18
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan kimia. Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium, memungkinkan para pekerja dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada kesehatan, merusak benda-benda di sekitarnya bahkan dapat mematikan makhluk hidup.
Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut. Tanpa adanya simbol tersebut, tentu akan berbahaya sekali karena tidak ada peringatan secara visual. Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia tersebut demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia perlu kita pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan.
Terlepas dari semua itu, resiko yang terjadi saat praktikum baik dari bahan-bahan kimia dalam laboratorium maupun dari faktor lain haruslah diperhatikan agar cedera saat praktikum dapat diminimalisasi. Berikut akan diuraikan secara terperinci mengenai bahan-bahan kimia berbahaya beserta keterangannya.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut.
1.2.1 Dapat mengetahui simbol-simbol bahaya pada bahan-bahan kimia berbahaya di laboratorium.
1.2.2 Mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia berbahaya di laboratorium terhadap kesehatan
1.2.3 Dapat mengetahui cara penanganan yang baik terhadap bahan-bahan kimia berbahaya di laboratorium
1.2.4 Mengetahui jenis-jenis bahan-bahan kimia yang tergolong berbahaya di laboratorium
1.2.5 Mampu meminimalisir dampak bahaya yang terjadi melalui penanganan yang tepat pada bahan-bahan kimia berbahaya di laboratorium
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan-Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium
Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang. Bahan tersebut mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan, antara lain :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Berikut beberapa bahan-bahan kimia berbahaya beserta keterangannya.
No.
Nama Bahan Kimia
Keterangan
Gambar
1.
Asam nitrit (HNO2)
Pekat dan berasap menyebabkan luka bakar pada kulit yang lama sembuh dan mungkin meninggalkan parut. Asap/ uapnya beracun. Untuk menyeka percikan asam nitrit dianjurkan memakai larutan natrium hipoklorit 2%.
2.
HF (asam florida)
Gas/ uap maupun larutannya sangat beracun. Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan. Dapat menyebabkan luka bakar serius yang mungkin tidak terasa sakit pada mulanya. Jika terkena larutan ini, cuci segera dengan air yang banyak, lalu diseka dengan larutan sodium bikarbonat dan bawa ke dokter untuk diobati.
3.
Titanium tetraklorit
Harus ditangani dengan sangat hati-hati. Mengencerkan zat ini dengan air harus betul-betul dikontrol dengan menggunakan es yang dingin jika mungkin, dan dilakukan dalam lemari asam. Jika memerciki kulit, cuci segera dengan air yang banyak.
4.
Bromium
Dapat menyebabkan luka bakar hebat dan sangat iritasi pada mata, hidung dan paru-paru. Luka bakar kulit harus dicuci dengan sejumlah air yang banyak dan dibersihkan dengan larutan ammonia atau sodium thiosulphate encer.
5.
Natrium
Akan menyala, atau bahkan meledak, jika dibiarkan kontak dengan air. Residunya jangan dibuang ke dalam sink (bak pencuci), tetapi harus dilarutkan dulu sebentar dalam methylated spirits.
6.
Fosfor kuning
Terbakar secara spontan dalam air dan harus ditangani dengan air dingin. Jangan biarkan kontak dengan minyak atau pelumas. Bagian kulit yang terkena bahan ini harus diobati dengan larutan sodium bikarbonat 5% dan diikuti oleh larutan tembaga sulfat 5%. Jika sodium kontak dengan kulit, buka semua logam-logam yang dipakai dan lalu siram kulit dengan air yang banyak. Jangan menyimpan sodium dekat dengan fosfor kuning, karena kekeliruan dapat menyebabkan konsekuensi (akibat) yang serius.
7.
