EVALUASI PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS KEDOKAN BUNDER
Disusun Oleh:
Nuri Aghnia, dr.
Dokter Pendamping:
H. Budi Prasetyo, dr.
UPTD PUSKESMAS KEDOKAN BUNDER KABUPATEN INDRAMAYU 2016
Status Gizi
Definisi Status Gizi
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Misalnya, gizi kurang merupakan keadaan tidak seimbangnya konsumsi makanan dalam tubuh seseorang.1 Sedangkan menurut Suhardjo, status gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri..2
Klasifikasi Status Gizi
Untuk menentukan klasifikasi status gizi dapat menggunakan kategori status gizi yang merupakan hasil dari kesepakatan nasional pakar gizi di Bogor bulan Januari 2000 dan di Semarang bulan Mei 2000.
Tabel 1. Baku Antopometri Menurut Standar WHO-NCHS3 Indikator
Status Gizi
Keterangan
Gizi lebih
>2 SD
Gizi baik
-2 SD s/d 2 SD
Gizi kurang
< -2 SD s/d – 3 SD
Gizi buruk
< -3 SD
Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dimakan dan keadaan kesehatan. Kualitas dan kuantitas makanan seorang anak tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada tidaknya pemberian makanan tambahan di keluarga, daya beli keluarga dan karakteristik ibu tentang makanan dan kesehatan. Keadaan kesehatan anak juga berhubungan dengan karakteristik ibu terhadap makanan dan kesehatan, daya beli keluarga, ada tidaknya penyakit infeksi dan jangkauan terhadap pelayanan kesehatan.1 Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri.
Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. 1. Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. a. Antropometri Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. 1. Umur. Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interprestasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. 2. Berat badan. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi. Pada masa bayi balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi.
3. Tinggi badan. Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Di samping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan. 4. Lingkar lengan atas. Lingkar lengan atas dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga lebih murah. 5. Lingkar kepala. Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah hidrosefalus dan mikrosefalus. 6. Lingkar dada. Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku Harvard dan untuk lingkar lengan atas (LLA) digunakan baku Wolanski.
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan dan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). 1. Berat badan menurut umur. Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan maka indeks berat badan/umur digunakan sebagai salah satu cara mengukur status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil maka berat badan/umur lebih menggambarkan status gizi seseorang. BB/U dapat dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan sensitif terhadap perubahan perubahan kecil, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga.1 2. Tinggi badan menurut umur. Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap
masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh definisi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.1 3. Berat badan menurut tinggi badan. Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini.1 4. Lingkar lengan atas menurut umur. Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan profesional.1 b. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. c. Biokimia Pemeriksaan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. d. Biofisik Pemeriksaan biofisik merupakan metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dan jaringan. Pemeriksaan ini umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik. 2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Pada penilaian status gizi secara tidak langsung , metode-metode yang dapat digunakan antara lain survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. a. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan merupakan metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. b. Statistik Vital Statistik vital menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan, dan lain-lain. Penggunaan dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. c. Faktor Ekologi
Penilaian faktor ekologi didasarkan pada hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Dilakukan untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
Program UPGM (Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat)
Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM) memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan ibu nifas, serta memantau pertumbuhan dan perkembangan balita. Program gizi dapat mendorong perubahan sikap dan perilaku yang mendukung perbaikan gizi anak balita dan keluarga melalui peningkatan pengertian, partisipasi dan pemerataan hasil kegiatan untuk mencapai keluarga sadar gizi menuju terjadinya manusia berkualitas.
Kegiatan Penimbangan Balita
Kegiatan penimbangan balita merupakan program dalam pemantauan pertumbuhan balita. Program ini meliputi penimbangan bayi usia 0-11 bulan dan balita usia 12-59 bulan. Pemantauan pertumbuhan terdiri dari penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, dan penentuan status pertumbuhan balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan. Kegiatan ini bertujuan untuk dan untuk menurunkan angka penyakit gizi kurang yang umumnya
banyak
diderita
oleh
masyarakat
mempertahankan keadaan gizi yang baik.
berpenghasilan
rendah
dan
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan, kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu, tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan, kecenderungan status gizi, dan efektifitas kegiatan. Indikator yang terdapat dalam SKDN meliputi S adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu, K adalah jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS, D adalah jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini, N adalah jumlah balita yang naik berat badannya. Pelayanan pemantauan pertumbuhan dilakukan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat dalam buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam dua bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah makan harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
Status Gizi Balita di Puskesmas Kedokan Bunder
Masalah gizi masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat yang masih harus ditanggulangi. Puskesmas sebagai sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan gizi kepada masyarakat berupaya melakukan peningkatan status gizi masyarakat, khususnya balita melalui kegiatan Posyandu. Keberhasilan suatu posyandu dinilai berdasarkan besarnya partisipasi masyarakat dan keberhasilan program. Dalam menentukan status gizi buruk, penapisan dilakukan dengan melihat indikator BB/U dan/atau BB/TB, apakah anak berada di bawah garis merah (BGM) pada Kartu Menuju Sehat (KMS).
