Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PADA DIVISI BOILER MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) Supriyadi1, Fauzi Ramdan1 Universitas Serang Raya
[email protected] Abstrak Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui jenis bahaya, penilaian risiko berdasarkan sumber bahaya dan penilaian risiko berdasarkan jenis bahaya di divisi boiler. Pengambilan data mengenai identifikasi dan penilaian risiko dianalisa dengan HIRARC kemudian dievaluasi dan ditentukan upaya perbaikan dan pengendalian risiko bahaya di tempat kerja sehingga tempat kerja menjadi aman. Hasil penelitian menunjukkan sumber bahayanya adalah debu batu bara, percikan api, radiasi panas, terjatuh, terjepit, percikan batu bara, kebisingan, listrik bertekanan tinggi, ledakan, terbakar, material panas, terkena bahan kimia, menghirup bahan kimia, uap panas, kebocoran pada steam drum, air panas, tekanan gas berlebih dan bara api. Penilaian berdasarkan sumber bahaya pada divisi boiler memiliki tingkatan Extrim Risk ( 8%), High Risk (14%), Moderate Risk (35%) dan Low Risk (43%). Penilaian Risiko berdasarkan jenis bahaya pada divisi boiler memiliki tingkatan risiko mulai dari skor terendah hingga tinggi adalah bahaya Mekanis (25%), bahaya Listrik (10%), bahaya Kimia ( 6%) dan bahaya fisik (59%).
Kata Kunci: Identifikasi Bahaya; Keselamatan Kerja; Risiko, dan HIRARC.
HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT IN BOILER DIVISION USING HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) Abstract Every workplaces have always risk of accidents which need efforts to prevention and control it doesnot happen. Occupational risks hazard identification is an early step that must be considered by the company. The purpose of the study is to determine the type of hazard, risk assessments based on sources hazard and risk assessment based on the types of hazards in the boiler division. Data collection on the identification and assessment of risks analyzed by HIRARC, evaluated and find the better solution to determined and control hazards in the workplace so that the workplace safely. The result showed the sources of the dangers are charcoal dust, sparks, heat radiation, falls, pinched, charcoal sprinkle, noise, electric high pressure, explosion, fire, hot material, exposed to chemicals, inhaling chemicals, steam, leaks in drum steam, hot water, excess gas pressure and embers. The rate based on hazardsources in the boiler division has Extrim Risk levels (8%), High Risk (14%), Moderate Risk (35%) and Low Risk (43%). Risk assessment based on the type of hazard in the boiler division have risk levels ranging from high to the lowest score is the danger of Mechanical (25%), Electrical hazard (10%), chemical hazards (6%) and physical hazards (59%).
Keywords: Hazard Identification; Work safety; Risks and HIRARC
161
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686 Proses
Pendahuluan Setiap
merupakan tempat
kerja
selalu
mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besar
kecilnya
risiko
yang
terjadi
tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan
berhubung
kerja
pada
perusahaan. Hubungan kerja ini dapat diartikan kecelakaan terjadi dikarenakan pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
Secara
umum
kecelakaan
disebabkan
oleh
tindakan
perbuatan
tidak
memenuhi
manusia
yang
keselamatan ( unsafe human action) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition) (Suma’mur, 2014).
manajemen merupakan
karakteristik
melakukan
tentang
kecelakaan
studi agar
upaya pencegahan dan penanggulangannya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling tepat. Analisa tentang kecelakaan dan
risikonya
dilakukan
atas
dasar
pengenalan atau identifikasi bahaya di lingkungan kerja dan pengukuran bahaya di tempat kerja. Secara garis besar ada empat faktor utama yang mempengaruhi kecelakaan
yaitu
lingkungan
dan
alat-alat kepada
sendiri. (Suma'mur, 2014)
satu
risiko. proses
bagian
penilaian untuk
dari risiko
menentukan
risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Proses identifikasi bahaya bisa dimulai berdasarkan kelompok, seperti : kegiatan, lokasi, aturan-aturan, dan fungsi atau proses produksi. Ada berbagai cara yang
dapat
dilakukan
guna
mengidentifikasi bahaya di lingkungan kerja,
misalnya
melalui
inspeksi,
informasi, mengenai data kecelakaan kerja, penyakit dan absensi, laporan dari tim K3, P2K3, supervisor dan keluhan pekerja, pengetahuan tentang industri, lembar data keselamatan bahan dan lain-lain.
kerja dapat direncanakan, dilakukan dan dengan
salah
bahaya
prioritas pengendalian terhadap tingkat
Upaya pencegahan kecelakaan akibat
dipantau
identifikasi
mekanik, manusianya
Salah satu sistem manajemen K3 yang
berlaku
seacara
global
atau
internasional adalah OHSAS 18001;2007. Menurut OHSAS 18001, manajemen K3 adalah upaya terpadu untuk mengelola risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan cidera pada manusia,
kerusakan
atau
gangguan
terhadap perusahaan. Manajemen risiko terbagi atas tiga bagian yaitu Hazzard Identification, Risk Assesment And Risk Control (HIRARC). Metode ini merupakan bagian dari manajemen risiko dan yang menentukan arah penerapan K3 dalam perusahaan (Ramli, 2010).
