PENGEMBANGAN RANCANGAN PIKAB (PASIR, IJUK, KERIKIL, ARANG, DAN BATU) UNTUK PENJERNIHAN AIR SUNGAI
SKRIPSI
Oleh : SRI AGUSTINI NIM : 03540009
JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBROHIM MALANG MALANG 2010
i
PENGEMBANGAN RANCANGAN PIKAB (PASIR, IJUK, KERIKIL, ARANG, DAN BATU) UNTUK PENJERNIHAN AIR SUNGAI
SKRIPSI
Diajukan Kepada : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh :
SRI AGUSTINI Nim : 03540 03540009 009
JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBROHIM MALANG MALANG 2010
ii
PENGEMBANGAN RANCANGAN PIKAB (PASIR, IJUK, KERIKIL, ARANG, DAN BATU) UNTUK PENJERNIHAN AIR SUNGAI
SKRIPSI
Oleh :
Sri Agustini Nim: 035400 0354000 09
Telah Disetujui Oleh : Dosen pembimbing pembimbing
Drs. Abdul Basid, M. Si NIP. 19650504 199003 1 003
Tanggal, 12 Maret 2010 Mengetahui, Jurusan Fisika
Drs. M. Tirono M.Si NIP. 1964121 19641211 1 199111 199111 1 001
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGEMBANGAN RANCANGAN PIKAB (PASIR, IJUK, KERIKIL, ARANG, DAN BATU) UNTUK PENJERNIHAN AIR SUNGAI
SKRIPSI Oleh: Sri Agustini Nim: 03540009
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal: 27 Maret 2010 Susunan Dewan Penguji:
Tanda Tangan
1. Penguji Utama
: Erika Rani, M.Si NIP. 19810613 200604 2 002
(
)
2. Sekretaris Penguji
: Drs. Abdul Basid, M.Si NIP. 19650504 199003 1 003
(
)
3. Anggota Penguji
: 1. Farid Samsu Hananto, S.Si ( NIP. 19740513 200312 1 001
)
2. Achmad Nashichuddin, MA ( NIP. 197307054 200003 1 002
)
Mengetahui, Jurusan Fisika
Drs. M. Tirono M.Si NIP. 19641211 199111 1 001
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini saya : Nama NIM Alamat
: Sri agustini : 03540009 : Jl. Kramat I - Sampang
menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang, dengan judul :
PENGEMBANGAN RANCANGAN PIKAB (PASIR, IJUK, KERIKIL, ARANG, DAN BATU) UNTUK PENJERNIHAN AIR SUNGAI
adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain. Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi tanggungjawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Sains dan Teknologi, tetapi menjadi tanggungjawab saya sendiri. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.
Malang, 24 Maret 2010 Hormat saya,
Sri Agustini Nim. 03540009
v
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, shalawat dan salam kepada rasul-Nya Nabi Muhammad SAW, atas izin dan petunjuk-Nya skripsi dengan
judul
“Pengembangan Rancangan PIKAB (Pasir, Ijuk, Kerikil, Arang, dan Batu) Untuk Penjernihan air Sungai“ dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si). Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang. 2. Prof. Dr. Sutiman Bambang Sumitro, SU, DSc. Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang. 3. Drs. M. Tirono, Selaku Ketua Jurusan Fisika Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang.
vi
4. Drs. Abdul Basid M. Si Selaku Dosen Pembimbing I, karena atas bimbingan, bantuan, dan kesabaran beliau penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Achmad Nashichuddin, MA. Selaku Pembimbing II yang senantiasa mengarahkan dan membimbing penulisan skripsi yang berhubungan dengan agama. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fisika yang senantiasa memberikan ilmu dan informasi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini 7. Umiku, Suamiku, Anakku, adik-adikku dan semua keluargaku yang sepenuh hati memberikan dukungan moril maupun sprituil serta ketulusan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Teman-teman Fisika, terutama angkatan 03 yang telah memberikan dukungan, bantuan serta kerjasamanya selama penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah Ilmu Pengetahuan Alam, Amin.
Malang, Februari 2010
Penulis
vii
PERSEMBAHAN
Ku sungkurkan dahiku diatas sajadah seraya mengucapkan Syukur atas segala- Nya kupanjatkan ILLAHI ROBBI Dengan kerendahan dan ketulusan hati kupersembahkan karya ini Teruntuk Suamiku Imam mahmudi Kekasih dalam hidupku sekaligus mutiara hati yang selalu memancarkan sinar cinta kasih yang tak pernah usai, yang mengayomi dan mengasihi setulus hati, sebening cinta dan sesuci do’a (Bapak H. Moh. Bardi dan Ibu Hj. Suwarsih) restumu yang selalu menyertai setiap langkah tanpa berkesudahan memberiku semangat meniti masa depan, dan jerih payahmu kesuksesanku berasal Para bapak dan Ibu guruku/ Dosen (Asatidz/ah dalam menuntut ilmu) yang dengan ikhlas mendidik dan membimbingku Adikku tercinta (Suwarno aji hidayatulloh, Abdulloh Roziki) dan Anakku tersayang (Akhmad Fikry Auliya’) dengan kekuatan cinta dan kasih sayang dalam mengarungi samudera kehidupan ini dan terima kasih atas motivasinya Semua saudara dan kaluargaku terima kasih atas dukungannya Semoga Allah SWT selalu menuntun dan menyertai setiap langkah kita semua sehingga senantiasa mampu melakukan kebaikan dan selalu berdo’a di jalannya. Amin Ya Robbal Alamin
viii
MOTTO
“ ”
(QS Al-Baqarah [2]: 286)
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK ........................................................................................................... xiv BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5 1.5 Sistematika Penulisan................................................................................. 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air.............................................................................................................. 6 2.2 Alat Penjernih Air Sungai........................................................................... 9 2.3 Konduktivitas............................................................................................. 11 2.4 Metode Sawyer .......................................................................................... 16
x
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 18 3.2 Definisi Operasional Variabel............ ........................................... ............ .. 18 3.3 Bahan dan Alat........................................................................................... 19 3.4 Set Up Alat ................................................................................................ 20 3.4.1 Alat Penjernih Air Sungai ............................................................... 20 3.4.2 Alat untuk Mengukur Daya Hantar Listrik ........... ........................... 20 3.5 Prosedur Penelitian..................................................................................... 21 3.5.1 Menentukan Konstanta Sel KCl ...................................................... 21 3.5.2 Menentuankan Konduktivitas Air Sungai....................................... 21 3.5.3 Menentukan Jumlah Endapan ......................................................... 22 3.6 Analisa Data............................................................................................... 22 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 24 4.2 Hasil Perhitungan dan Pengolahan Data ................................................... 24 4.3 Pembahasan ............................................................................................. 30 BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 35 5.2 Saran........................................................................................................ 35 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daya Hantar Spesifik KCL pada temperatur 25C ................................ 16 Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Konstanta Sel dengan Menggunakan Larutan Kalium Klorida ......................................................................... 24 Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang belum disaring pada hari ke-1........................................ 25 Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang belum disaring pada hari ke-2 ....................................... 25 Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang belum disaring pada hari ke-3 ........... ........................... 25 Tabel.4.5 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang sudah disaring pada hari ke-1 ............ ........................... 26 Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang sudah disaring pada hari ke-2 ............ ........................... 27 Tabel 4.7 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang sudah disaring pada hari ke-3 ............ ........................... 27 Tabel 4.8 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sumur ...................................................................................... 28
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penampang alat penyaring air sungai ................................................. 11 Gambar 2.2 Prinsip alat pengukuran konduktivitas listrik menggunakan elektrode karbon ................................................................................ 16 Gambar 3.1 Penampang alat penyaring air sungai ................................................. 20 Gambar 3.2 Bentuk Sel Daya Hantar yang Digunakan untuk Penelitian ................ 20 Gambar 3.3 Rangkaian Alat .................................................................................. 21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Hasil Pengukuran ............................................................................. 38
Lampiran B. Hasil ................................................................................................. 42 Lampiran C. Grafik ............................................................................................... 54 Lampiran D. Hasil Wawancara ............................................................................. 55 Lampiran E. Foto Kegiatan Eksperimen ..................... ........... ............ .................... 57
xiv
ABSTRAK
Agustini, Sri. 2010. Pengembangan Rancangan PIKAB (Pasir, Ijuk, Kerikil, Arang, dan Batu) Untuk Penjernihan Air Sungai. Skripsi. Jurusan Fisika. Fakultas Sains dan teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang. Pembimbing: (1) Drs. Abdul Basid, M. Si. (2) Achmad Nashichuddin, MA. Kata kunci : Air sungai, PIKAB (Pasir, Ijuk, Kerikil, Arang, dan Batu), Metode Sawyer.
