PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
PENDEK PENDEKA ATAN DAN DAN METODOLOGI
F.1
Pendekatan
1. Pendekata Pendekatan n terhad terhadap ap Kebijakan Kebijakan Pembangu Pembangunan nan Daera Daerah h Pendekatan terhadap kebijakan pembangunan daerah dilakukan, mengingat keberadaan Kawasan Gedung Sate tidak terlepas dari wilayah Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat secara umum. Pendekata Pendekatan n terhadap terhadap kebijakan kebijakan pembang pembangunan unan daerah daerah salah satunya adalah adalah untuk mengetahui Visi yang ingin atau hendak dicapai di masa yang akan datang, oleh karena itu Penyusuna Penyusunan n Ranc Rancan anga gan n Tekn Teknis is dan dan Fasi Fasilit litas asii Alih Alih Kelo Kelola la Kawa Kawasa san n Pemerinta Pemerintahan han Propinsi Jawa Barat harus dapat mendukung Visi tersebut. Selain itu juga pendekatan dilakukan terhadap kebijakan-kebijakan yang ada termasuk yang sedang ditetapkan oleh Pemda setempat khususnya yang terkait dengan aspek Rancan Rancangan gan Teknis Teknis dan dan Fasilit Fasilitasi asi Alih Kelola Kelola Kawas Kawasan an Pemerintahan Propinsi Jawa Barat antara lain produk-produk pengaturan yang telah ada di kawasan tersebut dan progamprogram pembangunannya.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -1
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Penjabaran Pro ram
Program Pembangunan Terkait
2. Pendek Pendekata atan n terhada terhadap p Kebija Kebijakan kan Tata Tata Ruan Ruang g Penyusunan Penyusuna n Rancangan Rancangan Teknis Teknis dan Fasilitasi Fasilitasi Alih Kelola Kelola Kawasan Kawasan Pemerintahan Pemeri ntahan Propinsi Jawa Barat harus merujuk pada pranata kebijakan tata ruang yang telah ada guna mengh me nghasi asilkan lkan suatu suatu ara arahan han pemban pembangun gunan an yang yang lebih lebih tegas tegas dalam dalam ran rangk gka a upaya upaya pengendalian, pengawasan pengawasan dan pelaksanaan pembangunan pembangunan fisik di kawasan. Berdasarkan hal tersebut, maka pendekatan terhadap rencana tata ruang terkait perlu dilakukan agar Rancangan Rancangan Teknis Teknis dan Fasilit Fasilitasi asi Alih Kelola Kelola Kawasan Kawasan Pemerintahan Pemer intahan Propinsi Jawa Barat dapat sejalan dan bersinergi dengan rencana yang telah dibuat di kawasan tersebut.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -2
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
RTRW Provinsi Jawa
USULAN TEKNIS
Arahan Arahan kebija kebijakan kan rencana
RTRW Kota Kondisi dan Permasalahan Eksisting Kawasan
Sinkronisasi program pemanfaatan ruang
RTRK/RTBL
Rancangan Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan Pemerintahan Propinsi Jabar
Pendek Pendekata atan n strate strategis gis yang yang akan akan dilak dilakuka ukan n dalam dalam penyu penyusun sunan an Rancan Rancangan gan Teknis Teknis dan Fasilit Fasilitasi asi Alih Alih Kelol Kelola a Kawas Kawasan an Pusat Pusat Pemeri Pemerinta ntahan han Provin Provinsi si Jawa Jawa Barat Barat ada adalah lah sebag sebagai ai berikut : 1. Pendekata Pendekatan n terhad terhadap ap peraturan peraturan perundang perundangan an terkait terkait Beber Beberapa apa perun perunda danga ngan-u n-und ndang angan an dan dan per peratu aturan ran terkai terkaitt sebaga sebagaii landas landasan an atau atau pedoman dalam penyusunan Rancangan Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan Pusat Pemerintahan Propinsi Jawa Barat antara lain adalah sebagai berikut :
Undang-Undang Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang,
Undang-Undang Undang-Undang No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang-Undang Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 Tentang Cagar Budaya, | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -3
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Keppres No. 32 Tahun 1990 Tentang Kawasan Lindung,
Kepm Kepmen en PU Nomo Nomorr : 441/K 441/KPTS PTS/19 /1998 98 Tentan Tentang g Persy Persyara aratan tan Teknis Teknis Bangun Bangunan an Gedung,
Instruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor 14 Tahun 1988 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan
Dan beberapa beberapa perundang perundangan-un an-undang dangan an dan peraturan peraturan lainnya, lainnya, norma, norma, aturan, aturan, pedoman, manual, dan lain-lain.
Kedudukan Rancangan UU No. 24 Th.1992
Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan dalam
P
R
UU No. 28 Th.2002 Tentang Bangunan Gedung dan Kepmen PU Nomor : 441/KPTS/1998 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung,
Aspek Aspek Lega Legalilitas tas dan Pedoman Teknis Penat Penataa aan n Ban unan unan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 Tentang Ca ar Buda a
Aspek Aspek Legal Legalita itass Perlindungan thd ban ban unan unan ber berse se arah arah
Keppres No. 32 Tahun 1990 Tentang Kawasan Lindun
Aspek Aspek legal legalita itass dal dalam am penetapan kawasan lindun
Instruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor 14 Tahun 1988 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di
Aspek Aspek lega legalit litas as dan dan pedoman penataan ruang terbuka terbuka hi au
Beberapa perundangundangan dan eraturan terkait
Pertimbangan Aspek Aspek Peratu Peratura ran n PerundangUndangan dan NSPM
Aspek Aspek lega legalit litas as dan dan pedoman teknis lainnya
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -4
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
2. Pendekata Pendekatan n Teknis Teknis Penyu Penyusuna sunan n Rancana Rancana Rancangan Rancangan Kawasan Kawasan Pendekatan perancangan teknis kawasan akan dilakukan secara komprehensi mencakup aspek aspek urban urban design. design. Pendekatan Pendekatan teknis teknis perancang perancangan an kawasan kawasan melalui melalui penyusuna penyusunan n Rancangan Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dimaksudkan untuk memberikan arahan lingkungan binaan pada daerah-daerah ters terseb ebut ut yang yang dapa dapatt me meme menu nuhi hi kepe kepent ntin inga gan n umum umum atau atau aspi aspiras rasii ma masy syar arak akat at,, pemanfaatan sumber daya setempat dan daya dukung lahan yang optimal, melalui pandua panduan n per perlin lindun dungan gan terhad terhadap ap bangun bangunan an dan dan lingk lingkung ungan an di kawasa kawasan, n, pandua panduan n perijinan, maupun panduan program investasi.
