INFEKSI RUBELLA PADA ANAK
I.
PENDAHULUAN
Rubella atau campak Jerman, pertama kali diperkenalkan oleh dua orang ilmuan asal Jerman pada pertengahan abad ke 18 yakni pada tahun 1752 dan 1758 1,9. Aalnya penyakit ini dinamakan Ro¨thel namun
istilah tersebut tersebut hingga tahun
1866 1866
tidak dipakai dipakai lagi lagi dan diganti diganti oleh ilmuan ilmuan asal
!cotlandia, "eale dengan nama nama Rubella9. #i anak$anak, anak$anak, in%eksi biasanya hanya menimbulka menimbulkan n sedikit sedikit keluhan atau tanpa ge&ala. 'n%eksi pada orang deasa dapat menimbulkan keluhan demam, sakit kepala, lemas dan kon&ungti(iti kon&ungti(itis. s. )u&uh puluh puluh persen kasus in%eksi in%eksi rube rubell lla a di orang deasa menyebabkan ter&adinya ter&adinya atralgi atau artritis. Jika in%eksi (irus rubell rubella a ter&adi pada kehamilan, khususnya trimester pertama sering menyebabkan Congenita Congenitall Rubella Rubella Syndrome Syndrome *+R!. *+R!. +R! mengakibat mengakibatkan kan ter&adinya ter&adinya abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat apabila bayi tetap hidup. 2 -elainan prenatal akibat rubela pada kehamilan muda dilaporkan pertama kali oleh regg di Australia pada tahun 19/1. Rubela pada kehamilan muda dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati, dan menimbulk menimbulkan an kelainan kelainan kongenital kongenital yang berat pada &anin. +R! merupakan merupakan gabungan gabungan beberapa keabno keabnorma rmalan lan %isik %isik yang yang berkem berkemban bang g di bayi bayi sebaga sebagaii akibat akibat in%eks in%eksii (irus (irus rube rubell lla a maternal maternal yang berlan&ut dalam %etus. 0ama lain +R! ialah Fetal Rubella Syndrome. Syndrome. +acat baaan *Congenital *Congenital defect yang yang pali paling ng serin sering g di&u di&ump mpai ai ialah ialah tuli tuli sens senson oneu eura ral, l, keru kerusa saka kan n mata mata sepe seperti rti kata katara rak, k, gang ganggu guan an kardio(askular, dan retardasi mental2.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFINISI
Rubella *erman measles merupakan suatu penyakit (irus yang umum pada anak dan deasa muda, yang ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek, pembesaran kelen&ar getah bening ser(ikal, suboksipital dan postaurikular, disertai erupsi yang berlangsung 2$ hari. ada anak yang lebih besar dan orang deasa sekali$kali terdapat in%eksi berat disertai kelainan sendi dan purpura 1.
II.
EPIDEMIOLOGI
enyakit ini terdistribusi secara luas di dunia. 3pidemik ter&adi dengan inter(al 5$7 tahun *4$9 tahun, paling sering timbul pada musim semi dan terutama mengenai anak serta deasa muda. ada manusia (irus ditularkan secara oral droplet dan melalui plasenta pada in%eksi kongenital. !ebelum ada (aksinasi, angka ke&adian paling tinggi terdapat pada anak usia 5$1/ tahun. #easa ini kebanyakan kasus ter&adi pada rema&a dan deasa muda 8. -elainan pada %etus mencapai 6 akibat in%eksi rubela pada ibu hamil selama minggu pertama kehamilan. Risiko kelainan pada %etus tertinggi *5$46 ter&adi pada bulan pertama dan menurun men&adi /$56 pada bulan keempat kehamilan ibu. !ur(ei di 'nggris *197$197/ menun&ukkan insidens in%eksi %etus sebesar 56 dengan rubela klinis dan hanya 196 yang subklinis. !ekitar 856 bayi yang terin%eksi rubela kongenital mengalami de%ek 2. erdasarkan data dari : paling tidak 24 ribu kasus +R! ter&adi setiap tahun di negara berkembang dan meningkat 1 kali lipat saat ter&adi epidemi. #i Amerika !erikat tahun 194/;1945 dilaporkan terdapat 2. kasus +R! dengan gangguan pendengaran ber¨ah 11.4, kebutaan .58 dan retardasi mental 1.8.1,2 #ata terakhir pada tahun 1999 dilaporkan terdapat 9 kasus +R! dari 29.455./5 total penduduk pada saat itu.
