MAKALAH
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Disusun oleh :
Dewi Eka Pitorini K4315023
Fitri Susanti K43150
Mayasari K43150
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah tentang "Fase-Fase Perkembangan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan secara Biologis, Didaktis, dan Psikologis". Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester genap mata kuliah Pengembangan Peserta Didik.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada :
Allah SWT yang tak henti-hentinya memberi kemudahan kepada kami.
Ayah dan ibu kami yang selalu mendukung dan mendo'akan kami.
Ibu Suciati selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan peserta Didik.
Teman-teman semua yang telah memberikan semangat.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini maasih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami berharap bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Surakarta, 01 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan .................................
Implikasinya dalam Pembelajaran Biologi……………………………....
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, maupun didaktis yang terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan. Akan tetapi pada kenyataanya banyak sekali pendidik yang kurang memahami bagaimana latar belakang perkembangan peserta didik itu sendiri.
Oleh karena itu melalui makalah ini kita akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis dan psikologis serta implikasinya dalam pembelajaran biologi.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut :
Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis?
Bagaimana implikasinya dalam proses pendidikan dan belajar Biologi?
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis.
Untuk mengetahui implikasi dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan terhadap pembelajaran Biologi.
MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis.
Mengetahui Implikasi faktor-faktor perkembangan terhadap pembelajaran Biologi.
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
1. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan (ditururikan).la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu memecahkan masalah sehari-hari.penyesuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal.Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
2. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons.Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi.Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian.Slebagian bayi merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dart acuh tidak acuh..Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu:
a. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut.Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar.Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada "kesesuaian" hubtingan antara anak dengan orang tuanya.Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi pengaruh yang menennangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen.Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalani lingkungan.
3. Masalah Hereditas
Yang dimaksud dengan hereditas adalah warisan yang dibaawa manusia sejak lahir.Warisan ini diperoleh sejak terjadinya perubahan yaitu pertemuan antara ovum dan sperma.Hereditas dalam lapangan jasmaniah lebih nampak jelas bila dibandingkan dengan lapangan mental. Hal ini bisa diketahui dari kehidupan dalam masyarakat, bahwa anak-anak banyak menunjukkan ciri-ciri jasmaniah yang sama dengan orangtuanya atau neneknya, sedang anak yang pandai atau cerdas belum tentu berasal dari orangtua yang pandai pula.
4. Masalah Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah keadaan sekeliling anak.Lingkungan dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan person dan nonperson. Lingkungan person berupa pergaulan dengan manusia lain, sedangkan lingkungan nonperson meliputi keadaan iklim, daerah, letak rumah, ekonomi, film bacaan, dan sebagainya. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak secara individual tidak selalu sama, tetapi secara umum lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan anak, oleh karena itu kita harus mengusahakan lingkungan yang dapat mengarahkan anak kepada perkembangan yang positif menuju kedewasaan.
5. Kematangan Fungsi Organis dan Psikis
Berkembangnya suatu fungsi didorong oleh suatu kekuatan dari dalam yang dinamakan kematangan atau kepekaan. Proses kematangan (maturation) ini ditandai oleh kematangan potensi dari organisme baik fisik maupun psikis untuk maju secara lancar menuju perkembangan yang maksimal. Sehubungan dengan kematangan ini harus diusahakan agar pada saat kematangan tidak terjadi rintangan yang menghambat perkembangan fungsi tersebut. Sebab bila terjadi hambatan pada saat kematangan bias menyebabkan kemunduran bagi perkembangan anak, sehingga anak mengalami kerugian. Sebaliknya kita tidak bias memaksa perkembangan anak sebelum kematangan itu tiba, karena hal ini bias menyebabkan kerusakan pada organism. Kematangan ini berlangsung diluar kemauan anak, sehingga sebelumnya tidak dapat diramalkan kapan terjadinya.
6. Aktivitas Manusia Sebagai Subyek Bebas yang Berkemauan
Anak dalam menerima pengaruh dari lingkungan tidaklah pasif, hal itu dikarenakaan manusia sebagai makhluk yang mempunyai cipta, rasa, dan karsa mampu mengadakan seleksi sehingga bias menerima atau menolak pengaruh yang datang pada dirinya. Sebagai pribadi yang aktif, anak ikut aktif menentukan arah perkembangannya.Hal ini tidak berarti bahwa anak dalam perkembangannya dapat dilepaskan begitu saja, tanpa adanya rangsangan-rangsangan yang dipersiapkan oleh pendidik.Yang penting dalam usaha pendidikan, pendidik harus memperhitungkan sifat-sifat individualitas dari anak. Sifat-sifat individualitas ini akan mengakibatkan perbedaan respons masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan dan usaha pendidikan.