Warga pedesaan masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, seperti mencuci pakaian, mandi, buang air besar, dan juga memandikan hewan ternak. Warna air sungai coklat yang keruh ini menandakan bahwa terdapat lumpur yang larut dalam air dan juga bahan-bahan yang dapat mencemari air sungai. Sumber pencemaran dibedakan menjadi dua yaitu sumber distributif dan non-distributif. Sumber distributif, yaitu sumber yang tersebar dimana-mana didalam waktu yang bersamaan seperti pestisida dalam pertanian, bahan kimia untuk rumah tangga. Sumber non-distributif, yaitu sumber yang terlokalisasi pada suatu tempat pembuangan sampah, limbah cair, asap hasil pembakaran dan gunung api. Karena itu, kami mencoba membuat sebuah alat yang disebut PIKAB (pasir, ijuk, kerikil, arang, dan batu) untuk menjernihkan air sungai yang akan digunakan oleh penduduk. Untuk memberi contoh dan menjadi acuan dalam mengembangkan prinsip alat penjernih air sungai. Alat ini biasanya dipasang pada posisi berdiri, namun untuk menjernihkan air sungai, alat ini dipasang dalam posisi melintang mengikuti arah arus air sungai. Untuk mengetahui polusi pada air sungai, dalam penelitian ini digunakan Metode Sawyer yaitu suatu metode yang digunakan untuk pengukuran daya hantar listrik pada bahan organik terukur dengan menggunakan elektrode inert, yaitu elektrode yang berfungsi sebagai penghantar listrik tanpa ikut dalam reaksi dan hanya menstransfer elektron. Bahan organik yang digunakan ialah air sungai yang telah disaring, air sungai yang tidak disaring, dan air sumur. Hasil analisa data menunjukkan bahwa harga konduktivitas dari air sungai yang sudah dijernihkan pada hari pertama menunjukkan konduktivitas air sungai menurun yang diperkirakan karena garam terlarut yang dapat terionisasi semakin kecil, tetapi pada hari kedua dan hari ketiga, konduktivitasnya meningkat karena penurunan kemempuan penyaring, sehingga garam-garam terlarut yang dapat terionisasi dapat lolos dari penyaring. Untuk itu penyaring perlu dibersihkan kembali.
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampang memiliki banyak sungai dan kanal. Sungai dan kanal ini berfungsi untuk mengalirkan air untuk keperluan irigasi, selain itu air sungai juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari penduduk sekitar sungai yaitu untuk mencuci pakaian, mandi, dan juga buang air besar. Dusun Mor Songai desa Tanggumung dibelah oleh sebuah sungai. Ujung sungai telah melewati sebuah perkampungan, penduduk perkampungan tersebut menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari yaitu mandi, buang air be sar, dan juga mencuci pakaian, alat pertanian, dan juga hewan peliharaan. Sungai tersebut kemudian melewati persawahan yang panjangnya hampir 1 km dan akhirnya melewati perkampungan di dusun Morsongai. Penduduk sekitar sungai memanfaatkan air sungai untuk keperluan sehari-hari, mulai mandi hingga memandikan hewan ternaknya. Selain itu sungai juga digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah cair yang dihasilkan oleh rumah–rumah penduduk dan sebuah tempat pembuat tahu. Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No 23 tahun 1997 disebutkan pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
xvi
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Subchan, 2003:1). Firman Allah dalam Surat Al-Ankabut Ayat 63:
Dan Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).
Sumber pencemaran adalah sumber atau tempat dimana suatu bahan pencemar dihasilkan. Sumber pencemaran dibedakan menjadi dua yaitu sumber distributif dan non-distributif. Sumber distributif, yaitu sumber yang tersebar dimana-mana didalam waktu yang bersamaan. Contoh dalam hal ini seperti pestisida dalam pertanian, bahan kimia untuk rumah tangga. Sumber nondistributif, yaitu sumber yang terlokalisasi pada suatu tempat pembuangan sampah, limbah cair, asap hasil pembakaran dan gunung api (Subchan, 2003:3-4). Didalam air sungai terdapat benda padat. Benda padat biasanya digolongkan sebagai benda padat yang terapung dan benda padat yang larut (Mahida, 1986). Benda padat yang terapung di air sungai diantaranya tinja, kertas, kulit buah-buahan, dan lain-lain. Adanya zat organik yang terurai secara halus, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat, dan zat koloid yang serupa atau benda
xvii
terapung yang tidak mengendap dengan segera pada air sungai mengakibatkan air sungai menjadi keruh. Berdasarkan gambaran tentang keadaan sungai dan penjelasan tentang pencemaran dan sumber-sumber pencemaran, air sungai di dusun Mor Songai Desa Tanggumung Sampang tidak baik digunakan karena tercemar oleh pemakaian sabun dan detergen yang digunakan oleh penduduk untuk mencuci di sungai, limbah rumah tangga, limbah tahu, sampah yang dibuang ke sungai, dan juga pestisida yang digunakan oleh petani. Mandi, mencuci dan buang air besar di sungai sudah menjadi kebiasaan penduduk setempat. Diperlukan waktu yang lama untuk merubah kebiasaan tersebut. Selama merubah kebiasaan tersebut, untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan maka penulis merancang suatu alat berbasis teknologi sederhana untuk menjernihkan air sungai. Dengan harapan alat ini dapat digunakan oleh penduduk sekitar sungai yang memanfaatkan air sungai karena tidak terlalu mahal dan tidak perlu perawatan yang rumit sehingga air sungai yang dihasilkan lebih jernih dan dapat digunakan untuk mencuci atau pun mandi namun tidak digunakan untuk dikonsumsi. Dengan ini kita dapat memanfaatkan suatu benda yang telah diberikan oleh Allah SWT dengan baik dan tidak merusaknya, seperti apa yang difirmankan oleh Allah SWT. Dalam Q.S Ar-Ruum; 41.
xviii
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Tertarik oleh kenyataan tersebut dan juga terdorong oleh rasa ingin tahu kebenaran suatu teori, maka penelitian ini mengambil judul “Pengembangan Rancangan PIKAB (Pasir, Ijuk, Kerikil, Arang, dan Batu) Untuk Penjernihan air Sungai“.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah rancangan PIKAB (pasir, ijuk, kerikil, arang, dan batu) mampu mengubah air sungai menjadi air bersih? 2. Apakah penyaringan dengan menggunakan PIKAB (pasir, ijuk, kerikil, arang, dan batu) mempengaruhi daya hantar listrik?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan PIKAB (pasir, ijuk, kerikil, arang, dan batu) untuk menjernihkan air sungai yang akan digunakan oleh penduduk.
xix
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, antara lain: 1. Memberikan contoh alat untuk menjernihkan air sungai kepada penduduk sekitar sungai. 2. Menjadi acuan dalam mengembangkan prinsip alat penjernih air sungai.
1.5 Sistemetika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai skripsi in maka sistematika dan pembahasan ini disusun sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan, adapun isi dari bab ini adalah mengenai latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian. BAB II
: Kajian pustaka, isi dari bab ini adalah mengenai air, alat pejernihan air, konduksi, metode Sawyer.
BAB III
: Metodologi penelitian, dalam bab ini dibahas mengenai tempat dan waktu penelitian, Definisi operasional penelitian, alat dan bahan, rangkaian alat, teknik pengambilan data dan analisa data
BAB IV
: Hasil pembahasan, dalan bab ini dibahas mengenai hasl penelitian, hasil perhitungan dan pengolahan data, serta pembahasan.