>aos
= dengan ¨ah penduduk 4.48.117
?alaysia = dengan ¨ah penduduk 2.522./82 hilippines = 2 dengan ¨ah penduduk 84.2/1.497 !ingapore = dengan ¨ah penduduk /.5.89 )hailand = 2 dengan ¨ah penduduk 4/.845.52 "ietnam = 2 dengan ¨ah penduduk 82.442.8
III.
ETIOLOGI
enyakit Rubella disebabkan oleh (irus Rubella. "irus rubella diasingkan pertamakali pada tahun 1942 oleh arkman dan eller.2 Rubella merupakan (irus R0A yang termasuk dalam genus Rubivirus, %amili Togaviridae, dengan &enis antigen tunggal yang tidak dapat bereaksi silang dengan se¨ah grup Togavirus lainnya. "irus rubella memiliki protein struktural utama yaitu 2 glycoprotein envelope, 31 dan 32 dan 1 protein nukleokapsid. !ecara mor%ologi, (irus rubella berbentuk bulat *s%eris dengan diameter 4;7 mm dan memiliki inti *core nukleoprotein padat, dikelilingi oleh dua lapis lipid yang mengandung glycoprotein 31 dan 32. "irus rubella dapat dihancurkan oleh proteinase, pelarut lemak, %ormalin, sinar ultra(iolet, rendah, panas dan amantadine tetapi nisbi *relati% rentan terhadap pembekuan, pencairan atau sonikasi2.
"irus Rubella*"R terdiri atas dua subunit struktur besar, satu berkaitan dengan envelope (irus dan yang lainnya berkaitan dengan nucleoprotein core2. I.
Isolasi dan identifikasi
?eskipun "irus rubella dapat dibiakkan dalam berbagai biakan *kultur sel, in%eksi (irus ini secara rutin didiagnosis melalui metode serologis yang cepat dan praktis. erbagai &enis åan, khususnya gin&al kera paling baik digunakan untuk mengasingkan (irus, karena dapat menghasilkan paras *le(el (irus yang lebih tinggi dan secara umum lebih baik untukmenghasilkan antigen. ertumbuhan (irus tidak dapat dilakukan pada telur, tikus dan kelinci deasa2.
II.
Antigenicity
"irus rubella memiliki sebuah hemaglutinin yang berkaitan dengan pembungkus (irus dan dapat bereaksi dengan sel darah merah anak ayam yang baru lahir, kambing, dan burung merpati pada suhu / o+ dan 25 o+ dan bukan pada suhu 7 o+. aik sel darah merah maupun serum penderita yang terin%eksi (irus rubella memiliki sebuah non-spesifik blipoprotein inhibitor terhadap hemaglutinasi. Akti(itas komplemen berhubungan secara primer dengan envelope, meskipun beberapa akti(itas &uga berhubungan dengan nukleoprotein core. aik hemaglutinasi maupun antigen complement-fixing dapat ditemukan *deteksi melalui pemeriksaan serologis2.
III.