•
•
•
•
•
•
Aspek Sosial Sosial Kependudukan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Daya Dukung Fisik dan Lingkungan Aspek Legal Legal Konsolidasi Lahan Daya dukung sarana dan fasilitas lingkungan Aspek Aspek signi signifi fikan kansi si historis kawasan
ASPEK URBAN URBAN DESIGN Tata Guna Lahan
Bentuk dan Massa Bangunan
Potensi, permasalahan dan kebutuhan enataan kawasan
Perumusan tujuan penataan kawasan
Sirkulasi dan perparkiran
Ruang Terbuka
Perumusan Rancangan Teknis Kawasan
Jalan Pedestrian Dukungan Pelaksanaan Rencana
Maket Kawasan
Rancangan Perda dan Pergub
Signage
Preservasi
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -5
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Penyusuna Penyusunan n Rancangan Rancangan Teknis dan Fasilitasi Fasilitasi Alih Kelola Kelola Kawasan Kawasan Pemerintah Pemerintahan an Provinsi Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai pemanfaat ruang dan sebagai pihak yang terkena dampak positif maupun negatif dari pelaksanaan ruang itu sendiri. Oleh karena itu dalam penyusunan Rancangan Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat juga akan digunakan digunakan pendekatan pendekatan partisipas partisipasii masyaraka masyarakatt (stakeholder approach ) untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana melalui forum diskusi pelaku pembangunan. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku pembangu pembangunan nan yang ada dalam setiap tahapan tahapan perencanaa perencanaan. n. Pelibatan Pelibatan pelaku pelaku pembang pembangunan unan dalam pekerjaan ini dapat digambarkan dengan diagram seperti yang terlihat pada gambar F.5.
Pelaku
Pelaksanaan Pelaksanaan oleh Pemerintah, Pemerintah, Swasta, Swasta, Masyarakat Masyarakat
Keterlibatan Keterlibatan Dalam Dalam Perencanaa Perencanaan n
Forum
Forum Masyarakat Masyarakat
Stakehold ers
Stakehold ers
Konsultan Konsultan
Pemerintah Pemerintah
SURVEI
Program Pemerintah
Analisis & Interpret asi
Rencana Rencana yang yang disepaka disepaka titi
Penyusuna n rencana
Arahan Pemerintah
Perangkat Pengendal ian Pelaksana an Indikasi Program
Pendekata Pendekatan n pengelola pengelolaan, an, yang menyangk menyangkut ut aspek aspek administ administrasi rasi agar hasil perencanaa perencanaan n dapat dilaksanakan melalui koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian rencana.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -6
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Metodologi atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyusunan Rancangan Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat meliputi tahapan sebagai berikut :
Tahap persiapan persiapan merupakan merupakan tahap awal yang akan dilakukan dilakukan dalam penyusun penyusunan an Rancangan Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Pokok-pokok Pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini meliputi : 1.
Pers Persia iapa pan n admi admini nist stra rasi si..
2.
Mobilis ilisas asii per perssonil. il.
3.
Pengum Pengumpu pulan lan datadata-dat data a litera literatur tur terkai terkait. t.
4.
Peng engump umpulan lan dat data a aw awal. al.
5.
Perum Perumus usan anpe pend ndek ekat atan an dan dan metod metodol olog ogi. i.
6.
Penjad Penjadwal walan an renca rencana na kerja kerja dan dan penu penugas gasan an pers person onil. il.
7.
Persi rsiapan su survei.
8.
Peny Penyus usun unan an Lapo Laporan ran Pend Pendah ahul ulua uan. n.
Tahap survei lapangan merupakan tahap kedua yang akan dilakukan dalam rangka pengumpulan data untuk dikaji sebagai bahan perumusan konsep dan strategi yang akan dituangkan dalam rencana dan aspek pelaksanaannya. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan meliputi : •
Pengumpulan data primer Pengumpulan data primer merupakan metoda survai yang cukup penting karena dapat secara langsung memperoleh keterangan ataupun mengetahui aspirasi secara langsung dari pihak-pihak yang secara langsung terlibat di dalamnya.
•
Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data sekunder merupakan metoda survai yang dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai informasi dan data-data dari sumber tak langsung. Dalam hal ini sumber dimaksud adalah instansi-instansi yang menangani atau mengelola segala bentuk perkembangan yang terjadi di wilayah perencanaan. Data-d Data-data ata atau atau inform informasi asi yang yang telah telah terhim terhimpun pun pada pada setiap setiap instan instansi si akan akan | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -7
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
menja me njadi di sumber sumber data data yang yang penti penting ng bagi bagi pelaks pelaksana anaan an ana analis lisis. is. Data-d Data-data ata dimaksud akan meliputi data kondisi fisik meliputi penggunaan lahan baik luasan maupun karakteristiknya, data prasarana meliputi sumber, tingkat pelayanan, kondi kondisi si jar jaring ingan an serta serta ren rencan cana a pengem pengemban bangan gannya nya.. Termas Termasuk uk juga juga dalam dalam kategori pengumpulan data sekunder ini adalah pengumpulan kebijaksanaankebijaksanaan atau peraturan-peraturan terkait yang telah ada, kondisi sosial ekonomi, dan kelembagaan. •
Pengam Pengamata atan/o n/obs bserv ervasi asi Lapang Lapangan, an, me merup rupaka akan n metod metoda a surva survaii yang yang secara secara langsung menangkap dan memahami kondisi serta permasalahan yang ada di lapangan. Pengamatan lapangan ini sangat penting untuk dapat memberikan wawasan wawasan yang benar benar serta menumbuhkan menumbuhkan kepekaan kepekaan yang tepat pada team pelaks pelaksana ana.. Pengam Pengamata atan n lapang lapangan an ini akan akan sangat sangat diperlu diperlukan kan untuk untuk dapat dapat memahami permasalahan-permasalahan tertentu khususnya terhadap elemenelemen elemen pembentuk pembentuk karakter karakter ruang seperti seperti tata guna lahan, lahan, tata bangunan, bangunan, intensitas pemanfaatan lahan, ruang terbuka dan tata hijau, sistem penghubung, kegiatan pendukung, prasarana dasar dan utilitas, serta penanda dan wajah jalan.
Tahap Tahap kompil kompilasi asi data data mer merup upaka akan n tahap tahap pemil pemilaha ahan/p n/peny enyele eleksi ksian/ an/pen pentab tabula ulasi sian an /pendeskripsian /pendeskripsian data untuk memudahkan memudahkan proses analisis data. Seda Sedang ngka kan n
pros proses es
anal analis isis is
data data
meru me rupa paka kan n
pros proses es
untu untuk k
meng me ngid iden enti tifi fika kasi si,,
menganalisis, memetakan dan mengapresiasi konteks lingkungan dan nilai lokal dari kawasan perencanaan dan wilayah sekitarnya. Analisis secara sistematis sistematis dilakukan meliputi : 1)
Anal An alis isis is sec secar ara a umum umum yan yang g meni menilai lai : a.
: gamba gambaran ran kegiat kegiatan an sosia sosiallkependudu kependudukan, kan, dengan dengan memaham memahamii beberapa beberapa aspek, aspek, antara antara lain tingkat tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah keluarga, kegiatan sosial penduduk, tradisibuda budaya ya loka lokal, l, dan dan perk perkem emba bang ngan an yang yang dite ditent ntuk ukan an seca secara ra kult kultur ural al-tradisional.
b.
:
gamb gambar aran an
sekt sektor or pend pendor oron ong g
perkembangan ekonomi, kegiatan usaha, prospek investasi pembangunan | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -8
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA dan dan
perk perkem emba bang ngan an peng penggu guna naan an tana tanah, h, prod produk ukti tivi vita tass
USULAN TEKNIS
kawa kawasa san, n, dan dan
kemampuan pendanaan pemerintah daerah. c.