BAB V
: Penutup, isi dari bab ini adalah mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
xx
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Air
Warga pedesaan masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, seperti mencuci pakaian, mandi, buang air besar, dan juga memandikan hewan ternak. Padahal warna ai r sungai coklat, hal ini menandakan bahwa terdapat lumpur yang larut dalam air dan juga bahan bahan yang dapat mencemari air sungai. Pencemaran air merupakan penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Air yang tidak tercemar bukan berarti merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan seharihari. Allah SWT telah memutuskan bahwa kelangsungan dan kelestarian kehidupan tergantung pada air. Ayat Al Qur’an yang secara jelas menyebutkan kata al-mâ’ (air) mencapai enam puluh lima ayat, ditambah lagi dengan ayat-ayat lain yang menyebutkan tentang air secara tersirat atau sebagai bagian dari penjelasan umum suatu ayat, Dalam firman Allah SWT :
xxi
Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An’am : 73)
Indikator bahwa air sudah tercemar adalah adanya perubahan perubahan pada air. Indikator tersebut amtara lain: 1. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut. Endapan, koloid, dan bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan yang berbentuk padat. Bahan buangan yang berbentuk padat apabila tidak dapat larut sempurna akan mengendap didasar sungai dan sebagian yang larut akan menjadi koloid. Endapan sebelum mengendap akan melayang didalam air bersama dengan koloid. Endapan dan koloid yang melayang didalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Akibatnya, kehidupan mikroorganisme akan terganggu. Apabila endapan, koloid, dan bahan terlarut berasal dari bahan buangan
xxii
organik, maka organism, dengan bantuan oksigen yang terlarut dalam air akan melakukan degradasi bahan organik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih sederhana. Dalam hal ini kandungan oksigen yang terlarut dalam air akan berkurang sehingga organisme lain yang memerlukan oksigen akan terganggu. 2. Adan Adanya ya per perub ubah ahan an suh suhu, u, Adanya perubahan suhu pada air menyebabkan jumlah oksigen yang terlarut dalam air berkurang, kehidupan organisme lain terganggu bahkan sampai mati bila suhu terlampau tinggi. 3. Adan Adanya ya peru peruba baha han n Ph, Ph, Standart Ph air normal adalah 7, dan bila air mempuyai Ph lebih atau kurang dari 7 maka air tersebut tidak baik untuk organisme yang hidup didalamnya maupun digunakan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari. 4. Adan Adanya ya per perub ubah ahan an warn warna, a, Syarat air bersih adalah tidak berwarna, jadi bila terdapat air yang berwarna kemungkinan adalah adanya bahan lain yang tersuspensi didalamnya. 5. Adan Adanya ya per perub ubah ahan an bau bau,, Bau merupakan salah satu indicator terjadinya pencemaran dan bila air berbau maka air tersebut sudah tercemar. 6. Adan Adanya ya per perub ubah ahan an ras rasa. a.
xxiii
Air normal tidak berasa. Apabila air mempuyai rasa maka hal itu berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Air yang mempuyai rasa biasanya berasal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga telah ada pelarutan ion-ion logam yang dapat merubah konsentrasi ion-ion hydrogen dalam air.
7. Adan Adanya ya mikro mikroor orga gani nism sme. e. Apabila bahan buangan yang harus didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme akan ikut berkembang biak. Pada perkembang biakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba pathogen ikut berkembang pula. Mikroba pathogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit.
2.2 Alat Penjernih Penjernih Air Air Sungai Sungai
Alat penjernih air yang digunakan pada penelitian ini berbasis teknologi tepat guna.Teknologi tepat guna adalah teknologi teknologi yang cocok dengan dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan. Biasanya dipakai sebagai istilah untuk teknologi yang tidak terlalu mahal, tidak perlu perawatan yang rumit, dan penggunaannya ditujukan bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi.Alat penjernih air sungai merupakan modifikasi dari alat penjernih air sumur yang kotor. Alat ini biasanya pada posisi berdiri namun untuk
xxiv
menjernihkan air sungai, alat ini dalam posisi melintang mengikuti arah arus air sungai. Air sungai berwarna coklat, ini karena terlarutnya lumpur dan juga air sungai membawa sampah-sampah yang dibuang oleh manusia. Air sungai yang telah melalui alat penyaring diharapkan lebih jernih dibandingkan dengan air sungai yang tidak melalui alat penyaring sehingga dapat digunakan untuk mencuci dan juga mandi. Alat penjernih air terbuat dari dari bahan-bahan yang mudah didapat, yaitu: 1. Pasi Pasirr halu haluss 2. Ijuk 3. Arang 4. Keri Kerik kil 5. Batu 6. Kayu 7. Ayam Ayaman an kawa kawatt 8. Seng Cara membuat yaitu: 1. Buatlah Buatlah kerangka kerangka kotak kotak persegi persegi panjan panjang g dengan dengan panjang panjang 1 m, lebar 80 cm, dan tinggi 1 m yang memiliki 4 kaki pada sisi alas. Kaki ini berfungsi untuk menamcapkan alat penjernih air sungai pada dasar sungai supaya tidak goyah saat arus sungai deras. Ukuran panjang bisa disesuaikan
xxv
dengan lebar sungai begitu juga dengan tinggi alat, tinggi alat bisa disesuaikan dengan kedalaman sungai. 2. Sisi pada kotak persegi panjang memiliki penutup yang berbeda-beda. Untuk sisi bagian depan, belakang dan atas ditutup oleh anyaman kawat, sedangkan sisi bagian samping kiri, samping kanan, dan bawah dilapisi oleh seng. Hal ini supaya air sungai mengalir pada satu arah. Sisi bagian depan atau bagian belakang dibuat bisa dibuka dan ditutup supaya apabila bahan-bahan penyaring telah kotor dapat diganti dengan mudah. 3. Kemudian masukkan bahan-bahan penyaring dengan urutan dari yang paling depan (bagian yang pertama dilalui air sungai), yaitu ijuk, pasir halus, ijuk, arang, pasir halus, kerikil, dan terakhir adalah batu. 4. Alat penyaring diletakkan pada sungai dengan menanam kaki alat pada dasar sungai. Gbr 2.1Penampang Alat Penyaring Air Sungai
Aliran Air Ijuk selebar 10 cm Pasir halus selebar 15 Ijuk selebar 10 cm Aran selebar 5 Pasir halus selebar 20 Kerikil selebar 10 Batu selebar 10
xxvi
Konduktivitas
Konduktivitas (daya hantar listrik/DHL) adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik (Effendi, 2003:63) hal yang sama diungkapkan juga oleh Arnold E Greenberg (1981), conductivuty is a numerical
expression of the ability of an aqueous solution to carry an electrical current . Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Reaktivitas, bilangan valensi, dan konsentrasi ion yang terlarut sangat berpengaruh terhadap nilai DHL. Asam, basa, dan garam merupakan penghantar listrik (konduktor) yang baik, sedangkan bahan organik misalnya sukrosa dan benzena yang tidak dapat mengalami disosiasi, merupakan penghantar listrik yang jelek. Pengukuran daya hantar listrik dapat digunakan untuk berbagai hal, yaitu:
1. Establish degree of mineralization to asses the effect of the total concentration of ions on chemical equilibria, physiological effect on plants or animals, corrosion rates, etc. 2. Assess degree of mineralization of distilled and deionized water. 3. Evaluated variations in dissolved mineral concentration of raw water or wastewater.
xxvii
4. Estimate sample size to be used for common chemical determination and to check results of chemical analysis. 5. Determine amount of ionic reagent needed in certain precipitation and neutralization reactions, the end point being denoted by a change in slope of the curve resulting from plotting conductivity against buret readings. 6. Estimate total filterable residu in a sample by multiplying by an empirical factor. (Arnold. 1981:70) Dalam cairan atau gas, umumnya terdapat baik ion positif maupun ion negative yang bermuatan tunggal atau kembar, dan mungkin pula dengan massa yang berbeda. Konduktivitas akan terpengaruh oleh semua faktor-faktor itu. Arus listrik didefinisikan sebagai laju perubahan muatan tiap satuan waktu yang melalui titik atau permukaan tertentu. Karena itu jika dalam waktu t, N partikel yang masing-masing membawa muatan q, lewat melalui suatu penampang medium penghantar, maka muatan total yang lewat adalah Q=Nq; dan intensitas listriknya
Nq t
Q
(2.1)
t
Arus listrik dinyatakan dalam coulomb/ detik atau det
-1
C, satu satuan
yang disebut ampere. Satu adalah intensitas arus listrik yang bersesuaian dengan muatan satu coulomb yang melalui suatu penampang bahan tiap detik. I
C s
Ampere
xxviii
sHubungan antara potensial listrik dn medan listrik adalah cukup penting untuk diperhatikan secara lebih rinci. Andaikan sebuah muatan q bergerak dari titik A ke titik B dalam suatu medan listrik akan dihasilkan persamaan perubahan energy potensial muatan
E E P . A
P . B
q V A V B
Menurut definisi energy potensial, sisi kiri persamaan ini memberikan usaha yang dilakukan pada muatan ketika bergerak dari titik A ke titik B. Usaha ini ditunjukkan oleh W AB. Jadi:
W
A B
q V A V B
V V A
B
W AB q
(2.2)
(Alonso & Finn, 1994) Kerja WAB mungkin (a) positif, (b)negatif, (c) nol. Di dalam kasus-kasus ini maka potensial listrik di B akan (a) lebih tinggi, (b) lebih rendah, atau (c) sama seperti potensial listrik di A. Berdasarkan mekanisme aliran listrik melalui konduktor, maka konduktor dibagi menjadi (Achmad, 1996): a) Konduktor elektronik, seperti logam dan padatan garam tertentu (misalnya CdS), dalam hal ini hantaran terjadi karena bergeraknya elektron jika diberi potensial. b) Konduktor elektrolitik atau eletrolit, dalam hal ini hantaran terjadi karena bergeraknya ion, misalnya lelehan garam dan larutan elektrolit dalam air. Besarnya tahanan (resistivitas) konduktor elektrolit dapat ditentukan dengan hukum ohm yang menyatakan bahwa untuk suatu konduktor pada suhu
xxix
konstan, perbandingan antara perbedaan potensial V antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik R dari konduktor di dua titik. Jadi hokum ohm dapat dinyatak sebagai:
V R
(2.3)
Konduktivitas listrik disebut pula daya hantar spesifik yang merupakan kenaikan dari tahanan jenis ( ρ). Adapun besarnya daya hantar spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut:
1
(2.4)
-1
-1
adapun satuannya adalah ohm m . Karena
E
J _
V
_
I
E I
dengan
J A
dan
maka daya hantar spesifik (σ ) bisa dirumuskan:
1 1 I 1 xI I x E A V AxV AxR
(2.5)
J (Young & Friedman, 2000) Perhitungan daya hantar spesifik secara langsung dari tahanan sampel dan dimensi sel l dan A tidak dapat diandalkan, karena distribusi arusnya rumit.
