KONSEP DASAR TEORI
A. ANA ANATOMI FISI FISIOLO OLOGI GI Panjang kanalis inguinalis pada orang dewasa adalah 4 cm. Terbentuk dari dari annu annulus lus inguin inguinali alis s profun profundu dus s atau atau intern interna a sampa sampaii annu annulus lus ingu inguina inalis lis superfisialis atau eksterna. Kanalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamen ligamen inguina inguinalis. lis. Pada Pada neonatu neonatus, s, annulu annulus s inguinal inguinalis is interna interna terletak terletak hampir hampir tepat posterior terhadap annulus inguinalis eksterna sehingga kanalis inguinalis pada usia ini sangat pendek. Kemudian, annulus interna bergerak ke arah lateral akibat pertumbuhan (Cook, John. !!!"
Gambar 1. Kanalis Inguinalis
#nulus profunda profunda merupakan pintu pada fasia tran$ersalis. tran$ersalis. %etakn&a %etakn&a di perteng pertengaha ahan n antara antara spina spina iliaka iliaka anterior anterior superior superior dan tuberkul tuberkulum um pubikum pubikum.. Pembuluh darah epigastrika inferior lewat disebelah medial anulus profunda. #nulus superficialis superficialis merupakan merupakan defek berbentuk berbentuk segitiga ('esselbachs ('esselbachs trian triangle gle"" pada pada apon aponeu euros rosis is m. obli) obli)uu uus s e*ter e*ternu nus s abdo abdomin minis is dan dan dasa dasarn& rn&a a dibentuk oleh crista pubica. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica e*terna. +atas lateral adalah arteri epigastrika inferior, batas medial adalah m. rectus abdominis bagian lateral, dan batas inferior adalah ligamen inguinalis.
Gambar 2. Hesselbach’s triangle
Dinding Kanalis Inguinalis
•
#nterior m.obli)us eksterna menutupi seluruh panjang
kanalis di
anterior. Pada sepertiga lateral di gantikan oleh m.obli)us interna. •
-uperior m.obli)us interna melengkung ke posterior membentuk atap kanalis.
•
Posterior fasia tran$ersalis membentuk bagian lateral dinding posterior. Tendon gabungan (insersi komunis gabungan dari m.obli)us interna dan m.tran$ersus ke linea pektineal" membentuk bagian medial dinding posterior.
•
nferior ligamentum inguinale. Isi Kanalis Inguinalis a. Korda spermatika (atau ligamentum rotundum pada wanita" Korda spermatika dilapisi oleh tiga lapisan &ang keluar dari lapisan/ lapisan dinding bawah abdomen saat korda melewati kanalis inguinalis. Ketiga lapisan tersebut adalah •
0asia spermatika eksterna dari aponeurosis m.obli)us eksterna
•
0asia dan otot kremaster dari aponeurosis m.obli)us interna
•
0asia spermatika interna dari fasia tran$ersalis
•
1uktus $as deferens atau ligamentum rotundum
•
•
#.testikularis cabang dari aorta abdominalis Pleksus $ena pampiriformis bergabung membentuk $.Testikularis di regio anulus profunda
•
%imfatik dari testis dan epididimis mengalir ke kelenjar getah bening preaorta
•
-araf otonom
b. 2er$us ilioinguinalis (%3" (Price, #. -&l$ia. !!" B. PENGERTIAN 'ernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (-jamsuhidajat, !3!". 'ernia adalah protrusi atau penonjolan suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga &ang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo/ aponeurotik dinding perut. 'ernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Price, #. -&l$ia. !!" 'ernia adalah keluarn&a bagian dalam dari tempat biasan&a. 'ernia scrotal adalah burut lipat paha pada laki/laki &ang turun sampai ke dalam kantung buah 5akar (%aksman, !!6". 'ernia scrotalis adalah hernia &ang melalui cincin inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral, &ang dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect (-achde$a, !!7".
C. ETIOLOGI 'ernia scrotalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab &ang didapat (akuistik", hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih ban&ak terjadi pada pria, berbagai faktor pen&ebab berperan pada pembukaan pintu masuk hernia pada anulus internus &ang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh faktor &ang dapat mendorong isi hernia melewati pintu &ang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
0aktor &ang dapat dipandang berperan kausal adalah adan&a peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia, jika kantung hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia scrotalis. Pen&ebab lain &ang memungkinkan terjadin&a hernia adalah 3. 'ernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan prosesus $aginalis. . Kerja otot &ang terlalu kuat. 6. 8engangkat beban &ang berat. 4. +atuk kronik. 9. 8engejan sewaktu miksi dan defekasi.
6. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (T#" seperti obesitas dan kehamilan. (-jamsuhidajat , !3! : -achde$a, !!7".
D. PATOFISIOLOGI Kanalis inguinalis adalah kanal &ang normal pada fetus pada bulan ke/7 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum &ang disebut dengan prosesus $aginalis peritonei, pada ba&i &ang baru lahir umumn&a prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasan&a &ang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis &ang terbuka ini akan menutup pada usia bulan. +ila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi" akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan &ang men&ebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita keadaan &ang dapat men&ebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi misaln&a pada hipertropi prostate. #pabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus &ang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum &ang disebut juga hernia scrotalis (8ansjoer, !3! : -jamsuhidajat, Jong, !3!".
E. MANIFESTASI KLINIK Pada umumn&a keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha, benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan n&eri, keadaan umum biasan&a baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensin&a dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak/anak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis &ang melebar. Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut men&entuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila men&entuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis (8ansjoer, !3!, hal 634".
F. PATHWAYS KEPERAWATAN
Aktivitas mengejan saat bak atau bab, batuk kronis, mengangkat benda berat, obesitas Merangsang lokus minoris resistance Tekanan intra abdominal meningkat Kanalis inguinalis tertekan oleh isi abdomen (usus Kanalis inguinalis terbuka, isi abdomen (usus masuk ke dalam kanalis inguinalis Prosesus tidak mengalami obliterasi (tetap terbuka !"#$%A %$&'%$A%) lateralis
medialis Penonjolan isi perut di lateral pembuluh epigastrik inferior
T%A kronik *tot dinding Trigonum hasselbach melemah Penonjolan ke belakang kanalis inguinalis dan terpisah dari vesikulus spermatikus Tidak turun ke skrotum
Melalui annulus inguinalis #egangan mesentrium, isi segmen masuk ke kantung hernia
Kerusakan neuromuskuler, spasme otot.
Kerusakan mobilitas fisik
*bstruksi usus &angguan aliran isi dan vaskuler usus !ernia strangulata
$+eri pada daerah inguinalis
unikulus spermatikus
Peristal tic usus tergang gu
Kanalis inguinalis
Mual, Pembesaran diare, skrotum konstipasi, #esiko perubahan nutrisi !ernioraph+
n+eri Perubahan perfusi )+amsuhida+at - ong,arin /010an
ansietas • • •
Mansjoer, /010 2oenges, M."., /00/
G. PENATALAKSANAAN 3. Konser$atif a.
;eposisi -pontan :
•
+erikan analgesik dan sedati$a untuk mencegah n&eri dan merelaksasikan
•
pasien. Pasien harus istirahat untuk mengurangi tekanan intraabdomen. Pasien tidur dengan posisi telentang dan letakkan bantal di bawah lutut
•
pasien. Tempat tidur pasien dimiringkan 39 ⁰ / ! ⁰, di mana kepala lebih rendah
•
daripada kaki (Trandelenburg". Kaki &ang ipsi lateral dengan tonjolan hernia diposisikan fleksi dan eksternal
•
rotasi maksimal (seperti kaki kodok". Tonjolan hernia dapat dikompres menggunakan kantong es atau air dingin
•
untuk mengurangi n&eri dan mencegah pembengkakan. 1itunggu selama !/6! menit, bila berhasil operasi dapat direncanakan secara elektif
b.
;eposisi bimanual Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongn&a ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi. Penekanan tidak boleh dilakukan pada apeks hernia karena justru akan men&ebabkan isi hernia keluar melalui cincin hernia. Konsultasi dengan dokter spesialis bedah bila reposisi telah dicoba seban&ak kali dan tidak berhasil.
