10.000
10.000
200.000
3
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.100.000
BULAN 4
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
6 liter
7.000
42.000
840.000
3
Rokok
1 bungkus
12.000
12.000
240.000
4
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.280.000
BULAN 5
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
5 liter
7.000
35.000
700.000
2
Rokok
1 bungkus
12.000
12.000
240.000
3
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.140.000
BULAN 6
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
4 liter
7.000
28.000
560.000
3
Rokok
1 bungkus
12.000
12.000
240.000
4
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.000.000
BULAN 7
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
4 liter
7.000
28.000
560.000
3
Rokok
1 bungkus
10.000
10.000
200.000
4
Bekal
1 porsi
8.000
8.000
160.000
TOTAL/ BULAN = 920.000
BULAN 8
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
5 liter
7.000
35.000
700.000
2
Bekal
1 porsi
12.000
12.000
240.000
TOTAL/ BULAN = 940.000
BULAN 9
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
4 liter
7.000
28.000
560.000
3
Rokok
1 bungkus
10.000
10.000
200.000
4
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 960.000
BULAN 10
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
5 liter
7.000
35.000
700.000
3
Rokok
1 bungkus
12.000
12.000
240.000
4
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.140.000
BULAN 11
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
4 liter
7.000
28.000
560.000
3
Rokok
2 bungkus
10.000
20.000
400.000
4
Bekal
1 porsi
10.000
10.000
200.000
TOTAL/ BULAN = 1.160.000
BULAN 12
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL/HARI
TOTAL/BULAN
1
Bensin
4 liter
7.000
28.000
560.000
3
Rokok
1 bungkus
10.000
10.000
200.000
4
Bekal
1 porsi
8.000
8.000
160.000
TOTAL/ BULAN = 920.000
TOTAL COST (TOTAL BIAYA)
BULAN
VC
FC
TC
1
1.140.000
287.500
1.427.500
2
1.000.000
287.500
1.287.500
3
1.100.000
287.500
1.387.500
4
1.280.000
337.500
1.617.500
5
1.140.000
287.500
1.427.500
6
1.000.000
287.500
1.287.500
7
920.000
287.500
1.207.500
8
940.000
337.500
1.277.500
9
960.000
287.500
1.247.500
10
1.140.000
287.500
1.427.500
11
1.160.000
287.500
1.447.500
12
920.000
337.500
1.257.500
TOTAL REVENUE (TOTAL PENDAPATAN)
BULAN
JUMLAH PRODUKSI
HARGA SATUAN
TOTAL
TOTAL/BULAN
1
160 Kg
30.000
4.800.000
4.800.000
2
155 Kg
30.000
4.650.000
4.650.000
3
162 Kg
30.000
4.860.000
4.860.000
4
157 Kg
30.000
4.710.000
4.710.000
5
150 Kg
30.000
4.500.000
4.500.000
6
155 Kg
30.000
4.650.000
4.650.000
7
160 Kg
30.000
4.800.000
4.800.000
8
158 Kg
30.000
4.740.000
4.740.000
9
162 Kg
30.000
4.860.000
4.860.000
10
156 Kg
30.000
4.680.000
4.680.000
11
160 Kg
30.000
4.800.000
4.800.000
12
150 Kg
30.000
4.500.000
4.500.000
BENEFIT
BULAN
TR
TC
BENEFIT
1
4.800.000
1.427.500
3.372.500
2
4.650.000
1.287.500
3.362.500
3
4.860.000
1.387.500
3.472.500
4
4.710.000
1.617.500
3.142.500
5
4.500.000
1.427.500
3.072.500
6
4.650.000
1.287.500
3.362.500
7
4.800.000
1.207.500
3.592.500
8
4.740.000
1.277.500
3.512.500
9
4.860.000
1.247.500
3.612.500
10
4.680.000
1.427.500
3.252.500
11
4.800.000
1.447.500
3.352.500
12
4.500.000
1.257.500
3.292.500
NET PRESENT VALUE (NPV)
TAHUN
INVESTASI
BENEFIT
COST
NET BENEFIT
(1-2)
DF 10%
PV
0
16.500.000
0
0
-16.500.000
1
-16.500.000
1
4.800.000
1.427.500
3.372.500
0.909091
3065909
2
4.650.000
1.287.500
3.362.500
0.826446
2778925
3
4.860.000
1.387.500
3.472.500
0.751315
2608941
4
4.710.000
1.617.500
3.142.500
0.683013
2146368
5
4.500.000
1.427.500
3.072.500
0.620921
1907780
6
4.650.000