xxx
Sehingga dalam prakteknya, sel dikalibrasikan dengan sampel yang diketahui daya hantar spesifiknya σ* (yang khas sampelnya adalah larutan Kalium Klorida dalam air) dan konstanta sel C ditentukan dari: *
C
(2.6)
R *
dengan R* merupakan tahanan standar. Dimensi C adalah panjang. Jika sampel mempunyai tahanan R dalam sel yang sama, maka daya hantar spesifiknya adalah:
C
(2.7)
R
Daya hantar spesifik (konduktansi spesifik) Kalium Klorida pada 0
temperatur 25 C dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Daya Hantar Spesifik KCl pada Temperatur 25 Normalisasi KCL
0
-
-
σ (ohm cm )
0,001
0,0001469
0,010
0,001413
0,100
0,01289
1,000
0,111342
(Sukardjo, 1997:377) 2.3 Metode Sawyer
Pengukuran daya hantar spesifik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah metode Jembatan Wheatstone, metode Klem Voltase, dan metode Sawyer.
Pengukuran daya hantar spesifik dengan
xxxi
menggunakan arus AC bukanlah pekerjaan mudah, terutama oleh larutan beresistensi tinggi (seperti bahan organik) atau resistansi rendah (garam). Sawyer
et all . dalam Badrah, (2004) memberikan solusi agar pengukuran daya hantar spesifik pada bahan organik dapat terukur. Adapun pendapatnya dapat diilustrasikan melalui gambar berikut ini : Sumber Arus AC ∞
Kabel penghubung
Elektrode karbon Larutan
Gbr 2.2 Prinsip alat pengukuran konduktivitas listrik menggunakan elektrode karbon
Berdasarkan gambar maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Karbon merupakan salah satu elektrode inert. Electrode inert yaitu elektrode yang sulit bereaksi dengan zat lain dan hanya bertindak sebagai pengantar listrik tanpa harus ikut dalam reaksi dan juga hanya mentransfer elektron. Terdapat beberapa macam electrode inert, diantaranya emas dan platina. Namun karena karbon mudah didapat dan lebih ekonomis sehingga pada penelitian ini digunakan electrode karbon. 2. Penggunaan arus AC pada rangkaian bermanfaat untuk : a. Merubah energi kimia menjadi energi listrik. Sebaliknya, energi listrik juga dapat berubah menjadi energi kimia. Jika dalam kondisi yang tepat
xxxii
pada suatu sel diberikan energi listrik, dengan menghubungkan elektrode sel tersebut, dengan suatu sumber energi listrik, zat yang tadinya habis maka akan terbentuk kembali (Noerdin, 1986). b. Menghindari elektrolisis dan polarisasi (Ulfa dalam Badrah, 2004).
xxxiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010. Sedangkan tempat yang akan digunakan untuk penelitian adalah di Laboratorium MTs Negeri Sampang dan sungai di Dusun Mor Songai Sampang..
3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Konduktivitas adalah gambaran numerik dari kemampuan suatu sampel untuk meneruskan aliran listrik. Sampel yang digunakan yaitu air sungai yang telah disaring, air sungai yang tidak disaring, dan air sumur. 2. Metode Sawyer adalah suatu metode yang digunakan untuk pengukuran daya hantar listrik pada bahan organik terukur dengan menggunakan elektrode inert, yaitu elektrode yang berfungsi sebagai penghantar listrik tanpa ikut dalam reaksi dan hanya menstransfer elektron. Bahan organik yang digunakan ialah air sungai yang telah disaring, air sungai yang tidak disaring, dan air sumur. 3. PIKAB (pasir, ijuk, kerikil, arang, dan batu) merupakan suatu alat yang digunakan untuk menjernihkan air sungai. 3.3 Alat dan Bahan
1. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Ijuk
xxxiv
b) Pasir halus c) Arang d) Kerikil e) Batu f) Kayu g) Ayaman kawat h) Gelas ukur (50 ml) i) Hambatan Geser j) Gelas kimia (250 ml) k) Termometer l)
4 buah kabel penghubung
m) Travo step up/step down n) amperemeter AC o) Voltmeter digital p) Gelas transparant q) Penggaris 2. Bahan yang digunakan adalah: a) Air sungai yang sudah disaring dan yang belum disaring b) elektrode karbon c) kalium klorida (KCl)
xxxv
3.4 Set Up Alat 3.4.1 Alat penjernih air sungai
Adapun alat yang digunakan untuk menjernihkan air sungai adalah sebagai berikut: Aliran Air Ijuk selebar 10 cm Pasir halus selebar 15 cm Ij uk selebar 10 cm
Gbr.
Arang selebar 5 cm
3.1
Pasir halus selebar 20 cm Kerikil selebar 10 cm Batu selebar 10 cm
Penampang alat penyaring air sungai
3.4.2Alat untuk mengukur daya hantar listrik
1. Desain Sel Adapun sel yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik adalah sebagai berikut:
Elektrode Gabus Gelas kimia Larutan
Gambar 3.2 Bentuk Sel Daya Hantar yang Digunakan untuk Penelitian
xxxvi
2.Rangkaian Alat Voltmeter
Ampereme
A Power
resistor
Gambar 3.3 Rangkaian Alat
3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Menentukan Konstanta Sel KCl
1. Mempersiapkan alat dan bahan (KCl). 2. Mengukur volume Kalium Klorida/KCl (150 ml, normalitas 1 ek/liter) dengan memasukkannya ke dalam gelas ukur. 3. Setelah diukur volumenya, kemudian memasukkannya ke desain sel yang telah terangkai dengan rangkaian alat (gambar 3.3). 4. Mencatat harga voltase yang diberikan oleh voltmeter dan kuat arus listrik pada amperemeter. 5. Mengulang pengukuran sebanyak 5 kali pengukuran.
3.5.2 Menentukan konduktivitas air sungai
1. Mempersiapkan alat dan bahan. 2. Mengambil sampel air sebanyak 3 sampel air sungai yang belum dan sudah disaring dan juga air sumur.
xxxvii
3. Mengukur volume air sungai yang belum dan yang sudah disaring (150 ml) dengan memasukkannya ke dalam gelas ukur. 4. Setelah diukur volumenya, kemudian memasukkannya ke desain sel yang telah terangkai dengan rangkaian alat (gambar 3.3) 5. Mencatat harga voltase yang diberikan oleh voltmeter dan kuat arus listrik pada ampermeter. 6. Mengulang pengukuran sebanyak 5 kali pengukuran pada sampel yang berbeda.
3.5.3 Menentukan jumlah endapan
1. Mempersiapkan alat dan bahan. 2. Mengambil sampel air sebanyak 3 sampel air sungai yang belum dan sudah disaring dan juga air sumur. Pengambilan sampel 3 hari berturutturut pertama kali alat digunakan. 3. Sampel yang diambil kemudian diendapkan dengan didiamkan selama 24 jam kemudian diukur ketinggian endapan selama 3 hari berturut-turut. 4. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel.
