SEMINAR AKUNTANSI IAS NO 2 PERSEDIAAN
OLEH : PERTIWI KUSUMA PUTRI 1511060102
AKUNTANSI PERBANAS INSTITUTE JAKARTA 2017
Pengendalian dan Pengungkapan
Menurut standard akuntansi keuangan IAS 2, dalam hal penyajian persediaan pada laporan keuangan perlu diungkapkan beberapa hal berikut ini : a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan; b) total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual; d) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan; e) jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; f) jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; g) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; dan h) nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Klasifikasi
persediaan
yang
biasa
digunakan
adalah
barang
dagangan,
perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi. Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi. Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan. menggunakan
klasifikasi
Dalam format ini, entitas menyajikan analisa beban
berdasarkan
sifat
dari
beban.
Dalam
kasus
ini,
entitas
mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.
Nilai Realisasi Neto
Nilai Realisasi Neto yaitu : a) Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak, seluruh atau sebagian persediaan telah usang, atau harga jualnya telah menurun b) Biaya persediaan juga tidak akan diperoleh kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat c) Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto konsisten dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaann ya d) Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia pada saat estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan dapat direalisasi. Estimasi ini memertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait dengan peristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang peristiwa tersebut menegaskan kondisi yang ada pada akhir periode. e) Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkan tujuan pengadaan persediaan yang dimiliki. Misalnya, nilai realisasi neto dari jumlah persediaan yang dimiliki untuk memenuhi kontrak penjualan atau jasa yang bersifat pasti didasarkan pada harga kontrak. Jika kontrak penjualan lebih sedikit daripada jumlah persediaan yang dimiliki, maka nilai realisasi neto untuk kelebihannya didasarkan pada harga jual umum. Penyisihan dapat timbul dari kontrak penjualan yang bersifat pasti
yang
melebihi jumlah persediaan yang dimiliki atau dari kontrak pembelian yang bersifat pasti. Penyisihan tersebut diperlakukan sesuai dengan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
Pengakuan Beban
Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi
neto, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. Beberapa persediaan dialokasikan ke pos aset lainnya, misalnya, persediaan yang digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan yang dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa manfaat aset tersebut.
Biaya Rendah Atau Nilai Realisasi Bersih (LCNRV) Sebuah perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika kegunaan masa depan (kemampuan pendapatan-produksi) dari aktiva jatuh dibawah biaya aslinya.
Nilai Realisasi Bersih Aturan Nilai Realisasi Bersih (NRV) mengacu pada jumlah bersih yang perusahaan harapkan untuk terealisasi dari penjualan persediaan. Lebih spesifiknya, nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan normal bisnis dikurangi estimasi biaya untuk menyelesaikan dan estimasi biaya untuk melakukan penjualan.
Contoh :
PT XYZ yang bergerak di bidang manufaktur memiliki persediaan yang belum selesai (WIP) senilai $950 (cost) dan $1,000 (Sales), perkiraan biaya menyelesaikan WIP tersebut adalah sebesar $50 dan estimasi biaya untuk menjual adalah sebesar $200. Maka Nilai Realisasi bersih dapat dihitung dengan rumus : Selling Price – Estimated Cost to Complete – Estimated Cost to Sell $1,000 – $50 – $200 = $750 sehingga, dalam laporan keuangannya entitas melaporkan nilai persediaannya sebesar $750, dan mengakui rugi penurunan nilai persediaan (loss on inventory writedown) sebesar $200. Ilustrasi LCNRV Sebagai indikasi, sebuah perusahaan menilai persediaan pada LCNRV. Perusahaan mengestimasi basis nilai realisasi bersih pada kebanyakan fakta-fakta yang dipercaya dari
jumlah persediaan persediaan bersih (harapan harga penjualan, harapan biaya penyelesaian, dan harapan biaya penjualan).
