xxvii
MAKALAH
FUNGSI MANAJEMEN TAMBANG DAN FUNGSI ORGANISASI DALAM SUATU USAHA PERTAMBANGAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Manajemen Tambang
Disusun Oleh :
Ayu Octaviani Kuleh Putri
12.11.108.701602.000727
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
TENGGARONG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul "Fungsi Manajemen Tambang dan Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan".
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa saya ucapkan Terima Kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terima kasih itu saya sampaikan kepada:
Ayah dan Bunda tercinta yang telah memberikan doa serta semangat lahir dan batin yang tiada hentinya.
Bapak Ir. Ibnu Hasyim, M.T selaku Dosen mata kuliah Manajemen Tambang.
Teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang telah banyak memberi masukan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, terdapat kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah yang saya buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses pembelajaran khusunya mata kuliah Manajemen Tambang dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih dan semoga bermanfaat.
Tenggarong, 14 Mei 2013
Ayu Octaviani Kuleh Putri
Npm: 12.11.108.701602.000727
DAFTAR ISI
URAIAN HALAMAN
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
1.5 Metode Pembuatan Makalah 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Tambang 4
2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang 4
2.3 Tingkatan Manajemen 5
2.4 Proses Manajemen 6
2.4.1 Penetapan Tujuan 7
2.4.2 Perencanaan 8
2.4.3 Staffing 9
2.4.4 Pengaturan 11
2.4.5 Pengawasan 11
2.4.6 Pengendalian 12
2.5 Sifat Manajemen Tambang 13
2.6 Fungsi Manajemen Tambang 13
2.7 Tujuan Manajemen Tambang 13
2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan 14
2.8.1 Kebutuhan Personel 15
2.8.2 Job Description 16
2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indikator keberhasilan perusahaan pertambangan (Accredited Mining Enterprise) menyangkut indikator keberhasilan manajemen usaha pertambangan. Indikator keberhasilan manajemen usaha pertambangan dapat meliputi dari kegiatan hulu (manajemen cadangan), manajemen kegiatan produksi, sampai dengan kegiatan hilir (manajemen pasar) serta masalah yang berhubungan dengan pengembangan wilayah dan lingkungan termasuk CSR (corporate social responsibity).
Pada akhirnya indikator keberhasilan dalam usaha pertambangan di tandai oleh kemampuan internal dalam hal mengkoordinir tenaga kerja pada suatu perusahaan, sehingga diperlukanlah manajemen dalam uasaha pertambangan. Oleh sebagian orang manajemen dikatakan sebagai suatu seni (art), ada pula yang mengatakan sebagai suatu ilmu (science), dan ada yang menyatakan sebagai suatu profesi (profession). Kaitannya dengan pertambangan atau biasa disebut dengan Manajemen Tambang adalah penerapan prinsip – prinsip ekonomi/manajemen dalam masalah pengusahaan mineral. Biasanya hal ini berkaitan dengan keterdapatan bahan galian; faktor supply-demand regional, nasional & internasional; fungsi eksplorasi, pengembangan, produksi dan pengolahan/ pemurnian; analisis komoditi mineral; metode keuangan, struktur dan komponen kapital dari industri; analisis kebijakan mineral, kebijakan pemerintah, peraturan & perundangan; perumusan kebijakan mineral; pemasaran dan penggunaan komoditas mineral; faktor-faktor bahan pengganti, sekunder, daur ulang, dan saingannya; metode dan ongkos; dampak-dampak perubahan teknologi dan ekonomi; kualitas lingkungan; dan sebagainya.
Pada dasarnya manajemen tambang diperlukan untuk mengatur sumber daya mineral & sumber daya manusia agar suatu perusahaan dapat terorganisir dengan sempurna dan mendapatkan hasil yang optimal.
Dari uraian latar belakang diatas, maka penyusun akan menyusun makalah dengan judul "Fungsi Manajemen Tambang dan Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan".
