IMPLIKASI TEORI BEBAN KOGNITIF DALAM MENYUSUN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERMAKNA Sumbaji Putranto Putranto 16709251028 Pendidikan Pendidikan Matematika Matematika PPs UNY Kelas Kelas
A. PENDAHULUAN
Kenyataan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah masih banyak yang dilakuk dilakukan an dengan dengan langka langkah-l h-langk angkah: ah: guru guru menjel menjelask askan an materi materi,, member memberii contoh contoh soal soal dan penyelesaiannya, memberikan soal yang mirip dengan contoh, memberikan latihan soal di buku, dan kuis/tes. Pembelajaran yang demikian tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan konstruksi pengetahuannya. Dari waktu ke waktu pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut menyebabkan siswa merasakan matematika sebagai pelajaran yang monoton, menuntut banyak hafalan prosedur atau rumus, dan da n matematika menjadi pelajaran yang membosankan. anyak an yak rumusrumus matematika yang diberikan tanpa adanya penjelasan bagaimana terbentuknya rumus tersebut dan apakah ada syarat berlakunya rumus tersebut. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut dapat dikatakan sebagai pembelajaran kurang bermakna. Dampaknya adalah mencul menculnya nya berbaga berbagaii kesala kesalahan han matema matematik tikaa siswa, siswa, siswa siswa mengal mengalami ami kesuli kesulitan tan ketika ketika menyelsaikan soal tidak rutin. !erjadinya erjadinya kesulitan kesulitan dan kesalahan kesalahan matematika matematika siswa siswa sebagai akibat pembelajaran pembelajaran kurang kurang bermak bermakna na telah telah dikaji dikaji oleh oleh beberap beberapaa peneli peneliti. ti. "ubanji #$%%&' menemukan bahwa kesala kes alahan han mat matema ematik tikaa sis siswa, wa, ant antara ara lai lain n ter terjad jadii dal dalam am ben bentuk tuk kes kesala alahan han men mengos gosntr ntruks uksii konsep, kons ep, kes kesala alahan han dal dalam am pro proses ses anal analogi ogi,, kes kesala alahan han dal dalam am ber bernal nalar ar log logis, is, dan kes kesala alahan han dalam menetapkan prosedur . rodie #$%(%' menjelaskan bahwa kesalahan k esalahan siswa dalam 1
membangun penalaran matematika meliputi: basic error, appropriate error, missing information, partial insight . "edangkan ingobali, dkk #$%(%' mengeksplorasi penyebab terjadinya kesulitan matematika siswa berdasarkan pandangan guru, yang meliputi: Epistemological causes, Psychological causes, Pedagogical cause. )ebih lanjut ditemukan bahwa kesulitan siswa antara lain terjadi karena kesulitan memahami konsep, kesulitan mengabstraksi konsep, kesulitan mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari. *ntuk itu menjadi hal yang sangat penting untuk melakukan pembelajaran yang bermakna. Dalam tulisan ini akan di bahas tentang pembelajaran bermakna, proses kognitif yang terjadi pada diri siswa, beban kognitif pada diri siswa, dan konflik kognitif dalam diri siswa yang akan mendukung terjadinya proses pembelajaran yang bermakna. Di akhir tulisan akan disajikan contoh pembelajaran matematika yang bermakna bagi siswa.
B. PEMBELAJARAN BERMAKNA
Pembelajaran bermakna (meaningful learning ) merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep rele+an yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. enurut Da+is #(', pembelajaran adalah kegiatan aktif proses membangun fenomena yang ada di lingkungan, menghubungkan pengetahuan yang dikuasai dengan pengetahuan yang baru, pengetahuan akan menjadi bermakna ketika ditampilkan dalam beberapa kerangka kerja. enurut ekta #$%%0', strategi pemetaan konsep secara signifikan dapat meningkatkan daya ingat saat belajar dan terciptanya pembelajaran bermakna. 1usubel #(23' menyatakan bahwa belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berkaitan dengan bagaimana cara informasi atau materi ajar tersebut disajikan pada siswa, apakah melalui penerimaan atau penemuan. Pada dimensi pertama ini,
2
informasi materi ajar dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupun dalam bentuk belajar penemuan yang mengharuskan peserta belajar menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat menghubungkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. "truktur kognitif oleh 1usubel dimaknai sebagai fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh peserta belajar. Pada dimensi kedua ini, 4belajar bermakna5 terjadi jika peserta belajar dapat menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan #berupa konsep-konsep dan lain-lain' yang telah dimilikinya. 1kan tetapi, jika peserta belajar hanya mencoba-coba menghapalkan informasi baru itu tanpa mengkaitkannya dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya, maka dalam hal ini hanya terjadi 4belajar hapalan5. enurut 1usubel #(23', agar belajar lebih bermakna terjadi dengan baik dibutuhkan beberapa syarat, yaitu: #(' materi yang dipelajari harus bermakna secara potensial, #$' anak mempunyai tujuan belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna.