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 Metode
HIRARC
(Hazard
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
konstruksi,
pemerikasaan
yang
tidak
Indentification Risk Assessment And Risk
lengkap, air pengisi boiler, peralatan
Control)
pengaman,
adalah
serangkaian
proses
pengoperasian
dan
identifikasi bahaya yang terjadi dalam
maintenance, serta kelalaian operator. Hal
aktivitas rutin maupun non rutin di
tersebutlah yang merupakan risiko-risiko
perusahaan
yang memungkinkan terjadinya ledakan
yang
diharapkan
dapat
dilakukan usaha untuk pencegahan dan
pada boiler.
pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang
terjadi
menghindari dengan
diperusahaan,
dan
minimalisir
risiko
serta
cara
menghindari
yang dan
tepat
dengan
akan
berdampak
besar
pada
suatu
perusahaan dan pada karyawan yang bekerja
pada
perusahaan
itu
sendiri.
risiko
Bahaya (Hazzard) adalah suatu suatu
serta
kondisi atau tindakan atau potensi yang
pengendaliannya dalam melakukan proses
dapat menimbulkan kerugian terhadap
kegiatan
perbaikan
dan
manusia, harta benda, proses, maupun
sehingga
prosesnya
menjadi
terjadinya
mengurangi
Besar kecil nya suatu kecelakaan
kecelakaan
kerja
perawatan aman.
lingkungan.
Sehingga
Identifikasi bahaya serta penilaian risiko
metode
dan pengendaliannya merupakan bagian
assessment
dari
yang
bertujuan agar mampu mengidentifikasi
sistem
potensi bahaya, mampu menilai risiko,
manajemen keselamatan dan kesehatan
serta mampu mengendalikan risiko sesuai
kerja yang terdiri dari identifikasi bahaya
dengan
(hazard indentification), penilaian risiko
menciptakan kondisi kerja yang aman
(risk assessment) dan pengendalian risiko
sehingga
(risk control).
kecelakaan, dan penyakit akibat kerja.
sistem
merupakan
manajemen dasar
dari
risiko SMK3
hazzard
digunakanlah
identification,
and
norma
risk
K3
dapat
risk
control.
sehingga
mencegah
Yang
dapat
kejadian,
Proses produksi pada divisi boiler
Tujuan dari penelitian ini adalah
memiliki potensi bahaya atau risiko yang
untuk mengetahui jenis bahaya di divisi
sangat besar maka sangatlah penting
boiler,
meningkatkan pembinaan dan pengawasan
keselamatan
dibidang keselamatan kerja. Beberapa hal
berdasrkan sumber bahaya pada di divisi
yang mempunyai potensi bahaya atau
boiler dan mengetahui penilaian risiko
kecelakaan diantaranya ialah pemakaian
keselamatan
bahan untuk konstruksi boiler, desain
berdasarkan jenis bahaya di divisi boiler
mengetahui dan
dan
penilaian
risiko
kesehatan
kerja
kesehatan
kerja
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
HIRARC Tinjauan Teoritis Menurut Suma’mur
(2014),
keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Salah satu tujuan K3 adalah untuk mencapai Zero Accident. (Ramli. 2010.) Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan
yang
tidak
diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang
baik.
Sehingga
memungkinkan
manajemen untuk meningkatkan dengan
cara
mengidentifikasi
hasil dan
menganalisis risiko yang ada (Soputan et, al, 2014). Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010). Implementasi
K3
dimulai
dengan
perencanaan yang baik dimulai dengan identifikasi
bahaya,
penilaian
dan
pengendalian risiko HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control). Penilaian risiko menurut standard AS/NZS
4360,
kemungkinan
atau
Likelihood diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang terjadi setiap saat.
merupakan
proses
yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya pada tempat kerja dan metode yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya yang teridentifikasi. Program pengendalian bahaya
(Achmad,
Implementasi
K3
perencanaan
yang
identifikasi
bahaya,
pengendalian
et,al,
2016).
dimulai
dengan
baik
risiko
diataranya,
penilaian yang
dan
merupakan
bagian dari manajemen risiko. HIRARC inilah yang menentukan arah penerapan K3 dalam perusahaan. Berikut ini merupakan langkah-langkah manajemen resiko dengan menggunakan HIRARC: 1. Hazard Identification 2. Risk Assesment 3. Risk Control Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam mengembangkan manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis bahaya
untuk dalam
mengetahui aktivitas
adanya
organisasi.
Idenfikasi risiko merupakan landasan dari manajemen risiko. Identifikasi bahaya memberikan berbagai manfaat antara lain : a) Mengurangi
Peluang
Kecelakaan
identifikasi bahaya dapat mengurangi peluang terjadinya kecelakaan, karena identifikasi bahaya berkaitan dengan faktor penyebab kecelakaan.
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
b) Untuk memberikan pemahaman bagi
Berikut ini matrik yang digunakan
semua pihak mengenai potensi bahaya
untuk penilaian dalam jurnal penyusunan
dari aktivitas perusahaan sehingga
HIRARC (Irawan et, al, 2015)
dapat
meningkatkan
dalam
kewaspadaan
menajalankan
operasi
perusahaan.
Tabel 1 Skala “Probability” Pada Standard AS/NZS 4360 Tingkat
c) Sebagai landasan sekaligus masukan
1
untuk menentukan strategi pencegahan
Kriteria Insignifican (tidak bermakna)
dan pengamanan yang tepat dan efektif. Dengan mengenal bahaya yang
2
Minor (kecil)
3
Moderate (sedang)
4
Major (besar)
5
Catastrophic (bencana)
ada, manajemen dapat menentukan skala prioritas penanganannya sesuai dengan tingkat risikonya sehingga diharapkan hasilnya akan lebih efektif. d) Memberikan
informasi
yang
terdokumentasi
mengenai
sumber
bahaya
perusahaan
kepada
dalam
semua pihak khususnya pemangku kepentingan.