1.2 Rumusan Masalah
Pengertian Manajemen Tambang
Unsur-unsur Manajemen Tambang
Tingkatan Manajemen
Proses Manajemen
Sifat Manajemen Tambang
Fungsi Manajemen Tambang
Tujuan Manajemen Tambang
Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
1.3 Tujuan Penulisan
Menginformasikan mengenai Manajemen Tambang secara lebih detail
Mengetahui unsur dan tingkatan pada Manajemen Tambang
Mengetahui proses serta sifat pada Manajemen Tambang
Mengetahui fungsi dan tujuan Manajemen Tambang
Mengetahui fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini di buat agar bermanfaat untuk:
Bagi Mahasiswa dan Penulis :
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi manajemen tambang dan organisasi dalam suatu uasaha pertambangan secara lebih terperinci
Bagi Tenaga pengajar :
Sebagai bahan referensi terhadap mata kuliah yang bersangkutan dan materi yang di ajarkan
Bagi Masyarakat dan Pembaca :
Agar masyarakat dapat mengetahui lebih detail mengenai batubara dan dapat memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kehidupan sehari-hari.
1.5 Metode Pembuatan Makalah
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode sekunder, yaitu metode berdasarkan data dari buku, internet atau artikel-artikel terkait lainnya dan pemahaman yang dilihat dari sudut pandang penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Tambang
Kata Manajemen berasaldari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Pengertian manajemen menurut para ahli, yaitu :
Menurut Stoner & Wankel, manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
Menurut Terry, manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai "suatu proses merencana, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi secara efisien dan efektif".
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang
Manusia (man)
Bahan (materials)
Mesin (machines)
Metode/cara kerja (methods)
Modal uang (money)
Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 m, bila dinyatakan dalam bahasa Inggris. Bahan (materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam industri manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa berarti material dalam artian mineral non-logam.
Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat bahwa semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat dan secermat mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik harus bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2.3 Tingkatan Manajemen
Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-operator mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi.
Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi inilah dapat dibedakan pula tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen, yaitu :
Manajemen tingkat terbawah (first line management) yaitu tingkatan manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.
Manajemen tingkat menengah (middle management) adalah tingkatan manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah. Perencanaan yang dibuat di sini jangkauan waktunya bersifat menengah.
Manajemen tingkat atas (top management) adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan meliputi kurun waktu rencana jangka panjang.
2.4 Proses Manajemen
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang lebih dikenal sebagai proses manajemen.
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi :
Penetapan Tujuan (Goal Setting)
Perencanaan (Planning)
Staffing
Pengaturan (Directing)
Pengawasan (Supervising)
Pengendalian (Controlling)
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan kekuasaan, tujuan orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan oleh seorang manager untuk mempengaruhi orang lain. Terdapat beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya adalah :
Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu (Legitimate).
Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum (Coercive power).
Kekuasaan untuk memberikan penghargaan (Reward power).
Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau melakukan peniruan (Reference power).
Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan keterampilan (Expert power).
2.4.1 Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Effektifitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajer, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.
Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan.
Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya.
Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut harus bisa dicapai.
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah (top-down) atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-puncak (bottom-up) atau pendekatan dari bawah.
Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncak-bawah (top-down), tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan yan telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh lapisan manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah sehingga memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah. Kemudian dilakukan pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada lapisan manajemen di atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan manajemen puncak (top management), tujuan tersebut akhirnya terumuskan sebagai kesepakatan bersama.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam tujuan ini berkenaan dengan tingkatan dalam organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas, dengan kata lain tingkat manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global. Makin ke bawah tingkatan tujuan tersebut makin terjabarkan sehingga bersifat sangat spesifik dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan bertujuan meningkatkan jumlah keuntungan pada tahun produksi mendatang. Bagi bagian pemasaran, tujuan tersebut dapat dirumuskan lagi dalam bentuk sasaran penjualan (misalkan dalam rupiah) tahun mendatang yang harus dicapai. Pada tingkatan di bawahnya lagi tujuan tersebut dijabarkan lagi dalam penentuan strategi promosi yang harus dilakukan.
2.4.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan menjadi :
Kebijaksanaan (policy),adalah rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu kegiatan.
Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun (horizon) perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana janka panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Di lain pihak ada rencana yag jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional (taktis).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan secara umum adalah sebagai berikut :
Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya.
Menetapkan batasan-batasan perencanaan.
Menetapkan alternatif-alternatif rencana.
Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang ada.
Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta penjadwalan pelaksanaannya.
Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap rencana yang diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.
2.4.3 Staffing
Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right position, right time).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job requirement). Berdasarkan kedua hal inilah baru dilakuan proses staffing tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar seperti kondisi pasar tenaga kerja.
Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang dapat berasal dari pasar tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu sendiri.
Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari proses pengerahan tenaga kerja.
Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan jabatannya.
Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu (secara berkala).