Replikasi virus
"irus rubella mengalami replikasi di dalam sel inang. !iklus replikasi yang umum ter&adi dalam proses yang bertingkat terdiri dari tahapan= 1 perlekatan, 2 pengasukan *penetrasi, diaasalut *uncoating , / biosintesis, 5 pematangan dan pelepasan. ?eskipun ini merupakan siklus yang umum, tetapi akan ter&adi beberapa ragam siklus dan bergantung pada &enis asam nukleat (irus.)ahap perlekatan ter&adi ketika permukaan (irion, atau partikel (irus terikat di penerima *reseptor sel inang. erlekatan reversible virion dalam beberapa hal, agar harus ter&adi in%eksi, dan pengasukan (irus ke dalam sel inang. roses ini melibatkan beberapa mekanisme, yaitu= 1 penggabungan envelope (irus dengan membrane sel inang *host , 2 pengasukan langsung ke dalam membrane, interaksi dengan tempat penerima membrane sel, / viropexis atau %agositosis2. !etelah memasuki sel inang, asam nukleat (irus harus sudah terlepas dari pembungkusnya, *uncoating atau terlepas dari kapsulnya. roses mengaasalut *uncoating ini ter&adi di permukaan sel dalam (irus. !ecara umum, ini merupakan proses en@imatis yang menggunakan prakeberadaan * pre-existing ensim lisosomal atau melibatkan pembentukan ensim yang baru. !etelah proses pengaasalutan *uncoating , maka biosintesis asam nukleat dan beberapa protein (irus merupakan hal yang sangat penting. !intesis (irus ter&adi baik di dalam inti maupun di dalam sitoplasma sel inang, bergantung dari &enis asam nukleat (irus dan kelompok (irus. ada (irus R0A, seperti "irus Rubella, sintesis ini ter&adi di dalam sitoplasma, sedangkan pada kebanyakan (irus #0A, asam nukleat (irus bereplikasi di inti sel inang sedangkan protein (irus mengalami replikasi pada sitoplasma. )ahap terakhir replikasi (irus yaitu proses pematangan partikel (irus. artikel yang telah matang ini kemudian dilepaskan dengan bertunas melalui membrane sel atau melalui lisis sel2.
IV.
PATOGENESIS
I.
Patogenesis Pada Ana dan De!asa
"irus rubella ditransmisikan melalui pernapasan dan mengalami replikasi di naso%aring dan di daerah kelen&ar getah bening.?asa inkubasi (irus rubella berkisar antara 1/;21 hari.enularan ter&adi melalui droplet, dari naso%aring atau rute perna%asan. !elan&utnya (irus rubela memasuki aliran darah."iremia ter&adi antara hari ke$5 sampai hari ke$7 setelah terpa&an (irus rubella. "iremia mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit.0amun ter&adinya erupsi di kulit belum diketahui patogenesisnya. #i
naso%aring (irus tetap ada sampai 4 hari setelah timbulnya erupsi dan kadang$kadang lebih lama.?asa penularan 1 minggu sebelum dan empat */ hari setelah permulaan * onset ruam *rash. ada episode ini, "irus rubella sangat menular.#alam ruangan tertutup, (irus rubella dapat menular ke setiap orang yang berada di ruangan yang sama dengan penderita 1. !elain dari darah dan sekret naso%aring, (irus rubela telah diisolasi dari kelen&ar getah bening, urin, cairan serebrospinal, A!', cairan sino(ial dan paru. enularan dapat ter&adi biasanya dari 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya erupsi. #aya tular tertinggi ter&adi pada akhir masa inkubasi, kemudian menurun dengan cepat, dan berlangsung hingga menghilangnya erupsi1,,8.
II.
Patogenesis Sind"o# R$%e&&a Kongenita&
'n%eksi transplasenta &anin dalam kandungan ter&adi saat (iremia berlangsung. 'n%eksi rubella menyebabkan kerusakan &anin karena proses pembelahan terhambat. #alam rembihan * secret tekak *%aring dan air kemih *urin bayi dengan +R!, terdapat (irus rubella dalam ¨ah banyak yang dapat mengin%eksi bila bersentuhan langsung. "irus dalam tubuh bayi dengan +R! dapat bertahan hingga beberapa bulan atau kurang dari 1 tahun setelah kelahiran2. -erusakan &anin disebabkan oleh berbagai %aktor, misalnya oleh kerusakan sel akibat (irus rubella dan akibat pembelahan sel oleh (irus. 'n%eksi plasenta ter&adi selama (iremia ibu, menyebabkan daerah *area nekrosis yang tersebar secara %okal di epitel (ili korealis dan sel endotel kapiler. !el ini mengalami deskuamasi ke dalam lumen pembuluh darah, menun&ukkan *indikasikan baha (irus rubella dialihkan *trans%er ke dalam peredaran *sirkulasi &anin sebagai emboli sel endotel yang terin%eksi. al ini selan&utnya mengakibatkan in%eksi dan kerusakan organ &anin. !elama kehamilan muda mekanisme pertahanan &anin belum matang dan gambaran khas embriopati pada aal kehamilan adalah ter&adinya nekrosis seluler tanpa disertai tanda peradangan2. !el yang terin%eksi (irus rubella memiliki umur yang pendek. :rgan &anin dan bayi yang terin%eksi memiliki ¨ah sel yang lebih rendah daripada bayi yang sehat. "irus rubella &uga dapat memacu ter&adinya kerusakan dengan cara apoptosis. Jika in%eksi maternal ter&adi setelah trimester pertama kehamilan, kekerapan *%rekuensi dan beratnya dera&at kerusakan &anin menurun secara tiba$tiba *drastis. erbedaan ini ter&adi karena &anin terlindung oleh perkembangan mela&u *progresi% tanggap *respon imun &anin, baik yang bersi%at humoral maupun seluler, dan adanya antibodi maternal yang dialihkan *trans%er secara pasi% 2.