: kemampuan fisik, lingkungan dan lahan potensial bagi pengembangan kawasan selanjutnya. Beberapa aspek yang harus dipahami antara lain : kondisi tata guna lahan, kondisi bentang alam kawasan, lokasi geografis, sumber daya air, status-nilai tanah, izin lokasi, dan kerawanan kawasan terhadap bencana alam.
d.
: kesiapan administrasi dari lahan yang direncanakan dari segi legalitas hukumnya.
e.
: seperti jenis infrastruktur, jangkauan pelayanan, jumlah penduduk yang terlayani, dan kapasitas pelayanan.
f.
: kaitan kedudukan nilai historis historis kawasan kawasan pada pada konteks konteks yang lebih besar, besar, misalnya misalnya sebagai sebagai aset pelestarian pada skala kota/regional bahkan pada skala nasional.
2)
Analis Ana lisis is secara secara khusus khusus yang menil menilai ai unsur-u unsur-uns nsur ur elemen elemen kota sesuai sesuai konsep konsepsi si atau pendekatan aspek urban design sebagai berikut : a. Tat Tata Gun Guna Lahan ahan b. Bentuk dan Massa Bangunan c. Sirk Sirkul ulas asii dan dan perp perpark arkir iran an.. d. Ruan uang Terb Terbuk uka a e. Jalan alan Ped Pedes estr tria ian n f.
Signage
g. Preservasi. Hasil Hasil ana analis lisis is kawasa kawasan n dan dan wilay wilayah ah peren perencan canaan aan mencak mencakup up indika indikasi si progra program m bangunan dan lingkungan yang dapat dikembangkan pada kawasan perencanaan. Pada Pada tahap tahap ini juga juga akan akan dirumu dirumusk skan an kons konsep ep dasar dasar per peranc ancang angan an kawas kawasan an yang yang meliputi komponen dasar sebagai berikut : 1)
Visi Visi Pemb Pemban angu guna nan, n, yait yaitu u gam gambara baran n spes spesif ifik ik kara karakt kter er ling lingku kung ngan an di ma masa sa mendatang yang akan dicapai sebagai hasil akhir penataan suatu kawasan yang direncanakan, disesuaikan dengan seluruh kebijakan dan rencana tata ruang yang berlaku pada daerah tersebut. | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F -9
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA 2)
USULAN TEKNIS
Konse Konsep p Perancan Perancangan gan Kawasa Kawasan, n, yaitu yaitu suatu suatu gagasa gagasan n perancan perancangan gan dasar dasar pada skala makro, dari intervensi desain struktur kawasan yang hendak dicapai pada kawasan kawasan perencanaa perencanaan, n, terkait terkait dengan dengan struktur struktur keruangan keruangan yang berintegra berintegrasi si dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada.
3)
Konsep Konsep Komponen Komponen Perancangan Perancangan Kawasan Kawasan,, yaitu suatu gagasan gagasan perancangan perancangan dasar dasar yang dapat dapat merumuskan merumuskan kompone komponen-ko n-kompon mponen en perancan perancangan gan kawasan kawasan (peruntukan, intensitas, dll).
4)
Blo Blok-bl k-blok ok Peng Pengem emba bang ngan an Kawa Kawasa san n
dan Prog Progra ram m
Pena Penang ngan anan anny nya, a, yait yaitu u
pembagian suatu kawasan perencanaan menjadi blok-blok pengembangan yang lebih kecil sehingga strategi dan program pengembangannya pengembangannya dapat lebih terarah dan rinci.
Taha Tahap p peru perumu musa san n dan dan peng pengem emba bang ngan an pera peranc ncan anga gan n kawa kawasa san n me meli lipu puti ti taha tahap p perumusan :
Merupakan perumusan ketentuan-ketentuan rancangan kawasan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan. Perumusan rencana umum dimaksudkan untuk : a. Memberi Memberi arahan lugas dan sistematis sistematis bagi implementas implementasii ketentuan dasar dasar dari perancangan kawasan. b. Memberi Memberi gambaran gambaran simulasi simulasi bangunan bangunan secara keruangan (3-dimensio (3-dimensional) nal) sebagai model penerapan seluruh arahan materi pokok rancangan kawasan. c.
Memudahkan pengembangan pengembangan desain sesuai dengan dengan visi dan arahan arahan karakter lingkungan yang telah ditetapkan.
d. Memudahkan pengelolaan, pengelolaan, pengendalian pengendalian pelaksanaan pelaksanaan dan pengoperasian pengoperasian kawasan kawasan sesuai dengan visi dan arahan karakter karakter lingkung lingkungan an yang telah ditetapkan.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 10
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
e. Mencapai Mencapai intervensi intervensi desain kawasan kawasan yang berdampak berdampak baik, terarah dan terukur pada suatu kawasan yang direncanakan. f . Mencapai Mencapai integrasi integrasi elemen-ele elemen-elemen men desain yang berpengaruh berpengaruh pada suatu perancangan kawasan. Materi rencana umum mempertimbangkan potensi mengakomodasi komponenkomponen rancangan suatu kawasan sebagai berikut :
Struktur Peruntukan Lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan berperan penting penting dalam alokasi penggun penggunaan aan dan penguasaa penguasaan n lahan/tata lahan/tata guna guna lahan lahan yang yang telah telah diteta ditetapk pkan an dalam dalam suatu suatu kawasa kawasan n per perenc encana anaan an tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah, rencana detail tata ruang kota maupun rencana yang telah disusun sebelumnya. Komponen Penataan meliputi : (1) Perunt Peruntuka ukan n Lahan Lahan Makro, Makro, yaitu yaitu ren rencan cana a alokas alokasii pengg pengguna unaan an dan pemanf pemanfaat aatan an lahan lahan pada pada suatu suatu wilaya wilayah h terten tertentu tu yang yang juga juga disebu disebutt dengan tata guna lahan. Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. (2) Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah : •
Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen;
•
Perunt Peruntuka ukan n lahan lahan terten tertentu, tu, misaln misalnya ya ber berkai kaitan tan denga dengan n konte konteks ks lahan perkotaan, konteks bentang alam/lingkungan alam/lingkungan konservasi, atau pun pun kont kontek ekss tema temati tika kall peng pengat atur uran an pada pada spot spot ruan ruang g berte bertema ma tertentu.