3. 6 Analisa Data
Daya hantar spesifik larutan (σ ) dirumuskan sebagai berikut:
C R
Dengan: C=
* R *
xxxviii
Dimana C adalah konstanta sel sedangkan σ* dan R* merupakan daya hantar spesifik dan tahanan larutan KCl. Konduktivitas listrik/daya hantar spesifik larutan Kalium Klorida (KCl) dapat diketahui dalam tabel 2.1. Untuk mendapatkan keseksamaan dari suatu pengukuarn, maka digunakan ralat standart deviasi di bawah ini:
Ralat Mutlak ( )
=
Ralat Relatif (I)
=
n(n 1)
2
x 100%
Keseksamaan (K)
= 100 % - I
Hasil Perhitungan
=
xxxix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada penelitian ini terdapat 8 sampel untuk mengukur konduktivitas, yaitu: larutan KCl, air sumur, larutan air sungai yang belum disaring pada hari pertama, kedua dan ketiga, dan juga larutan air sungai yang telah disaring pada hari pertama, kedua dan ketiga saat alat digunakan. Masing-masing sampel dikenai 5 kali pengukuran sehingga diperoleh 40 kali pengukuran. Dari hasil pegukuran diperoleh data nilai kuat arus dan nilai beda potensial pada lampiran A. 4.2 Hasil Perhitungan dan Pengolahan Data
Data hasil perhitungan berupa besar konduktivitas air sumur, air sungai, dan air sungai yang telah disaring. Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Konstanta Sel dengan Menggunakan Larutan Kalium Klorida N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
C
1
2
3
4
5
1
2.3 Ampere
0.7 Volt
1.61 Ω
0.179261
2
2.2 Ampere
0.7 Volt
1.54 Ω
0.171467
3
2.2 Ampere
0.6 Volt
1.32 Ω
0.146971
4
2.2 Ampere
0.7 Volt
1.54 Ω
0.171467
5
2.2 Ampere
0.6 Volt
1.32 Ω
0.146971
(C)
0.163227
xl
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang belum disaring pada hari ke-1 -
-
N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
1
2
3
4
5
1
0.5 Ampere
3.8 Volt
1.9 Ω
0.085909 Ω m
2
0.5 Ampere
4.2 Volt
2.1 Ω
0.077727 Ω m
3
0.5 Ampere
4.3 Volt
2.15 Ω
0.07592 Ω m
4
0.5 Ampere
4 Volt
2Ω
0.081614 Ω m
5
0.5 Ampere
4.2 Volt
2.1 Ω
0.077727 Ω m
(σ)
0.079779 Ω m
-1
-1
-
-
-
-
-
-
-1
-1
-1
-1
Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang belum disaring pada hari ke-2 -1
-1
N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
1
2
3
4
5
1
0.35 Ampere
5.8 Volt
2.03 Ω
0.080407 Ω m
2
0.4 Ampere
6 Volt
2.4 Ω
0.068011 Ω m
3
0.4 Ampere
5.8 Volt
2.32 Ω
0.070356 Ω m
4
0.35 Ampere
6.9 Volt
2.415 Ω
0.067589 Ω m
5
0.4 Ampere
6.4 Volt
2.56 Ω
0.063761 Ω m
(σ)
0.070025 Ω m
-
-
-1
-1
-
-
-
-
-
-
-1
-1
xli
Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang belum disaring pada hari ke-3 -
-
N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
1
2
3
4
5
1
0.35 Ampere
6.6 Volt
2.31 Ω
0.070661 Ω m
2
0.35 Ampere
7 Volt
2.45 Ω
0.066623 Ω m
3
0.35 Ampere
5.8 Volt
2.03 Ω
0.080407 Ω m
4
0.3 Ampere
6.3 Volt
1.89 Ω
0.086363 Ω m
5
0.3 Ampere
6.7 Volt
2.01 Ω
0.081207 Ω m
(σ)
0.077053 Ω m
-1
-1
-
-
-
-
-
-
-1
-1
-1
-1
Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang sudah disaring pada hari ke-1 -1
-1
N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
1
2
3
4
5
1
0.4 Ampere
5.4 Volt
2.16 Ω
0.075568 Ω m
2
0.4 Ampere
5.9 Volt
2.36 Ω
0.069164 Ω m
3
0.4 Ampere
6.3 Volt
2.52 Ω
0.064773 Ω m
4
0.35 Ampere
6.7 Volt
2.345 Ω
0.069606 Ω m
5
0.4 Ampere
6.2 Volt
2.48 Ω
0.065817 Ω m
(σ)
0.068986 Ω m
-
-
-1
-1
-
-
-
-
-
-
-1
-1
xlii
Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang sudah disaring pada hari ke-2 -
-
N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
1
2
3
4
5
1
0.4 Ampere
4.6 Volt
1.84 Ω
0.08871 Ω m
2
0.5 Ampere
5 Volt
2.5 Ω
0.065291 Ω m
3
0.45 Ampere
5 Volt
2.25 Ω
0.072545 Ω m
4
0.45 Ampere
5.1 Volt
2.295 Ω
0.071123 Ω m
5
0.4 Ampere
5.2 Volt
2.08 Ω
0.078475 Ω m
(σ)
0.075229 Ω m
-1
-1
-
-
-
-
-
-
-1
-1
-1
-1
Tabel 4.7 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sungai yang sudah disaring pada hari ke-3 -
-
N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
1
2
3
4
5
1
0.45 Ampere
4 Volt
1.8 Ω
0.090682 Ω m
2
0.5 Ampere
4.4 Volt
2.2 Ω
0.074194 Ω m
3
0.4 Ampere
4.3 Volt
1.72 Ω
0.094899 Ω m
4
0.4 Ampere
4.8 Volt
1.92 Ω
0.085014 Ω m
5
0.5 Ampere
3.7 Volt
1.85 Ω
0.088231 Ω m
(σ)
0.086604 Ω m
-1
-1
-
-
-
-
-
-
-1
-1
-1
-1
xliii
Tabel 4.8 Data Hasil Pengukuran untuk Perhitungan Daya Hantar Listrik pada Air Sumur -
-
N
I(Ampere)
V (Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
1
2
3
4
5
1
0.35 Ampere
7.1 Volt
2.485 Ω
0.065685 Ω m
2
0.4 Ampere
6.3 Volt
2.52 Ω
0.064773 Ω m
3
0.4 Ampere
6.1 Volt
2.44 Ω
0.066896 Ω m
4
0.4 Ampere
5.6 Volt
2.24 Ω
0.072869 Ω m
5
0.4 Ampere
5.5 Volt
2.2 Ω
0.074194 Ω m
(σ)
0.068883 Ω m
-1
-1
-
-
-
-
-
-
-
-
-1
-1
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.1 sampai tabel 4.6 diperoleh: 1. Ralat Daya Hantar Listrik/ Konduktivitas pada air sungai yang belum disaring. a. Hari ke-1 -1
-1
Ralat Mutlak
= 0.000802 Ω m
Ralat Relatif (I)
1.004781 %
Keseksamaan (K)
= 98.99522%
Hasil Perhitungan
= (0.079779 0.000802) Ω m -1
-1
b. Hari ke-2 Ralat Mutlak
= 0.001254 Ω m
Ralat Relatif (I)
= 1.790141%
Keseksamaan (K)
= 98.20986%
Hasil Perhitungan
= (0.070025 0.001254) Ω m
-1
-1
-1
-1
xliv
c. Hari ke-3 -1
-1
Ralat Mutlak
= 0.001627 Ω m
Ralat Relatif (I)
= 2.112027%
Keseksamaan (K)
= 97.88797%
Hasil Perhitungan
= (0.077053 0.001627) Ω m
-1
-1
2. Ralat Daya Hantar Listrik/ Konduktivitas pada air sungai yang sudah disaring a. Hari ke-1 -1
-1
Ralat Mutlak
= 0.000846 Ω m
Ralat Relatif (I)
= 1.226011%
Keseksamaan (K)
= 98.77399%
Hasil Perhitungan
-1 -1 = (0.068986 0.000846) Ω m
b. Hari ke-2 Ralat Mutlak
= 0.001775 Ω m
Ralat Relatif (I)
= 2.35964%
Keseksamaan (K)
= 97.64035%
Hasil Perhitungan
= (0.075229 0.001775) Ω m
-1
-1
-1
-1
c. Hari ke-3 Ralat Mutlak
= 0.001564 Ω m
Ralat Relatif (I)
= 1.805965%
-1
-1
xlv
Keseksamaan (K)
= 98.19403%
Hasil Perhitungan
= (0.086604 0.001564) Ω m -1
-1
3. Ralat Daya Hantar Listrik/ Konduktivitas pada air sumur Ralat Mutlak
= 0.000867 Ω m
Ralat Relatif (I)
= 1.258636%
Keseksamaan (K)
= 98.74136%
Hasil Perhitungan
= (0.068883 0.000867) Ω m
-1
-1
-1
-1
4.3 Pembahasan
Penelitian ini untuk mengetahui kemampuan alat penjernih air sungai untuk menjernihkan air sungai hingga batas dapat digunakan bukan untuk dikonsumsi oleh manusia namun dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kemampuan alat tersebut ditinjau dari lamanya alat dapat menjernihkan air sungai, sedangkan kejernihan air sungai ditinjau dari jumlah endapan dan harga konduktivitas. Dalam Firman Allah SWT:
Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu kami jadikan air itu
menetap
di
bumi, dan
Sesungguhnya
kami benar-benar
berkuasa
menghilangkannya. (QS. Al Mu’Minun : 18)
xlvi
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu air sungai yang belum disaring pada hari ke-1, hari ke-2, dan hari ke-3, air sungai yang sudah dijernihkan pada hari ke-1, hari ke-2, dan hari ke-3 setelah alat digunakan, dan juga air sumur sebagai standart air layak pakai. Pengukuran sampel diambil pada 3 hari pertama alat digunakan, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan alat untuk menjernihkan air sungai hingga batas minimum atau menghasilkan air sungai hingga hampir sama dengan air sungai yang tanpa disaring. Untuk mengukur konduktivitas, bahan yang digunakan untuk menentukan konstanta sel adalah kalium klorida (KCl) dengan normalitas 1 ek/ lt. Kalium klorida (KCl) digunakan untuk mengkalibrasi sel dengan sampel. Untuk pengukuran daya hantar spesifik larutan digunakan electrode karbon dan juga menggunakan arus ac, ini bertujuan untuk menghindari terjadinya polarisasi, yaitu adanya gas pada electrode. Alat ukur yang digunakan yaitu voltmeter untuk mengukur beda potensial atau tegangan, amperemeter untuk mengukur arus, dan untuk tegangan muka digunakan sebesar 6 volt. Analisa data menunjukkan harga konduktivitas dari air sungai yang sudah dijernihkan pada hari ke-1, hari ke-2, dan hari ke-3 berturut-turut yaitu (0.068986
