KATA PENGANTAR
Segala Segala puji puji hanya hanya bagi bagi Tuhan Tuhan Yang Maha Maha Esa yang yang mencipt menciptaka akan n manusi manusiaa berpasang-pasang dan membekalinya dengan berbagai karakter berpikir, sehingga diciptakan diciptakan mereka sebagai sebagai pemimpin pemimpin di muka bumi ini. Dengan Dengan hanya hanya berucap syukur karena atas rahmat tuhan semata kami berhasil menyelesaikan makalah ini. Tidak Tidak lupa lupa pula pula kami kami ucapka ucapkan n terima terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah membantu dalam pembentukan makalah ini, terutama kepada: 1
apa apak k Muh. Muh. Dah Dahlan lan al! al!as as,S ,S..T.,M.T M.T. sela selak ku Dek Dekan "aku "akult ltas as Teknik knik #ni$ersitas Mula%arman
&
"arah "arah Diana Diana '.,S '.,S.T .T.. selak selaku u D(sen D(sen penga pengamp mpu u mata mata kuli kuliah ah #nda #ndang ng-u -und ndan ang g )ertambangan
*
+edua +edua (rang (rang tua tua yang yang selalu selalu mem(ti mem(ti$asi $asi kami. kami.
Selu Seluru ruh h tema temann-te tema man n S1 Teknik knik )ert )ertam amba bang ngan an &1 &1 "aku "akult ltas as Teknik knik #ni$ersitas Mula%arman.
)ada akhirnya, akhirnya, kami pun hanya bisa kembali kembali menyandark menyandarkan an seluruh seluruh beban kami dan cita-cita kami kepada Tuhan yang Maha Esa semata, karena hanya Dialah Yang Maha Mengetahui atas makalah kami ini. +ami menyadari bah%a tulisan kami ini masih kurang dari sempurna. /leh karena itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan. +ami berharap sem(ga lap(ran kami ini memberi man!aat kepada semua pihak.
Samarinda, &1 Mei &10
)enyusun
#ndang-undang #ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1
DAFTAR ISI
+2T2 )E3423T25................................................................................................i D2"T25 6S6............................................................................................................ii 2 6 )E3D27#8#23........................................................................................1 2. 8atar elakang..............................................................................................1 . 5umusan Masalah.........................................................................................& 9. Tujuan...........................................................................................................& 2 66 D2S25 TE/56.......................................................................................... * 2. #3D234#3D234 3/.&* T27#3 1;;< TE3T234 )E34E8/8223 8634+#3423 76D#) ME363=2# M2S2827 )E5T2M23423.............................................................................................* . #3D234#3D234 3/.11 T27#3 1;0< TE3T234 )E5T2M23423............................................................................................. 9. 2426M232 #3D234#3D234 3/.1 T27#3 1;;< TE3T234 +E7#T2323 D23 )E5)# 3/. 1 T27#3 & ME363=2# M2S2827 )E5T2M23423............................................................................................. 2 666 )EM272S23........................................................................................< 2. +ajian Teknis................................................................................................< . +ebijakan )ertambangan dan +ehutanan.....................................................> 9. Tinjauan 8iteratur........................................................................................1 D. 2nalisa.........................................................................................................11 2 6?..................................................................................................................1 2. +esimpulan.................................................................................................1 . Saran............................................................................................................10 D2"T25 )#ST2+2.............................................................................................1<
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
&
BAB I PENDAHULUAN
