Faktor Penyebab Korupsi Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal daridalam diri pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana dikatakan dikatakan Yamamah Yamamah bahwaketika bahwaketika perilaku perilaku materialistik dan konsumtif konsumtif masyarakat serta sistem politik yangma sih “mendewakan “mendewakan materi maka dapat “memaksa terjadinya permainan uangdan korupsi !"nsari Yamamah # $%%&' “(engan kondisi itu hampir dapatdipastikan dapatdipastikan seluruh pejabat kemudian )terpaksa) korupsi kalau sudah menjabat. *ur Syam !$%%%' memberikan pandangan bahwa penyebab seseorang melakukankorupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan kekayaan yangtidak mampu ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak mampuditahan sementara akses ke arah kekayaan kekayaan bisa diperoleh melalui +ara berkorupsi,maka jadilah seseorang akan melakukan korupsi. (engan demikian, jikamenggunakan sudut pandang penyebab korupsi seperti ini, maka salah satu penyebab korupsi adalah +ara pandang terhadap kekayaan. ara pandang terhadapkekayaan terhadapkekayaan yang salah akan menyebabkan men yebabkan +ara yang salah dalam mengakseskekayaan. mengakseskekayaan. Pandangan Pandangan lain dikemukakan dikemukakan oleh "ri-n yang mengidenti-kasi faktor faktor faktor penyebab terjadinya korupsi antara lain# !/' aspek perilaku indi0idu !$'aspek organisasi, dan !1' aspek masyarakat tempat indi0idu dan organisasi berada !"ri-n# $%%%'. 2erhadap 2erhadap aspek perilaku perilaku indi0idu, 3sa 4ahyudi 4ahyudi mem berikan gambaran, gambaran, sebabsebab seseorang melakukan korupsi dapat berupadorongan dari dalam dirinya, yang dapat pula dikatakan dikatakan sebagai keinginan, niat,atau kesadaran untuk melakukan.5ebih jauh disebutkan sebabsebab manusia terdorong untuk melakukankorupsi antara lain # !a' sifat tamak manusia, !b' moral yang kurang kuatmenghadapi godaan,
!+' gaya hidup konsumtif, !d' tidak mau !malas' bekerjakeras !3sa 4ahyudi # $%%6'. 2idak jauh berbeda dengan pendapat di atas, 7rry 8iyana 9ardjapamekas !$%%:' menyebutkan tingginya kasus korupsi di negeri inidisebabkan oleh beberapa hal diantaranya# !/' Kurang keteladanan dankepemimpinan elite bangsa, !$' 8endahnya gaji Pegawai *egeri Sipil, !1'5emahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan perundangan, !;' 8endahnya integritas dan profesionalisme, !<' =ekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan, keuangan, dan birokrasi belummapan, !>' Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat,dan !6' 5emahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, moral dan etika.S e+ara umum faktor penyebab korupsi dapat terjadi karena faktor politik,hukum dan ekonomi, sebagaimana dalam buku berjudul Peran Parlemen dalam=embasmi Korupsi !34 # $%%%' yang mengidenti-kasikan empat faktor penyebab korupsi yaitu faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi dan birokrasiserta faktor transnasional. Faktor Politik Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. 9al ini dapatdilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegangkekuasaan, bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan. Perilaku korupseperti penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi. 2erkaitdengan hal itu 2erren+e ?omes !$%%%' memberikan gambaran bahwa politik uang! money politik' sebagai use of money and material bene-ts in the pursuit of politi+al in@uen+e. =enurut Susanto korupsi pada le0el pemerintahan adalah dari sisi penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian perlindungan, pen+u rian barang barang publik untuk kepentingan pribadi, tergolong korupsi
