Modul A-4
Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga (Permen PU No. 03/PRT/M/2013)
Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Penyediaan fasilitas pengolahan dan pemrosesan akhir sampah melalui tahapan :
1. Per eren enca cana naa an te tekn knik ik;; 2. Pe Pela laks ksan anaa aan n pem emb ban angu gun nan an;; 3. Pe Peng ngop oper eras asia ian n da dan n pem pemel elih ihar araan aan;; dan dan 4. Pe Pema mant ntau auan an da dan n eva evalu luas asi. i.
Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
1. PERENCANAAN TEKNIK
Perencanaan Teknik Perencanaan teknik disusun berdasarkan: Rencana induk, Hasil studi kelayakan atau PTMP, dan Persyaratan teknis yang ditetapkan.
Perencanaan Teknik Perencanaan teknik paling sedikit memuat: Gambar teknis; Spesifikasi teknis; Memo disain; Volume pekerjaan; Standar operasi dan prosedur; Rencana anggaran biaya; dan Jadwal pelaksanaan.
Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
2. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Kegiatan Pembangunan Kegiatan pembangunan dilaksanakan
berdasarkan dokumen perencanaan teknik.
Kegiatan Pembangunan Kegiatan pembangunan meliputi kegiatan: Persiapan pembangunan; Pelaksanaan pembangunan, pengawasan dan uji
material; Uji coba laboratorium dan uji coba lapangan (trial run);
); Uji coba sistem ( Commisioning Test ); Masa pemeliharaan; dan Serah terima pekerjaan.
Kegiatan Pembangunan Kegiatan pembangunan harus memperhatikan: Rencana Mutu Kontrak/Kegiatan (RMK) dan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kontrak/Kegiatan (RK3K) yang telah disusun oleh penyelenggara atau penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
3. OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pengoperasian dan Pemeliharaan Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PSP
meliputi:
Pengoperasian; dan
Pemeliharaan.
Penyelenggaraan pengoperasian dan
pemeliharaan harus didukung dengan biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang memadai sesuai dengan perhitungan dalam analisis keuangan.
Pengoperasian PSP Kegiatan pengoperasian PSP meliputi pengoperasian fasilitas:
1. Peng Pengol olah ahan an sam sampa pah h beru berupa pa ope opera rasi si TPS TPS 3R, 3R, SPA, dan TPST; dan 2. Pemro Pemrose sesan san ak akhi hirr ber berup upa a ope operas rasii TPA TPA,, pengolahan lindi, dan penanganan gas.
Pengoperasian SPA Pengoperasian SPA harus memenuhi ketentuan: Sampah tidak boleh berada di SPA lebih dari 24
jam; Kegiatan penyapuan dan penyiraman secara
teratur dilakukan untuk menjamin bahwa tidak ada gangguan kebersihan baik di dalam maupun di sekitar SPA; dan Semua air yang bercampur dengan sampah
dikategorikan terkontaminasi dan langsung dimasukkan ke dalam wadah untuk selanjutnya dibawa menuju pengolahan lindi.
Pengoperasian TPS 3R dan TPST Pengoperasian TPS 3R dan TPST meliputi kegiatan: Penampungan sampah; Pemilahan sampah; Pengolahan sampah organik; Pendaur ulangan sampah non organik; Pengelolaan sampah spesifik rumah tangga dan
B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan Pengumpulan sampah residu ke dalam kontainer
untuk diangkut ke TPA sampah.
Pengoperasian TPS 3R dan TPST Pengolahan sampah organik dan pendaur
ulangan sampah anorganik dapat dilakukan melalui teknologi. Pengumpulan dan pengangkutan sampah residu
dari TPS 3R dan/atau TPST ke TPA dilakukan bila kontainer telah penuh dan sesuai dengan jadwal pengangkutan.
Pengoperasian TPA Pengoperasian TPA baik dengan lahan urug terkendali maupun lahan urug saniter harus dapat menjamin fungsi: Pengendalian vektor penyakit; Sistem pengumpulan dan pengolahan lindi;
Penanganan gas; Pemeliharaan estetika sekitar lingkungan; Pelaksanaan keselamatan pekerja; dan Penanganan tanggap darurat bahaya kebakaran
dan kelongsoran.
Pengoperasian TPA Pengendalian vektor penyakit dilakukan dengan
cara pemadatan sampah, penutupan sampah, dan penyemprotan insektisida secara aman dan terkendali. Pemadatan sampah sebagaimana dimaksud di
atas dilakukan dengan alat berat untuk mencapai kepadatan sampah minimal 600 kg/m3 dengan kemiringan timbunan sampah maksimum 300.
Pengoperasian TPA Penutupan sampah dengan menggunakan tanah
dan/atau material lainnya yang dapat meloloskan air. Penutupan sampah sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan sekurang-kurangnya
setiap tujuh hari untuk metode lahan urug terkendali dan
setiap hari untuk metode lahan urug saniter.
Pengoperasian Pengolahan Lindi (1/2) Pengoperasian pengolahan lindi dimaksudkan
untuk menurunkan kadar pencemar lindi. Penurunan kadar pencemar lindi sebagaimana
dimaksud di atas dipengaruhi oleh:
proses operasional TPA;
curah hujan;
dimensi instalasi pengolah lindi (IPL);
waktu detensi; dan
kedalaman kolam pengolahan.
Pengaliran lindi diutamakan menggunakan
sistem gravitasi.
Pengoperasian Pengolahan Lindi (2/2) Pengolahan lindi dilakukan dengan proses
biologis, fisik, kimia dan/atau gabungan dari proses biologis, fisik dan kimia. Pengolahan lindi dengan proses biologis
didahului dengan aklimatisasi. Persyaratan efluen hasil pengolahan lindi harus
sesuai dengan baku mutu. Dalam hal kualitas efluen hasil pengolahan lindi
belum memenuhi baku mutu dilakukan resirkulasi efluen.