Alkil aluminium
Senyawa yang sangat reaktif yang bereaksi hebat dengan air, alkohol, asam-asam, dan lain-lain. Menyebabkan luka bakar hebat pada kulit, yang sangat perih dan lama sembuh. Jika bekerja dengan bahan ini harus memakai pakaian pelindung termasuk : safety helmet dan visor (helm dengan kaca depan), sarung tangan, dan rok kerja. Luka bakar kulit harus segera dibersihkan dengan hidrocarbon jenuh (medicinalliquid paraffin) dan diobati ke dokter. Asap putih yang dikeluarkan/ dihasilkan dari interaksi alkil aluminium dengan udara lembab, berbahaya terhadap paru-paru dan jika menggunakan senyawa ini, lemari asam yang dipakai harus benar-benar kering. Alkil aluminium dalam jumlah sedikit dapat dibuang dengan mengencerkannya terlebih dahulu dengan toluena diikuti oleh penguraian dengan iso propanol.
8.
Hidrogen Peroksida
Dekomposisi hidrogen peroksida terjadi secara spontan, diikuti oleh pembakaran, bila konsentrasi diatas 65% w/w, kontak dengan bahan organik seperti kayu, kotoran, kain, danlain-lain. Sarung tangan PVC dan kacamata pelindung harus dipakai bila menggunakan larutan yang > 30% w/w dan kebersihan alat-alat harus betul-betul diperhatikan. Persediaan air bersih harus benar-benar ada untuk mengencerkan hydrogen peroksida apabila terjadi masalah.
9.
Logam merkuri
Beracun dan mempunyai tekanan uap air yang dapat diukur di laboratorium. Bahkan pada temperatur 15° C, konsentrasi dari uap air merkuri jenuh di udara sedikitnya 70 kali dari konsentrasi yang diizinkan.
10.
Karbon disulfida
Harus ditangani dengan hati-hati karena pipa uap atau bola lampu listrik yang menyala dapat membakarnya. Jika terbakar membentuk sulfur dioksida yang beracun.
11.
PVC (Polvinyl Chloride)
Walaupun PVC tidak terbakar, pada temperatur tinggi mengurai membentuk hidrogen klorida yang sangat korosif dan sangat mengganggu pernafasan.
12.
Asam perklorit
Asam perklorit, dengan kehadiran bahan organik atau inorganik yang mudah teroksidasi, dapat menghasilkan ledakan berbahaya dan penggunaannya harus benar-benar ketat dan langsung diawasi oleh petugas teknis. Umumnya, campuran asam perklorit 72% dan asam nitrit dapat digunakan dengan aman untuk menghancurkan bahan organik. Larutan mengandung alkohol, gliserol atau bahan-bahan lain yang membentuk ester, tidak boleh dipanaskan dengan asam perklorit atau campuran perklorit, sebab ester dan asam perklorit benar-benar bahan peledak. Asam perklorit tidak boleh dibiarkan kontak dengan rak atau meja kayu dan wadahnya harus diletakkan pada gelas atau piring porselin. Setiap tumpahan asam ini harus dinetralisir segera dengan abu soda dan disiram dengan air yang banyak sebelum dilap. Pada semua pekerjaan yang melibatkan asam perklorit harus menggunakan sarung tangan karet, kacamata pelindung dan safety screen.
13.
AgNO3 (perak nitrat)
Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/ uapnya juga menyebabkan hal yang sama.
14.
HCl (asam klorida)
Senyawa ini beracun dan bersifat korosif terutama dengan kepekatan tinggi. Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/ uapnya juga menyebabkan hal yang sama
15.
H2S (Hidrogen sulfida)
Senyawa ini mudah terbakar dan beracun. Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan, bahkan kematian
16.
H2SO4 (asam sulfat)
Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuh. Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnya. Jangan menghirup uap asam sulfat pekat karena dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, kontak dengan kulit menyebabkan dermatitis, sedangkan kontak dengan mata menyebabkan kebutaan
17.
NaOH (Natrium hidroksida)
Senyawa ini bersifat higroskopis dan menyerap gas CO2. Dapat merusak jaringan tubuh.
18.
NH3 (Amoniak)
Senyawa ini mempunyai bau yang khas. Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan.
19.
HCN (asam sianida)
Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena dapat menyebabkan pingsan dan kematian
20.
HNO3 (asam nitrat)
Senyawa ini bersifat korosif dan merupakan oksidator kuat. Dapat menyebabkan luka bakar, menghirup uapnya dapat menyebabkan kematian.
21.