C. PROSES KOGNITIF
Proses kognitif dapat diartikan sebagai pemrosesan informasi untuk menjadi pengetahuan yang tersimpan dalam memori manusia atau proses pengolahan pengetahuan di dalam memori. Proses kognitif pada seseorang melibatkan tiga unsur utama dalam sistem memori manusia, yaitu memori penginderaan, memori pekerja dan memori jangka panjang.
3
Proses kognitif tersebut disusun dalam diagram sistem pemrosesan informasi atau kemudian dikenal sebagai Modal Model #runing, dkk, $%%0'.Diagraram tersbut disajikan di bawah ini.
6ambar (. Diagram odal odel
(. emori Penginderaan #Sensory Memory' emori penginderaan mempunyai keterbatasan dalam menyimpan #menahan' informasi, baik jumlah maupun durasinya. emori penginderaan berfungsi untuk mempersepsikan informasi yang diterima oleh alat indera, yang kemudian akan dipilih dan diberi makna oleh memori bekerja. 1da tiga proses yang terjadi ketika memori pengindera menerima suatu informasi, yaitu: perhatian, persepsi atau pengenalan pola dan pemberian makna. Perhatian adalah langkah pertama yang dilakukan oleh memori pengindera untuk mendeteksi dan memperhatikan datangnya suatu stimulus. Dalam memberikan perhatian seseorang sangat bergantung pada pengetahuan awal # prior knowledge'. "etelah stimulus diperhatikan selanjutnya diuraikan menjadi sinyal-sinyal yang akan dipersepsikan. Kemudian, sistem ini akan mengirimkan ke sistem memori working
4
memory untuk memberikan dan mengorganisasikan makna informasi tersebut. Dalam hal ini memori penginderaan sebatas berfungsi untuk memperhatikan informasi dan mengenali polanya bukan untuk memahaminya. $. emori Kerja #Working Memory' emori ini berfungsi untuk mengorganisasikan informasi, mengkonstruksi pengetahuan dan menyimpannya ke memori jangka panjang. 7nformasi yang telah dikenali polanya oleh memori penginderaan dan dipilih untuk diberi makna dikirim ke memori pekerja melalui proses seleksi. emori pekerja akan memberi makna informasi tersebut dengan memanggil #retrieval ' pengetahuan di memori jangka panjang. "etelah diolah akan disimpan ke dalam memori jangka panjang melalui koding #encoding ' untuk pengetahuan baru dan elaborasi #elaboration' atau mengintegrasikan #integration' pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya. Dalam memori kerja terjadi proses pengulangan informasi yang dikenal dengan ehearsal. . emori 8angka Panjang emori ini dapat menyimpan pengetahuan deklaratif, prosedural dan kondisional. Pengetahuan tersebut tersimpan dalam bentuk skema # schema!schemata'. 7nformasi yang tersimpan di dalam memori jangka panjang berperan penting dalam proses-proses kognitif selanjutnya.