2. 8atar elakang Sekt(r pertambangan dan perhutanan merupakan dua sekt(r yang selama ini muncul sebagai dua sect(r yang saling bermasalah satu sama sama lain. 7al ini muncul dikarenakan si!at dari dua sekt(r yang saling bert(lak belakang terutama kaitannya dengan isu lingkungan. Di satu sisi sekt(r pertambangan dan energi merupakan salah satu sekt(r pembangunan penting bagi 6nd(nesia. 6ndustri pertambangan sebagai bentuk k(ngkret sekt(r pertambangan menyumbang sekitar 11,&@ dari nilai eksp(r 6nd(nesia dan memberikan k(ntribusi sekitar &,>@ terhadap pendapatan d(mestik brut( A)DB. 6ndustri pertambangan mempekerjakan sekitar *<.<>< tenaga kerja (rang 6nd(nesia, suatu jumlah yang tidak sedikit. Di sisi lain sekt(r kehutanan Cmenguasai lahan yang ada di 6nd(nesia, paling tidak pada tahun &; luas daratan 6nd(nesia adalah 1;,*1 juta ha, sementara luas tutupan hutannya adalah >>,1< juta ha atau sekitar 0,** persen dari luas daratan 6nd(nesia. "akta yang ada p(tensi pertambangan ada di ba%ah lahan yang n(tabene dalam status ka%asan lindung yang memiliki utama untuk perlindungan. 7al ini yang menjadikan k(n!lik ketika pertambangan yang dilaksanakan di ka%asan hutan lindung dimana pertambangan secara peraturan perundangan yang berlaku dimungkinkan untuk dilakukan dengan pertambangan tertutup. #ntuk itu perlu dilakukan suatu kajian mengenai permasalahan yang muncuk di sekt(r pertambangan dan kehutanan serta s(lusi dari permasalahan tersebut. 6mplikasi penambangan terbuka di ka%asan hutan lindung sudah sangat jelas bagi pihak kehutanan Adan para k(nser$asi(nisB. 3amun, mungkin tidak mudah dipahami (leh pihak pertambangan dan para ek(n(mis. )ertentangan kepentingan antara perlindungan lingkungan hidup dan kebutuhan per(lehan ek(n(mis bukan hal baru yang tampaknya terus menajam di negeri yang sedang mengalami krisis multidimensi berkepanjangan ini. Tak terkecuali antara kepentingan pertambangan dan kehutanan di ka%asan hutan lindung, yang merupakan re!leksi dua kepentingan utama tadi. +epentingan sekt(r tambang dan hutan muncul dari )asal *> 2yat AB #ndang-#ndang A##B
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1
3(m(r 1 Tahun 1;;; tentang +ehutanan yang dengan tegas melarang dilakukannya p(la penambangan terbuka di ka%asan hutan lindung karena akan merusak struktur dan !ungsi p(k(k hutan penyangga kehidupan tersebut. )ermasalahan ini menjadi rumit ketika tuntutan ek(n(mi dan pembangunan ketika dibenturkan dengan tuntutan perbaikan kulitas lingkungan untuk kehidupan manusia itu sendiri. Sehingga diperlukan suatu s(lusi untuk mengatasi permasalahan yang muncul antara pertambangan dengan kehutanan. )aling tidak ada tiga isu utama dalam permasalahan ini antara lain: A1B +ajian teknis terkait permasalahan pertambangan di hutan lindung, A&B kajian kebijakan yang terkait dengan pertambangan dan kehutanan, dan A*B tinjauan atau re!ernsi literature dan pendapat terkait dengan pertambangan dan kehutanan. /leh karena itu, makalah ini disusun untuk memaparkan kajian teknis dan kebijakan serta tinjauan tentang keterkaitan hubungan antara kehutanan dan pertambangan. . 5umusan Masalah Dari latar belakang yang telah dituliskan, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. agaimana kajian teknis terkait permasalahan pertambangan dan kehutanan &. agaimana +ajian +ebijakan yang terkait dengan pertambangan dan kehutanan *. agaimana tinjauan dan pendapat terkait dengan pertambangan dan kehutanan 9. Tujuan 1. Mengetahui kajian teknis terkait
permasalahan pertambangan dan
kehutanan &. Mengetahui +ajian +ebijakan yang terkait dengan pertambangan dan kehutanan *. Mengetahui tinjauan dan pendapat terkait dengan pertambangan dan kehutanan
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
&
BAB II DASAR TEORI
2. #3D234#3D234 3/.&* T27#3 1;;< TE3T234 )E34E8/8223 8634+#3423 76D#) ME363=2# M2S2827 )E5T2M23423 #ndang-undang 3(. &* tahun &< secara umum memerintahkan agar lingkungan hidup dikel(la dalam rangka pembangunan dengan serasi, seimbang, ber%a%asan lingkungan dan berkelanjutan dimana setiap (rang memeiliki hak yang sama untuk dapat mengel(la namun diatur sepenuhnya (leh pemerintah. Secara rinci penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Dalam Pasal 3 diterangkan bah%a Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan berkelanjutan,
dengan dan
asas
asas
tanggung
manfaat
jawab
bertujuan
negara,
untuk
asas
mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan sasaran seperti dijabarkan pada pasal diantaranya : a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidupF b. Tercapainya kelestarian !ungsi lingkungan hidupF c. Terkendalinya peman!aatan sumber daya secara bijaksana. &. Dalam hal pengel(laan lingkungan hidup dikatakan bah%a sumber daya alam yang dikuasai (leh negara akan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat !pasal "#, # yang kemudian diatur hak, ke%ajiban dan peran masyarakat seperti yang tertuang pada pasal $, % dan pasal & dimana Setiap (rang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengel(laan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. *. Tugas )emerintah dijelaskan pada pasal pada pasal " diantaranya :
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
*
a.