Penanganan Gas Penanganan gas harus dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengurangi efek gas rumah kaca dengan cara :
gas yang dihasilkan selama proses dekomposisi di TPA tidak diperkenankan dialirkan ke udara terbuka; dan menggunakan perpipaan gas vertikal dan/atau horizontal yang berfungsi mengalirkan gas yang terkumpul untuk kemudian dibakar atau dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Timbulan gas harus dimonitor dan dikontrol
secara berkala.
Estetika & Keselamatan Kerja Pemeliharaan estetika sekitar lingkungan
dilakukan dengan penyediaan zona penyangga dan revegetasi. Pelaksanaan keselamatan pekerja dilakukan
dengan
penyediaan fasilitas kesehatan di lokasi TPA dan menggunakan peralatan kerja standar untuk menjamin keselamatan kerja.
Penanganan Tanggap Darurat Kebakaran Penanganan tanggap darurat kebakaran dalam TPA, pemadaman api dapat dilakukan dengan: Menggunakan air; Menggali dan membongkar tumpukan sampah;
dan Mengatasi oksigen kontak langsung sampah.
Penanganan Tanggap Darurat Kelongsoran Penanganan tanggap darurat kelongsoran TPA, penanganan berdasarkan : Skala kelongsoran; Korban kelongsoran; dan Kerusakan fasilitas.
Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan bertujuan agar PSP dapat
diandalkan. Kegiatan pemeliharaan meliputi:
Pemeliharaan rutin; dan
Pemeliharaan berkala.
Pemeliharaan rutin merupakan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia pakai PSP tanpa penggantian peralatan atau suku cadang.
Pemeliharaan Rutin dan Berkala Pemeliharaan rutin merupakan pemeliharaan
yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia pakai PSP tanpa penggantian peralatan atau suku cadang. Pemeliharaan berkala merupakan pemeliharaan
yang dilakukan secara periodik guna memperpanjang usia pakai PSP dengan penggantian peralatan atau suku cadang.
Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan pemantauan dan evaluasi meliputi:
pemantauan;
evaluasi; dan
pelaporan.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan
secara berkala, sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan sekali.
Pemantauan Kinerja Teknis dan Non Teknis Kegiatan pemantauan bertujuan mendapatkan
data dan/atau informasi kinerja teknis dan non teknis penyelenggaraan PSP. Kinerja teknis meliputi:
kondisi dan fungsi PSP;
operasional PSP; dan
kualitas lingkungan.
Kinerja non teknis meliputi:
kelembagaan;
manajemen;
keuangan;
peran masyarakat; dan
hukum.
Pemantauan Langsung dan Tidak Langsung Kegiatan pemantauan dapat dilaksanakan secara
langsung dan tidak langsung. Pemantauan secara langsung dilaksanakan
dengan mengadakan kunjungan lapangan guna memperoleh gambaran secara langsung tentang penyelenggaraan PSP. Pemantauan secara tidak langsung dilaksanakan
dengan mempelajari data dan laporan penyelenggaraan PSP. Pemantauan secara tidak langsung dapat
dilaksanakan melalui sistem informasi penyelenggaraan PSP maupun data elektronik lainnya.
Evaluasi Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengukur
keberhasilan dan mengidentifikasi hambatan pelaksanaan penyelenggaraan PSP. Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan
membandingkan hasil pemantauan dengan Standar, Pedoman, Manual serta SNI, baik yang bersifat teknis maupun non teknis.
Laporan Penyelenggaraan PSP Penyelenggara PSP menyampaikan laporan penyelenggaraan pengelolaan sampah sebagai berikut: Penyelenggara tingkat nasional menyerahkan
laporan kepada Menteri. Penyelenggar Penyelenggara a tingkat provinsi menyerahkan
laporan kepada Gubernur; dan Penyelenggara tingkat kabupaten/kota
menyerahkan laporan kepada Bupati/Walik Bupati/Walikota. ota.
Laporan Penyelenggaraan PSP Laporan penyelenggaraan PSP meliputi laporan:
volume dan jumlah timbulan,
karakteristik sampah,
sampling kualitas effluen instalasi pengolahan lindi, sumur pantau dan udara.
Penyelenggara menyampaikan laporan evaluasi
penyelenggaraan pengelolaan sampah, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Laporan penyelenggaraan pengelolaan sampah
disimpan, dikumpulkan dan diolah sebagai database untuk pengembangan sistim informasi persampahan.
Daftar Modul Modul A: PENGANTAR
A-1 : Definisi dan Istilah
A-2 : Perencanaan Umum
A-3 : Penanganan Sampah
A-4 : Fasilitas Pengolahan dan d an Pemrosesan Akhir Sampah
A-5 : Penutupan dan Rehabilitasi TPA
A-6 : Peran Masyarakat dan Swasta
A-7 : Pembinaan dan Pengawasan
A-8 : Kompetensi, dan Penelitian & Pengembangan
Modul B : PERENCANAAN UMUM Modul C : PENGUMPULAN SAMPAH, TPS & TPS-3R Modul D : PENGOPERASIAN, PENUTUPAN, REHAB TPA Modul E : PENGOLAHAN & PEMROSESAN AKHIR SAMPAH Modul F : INDEKS RESIKO PENUTUPAN DAN REHAB TPA
Sumber : Permen PU No. 03/PRT/M/2013) Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga
Nawasis.Com
Water Inspiration
dimana inspirasi mengalir sampai jauh ...
Sanitasi.Net
Spirit of Water
tak kenal lelah, terus mengalir, mengalir, untuk kehidupan...
Contact: Joy Irmanputhra Email :
[email protected] [email protected] m