Intensitas Intensitas Pemanfaatan Pemanfaatan Lahan Lahan adalah adalah tingkat tingkat alokasi alokasi dan distribus distribusii luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 11
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Intensitas pemanfaatan ruang ditujukan untuk : (1) Mencapai efisiensi dan efektivitas efektivitas pemanfaatan lahan secara adil. adil. (2) Mendapa Mendapatkan tkan distribus distribusii kepadatan kepadatan kawasan kawasan yang selaras selaras pada pada batas daerah yang direncanakan berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah yang terkait. (3) Mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas lahan pemanfaatan lahan (Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Daerah Hijau, dan Koefisien Tapak Besmen) yang dapat mendukung berbagai karakter khas dari berbagai subarea yang direncanakan. (4) Merangsan Merangsang g pertumbu pertumbuhan han kawasan kawasan dan berdampa berdampak k langsung langsung pada perekonomian kawasan. (5) Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen intens intensita itass pemanf pemanfaat aatan an lahan lahan dalam dalam hal hal pencap pencapaia aian n kinerj kinerja a fungsi fungsi,, estetis dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan l ahan di luarnya. Komponen perencanaan meliputi : (1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah l ahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. (2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan anta antara ra juml jumlah ah selu seluru ruh h luas luas lant lantai ai selu seluru ruh h bang bangun unan an yang yang dapa dapatt dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. (3) Koefisie Koefisien n Daera Daerah h Hijau Hijau (KDH), (KDH), yaitu angka angka persentas persentase e perbandin perbandingan gan antara antara luas luas seluru seluruh h rua ruang ng terbuk terbuka a di luar luar bangu bangunan nan gedung gedung yang yang dipe diperu runt ntuk ukka kan n
bagi agi
pert pertam aman anan an/p /pen engh ghij ijau auan an
dan dan
luas luas
tana tanah h
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. (4) Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan anta antara ra
luas luas
tapa tapak k
besm besmen en
dan dan
luas luas
tana tanah h
perpe erpeta taka kan/ n/da daer erah ah
perencanaan yang dikuasai.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 12
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
(5) Sistem Insentif-Disinsentif Insentif-Disinsentif Pengembangan, Pengembangan, terdiri atas: •
Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan dibe diberi rik kan
apab apabil ila a
bang bangun unan an
gedu gedung ng
terb terban ang gun
meme me menu nuhi hi
persyaratan peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan bangunan yang ditempati ditempati oleh fungsi fungsi tersebut tersebut dipertimb dipertimbangk angkan an untuk tidak diperhitungkan dalam KLB. •
Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasi fasili lita tass
umum umum
beru berupa pa
sum sumbang bangan an
posi positi tiff
bagi bagi
ling lingku kung ngan an
permu per mukim kiman an terpad terpadu; u; terma termasuk suk di antaran antaranya ya jalur jalur pej pejala alan n kaki, kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum. (6) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer (TDR=Transfer of Developm Development ent Right Right ), ), yaitu hak pemilik pemilik bangunan/ bangunan/peng pengemba embang ng yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, l ain, yang dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun.
Tata Bangunan Bangunan adalah adalah produk produk dari penyeleng penyelenggaraa garaan n bangunan bangunan gedung gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfiguras konfigurasii dari elemen-el elemen-elemen emen:: blok, blok, kaveling/ kaveling/petak petak lahan, lahan, bangunan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefini mendefinisikan sikan berbagai berbagai kualitas kualitas ruang kota yang akomodat akomodatif if terhadap terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruangruang publik. Tata Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai bagian dari penyel penyeleng enggar garaan aan bangu bangunan nan gedung gedung besert beserta a lingku lingkung ngann annya, ya, termas termasuk uk sarana dan prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku dalam RTRW Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 13
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Rencana tata bangunan ditujukan untuk : (1) Mewujud Mewujudkan kan kawasan kawasan yang selaras selaras dengan dengan morfolog morfologii perkemba perkembangan ngan area tersebut serta keserasian dan keterpaduan pengaturan konfigurasi blok, kaveling dan bangunan. (2) Meningkatkan kualitas ruang kota yang aman, nyaman, sehat, menarik, dan ber berwa wawas wasan an ekolog ekologis, is, serta serta akomo akomodat datif if terhad terhadap ap kerag keragama aman n kegiatan. (3) Mengoptimalkan keserasian keserasian antara ruang luar bangunan dan lingkungan publik sehingga tercipta ruang-ruang antarbangunan yang interaktif. (4) Menciptakan berbagai citra dan karakter khas dari berbagai subarea yang direncanakan. (5) Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen tata bangunan dalam hal pencapaian kinerja, fungsi, estetis dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya. (6) Mencapai lingkungan yang tanggap terhadap tuntutan kondisi ekonomi serta terciptanya integrasi sosial secara keruangan. Komponen penataan meliputi : (1) Pengat Pengatura uran n Blok Blok Lingku Lingkung ngan, an, yaitu yaitu peren perencan canaan aan pembag pembagian ian lahan lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, di mana blok terdiri atas petak lahan/kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: •
Bentuk dan Ukuran Blok;
•
Pengelompokan Pengelompokan dan Konfigurasi Blok;
•
Ruang terbuka dan tata hijau.
(2) Pengaturan Kaveling/Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi menjadi sejumlah sejumlah kaveling kaveling/peta /petak k lahan dengan ukuran, ukuran, bentuk, pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: •
Bentuk dan Ukuran Kaveling;
•
Pengelompokan Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling;
•
Ruang terbuka dan tata hijau.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 14
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
(3) Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri atas: •
Pengelompokan Bangunan;
•
Letak dan Orientasi Bangunan ;
•
Sosok Massa Bangunan;
•
Ekspresi Arsitektur Bangunan.
(4) Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). (blok/kawasan). Pengaturan ini terdiri atas: •
Ketinggian Bangunan ;
•
Komposisi Garis Langit Bangunan;
•
Ketinggian Lantai Bangunan.
Sistem Sistem sirku sirkulas lasii dan jalur jalur pengh penghubu ubung ng terdir terdirii dari dari jarin jaringan gan jalan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Rencana sirkulasi dan jalur penghubung ditujukan untuk : (1) Mengo Mengoptim ptimalkan alkan efisiensi efisiensi pemanfaa pemanfaatan tan prasarana prasarana jalan dengan dengan jenis jenis arus pergerakan yang terjadi. (2) Mendap Mendapatk atkan an distri distribus busii atau atau penyeb penyebara aran n per perger gerak akan an yang yang selaras selaras dengan jenis aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban. (3) Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai berbagai elemen elemen pergeraka pergerakan, n, lingkungan lingkungan dan sosial, sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya. Komponen Penataan meliputi :
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 15
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA (1) (1) Sist Sistem em jari jaring ngan an jala jalan n
dan dan
perg perger erak akan an,,
yait yaitu u
ranc rancan anga gan n
USULAN TEKNIS
sist sistem em
perge per gerak rakan an yang yang terkait terkait,, antara antara jen jenisis-jen jenis is hirark hirarki/k i/kela elass jalan jalan yang yang tersebar pada kawasan perencanaan (jalan arteri, kolektor dan jalan lingkungan lingkungan/loka /lokal) l) dan jenis pergerakan pergerakan yang melaluiny melaluinya, a, baik masuk masuk dan keluar kawasan, maupun masuk dan keluar kaveling. (2) (2) Sist Sistem em sirk sirkul ulas asii kend kendar araa aan n umum umum,, yait yaitu u ranc rancan anga gan n sist sistem em arus arus pergerakan kendaraan umum formal, yang dipetakan pada hirarki/kelas jalan yang ada pada pada kawasan perencanaan. perencanaan. (3) (3) Sist Sistem em sirk sirkul ulas asii kend kendar araa aan n prib pribad adi, i, yait yaitu u ranc rancan anga gan n sist sistem em arus arus pergeraka pergerakan n bagi kendaraan kendaraan pribadi pribadi sesuai sesuai dengan dengan hirarki/ke hirarki/kelas las jalan pada kawasan perencanaan. (4) Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat, yaitu rancangan sistem sistem arus pergerakan pergerakan bagi kendaraan kendaraan umum dari sektor sektor informal, informal, seperti seperti ojek, ojek, becak, becak, andon andong, g, dan sejeni sejenisn snya, ya, yang yang dipeta dipetakan kan pada pada hirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan. (5) Sistem Sistem pergerakan pergerakan transit, yaitu rancangan sistem perpindah perpindahan an arus pergerakan dari dua atau lebih moda transportasi yang berbeda, yang dipetakan pada hirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan. (6) Sistem parkir, yaitu rancangan sistem gerakan arus masuk dan keluar kaveling atau grup kaveling untuk parkir kendaraan di dalam internal kaveling. (7) Sistem perencanaan jalur servis/pelayanan lingkungan, yaitu rancangan sistem sistem aru aruss per perger geraka akan n dari dari kendar kendaraan aan servi serviss (seper (seperti ti pengan pengangku gkutt sampah, pengangkut barang, dan kendaraan pemadam kebakaran) dari suatu suatu kaveli kaveling ng atau atau blok blok lingk lingkung ungan an terten tertentu, tu, yang yang dipeta dipetakan kan pada pada hirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan. (8) Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda, yaitu rancangan sistem arus pejalan kaki (termasuk penyandang cacat dan lanjut usia) dan pemakai sepeda, yang khusus disediakan pada kawasan perencanaan. (9) Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (pedestrian (pedestrian linkage ), ), yaitu ranc rancan ang gan
siste istem m
jari jarin ngan gan
berb erbagai agai
jalur lur
peng enghu hub bun ung g
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
yang ang
F - 16
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
memung memungkin kinkan kan menemb menembus us bebera beberapa pa bangu bangunan nan atau atau pun bebera beberapa pa kaveling tertentu dan dimanfaatkan bagi kepentingan jalur publik.