Selain faktor-faktor diatas, perkembangan juga dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor psikologis, dan faktor didaktis.
Faktor biologis
Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya.
Pertama, gen-gen dominant-resesif, yakni apabila gen dari suatu pasangan bersifat dominant dan yang satu bersifat resesif, maka yang dominant itulah yang nantinya akan tertanam dalam diri individu tersebut.
Kedua, pewarisan poligenik. Sebenarnya, dalam satu sel terdapat banyak gen yang akhirnya menghasilkan karakteristik yang berbeda - beda. Karena beberapa karakteristik psikologi merupakan hasil dari pasangan-pasangan tunggal, sedangkan kebanyakan ditentukan oleh interaksi dari banyak gen yang berbeda.
Faktor ini dibagi menjadi 3, yaitu :
Faktor-faktor sebelum lahir. Umpama:
Peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus,keracunan sewaktu bayi di dalam kandungan, terkena infeksi bakteri syphilis, terkena penyakit gabag, TBC, kholera, typhus, gondok, sakit gula(diabetes melitus), dll
Faktor ketika lahir. Antara lain ialah:
Intracranial haemorrahage atau pendarahan pada bagian kepala bayi, disbabkan tekanan dari dinding leher rahim ibu sewaktu dia dilahirkan. Dan oleh defek pada susunan syaraf pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tang (tangverlossing).
Faktor sesudah lahir antara lain:
Oleh pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi jatuh, kepala terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari (zonnesteek). Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dll. Kekurangan nutrisi atau zat makanan tertentu. Semua penyebab di atas membuat pertubuhan bayi terganggu.
Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dari golongan sosial ekonomis yang rendah pada umumnya tubuhnya lebih kecil dari pada bayi yang dilahirkan dari ibu-ibu kelas sosial ekonomi menengah dan tinggi. Hal ini disebabkan antara lain kekurangan gizi dan kurang sempurnanya perawatan kesehatan.
Faktor psikologis
Antara lain bayi ditinggalkan ibu dan ayah atau kedua orangtuanya. Sebab lain adalah bayi atau anak dititipkan pada suatu institusi seperti yayasan perawatan bayi, panti asuhan, dll. Hal tersebut membuat anak kurang cinta kasih dan perhatian, sehingga mempengaruhi kondisi psikis anak atau mengalami innanitie psikis (kehampaan psikis, kering dari perasaan) sehingga mengakibatkan retardasi/kelambatan pertumbuhan pada fungsi jasmaniah. Juga ada hambatan fungsi rokhaniah, terutama pada perkembangan intelegensi dan emosi.
Faktor Didaktis
Maksudnya adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu.Yang dimaksud tinjauan ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tersebut. Adapun hadist yang menyetakan tentang didaktis adalah:
"Didiklah anakmu. Sebab engkau bertanggung jawab atasnya: apa yang telah engkau didikkan kepadanya? Apa yang telah engkau ajarkan kepadanya? Ia akan bertanggung jawab untuk berbakti dan taat kepadamu." (Hadist Riwayat Ibnu Umar r.a)
Tahap perkembangan berdasarkan didaktis
Dasar didaktis atau instruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan :
1. Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu
2. Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar pada anak didik pada masa-masa tertentu.
3. Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau instruksional. Antara lain pendapat Commenius dan pendapat Rosseau.
Menurut Commenius, dipandang dari pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi seseorang berlangsung dalam 4 jenjang, yaitu :
a. Sekolah ibu untuk anak-anak 0,0 – 6,0 tahun
b. Sekolah bahasa ibu untuk anak-anak usia 6,0 -12,0 tahun
c. Sekolah latin untuk remaja usia 12,0 – 18 tahun
d. Akademi untuk pemuda-pemudi usia 18,0 – 24 tahun
Penahapan perkembangan menurut Rosseau adalah :
a. Tahap I : 0,0 – 2,0 tahun usia asuhan
b. Tahap II : 2,0 – 12,0 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra.
c. Tahap III : 12,0 – 15,0 tahun periode pendidikan akal.
d. Tahap IV : 15,0 – 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran Biologi
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju.
Suryabrata, Sumardi. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta : C.V Rajawali.
Baharuddin, H. 2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar – Ruzz Media.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.
Poerwati, Endang dan Nurwidodo. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Malang: FKIP – UMM.
Poerwati, Endang dan Nurwidodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: FKIP – UMM.
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
http://ismanpunggul.blogspot.com/2011/08/fase-fase-perkembangan.html