Metode Mengaplikasikan LCNRV Pengaplikasian LCNRV bisa dilakukan dalam aturan setiap item atau dalam grup item sejenis atau berhubungan, atau total persediaan. Sebagai contoh, dalam industri tekstil, tidak mungkin untuk menentukan harga penjualan untuk setiap item individual tekstil, dan dengan begitu memungkinkan untuk menerapkan nilai realisasi bersih pada semua item tekstil yang akan digunakan untuk memproduksi pakaian. Jika perusahaan menggunakan pendekatan grup item sejenis atau berhubungan atau total persediaan dalam menghitung LCNRV, meningkatkan dalam harga pasar cenderung mengganti penurunan dalam harga pasar.
Contoh :
Penerapan Metode LCNRV ini dapat dilakukan atas setiap persediaan secara individual, ataupun atas kelompok persediaan yang sejenis. Contoh kasusnya adalah adalah pada perusahaan makanan sebagai berikut: Detil Persediaan ($)
Food
Cost
NRV
Nilai Inventory
Spinach
80,000
120,000
80,000
Carrots
100,000
110,000
100,000
Cut Beans
50,000
40,000
40,000
Peas
90,000
72,000
72,000
Mixed Vegetables
95,000
92,000
92,000
TOTAL NRV
384,000
Jika diterapkan secara kelompok hasilnya adalah sebagai berikut:
Food
Cost
NRV
Spinach
80,000
120,000
Carrots
100,000
110,000
Cut Beans
50,000
40,000
NRV FROZEN
230,000
270,000
Peas
90,000
72,000
Mixed Vegetables
95,000
92,000
NRV Canned Food
185,000
164,000
Nilai Inventory
Frozen food
230,000
FOOD Canned Food
164,000 394,000
Total Inventory Value per group Total Inventory
415,000
434,000
415,000
Values per Total
Mencatat Nilai Realisasi Bersih Sebagai Pengganti Biaya Satu dari dua metode mungkin digunakan untuk mencatat efek laba dari menilai persediaan pada nilai realisasi bersih. Metode pertama, merujuk pada Metode Harga Pokok Penjualan, debit Harga Pokok Penjualan kepada penghapusan Persediaan untuk nilai realisasi bersih. Sebagai hasilnya, perusahaan tidak melaporkan kerugian dalam laporan laba-rugi karena harga pokok penjualan sudah termasuk dalam jumlah kerugian. Metode kedua, merujuk pada Metode Rugi, debit akun Rugi kepada penghapusan Persediaan untuk nilai realisasi bersih.
Penggunaan Pencadangan Sebagai pengganti mengkredit akun Persediaan untuk penyesuaian nilai realisasi bersih, perusahaan biasanya menggunakan akun Pencadangan, yang biasa dikenal sebagai “Pencadangan untuk Mengurangi Persediaan Kepada Nilai Realisasi Bersih.”
Pemulihan Kerugian Persediaan Dalam periode penghapusan, kondisi ekonomi mungkin berubah seperti nilai realisasi bersih dari persediaan sebelum penghapusan mungki lebih besar dari pada biaya. Dalam situasi ini, jumlah penghapusan dikembalikan, dengan pembalik terbatas untuk jumlah penghapusan asli.
Basis Penilaian Situasi Penilaian Spesial Untuk kebanyak, perusahaan mencatat persediaan pada LCNRV. Bagaimanapun, ada beberapa situasi dimana perusahaan meninggalkan aturan LCNRV. Seperti perlakuan mungkin tepat dalam situasi etika biaya sulit untuk ditentukan, item siap dipasarkan pada harga pasar kuota, dan unit produk yang dapat dipertukarkan. Dalam bagian ini, ada dua situasi, yaitu : 1. Aktiva Agrikultural (termasuk aktiva biologi dan hasil bumi agrikultur). 2. Komoditas yang ditahan oleh pedagang perantara.