yang disebabkan olehkonstelasi politik !Susanto# $%%$'. Sementara menurut (e "sis, korupsi politikmisalnya perilaku +urang !politik uang' pada pemilihan anggota legislatif ataupun pejabatpejabat eksekutif, dana ilegal untuk pembiayaan kampanye, penyelesaiankon@ik parlemen melalui +ara+ara ilegal dan teknik lobi yang menyimpang !(e"sis # $%%%'. Penelitian Aames S+ott !=o+htar =as oed# /&&;' mendiskripsikan bahwadalam masyarakat dengan +iri pelembagaan politik eksklusif dimana kompetisi politik dibatasi pada lapisan tipis elit dan perbedaan antar elit lebih didasarkan pada klik pribadi dan bukan pada isu kebijakan, yang te rjadi pada umumnyadesakan kultural dan struktural untuk korupsi itu betulbetul terwujud dalamtindakan korupsi para pejabatnya.8obert Klitgaard !$%%<' menjelaskan bahwa proses terjadinya korupsidengan formulasi =C( D "E. Simbol = adalah monopoly , ( adalah dis+retionary !kewenangan', " adalah a++ountability !pertanggungjawaban'.Penjelasan atas simbul tersebut dapat dikatakan bahwa korupsi adalah hasil dariadanya monopoli !kekuasaan' ditambah dengan kewenangan yang begitu besartanpa keterbukaan dan pertanggungjawaban. Faktor 9ukum Faktor hukum bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. 2idak baiknya substansihukum, mudah ditemukan dalam aturanaturan yang diskriminatif dan tidak adilrumusan yang tidak jelastegas !non leG +erta' sehingga multi tafsir kontradiksidan
o0erlapping dengan peraturan lain !baik yang sederajat maupun yang lebihtinggi'. Sanksi yang tidak eHui0alen dengan perbuatan yang dilarang sehinggatidak tepat sasaran serta dirasa terlalu ringan atau terlalu berat penggunaankonsep yang berbedabeda untuk sesuatu yang sama, semua itu memungkinkansuatu peraturan tidak kompatibel dengan realitas yang ada sehingga tidakfungsional atau tidak produktif dan mengalami resistensi.Penyebab keadaan ini sangat beragam, namun yang dominan adalah#Pertama, tawarmenawar dan pertarungan kepentingan antara kelompok dangolongan di parlemen, sehingga memun+ulkan aturan yang bias dan diskriminatif.Kedua, praktek politik uang dalam pembuatan hukum berupa suap menyuap !politi+al bribery' , utamanya menyangkut perundangundangan di bidangekonomi dan bisnis. "kibatnya timbul peraturan yang elastis dan multi tafsir sertatumpangtindih dengan aturan lain sehingga mudah dimanfaatkan untuk menyelamatkan pihakpihak pemesan. Sering pula an+aman sanksinyadirumuskan begitu ringan sehingga tidak memberatkan pihak yang berkepentingan.Selaras dengan hal itu Susila !dalam 9amIah# $%%;' menyebutkan tindakankorupsi mudah timbul karena ada kelemahan di dalam peraturan perundangundangan, yang men+akup# !a' adanya peraturan perundangundangan yang bermuatan kepentingan pihakpihak tertentu !b' kualitas peraturan perundangundangan kurang memadai, !+' peraturan kurang disosialisasikan, !d' sanksi yangterlalu ringan, !e' penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu, !f'lemahnya bidang e0alusi dan re0isi peraturan perundangundangan.Kenyataan bahwa berbagai produk hukum di masa Jrde Baru sangatditentukan oleh konstelasi politik untuk melanggengkan kekuasaan, di erareformasi pun ternyata masih saja terjadi. Banyak produk hukum menjadi ajang perebutan legitimasi bagi berbagai kepentingan kekuasaan politik, untuk tujuanmempertahankan dan mengakumulasi kekuasaan.=antan