KClO3
Kontak dengan bahan lainnya dapat menyebabkan kebakaran. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi mata dan kulit, iritasi saluran pencernaan dengan mual, muntah, dan diare. Dapat menyebabkan sianosis dengan kulit kebiruan. Kemungkinan menyebabkan kelainan darah.
22.
Benzena
Senyawa kimia organik kadang dikenal sebagai bensol. Ini memiliki bau yang sangat manis dan tidak berwarna, cairan yang mudah terbakar.
23.
Ozon (O3)
Gas yang tidak berwarna atau sedikit kebiruan. Bentuk cairannya berwarna biru. Amat beracun dan berbahaya. Bila terhirup dapat merusak paru-paru dan fatal. Ozon adalah oksidator kuat yang dapat membakar zat-zat organik. Dapat meledak akibat panas, api, atau benturan. Bahan ini tidak stabil. Bereaksi hebat dengan reduktor seperti alkena, senyawa aromatik, benzena, karet, dietil eter, dsb.
24.
C2H2O4 (asam oksalat)
Berupa kristal jernih, higroskopis, dan tak berbau. Bersifat korosif dan irritant terhadap kulit, saluran pernapasan dan mata. Apabila terbakar, dapat terbentuk CO, CO2, dan asam formiat. Uap atau fumes yang terbentuk dapat bersifat toksik dan iritan.
25.
Iso-oktana
Merupakan cairan tak berwarna dan berbau bensin. Tidak beracun, tapi mudah terbakar.
Efek jangka pendek (akut):
Penghirupan uap konsentrasi tinggi berakibat iritasi hidung dan tenggorokan, pusing, hilang keseimbangan atau kesadaran. Iritasi dapat terjadi bila kontak dengan mata dan kulit. Berbahaya apabila pelarut masuk ke dalam paru-paru akibat muntahan bahan yan tertelan. Dapat merusak paru-paru.
Efek jangka panjang (kronis):
Iritasi dan dermatitis pada kulit.
26.
Logam Kalsium (Ca)
Amat reaktif terhadap air atau uap air yang bersifat eksotermik dan terbakar. Penghirupan debu kalsium akan menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Sedangkan kontak dengan kulit dan mata dapat mengakibatkan luka bakar. Efek kronis penghirupan debu adalah gangguan terhadap paru-paru. Logam kalsium bereaksi hebat dengan air, menghasilkan H2 yang eksplosif, juga bila kontak dengan halogen seperti F2, Cl2.
2.2 Simbol-Simbol Bahan Kimia Berbahaya
Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya. Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances).
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya.
No.
Simbol
Nama Simbol
Keterangan
1.
Explosive
(bersifat mudah meledak)
Sifatnya dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan, dan benturan. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat.
Huruf kode: E
Keamanan: Hindari pukulan / benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh: KClO3, NH4NO3, HNO3
C6H2(NO2)3CH3
2.
Oxidizing
(pengoksidasi)
Bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll.
Huruf kode: O
Keamanan: Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor.
Contoh: Kalium klorat (KClO3), Kalium permanganat (KMnO4), Hidrogen peroksida (H2O2), asam nitrat (HNO3) pekat, dan K2Cr2O7.
3.
Extremely flammable
(amat sangat mudah terbakar)
Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Huruf kode: F+
Keamanan: Hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
Contoh: dietil eter (cairan) dan propana (gas).
4.
Highly flammable
(sangat mudah terbakar)
Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Huruf kode: F
Keamanan: Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh: aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
5.
Flammable
(mudah terbakar)
Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.
Huruf kode: - (tidak ada)
Keamanan: Hindari atau jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api.
Contoh: minyak terpentin, dietil eter (C2H5OC2H5), karbon disulfida (CS2), asetilena (C2H2).
6.
Flammable Solid
(padatan mudah terbakar)
Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini:
1.Merupakan bahan peledak basah
2.Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara)
3.Padatan yang mudah sekali terbakar.
Keamanan: Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.
Contoh: Sulfur, Picric acid, Magnesium.
7.
Flammable Liquid
(cairan mudah terbakar)
Digunakan dalam transportasi cairan yang mudah terbakar.