Tabel 2. Status Gizi Balita di Kecamatan Kedokanbunder STATUS GIZI JUMLAH DESA
D/S
D/S (%)
BURUK
BALITA
KURANG Tanpa Gejala Klinis
Marasmus
Kwasiorkor
Jayalaksana
641
587
91.58
1
0
0
2
Cangkingan
742
598
80.59
0
0
0
1
Jayawinangun
216
194
89.81
1
0
0
0
Kedokan Bunder
801
371
46.32
0
0
0
2
Kedokan Agung
818
742
90.71
1
0
0
3
Kedokan Wetan
628
476
75.80
2
0
0
1
Kaplongan
465
392
84.30
2
0
0
0
Tabel 3. Cakupan Penimbangan Balita BGM NO
BULAN
S
K
D
N
T
O
B
BGM
D'
D/S
N/S
K/S
N/D'
T/D'
T/D
N/D
Gakin
1
Januari
4311
3648
3360
2555
435
239
177
24
20
2944
77.94
59.27
84.62
86.79
14.78
12.95
76.04
2
Februari
4272
4148
4272
2937
488
32
231
0
0
4009
100.00
68.75
97.10
73.26
12.17
11.42
68.75
3
Maret
4311
3798
3620
2604
474
14
163
0
2
3443
83.97
60.40
88.10
75.63
13.77
13.09
71.93
4
April
4311
3782
3634
2804
477
65
171
0
0
3398
84.30
65.04
87.73
82.52
14.04
13.13
77.16
5
Mei
4311
4057
3477
2827
481
13
224
0
0
3240
80.65
65.58
94.11
87.25
14.85
13.83
81.31
6
Juni
4311
3908
3558
2855
386
86
172
0
0
3300
82.53
66.23
90.65
86.52
11.70
10.85
80.24
Analisis Liputan Program (K/S) 100.00 98.00 96.00 94.00 92.00 90.00 88.00 86.00 84.00 82.00 80.00 78.00
97.10 94.11 90.65 88.10
87.73
Maret
April
84.62
Januari
Februari
Bulan
Grafik 1. Liputan Program
Mei
Juni
Analisis Liputan Program (K/S) 100.00 98.00 96.00 94.00 92.00 90.00 88.00 86.00 84.00 82.00 80.00 78.00
97.10 94.11 90.65 88.10
87.73
Maret
April
84.62
Januari
Februari
Mei
Juni
Bulan
Grafik 1. Liputan Program Liputan program berdasarkan perbandingan bayi dan balita yang memiliki KMS dibandingkan dengan jumlah bayi dan balita keseluruhan. Di Kecamatan Kedokanbunder untuk liputan program sudah seluruhnya mencapai target 80%.
Analisis Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) 120.00 100.00 100.00
80.00 60.00
84.30
83.97
77.94
80.65
82.53 D/S
40.00 20.00 0.00 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Bulan
Grafik 2. Analisis Cakupan Partisipasi Masyarakat
Juni
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat yang dinilai dari jumlah bayi yang ditimbang dibandingkan dengan seluruh bayi sudah hampir seluruhnya mencapai target lebih dari 80% kecuali pada bulan Januari. Hal ini mungkin diakibatkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akibat benturan masalah ekonomi (pekerjaan) orang tua yang tidak dapat mengantarkan anakanya ke posyandu dan tidak terdistribusikannya KMS baru kepada seluruh masyarakat.
Analisis Keberhasilan Program (N/D) 85.00 80.00 75.00
81.31
80.24
77.16
76.04
70.00
71.93
N/D
68.75
65.00 60.00 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Bulan
Grafik 3. Analisis Keberhasilan Program
Keberhasilan program gizi diukur dari keseluruhan bayi yang naik timbangannya dibandingkan dengan bayi yang ditimbang. Di wilayah Puskesmas Kedokanbunder, program gizi ini telah berhasil, karena telah melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 60%.