Sistem Sistem sirku sirkulas lasii dan jalur jalur pengh penghubu ubung ng terdir terdirii dari dari jarin jaringan gan jalan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Rencana sistem sirkulasi dan jalur penghubung ditujukan untuk : (1) (1) Meni Mening ngka katk tkan an kual kualit itas as kehi kehidu dupa pan n ruan ruang g kota kota me mela lalui lui penc pencip ipta taan an lingk lingkung ungan an yang yang am aman, an, nyaman nyaman,, sehat, sehat, menari menarik k dan dan berwa berwawas wasan an ekologis. (2) Mendorong terciptanya terciptanya kegiatan publik sehingga tercipta integrasi ruang sosial antarpenggunanya. antarpenggunanya. (3) (3) Menc Mencip ipta taka kan n
este esteti tika ka,,
kara karakt kter er
dan dan
orie orient ntas asii
visu visual al
dari dari
suat suatu u
lingkungan. (4) Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi pada kepentingan kepentingan pejalan kaki. (5) Mewujudkan lingkungan lingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan. berkelanjutan. Komponen Penataan meliputi : (1) Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik-aksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pihak tertentu. (2) Sistem Sistem
Ruang Ruang
Terbu Terbuka ka
Pribad Pribadii
(kepem (kepemili ilikan kan
pribad pribadi–a i–akse ksesib sibili ilitas tas
pribadi), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu. (3) (3) Sist Sistem em Ruan Ruang g Terb Terbuk uka a Priv Privat at yang yang dap dapat diak diakse sess oleh leh Umum Umum (kepemilik (kepemilikan an pribadi– pribadi–akses aksesibili ibilitas tas publik), publik), yaitu yaitu ruang yang karakter karakter fisiknya terbuka, serta bebas dan mudah diakses oleh publik meskipun | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 17
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
milik milik pihak pihak terten tertentu, tu, karena karena telah telah didedi didedikas kasika ikan n untuk untuk kepent kepenting ingan an publi ublik k
seba ebagai gai
hasi hasill
peng pengel elol ola/ a/pe peme meri rint ntah ah
kes kesepak epakat atan an daer daerah ah
anta antara ra
sete setemp mpat at,,
di
pem pemilik ilik mana ma na
dan dan
piha pihak k
pihak ihak pemi pemili lik k
mengizink mengizinkan an lahannya lahannya digunaka digunakan n untuk untuk kepenting kepentingan an publik, publik, dengan dengan mendapatk mendapatkan an kompensa kompensasi si berupa berupa insentif/ insentif/disi disinsen nsentif tif tertentu, tertentu, tanpa mengubah status kepemilikannya. (4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang disebar pada ruang terbuka publik. (5) Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik, dan pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. (6) Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan : •
Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija);
•
Sepanjang bantaran sungai;
•
Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta;
•
Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;
•
Jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota atau hutan kota, yang merupakan pembatas atau pemisah suatu wilayah.
Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasa kawasan n yang yang sedem sedemiki ikian an rupa rupa sehing sehingga ga tercip tercipta ta suatu suatu kawasa kawasan n atau atau subarea dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu. Tata kualitas lingkungan ditujukan untuk : (1) Mencapai kualitas lingkungan kehidupan manusia yang aman, nyaman, sehat dan menarik, serta berorientasi kepada lingkungan mikro. (2) Menyat Menyatuka ukan n kawasa kawasan n sebag sebagai ai sistem sistem lingku lingkung ngan an yang yang ber berkua kualit litas as dengan pembentukan karakter dan identitas lingkungan yang spesifik.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 18
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
(3) Mengop Mengoptimal timalkan kan kegiatan kegiatan publik publik yang diwadahi diwadahinya nya sehingga sehingga tercipta tercipta integrasi ruang sosial antarpenggunanya, serta menciptakan lingkungan yang berkarakter dan berjati diri. (4) (4) Menc Mencip ipta taka kan n este esteti tika ka,, kara karakt kter er,, dan dan orie orient ntas asii visu visual al,, dari dari suat suatu u lingkungan. (5) (5) Menc Mencip ipta taka kan n
ikli iklim m
mikr mikro o
ling lingku kung ngan an
yang yang
bero berori rien enta tasi si
kepa kepada da
kepentingan pejalan kaki. Komponen Penataan meliputi : (1) Konsep Konsep Identitas Identitas Lingkung Lingkungan, an, yaitu perancang perancangan an karakter karakter (jati diri) suatu suatu lingk lingkung ungan an yang yang dapat dapat diwuju diwujudka dkan n me melal lalui ui pengat pengatura uran n dan dan pera peranc ncan anga gan n elem elemen en fisi fisik k dan dan nonf nonfis isik ik ling lingku kung ngan an atau atau suba subare rea a tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: •
Tata karakter bangunan/lingkungan bangunan/lingkungan (built-in (built-in signage and directional system ), ),
yait yaitu u
peng pengol olah ahan an
elem elemen en-e -ele lema man n
fisi fisik k
bangu anguna nan/ n/
lingkungan untuk mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu ling lingku kung ngan an/b /ban angu guna nan, n,
sehi sehing ngga ga
peng penggu guna na
dapa dapatt
meng me ngen enal alii
karak karakter ter lingk lingkung ungan an yang yang dikunj dikunjung ungii atau atau dilalu dilaluiny inya a sehing sehingga ga mem emud udah ahk kan
peng enggun una a
kawas wasan
unttuk un
berori rorien enta tassi
dan
bersirkulasi. •
Tata penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen-eleman fisik fisik bangun bangunan/ an/lin lingku gkunga ngan n untuk untuk memper memperteg tegas as identi identitas tas atau atau penamaan penamaan suatu suatu bangunan bangunan sehingga sehingga penggun pengguna a dapat dapat mengenali mengenali bangunan yang menjadi tujuannya.
