Saya merupakan Guru kelas di SDN 02 Terentang dan saya mengajar di kelas 4. Menurut saya teori belajar yang relevan dengan karakteristik siswa SD di tempat saya mengajar adalah teori Kontruktivisme, karena pada teori ini menjelaskan bahwa belajar merupakan proses dimana pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun pengetahuan, gagasangagasan atau konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Hal ini dikarenakan menurut saya siswa kelas 4 merupakan siswa yang sudah memiliki pengetahuan awal pada umumnya, pengetahuan awal tersebut bisa didapatkan dari siswa membaca buku dari perpustakaan yang telah disediakan oleh sekolah bahkan dari internet. Dengan ini belajar merupakan proses pengkonstruksian suatu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Sebagai guru yang menggunakan teori Konstruktivisme di tempat saya mengajar, didalam pembelajaran saya mengguanakan 4 tahapan, yaitu : 1). Tahap eksplorasi pengetahuan awal siswa, dimana pada tahap ini siswa didorong untuk mengungkapkan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dipelajari, hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari dengan mengkaitkan konsep yang akan dibahas. 2). Tahap pemberian pengalaman langsung, pada tahap ini siswa diajak untuk menemukan konsep melalui penyeledikan, pengumpulan data dan menginterpretasikan data melalui kegiatan yang telah dirancang oleh guru. pemberian pengalaman langsung bisa berupa pengamatan, melakukan percobaan, demonstrasi, mencari informasi melalui buku atau surfing di internet secara berkelompok. 3). Tahap pengaktifan interaksi sosial, pada tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi sosial dengan guru maupun temannya secara berkelompok untuk melakukan tanya jawab maupun diskusi hasil observasi atau temuannnya dalam kegiatan pembelajaran. 4). Tahap pencapaian kepahaman, pada tahap ini guru memberikan penguatan bukan memberi informasi. Dengan demikian siswa sendiri yang membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Bila konsepsinya/pengetahuan awalnya benar, maka siswa menjadi tidak ragu-ragu lagi tentang konsepsinya, tetapi apabila pengetahuan awalnya salah maka eksplorasi merupakan jembatan antara konsepsi siswa dengan konsep baru. Dengan demikian diharapkan konsep yang dipelajarinya akan lebih bermakna dan siswa bertanggung jawab pada proses belajarnya.