D. TEORI BEBAN KOGNITIF
"ognitive load theory #9)!' dapat dimaknai sebagai teori tentang bagaimana kognitif seseorang berkembang dan apa-apa yang merupakan beban kognitif seseorang manakala melakukan kegiatan belajar. erkenaan dengan beban kognitif, "weller #$%%0' menyatakan
5
proses memahami suatu informasi dipengaruhi oleh tiga macam beban yang diakibatkan selama proses pembelajaran, yaitu intrinsic cognitive load, ekstrinsic cognitive load dan germane cognitive load . #ntrinsic load berkaitan dengan kekompleksan materi pembelajaran, ekstrinsic load berkaitan dengan susunan materi pembelajaran atau desain instruksional dan germane load berkaitan dengan proses pengkonstruksian informasi menjadi pengetahuan. #ntrinsic cognitive load atau beban kognitif instrinsik ditentukan oleh tingkat kekompleksan informasi atau materi yang sedang dipelajari, eban kognitif intrinsik tidak dapat dimanipulasi karena sudah menjadi karakter dari interaktifitas elemen-elemen di dalam materi. "ehingga, beban kognitif intrinsik ini bersifat tetap. erbeda dengan beban kognitif intrinsic yang bersifat tetap, beban kognitif ekstrinsik dapat dimanipulasi karena ditentukan oleh teknik penyajian materi tersebut. Dengan menggunakan teknik penyajian materi yang sesuai dan benar, yaitu yang tidak menyulitkan pemahaman siswa, akan menurunkan beban kognitif ekstrinsik. ateri yang secara intrinsik mempunyai beban berat, jika disajikan dengan benar, maka proses kognitif di memori pekerja akan berjalan dengan lancer karena beban ekstrinsik yang tidak terlalu besar. 1kan tetapi sebaliknya, jika materi disajikan dengan tidak baik, seperti materi terlalu banyak dan urutan penyampaian yang tidak sesuai maka proses kognitif akan berjalan dengan lambat meskipun beban kognitif intrinsik materi tersebut adalah ringan. "elain itu, pemahaman suatu materi dapat mudah terjadi jika ada prior knowledge yang cukup yang dapat dipanggil dari memori jangka panjang. 1pabila pengetahuan prasyarat ini dapat dimunculkan di memori pekerja secara otomatis, maka beban kognitif ekstrinsik akan semakin minimum. leh karena itu, semakin banyak prior knowledge yang mampu dihadirkan secara otomatis akan semakin meringankan beban kognitif ekstrinsik.
6
eban kognitif konstruktif tidak akan muncul jika memori pekerja telah dipenuhi oleh beban kognitif intrinsik dan ekstrinsik. eban kognitif konstruktif adalah beban kognitif yang diakibatkan oleh proses kognitif yang rele+an dengan pemahaman materi yang sedang dipelajari dan proses konstruksi #akuisisi skema' pengetahuan. 8ika tidak ada beban kognitif konstruktif, berarti memori pekerja tidak dapat mengorganisasikan, mengkonstruksi, mengkoding, mengelaborasi atau mengintegrasikan materi yang sedang dipelajari sebagai pengetahuan yang tersimpan dengan baik di memori jangka panjang. enurut 9hipperfield #dalam "ugiman, dkk, $%('. !eori eban Kognisi didasarkan pada prinsip-prinsip kognisi sebagai berikut: #(' memori jangka pendek #memori kerja' berkapasitas terbatas yakni mampu mengolah hingga tujuh unit informasi, #$' memori jangka paanjang berkapasitas tak terbatas dan merupakan tempat penyimpanan semua informasi maupun pengetahuan, #' pengetahuan disimpan dalam memori jangka panjang sebagai skema atau skemata, #0' skema, betapapun besar atau kompleks, berujud sebagai tunggal dalam memori kerja, #;' skema dapat menjadi reflek atau terotomatis. tomatisasi skema merupakan tujuan dari proses belajar, semakin ahli seorang siswa maka skema yang dimilikinya menjadi semakin reflek dan otimatis. 7mplikasi dari cognitive load theory #"ugiman, ddk, $%(' dalam mendesain metode pembelajaran yaitu. (. Perlu memahami tingkat kekompleksan materi yang akan dipelajari atau banyaknya informasi yang akan disampaikan< $. Perlu mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa yang akan mempelajari materi yang disampaikan< . eminimalkan jumlah dari intrinsic cogniti+e load dan ekstrinsik<
7
0. emfasilitasi proses yang meningkatkan germane cogniti+e load yaitu akuisisi dan konstruksi skema pengetahuan< dan ;. embangun susunan skema yang baik dan memfasilitasi automatisasi skema.