Dengan
demikian
mereka dapat memperoleh gambaran
Tingkat 1
Kriteria Insignifican (tidak bermakna)
dilakukan. potensi
bahaya
yang
2
Minor (kecil)
3
Moderate (sedang)
4
Major (besar)
5
Catastrophic (bencana)
diidentifikasi bahaya risiko melalui analisa dan
evaluasi
bahaya
risiko
yang
dimaksudkan untuk menentukan besarnya risiko
dengan
mempertimbangkan
kemungkinan terjadi dan besar akibat yang ditimbulkan. Dari hasil analisa dapat diditentukan peringkat nilai risiko sehingga
Cidera ringan memerlukan perawatan p2k3 langsung dapat ditangani di lokasi kejadian, kerugian material sedang Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian material cukup besar. Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total kerugian material besar Menyebabkan bencana material sangat besar
Tabel 2. Skala “Severity” Pada Standard AS/NZS 4360
mengenai risiko suatu usaha yang akan
Penilaian
Penjelasan Tidak ada kerugian, material sangat kecil
Penjelasan Tidak ada kerugian material sangat kecil Cidera ringan memerlukan perawatan p2k3 langsung dapat ditangani di lokasi kejadian kerugian material sedang Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian material cukup besar. Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total kerugian material besar Menyebabkan bencana material sangat besar
dapat di lakukan penilaian risiko yang memiliki
dampak
penting
terhadap
perusahaan dan risiko tidak penting.
Tabel 3. Skala “Risk Matrik” Pada Standard AS/NZS 4360
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 Kemungkinan 5 4 3 2 1
Konsekuensi 2 3 H E H E M H L M L M
1 H M L L L
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
ekonomis. Misal : bahaya jatuh, bahaya 4 E E E H H
5 E E E E H
ergonomic, bahaya confined space, bahaya bising, bahaya kimia. Semua ini harus dieliminasikan jika berpotensi berbahaya. 2. Subtitusi
Hasil
dari
risk
assessment
akan
dijadikan dasar untuk melakukan risk control. Kendali (kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan yang diambil
untuk
meminimalisir
atau
mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui eliminasi, subtitusi engginering control warning system administrative control dan alat pelindung diri
Metode
pengendalian
ini
bertujuan
untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini akan menurunkan bahaya dan risiko melalui sistem ulang maupun desain ulang. Missal : system otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau bersih. 3. Engineering Control
Gambar 1. Hirarki Pengendalian Sumber: Wibowo (2016) 1. Eliminasi Hirarki teratas adalah eliminasi dimana menghilangkan pekerjaan yang berbahaya, alat, proses, mesin atau zat dengan tujuan untuk melindungi pekerja. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan perilaku pekerja dalam menghindari risiko, namun demikian penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit system mesin atau peralatan. 4. Warning system Pengendalian bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan, intruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya bahaya dilokasi tersebut. Sangatlah penting bagi semua orang mengetahui dan memperhatikan tanda-tanda peringatan yang ada dilokasi
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 kerja
sehingga
mereka
dapat
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
kemampuan APD menjadi berkurang
mengantisipasi adanya bahaya yang akan
kegunaanya. Karena
kondisi APD
memberikan dampak kepadanya. Aplikasi
menentukan
perlindungan
didunia industri untuk pengendalian jenis
yang
ini antara lain berupa Alarm system,
manfaat
diberikannya.
e. Lindungi keluarga, jangan sampai
detector, asap, tanda peringatan.
membawa kontaminasi bahaya dari
5. Administrative Control
tempat kerja ke keluarga atau teman-
Pengendalian melakukan
bahaya
modifikasi
pada
dengan
teman anda dirumah,
interaksi
APD ditempat kerja.
tinggalkan
pekerja dengan lingkungan kerja, seperti rotasi kerja, pelatihan, pengembangan standar kerja (SOP), shift kerja, dan
kualitatif
6. Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri dirancang untuk melindungi diri dari bahaya di lingkungan kerjaserta zat pencemar, agar tetap selalu aman dan sehat. Adapun langkah-langkah
studi
apabila
peralatan
pelindung pribadi yang digunakan tidak tepat untuk pekerjaan, atau tidak nyaman atau tidak sesuai sebagaimana mestinya dengan mengatakan kepada kerja atau kepada
untuk
mendapatkan informasi mengenai risiko keselamatan pekerja yang bekerja di divisi boiler, kemudian dibandingkan dengan hasil observasi yang telah di observasi oleh
metode HIRARC (Hazzard Identification Risk Assesment And Risk Control) yang dimulai dengan mengidentifikasi risiko, cara
menilai
c. Tetap selalu diberitahukan pastikan lingkungan kerja selalu terinformasi tentang sifat dari bahaya atau risiko dijumpai. yang digunakan,
dengan tidak merusak atau merubah
risikonya
hingga
pengendalian risikonya. Pengolahan dan analisis data yang dilakukan
supervisor.
d. Perhatikan APD
ditujukan
keselamatan kerja dengan menggunakan
a. Selalu gunakan APD b. Bicarakanlah,
yang
peneliti untuk menentukan tingkat risiko
keselamatan APD antara lain :
yang mungkin
merupakan
evaluasi dengan menggunakan pendekatan
housekeeping.
rekan-rekan
Metode Penelitian Penelitian ini
untuk
menganalisis
risiko
keselamatan kepada pekerja di divisi boiler adalah
dengan
menggunakan
metode
HIRARC. Pengolahan dan analisis data yang dilakukan adalah untuk mencari faktor
penyebab
masalah
tertinggi pada divisi boiler
kecelakaan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 Analisa
data
dimulai
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
dengan
dari ketinggian karena design boiler di
menghitung nilai risiko yang diperoleh dari
perusahaan ini sangat besar dan tinggi
hasil rating konsekuensi, paparan dan
konstruksinya, jadi kemungkinan pekerja
kemungkinan, sehingga diperoleh nilai
untuk terjatuh selalu ada. Lalu kebisingan
risiko dalam tahap penilaian tingkat risiko
dari
dalam bentuk skor. Selanjutnya skor yang
merupakan sumber bahaya yang terdapat
diperoleh di analisis dengan standar yang
pada divisi boiler ini.
alat
boiler
serta
radiasi
panas
ada untuk melihat apakah nilai tersebut
Jenis bahaya pada lingkungan kerja
masih bisa di terima atau tidak dan apakah
dalam boiler terdapat empat jenis bahaya
perlu penanganan lain untuk mengurangi
diantaranya adalah bahaya fisik, bahaya
risiko tersebut sampai pada batas yang bisa
mekanis, bahaya kimia dan bahaya listrik.
diterima pekerja.