Ketua Ketua KPK, Bibit Samad 8iyanto !$%%&', mengatakan limahal yang dianggap berpotensi menjadi penyebab tindakan korupsi. Pertama adalahsistem politik, yang ditandai dengan mun+ulnya aturan perundangundangan,seperti Perda, dan peraturan lain kedua, adalah intensitas moral seseorang ataukelompok ketiga adalah remunerasi atau pendapatan !penghasilan' yang minimkeempat adalah pengawasan baik bersifat internaleksternal dan kelima adalah budaya taat aturan.(ari beberapa hal yang disampaikan, yang paling penting adalah budayasadar akan aturan hukum. (engan sadar hukum, maka masyarakat akan mengertikonskuensi dari apa yang ia lakukan. Sementara itu 8ahman Saleh merin+i adaempat faktor dominan penyebab merajalelanya korupsi di 3ndonesia, yakni faktor penegakan hukum, mental aparatur, kesadaran masyarakat yang masih rendah,dan rendahnya politi+al will !8ahman Saleh # $%%>'. Kemampuan lobi kelompok kepentingan dan pengusaha terhadap pejabat publik dengan menggunakan uang sogokan, hadiah, hibah dan b erbagai bentuk pemberian yang mempunyai motif koruptif, masyarakat hanya menikmati sisasisa hasil pembangunan.Fakta ini memperlihatkan bahwa terjadinya korupsisangat mungkin karena aspek peraturan perundangundangan yang lemah atauhanya menguntungkan pihak tertentu saja.9al senada juga dikemukakan oleh Basyaib, dkk !Basyaib # $%%$' yangmenyatakan bahwa lemahnya sistem peraturan perundang undangan memberikan peluang untuk melakukan tindak pidana korupsi.(isamping tidak bagusnya produk hukum yang dapat menjadi penyebabterjadinya korupsi, praktik penegakan hukum juga masih dililit berbagai permasalahan yang menjauhkan hukum dari tujuannya. Se+ara kasat mata, publikdapat melihat banyak kasus yang menunjukan adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum termasuk putusan putusan pengadilan. Faktor 7konomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi.9al itu dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak men+ukupikebutuhan. Pendapat ini tidak mutlak benar karena dalam teori kebutuhan=aslow, sebagaimana dikutip oleh Sulistyantoro, korupsi seharusnya hanyadilakukan oleh orang untuk memenuhi dua kebutuhan yang paling bawah danlogika lurusnya hanya dilakukan oleh komunitas masyarakat yang paspasan yang bertahan hidup. *amum saat ini korupsi dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi !Sulistyantoro # $%%;'.Pendapat lain menyatakan bahwa kurangnya gaji dan pendapatan pegawainegeri memang merupakan faktor yang paling menonjol dalam arti menyebabkanmerata dan meluasnya korupsi di 3ndonesia dikemukakan pula oleh ?uy A. Pauker!/&6&' yang menyatakat sebagai berikut# "lthough +orruption is widespread in 3ndonesia as means of supplementi ng eG+essi0ely low go0ernmental salaries, the resour+es ofthe nation are not being used primarily for the a++umulation of 0ast pri0ate fortunes, but for e+onomi+ de0elopment and some silent, fo rwelfare!=eskipun korupsi tersebar luas di 3ndonesia sebagai sarana penambah gaji pegawai pemerintah yang terlalu rendah, sumber dayabangsa tidak digunakan terutama untuk mengumpulkan kekayaan pribadi yang luas, tetapi untuk pembangunan ekonomi dankes ejahteraan pribadi' !?uy A. Pauker # /&6&'.Pendapat ini diperkuat oleh S+hoorl yang menyatakan bahwa di 3ndonesiadibagian pertama tahun enampuluhan, situasinya begitu merosot, sehingga untukgolongan terbesar dari pegawai gaji sebulan hanya sekedar +ukup untuk makandua minggu. (apat dipahami, bahwa dengan situasi demikian para pegawaiterpaksa men+ari penghasilan tambahan dan bahwa banyak diantara merekamendapatkannya dengan meminta uang ekstra !9amIah# /&&<'.9al demikian diungkapkan pula oleh KPK dalam buku 2ambahanPenghasilan Bagi Pegawai *egeri Sipil (aerah !KPK # $%%>', bahwa sistem penggajian kepegawaian sangat terkait degan kinerja