Mengatur
dan
mengembangkan
kebijaksanaan
dalam
rangka
pengel(laan lingkungan hidupF b.
Mengatur
penyediaan,
peruntukan,
penggunaan,
pengel(laan
lingkungan hidup, dan peman!aatan kembali sumber daya alamF c. Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara (rang danGatau subyek hukum lainnya serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan. . )erihal pelestarian !ungsi lingkungan hidup dijabarkan pada pasal ' s(d '& diantaranya : a. Setiap rencana usaha danGatau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, %ajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidupF b. Setiap penanggung ja%ab usaha danGatau kegiatan %ajib melakukan pengel(laan limbah hasil usaha danGatau kegiatanF c. Setiap penanggung ja%ab usaha danGatau kegiatan %ajib melakukan pengel(laan bahan berbahaya dan beracun. . #3D234#3D234 3/.11 T27#3 1;0< TE3T234 )E5T2M23423 Segala bahan galian yang terdapat dalam %ilayah hukum pertambangan 6nd(nesia yang merupakan endapan-endapan alam sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa, adalah kekayaan 3asi(nal bangsa 6nd(nesia dan (leh karenanya dikuasai dan dipergunakan (leh 3egara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat !pasal '#. eberapa ketentuan p(k(k yang diatur dalam #ndang-undang tersebut antara lain : 1. )engg(l(ngan pelaksanaan penguasaan bahan galian diatur pada pasal 3 ) sebagai berikut : a. )elaksanaan )enguasaan 3egara dan pengaturan usaha pertambangan bahan galian g(l(ngan bahan galian strategis dan 4(l(ngan bahan galian $ital dilakukan (leh Menteri. b. )elaksanaan )enguasaan 3egara dan pengaturan usaha pertambangan bahan galian selain g(l(ngan bahan galian strategis dan 4(l(ngan #ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
bahan galian $ital dilakukan (leh )emerintah Daerah Tingkat 6 tempat terdapatnya bahan galian itu. &. #saha pertambangan bahan-bahan galian dapat meliputi !pasal '# : penyelidikan umum, ekspl(rasi, ekspl(itasi, peng(lahan dan pemurnian, pengangkutan, serta penjualan. *. 2pabila selesai melakukan penambangan bahan galian pada suatu tempat pekerjaan, pemegang kuasa pertambangan yang bersangkutan di%ajibkan mengembalikan tanah sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya bagi masyarakat sekitarnya !pasal 3*#. 9. 2426M232 #3D234#3D234 3/.1 T27#3 1;;< TE3T234 +E7#T2323 D23 )E5)# 3/. 1 T27#3 & ME363=2# M2S2827 )E5T2M23423 Dalam ## 3(.1G1;;;, hutan dide!inisikan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan !Pasal '#+ 7utan dapat dikateg(rikan sebagai 1) hutan berdasarkan statusnya, meliputi hutan negara dan hutan hak, 2) hutan
berdasarkan !ungsinya, meliputi hutan k(nser$asi, hutan lindung, dan hutan pr(duksi. eberapa hal yang diatur yang terkait dengan kegiatan pertambangan, adalah sebagai berikut : 1. De!inisi pengel(laan hutan dijelaskan pada pasal ' meliputi : a. Tata hutan dan penyusunan rencana pengel(laan hutanF b. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutanc. 5ehabilitasi dan reklamasi hutanF d. )erlindungan hutan dan k(nser$asi alam. &. )eman!aatan hutan bertujuan untuk memper(leh man!aat yang (ptimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya !pasal 3#, yang dapat dilakukan pada semua ka%asan #ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
hutan kecuali pada hutan cagar alam serta H(na inti dan H(na rimba pada taman nasi(nal !pasal #. *. )enggunaan ka%asan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan diatur pada pasal 3" sebagai berikut : a. 7anya dapat dilakukan di dalam ka%asan hutan pr(duksi dan ka%asan hutan lindung yang dilakukan tanpa mengubah !ungsi p(k(k ka%asan hutan. )ada ka%asan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan p(la pertambangan terbuka. b. )enggunaan ka%asan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui
pemberian
iHin
pinjam
pakai
(leh
Menteri
dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka %aktu tertentu serta kelestarian lingkungan. #ntuk kegiatan yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan (leh Menteri atas persetujuan De%an )er%akilan 5akyat. . Dalam )eraturan )emerintah )engganti #ndang-#ndang 3(m(r 1 tahun & tentang )erubahan 2tas #ndang-#ndang 3(m(r 1 Tahun 1;;; Tentang +ehutanan selanjutnya diatur bah%a semua periHinan atau perjanjian di bidang pertambangan di ka%asan hutan yang telah ada sebelum berlakunya #ndang-undang 3(m(r 1 Tahun 1;;; tentang +ehutanan dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya iHin atau perjanjian dimaksud.