Keamanan: Hindari kontak dengan benda yang berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh: Alkohol, aseton, xylena, toluena, etanol, metanol, heksana, asetonitril.
8.
Flammable Gas
(Gas mudah terbakar)
Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan material gas yang mudah terbakar.
Keamanan: Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh: Acetelyne, LPG, hidrogen.
9.
Non flammable gas
(Non mudah terbakar gas)
Simbol pengaman yang digunakan dalam transportasi gas non mudah terbakar (dan karenanya sering tidak berbahaya, setidaknya di tempat terbuka).
Contoh: Oksigen, Nitrogen, Helium, CO2.
10.
Very toxic
(sangat beracun)
Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Huruf kode: T+
Keamanan: Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh: kalium sianida, hidrogen sulfida, nitrobenzene, dan atripin.
11.
Toxic
(beracun)
Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup. Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
Huruf kode: T
Keamanan: Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh: solven-solven seperti methanol (toksik), karbon tetraklorida (CCl4), hidrogen sulfida (H2S), benzena (C6H6).
12.
Harmful
(berbahaya)
Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
Huruf kode: Xn
Keamanan: Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan, segera berobat jika terkena bahan.
Contoh: solven 1,2-etana-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya), diklorometana (berbahaya, dicurigai karsinogenik).NaOH, C6H5OH, Cl2
13.
Irritant
(menyebabkan iritasi)
Bahan dan formulasi dengan notasi 'irritant' adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Huruf kode: Xi
Keamanan: Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh: isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
14.
Corrosive
(korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas. uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH<2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Huruf kode: C
Keamanan: Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata
Contoh: asam mineral seperti HCl dan H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).
15.
Dangerous for the Environment (Bahan berbahaya bagi lingkungan)
Bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Huruf kode: N
Keamanan: Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup, limbah dijauhkan dari lingkungan.
Contoh: tributil timah kloroda, tetraklorometana, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2.
16.
Spontaneously Combustible
(Secara spontan mudah terbakar)
Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Keamanan: Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau sumber api.
Contoh: Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.
17.
Miscellaneous danger
(Miscellaneous bahaya)
Semua simbol untuk semua bahaya lainnya (biasanya ditentukan dalam ruang).
18.
Marine Pollutant
(Polutan Kelautan)
Keamanan: Tidak membuang dalam sistem saluran pembuangan.
19.
Poisonous Gas
(Gas Beracun)
Digunakan untuk transportasi gas beracun – pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai indikator pada kendaraan.
Keamanan: Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh: Klorin, Metil bromida, Nitric oksida.
20.
Organic Peroxide
(Peroksida organik)
Simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh: Asam peroksiasetat, Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide, Dicetyl perdicarbonate.
21.
Dangerous when wet
(Berbahaya saat basah )
Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Keamanan: Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak lembab.
Contoh: Calcium carbide, Potassium phosphide.
22.
Inhalation hazard
Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau pernapasan.
Keamanan: Jangan dihirup.
23.
Infection substance
Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh: Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan.
24.
Radioactive
Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh: Uranium, 90Co, Tritium, Plutonium.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
3.1.1 Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium sangat perlu diperhatikan, agar para pekerja dalam laboratorium dapat menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
3.1.2 Bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar.
3.1.3 Pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Riwanto. 2006. Makalah Pelatihan Manajemen Laboratorium. Jakarta: UI Press
Iman Khasani, Sumanto. 2000. MSDS. Puslitbang LIPI: Puslit Kimia
Sahab, Syukri. 1997. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Sumber Daya Manusia
Website :
Ansar. 2013. http://ansartheincredibleman.blogspot.com/2013/03/nama-nama-zat-kimia-yang-berbahaya.html. Diakses pada 28 Agustus 2014
Nadia. 2013. http://nad-nid-noed.blogspot.com/2013/08/pengantar-praktikum-pengenalan-simbol.html. Diakses pada 26 Agustus 2014
Sukarti. 2013. http://teklabbio1b.wordpress.com/2013/09/10/simbol-simbol-bahaya-di-laboratorium-kimia-2/. Diakses pada 26 Agustus 2014