aparatur pemerintah. 2ingkatgaji yang tidak memenuhi standar hidup minimal pegawai merupakan masalahsulit yang harus dituntaskan penyelesaiannya. "paratur pemerintah yang merasa penghasilan yang diterimanya tidak sesuai dengan kontribusi ya ng diberkannyadalam menjalankan tugas pokoknya tidak akan dapat se+ara optimalmelaksanakan tugas pokoknya.Selain rendahnya gaji pegawai, banyak aspek ekonomi lain yang menjadi penyebab terjadinya korupsi, diantaranya adalah kekuasaan pe merintah yangdibarengi dengan faktor kesempatan bagi pegawai pemerintah untuk memenuhikekayaan mereka dan kroninya. 2erkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak pendapat menyatakan bahwa kemiskinan merupakan ak ar masalahkorupsi. Pernyataan demikian tidak benar sepenuhnya, sebab banyak korupsi yangdilakukan oleh pemimpin "sia dan "frika, dan mereka tidak tergolong orang miskin. (engan demikian korupsi bukan disebabkan oleh kemiskinan, tapi justrusebaliknya, kemiskinan disebabkan oleh korupsi !Pope # $%%1'. =enurut 9enryKissinger korupsi politisi membuat sepuluh persen lainnya terlihat buruk. (arikeinginan pribadi untuk keuntungan yang tidak adil, untuk ketidakper+ayaandalam sistem peradilan, untuk ketidakstabilan lengkap dalam identitas bangsa, ada banyak faktor moti0asi orang kekuasaan, anggota parlemen termasuk warga biasa,untuk terlibat dalam perilaku korup. ;. Faktor Jrganisasi Jrganisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuksistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Jrganisasi yang menjadi korbankorupsi atau di mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsikarena membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi !2unggal$%%%'. Bilamana organisasi tersebut tidak membuka peluang sedikitpun bagiseseorang untuk melakukan korupsi, maka korupsi tidak akan terjadi. "spekaspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi ini meliputi# !a'kurang adanya teladan dari pimpinan, !b' tidak adanya kultur
organisasi yang benar, !+' sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang mem adai, !d'manajemen +enderung menutupi korupsi di dalam organisasinya. 2erkait denganitu 5yman 4. Porter !/&:;' menyebut lima fungsi penting dalam 2ujuanJrganisasi ! organiIational goals'# !/' fo+us attention !perhatian yang fo+us' !$' pro0ide a sour+e of legitima+y !menyediakan sumber legitimasi' !1' aLe+t the stru+ture of the organiIation !mempengaruhi struktur organisasi' !;' ser0e as a standard !pelayanan standar' !<' pro 0ide +lues about the organiIation!memberikan petunjuk tentang organisasi'. Fo+us attention, dapat dijadikan oleh para anggota sebagai sema+am guideline untuk memusatkan usahausaha dan kegiatankegiatan anggota anggotadan organisasi sebagai kesatuan. =elalui tujuan organisasi, para panggota dapatmemiliki arah yang jelas tentang segala kegiatan dan tetang apa yang tidak, sertaapa yang harus dikerjakan dalam kerangka organisasi. 2indak tanduk atas kegiatan dalam organisasi, oleh karenanya senantiasa berorientasi kepada tujuanorganisasi, baik disadari maupun tidak.(alam fungsinya sebagai dasar legitimasi atau pembenaran tujuanorganisasi dapat dijadikan oleh para anggota sebagai dasar keabsahan dankebenaran tindaktindakan dan keputusan keputusannya. 