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
0
BAB III PEMBAHASAN
2. +ajian Teknis )ertambangan merupakan rangkaian empat kegiatan utama: ekspl(rasi, ekspl(itasi, peng(lahan dan pemurnian dan reklamasi. Ekspl(rasi adalah penyelidikan untuk menetapkan keberadaan, karakteristik, jumlah dan nilai bahan tambang. 6ni merupakan tahap a%al, membutuhkan %aktu dua hingga lima tahun dan beresik( tinggi dimana perusahaan dapat menghentikan kegiatan karena tidak menemukan endapan bahan ta mbang dengan kualitas dan kuantitas diharapkan meski telah menghabiskan jutaan d(llar. iaya yang dikeluarkan tahap ini mencapai 1-1 juta d(llar. erdasarkan data Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, sepanjang peri(de 1;0;-&*, dari *> perusahaan yang melakukan ekspl(rasi hanya *0 yang berlanjut ke tahap ekspl(itasi, sedangkan sisanya terminasi atau penundaan.
#ntuk
mem!asilitasi
ekspl(rasi
pemerintah
mengijinkan
perusahaan mencari bahan tambang didaerah +uasa )ertambangan yang dipilih seluas maksimum &. ha A)) *&G1;0; tentang )elaksanaan ## )(k(k )ertambangan 11G1;0
3amun tidak
berarti
seluruh
lahan
tersebut
diman!aatkan perusahaan, sebagian besar lahan harus dikembalikan kepada negara melalui pr(ses reliIuishment bertahap sesuai kemajuan yang dicapai. Dari aspek penggunaan lahan ekspl(rasi tidak membuka lahan secara ekstensi!. ukaan hanya diperlukan untuk akses masuk dan areal (perasi peralatan ekspl(rasi, dimana berupa peralatan pemb(ran. ahkan dengan tekn(l(gi terkini, seperti gr(und and airb(rne ge(physics, dapat mereduksi secara signi!ikan pembukan lahan. +edua teknik tersebut dapat mendeteksi keberadaaan endapan bahan tambang tanpa harus membuka lahan Setelah diyakini bahan tambang mempunyai kualitas dan kuantitas yang diharapkan kegiatan berlanjut ketahap ekspl(itasi, kegiatan dengan maksud mengali bahan tambang untuk dipr(ses lebih lanjut atau langsung diman!aatkan. Dua met(de diterapkan untuk ekspl(itasi, tambang terbuka dan tambang ba%ah tanah. 3amun sebelum melakukan eksp(itasi, studi kelayakan detail dan k(nstruksi #ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
<
harus dilaksanakan. Jaktu yang dibutuhkan dari ekspl(rasi ke ekspl(itasi berkisar dua hingga lima tahun. 7utan lindung adalah ka%asan hutan yang mempunyai !ungsi p(k(k sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan er(si, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. +a%asan hutan dengan !akt(r-!akt(r lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai sk(r 1<, danGatau ka%asan hutan yang mempunyai lereng lapangan @ atau lebih, danGatau ka%asan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut &. meter atau lebih. Dari pertimbangan kedua sekt(r tersebut secara teknis di!(rmulasikan luas e!ekti! pertambangan dan luas ka%asan lindung yang besinggungan dengannya sehingga mendapatkan suatu m(del pertambangan di ka%asan lindung yang keselarasan dan tidak melanggar baik itu n(rma h(kum maupun n(rma lingkungan. #ntuk menjaga k(nsistensi terhadap pr(ses yang berjalan perlu dilakukan m(nit(ring secara berkala terhadapnya sehingga menjadi e$aluasi umpan balik dalam pengel(laan yang semakin baik. . +ebijakan )ertambangan dan +ehutanan +ebijakan di sect(r kehutanan kaitannya dengan sect(r pertambangan antara lain: 1. ## 3(.1G1;;;. Salah satu p(in penting yang diatur dalam undangundang ini adalah larangan pertambangan terbuka di ka%asan hutan