Bahaya fisik terdapat pada pekerjaan yang efek bahayanya berdampak kepada pekerja
Hasil Penelitian
baik secara langsung (tersembur material
Pengolahan data akan dilakukan
panas dan uap panas) atau berdaya jangka
dengan metode HIRARC yang terdiri dari
waktu
(gangguan
pendengaran
akibat
hazard identification, risk assessment, dan
kebisingan). Bahaya mekanis bersumber
risk control. Potensi penurunan risk rating
dari peralatan mekanis atau benda-benda
akan dibuat setelah pembuatan risk control.
yang dikerjakan oleh pekerja (terjepit
Potensi penurunan dibuat sebagai acuan
blower). Bahaya kimia bersumber dari
atau target dari hasil risk control.
bahan-bahan atau zat kimia. Dan bahaya listrik yang dapat mengakibatkan berbagai
Identifikasi
Bahaya
(Hazard
Identification) Berdasarkan hasil wawancara yang
bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik dan korsleting. Risiko
merupakan
perwujudan
dilakukan oleh peneliti kepada pihak HSE,
profesi yang mengakibatkan kemungkinan
operator boiler, serta pihak maintenance
kerugian menjadi lebih besar. Dalam
diketahui bahwa sumber bahaya yang
pekerjaan di divisi boiler terdapat beberapa
terdapat pada divisi boiler adalah berasal
potensi bahaya yang berakibat risiko.
dari material bahan bakar yang panas, debu
Bermacam-macam risiko yang terdapat
batubara, air dan uap yang dihasilkan
pada di lingkungan kerja pada divisi boiler
boiler, listrik bertekanan tinggi serta jatuh
diantaranya adalah : terjepit, terjatuh dari ketinggian,
luka
bakar,
gangguan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
pendengaran, kebisingan, tersengat listrik
pembakaran
dan lain-lain. Observasi pada tahap ini dibuat
6
Bunker
untuk mengidentifikasi bahaya risiko pada divisi boiler agar bisa mengetahui dan menilai risikonya serta dapat menganalisa
7
Coal Feader
kegiatanya prosesnya dilaksankan secara rutin dan tidak rutin atau darurat dan mengetahui bahaya tersebut penting atau tidaknya dalam pandangan pihak pihak terkait. Berikut tabel hasil observasi yang
8
Furnace
di buat terkait tindakan identifikasi bahaya pada divisi boiler.
Tabel 4. Identifikasi bahaya pada divisi boiler No
1
2
Lokasi
Gudang (Warehouse)
Hopper
Conveyor
3
4
5
Crusher
Triway
Aktifitas Pembongkaran awal pada batubara yang diangkut menggunakan truck kontainer dan batu bara disimpan untuk proses pembakaran Proses perojokan batubara pada area tersebut yang akan di alirkan ke masing-masing conveyor jika ada sumbatan pada area tersebut Menyalurkan batubara yang sudah siap untuk digunakan untuk proses selanjutnya dalam proses pembakaran Memecahkan batubara sesuai dengan ukuran yang sudah ditetapkan agar proses pembakaran dapat berjalan dengan lancar, jika bahan bakarnya sesuai dengan yang dibutuhkan Memisahkan batu bara yang sudah sudah sesuai dengan ukurannya pada boiler 1 dan 2 untuk proses
Potensi Bahaya 1. Debu Batu Bara 2. Percikan Api
Nomor Bahaya DB/01/01
3. Radiasi Panas
DB/01/03
1.Radiasi Panas
DB/02/01
2. Terjatuh
DB/02/02
1. Terjepit
DB/03/01
2. Radiasi Panas
DB/03/02
9
DB/01/02
10
1. Debu Batu Bara 2. Percikan Batu Bara
3. Kebisingan
11
Chemical Maintanance Boiler
Line Steam
Reheater
DB/04/01 DB/04/02
DB/04/03 12
1. Terjepit
DB/05/01
2. Listrik Bertekanan Tinggi
DB/05/02
Steam Drum
Menampung batu bara yang akan di bakar pada furnace setelah dibawa conveyor sebelum batu bara tersebut diumpan melalui coal feader Menerima batubara dari bunker batubara dan mengontrol jumlah batu bara yang dimasukan kedalam pulverizer Proses keseluruhan pada proses pembakaran pada boiler yang sudah memenuhi persyaratan sebelumnya serta harus mementingkan safety untuk proses pembakaran ini Mengendalikan pH dan pengendalian korosi pada metal pipa air dan uap boiler. Karena kandungan air umpan boiler sering mengandung kotoran yang merusak operasi boiler dan efesiensi, maka zat inilah yang akan memperbaiki masalah tersebut Mengatur jalannya uap pada proses pembakaran agar uap-uap tersebut stabil kandungannya sampai ke steam drum Memanaskan (menaikan) kembali temperatur uap pada superheater untuk mendapatkan panasnya kembali pada proses ini Menampung air yang berasal dari economizer untuk dipanaskan dengan metode siklus air normal, dimana air yang temperaturnya lebih rendah akan turun dan air yang temperaturnya akan masuk ke drum sambil melepaskan uapnya untuk dipisahkan antara
1. Radiasi Panas
DB/06/01
2. Terjatuh
DB/06/02
1. Debu Batu Bara
DB/07/01
DB/07/02 2. kebisingan 1. Ledakan
DB/08/01
2. Terbakar
DB/08/02
3. Material panas 4. Debu Batu Bara 5. Radiasi Panas 6. Kebisingan 7. Listrik Bertekanan Tinggi 1. Terkena bahan kimia
DB/08/03
2. Terhirup
DB/09/02
1. Kebisingan
DB/10/01
2. Radiasi Panas
DB/10/02
1. Listrik Bertekanan Tinggi
DB/11/01
1. Uap Panas 2. Radiasi Panas
3. Kebocoran pada drum