•
Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (supporting (supporting activities ), ), yaitu pengolahan pengolahan secara secara terintegra terintegrasi si seluruh seluruh aktivitas aktivitas informal informal sebagai sebagai pendukun pendukung g dari aktivitas aktivitas formal formal yang diwadahi diwadahi dalam ruang/bangunan, untuk menghidupkan interaksi sosial dari para pemakainya.
(2) Kons Konsep ep Orient Orientasi asi Lingku Lingkunga ngan, n, yaitu yaitu per peranc ancang angan an ele elemen men fisik fisik dan nonf nonfis isik ik
guna guna
memb me mben entu tuk k
ling lingku kung ngan an
yang yang info inform rmat atif if
sehi sehing ngga ga
memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi. | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 19
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Pengaturan ini terdiri atas: •
Sistem tata informasi (directory (directory signage system ), ), yaitu pengolahan elem lemen
fisik isik
di
ling lingk kun unga gan n
untuk tuk
info inform rmas asi/ i/pe petu tunj njuk uk
menge engena naii
temp tempat at
mem emud udah ahka kan n
pema pemaka kaii
meng me ngen enal alii
menjel njelas ask kan
berb erbagai agai
ters terseb ebut ut,,
sehi sehing ngga ga
loka lokasi si
diri diriny nya a
terh terhad adap ap
lingkungannya. •
Sistem Sistem tata tata ram rambu bu pengar pengarah ah (direction directional al signage signage system system ), ), yaitu yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area tujuannya.
(3) (3) Waja Wajah h Jala Jalan, n, yait yaitu u pera peranc ncan anga gan n elem elemen en fisi fisik k dan dan non non fisi fisik k guna guna memben membentuk tuk lingk lingkung ungan an ber bersk skala ala ma manus nusia ia pemaka pemakainy inya, a, pada pada suatu suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas: •
Wajah penampang jalan dan bangunan;
•
Perabot jalan (street (street furniture ); );
•
Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);
•
Tata hijau pada penampang jalan;
•
Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan;
•
Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.
Sistem Sistem prasarana prasarana dan utilitas utilitas lingkung lingkungan an adalah adalah kelengkap kelengkapan an dasar dasar fisik fisik suatu lingkungan lingkungan yang pengadaa pengadaannya nnya memungki memungkinkan nkan suatu suatu lingkungan lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah limbah,, jarin jaringan gan draina drainase, se, jar jaring ingan an per persam sampah pahan, an, jar jaring ingan an gas gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi. Rencana sistem prasarana dan utilitas ditujukan untuk :
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 20
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA (1) (1) Meni Mening ngka katk tkan an
kual kualit itas as
kawa kawasa san n
pere perenc ncan anaa aan n
yang yang
USULAN TEKNIS
menj me njam amin in
tersedian tersedianya ya dukungan dukungan konkret konkret terhadap terhadap kegiatan-k kegiatan-kegiat egiatan an fisik yang ada. (2) Mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan daya dukung lingkungan lingkungan sehin ehing gga
terw erwuju ujud
siste istem m
keber eberla lan njutan utan
(sustainability )
pada
lingkungan. Komponen penataan meliputi : (1) Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pelayanan penyed penyediaa iaan n air bagi bagi pendud penduduk uk suatu suatu lingk lingkung ungan, an, yang yang memenu memenuhi hi persy per syara aratan tan bagi bagi opera operasio sional nalisa isasi si bangun bangunan an atau atau lingk lingkung ungan, an, dan terint terintegr egrasi asi dengan dengan jarin jaringan gan air bersi bersih h secara secara ma makro kro dari dari wilay wilayah ah regional yang lebih luas. (2) Sist Sistem em jar jaring ingan an air limbah limbah dan air kotor kotor,, yaitu yaitu sistem sistem jar jaring ingan an dan dan distrib distribusi usi pelaya pelayanan nan pembua pembuang ngan/ an/pen pengo golah lahan an air buang buangan an rumah rumah tangga tangga,, lingku lingkung ngan an komers komersial ial,, perka perkanto ntoran ran,, dan bangu bangunan nan umum umum lainnya, yang berasal dari manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya buangan industri dan buangan kimia. (3) Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu suatu lingkunga lingkungan n yang berfungsi berfungsi sebagai sebagai pematus pematus bagi lingkung lingkungan, an, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas. (4) Sistem Sistem jar jaring ingan an persa persamp mpaha ahan, n, yaitu yaitu sistem sistem jar jaring ingan an dan distri distribus busii pelayanan pembuangan/pengolahan sampah rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran dan bangunan umum lainnya, yang terintegrasi dengan dengan sistem sistem jarin jaringan gan pemb pembuan uangan gan sampah sampah makro makro dari dari wilay wilayah ah regional yang lebih luas. (5) Sistem jaringan listrik, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan daya listrik dan jaringan sambungan listrik bagi penduduk suatu suatu lingkunga lingkungan, n, yang memenuhi memenuhi persyarat persyaratan an bagi operasio operasionalis nalisasi asi
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 21
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas. (6) Sistem jaringan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan kebutuhan sambungan dan jaringan telepon bagi penduduk suatu suatu lingkunga lingkungan n yang memenuhi memenuhi persyarat persyaratan an bagi bagi operasio operasionalis nalisasi asi bangunan atau lingkungan, yang terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas. (7) (7) Sist Sistem em
jari jaring ngan an
peng pengam aman anan an
keba kebaka karan ran,,
yait yaitu u
sist sistem em
jari jaring ngan an
pengaman pengamanan an lingkung lingkungan/k an/kawasa awasan n untuk untuk mempering memperingatkan atkan penduduk penduduk terh terhad adap ap
kead keadaa aan n
daru darura rat, t,
peny penyed edia iaan an
tem tempat pat
penye enyela lama mata tan, n,
membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran. (8) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang yang menerus menerus (terma (termasuk suk jalan jalan ke luar, luar, korid koridor/ or/sel selasa asarr umum umum dan dan sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit huni hunian an tung tungga gall
ke temp tempat at am aman an,, yang yang dise disedi diak akan an bagi bagi suat suatu u
lingkungan/kawasan lingkungan/kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi.
Panduan Panduan Rancangan Rancangan merupakan merupakan penjelasa penjelasan n lebih rinci atas Rencana Umum yang yang telah telah diteta ditetapka pkan n sebelu sebelumn mnya ya dalam dalam bentuk bentuk penjab penjabara aran n materi materi utama utama mela me lalu luii peng pengem emba bang ngan an komp kompon onen en ran ranca cang ngan an kawa kawasa san n pada pada bang bangun unan an,, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan. Panduan rancangan ditujukan untuk : a. Memberi arahan arahan ringkas dan sistematis sistematis bagi implementasi ketentuan dasar dasar serta ketentuan detail dari perancangan tiap bangunan, kaveling, subblok dan blok pengembangan dalam dimensi yang terukur. b. Memberi Memberi gambaran gambaran simulasi simulasi bangunan bangunan secara keruangan (3-dimensio (3-dimensional) nal) sebagai model penerapan seluruh rencana tata bangunan dan lingkungan dalam tiap kaveling, subblok dan blok. c.