lindung. &. )eraturan )emerintah 3(m(r * Tahun && tentang Tata 7utan dan )enyusunan 5encana )engel(laan 7utan, )eman!aatan 7utan Dan )enggunaan +a%asan 7utan. )(in-p(in penting dalam kebijakan ini meliputi kegiatan pengel(laan, pembagian bl(k ka%asan, dan peman!aatan hutan. +egiatan pengel(laan hutan lindung meliputi: A1B penentuan batas batas hutan yang ditataF A&B in$entarisasi, identi!ikasi, dan perisalahan k(ndisi ka%asan hutanF A*B pengumpulan data s(sial, ek(n(mi dan budaya di hutan dan sekitarnyaF AB pembagian hutan ke dalam bl(k-bl(kF AB registrasiF dan A0B pengukuran dan pemetaan. erdasarkan peraturan ini,
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
>
pada dasarnya hutan lindung dapat diman!aatkan, asal tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat, sarana dan prasarana yang dibangun permanen, dan mengganggu !ungsi ka%asan. Yang dapat dilakukan hanyalah kegiatan yang termasuk dalam kateg(ri strategis dan menyangkut kepentingan umum. )ertambangan merupakan salah satu kegiatan yang dikateg(rikan sebagai kegiatan tujuan strategis. *. +eputusan Menteri +ehutanan 3(m(r &1G+pts-66G&1
tentang
)enyelenggaraan 7utan +emasyarakatan. )(in penting dalam keputusan Menteri +ehutanan ini adalah bah%a hutan lindung merupakan salah satu kateg(ri hutan Aselain hutan pr(duksi yang tidak dibebani ijin kehutanan lainnyaB, yang dapat ditetapkan sebagai hutan kemasyarakatan. . +eputusan Menteri +ehutanan 56 3(m(r *&G+pts-66G&1 tentang +riteria dan Standar )engukuhan +a%asan 7utan. Dalam kebijakan ini ditetapkan bah%a dalam penetapan ka%asan hutan, perlu diperhatikan: A1B status hutan, apakah sudah ditunjuk sebagai hutan, tidak terbebani hak atas tanah, dan tergambar dalam kebijakan ruang, seperti 5T5JF A&B batas dan luasnya harus jelas terukurF A*B memiliki k((rdinat yang tepat dan jelasF AB didasari pada peta dasar berdasarkan ketersediaan liputan data yang ada, misalnya peta rupa bumi, peta t(p(gra!i, dan peta j(int (perati(n graphic. . +eputusan Menteri 8ingkungan 7idup 56 3(m(r 1< Tahun &1 tentang =enis 5encana #saha dan atau +egiatan yang Jajib Dilengkapi 2MD28. Dalam kebijakan ini diatur bah%a kegiatan sekt(r kehutanan yang harus disertai dengan 2MD28 meliputi usaha peman!aatan hasil hutan kayu Askala semua besaranB dan usaha hutan tanaman AK haB, sedangkan pada sect(r pertambangan meliputi kegiatan pertambangan umum A+) atau pertambangan terbukaB, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi, serta ge(l(gi tata lingkungan. 0. #ndang-undang 3(m(r & Tahun 1;;; tentang )erimbangan +euangan )usat dan Daerah. +ebijakan ini mengatur ketentuan bagi hasil pengel(laan hutan, yakni: A1B sebesar >@ dari penerimaan iuran hak pengusahaan hutan dibagi dengan perincian untuk bagian pr($insi sebesar 10@ dan untuk kabupaten sebesar 0@F A&B sebesar >@ dari penerimaan pr(pinsi sumber daya hutan dibagi dengan perincian bagian pr(pinsi #ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
;