. Pembedahan ndikasi pembedahan • • •
;eduksi spontan dan manual tidak berhasil dilakukan #dan&a tanda/tanda strangulasi dan keadaan umum pasien memburuk #da kontraindikasi dalam pemberian sedati$a misal alergi
(1ebas, 'aile T. !!6" 'ernia
pada
anak/anak
harus
diperbaiki
secara
operatif
tanpa
penundaan, karena adan&a risiko komplikasi &ang besar terutama inkarserata, strangulasi, &ang termasuk gangren alat/alat pencernaan (usus", testis, dan adan&a peningkatan risiko infeksi dan rekurensi &ang mengikuti tindakan operatif. Pada pria dewasa, operasi cito terutama pada keadaan inkarserata dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat bahwa lebih baik melakukan elektif surger& karena angka mortalitas, dan morbiditas lebih rendah jika dilakukan cito surger&. Pada anak/anak pembedahan dilakukan dengan
memotong cincin hernia dan membebaskan kantong hernia (herniotom&". -edangkan pada orang dewasa dilakukan herniotom& dan hernioraph&, selain dilakukan pembebasan kantong hernia juga dilakukan pemasangan fascia sintetis berupa mesh &ang terbuat dari proline untuk memperbaiki defek. Kedua tindakan herniotom& dan hernioraph& disebut juga dengan hernioplast&.
Manajemen Operasi Hernia a. Anestesi. #nestesi dapat general, epidural (spinal" atau lokal. #nestesi epidural atau lokal dengan sedasi lebih dianjurkan. b. Insisi.
Teknik 'ernia ;epair a. Bassini repair Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun 377=, merupakan teknik &ang simple dan cukup efektif. Prinsipn&a adalah approksimasi fascia tran$ersalis, otot tran$ersus abdominis dan otot obli)us internus (ketigan&a dinamai the bassini triple layer) dengan ligamentum inguinal. #pproksimasi dilakukan dengan menggunakan jahitan interrupted. Teknik dapat digunakan pada hernia direk dan hernia indirek.
b. Tension-Free Herniorrhaphy !ichtenstein Teknik ini menggunakan mesh prostetik untuk untuk mencegah terjadin&a tension. 1apat dilakukan dengan anastesi lokal. +eberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik ini memberikan outcome &ang lebih baik: pasien lebih cepat untuk kembali berkerja, n&eri pasca operasi &ang lebih minimal, pasien lebih n&aman dan rekurensi &ang lebih minimal. Teknik ini dapat digunakan baik pada hernia direk maupun hernia indirek. >ariasi teknik dengan menggunakan mesh telah berkembang hingga menggunakan mesh plug , disamping mesh patch seperti tenik diatas. Mesh plug digunakan untuk mengisi defek pada hernia. 8esh patch ini dapat dikombinasikan dengan mesh plug, dan teknik ini cukup berkembang saat ini. Teknik ini juga dapat digunakan pada kasus/kasus hernia rekuren.
c. Mc"ay #$ooper !igament% repair Pada teknik ini terdapat dua komponen penting: repair dan relaing incision. ;epair dilakukan dengan approksimasi fasia tran$ersalis ke ligamentum Cooper. ;epair menggunakan benang nonabsorbable, .! atau !. ;epair dimulai dari tuberculum pubicum dan berjalan ke arah lateral. Jahitan pertama merupakan jahitan terpenting karena pada bagian tersebut sering terjadi rekurensi. %angkah kedua adalah rela*ing incision secara $ertikal pada fascia anterior musculus rectus. Teknik ini dapat digunakan untuk hernia inguinalis dan femoralis.
d. &houldice 'epair
Teknik ini dipopulerkan di Kanada, merupakan modifikasi dari +assini repair.
Pada
tenik
ini
jahitan
&ang
digunakan
adalah
running
sutures!countinues. Jahitan pertama dimulai dari tuberculum pubicum kemudian ke lateral untuk aproksimasi otot obli)us internus, otot tran$ersus abdominis dan fascia tran$ersalis (bassini triple la&ers" dengan ligamentum inguinal. Jahitan diteruskan hingga ke arah ring interna. Jahitan &ang sama kemudian dilanjutkan dengan berbalik arah, dari ring interna ke tuberculum pubicum. Jahitan kedua dilakukan aproksimasi antara otot obli)us internus dengan ligamentum inguinal dengan ligamentum inguinal dimulai dari tuberculum pubicum. Karena jahitan aproksimasi pada teknik ini &ang berlapis, kejadian rekurensi dari teknik ini jarang dilaporkan.
e. 'epair (engan !aparoskopi Terdapat tiga teknik &ang berkembang untuk repair hernia dengan laparoskopi &aitu: transab"ominal preperitoneal (T#PP", intraperitoneal onlay mesh (P<8", totally ekstraperitoneal (T?P". 8engenai ketiga teknik laparoslopi ini akan ada pembahasan khusus.