V.
MANIFESTASI KLINIS
'n%eksi bersi%at akut yang ditandai oleh adanya ruam makulopapular,suhu tubuh 99+* 7,2 o+, trhalgia!artrhitis, lim%adenopati, kon&ungti(itis.'n%eksi (irus rubella berbahaya apabila in%eksi ter&adi pada aal kehamilan. "irus dapat berdampak di semua organ dan menyebabkan berbagai kelainan baaan. Janin yang terin%eksi rubella berisiko besar meninggal dalam kandungan, lahir prematur, abortus sertamerta *spontan dan mengalami malabentuk *mal%ormasi sistem organ. erat ringannya in%eksi (irus rubella di &anin bergantung pada lama umur kehamilan saat in%eksi ter&adi. Apabila in%eksi ter&adi pada trimester ' kehamilan, maka 8;96 akan menimbulkan kerusakan &anin. Risiko in%eksi akan menurun 1;26 apabila in%eksi ter&adi pada trimester '' kehamilan 7.
Masa inkubasi
?asa inkubasi berkisar 1/ ; 21 hari. #alam beberapa laporan lain aktu inkubasi minimum 12 hari dan maksimum 17 sampai 21 hari .
Masa prodromal
ada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnyaB &arang disertai ge&ala dan tanda masa prodromal. 0amun pada rema&a dan deasa muda masa prodromal berlangsung 1$5 hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok, kemerahan pada kon&ungti(a, rinitis, batuk dan lim%adenopati. e&ala ini segera menghilang pada aktu erupsi timbul. e&ala dan tanda prodromal biasanya mendahului 1$5 hari erupsi di kulit. ada beberapa penderita deasa ge&ala dan tanda tersebut dapat menetap lebih lama dan bersi%at lebih berat. ada 26 penderita selama masa prodromal atau hari pertama erupsi timbul suatu enantema, tanda Corschheimer, yaitu makula atau petekiia pada palatum molle. embesaran kelen&ar lim%e bisa timbul 5$7 hari sebelum timbul eksantema, khas mengenai kelen&ar suboksipital, postaurikular dan ser(ikal dan disertai nyeri tekan .
Masa eksantema
!eperti pada rubeola, eksantema mulai retro$aurikular atau pada muka dan dengan cepat meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh. ?ula$mula berupa makula yang
berbatas tegas dan kadang$kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk morbili%orm. ada hari kedua eksantem di muka menghilang, diikuti hari ke$ di tubuh dan hari ke$/ di anggota gerak. ada /6 kasus in%eksi rubela ter&adi tanpa eksantema. ?eskipun sangat &arang, dapat ter&adi deskuamasi posteksantematik . >im%adenopati merupakan suatu ge&ala klinis yang penting pada rubela. iasanya pembengkakan
kelen&ar
getah
bening
itu
berlangsung
selama
5$8
hari.
ada penyakit rubela yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita sudah dapat beker&a seperti biasa pada hari ke$. sebagian kecil penderita masih terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata, rasa gatal selama 7$1 hari.
VI.