Grafik Presentasi N/S 70.00 68.00
68.75
66.00 64.00
65.04
65.58
66.23
62.00 60.00
N/S
60.40
58.00
59.27
56.00 54.00 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Bulan
Grafik 4. Presentasi balita yang naik timbangannya dibandingkan dengan balita keseluruhan
Berdasarkan tabel di atas, presentasi balita yang naik timbangannya dari keseluruhan balita telah mencapai target lebih dari 40%.
Jumlah Bayi BGM 30 25 20
24 BGM
2020 15
BGM Gakin 10
5 000
022
000
000
000
Maret
April
Mei
Juni
BGM Gakin yang ditangani
0 Januari Februari
Bulan
Grafik 5. Jumlah Bayi BGM dan yang Ditangani
Dari keseluruhan data diatas, maka diketahui bahwa di wilayah Kedokan Bunder masih terdapat beberapa bayi yang timbangan berat badannya dibawah garis merah. Bayi ini digolongkan menjadi bayi dengan penghasilan keluarga normal dan bayi dari kelurga miskin. Bayi BGM gakin akan mendapatkan MPASI tambahan dari puskesmas. Dari data bulan Januari hingga bulan Juni 2016, terdapat 17 anak yang dilaporkan mengalami gizi buruk. Namun dari hasil validasi yang telah dilakukan, maka hanya terdapat 7 anak dengan status gizi sangat kurang dan 3 orang yang sangat kurus. Yang mendapatkan program perawatan yaitu anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Data anak yang mengalami gizi buruk terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Data Anak Gizi Buruk di Kecamatan Kedokan Bunder Tanggal lahir No
Nama
Nama Orang Tua
Hasil Validasi
Umur
Alamat
L/P Tgl
Bln
Thn
(bulan)
BB
TB
1
Serly
Turinah
Jayalaksana 04/02
10
7
2013
31
P
8.0
72.0
2
Putri Nadin
Darinah
Jayalaksana 25/05
16
9
2013
29
P
9.0
85.5
Jayalaksana 33/07
28
2
2015
12
P
6.5
64.0
Cangkingan 13/06
26
6
2014
20
P
8.0
72.0
Duningsih 3
Dafina Raisya Karyono Sunarto -
4
Esti Elina Kusnidah
5
Repita
Nurul - Budiono
Jayawinangun 03/02
20
2
2012
48
P
8.0
80.0
6
Silmi
Sulam - Aam
Kedokanbunder 01/01
18
1
2013
36
P
10.0
87.0
7
Nuryanto
Canita - Nini
Kedokanbunder 01/01
20
1
2013
36
L
10.2
88.0
8
Windi Aoti
Kedokan Agung 19/04
17
12
2011
50
P
12.0
97.0
Kedokan Agung 04/01
30
12
2014
26
L
9.0
82.0
Surilem Kabidin Sariyam 9
Indra Saputra Warnidi
Tanggal Lahir No.
10
Nama
Nama Orang Tua
Hasil Validasi
Umur
Alamat
L/P Tgl
Bln
Thn
(bulan)
Kedokan Agung 04/01
15
9
2013
29
Kedokan Agung 003/001
21
1
2015
BB
TB
P
9.0
82.0
14
P
6.0
67.5
Kholifah
Rahman - Saena
Shafiyyah
Jubaedah -
Rahmah
Dulchalim
12
NadinHandayani
Saeni - Abdu
Kedokan Wetan 10/02
11
2
2013
36
P
5.5
70.0
13
Safa Naisilah
Taridi - Leni
Kedokan Wetan 10/02
17
10
14
17
P
6.0
73.0
Fatika - Caswan
Kedokan Wetan 11/02
12
12
2014
15
L
8.0
73.5
Siti Umaerah
Udin - Imah
Kaplongan 10/04
4
4
2015
11
P
6.9
67.5
Mohammad
Maryam Kaplongan 12/04
2
7
2015
8
L
4.5
64.0
Kaplongan 12/04
2
7
2015
8
L
4.2
60.0
11
Saprodin 14 Maulana 15
16 Arfa
Caiwan
Mohammad
Maryam -
17 Faiz
Caiwan
Keberhasilan program gizi ini memerlukan peran serta dari berbagai sektor, tidak hanya dari pegawai kesehatan saja. Gambar dibawah ini merupakan alur pelayanan gizi ideal.
Gambar 2. Alur Pelayanan Gizi
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewa Nyoman Supariyasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran. 2. Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor: Bumi Aksara. 3. Depkes RI. 2003. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. 4. Martinah. 2008. Gizi buruk dan Tanggung Jawab Pemerintah. Jakarta: FK-UI.