DB/08/04 DB/08/05 DB/08/06 DB/08/07
DB/09/01
DB/12/01 DB/12/02
DB/12/03
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 uap dan airnya
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Cyclone
Super Heater
Economizer
Chimney
Downcomer
Scootblower
Safety Valve
Burner
Id Fan
Menampung batu bara yang tidak terbakar dalam proses furnace agar di dorong kembali menggunakan kompresor supaya masuk kembali pada proses furnace Memanaskan lanjut uap saturated (uap jenuh sampai mengasilkan uap yang benar-benar kering) Memanaskan air setelah melewati high pressur heater, pemanasannya dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas yang merupakan sisa pembakaran dalam furnace Menyediakan ventilasi untuk gas buang panas atau asap dari tungku boiler untuk dibuang ke atmosfer luar Mengalirkan bulirbulir air panas yang akan dipanaskan melalui pipa-pipa yang tersusun dalam dinding furnace Membersihkan deposit, abu dan slag dengan menggunakan uap sehingga debu, abu atau jelaganya dapat terbawa oleh aliran gas Melindungi dari bahaya tekanan berlebih pada uap boiler, serta untuk melindungi perpipaan dan alat-alat proses lainnya Membakar batubara dan pasir silika serta digunakan juga High Speed Diesel agar batu bara lebih mudah terbakar Membuat vakum pada boiler sehinga laju aliran gas menjadi lancar dan menghisap gas pembakaran mulai dari furnace, melewati air heater hingga menuju stack (cerobong asap)
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686 Dari hasil wawancara dan tabel
1. Debu Batu Bara
DB/13/01
identifikasi yang dibuat peneliti dalam lembar
2. Percikan Api
DB/13/02
observasi,
maka
peneliti
menemukan 21 aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang bekerja di
1. Uap Panas
DB/14/01
2. Air Panas
DB/14/02
1. Uap Panas 2. Listrik Bertekanan Tinggi
divisi boiler. Mereka hanya mengutarakan bahaya-bahaya yang berasal dari material panas atau bahan bakar, kebisingan dan
DB/15/01
listrik yang dapat dikatakan mempunyai
DB/15/02
risiko tinggi, namun belum mengetahui secara keseluruhan sumber bahaya yang
3. Tekanan Gas berlebih
DB/15/03
1. Debu Batu Bara
DB/16/01
2. Radiasi Panas
DB/16/02
terdapat di lingkungan kerja divisi boiler.
Penilaian Resiko (Risk Assessment) Penilaian
potensi
bahaya
yang
diidentifikasi bahaya risiko melalui analisa 1. Air Panas
DB/17/01
dan
evaluasi
bahaya
risiko
yang
dimaksudkan untuk menentukan besarnya 1. Debu Batu Bara
DB/18/01
2. Radiasi Panas
DB/18/02
1. Tekanan Gas berlebih
DB/19/01
2. Debu Batu Bara
DB/19/02
1. Terbakar
risiko
dengan
mempertimbangkan
kemungkinan terjadi dan besar akibat yang ditimbulkan.
Penelitian
resiko
(risk
assessment) mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa resiko (risk analysis)
DB/20/01
dan mengevaluasi risiko (risk evaluation). Parameter yang digunakan untuk melakukan
penilaian
resiko
adalah
2. Bara api DB/20/02
likelihood dan severity. Likelihood adalah probabilitas terjadinya kecelakaan kerja.
1. Debu Batu Bara
DB/21/01
2. Listrik Bertekanan Tinggi
DB/21/02
Parameter pengukuran likelihood yang digunakan dalam penelitian ini adalah seberapa sering terjadinya kegiatan yang dapat memicu kecelakaan kerja. Risk rating menggambarkan seberapa besar
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 dampak
dari
potensi
bahaya
yang
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686 Persentase hasil Risk Assesment
diidentifikasi yang kemudian akan dilihat dengan bantuan tabel risk matrix. Contoh
8%
dari risk assessment pada Tabel 5.
14%
Low
43%
Moderat
Tabel 5. Contoh Penilaian Risiko pada
High
35%
Warehouse Lokasi
Potensi Bahaya
Debu Batu Bara
Nomor Bahaya
DB/01/01
Rutin[R] Non Rutin [NR] Darurat [D]
P
R
4
S
Skor
Extrim
Risiko
Gambar 2. Persentase Risiko 1
4
M
Persentase Hasil Risk Assesment Warehouse
Percikan Api
DB/01/02
NR
3
2
6
M
Radiasi Panas
DB/01/03
R
4
1
4
M
Bahaya Mekanis
25%
Bahaya Listrik
59%
10%
Bahaya Kimia
6%
Bahaya Fisik
Hasil Penilaian berdasarkan risk assessment diketahui nilai risiko dan persentase risiko dari seluruh potensi bahaya yaitu, risiko ringan (low risk)
Gambar 3. Persentase Jenis Bahaya Pengendalian Risiko (Risk Control) Risk
control
bertujuan
untuk
sebanyak 21 jenis bahaya (42.8%), risiko
meminimalkan tingkat risiko dari potensi
sedang (moderate risk) sebanyak 17 jenis
bahaya yang ada.. Contoh dari risk control
bahaya (34.7%), risiko tinggi (high risk)
dapat dilihat pada Tabel 6
sebanyak 7 jenis bahaya (14.3%) dan risiko tinggi (extrim risk) sebanyak 4 jenis
Tabel 6. Pengendalian Risiko Nomor Bahaya
bahaya (8.2%). Dan berdasarkan jenis bahayanya yaitu, bahaya mekanis sebanyak 12 jenis bahaya (24.5%), bahaya listrik sebanyak 5 jenis bahaya (10.2%), bahaya kimia sebanyak 3 jenis bahaya (6.1%) dan bahaya fisik sebanyak 29 jenis bahaya (59.2%).
