Diyah Ayu Puspitasari P1337424416035 - Semester 4 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MASA NIFAS INFEKSI PAYUDARA Dosen Pengampu : Sri Sumarni, M. Mid
Mastitis A.PENGERTIAN Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701). Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu, atau melalui peredaran darah. B. KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasinya mastitis terbagi atas: -di bawah areola mammae -di tengah areola mammae -mastitis yang lebih dalam antara payudara dan otot-otot.
Menurut penyebab dan kondisinya dibagi pula menjadi 3, yaitu : -Mastitis periductal Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause, penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan mammary duct ectasia, yang berarti peleburan saluran karena adanya penyumbatan pada saluran di payudara. -Mastitis puerperalis/lactational
Mastitis puerperalis banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui. Penyebab utama mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi payudara ibu, yang ditransmisi ke puting ibu melalui kontak langsung. -Mastitis supurativa Mastitis supurativa paling banyak dijumpai. Penyebabnya dari kuman Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis.bisa Infeksi kuman TBC memerlukan penanganan yang ekstra intensif. Bila penanganannya tidak tuntas, bisa menyebabkan pengangkatan payudara/mastektomi. C.ETIOLOGI 1. Bakteri stafilokokkus aureus Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu, atau melalui peredaran darah. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokkus aureus. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. 2. Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting payudara saat menyusui 3. Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis .D. PATOFISIOLOGI Biasanya mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang bisa pecah ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit memerah, dan membisul (abses), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur air susu. Dapat disertai suhu badan naik dan menggigil.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mastitis/symptoms-causes/syc20374829 D. TANDA DAN GEJALA -suhu meningkat dengan cepat mencapai 39,5°C– 40 °C -denyut nadi meningkat -menggigil, malaise, sakit kepala -daerah payudara menjadi merah, tegang, nyeri, disertai benjolan yang keras E. PENANGANAN 1. Bila terjadi mastitis padapayudara yang sakit penyusuan bayi dihentikan. 2. Karena penyebab utama adalah Staphylococcus aureus, antibiotika jenis penisislin dengan dosis tinggi dapat membantu, sambil menunggu hasil pembiakan dan uji kepekaan air susu. 3. Lokal dilakukan kompres dan pengurutan ringan dan penyokong payudara; bila panas dan nyeri berikan obat-obat anti panasdan analgetika. 4. Bila terjadi abses lakukanlah insisi radial sejajar dengan jalannya duktus laktiferus. Pasang pipa (drain) atau tamponade untuk mengeringkan nanah. F. PENCEGAHAN Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Perawatan puting susu atau perawatan payudara 2. Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal 3. Pembersihan puting susu sebelum dan menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
sesudah
menyusui
untuk
4. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara. 5. Bra yang cukup meyangga tetapi tidak ketat 6. Perhatian yang cermat saat mencuci tangan dan perawatan payudara 7. Kompres hangat pada area yang terkena 8. Masase area saat menyusui untuk memfasilitasi aliran air susu 9. Peningkatan asupan cairan 10. Istirahat 11. Membatu ibu menentukan prioritas untuk mengurangi stress dan keletihan dalam kehidupannya 12. Suportif, pemeliharaan perawatan ibu 13. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan 14. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya 15. Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI, BH tidak boleh terlalu sempit dan menekan payudara. 16. Senam laktasi (menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut bergerak kearah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di payudara. 17. Tindakan rutin sebagai bagian perawatan kehamilan Misalnya bayi harus mendapat kontak dini dengan ibunya dan mulai menyusui segera setelah tampak tanda-tanda kesiapan,biasanya dalam jam pertama atau lebih 18. Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang Misalnya ibu harus dibantu memperbaiki kenyutan pada payudara oleh bayinya untuk memperbaiki pengeluaran ASI 19. Perhatian dini terhadap semua tanda stasis ASI Ibu harus tahu cara merawat payudara dan tanda stasis ASI atau mastitis sehingga mereka dapat mengobatinya sendiri di rumah dan mencari pertolongan secepatnya bila keadaan tersebut tidak menghilang 20. Perhatian dini pada kesulitan menyusui lain
Pemberian pengetahuan dan keterampilan dari petugas kesehatan untuk para ibu agar dukungan menyusui terus menerus harus tersedia di masyarakat,serta pemberian pengobatan secar dini 21. Pengendalian infeksi Misalnya petugas tangan setiap kali setelah kontak dengan ibu dan kesehatan bayi,kontakharus kulitmencuci dini dan rawat gabung bayi dengan ibu,pemijatan,salep dan semprotan payudara (penisilin, klorheksidin) 22. Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan bebat tekan pada payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat penghenti ASI pada dokter atau bidan.