Memudahk Memudahkan an pengemba pengembangan ngan desain pada tiap kaveling/sub kaveling/subblok blok sesuai dengan visi dan arahan karakter lingkungan yang telah ditetapkan.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 22
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
d. Memudahk Memudahkan an pengelolaan pengelolaan dan pengendal pengendalian ian kawasan sesuai sesuai dengan dengan visi dan arahan karakter lingkungan yang telah ditetapkan. e. Mencapai Mencapai intervensi intervensi desain desain kawasan kawasan yang berdampak berdampak positif, positif, terarah dan terukur pada suatu kawasan yang direncanakan. f . Mencapai integrasi integrasi elemen-elemen desain yang berpengaruh kawasan kawasan yang direncanakan. Pand Pandua uan n
Ranc Rancan anga gan n
memu me muat at
kete ketent ntua uan n
dasa dasarr
impl implem emen enta tasi si ranc rancan anga gan n
terh terhad adap ap kawa kawasa san n pere perenc ncan anaa aan, n, beru berupa pa kete ketent ntua uan n tata tata bang bangun unan an dan dan lingkungan yang bersifat lebih detil, memudahkan dan memandu penerapan dan pengemba pengembangan ngan rencana rencana umum, umum, baik pada bangunan, bangunan, kelompo kelompok k bangunan, bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling, maupun blok. Pan Panduan uan
Ranc Rancan ang gan
bers ersifat ifat
meng engakt aktuali ualissasik asikan an
tuj tujuan
penat enataa aan n
lingkungan/kawasan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan secara lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan ((design design guidelines ). ). Prinsip-prinsip pengembangan pengembangan rancangan meliputi : a. Panduan Rancangan tiap Blok Pengembangan Pengembangan meliputi meliputi : (1) panduan rancangan dari masing–masing materi Rencana Umum (2) Aturan Aturan-at -aturan uran Dasar Dasar Panduan dalam Perancangan Kawasan dipertegas dengan pemberlakuan aturan dasar yang meliputi aturan wajib, aturan anjuran utama dan aturan anjuran, beserta pendelegasian kewenangan untuk memutuskan keterlibatan desain dalam konsep penataan kawasan, serta mengontrol implementasi atas aturan dasar tersebut. b. Simulasi Rancangan Tiga Dimensional Dimensional Gamb Gambar aran an
menge engena naii
pera peranc ncan anga gan n
simu simula lasi si
bang bangun unan an
dan dan
pene penera rapa pan n
selu seluru ruh h
ling lingku kung ngan an
pada pada
kons konsep ep tiap tiap
kawa kawasa san, n,
kave kaveli ling ng/b /blo lok k
pengem pengemban bangan gan,, dan gamb gambara aran n keselu keseluruh ruhan an simula simulasi si ran rancan cangan gan pada pada kawasa kawasan n per perenc encana anaan; an; termua termuatt di dalam dalamnya nya sepert sepertii batas batasan/ an/amb ambang ang volu volum me dan dan soso sosok k bang bangun unan an yang yang diiz diizin inka kan n dalam alam suatu uatu “amp “amplo lop p bangunan” (building (building envelope ). ). Gam Gambara baran n
ters terseb ebut ut me meru rupa paka kan n
sala salah h
satu satu simu simula lasi si
yang yang mungk ungkin in
diterapkan. Rancangan bangunan yang sesungguhnya berupa variasi dari | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 23
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
simulasi simulasi tersebut, tersebut, tergantung tergantung pada fleksibili fleksibilitas tas dan kretivitas kretivitas perancang perancang pada waktu proses perencanaan teknis bangunan gedung.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 24
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Tahap ini meliputi perumusan :
Rencana
investasi
disusun
berdasarkan
dokumen
rencana
yang
memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/kaw l ingkungan/kawasan. asan. Rencan Rencana a ini mer merupa upakan kan ruj rujuka ukan n bagi bagi para para peman pemangku gku kepent kepenting ingan an untuk untuk menghitun menghitung g kelayakan kelayakan investasi investasi dan pembiayaa pembiayaan n suatu suatu penataan penataan atau pun menghitung tolok ukur keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan. pembangunan. Rencana ini menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku kepenting kepentingan an dalam dalam pengendal pengendalian ian pelaksanaa pelaksanaan n sesuai sesuai dengan dengan kapasitas kapasitas dan perannya dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai tercapai kerja sama untuk mengurangi mengurangi berbagai berbagai konflik konflik kepentinga kepentingan n dalam investasi/ pembiayaan. Renc Rencan ana a
inve invest stas asii
jug juga
meng me ngat atur ur
upay upaya a
perc percep epat atan an
pening peningkat katan an kualit kualitas as pelaya pelayanan nan pra prasar sarana ana/sa /saran rana a
peny penyed edia iaan an
dan dan
dari dari suatu suatu lingk lingkung ungan an
/kawasan. Aspek-aspek Aspek-aspek Perencanaan meliputi : a. Program Program bersifat bersifat jangka menengah menengah,, minimal minimal untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, tahun, serta mengind mengindikasi ikasikan kan investasi investasi untuk berbagai berbagai macam macam kegiatan, kegiatan, yang yang
meli me lipu puti ti::
tolo tolok k
ukur ukur/k /kua uant ntit itas as
peke pekerj rjaa aan, n,
besa besara ran n
renc rencan ana a
pembia pembiayaa yaan, n, per perkir kiraan aan waktu waktu pelak pelaksan sanaan aan dan kesepa kesepakat katan an sumb sumber er pendanaannya. b. Meliputi investasi investasi pembangunan pembangunan yang dibiayai dibiayai oleh pemerintah daerah/pusat daerah/pusat (dari berbagai sektor), dunia usaha/swasta, usaha/swasta, dan masyarakat. c. Menjel Menjelask askan an polapola-po pola la pengg penggala alanga ngan n pendan pendanaan aan,, kegiat kegiatan an yang yang per perlu lu dilakukan khususnya oleh Pemda setempat, sekaligus saran/alternatif waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 25
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA d. Menj Menjel elas aska kan n
tata tata cara cara
peny penyia iapa pan n
dan dan
USULAN TEKNIS
peny penyep epak akat atan an inve invest stas asii
dan dan
pembia pembiayaa yaan, n, termas termasuk uk me menje njelas laskan kan langka langkah, h, pelaku pelaku,, dan dan perhi perhitun tungan gan teknisnya. e. Menunt Menuntun un par para a peman pemangku gku kepent kepenting ingan an dalam dalam me memp mpero eroleh leh justif justifika ikasi si kela kelaya yaka kan n
eko ekonomi nomi
dan dan
usul usulan an
pere perenc ncan anaa aan n
ling lingku kung ngan an
deng dengan an
memisahk memisahkan an jenis jenis paket paket berjenis berjenis cost cost recovery recovery , non cost recovery recovery , dan pelayanan publik.