2.4.4 Pengaturan
Pengaturan (directing) adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian dirangsang dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus memperhatikan aspek motivasi tersebut.
Aspek lain yang sangat penting dalam pengaturan adalah koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi antara lain adalah sebagai berikut :
Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi yang semakin sulit. namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut.
Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang.
Adanya kesatuan komando.
2.4.5 Pengawasan
Pengawasan (supervising) didefinisikan sebagai interaksi langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta tujuan organisasi tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Namun demikian dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula.
Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga bisa menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini. Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok formal-informal harus dilakukan dengan baik.
2.4.6 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yag direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak.
Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu.
Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga proses manajemen berulang kembali.
2.5 Sifat Manajemen Tambang
Seni
Perbedaan keahlian dan sifat para Manajer (keras, lemah lembut, ulet santai, dan lain-lain).
Ilmu
Akumulasi pengetahuan organisasi untuk mencari / menguasai kebenaran umum.
2.6 Fungsi Manajemen Tambang
a. Perencanaan
Langkah / tahapan awal untuk mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian
Suatu tim / lelompok yang solid untuk capai tujuan.
Pengarahan
Seorang Manajer harus memberi arahan agar pekerjaan sesuai yang direncanakan.
Pemotivasian
Motivasi yang diberikan dapat meningkatkan kinerja.
Pengendalian
Seluruh kegiatan harus diawasi dan dikontrol baik terhadap orang atau mekanisme pekerjaan.
2.7 Tujuan Manajemen Tambang
Tujuan manajemen tambang adalah sesuatu yang ingin direalisasikan dengan menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang Manajer.
Sasaran
Misalnya dalam pemasaran mencari negara dengan tingkat kebutuhan batu bara yang tinggi.
Maksud
Maksud yang dicapai agar ditentukan misalnya untuk menjadikan bahan jadi.
Misi
Komitmen untuk mencapai tujuan.
Batas Waktu
Waktu yang direncanalan dengan batas akhir agar pekerjaan tidak terhambat.
Standard
Untuk mencapai tujuan disesuaikan kemampuan dan bidang masing – masing.
Target
Agar tujuan terapai harus mempunyai target baik produksi / waktu.
Jatah
Batasan agar tujuan dapat terapai sesuai harapan.
Penggolongn Tujuan secara Umum :
Tujuan Organisasi Secara Macro
Berhubungan dengan nilai / value dari aktivitas organisasi tertentu
2 Tujuan Manajer pada Seluruh Hirarki / Lapisan Organisasi
Berhubungan dengan kwalitas & Kuantitas yang harus diralisasikan
3. Tujuan Individu
Berhubungan dengan kepuasan ekonomi (penghasilan yang baik), Psikologis (kejiwaan), Sosial (lebih dihormati)
2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
Organisasi dalam dunia tambang tidak berbeda jauh proses pembentukannya, akan tetapi yang membedakannya adalah strukturalnya, yaitu dalam organisasi tambang lebih dominan pada bidang operasional lapangan.
Keragaman jenis perusahaan di dunia pertambangan mengakibatkan konsumsi terhadap sumberdaya manusia yang dibutuhkan beragam, tergantung daripada jenis perusahaan yang ada. Pembagian jenis perusahaan dari segi bidang usaha adalah :
Perusahaan jasa, suatu perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa berupa pelayanan keahlian, kemudahan, hiburan, dll. Contoh : Radio, video rental, biro perjalanan, dsb.
Perusahaan dagang, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembelian barang untuk kemudian dijual dalam bentuknya yang semula tanpa diadakan perubahan atau pengolahan lebih lanjut. Kalaupun dilakukan perubahan, maka perubahan tersebut tidak cukup berarti/terbatas. Contoh : Toko, Supermarket, Grossir, dsb.
Perusahaan produksi barang (pabrik), perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolah-an, produksi, atau pembuatan barang dengan menggunakan bahan baku tertentu. Ditinjau dari proses pembuatan barang dalam perusahaan produksi barang, maka ada beberapa golongan jenis kegiatan produksi antara lain :
Pabrikasi (pengolahan dalam pabrik)
Pertambangan
Kerajinan (mis: sepatu, konveksi)
Preservasi (pengawetan makanan)
Perakitan (Assembling)
2.8.1 Kebutuhan Personel
Secara umum dapat digambarkan kebutuhan personel perusahaan dapat diurut mulai dari dewan komisaris, direksi, sekretaris, keuangan, divisi / bagian beserta staff, superintenden / supervisor / seksi beserta staff, pengawas / mandor / kepala lapangan, operator, dan lain-lain. Sementara untuk tenaga staff, jumlah tenaga kerja cukup dengan memeriksa jabatan-jabtan yang masih kosong, (belum ada pejabatnya). Untuk tenaga operasional, perlu dihitung terlebih dahulu berdasarkan beban kerja yang ada. Dengan memperhitungkan absensi dan perputaran tenaga kerja yang ada (sebagai cadangan ) maka akan diperoleh angka jumlah tenaga kerja operasional yang diperlukan.