2ujuan oraganisasi juga berfungsi menyediakan pedomanpedoman !praktis' bagi para anggotanya. (alamfungsinya yang demikian tujuan organisasi menghubungkan para anggotanyadengan berbagai tata +ara dalam kelompok. 3a berfungsi untuk membantu paraanggotanya menentukan +ara terbaik dalam melaksanakan tugas dan melakukansuatu tindakan.Standar tindakan itulah yang akan menjadi tolok ukur dalam menilai bobotsuatu tindakan. =engapaM Karena sebuah organisasi dapat berfungsi dengan baik,hanya bila anggotanya bersedia mengintegrasikan diri di bawah sebuah polatingkah laku !yang normatif', sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan bersamahanya mungkin apabila anggotaanggota bersedia mematuhi dan mengikuti
“aturan permainan yang telah ditentukan. (i sinilah letaknya bila kurang ada teladan dari pimpinan bisa memi+u perilaku korup.Fenomena korupsi di atas menurut Baswir !Baswir# /&&>' pada dasarnya berakar pada bertahannya jenis birokrasi patrimonial. (alam bi rokrasi ini,dilakukannya korupsi oleh para birokrat memang sulit dihindari. Sebab kendali politik terhadap kekuasaan dan birokrasi memang sangat terbata s.Penyebablainnya karena sangat kuatnya pengaruh integralisme di dalam -lsafat kenegaraan bangsa ini, sehingga +enderung masih mentabukan sikap op osisi. Karakteristiknegara kita yang merupakan birokrasi patrimonial dan negara hegemonik tersebutmenyebabkan lemahnya fungsi pengawasan, sehingga merebaklah budaya korupsiitu.Banyak kejadian justru para pengawas tersebut terlibat dalam praktikkorupsi, belum lagi berkaitan dengan pengawasan ekternal yang dilakukanmasyarakat dan media juga lemah, dengan demikian menambah deretan +itra buruk pengawasan yang sarat dengan korupsi. Baswir !Baswir# /&&>' yang mengemukakan bahwa negara kita yangmerupakan birokrasi patrimonial dan negara hegemonik menyebabkan lemahnyafungsi pengawasan, sehingga me rebaklah budaya korupsi itu.(i banyak negara berkembang mun+ul pandangan bahwa korupsimerupakan akibat dari perilakuperilaku yang membudaya. "nggapan ini lamakelamaan akan berubah jika uang peli+in yang diminta semakin besar, ataukonsumen tahu bahwa kelangkaan yang melandasi uang semir sengaja di+iptakanatau justru prosedur dan proses yang lebih baik bisa di+iptakan. Penyebab Korupsi dalam Perspektif 2eoritis (eterminasi budaya ! ultural determinisme' sering dipakai sebagai a+uanketika mempelajari penyebab terjadinya korupsi. Sebagaimana ungkapan Fiona8obertsonSnape !/&&&' bahwa penjelasan kultural praktik korupsi di 3ndonesiadihubungkan dengan buktibukti kebiasaankebiasaan kuno orang jawa. Padahal bila dirunut
perilaku korup pada dasarnya merupakan sebuah fenomena sosiologisyang memiliki implikasi ekonomi dan politik yang terkait dengan jabaran beberapa teori. 2eori tersebut antara lain teori meansends s+heme yangdiperkenalkan oleh 8obert =erton. (alam teori yang ditokohi oleh 8obert =ertonini sebagaimana dikutip 9andoyo !$%% <<' ini dinyatakan bahwa korupsimerupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial, sehinggamenyebabkan pelanggaran normanorma. 5ebih jauh 9andoyo mengelaborasi bahwa setiap sistem sosial memiliki tujuan dan manusia berusaha untukmen+apainya melalui +ara+ara !means' yang telah disepakati. =ereka yangmenggunakan +ara+ara yang telah disepakati bersama untuk men+apai tujuan bersama termasuk dalam golongan kompromis. Selain memberik an ruang bagianggotaanggotanya untuk mewujudkan tujuan, sistem sosial tidak jarang jugamenimbulkan tekanan yang menyebabkan banyak orang tidak memiliki akses ataukesempatan di dalam struktur sosial, karena adanya pembatasanpembatasan ataudiskriminasai rasial, etnik, +apital, ketrampilan dan sebagainya.!9andoyo$%%<<'. ?olongan marginal ini kemudian men+ari berbagai +ara untuk mendapatkan pengakuan dan akses terhadap sumbersumber yang ada di masyarakat. ara+arakotor atau menyimpang dari norma masyarakat terpaksa mereka lakukan demimenyambung kehidupan mereka atau melawan ketidakadilan yang menimpamereka. 