Ketentuan pengendalian rencana bertujuan : a. Men Menge gend ndal alik ikan an
berb berbag agai ai
renc rencan ana a
kerj kerja, a,
pro program gram
kerj kerja a
maupu aupun n
kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan aturan dalam rencana dan pelaksanaan penataan kawasan. b. Menga Mengatu turr
perta ertang ngg gungj ungjaw awab aban an
semu semua a
piha pihak k
yang yang
terl terlib ibat at
dala dalam m
mewujudkan rencana pada tahap pelaksanaan penataan kawasan. Aspek-aspek Aspek-aspek Pengendalian meliputi meliputi : a. Ketentuan administratif administratif untuk mengendalikan mengendalikan pelaksanaan seluruh rencana dan program serta kelembagaan yang diperlukan pemerintah daerah dalam rangka ran gka me mendo ndoron rong g pelaks pelaksana anaan an materi materi ren rencan cana a aga agarr terlak terlaksan sana a secara secara efek efekti tiff
term termas asuk uk
mela me lalu luii
meka me kani nism sme e
peri perizi zina nan n
(ter (terut utam ama a
IMB= IMB=Iz Izin in
Mendirikan Bangunan). b. Ara Arahan han yang yang bersi bersifat fat me menga nganti ntisip sipasi asi terjad terjadiny inya a per peruba ubahan han pada pada tahap tahap pelaks pelaksana anaan, an, yang yang diseb disebabk abkan an oleh oleh ber berbag bagai ai hal, hal, tetapi tetapi masih masih dapat dapat memenuhi persyaratan daya dukung dan daya tampung lahan, kapasitas prasarana lingkungan binaan, masih sejalan dengan rencana dan program penataan kota, serta masih dapat menampung aspirasi masyarakat.
a. Aspek-as Aspek-aspek pek pengendal pengendalian ian pelaksana pelaksanaan an rencana rencana Pedoman Pedoman pengenda pengendalian lian pelaksan pelaksanaan aan dimaksud dimaksudkan kan untuk untuk mengarahka mengarahkan n perwujudan pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen rencana, dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas meningkat berkelanjutan. | PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 26
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Dengan pedoman pengendalian pelaksanaan diharapkan : (1) Menjamin pelaksanaan kegiatan berdasarkan berdasarkan dokumen rencana; (2) Menjamin pemanfaatan investasi investasi dan optimalisasi nilai investasi; (3) Menghindari fenomena lahan tidur atau bangunan terbengkalai sebagai akibat investasi yang ditanamkan tidak berjalan semestinya; (4) Menarik investasi lanjutan dalam pengelolaan lingkungan setelah masa pascakonstruksi. Aspek-aspek Aspek-aspek pengendalian meliputi meliputi : (1) Penetap Penetapan an alat-alat alat-alat dan prosedur prosedur pengendal pengendalian ian pelaksanaa pelaksanaan, n, seperti seperti dalam dalam mekani mekanism sme e perizi perizinan nan IMB, IMB, review review tim ahli ahli bang banguna unan n gedung gedung (TABG), dan penerapan insentif/disinsentif; insentif/disinsentif; (2) Pemantaua Pemantauan n dan evaluasi evaluasi atas pelaksana pelaksanaan an materi materi teknis teknis dokumen dokumen rencana; (3) (3) Eval Evalua uasi si pela pelaks ksan anaa aan n peran peran para para pema pemang ngku ku kepe kepent ntin inga gan n sesu sesuai ai kese kesepa paka kata tan n
dala dalam m
pena penata taan an
bang bangun unan an
dan dan
ling lingku kung ngan an,,
baik baik
pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, maupun Pemerintah; (4) Pengawasan teknis atas pelaksanaan sistem perizinan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan di lokasi penataan; (5) Penerap Penerapan an mekanism mekanisme e sanksi sanksi dalam dalam penyeleng penyelenggaraa garaan n pembangu pembangunan nan sesuai peraturan perundang-undangan. perundang-undangan. b. Peng Pengel elo olaan laan Kaw Kawas asan an Pengelolaan kawasan ditujukan untuk dapat melaksanakan kegiatan estate mana ma nage geme ment nt deng dengan an efek efekti tiff dan dan tere terenc ncan ana, a, suat suatu u ling lingku kung ngan an perl perlu u membuat suatu piranti atau alat berupa dokumen tertulis yang melindungi dan memelihara berbagai aset dari lingkungan yang bersangkutan sebagai penjabaran dari berbagai kepentingan pemakai, pemilik, atau pun pihakpiha pihak k lain lain yang yang me memp mpun unya yaii hak hak mili milik, k, hak hak sewa sewa atau atau hak hak pakai akai di lingkungan tersebut. Pedoman Pengelolaan Kawasan merupakan piranti pengelolaan yang berisi kew kewajib ajiban an,,
hak, hak,
wewe wewena nang ng,,
kele kelemb mbag agaa aan n
sert serta a
mekan ekanis isme me
dari dari
pengenda pengendalian lian dan pengelola pengelolaan an terhadap terhadap berbagai berbagai keingina keinginan n pemangku pemangku kepentingan, yang bersifat menerus dan berkelanjutan.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 27
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
Pengelolaan kawasan mencakup kegiatan pemeliharaan atas investasi fisik yang telah terbangun terbangun beserta segala segala aspek aspek nonfisik nonfisik yang diwadahinya, diwadahinya, keg kegiat iatan
penj enjam amin inan an,,
reh rehabi abilita litassi/p i/pem emb bahar aharua uan n,
penge engelo lola laan an serta rta
operas erasio ion nal, al,
pelay elayan anan an
dari dari
pem eman anfa faat ata an, aset
prop roperti erti
lingkungan/kawasan. Jenis aset properti yang dikelola dapat berupa sumber daya alam, bangunan fisik, lahan, lansekap dan tata hijau, aset pelestarian budaya dan sejarah serta infrastruktur kawasan, baik yang merupakan aset bersama dengan kepemilika kepemilikan n publik publik setempat, setempat, atau pun aset properti properti pribadi pribadi yang harus dikontrol pemanfaatan dan perkembangannya sesuai dengan rencana yang disepakati. Aspek-aspek Aspek-aspek pengelolaan meliputi meliputi : (1) Kepent Kepenting ingan an penge pengelol lolaan aan yang yang mengik mengikat at semua semua pihak pihak dengan dengan suatu suatu peraturan yang saling menguntungkan, termasuk juga mengikat dan menguntungkan lembaga penerusnya, pengguna pewarisnya, atau yang diberi kuasa. (2) Kepentin Kepentingan gan agar semua persil persil yang berada dalam lingkunga lingkungan n binaan yang ditata tersebut dapat digunakan, dikelola dan dipelihara sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dimuat pada pedoman pengelolaan kawasan. (3) Kepentingan pemberlakuan peraturan bagi bagi seluruh persil yang ditujukan untuk meningkatkan dan melindungi nilai, daya tarik, dan daya guna pakai dari seluruh fungsi yang ada untuk kepentingan bersama. (4) (4) Kepe Kepent ntin inga gan n pere perenc ncan anaa aan n aset aset eksi eksist stin ing g yang yang haru haruss me mend nduk ukun ung g kebutuhan pelayanan lingkungan setempat. (5) Pertimbang Pertimbangan an lain seperti umur bangunan bangunan atau aset properti properti dan risiko inve invest stas asii
yang yang haru haruss
dipe dipert rtim imba bang ngka kan n
seja sejak k
taha tahap p
pera peranc ncan anga gan n
kawasan. (6) Kepentin Kepentingan gan pengendalian pengendalian yang dikaitkan dikaitkan dengan pola kerjasama kerjasama yang berlaku, seperti pola BOT, BOO, dan sebagainya.
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 28
PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA
USULAN TEKNIS
(Gambar F.6 Metodologi lihat file metodologi!!!)
| PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F - 29