2.8.2 Job Description
Job description/deskripsi jabatan merupakan hasil dari analisis jabatan. Manfaat deskripsi jabatan dalam organisasi tambang adalah memberikan pedoman bagi setiap pejabat akan fungsi jabatannya, perincian tugas, wewenang, tanggung jawab, maupun hubungan-hubungan antar jabatan.
Pada sebuah perusahaan tambang besar biasanya sudah menggunakan sistem management modern yang antara lain strukturalnya (urutan dari paling bawah hingga keatas), adalah :
Dewan Direksi
Dewan direksi adalah merupakan beberapa orang pemegang saham perusahaan yang biasanya di pimpin oleh seorang Presiden Direktur. Dan mereka berkoordinasi kebawah melalui seorang General Manager untuk meminta laporan jalannya perusahaan.
General Manager
General manager adalah merupakan pimpinan perusahaan yang menentukan arah, strategi perusahaan, dan membawahi beberapa Senior Manager.
Senior Manager
Senior manager membawahi beberapa manager.
Contoh :
Senior Manager Produksi
Membawahi :
Manajer Penambangan
Manajer Preparasi dan Pengolahan
Manajer Penunjang Tambang
Manajer Pemasaran
Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Manajer Geologi & Eksplorasi
Senior Manager Administrasi Perusahaan
Membawahi :
a. Manajer Keuangan
b. Manajer Pelatihan dan Pengembangan
c. Manajer Hubungan Masyarakat
d. Manajer Sarana Prasarana Umum
e. Manajer Dokumentasi dan Pengarsipan
f. Manajer Informasi dan Teknologi
MANAJER
Manager adalah merupakan orang yang memimpin pada bidang-bidang tertentu dan fungsi utamanya adalah manyusun rencana dalam pengelolaan faktor-faktor operasional yang manjadi tanggung jawabnya.
Manajer membawahi beberapa orang Assisten Manajer (Super Intendent), yang diberi kewenangan pada setiap unitnya.
Contoh :
Manajer Penambangan
Membawahi :
Ass.Man. PIT A
Ass.Man. PIT B
Ass.Man. Disposal
Ass.Man. Perencanaan
Ass.Man. Pusat Kendali Tambang
Dan seterusnya
Manajer Penunjang Tambang
Membawahi :
Ass.Man. Peledakan
Ass.Man. Dewatering
Ass.Man. Alat Berat
Ass.Man. Perawatan Elekrik dan Mekanik
Dan seterusnya
Manajer Geologi dan Eksplorasi
Membawahi :
Ass.Man Geologi dan Topografi
Ass.Man Geotek
Ass.Man Explorasi
Dan seterusnya
Assisten Manajer
Assisten Manajer adalah sebagai wakil dari manajer sehingga tugasnya adalah menguraikan gagasan dan garis-garis dasar kebijaksanaan dan teknik-teknik pengusahaan kedalam suatu rencana kerja dan pelaksanaannya. Kemudian juga memberikan instruksi kepada pengawas (supervisor) dan memantau operasional penambangan secara tidak langsung. Sebagai bawahannya adalah supervisor.
Contoh :
Ass.Man. PIT A
Membawahi :
Supervisor Bench 1,2,3: PIT. A
Supervisor Bench 4,5,6; PIT. A
Dan seterusnya
Ass.Man Perencanaan
Membawahi :
Tim Perencanaan Tambang
Tim Surveyor
Tim Gambar Teknik
Dan seterusnya
Ass. Man. Peledakan
Membawahi :
Supervisor Gudang Handak
Supervisor Pemboran Lubang Ledak
Supervisor Pelaksanaan Peledakan
Dan seterusnya
Supervisor
Supervisor adalah sebagai pengawas langsung atau inspeksi pada jangka waktu berkala dan sebagai perantara antara pelaksana dan pimpinan sehingga harus mampu secara rinci teknik pelaksanaan. Bawahan dari pada Supervisor adalah para foreman (mandor)
Contoh :
Supervisor Bench 1,2,3 ; PIT. A
Membawahi :
Foreman Backhoe, untuk penggarukan dan pemuatan
Foreman Dumptruck, untuk pengangkutan.