DIAGNOSIS
#iagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seorang penderita oleh karena tidak ada tanda atau ge&ala yang patognomik untuk rubela. anyak penyakit yang dapat menimbulkan mani%estasi klinis berupa maculopapular rash disertai demam. #iagnosis banding untuk penyakit ini antara lain campak, demam dengue, par(o(irus 19, human herpes(irus 4, +oDsackie, 3cho, Ross Ri(er, +hikungunya, entero, dan adeno(iruses, serta Streptococcus group A *beta haemolytic. >ebih lengkapnya pada tabel berikut 5=
!eperti dengan penyakit eksantema lainnya, diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis yang cermat. Rubela merupakan penyakit yang epidemik sehingga bila diselidiki dengan cermat, dapat ditemukan kasus kontak atau kasus lain di dalam lingkungan penderita.si%at demam dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, oleh karena demam pada rubela &arang sekali di atas 8,5E+. #iangosa klinis rubella kadang tidak akurat. -on%irmasi laboratorium hanya bisa dipercaya untuk in%eksi akut. 'n%eksi rubella dapat dipastikan dengan adanya peningkatan signi%ikan titer antibodi %ase akut dan kon(alesens dengan tes 3>'!A, A', pasi% A atau tes >A, atau dengan adanya 'g? spesi%ik rubella yang mengindikasikan in%eksi rubella sedang ter&adi 2. emeriksaan antibodi 'g? spesi%ik ditun&ukkan untuk setiap neonatus dengan berat badan lahir rendah yang &uga memiliki ge&ala klinis rubella baaan. Adanya 'g? di bayi tersebut menandakan baha ia telah terin%eksi secara baaan, karena antibodi ini tidak dapat melalui perbatasan *barier plasenta. Antibodi 'g spesi%ik rubella mungkin dapat dihasilkan oleh bayi secara in (itro. ?asuknya 'g maternal melalui perintangan *barier plasenta, menyebabkan sulitnya membedakan antara antibodi yang dialihkan *trans%er secara pasi% dan antibodi spesi%ik yang dihasilkan sendiri oleh bayi. 'g spesi%ik rubella yang kan&ang *persisten hingga berumur 4;12 bulan. al itu menandakan baha antibodi tersebut dihasilkan oleh bayi dan menandakan adanya in%eksi baaan 2. I.
Pe#e"isaan La%o"ato"i$#
emeriksaan laboratorik diker&akan untuk menetapkan diagnosis in%eksi (irus rubella dan untuk penapisan keadaan *status imunologis. -arena pengasingan *prosedur isolasi (irus sangat lama dan mahal serta tanggap *respon antibodi inang sangat cepat dan spesi%ik maka pemeriksaan serologis lebih sering dilakukan.ahan pemeriksaan untuk menentukan adanya in%eksi (irus rubella dapat diambil dari hapusan *sab tenggorok, darah, air kemih dan lain$lain. erikut tabel yang memuat &enis pemeriksaan dan spesimen yang digunakan untuk menentukan in%eksi (irus rubella. !ecara garis besar, pemeriksaan laboratorik untuk menentukan in%eksi (irus rubella dibagi men&adi yaitu= 1.