1.287.500
3.362.500
0.564474
1898044
7
4.800.000
1.207.500
3.592.500
0.513158
1843520
8
4.740.000
1.277.500
3.512.500
0.466507
1638606
9
4.860.000
1.247.500
3.612.500
0.424098
1532054
10
4.680.000
1.427.500
3.252.500
0.385543
1253979
11
4.800.000
1.447.500
3.352.500
0.350494
1175031
12
4.500.000
1.257.500
3.292.500 + 13.050.000 = 16.342.500
0.318631
5207227
NPV
10556384
TAHUN
INVESTASI
BENEFIT
COST
NET BENEFIT
(1-2)
DF 15%
PV
0
16.500.000
0
0
-16.500.000
1
-16.500.000
1
4.800.000
1.427.500
3.372.500
0.869565
2932608.696
2
4.650.000
1.287.500
3.362.500
0.756144
2542533.081
3
4.860.000
1.387.500
3.472.500
0.657516
2283225.117
4
4.710.000
1.567.500
3.142.500
0.571753
1796734.574
5
4.500.000
1.427.500
3.072.500
0.497177
1527575.519
6
4.650.000
1.287.500
3.362.500
0.432328
1453701.541
7
4.800.000
1.207.500
3.592.500
0.375937
1350553.816
8
4.740.000
1.227.500
3.512.500
0.326902
1148242.481
9
4.860.000
1.247.500
3.612.500
0.284262
1026897.963
10
4.680.000
1.427.500
3.252.500
0.247185
803968.2567
11
4.800.000
1.447.500
3.352.500
0.214943
720597.1542
12
4.500.000
1.207.500
3.292.500 + 13.050.000 = 16.342.500
0.186907
3054528
NPV
4141166.2
TAHUN
INVESTASI
BENEFIT
COST
NET BENEFIT
(1-2)
DF 20%
PV
0
16.500.000
0
0
-16.500.000
1
-16.500.000
1
4.800.000
1.427.500
3.372.500
0.833333
2810417
2
4.650.000
1.287.500
3.362.500
0.694444
2335069
3
4.860.000
1.387.500
3.472.500
0.578704
2009549
4
4.710.000
1.567.500
3.142.500
0.482253
1515480
5
4.500.000
1.427.500
3.072.500
0.401878
1234769
6
4.650.000
1.287.500
3.362.500
0.334898
1126094
7
4.800.000
1.207.500
3.592.500
0.279082
1002601
8
4.740.000
1.227.500
3.512.500
0.232568
816895.2
9
4.860.000
1.247.500
3.612.500
0.193807
700126.7
10
4.680.000
1.427.500
3.252.500
0.161506
525296.9
11
4.800.000
1.447.500
3.352.500
0.134588
451206.2
12
4.500.000
1.207.500
3.292.500 + 13.050.000 = 16.342.500
0.112157
1832926
NPV
-139570
Investasi Usaha
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan perbandingan antara jumlah NPV postif dengan jumlah NPV negative yang menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit yang diperoleh dengan cost yang dikeluarkan. Perhitungan Net B/C diperoleh dengan membagi hasil diskonto totalproduksi dengan total biaya yang telah didiskonto atau membagi NPV yang mempunyai nilai yang lebih besa dari nol dengan NPV yang kurang dari nol.
NET BENEFIT COST RATIO (NET B/C)
NPV (+)
NPV(-)
NET B/C
4141166.2
-139570
29.67089
B/C =t=0t=nNPV(+)NPV(-)
= 4141166.2 (+) 139570(-)= 29.67089
Dengan demikian, Net B/C Ratio sebesar lebih besar 29.67089 dari 1 maka benefit yang diperoleh tersebut adalah 29.67089 dari cost yang dikeluarkan oleh pemilik modal sehingga usaha tersebut dapat dilaksanakan karena Net B/C > 1.
Narasikan
BENEFIT
COST
Df 10%
Bt(Df)
Ct(Df)
0
0
1
0
0
4.800.000
1.427.500
0.9091
4363680
1297740
4.650.000
1.287.500
0.8264
3842760
1063990
4.860.000
1.387.500
0.7513
3651318
1042429
4.710.000
1.567.500
0.6830
3216930
1070603
4.500.000
1.427.500
0.6209
2794050
886334.8
4.650.000
1.287.500
0.5645
2624925
726793.8
4.800.000
1.207.500
0.5132
2463360
619689
4.740.000
1.227.500
0.4665
2211210
572628.8
4.860.000
1.247.500
0.4241
2061126
529064.8
4.680.000
1.427.500
0.3855
1804140
550301.3
4.800.000
1.447.500
0.3505
1682400
507348.8
4.500.000
1.207.500
0.3186
1433700
384709.5
JUMLAH
32.149.599
9.251.632
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C )
Gross B/C merupakan manfaat yang diterima proyek dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa satuan) Kriteria ini hampir sama dengan Net B/C.