sebesar 10@, bagian kabupatenGk(ta penghasil sebesar *&@, dan bagian kabupatenGk(ta lainnya dalam pr(pinsi yang bersangkutan sebesar *&@. 9. Tinjauan 8iteratur 2da beberapa isu yang berkaitan dengan pertambangan dan kehutanan, misalnya k(n!lik dalam penataan dan peman!aatan ruang, pelestarian lingkungan, serta k(n!lik pertambangan dengan sekt(r kehutanan dalam penggunaan lahan hutan lindung untuk kegiatan pertambangan. )enyebab k(n!lik sekt(r pertambangan dengan sekt(r lain, antara karena: 1. Sulitnya Mengak(m(dasi +egiatan )ertambangan kedalam )enataan 5uang 7al ini dilatarbelakangi (leh adanya termin(l(gi land use dan land c($er dalam penataan ruang. 8and use Apenggunaan lahanB merupakan al(kasi lahan berdasarkan !ungsinya, seperti permukiman, pertanian, perkebunan, perdagangan, dan sebagainya. Sementara land c($er merupakan al(kasi lahan berdasarkan tutupan lahannya, seperti sa%ah, semak, lahan terbangun, lahan terbuka, dan sebagainya. )ertambangan tidak termasuk ke dalam keduanya, karena kegiatan sekt(r pertambangan baru dapat berlangsung jika ditemukan kandungan p(tensi mineral di ba%ah permukaan tanah pada kedalaman tertentu. Meskipun diketahui memiliki kandungan p(tensi mineral, belum tentu dapat diekspl(itasi seluruhnya, karena terkait dengan besaran dan nilai ek(n(mis kandungan mineral tersebut. )r(ses penetapan ka%asan pertambangan yang membutuhkan lahan di atas permukaan tanah membutuhkan %aktu lebih lama dibandingkan dengan pr(ses penataan ruang itu sendiri. &. Sering Dituduh
sebagai
Liang
+eladiL
+erusakan
8ingkungan
+erusakan akibat pertambangan dapat terjadi selama kegiatan pertambangan maupun pasca pertambangan. Dampak lingkungan sangat terkait dengan tekn(l(gi dan teknik pertambangan yang digunakan. Sementara tekn(l(gi dan teknik pertambangan tergantung pada jenis mineral yang ditambang dan kedalaman bahan tambang, misalnya penambangan batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka, sistem dumping Asuatu cara penambangan batubara dengan mengupas permukaan tanahB. eberapa permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan, antara lain masalah #ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1
tailing, hilangnya bi(di$ersity akibat pembukaan lahan bagi kegiatan pertambangan, adanya air asam tambang. *. Tumpang Tindih )eman!aatan 5uang
dengan
8ahan
+ehutanan
7utan merupakan ek(sistem alami tempat senya%a-senya%a (rganik mengalami pembusukan dan penimbunan secara alami. Setelah cukup lama, materi-materi (rganik tersebut membusuk, akhirnya tertimbun karena terdesak lapisan materi (rganik baru. 6tu sebabnya hutan merupakan tempat yang sangat mungkin mengandung banyak bahan mineral (rganik, yang p(tensial untuk dijadikan sebagai bahan tambang. D. 2nalisa eberapa hal yang berkaitan dengan pers(alan pertambangan kaitanya dengan pers(alan lingkungan dan khususnya dengan masalah kehutanan adalah sebagai berikut : 1. .ampak pertambangan terhadap kerusakan lingkungan +eberadaan industri pertambangan sangat ditentukan (leh karakteristik cadangan dan tergantung pada l(kasi cadangan tersebut. Si!at hakiki dari kegiatan pertambangan adalah membuka lahan, mengubah bentang alam sehingga mempunyai p(tensi merubah tatanan ek(sistem suatu %ilayah baik dari segi bi(l(gi, ge(l(gi dan !isik maupun tatanan s(si(-ek(n(mi dan budaya masyarakat setempat. +arena
si!at
sumberdaya
alam
yang
tidak
dapat
diperbaharui
!nonremo/able# maka dalam kurun %aktu tertentu cadangan sumbernya akan habis dan dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan alam dan lingkungan s(sial. )erubahan bentang alam sebagai akibat kegiatan pertambangan tersebut menimbulkan citra, persepsi dan pengertian masyarakat bah%a kegiatan pertambangan lebih banyak menimbulkan kerusakan dan kerugian masyarakat dibandingkan dengan man!aatnya, khususnya man!aat bagi masyarakat di sekitar tambang.