DB/01/01
Pengendalian Keselamatan Kerja
Kesehatan Kerja
1. Pembinaan
1. Pengujian Kesehatan
Keselamatan Kerja 2. APD 3. Rambu K3
Pembahasan
2. Fasilitas K3
Lingkungan Kerja 1. Monitoring Lingkungan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 Di tempat kerja terdapat sumber bahaya yang beraneka ragam mulai dari kapsitas
bahaya
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
mengakibatkan
kebutaan
jika
tidak
memakai APD dengan tepat.
yang rendah hingga
2. Bahaya Mekanis, yaitu terjepit pada
bahaya yang tinggi. Jenis kategori hazard
area hooper, terjatuh dari ketinggian
adalah bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya
pada area bunker, mengalami gangguan
mekanik,
bahaya
elektrik,
bahaya
pendengaran dari suara atau kebisingan
ergonomi,
bahaya
kebiasaan,
bahaya
pada area line steam serta terjadi nya
lingkungan, bahaya biologi, dan bahaya
kebakaran atau ledakan pada area
psikologi (Wijaya, et, al, 2015). Hadi et, al
furnace dan area steam drum.
(2014) membedakan jenis hazard terbagi
3. Bahaya Listrik, Yaitu terkena aliran
atas . bahaya fisik, bahaya ergonomi,
listrik
bahaya kimia, bahaya biologi, dan bahaya
mengalami
psikologi. Bahaya hazard dapat dibagi
meninggal dunia, pada area boiler di
menjadi
bahaya
perusahaan ini memang menggunakan
kesehatan, bahaya kecelakaan, dan bahaya
listrik bertekanan tinggi akan tetapi
lingkungan (Halim & Panjaitan, 2016).
pada area triway, furnace, reheater,
3
kategori,
yaitu
Jenis bahaya diklasifikasikan dalam penelitian ini adalah bahaya mekanis, listrik, kimiawi dan fisik. Dari risiko keselamatan
yang
telah
diidentifikasi,
(kesetrum). Kemudian dapat luka
bakar
hingga
economizer serta Id fan yang sangat berbahaya. 4. Bahaya Kimia, Yaitu terkena cairan bahan kimia yang mengalami iritasi
risiko keselamatan kerja yang terdapat
ringan
pada
boiler
anggota tubuh. dan pada area chemical
diantaranya
boiler menggunakan beberapa bahan
proses
berdasarkan
kerja jenis
di
divisi
bahaya
ialah: 1. Bahaya
tinggi
jika
terkena
kimia untuk proses pada area ini. fisik,
yaitu
terjatuh
dari
ketinggian, tersembur material panas, terkena
sampai
uap
panas,
Dalam divisi boiler ini menemukan
mengalami
sekitar dua puluh satu area yang masing-
gangguan pernapasan, iritasi mata yang
masing area mempunya potensi bahaya
disebabkan debu batu bara, iritasi kulit
sendiri-sendiri. Dari dua puluh satu area
dari paparan debu batu bara dan bahan
tersebut terdapat empat puluh sembilan
kimia, dehidrasi ringan hingga akut
potensi bahaya yang bisa mengakibatkan
karena situasi lingkungan kerja yang
kecelakaan kerja pada divisi tersebut. Area
panas, terpapar sinar api burner dapat
tersebut merupakan sumber bahaya yanga
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
akan berpotensi sebagai bahaya yang
Nilai resiko yang terjadi pada potensi
mengakibatkan kecelakaan akibat kerja,
bahaya kerja di area boiler terdiri dari 2C,
area tersebut ialah : Gudang (Warehouse),
1D, 1D, 2D, 2E, 5E, 1D, 2D, 2D, dan 2D.
hopper, conveyor, crusher, triway, bunker,
Kategori resiko yang dominan dari nilai
coal feader, furnace, chemical boiler, line
resiko pada potensi bahaya kerja di area
steam,
cyclone,
Boiler adalah L atau low risk yang berarti
chimney,
kendalikan
reheater,
superheater, downcomer,
steamdrum,
economizer, scootblower,
safetyvalve,
dengan
prosedur
rutin.
(Susihono & Rini, 2013).
burner dan id fan. Pada area atau sumber
Shrivastava & Patel (2014) dalam
bahaya itulah yang akan mempunyai
penelitiannya
potensi
bahaya
dapatkan 3 jenis bahaya yang berkategori
mekanis, bahaya fisik, bahaya listrik
tinggi dari 11 identifikasi bahaya di area
maupun
Sementara
boiler. Jenis bahaya fisik dan bahaya
perusahaan melakukan identifikasi bahaya
ergonomi berkategori moderat (Hadi, et,
setelah kecelakaan kerja terjadi yang
al, 2014). Penelitian yang dilakukan fokus
kecelakaan
pada mesin boiler belum sampai dari bahan
bahaya,
bahaya
antara
lain
kimia.
tersebut
diakibatkan
kecelakaan mekanis.
baku
Dari hasil analisa penilaian risiko
termal
sehingga
power
kategori
plant
hazard
di
yang
teridentifikasi berbeda.
yang telah dibuat oleh peneliti, maka
Prioritas risiko yang perlu dilakukan
diketahui nilai risiko dan persentase risiko
adalah meniminalisir risiko yang ada,
dari seluruh potensi bahaya yaitu, risiko
dengan cara yang sesuai dengan hirarki
ringan (low risk) sebanyak 21 jenis bahaya
pengendalian
risiko
(42.8%), risiko sedang (moderate risk)
subsitusi,
engineering
sebanyak 17 jenis bahaya (34.7%), risiko
administrative control dan APD yang
tinggi (high risk) sebanyak 7 jenis bahaya
sesuai..