Abses Payudara A.DEFINISI Abses payudara adalah bentuk lanjutan dari mastitis yang tidak tertangani dan merupakan akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi. Abses payudara merupakan kompilasi akibat mastitis yang tidak tertangani dan sering timbul pada minggu ke dua post partum (setelah melahirkan), karena adanya pembengkakan payudara akibat tidak menyusui dan lecet pada puting susu.Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. (Medforth, 2011) B.ETIOLOGI Abses payudara ini disebabkan oleh infeksi bakteri, salah satunya adalah Staphylococcus aureus. Bakteri yang secara alami bisa ditemukan pada kulit manusia itu bisa masuk apabila ada luka pada payudara terutama di sekitar puting susu Merupakan komplikasi akibat peradangan payudara / mastitis yang sering timbul pada minggu ke dua post partum (setelah melahirkan), karena adanya pembengkakan payudara akibat tidak menyusui dan lecet pada puting susu.( Journal of Midwifery & Women's Health Jennifer G. Martin, CNM, MS 2009).
C.PATOFISIOLOGI Abses Payudara merupakan bentuk lanjutan dari mastitis yang tidak tertangani dan biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini
merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah
penyebaraninfeksi lebihlanjut. Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun di bawah permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses. Payudara yang terinfeksi seperti jaringan terinfeksi lain, melokalisasi infeksi dengan membentuk sawar jaringan granulasi yang mengelilinginya. Jaringan ini akan menjadi kapsul abses, yang terisi dengan pus. Terdapat benjolan yang membengkak yang sangat nyeri, dengan kemerahan panas dan edema pada kulit di atasnya. Jika keadaan ini dibiarkan maka pus akan menjadi berfluktuasi, dengan perubahan warna kulit dan nekrosis. Dalam kasus seperti ini demam biasa muncul ataupun tidak.
https://bidanisna.wordpress.com/2016/05/18/bengkak-pada-payudaraabses-mamae/
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal D.TANDA DAN GEJALA
Benjolan lebih lunak karena berisi pus/nanah
Demam remiten disertai menggigil
Payudara lebih merah mengilat
Payudara bengkak dan nyeri
E. INTERVENSI 1. Sering menyusui dan mengosongkan payudara 2. Pemakaian bra yang dapat menyokong payudara 3. Mencuci tangan dan perawatan payudara 4. Kompres hangat dan pijat 5. Tingkatkan asupan cairan 6. Istirahat 7. Kurangi kelelahan dan stres 8. Antibiotik
-
Diklosaksilin, atau penisilin penisilnase-tahanan yang lain
-
Sefalosporin
-
Eritromisin, jika alergi terhadap penisilin
F.PENCEGAHAN Menurut WHO, 2002. Abses payudara sangat mudah dicegah bila menyusui dilakukan dengan baik sejak awal untuk mencegah keadaan yang meningkatkan
stasis ASI dan bila tanda dini seperti bendungan ASI, sumbatan saluran payudara, dan nyeri puting susu diobati dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisisologi Obstetri Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Varney, Helen, Jan M. Kriebs dan Carolyn L. Gegor. 2002. Buku Saku Bidan. Diterjemahkan oleh: Endah Pakaryaningsih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Medforth, Janet dkk. 2011. Kebidanan Oxford:Dari Bidan untuk Bidan. Jakarta: EGC Journal of Midwifery & Women's Health Breast Abscess in Lactation oleh Jennifer G. Martin, CNM, MS. J Midwifery Womens Health. 2009;54(2):150-151 Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarata: Buku Kedokteran EGC Saleha,Sitti.2009.AsuhanKebidananPadaMasaNifas.Jakarta:SalembaMedika