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
11
/leh karena itu beberapa hal yang harus diperhatikan (leh perusahaan tambang sebelum ber(perasi adalah : a. )erlindungan 8ingkungan )ertambangan dan )asca Tambang )ertambangan tidak dipungkiri berp(tensi menyebabkan gangguan terhadap lingkungan, termasuk !ungsi lahan dan hutan. Tekanan yang besar terhadap pertambangan diakibatkan (leh perilaku beberapa kegiatan pertambangan diakibatkan (leh perilaku beberapa kegiatan pertambangan
yang
memang
harus
dik(reksi,
serta
a%amnya
masyarakat terhadap tekn(l(gi pertambangan yang benar, sehingga muncul persepsi yang kurang pas terhadap pertambangan secara keseluruhan. )ersepsi yang salah tersebut juga mempengaruhi berbagai kebijakan di sekt(r lain yang tentunya tanpa disadari telah mengunci kegiatan sekt(r pertambangan. Salah satu tujuan adanya kegiatan pertambangan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu maka segala kegiatan yang dapat menyebabkan keresahan masyarakat, termasuk kerusakan lingkungan sudah selayaknya dicegah atau paling tidak ditanggulangi. Di samping itu untuk mendukung pembangunan berkelanjutan setelah peri(de pasca tambang, perlu ada kebijakan penutupan tambang yang bertujuan untuk mend(r(ng setiap kegiatan pertambangan mempunyai k(nsep sejak dini mengenai penataan lahan bekas tambang agar aman dan tetap mempunyai !ungsi lingkungan. +(nsep peman!aatan lahan bekas tambang tersebut tentunya harus sesuai dengan rencana pembangunan di daerah dan merupakan kesepakatan tiga unsur utama akt(r pembangunan, yaitu industri pertambangan, pemerintah, dan masyarakat.
Dalam
melaksanakan
penutupan
tambang
%ajib
memenuhi prinsip-prinsip lingkungan hidup, +*, serta k(nser$asi bahan galian. b. +(nser$asi
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1&
Sumberdaya mineral dan batubara adalah sumberdaya alam yang tak terbarukan, maka pengel(laan, pengusahaan, dan peman!aatannya mutlak harus (ptimal, baik bagi perusahaan, masyarakat, pemerintah, maupun lingkungannya. Sehubungan dengan hal tersebut maka segala bentuk pemb(r(san sumberdaya mineral dan batubara harus dicegah dan dihindari. )enerapan
prinsip
k(nser$asi
dapat
dilakukan
dengan
cara
meng(ptimalkan pr(duksi penambangan, peng(lahan, penanganan cadangan marjinal, dan meng(ptimalkan peman!aatan mineral ikutan. Dalam rangka k(nser$asi mineral dan batubara, setiap cadangan yang telah diketahui kualitas dan kuantitasnya !termasuk tailing# harus didata dengan baik, sehingga apabila terjadi perubahan harga di pasaran, antisipasi di lapangan dapat dilakukan dengan baik, tanpa menimbulkan ketidak-e!isienan pr(duksi dan peng(lahanGpemurnian bahan galian. &. 0ulitnya Mengakomodasi 1egiatan Pertambangan kedalam Penataan 2uang 7al ini dilatarbelakangi (leh adanya termin(l(gi land use dan land o/er dalam penataan ruang. 4and use Apenggunaan lahanB merupakan al(kasi lahan berdasarkan !ungsinya, seperti permukiman, pertanian, perkebunan, perdagangan, dan sebagainya. Sementara land o/er merupakan al(kasi lahan berdasarkan tutupan lahannya, seperti sa%ah, semak, lahan terbangun, lahan terbuka, dan sebagainya. )ertambangan tidak termasuk ke dalam keduanya, karena kegiatan sekt(r pertambangan baru dapat berlangsung jika ditemukan kandungan p(tensi mineral di ba%ah permukaan tanah pada kedalaman tertentu. Meskipun diketahui memiliki kandungan p(tensi mineral, belum tentu dapat diekspl(itasi seluruhnya, karena terkait dengan besaran dan nilai ek(n(mis kandungan mineral tersebut. )r(ses penetapan ka%asan pertambangan yang membutuhkan lahan di atas permukaan tanah membutuhkan %aktu lebih lama dibandingkan dengan pr(ses penataan ruang itu sendiri #ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1*
*. Tumpang Tindih Pemanfaatan 2uang dengan 4ahan 1ehutanan 7utan merupakan ek(sistem alami tempat senya%a-senya%a (rganik mengalami pembusukan dan penimbunan secara alami. Setelah cukup lama, materi-materi (rganik tersebut membusuk, akhirnya tertimbun karena terdesak lapisan materi (rganik baru. 6tu sebabnya hutan merupakan tempat yang sangat mungkin mengandung banyak bahan mineral (rganik, yang p(tensial untuk dijadikan sebagai bahan tambang. Saat ini pertambangan sering dilakukan di daerah terpencil, bahkan di ka%asan hutan lindung. )ada dasarnya, dengan atau tanpa pemberlakuan ## 3(.1G1;;;, pertambangan akan selalu bersinggungan dengan ka%asan kehutanan. ## 3(.1G1;;; menimbulkan ruang gerak sekt(r pertambangan semakin terbatas khususnya dalam hal pertambangan di hutan lindung. +arena itu, perlu dirumuskan langkah-langkah yang menguntungkan kedua belah pihak
Awin5win
solutionB,
yang
artinya
menguntungkan
sekt(r
pertambangan sekaligus tidak merugikan ka%asan hutan.