Penilaian Menggunakan Nilai Penjualan Relatif Masalah spesial muncul ketika perusahaan menbeli sebuah grup dari unit yang bervariasi dalam pembelian harga borongan, dipanggil sebagai pembelian keranjang. Pendekatan ini mungkin tidak akan mengenali banyaknya variasi dalam ukuran, bentuk, dan daya pikat. Oleh karena itu, untuk keakuratan nilai tiap unitnya, praktik biasa dan masuk logika adalah mengalokasikan total diantara berbagai unit pada basi nila penjualan relatif.
Komitmen Pembeliaan - Masalah Spesial Dalam banyak kegiatan garis bisnis, perusahaan bertahan dan meneruskan profabilitas mengandalkannya dengan mempunyai stok barang dagangan untuk memenuhi permintaan konsumen. Sebagai konsekuensi, perusahaan harus membuat komitmen pembelian, dimana perjanjian untuk membeli persediaan per minggu, bulan, atau bahkan setahun dalam kelanjutannya. Jika harga kontrak lebih besar daripada harga pasar, dan pembeli mengharapkan kerugian yang terjadi ketika pembeliaan diakibatkan, pembeli harus mengenali sebuah kewajiban dan kerugian dalam periode selama penurunan harga pasar mengambil alih.
Contoh :
Terdapat 2 metode pencatatan NRV yaitu yang disebut dengan COGS Method dan Loss Method. Apabila diketahui bahwa :
COGS (sebelum penyesuaian ke NRV)
$108,000
Ending inventory (cost)
82,000
Ending inventory (NRV)
70,000
Maka pencatatan dengan menggunakan kedua metode di atas adalah sebagai berikut: COGS Method : COGS
12,000
Inventory
12,000
Loss Method : Loss due to decline of inventory to NRV
12,000
Inventory
12,000
Alternatif metode pencatatan lainnya adalah dengan menggunakan estimasi, yaitu dengan mengkredit akun allowance to reduce inventory to NRV , sehingga jurnal yang terjadi adalah: Loss due to decline of inventory to NRV
12,000
Allowance to reduce inventory to NRV
12,000
Apabila dalam tahun berikutnya NRV menjadi $74,000 maka entitas dapat mencatatnya sebagai recovery of inventory loss dengan jurnal sebagai berikut: Allowance to reduce inventory to NRV Recovery of inventory loss
4,000 4,000
Pengendalian
Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Klasifikasi
persediaan
yang
biasa
digunakan
adalah
barang
dagangan,
perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi. Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi. Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan. menggunakan
klasifikasi
Dalam format ini, entitas menyajikan
berdasarkan
sifat
dari
beban.
Dalam
analisa beban
kasus
ini,
entitas
mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.
Pengungkapan
Pengungkapan yang disyaratkan yaitu: a) kebijakan akuntansi untuk persediaan tercatat, b) umumnya diklasifikasikan sebagai barang dagangan, persediaan, bahan, barang dalam proses, dan barang jadi. Klasifikasi tergantung pada apa yang tepat untuk entitas c) jumlah tercatat setiap persediaan dilakukan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual jumlah setiap penurunan persediaan yang diakui sebagai beban dalam jumlah periode d) setiap pembalikan dari write-down untuk NRV dan keadaan yang menyebabkan pembalikan e) persediaan tercata yang dijadikan jaminan untuk kewajiban f) biaya persediaan yang diakui sebagai beban (harga pokok penjualan)
IAS 2 mengakui bahwa beberapa perusahaan mengklasifikasikan biaya laporan laba rugi oleh alam (bahan, tenaga kerja, dan sebagainya) bukan oleh fungsi (harga pokok penjualan, beban penjualan, dan sebagainya, Dengan demikian, sebagai alternatif untuk mengungkapkan
beban
pokok
penjualan,
IAS
2
memungkinkan
entitas
untuk
mengungkapkan biaya operasi diakui selama periode oleh alam dari biaya (bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, biaya operasi lainnya) dan jumlah bersih mengubah persediaan untuk periode
Contoh Perhitungan : Arus Biaya :
Metode Average:
Metode First in First Out (FIFO):
Metode Last In First Out (LIFO) :