Gross BC=t=0t=nBt (DF)Ct (DF) 32.149.5999.251.632= = 3.4751
Kesimpulan Gross B/C sebesar 3.4751, maka usaha penangkapan tersebut menguntungkan untuk dilaksanakan.
Interest Rate of Return (IRR)
IRR adalah untuk mengetahui sebagai alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman.
Rumus :
IRR=i'+NPV'NPV' NPV"i"-i'
= 15%+ 4.141.166,2(4.141.166,2-139570) (20% - 15%)
= 15% +4.141.166,21.421.775,7 (5%)
= 20.17%
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR usaha penangkapan tersebut diperoleh 0,18% sehingga tingkat bunga bank yang berlaku pada saat usaha dijalankan adalah sebesar 15%, maka IRR < tingkat bunga yang berlaku. Kesimpulannya proyek tersebut tidak menguntungkan.
Payback Period
3.366.666
Payback Periods PP =IBt
= 16.500.0003.366.666,7
= 4.90099
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, 2011. Capital Budgeting Decision Process. http://madces.blogspot.com/2011/02/capital-budgeting-decision-process.html.(Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2014 Pukul 22.03 Wita Makassar)
Benny, Guido. 2013. Evaluasi Proyek: Pengertian Evaluasi Proyek, Aspek-Aspeknya Dan Metode Memperoleh Gagasan.pdf. http://staff.ui.ac.id/ system/files/users/guido.benny29/material/evapro02evaprodesaindangagasan.pdf. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014, pukul 20:50 WITA).
BPS. 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar.http://takalarkab.bps.go.id/data/publikasi/publikasi_7/publikasi/files/res/other/search.txt. (Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2014 Pukul 19:20 WITA).
De Neufville, R. (1990) Applied System Analysis : Engineering Planning and
Technology Management, McGraw Hill, Inc. file:///C:/Users/User/Downloads/p0103.pdf. Diakses pada hari Senin, 30 Oktober 2014. Pukul 18.00 WITA. Makassar.
Diari, 2010. Analisis Kriteria Investasi. http://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net present value npv dan internal rate of return irr/. (Diakses pada hari Senin, 30 Oktober 2014. Pukul 18.00 WITA. Makassar)
Hasyim, 2012. Studi Kelayakan Proyek Net Benefit Cost. http://hasyimibnuabbas.blogspot.com/2012/08/studi kelayakan proyek net benefitcost.html. Diakses pada hari Senin, 30 Oktober 2014. Pukul 18.00 WITA. Makassar.
Kasmir, Jafar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.
M. Handayani, dkk. Pendapatan tenaga kerja. Pdf. http://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/Mediagro/article/download/908/1020. (Diakses pada tanggal 6 November 2014 pada pukul 12:30 WITA).
Nasir, Akbar. 2012. Laporan Evaluasi Proyek. http://gudangklazhie.Blogspot. com/2012/12/laporan-evaluasi-proyek-akbar-nasir.html. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014, pukul 21:30 WITA).
Pasaribu, Ali Musa. Djumran Yusuf. Amiluddin. 2005. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan. Makassar: LEPHAS.
Poerwanto Hendra, 2014. Analisis dan Fungsi Breakeven.https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/analisis-dan-asumsi-breakeven/jenis-biaya-menurut-konsep (Diakses Pada Tanggal 1 November 2014 Pukul 15.20 WITA).
Rykang, R, W, 2014. Indonesia Negara Maritim, Tapi MinimWawasan Bahari. http://www.tempo.co/read/news/2014/05/31/090581338/Indonesia-Negara-Maritim-tapi-Minim-Wawasan-Bahari.(Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2014 Pukul 22.00 WITA).
Tuwo, ambo. 2011.Pengolahan Ekowisata Pesisir Dan Laut.Brilian Internasional:Surabaya.
Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Takalar
EVALUASI PROYEK
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
OLEH:
NAMA : FIRDA AMALIA HAMID
NIM : L241 12 102
ASISTEN : GILANG TALHA S.Pi
MUTTIA YUNITA M.S.
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014