Dan seterusnya
Tim Perencanaan
Membawahi :
Perencanaan operasi Mingguan
Perencanaan operasi bulanan
Perencanaan operasi Tahunan.
Dan seterusnya
Foreman
Forman adalah sebagai mandor yang selalu berada di lapangan untuk mengawasi operasi produksi.
Contoh :
Foreman backhoe
Membawahi :
Operator Backhoe 1
Operator Backhoe 2
Operator
Operator adalah sebagai tenaga terlatih yang mampu mengoperasikan alat tertentu dengan efektif serta efisien. Biasanya dari mulai assisten manajer hingga ke bagian direksi juga memiliki jajaran staff pada masing-masing bagiannya yang terdiri dari sekertaris, juru ketik, keuangan, pesuruh dan lain-lain.
Secara singkat manajemen organisasi tambang adalah seperti diuraikan di atas namun pada setiap pembentukan struktur pelaksana perusahaan tambang harus disesuaikan dengan besar kecilnya perusahaan itu sendiri, sehingga akumulasi personil yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan.
2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang manajer tambang yang bertanggung jawab kepada direksi. Manajer tambang atau kepala teknik tambang merupakan pimpinan tertinggi di lokasi penambangan, yang membawahi 5 divisi organisasi yaitu: divisi perencanaan, divisi operasi tambang, divisi pengolahan, divisi perawatan dan lingkungan serta divisi administrasi dan keuangan. Setiap divisi akan didukung oleh beberapa staff untuk kelancaraan pekerjaan. Struktur organisasi alternatif pola kerja pertama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi berikut :
Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran produksi dan kualitas produk.
Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu oleh para staff dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol, rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
Sarana penerangan daerah tambang.
Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
Administrasi dan surat-menyurat
Personalia dan umum.
Security / satpam
Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Unsur-Unsur Manajemen Tambang
Manusia (man)
Bahan (materials)
Mesin (machines)
Metode/cara kerja (methods)
Modal uang (money)
Tingkatan Manajemen
Manajemen tingkat terbawah (first line management)
Manajemen tingkat menengah (middle management)
Manajemen tingkat atas (top management)
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi :
Penetapan Tujuan (Goal Setting)
Perencanaan (Planning)
Staffing
Pengaturan (Directing)
Pengawasan (Supervising)
Pengendalian (Controlling)
Sifat Manajemen Tambang
Seni
Ilmu
Fungsi Manajemen Tambang
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pemotivasian
Pengendalian
Tujuan Manajemen Tambang
Sasaran
Maksud
Misi
Batas Waktu
Standard
Target
Jatah
Fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan :
Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran produksi dan kualitas produk.
Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu oleh para staff dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol, rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
Sarana penerangan daerah tambang.
Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
Administrasi dan surat-menyurat
Personalia dan umum.
Security / satpam
Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
Saran
Untuk makalah mengenai "fungsi manajemen tambang dan fungsi organisasi dalam suatu usaha petambangan" saran saya adalah Dosen, Tenaga Pengajar lainnya maupun Mahasiswa khusunya di jurusan Teknik Pertambangan dapat mempelajari lebih detail lagi mengenai mata kuliah yang bersangkutan, karena dalam materi dari fungsi manajemen tambang dan fungsi organisasi dalam suatu usaha petambangan sendiri tersimpan ilmu-ilmu yang tidak kalah pentingnya dari mata kuliah lainnya. Dan juga pembahasan mengenai makalah ini mempunyai banyak manfaat terlebih setelah memasuki lapangan kerja nantinya. Misalnya dapat mengetahui susunan organisasi pada suatu perusahaan pertambangan. Saya berharap materi untuk fungsi manajemen tambang dan fungsi organisasi dalam suatu usaha petambangan dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran di ruang perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dennynatalian.blogspot.com/2010/11/manajemen-tambang_30.html
http://jemyannas.blogspot.com/2011/02/manajemen-organisasi.html
http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/manajemen-tambang.html
http://www.realminers.com/2010/12/mechanism-of-rock-fracturing-by.html
http://www.slideshare.net/vestersaragih/manajemen-tambang-materi-1