2eori =erton ini ditujukan untuk menjawab bagaimana kebudayaanterlalu menekankan sukses ekonomi tetapi membatasi kesempatankesempatanuntuk men+apainya yang akan menyebabkan tingkat korupsi yang tinggi.2eori lain yang menjabarkan terjadinya korupsi adalah teori SolidaritasSosial yang dikembangkan oleh 7mile (urkheim !/:<:/&/6'. 2eori inimemandang bahwa watak manusia sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikanoleh masyarakatnya. Solidaritas sosial itu sendiri memang merupakan unit yangabstrak. 7mile (urkheim berpandangan bahwa indi0idu se+ara moral, netral danmasyarakatlah yang men+iptakan kepribadiannya. 3a
juga mengontrol indi0idulewat fakta sosial yang dipelajarinya melalui pendidikan dan lingkungan. Karenawatak manusia yang pasif maka norma dan nilai masyarakatlah yangmengendalikan mereka !"ngha# $%%$'. =enurut pandangan teori ini masyarakatmempunyai pengaruh yang lebih besar dalam membentuk prilaku indi0idu dari pada lingkungannya. (alam konteks korupsi, itu berarti dalam masy arakat yangsystem budaya dan lembaganya korup akan membentuk indi0idu yang korupseberapa besarpun kesalehan indi0idu.2eori yang juga membahas mengenai prilaku korupsi, dengan baikdihadirkan oleh Aa+k Bologne !Bologne # $%%>', yang dikenal dengan teori?J*7. 3lustrasi ?J*7 2heory terkait dengan faktorfaktor yang menyebabkanterjadinya ke+urangan atau korupsi yang meliputi ?reeds !keserakahan', Jpportunities !kesempatan', *eeds !kebutuhan' dan 7Gposure !pengungkapan'. ?reed , terkait keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi.Koruptor adalah orang yang tidak puas akan keadaan dirinya. Jpportuniy ,merupakan sistem yang memberi peluang untuk melakukan korupsi, yang bisadiperluas keadaan organisasi atau masyarakat yang sedemikian rupa sehinggaterbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan ke+urangan. *eeds , yaitu sikap mental yang tidak pernah merasa +ukup, selalu sarat dengan kebutuhan yangtidak pernah usai.
7Gposure , hukuman yang dijatuhkan kepada para pelakukorupsi yang tidak memberi efek jera pelaku maupun orang lain. Faktor 3nternal dan 7ksternal Penyebab Korupsi (ari beberapa uraian di atas, tindak korupsi pada dasarnya bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi menyangkut ber bagai hal yang bersifat kompleks. Faktorfaktor penyebabnya bisa dari in ternal pelakupelakukorupsi, tetapi bisa juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang kondusif bagiseseorang untuk melakukan korupsi. (engan demikian se+ara garis besar penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor in ternal danfaktor eksternal. /. Faktor 3nternal =erupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat dirin+imenjadi# a. "spek Perilaku 3ndi0idu
Sifat tamakNrakus manusia. Korupsi, bukan kejahatan ke+ilke+ilan karena mereka membutuhkanmakan. Korupsi adalah kejahatan orang profesional yang rakus.Sudah berke+ukupan, tapi serakah. =empunyai hasrat besar untukmemperkaya diri. Onsur penyebab korupsi pada pelaku sema+am itudatang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus. =akatindakan keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.