E. KONFLIK KOGNITIF DALAM KONSTRUKSI PENGETAHUAN
enurut Piaget #"ugihartono, $%%2', pikiran manusia mempunyai struktur yang disebut skema atau skemata yang sering disebut sebagai struktur kognitif. Dengan menggunakan skemata ini seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungannya sehingga terbentuk skemata baru, yaitu melalui proses asimilasi dan akomodasi. "kemata yang terbentuk melalui asimilasi dan akomodasi itulah yang disebut pengetahuan. (. 1similasi 1similasi merupakan proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang telah ada ke dalam benak siswa. "uatu informasi =pengetahuan> baru dikenalkan kepada seseorang dan pengetahuan itu cocok dengan skema/skemata yang telah dimilikinya maka pengetahuan itu akan diadaptasi sehingga terbentuklah pengetahuan baru. Proses ini merefleksikan perubahan kuantitatif pada skema disebut sebagai pertumbuhan. $. 1komodasi 1komodasi adalah penyesuaian struktur kognitif pada situasi yang baru. Proses restrukturasi skemata yang sudah ada sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru yang tidak dapat secara langsung diasimilasikan pada skemata tersebut. ?al itu, dikarenakan informasi baru tersebut agak berbeda atau sama sekali tidak cocok dengan
8
skemata yang telah ada. 8ika informasi baru, betul-betul tidak cocok dengan skemata yang lama, maka akan dibentuk skemata baru yang cocok dengan informasi itu. "ebaliknya, apabila informasi baru itu hanya kurang sesuai dengan skemata yang telah ada, maka skemata yang lama itu akan direstrukturisasi sehingga cocok dengan informasi baru itu. Pada akomodasi terjadi proses belajar yang baru dan merefleksikan perubahan kualitatif pada skemata yang disebut perkembangan. . Dise@uilibrium dan A@uilibrium aitu penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Proses akomodasi dimulai ketika pengetahuan baru yang dikenalkan itu tidak cocok dengan struktur kognitif yang sudah ada maka akan terjadi dise@uilibrium, kemudian struktur kognitif tersebut direstrukturisasi kembali agar dapat disesuaikan dengan pengetahuan baru atau disebut e@uilibrium, sehingga pengetahuan baru itu dapat diakomodasi dan selanjutnya diasimilasikan menjadi pengetahuan skemata baru. erdasarkan terori perkembangan kognitif Piaget, suatu struktur kognitif atau #skema', selalu berintegrasi dengan lingkungannya melalui proses asimilasi dan akomodasi. 8ika asimilasi dan akomodasi terjadi dengan bebas dengan lingkungannya #bebas konflik', maka struktur kognitif dikatakan dalam keaadaan ekuilibrium dengan lingkungannya., namun jika hal ini tidak terjadi pada seseorang, maka seseorang tersebut dikatakan pada keadaan yang tidak seimbang #disekuilibrium'. 1pabila seseorang berada atau mengalami suatu disekuilibrium maka dia akan merespon terhadap keaadaan tersebut dan mencari keseimbangan #ekuilibrium' yang baru dengan lingkungannya.
9
6ambar berikut menunjukkan proses perkembangan kognitif menurut Piaget #Kwon, $%%('.
6ambar $. Proses konflik kognitif Pada gambar di atas ditunjukkan bagaimana proses terjadinya konflik kognitif. Pada le+el rendah, keseimbangan kognitif terjadi, sehingga tidak terjadi konflik kognitif meskipun terjadi asimilasi dan akomodasi, pada le+el ini informasi baru di asimilasi dan diakomodasi dengan baik, dengan kata lain informasi yang didapat ditangkap dan dipahami sesuai dengan skemata atau prior knowledge yang telah dimiliki oleh anak. Pada le+el menengah terjadi ketidakseimbangan kognitif atau terjadi konflik kognitif karena terjadi kekurangan data sehingga informasi yang didapat tidak cocok dengan pengetahuan atau struktur kognitif #skemata' yang dimiliki, sehingga informasi yang ada tidak dapat diasimilasi, akibatnya proses akomodasipun tidak terjadi terhadap informasi tersebut. Pada le+el ini anak memerlukan bantuan pihak lain untuk dapat mengakhiri konflik kognitif.
10
Pada le+el yang lebih tinggi, e@uilibrium kognitif #re-e@uilibrium' terjadi akibat adanya rekonseptualisasi terhadap informasi sehingga terjadi keseimbangan baru dari apa yang sebelumnya bertentangan #konflik kognitif'. Pada le+el ini keseimbangan kognitif terjadi karena adanya bantuan pihak lain sehingga proses asimilasi dan akomodasi berlangsung dengan lancar. erdasarkan hal ini, maka dapat dikatakan bahwa dise@uilibrium kognitif atau konflik kognitif perlu dikondisikan agar terjadi suatu e@uilibrium pada tingkat yang lebih tinggi daripada e@uilibrium yang sebelumnya.
F. PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERMAKNA DENGAN MENGGUNAKAN TERORI BEBEAN KOGNITIF DAN KONFLIK KOGNITIF
Dalam tulisan ini disajikan contoh pembelajaran bermakna yang dilakukan penulis di "P Begeri ( Kasihan. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan kurikulum $%( dengan model pembelajaran saintifik menggunakan sumber belajar )embar Kegiatan "iswa yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik. Pokok bahasan yang disampaikan adalah perbandingan dengan Kompetensi 7nti, Kompetensi Dasar, dan 7ndikator Ketercapaian seperti disajikan dalam tabel di bawah ini.
11
Kompeten! Int!
. emahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompeten! D""# (KD) In$!%"to# Kete#&"p"!"n .($ emahami konsep .($.(. emahami konsep perbandingan senilai dengan perbandingan dengan menggunakan tabel, grafik, dan persamaan. menggunakan tabel, .($.$. enentukan persamaan dari suatu perbandingan grafik, dan persamaan. senilai .($.. enggambar grafik dari suatu persamaan perbandingan senilai .($.0. emahami konsep perbandingan berbalik nilai dengan menggunakan tabel, grafik, dan persamaan. .($.;. enentukan persamaan dari suatu perbandingan berbalik nilai. .($.&. enggambar grafik dari suatu persamaan perbandingan berbalik nilai. Kompeten! Int!
0. engolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompeten! D""# (KD) In$!%"to# Kete#&"p"!"n 0.0 enggunakan konsep perbandingan untuk menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan tabel, grafik, dan persamaan.
0.0.(. enggunakan konsep perbandingan senilai untuk menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan tabel, grafik, dan persamaan. 0.0.$. enggunakan konsep perbandingan berbalik nilai untuk menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan tabel, grafik, dan persamaan.
!abel (. K7, KD, dan 7ndikator Ketercapaian materi perbandingan
12
Dalam menyampaikan materi untuk melakukan pembelajaran
yang bermakna langkah-
langkah yang dilakukan guru diantaranya: (. enyusun materi berdasarkan tingkat kekompleksan materi yang akan dipelajari dan menentukan banyaknya informasi yang akan disampaikan. 6ambar di bawah ini menunjukkan bagan penyusunan materi.
Perbandingan
"enilai
Perbandingan
Konsep Perbandingan "enilai 6rafik Persamaan
Perbandingan "enilai ,enyelesaian Permasalahan Perbandingan "enilai Konsep Perbandingan
Perbandingan erbalik Bilai
erbalik Bilai 6rafik Persamaan Perbandingan erbalik Bilai ,enyelesaian Permasalahan Perbandingan erbalik Bilai
6ambar . agan penyusunan materi perbandingan
$. 6uru memfasilitasi prior knowledge yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam penyampaian materinya guru terlebih dahulu mengungkapkan kembali materi perbandingan sebelum memasuki materi perbandingan senilai.
13
. enyesuaikan teknik penyampaian materi dengan kondisi siswa. Dalam pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa terdapat perbedaan respon siswa ketika bahan ajar yang digunakan guru hanya dengan buku pokok Kurikulum $%( dan guru menggunakan )K" yang dibuat sendiri dalam pembelajaran. Peserta didik terlihat lebih antusias ketika pembelajaran menggunakan )K". "elain itu, peserta didik juga memiliki semangat untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat. erdasarkan hasil analisis karakteristik peserta didik yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah mampu untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan informasi yang sudah diketahuinya terlebih dahulu melalui diskusi yang dilakukan selama proses pembelajaran. aka dari itu guru memilih untuk menggunakan )K" sebagai bahan ajar yang digunakan untuk lebih memberikan makna dalam pembelajaran yang dilakukan. 0. 6uru memfasilitasi proses yang meningkatkan germane cognitive load yaitu akuisisi dan konstruksi skema pengetahuan melalui konflik kognitif< "ebelum memulai pembelajaran, guru menyampaikan tujuan penggunaan )K" dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pembelajaran dilakukan melalui diskusi kelompok dengan anggota masing-masing kelompok empat orang. 6uru memandu dan mengawasi diskusi dengan baik, partisipasi peserta didik juga sangat baik dalam diskusi. "esekali guru memberikan scaffolding jika diperlukan. Proses diskusi yang berlangsung di kelas inilah konflik kognitif dimunculkan. Proses diskusi ditunjukkan o leh 6ambar 0.