(14.3%) dan risiko ekstrim (extrim risk)
yaitu,
eliminasi, control,
Pengendalian risiko secara hirarki
sebanyak 4 jenis bahaya (8.2%). Dan
dilakukan
berdasarkan jenis bahayanya yaitu, bahaya
berikut :
mekanis
1. Hindari risiko dengan mengambil
sebanyak
12
jenis
bahaya
dengan
pendekatan
(24.5%), bahaya listrik sebanyak 5 jenis
keputusan
bahaya (10.2%), bahaya kimia sebanyak 3
kegiatan atau penggunaan proses,
jenis bahaya (6.1%) dan bahaya fisik
bahan, alat yang berbahaya.
sebanyak 29 jenis bahaya (59.2%).
untuk
sebagai
menghentikan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 2. Mengurangi
kemungkinan
terjadi
(Reduce Likehood) 3. Mengurangi
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Per. 03/MEN/1998
konsekuensi
kejadian
(Risk Transfer)
tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan serta pemasangan instalasi
4. Menanggung
tersisa.
listrik telah sesuai dengan Kepmenaker.
Penanganan risiko tidak mungkin
75/MEN/2002 tentang pemberlakuan(SNI)
menjamin risiko atau bahaya hilang
standard nasional Indonesia nomor 04-
semuanya, sehingga masih ada sisa
0225-2000 mengenai persyaratan umum
risiko (Residual Risk) yang harus
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) dan
ditanggung perusahaan.
membuat intruksi kerja pemasangan atau
Upaya
risiko
dilakukan
untuk
menurunkan
tingkat
Untuk bahaya kimia yaitu terkena
risiko agar menjadi rendah sesuai dengan
cairan kimia atau tekanan gas berlebih
hirarki risiko serta peraturan perundang-
akan mengakibatkan iritasi mata dan kulit
undangan yaitu untuk bahaya listrik yaitu
jika terkena anggota tubuh dan terserap ke
terkena
dalam mata dan kulit serta gangguan
mengurangi
yang
yang
atau
sengatan
listrik
pada
saat
instalasi di tempat kerja.
menghidupkan panel-panel yang terdapat
pernafasan
pada area boiler diantaranya ialah pada
dapat
area triway, furnace, reheater, dan id fan.
pengendalian/pengurangan risiko dengan
Maka tindakan pengendalian/penurunan
menggunakan APD (googles, masker)
risiko dapat dilakukan dengan penggunaan
Material Safety Data Sheet (MSDS), rambu
APD seperti safety shoes dan sarung
K3 dan pembatasan akses pada area
tangan kulit, serta APAR, Rambu K3 dan
tersebut agar tidak sembarang orang
pembatasan akses pada area ini, serta
memasuki area tersebut. Serta karyawan
operator
harus melakukan pengujian kesehatan
perlu
keselamatan
diberikan
dan
pembinaan
kesehatan
karena
menghirup
dilakukan
gas/uap tindakan
kerja,
setiap tahun sesuai ketentuan perusahaan.
mengetahui SOP pada pekerjaan tersebut,
Baik yang terkena bahan kimia maupun
diberikan pengujian kesehatan atau proses
yang tidak terkena bahan kimia tersebut.
evakuasi jika terjadi kecelakaan serta pihak
Pihak
HSE selalu memantau lingkungan kerja
melakukan monitoring lingkungan kerja
serta pengendalian teknis agar bahaya bisa
tersebut, serta larangan makan dan minum
dihindari. Hal ini sesuai dengan UU No. 1
di tempat kerja. Hal ini sesuai dengan UU
Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan
No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
yang
berwenang
harus
selalu
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
kerja pada pasal 13, yaitu kewajiban bila
kerja dan pengendalian teknis. Hal ini telah
memasuki tempat kerja dan Kepmenaker.
sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970
333/MEN/1989 tentang diagnosis dan
tentang keselamatan kerja, Permenaker No.
pelaporan
04/MEN/1980
penyakit
Kepmenaker.
akibat
kerja
187/MEN/1999
dan
tentang
tentang
syarat-syarat
pemasangan dab pemeliharaan APAR, dan
pengendalian bahan kimia berbahaya di
Kep.
tempat kerja. Serta PP No.74/2001 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
PerMenaker
serta di lakukan sosialisai penanganan
Penetapan sistem permit to work meliputi:
bahan kimia dan pelatihan pengunaan APD
Penentuan sistem proteksi dari proses
yang benar.
pengelasan
Untuk bahaya mekanis yaitu terjepit pada
blower
triway,
terjatuh
pada
186/MEN/1999
melalukan
unit
Per02/Men/1983tentang
dan.
penanganan
tentang
Kesiapan
kondisi sosialisasi
peralatan
darurat dan
pelatihan
ketinggian di area hopper dan bunker.
tanggap
darurat.