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1
BAB IV PENUTUP
2. +esimpulan Dari tulisan ini dapat disimpulkan bah%a F 1. Dari pertimbangan dari sekt(r pertambangan dan kehutanan, secara teknis di!(rmulasikan luas e!ekti! pertambangan dan luas ka%asan lindung yang besinggungan
dengannya
sehingga
mendapatkan
suatu
m(del
pertambangan di ka%asan lindung yang keselarasan dan tidak melanggar baik itu n(rma hukum maupun n(rma lingkungan. #ntuk menjaga k(nsistensi terhadap pr(ses yang berjalan perlu dilakukan m(nit(ring secara berkala terhadapnya sehingga menjadi e$aluasi umpan balik dalam pengel(laan yang semakin baik. &. +ebijakan sekt(r kehutanan yang berkaitan dengan sekt(r pertambangan antara lain : a. ## 3(.1G1;;; tentang larangan pertambangan terbuka di ka%asan hutan lindung b. )eraturan )emerintah 3(m(r * Tahun && tentang Tata 7utan dan )enyusunan 5encana )engel(laan 7utan, c. +eputusan Menteri +ehutanan 3(m(r
&1G+pts-66G&1
tentang
)enyelenggaraan 7utan +emasyarakatan d. +eputusan Menteri +ehutanan 56 3(m(r *&G+pts-66G&1 tentang +riteria dan Standar )engukuhan +a%asan 7utan e. +eputusan Menteri 8ingkungan 7idup 56 3(m(r 1< Tahun &1 tentang =enis 5encana #saha dan atau +egiatan yang Jajib Dilengkapi 2MD28 !. #ndang-undang 3(m(r & Tahun 1;;; tentang )erimbangan +euangan )usat dan Daerah. *. 2da beberapa isu yang berkaitan dengan pertambangan dan kehutanan, misalnya k(n!lik dalam penataan dan peman!aatan ruang, pelestarian lingkungan, serta k(n!lik pertambangan dengan sekt(r kehutanan dalam penggunaan lahan hutan lindung untuk kegiatan pertambangan. )enyebab sekt(r
pertambangan
k(n!lik
dengan
sekt(r
lain
yaitu
Sulitnya
Mengak(m(dasi +egiatan )ertambangan kedalam )enataan 5uang, Sering
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1
Dituduh sebagai Liang +eladiL +erusakan 8ingkungan, dan Tumpang Tindih )eman!aatan 5uang dengan 8ahan +ehutanan. . Saran #ntuk memecahkan permasalahan tumpang tindih kedua sect(r ini diperlukan rekalkulasi ulang secra teknis antara pertambangan dan kehutanan sehingga
ada
s(lusi
teknis
secara
keruangan
diantara
keduanya.
)erbaikan dan penyesuaian kebijakan yang berkaitan diantaranya sehingga ada kejelasan dan kepastia h(kum terutama mengenai pertambangan di ka%asan lindung yang secara teknis Ctidak mungkin dilakukan dengan amanah ## 1 tahun 1;;; dengan penambangan tertutup.
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
10
DAFTAR PUSTAKA
Direkt(rat Sumber Daya Mineral Dan )ertambangan..&. Mengatasi Tumpang Tindih antara 4ahan Pertambangan dan 1ahutanan . =akarta: Departemen ESDM 56. 2ji, Mukti.&>. 1ehutqnqn 6ersus Pertambangan+ http:GGmuktiaji.bl(gsp(t.c(.idG&>GGkehutanan-$ersus-pertambangan.html Diakses di Samarinda, &1 Mei &10 pukul 1. J6T2
#ndang-undang )ertambangan S1 Teknik )ertambangan
1<