=oral yang kurang kuat
Seorang yang moralnya tidak kuat +enderung mudah tergoda untukmelakukan korupsi. ?odaan itu bisa berasal dari atasan, temansetingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang memberikesempatan untuk itu. ?aya hidup yang konsumtif Kehidupan di kotakota besar sering mendorong gaya hidup seseongkonsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan membuka peluang seseorang untukmelakukan berbagai tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satukemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi. b. "spek Sosial Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum beha0iorismengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang se+ara kuatmemberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. 5ingkungan dalamhal ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya. $. Faktor 7ksternal Pemi+u perilaku korup yang disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku, dapat dirin+i menjadi# a. "spek sikap masyarakat terhadap korupsi Pada umumnya jajaran manajemen selalu menu tupi tindak korupsi yangdilakukan oleh segelintir oknum dalam organisasi. "kibat sifat
tertutup ini pelanggaran korupsi justru terus berjalan dengan berbagai bentuk. Jl ehkarena itu sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsiterjadi karena #
*ilainilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi. Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat. =isalnya, masyarakatmenghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya. Sikap iniseringkali membuat masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnyadari mana kekayaan itu didapatkan. =asyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalahmasyarakat sendiri. "nggapan masyarakat umum terhadap peristiwakorupsi, sosok yang paling dirugikan adalah negara. Padahal bilanegara merugi, esensinya yang paling rugi adalah masyarakat juga,karena proses anggaran pembangunan bisa berkurang sebagai akibatdari perbuatan korupsi.
=asyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. Setiap perbuatan korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. 9al inik urang disadari oleh masyarakat. Bahkan serin gkali masyarakat sudahterbiasa terlibat pada kegiatan korupsi seharihari dengan +ara +araterbuka namun tidak disadari.
=asyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa di+egah dandiberantas bila masyarakat ikut aktif dalam agenda pen+egahan dan pemberantasan. Pada umumnya masyarakat berpandangan bahwa masalah korupsi adalahtanggung jawab pemerintah semata.=asyarakat kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantashanya bila masyarakat ikut melakukannya. b.
"spek 7konomi Pendapatan tidak men+ukupi kebutuhan. (alam rentang kehidupan adakemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi. +. "spek Politis =enurut 8ahardjo !/&:1' bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yangdilakukan untuk mempengaruhi orangorang agar bertingkah laku sesuaidengan harapan masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan denganmenggerakkan berbagai akti0itas yang melibatkan penggunaan kekuasaannegara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan se+ara politik, melaluilembagalembaga yang dibentuknya. (engan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi d. "spek Jrganisasi
Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun informalmempunyai pengaruh penting bagi bawahannya. Bila pemimpin tidak bisa memberi keteladanan yang baik di hadapan bawahannya,misa lnya berbuat korupsi, maka kemungkinan besar bawahnya akanmengambil kesempatan yang sama dengan atasannya.
2idak adanya kultur organisasi yang benar
Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap anggotanya."pabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik, akanmenimbulkan berbagai situasi tidak kondusif mewarnai kehidupanorganisasi. Pada posisi demikian perbuatan negatif, seperti korupsimemiliki peluang untuk terjadi.
Kurang memadainya sistem akuntabilitas 3nstitusi pemerintahan umumnya pada satu sisi belum dirumuskandengan jelas 0isi dan misi yang diembannya, dan belum dirumuskantujuan dan sasaran yang harus di+apai dalam periode tertentu gunamen+apai hal tersebut. "kibatnya, terhadap instansi pemerintah sulitdilakukan penilaian apakah instansi tersebut berhasil men+apaisasaranya atau tidak. "kibat lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada e-siensi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keadaa n inimemun+ulkan situasi organisasi yang kondusif untuk praktik korupsi.
Kelemahan sistim pengendalian manajemen Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. SemakinlonggarNle mah pengendalian manajemen sebuah organisasi akan
semakin terbuka perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai didalamnya.
5emahnya pengawasan Se+ara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu pengawasaninternal !pengawasan fungsional dan pengawasan langsung oleh pimpinan' dan pengawasan bersifat eksternal !pengawasan darilegi slatif dan masyarakat'. Pengawasan ini kurang bisa efektifkarena
beberapa faktor, diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan pada berbagai instansi, kurangnya profesional penga was serta kurangnya kepatuhan pada etika hukum maupun pemerintaha n oleh pengawas sendiri.