14
6ambar 0. "iswa erdiskusi dalam Kelompok "etelah proses disuksi berlangsung dua kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sementara kelompok yang lainnya memberikan komentar, saran, dan pertanyaan. Dalam hal ini konflik kognitif kembali dimunculkan. "ehingga ada scaffolding dari teman sebaya yang lebih menguasai materi.
6ambar ;. "iswa empresentasikan ?asil Diskusi Kelompok "ebelum pembelajaran berakhir guru memberikan ulasan materi perbandingan dari awal dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. 15
;. 6uru memfasilitasi automatisasi skema melalui bebera latihan soal yang sesuai. 6uru menyajikan beberapa latihan soal untuk memfasilitasi automatisasi skema dengan bentuk soal yang disajikan berfariasi. "elain itu guru memberikan Pekerjaan Cumah kepada siswa untuk menyelesaikan kegiatan 41yo erlatih5 pada )K" untuk semakin meningkatkan automatisasi skema.
G. KESIMPULAN
*ntuk mengkonstruksi pembelajaran matematika yang bermakna perlu memperhatikan teori beban kognitif dan memunculkan konflik kognitif yang sesuai. 7mplikasi teori beban kognitif ini dalam pembelajaran bermakna diantaranya #(' Perlu memahami tingkat kekompleksan materi yang akan dipelajari atau banyaknya informasi yang akan disampaikan, #$' Perlu mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa yang akan mempelajari materi yang disampaikan, #' eminimalkan jumlah dari intrinsic cogniti+e load dan ekstrinsik, #0'emfasilitasi proses yang meningkatkan germane cogniti+e load yaitu akuisisi dan konstruksi skema pengetahuan, dan #;' embangun susunan skema yang baik dan memfasilitasi automatisasi skema. Konflik kognitif terjadi karena adanya kekurangan data sehingga informasi yang didapat tidak cocok dengan prior konwledge atau struktur kognitif #skemata' yang dimiliki, sehingga informasi yang ada tidak dapat diasimilasi, akibatnya proses akomodasipun tidak terjadi terhadap informasi tersebut. *ntuk mengakhiri konflik kognitif perlu adanya scaffolding dari pihak lain baik itu guru atau teman sebaya yang lebih menguasai materi pembelajaran.
16
DAFTAR PUSTAKA
1usubel, D. (23. $he psychology of meaningful verbal learning . Bew ork: 6rune "tratton. ingobali, dkk, $%(%. Pre%Service and #n%Service $eachers& 'iews of the Sources of Students& Mathematical (ifficulties. 7nternational Alectronic 8ournal of athematics Aducation & #('. rodie, karin, $%(%. $eaching Mathematical easoning in Secondary School "lassrooms. "pringer Bew ork Dordrecht ?eidelberg )ondon. runing, dkk. $%%0."ognitive Psychology and #nstruction ) ed. *pper "addle Ci+er, B8: erril/prentice ?all. Da+is, .6. (. $ools for teaching . "an Eransisco: 8ossey-ass 7nc. Publisshers. Kwon 8, )ee,6. $%%(. What do we know about students* cognitive conflict in science classroom+ diakses dari a theoreticial model of cognitive conlict process, http:/www.ed.psu.edu/9(/8ournals/$%%( "ubanji, $%%&. Pseudo Penalaran ovariasi dalam Mengkonstruksi -rafik ungsi ejadian (inamik+ Sebuah /nalisa 0erdasarkan erangka erja '12P dan #mplikasinya pada Pembelajaran Matematika. 8urnal 7lmu Pendidikan ( #('. "ugihartono, dkk. $%%2. Psikologi Pendidikan. ogyakarta: *B Press. "ugiman, dkk. $%(. Pengembangan 1aboratorium Pendidikan Matematika 'irtual+/daptive E% 1earning dan "ognitive 1oad $heory. *ni+ersitas Begeri ogyakarta. "weller, 8. #$%%0'. 7nstructional Design 9onse@uences of an 1nalogy between A+olution by Batural "election and ?uman 9ogniti+e 1rchitecture. #nstructional Science, 32#(-$'. ekta, P., and B. Basrabadi. $%%0. 9oncept mapping as an educational strategy to promote meaningful learning. 4ournal of Medical Education Summer 255), ; #$'.
17