Tindakan pengendalian yang dilakukan
tindakan
pengendalian/penurunan
dengan menggunakan APD yaitu safety
dilakukan dengan menggunakan APD
belt dan body hardnesss pada saat bekerja
berupa ear plug dan noise monitoring,
di tempat ketinggian serta melakukan
rekayasa engineering untuk meminimalkan
rekayasa
modifikasi
suara atau kebisingan, pengujian kesehatan
pemasangan hand rail, meminimasi serta
kepada karyawan jika sudah merasa ada
pembatasan akses pada area tersebut. Hal
gangguan pada pendengarannya, serta
ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun
pemantauan lingkungan kerja. Hal ini telah
1970 tentang keselamatan kerja. Potensi
sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970
bahaya selanjutnya adalah ledakan dan
tentang
kebakaran pada area boiler. Tindakan
51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas
pengendalian/penurunan
(NAB) faktor fisika di tempat kerja.
engineering
atau
risiko
dapat
dilakukan dengan penyedian alat pemadam
Untuk
serta
keselamatan
kerja,
kebisingan, yang
KEPMEN
Untuk bahaya fisik yaitu tersembur
kebakaran, APD yang tepat dan lengkap
material
dalam memasuki area ini, mengetahui
mengalami gangguan pernapasan, iritasi
SOP,
kerja,
mata yang disebabkan debu batu bara,
pengujian kesehatan, higienis dan sanitasi
iritasi kulit dari paparan debu batu bara dan
lingkungan dan gizi kerja jika terjadi
, dehidrasi ringan hingga akut karena
kecelakaan. Serta Pemantauan lingkungan
situasi lingkungan kerja yang panas,
monitoring
lingkungan
panas,
terkena
uap
panas,
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 terpapar
sinar
mengakibatkan
api
burner
kebutaan
jika
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
dapat
tingkatan
risiko
mulai
dari
skor
tidak
terendah hingga tinggi.
keselamatan
dan
memakai APD dengan tepat. Tindakan
a. Extrim Risk : 8%
pengendalian yang harus dilakukan ialah
b. High Risk : 14%
selalu
c. Moderate Risk : 35%
memakai
APD
(Safety shoes,
Masker, Safety glases, Safety helm), serta
d. Low Risk : 43%
penyediaan air minum karena radiasi panas
3. Penilaian
Risiko
yang ada pada area kerja tersebut, fasilitas
kesehatan
P3K serta pemantauan lingkungan kerja.
bahaya pada divisi boiler memiliki
Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun
tingkatan
1970 tentang keselamatan kerja.
terendah hingga tinggi. Yaitu :
kerja
risiko
berdasarkan
mulai
jenis
dari
skor
a. Bahaya Mekanis : 25% b. Bahaya Listrik : 10%
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisa
data
yang
c. Bahaya Kimia : 6%
diperoleh, maka dapat di ambil kesimpulan
d. Bahaya fisik : 59%
sebagai berikut : 1. Dari hasil observasi penelitian berupa dokumen yang dilakukan peneliti serta hasil
wawancara
dengan
informan,
Saran Beberapa saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan
an
untuk
dapat
efektivitas
kerja
dalam
maka didapatkan sumber bahaya di
meningkatkan
divisi boiler adalah debu batu bara,
seluruh area boiler :
percikan api, radiasi panas, terjatuh,
1. Pada seluruh area boiler mempunyai
terjepit, percikan batu bara, kebisingan,
potensi bahaya, maka sebaiknya tetap
listrik
dilakukan
bertekanan
tinggi,
ledakan,
pengecekan
rutin
pada
terbakar, material panas, terkena bahan
seluruh mesin yang ada pada area boiler
kimia, menghirup bahan kimia, uap
ini, agar tidak terjadi kecelakaan kerja
panas, kebocoran pada steam drum, air
yang diakibatkan oleh mesin yang ada
panas, tekanan gas berlebih dan bara
pada area ini.
api. 2. Penilaian
2. Pada Risiko
keselamatan
dan
penelitian
selanjutnya,
dalam
mengidentifikasi potensi bahaya kerja
kesehatan kerja berdasrkan sumber
dapat
dilakukan
dengan
metode
bahaya pada divisi boiler memiliki
HAZOP, FMEA, dan perancangan alat
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
bantu untuk meminimalkan potensi
Research & Technology (IJERT). 3
bahaya.
(4): 463-466. Soputan, G.E.M., et al. 2014. Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan
Daftar Referensi Ahmad,
C.A.,
et
al.
2016.
Hazard
Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) Accidents at Power
Plant.
MATEC
Web
of
Conferences 66, 00105
Kerja (K3). Jurnal Ilmiah Media Engineering. 4 (4): 229-238. Suma’mur, PK. 2014. Keselamatan Kerja dan
Pencegahan
Kecelakaan.
Cetakan 8 Jakarta: PT. Toko Gunung
Hadi, M.H., et al. 2016. Application of HIRARC in Palm Oil Mill Industry.
Agung. Susihono,
W.
&
Rini,
2013.
Occupational Safety and Helath in
Penerapan
Comodity
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Agriculture.
Malaysia:
Universiti Putra Malaysia.
Dokumen
Manajemen
(K3) dan Identifikasi Potensi Bahaya
Halim, N.L. & Panjaitan, W.S.T. 2016. Perancangan
Sistem
A.F.
Hazard
Kerja. Spektrum Industri. 11 (2): 117 – 242
Identification Risk Assessment Risk
Wibowo. A.D. 2016. Manajemen Risiko
Control (HIRARC) Pada Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Furniture. Jurnal Titra, 4 (2): 279-
Dengan Mtode Hazard Identification
284
Risk Assessment dan Risk Control
Irawan, S., et al. 2015. Penyusunan Hazard
(HIRARC) dalam Upaya Mencapai
Identification Risk Assessment and
Zero Accident. Skripsi. Surakarta:
Risk Control (HIRARC) di PT. X,
Universitas
Jurnal Titra, 3 (1): 15-18.
Surakarta.
Ramli,
S.
2010.
Sistem
Manajemen
Muhammadiyah
Wijaya, A., et al. 2015. Evaluasi Kesehatan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
dan
OHSAS 18001. Jakarta: PT. Dian
Metode HIRARC pada PT. Charoen
Rakyat
Pokphand Indonesia, Jurnal Titra,
Shrivastava, R. & Patel, P. 2014. Hazards Identification and Risk Assessment in
Thermal
Power
Plant.
International Journal of Engineering
Keselamatan
3(1); 29-34.
Kerja
dengan