0.000846) Ω-1m-1, (0.075229 0.001775) Ω-1m-1, dan (0.086604 0.001564) Ω1
-1
m , untuk nilai konduktivitas air sungai yang belum disaring pada hari ke-1, hari
-1 -1 ke-2, dan hari ke-3 berturut-turut yaitu (0.079779 0.000802) Ω m , (0.070025
0.001254) Ω-1m-1, dan (0.077053 0.001627) Ω-1m-1, sedangkan nilai konduktivitas air sumur yaitu (0.068883 0.000867) Ω m . -1
-1
xlvii
Dari hasil tersebut terlihat bahwa harga konduktivitas air sungai yang telah disaring secara keseluruhan lebih besar dibandingkan dengan air sungai yang belum disaring. Hal ini menunjukkan bahwa air sungai yang telah disaring memiliki hambatan yang lebih kecil dibandingkan dengan air sungai yang belum disaring. Karena bahan terlarut yang diterdapat di air sungai yang sudah disaring tertahan oleh penyaring sehingga air sungai yang keluar dari penyaring lebih sedikit mengandung bahan-bahan terlarut akibatnya tampak lebih jernih dibandingkan dengan air sungai yang tidak disaring. Namun adanya garam-garam yang dapat terionisasi tidak dapat disaring oleh alat penyaring, akibatnya nilai konduktivitas air sungai yang telah disaring lebih besar diantara ketiganya. Untuk harga konduktivitas pada hari ke-1, antara ketiganya, harga konduktivitas air sumur yang paling kecil kemudian nilai konduktivitas yang telah disaring dan terakhir nilai konduktivitas air sungai yang tidak disaring. Air sumur pada penelitian ini memiliki konduktivitas paling kecil, berarti air sumur memiliki daya hantar yang kecil. Hambatan pada air sumur bisa disebabkan adanya garamgaram terlarut yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang lebih sedikit dibandingkan dengan yang terdapat di air sungai yang mengakibatkan nilai konduktivitas air sumur lebih kecil dibandingkan dengan yang lainnya. Harga konduktivitas terkecil kedua yaitu nilai konduktivitas air sungai yang sudah disaring pada hari pertama, itu berarti daya hantar air sungai yang belum disaring lebih kecil dibandingkan dengan air sungai yang telah disaring. Hal ini menunjukan kemampuan alat penyaring air sungai bekerja dengan baik, yaitu menyaring air sungai dari bahan-bahan terlarut yang berukuran makro dan
xlviii
juga bahan-bahan terlarut berukuran mikro, yaitu garam-garam terlarut yang dapat terionisasi. Pada hari ke-2 dan ke-3, nilai konduktivitas air sungai yang telah disaring lebih besar dibandingkan dengan air sungai yang tidak disaring. Ini menunjukkan daya hantar air sungai yang telah disaring lebih besar dibandingkan dengan daya hantar air sungai yang belum disaring. Daya hantar yang besar menunjukkan kandungan mineral dan juga bahan-bahan terlarut lebih banyak, hal ini menunjukkan bahwa alat penyaring air sungai ti dak dapat dapat menyaring bahan bahan terlarut berupa garam-garam. Namun apabila dilihat kejernihan air, air sungai memiliki kejernihan yang lebih tinggi dibandingkan dengan air sungai yang tidak disaring. Harga konduktivitas air sungai yang telah disa ring tertinggi pada hari ke-3, kemudian hari ke-2, dan terakhir hari ke-1. Hal ini menunjukkan daya hantar listrik setiap harinya meningkat karena kemampuan alat untuk menyaring air sungai mulai berkurang. Namun dari segi warna air, air sungai yang telah disaring tetap lebih jernih hingga hari ketiga. Semakin lama alat penyaring digunakan maka daya penjernihnya semakin berkurang dan akan menyebabkan daya hantar air sungai yang telah disaring semakin besar. Berdasarkan jumlah endapan, pada hari ke-1, hari ke-2, dan hari ke-3, endapan yang dihasilkan oleh air sungai yang tidak disaring lebih banyak dibandingkan dengan air sungai yang telah disaring, sedangkan air sumur tidak menghasilkan endapan meskipun telah didiamkan selama 24 jam. Endapan air sungai yang telah disaring tertahan oleh alat saring yang terdiri dari ijuk, pasir,
xlix
kerikil, arang, dan juga batu. Walaupun alat penyaring air sungai mampu mengurangi bahan-bahan terlarut berukuran makro pada air sungai namun alat penyaring tidak mampu menyaring garam-garam terlarut hingga membuat air sungai memiliki daya hantar yang sama dengan air sumur, sehingga air sungai yang telah disaring tetap tidak dapat dikonsumsi untuk manusia, namun hanya dapat digunakan untuk mencuci, buang air besar, tetapi apapun yang dilakukan, kegiatan mencuci, buang air besar, dan juga mandi dengan air sumur jauh lebih baik. Baik untuk kesehatan pribadi maupun untuk kebersihan lingkungan.
l
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Analisa data menunjukkan harga konduktivitas dari air sungai yang sudah dijernihkan pada hari ke-1, hari ke-2, dan hari ke-3 berturut-turut yaitu (0.068986
0.000846) Ω-1m-1, (0.075229 0.001775) Ω-1m-1, dan (0.086604 0.001564) Ω1
-1
m , untuk nilai konduktivitas air sungai yang belum disaring pada hari ke-1, hari
-1 -1 ke-2, dan hari ke-3 berturut-turut yaitu (0.079779 0.000802) Ω m , (0.070025
0.001254) Ω-1m-1, dan (0.077053 0.001627) Ω-1m-1, sedangkan nilai konduktivitas air sumur yaitu (0.068883 0.000867) Ω m . Hal ini dapat -1
-1
diperkirakan bahwa semakin sedikit adanya garam-garam terlarut yang dapat terionisasi semakin kecil pula nilai konduktivitasnya. Dan diantara 7 sampel yang digunakan air sumurlah yang memiliki nilai konduktivitas paling kecil. Alat PIKAB dapat menyaring air sungai dengan baik hingga hari ke-3 apabila dilihat dari warna air sungai hasil saringan dan jumlah endapan namun pada hari ke-2 dan hari ke-3 harga konduktivitas air hasil saringan lebih tinggi dari pada air sungai yang tidak disaring. Ini menunjukkan bahwa alat penyaring ini dapat menyaring garam – garam terlarut yang dapat terionisasi.
4.2 Saran
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam rangka mengembangkan penelitian ini, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah :
li
1. Pengukuran konduktivitas suatu bahan cair ini digunakan Ampermeter pada batasan millimeter, hal ini dimaksudkan agar arus yang terbaca lebih akurat. 2. Pada pengukuran konduktivitas suatu bahan cair, sebaiknya menggunakan arus AC untuk menghindari terjadinya polarisasi. 3. Untuk membuat alat-alat penjernih air digunakan bahan yang ramah lingkungan, mudah didapat, dan ekonomis. Hal ini bertujuan untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. 4. Bagi pihak terkait diharapkan keikut sertaan dalam mengelola lingkungan khususnya sungai.
lii
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. 1996. Kimia Larutan . Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Alonso, Marselo & J. Finn, Edward. 2000. Dasar – Dasar Fisika Universitas jilid 2 Medan Magnet dan Gelombang . Jakarta: Erlangga. Badrah, David J. 2004. Pengukuran Daya Hantar Spesifik Asam laktat pada . Skripsi. Tidak Berbagai Temperatur Dengan Metode Sawyer dipublikasikan. Jember: Universitas Jember. --------.