H. K!"li#asi Komplikasi saat pembedahan antara lain • • •
Perdarahan, arteri/$ena epigastrika inferior atau arteri $ena spermatika. %esi ner$us ileoh&pogastrika,ileoinguinalis. %esi $as defferens, buli buli, usus
Komplikasi segera setelah pembedahan • •
'ematome nfeksi
Komplikasi lanjut
• • •
'idrokel #trofi Testis 'ernia residif
KONSEP DASAR AS$HAN KEPERAWATAN
%. P&ng#a'ian 1ata &ang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadin&a, beratn&a, apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingn&a dan ban&akn&a akar s&araf &ang terkompresi.
a. #kti$itas@istirahat Tanda dan gejala A atropi otot , gangguan dalam berjalan riwa&at pekerjaan &ang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama. b. ?liminasi Bejala
konstipasi,
mengalami
kesulitan
dalam
defekasi
adan&a
inkontinensia atau retensi urine.
c. ntegritas ego Tanda dan gejala Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbuln&a paral&sis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
d. 2euro sensori Tanda dan gejala penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, n&eri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
e. 2&eri atau ketidakn&amanan Bejala sikap, perubahan cara berjalan, n&eri seperti tertusuk paku, semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
f.
Keamanan Bejala adan&a riwa&at masalah punggung &ang baru saja terjadi.
(1oenges, 3===, hal 6! 63" (. Diagnsa K&"&)a*a+an dan In+&),&nsi 1iagnosa keperawatan &ang mungkin muncul dan inter$ensi a. Bangguan rasa n&aman (n&eri" sehubungan dengan kompresi s&araf, spasme otot Kriteria hasil 3" 8elaporkan n&eri hilang dan terkontrol. " mengungkapkan metode &ang memberi penghilangan. 6" mendemonstrasikan penggunaan inter$ensi terapeutik. nter$ensi
3" Kaji adan&a keluhan n&eri, catat lokasi laman&a serangan, faktor pencetus atau &ang memperberat ;asional
8embantu
menentukan
pilihan
inter$ensi
dan
memberikan dasar untuk perbandingan dan e$aluasi terhadap therap&. " Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 3!/6! derajat pada posisi lateral ;asional
Tirah baring dalam posisi &ang n&aman memungkinkan pasien untuk menurunkan spasme otot menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi terjadin&a reduksi dari tonjolan discus.
6" +atasi akti$itas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan ;asional
8enurunkan ga&a gra$itasi dan gerak &ang dapat menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar discus inter$ertebralis.
4" nstruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau $isualisasi ;asional
memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses pen&embuhan.
9" Kolaborasi dalam pemberian therap& ;asional
nter$ensi
cepat
dan
mempercepat
proses
pen&embuhan. b. Koping indi$idu tidak efektif (ansietas" sehubungan dengan krisis situasional, perubahan status kesehatan Kriteria hasil 3" Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang. " 8engkaji
situasi
terbaru
dengan
akurat
mendemonstrasikan
ketrampilan pemecahan masalah. nter$ensi 3" Kaji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani masalahn&a sebelumn&a dan sekarang ;asional
8engidentifikasi
keterampilan
keadaann&a sekarang.
untuk
mengatasi
" berikan informasi &ang akurat ;asional
8emungkinkan pasien untuk membuat keputusan &ang didasarkan pad pengetahuann&a.
6" berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah &ang dihadapin&a ;asional
Keban&akan pasien mengalami permasalahan &ang perlu diungkapkan dan diberi respon.
4" Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga &ang meningkatkan peran sakit pasien ;asional
terdekat
memungkinkan
mungkin pasien
secara untuk
tidak
sadar
mempertahankan
ketergantungann&a. c. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan n&eri, spasme otot Kriteria hasil 8engungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan aturan pengobatan indi$idual. nter$ensi 3"
+erikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi &ang spesifik ;asional
Tergantung pada bagian tubuh &ang terkena atau jenis prosedur &ang kurang hati/hati akan meningkatkan kerusakan spinal.