2000. Cara Mudah dan Cepat Menjernihkan Air .[on line]. http://perpustakaan.menlh.go.id/brosur.php?db=2007011403204719&PUS DIG=4b04caf00a4853708ab5a2e6692230b1pdf (22 desember 2009)
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara . Yogyakarta: Kanisius. Greenberg, Arnold E. 1981. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater . Washington: American Public Health Assosiation. Universitas Jember. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Badan Penerbit Universitas Jember. Wardhana, Wisnu Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset. Young, Hough.D & Freadman, Roger.A. 2000. University Physics. Canada: Addison Wesley Longman. Inc.
liii
Lampiran A. Hasil Pengukuran
A. Data Pengukuran Konduktivitas.
1. Data Hasil Pengamatan untuk Pengukuran Konstanta Sel (KCl) Volume KCL 150 ml dan tegangan (V) sebesar 6 volt N
I(Ampere)
V(Volt)
1
2.3 Ampere
0.7 Volt
2
2.2 Ampere
0.7 Volt
3
2.2 Ampere
0.6 Volt
4
2.2 Ampere
0.7 Volt
5
2.2 Ampere
0.6 Volt
2. Data Hasil Pengamatan untuk Penghitungan Daya Hantar Listrik pada Air sungai yang belum disaring dengan tegangan (V) 6 volt a. Hari ke-1 N
I(Ampere)
V(Volt)
1
0.5 Ampere
3.8 Volt
2
0.5 Ampere
4.2 Volt
3
0.5 Ampere
4.3 Volt
4
0.5 Ampere
4 Volt
5
0.5 Ampere
4.2 Volt
liv
b. Hari ke-2 N
I(Ampere)
V(Volt)
1
0.35 Ampere
5.8 Volt
2
0.4 Ampere
6 Volt
3
0.4 Ampere
5.8 Volt
4
0.35 Ampere
6.9 Volt
5
0.4 Ampere
6.4 Volt
N
I(Ampere)
V(Volt)
1
0.35 Ampere
6.6 Volt
2
0.35 Ampere
7 Volt
3
0.35 Ampere
5.8 Volt
4
0.3 Ampere
6.3 Volt
5
0.3 Ampere
6.7 Volt
c. Hari ke-3
3. Data Hasil Pengamatan untuk Penghitungan Daya Hantar Listrik pada Air sungai yang sudah disaring dengan tegangan (V) 6 volt a. Hari ke-1 N
I(Ampere)
V(Volt)
1
0.4 Ampere
5.4 Volt
2
0.4 Ampere
5.9 Volt
lv
3
0.4 Ampere
6.3 Volt
4
0.35 Ampere
6.7 Volt
5
0.4 Ampere
6.2 Volt
N
I(Ampere)
V(Volt)
1
0.4 Ampere
4.6 Volt
2
0.5 Ampere
5 Volt
3
0.45 Ampere
5 Volt
4
0.45 Ampere
5.1 Volt
5
0.4 Ampere
5.2 Volt
N
I(Ampere)
V(Volt)
1
0.45 Ampere
4 Volt
2
0.5 Ampere
4.4 Volt
3
0.4 Ampere
4.3 Volt
4
0.4 Ampere
4.8 Volt
5
0.5 Ampere
3.7 Volt
b. Hari ke-2
c. Hari ke-3
lvi
4. Data Hasil Pengamatan untuk Penghitungan Daya Hantar Listrik pada Air sumur dengan tegangan (V) 6 volt N
I(Ampere)
V(Volt)
1
0.35 Ampere
7.1 Volt
2
0.4 Ampere
6.3 Volt
3
0.4 Ampere
6.1 Volt
4
0.4 Ampere
5.6 Volt
5
0.4 Ampere
5.5 Volt
lvii
Lampiran B.
Hasil Perhitungan Data Pengukuran Ketinggian Endapan
a. Ketinggian endapan air sungai yang sudah disaring Pengukuran Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Pagi
0 cm
0 cm
0.1 cm
Sore
0.1 cm
0.2 cm
0.2 cm
Pagi
0.1 cm
0.1 cm
0.1 cm
Sore
0 cm
0.1 cm
0.1 cm
Pagi
0.1 cm
0.1 cm
0.2 cm
Sore
0 cm
0 cm
0.1 cm
Sampel pada hari ke-1
Sampel pada hari ke-2
Sampel pada hari ke-3
b. Ketinggian endapan air sungai yang tidak disaring Pengukuran Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Pagi
0.3 cm
0.3 cm
0.4 cm
Sore
0.3 cm
0.4 cm
0.4 cm
Pagi
0.2 cm
0.2 cm
0.3 cm
Sore
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
Sampel pada hari ke-1
Sampel pada hari ke-2
lviii
Pagi
0.3 cm
0.4 cm
0.4 cm
Sore
0.2 cm
0.2 cm
0.3 cm
Sampel pada hari ke-3
c. Ketinggian endapan air sumur Pengukuran Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 0 cm
0 cm
0 cm
B.1 Harga Konstanta Sel N
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
C
1
2.3 Ampere
0.7 Volt
1.61 Ω
0.179261
2
2.2 Ampere
0.7 Volt
1.54 Ω
0.171467
3
2.2 Ampere
0.6 Volt
1.32 Ω
0.146971
4
2.2 Ampere
0.7 Volt
1.54 Ω
0.171467
5
2.2 Ampere
0.6 Volt
1.32 Ω
0.146971
0.163227
Keterangan:
C R dengan
0,111342
lix
B.2 Harga Konduktivitas Air Sungai yang Belum disaring a. Hari ke-1
2
n
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
( )
1
0.5 Ampere
3.8 Volt
1.9 Ω
0.085909
0.00613
3.75731 x10
-
2
0.5 Ampere
4.2 Volt
2.1 Ω
0.077727
-0.00205
4.21116 x10
-
-1
-1
2.15 3
0.5 Ampere
4.3 Volt
Ω
0.07592
-0.00386
1.48974 x10
-05
4
0.5 Ampere
4 Volt
2Ω
0.081614
0.001834
3.36446 x10
-
5
0.5 Ampere
4.2 Volt
2.1 Ω
0.077727
-0.00205
4.21116 x10
-06
1.28515 x10
-05
0.079779
1. Ralat Mutlak
=
( )
2
n (n 1) 1,28515 x 10 5 20 -1
-1
= 0.000802 Ω m
2. Ralat Relatif (I)
lx
I=
x 100%
0.000802
=
0.79779
x 100% 1.004781 %
3. Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 1,004781% K = 98.99522% 4. Hasil Perhitungan
(0.079779 0.000802) Ω m -1
-1
b. Hari ke-2 -
-
σ(Ω m n
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
1
)
( )
2
0.35 1
Ampere
5.8 Volt
2.03 Ω
0.080407 0.010382
1.07796 x10
-04
2
0.4 Ampere
6 Volt
2.4 Ω
0.068011
-0.00201
4.05476 x10
-
3
0.4 Ampere
5.8 Volt
2.32 Ω
0.070356 0.000332
1.09939 x10
-
-06
0.35 4
Ampere
6.9 Volt
2.41 Ω
0.067589
-0.00244
5.93446 x10
5
0.4 Ampere
6.4 Volt
2.56 Ω
0.063761
-0.00626
3.9242 x10
0.070025
-
3.14275 x10
-05
lxi
1. Ralat Mutlak
( )
2
n (n 1) 3.14275x10 -5
=
20 -1
-1
= 0.001254 Ω m 2. Ralat Relatif (I) I=
x 100%
=
0.001257 0.070025
x 100% 1.790141%
3. Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 1.790141% K = 98.20986% 4. Hasil Perhitungan
(0.070025 0.001254) Ω m -1
-1
c. Hari ke-3
lxii
-1
-
σ(Ω m
( )
2
n I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
1
1 0.35 Ampere
6.6 Volt
2.31 Ω
0.070661 -0.00639
4.08512 x10
2 0.35 Ampere
7 Volt
2.45 Ω
0.066623 -0.01043
1.0877 x10
3 0.35 Ampere
5.8 Volt
2.03 Ω
0.080407 0.003355
1.12551 x10
4 0.3 Ampere
6.3 Volt
1.89 Ω
0.086363 0.009311
8.6694 x10
5 0.3 Ampere
6.7 Volt
2.01 Ω
0.081207 0.004155
1.72635 x10
)
0.077053
-05
-04
-05
-
-
5.29667 x10
-05
1. Ralat Mutlak
( )
2
n (n 1)
2
5.29667x10 -5
=
20 -1
-1
= 0.001627 Ω m 2. Ralat Relatif (I) I=
x 100%
=
0.001627 0.077053
x 100% 2.112027%
3. Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 2.112027% K = 97.88797%
lxiii
4. Hasil Perhitungan
(0.077053 0.001627) Ω m -1
-1
B.3 Harga Konduktivitas Air Sungai yang Sudah disaring a. Hari ke-1
N
I(Ampere)
V(Volt)
-1
-1
R(Ω)
σ(Ω m )
( )
2
1
0.4 Ampere
5.4 Volt
2.16 Ω
0.075568 0.006582
4.33277 x10
-
2
0.4 Ampere
5.9 Volt
2.36 Ω
0.069164 0.000178
3.17925 x10
-
3
0.4 Ampere
6.3 Volt
2.52 Ω
0.064773
-0.00421
1.77499 x10
-
4 0.35 Ampere
6.7 Volt
2.34 Ω
0.069606 0.000621
3.85291 x10
-
5
6.2 Volt
2.48 Ω
0.065817
1.00384 x10
-
1.43066 x10
-05
0.4 Ampere
0.068986
-0.00317
1. Ralat Mutlak
( )
2
n (n 1) 1.43066x10 -5
=
20 -1
-1
= 0.000846 Ω m 2. Ralat Relatif (I) I=
x 100%
lxiv
=
0.000846 0.068986
x 100% 1.226011 %
3. Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 1.226011% K = 98.77399% 4. Hasil Perhitungan
-1
(0.068986 0.000846) Ω m
-1
b. Hari ke-2
2
n
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
( )
1
0.4 Ampere
4.6 Volt
1.84 Ω
0.08871
0.013482
1.81752 x10
-
2
0.5 Ampere
5 Volt
2.5 Ω
0.065291
-0.00994
9.87633 x10
-
3
0.45 Ampere
5 Volt
2.25 Ω
0.072545
-0.00268
7.20084 x10
-
4
0.45 Ampere
5.1 Volt
2.29 Ω
0.071123
-0.00411
1.68584 x10
-
5
0.4 Ampere
5.2 Volt
2.08 Ω
0.078475 0.003246
1.05349 x10
-
-1
-1
0.075229
6.30219 x10
1. Ralat Mutlak
lxv
-05
( )
2
n (n 1) 6.30219x10-5
=
20 -1
-1
= 0.001775 Ω m 2. Ralat Relatif (I) I=
x 100%
=
0.001775 0.075229
x 100% 2.359646 %
3. Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 2.359646% K = 97.64035% 4. Hasil Perhitungan
(0.075229 0.001775) Ω m -1
-1
c. Hari ke-3
2
n
I(Ampere)
V(Volt)
R(Ω)
σ(Ω m )
( )
1
0.45 Ampere
4 Volt
1.8 Ω
0.090682
0.004078
1.66273 x10
-
2
0.5 Ampere
4.4 Volt
2.2 Ω
0.074194
-0.01241
1.54006 x10
-
3
0.4 Ampere
4.3 Volt
1.72 Ω
0.094899
0.008295
6.88138 x10
-05
4
0.4 Ampere
4.8 Volt
1.92 Ω
0.085014
-0.00159
2.52793 x10
-
-1
-1
lxvi
5
0.5 Ampere
1.85 Ω
3.7 Volt
0.088231
0.086604
0.001627
2.64648 x10
-
4.89243 x10
-05
1. Ralat Mutlak
( )
2
n (n 1) 4.89243x10 -5
=
20 -1
-1
= 0.001564 Ω m 2. Ralat Relatif (I) I=
x 100%
=
0.001564 0.086604
x 100% 1.805965 %
3. Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 1.805965% K = 98.19403% 4. Hasil Perhitungan
(0.086604 0.001564) Ω m -1
-1
lxvii
B.4 Harga Konduktivitas Air Sumur -1
σ(Ω m n
I(Ampere)
R(Ω)
V(Volt)
-
1
)
0.35 1
Ampere
2.49 Ω
7.1 Volt
0.065685 0.003198516
2
-05
1.02305 x10
-
Ampere
2.52 Ω
6.3 Volt
0.064773 0.004110806
0.4 3
-
0.4 2
( )
-05
1.68987 x10
-
Ampere
-06
6.1 Volt
2.44 Ω
0.066896 0.001987114
3.94862 x10
5.6 Volt
2.24 Ω
0.072869 0.003985771
1.58864 x10
-05
5.5 Volt
2.2 Ω
0.074194 0.005310665
2.82032 x10
-05
0.068883
1.50335 x10
-05
0.4 4
Ampere 0.4
5
Ampere
1. Ralat Mutlak
( )
2
n (n 1) 1.50335x10 -5
=
20 -1
-1
= 0.000867 Ω m 2. Ralat Relatif (I) I=
x 100%
lxviii
=
0.000867 0.068883
x 100% 1.258636%
3. Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 1.258636% K = 98.74136% 4. Hasil Perhitungan
-1
(0.068883 0.000867) Ω m
-1
lxix
Lampiran C.
0.1 0.09 I 0.08 R T S I 0.07 L R0.06 A T 0.05 N A0.04 H A0.03 Y A D0.02
Series1 Series2 Series3 Series4 Series5 Series6
0.01 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
HARI 1 s/d HARI 3
AIR SUMUR AIR SUNGAI YANG SUDAH DI SARING AIR SUNGAI YANG BELUM DI SARING
lxx
Lampiran D
Hasil Wawancara
Untuk melangkapi kesimpulan yang diperoleh peneliti. Peneliti melakukan wawancara dengan warga sekitar sungai dan atau warga yang menggunakan air sungai.Hasil wawancara yang diperoleh adalah sebagai berikut: Peneliti
: Apa sehari – hari anda selalu membuang sampah disungai?
B. Hol
: ya
Peneliti
: Mengapa?
B. Hol
: ya kalau tidak dibuang ke sungai dibuang kemana, kalau ditumpuk dirumah nanti bau dan banyak lalatnya, toh semua warga dsini buang sampahnya ya kesungai.
Penelitian B. Hol
: Apakah dalam keseharian anda mencuci atau mandi di sungai? : Kalau mandi saya disumur tapi kalau mencuci pakaian dan mandikan kambing disungai.
Peneliti B. Hol
: Kenapa mencucinya tidak disumur? : Kadang – kadang disumur, kalau cuciannya banyak ya disungai biar tidak capek nimba air dan itupun kalau air sungainya besar tapi kalau air sungainya dangkal ya dicuci disumur, disungai paling buang air besar sama mandikan kambing.
Peneliti
: Apa anda dalam keseharian selalu buang air besar disungai?
lxxi
B. Hasan
: ya karena di rumah saya tidak ada WC dan warga disini jarang yang punya WC kalaupun ada yang punya mana mungkin saya menumpang dirumah tetangga.
Peneliti
: Mengapa anda membuang limbah tahu kesungai?
B. Rizal
: Dulu pernah dibuang kesebelah rumah tapi lama – lama tempat penampungannya penuh dan juga bau yang ditimbulkan sangat busuk dan air sumur saya berubah warna kecoklatan. Akhirnya saya buang ke sungai. Kalau dibuang kesungai kan mengalir bersama air jadi tidak bau.
Peneliti
: Saya lihat dibelakang rumah anda ada pipa yang menuju ke sungai apa itu pipa limbah rumah tangga.
Mengapa anda
membuang limbah rumah tangga ke sungai? B. Ab
: ya itu pipa untuk membuang air kamar mandi dan sumur ke sungai. Karena di rumah saya tidak ada lahan terbuka, disebelah rumah berhimpit dengan rumah tetangga sedangkan halaman langsung dengan jalan umum, ya akhirnya saya buang kebelakang rumah yang langsung dengan sungai.
Peneliti
: Mengapa tidak membuang di dalam tanah?
B. Ab
: Berarti harus bikin dulu kan, bikin seperti itu tidak murah, butuh uang banyak, seperti itu harus di cor kan jadi biayanya tidak sedikit, sedangkan kalau dibuang ke sungai tidak membutuhkan biaya dan itu dilakukan hampir semua rumah disini.
lxxii
Lampiran E. Foto Kegiatan Eksperimen
E.1 Alat PIKAB
E.2 Rangkaian Alat Pengukur Konduktivitas
lxxiii
E.3 Endapan Air
Hari Ke-1
Hari Ke-2
lxxiv