"
Catat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan akti$itas &ang disesuaikan dengan pasien ;asional
mmobilitas
tang
dipaksakan
dapat
memperbesar
kegelisahan, peka terhadap rangsang. 6"
+antu
pasien
dalam
melakukan
akti$itas
ambulasi progresif ;asional
Keterbatasan akti$itas tergantung pada kondisi tang khusus tetapi biasan&a berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
4"
kuti akti$itas atau prosedur dengan periode istirahat ;asional
8eningkatkan pen&embuhan dan membentuk kekuatan otot.
9"
+erikan atau +antu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif, pasif ;asional
8emperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang, memperbaiki mekanika tubuh.
d. resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh &ang berhubungan dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus Kriteria hasil 3" 8eningkatkan masukan oral. " 8enjelaskan faktor pen&ebab apabila diketahui. nter$ensi 3" Tentukan kebutuhan kalori harian &ang adekuat, kolaborasi dengan ahli gi5i. ;asional
8encukupi
kalori
sesuai
kebutuhan,
memudahkan
menentukan inter$ensi &ang sesuai dan mempercepat proses pen&embuhan. " Jelaskan pentingn&a nutrisi &ang adekuat, negosiasikan dengan klien tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil ;asional
Klien dapat mengontrol masukan nutrisi &ang adekuat sesuai kebutuhan, &ang digunakan sebagai cadangan energi &ang untuk berakti$itas.
6" Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium ;asional
1apat
digunakan
untuk
memudahkan
melakukan
inter$ensi &ang akurat dan sesuai dengan kondisi klien. 4" #njukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau klien dalam melakukan personal h&giene. ;asional
8eningkatkan nafsu makan dan memberi ken&amanan dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi.
9" #tur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan ketidakn&amanan &ang dapat men&ebabkan mual, muntah, dan mengurangi nafsu makan ;asional
8enentukan
inter$ensi
&ang
sesuai
meningkatkan
masukan oral. e. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah pembentukan hematoma
Kriteria hasil 8elaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal. inter$ensi
1 %akukan penilaian terhadap fungsi neurologist secara periodik ;asional
Penurunan atau perubahan mungkin mencerminkan resolusi edema, inflamasi sekunder.
/ Pertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa jam ;asional
Penekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko hematoma.
3 Pantau tanda/tanda $ital catat kehangatan, pengisian kapiler ;asional
Perubahan kecepatan nadi mencerminkan hipo$olemi akibat kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral mual, muntah.
4 Kolaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi ;asional
Terapi
cairan
pengganti
hipo$olemi. (1oengoes, 3===: Carpenito, 3==D"
DAFTAR P$STAKA
tergantung
pada
derajat
#rief 8ansjoer( !3! ", Kapita -elekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta 8edia #esculapius 0KE Cook, John. !!!. 'ernia. General #urgery at the $istric Hospital . -wit5erland. F'<. 393/39.-jamsuhida&at, ;.: Fim de Jong. !!4. %uku &jar Ilmu %e"ah '"isi 2 . Jakarta ?BC, pp. 93=/6D 1ebas, 'aile T. !!6. Gastrointestinal #urgery( athophysiology an" Management. *e+ ,ork- #pringer 1oengoes, 8.?, et al. (!!". ;encana #suhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta ?B %aksman, 'endra, T. 1r. !!6. Kamus Kedokteran. Jakarta 1jambaran 2orton, Jeffre& #. !!3. 'ernias #nd #bdominal Fall 1efects. #urgery %asic #cience an" linical '/i"ence . 2ew Gork. -pringer. D7D/7!6. Price, #. -&l$ia. !!. ato0isiologi Konsep Klinis rosesproses enyakit olume 1 '"isi 3 . Jakarta ?BC -achde$a ;., Kochhar #., and +anga K., !!7. ?fficac& of 2ut rition Counseling on the Knowledge, #ttitude, and Practices of Forking Fomen. -tud 'ome Comm -ci (" ==/3!. -jamsuhidajat, ; H Fim de Jong. !3!. %uku &jar Ilmu %e"ah, ?disi 6, ?BC, Jakarta