Isolasi virus
"irus rubella dapat diasingkan *isolasi dari sekret hidung, darah, hapusan tenggorok, air kemih, dan cairan serebrospinalis penderita rubella dan +R!. "irus &uga dapat diasingkan dari tekak *%aring 1 minggu sebelum dan hingga 2 minggu setelah munculnya ruam. ?eskipun metode pengasingan ini merupakan diagnosis pasti untuk menentukan in%eksi rubella, metode ini &arang dilakukan karena tatalangkah *prosedur pemeriksaan yang rumit. al ini menyebabkan metode pengasingan (irus bukan sebagai
metode diagnostik rutin.1
2. Pemeriksaan serologi
emeriksaan serologis digunakan untuk mendiagnosis in%eksi (irus rubella baaan dan pascanatal *sering diker&akan di anak$anak dan orang deasa muda dan untuk menentukan keadaan *status imunologik terhadap rubella. ?etode yang tersedia antara lain=a emaglutinasi pasi%, b <&i hemolisis radial, c <&i aglutinasi lateks, d <&i inhibisi hemaglutinasi, e 'munoasai %luoresens, % 'munoasai en@im2. ?etode pemeriksaan serologi yang digunakan pada laboratorium publik hampir sama dengan pemeriksaan serologi pada campak.. emeriksaan yang paling umum adalah pemeriksaan 'g? pada kasus curiga in%eksi rubella kongenital. asil pemeriksaan dengan 'g? positi% pada pemeriksaan serologi menandakan adanya in%eksi rubella akut. #eteksi untuk antibodi 'g &uga dapat digunakan untuk mendeteksi serangan akut rubella. Antibodi ini &uga digunakan untuk mengetahui adanya paparan (irus rubella setelah (aksinasi4,1. emeriksaan terhadap anita hamil yang pernah bersentuhan dengan penderita rubella, memerlukan upaya diagnosis serologis secara tepat dan teliti *akurat. Jika penderita memperlihatkan ge&ala klinis yang semakin memberat, maka harus segera diker&akan pemeriksaan imunoasai en@im terhadap serum penderita untuk menetukan adanya 'g? spesi%ik$rubella, yang dapat dipastikan *kon%irmasi dengan memeriksa dengan cara yang sama setelah 5 hari kemudian. enderita tanpa ge&ala klinis tetapi terdiagnosis secara serologis merupakan sebuah masalah khusus. ?ereka mungkin sedang mengalami in%eksi pratama *primer atau re$in%eksi karena telah mendapatkan (aksinasi dan memiliki antibodi. engukuran kadar 'g rubella dengan imunoasai en@im &uga dapat membantu membedakan in%eksi pratama *primer dan re$in%eksi2.emeriksaan serologis pada kasus yang dicurigai menderita +R! memerlukan tiga pendekatan. endekatan pertama untuk mengetahui adanya antibodi 'g? spesi%ik$rubella pada serum bayi. endekatan kedua dengan melakukan titrasi serial antibodi serum selama 4 bulan pertama kehidupannya. -adar titer yang tetap atau meningkat selama pemeriksaan ini menun&ukkan baha telah ter&adi in%eksi rubella baaan. endekatan ketiga adalah dengan melakukan immunoblotting dan
imunoasai en@im peptide serum yang dikumpulkan selama masa neonatus untuk mencari adanya penurunan pita protein 31 dan 32 2. !ecara spesi%ik, ada 5 tu&uan pemeriksaan serologis rubella, yaitu=a membantu menetapkan diagnosis rubella baaan. #alam hal ini dilakukan imunoasai 'g? terhadap rubella, b membantu menetapkan diagnosis rubella akut pada penderita yang dicurigai.
'!A untuk rubella sebagai u&i saring untuk kehamilan adalah sebagai berikut=sebelum kehamilan, bila positi% ada perlindungan *proteksi dan bila negati% berarti tidak diberikan, kehamilan muda *trimester pertama2.
3. Pemeriksaan RNA virus
Jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengenali R0A (irus rubella antara lain= a $olymerase Chain Reaction *+R= +R merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk menemukan R0A (irus. #i 'nggris *
%oop-&ediated 'sothermal mplification *R)$>A?, R)$>A? adalah salah satu &enis pemeriksaan untuk mengenali R0A (irus rubella. #alam sebuah penelitian yang membandingkan sensiti(itas antara pemeriksaan R)$>A?, R)$+R dan isolasi (irus yang dilakukan di Jepang, ternyata didapatkan hasil 77,86 untuk R)$>A?, 44,76 untuk R)$ +R dan ,6 untuk isolasi (irus. emeriksaan R)$>A? mirip dengan pemeriksaan R)$ +R tetapi hasil pemeriksaan di R)$>A? dapat diketahui dengan melihat tingkat kekeruhan *turbidity setelah dilakukan pemeraman *inkubasi di alat turbidimeter. erikut salah satu &enis hasil pemeriksaan menggunakan R)$>A? dan R)$+R 2,/.
VII.
TATA LAKSANA
Jika tidak ter&adi komplikasi bakteri, pengobatan adalah simtomatis. Adamantanamin hidrokhlorida *amantadin telah dilaporkan e%ekti% in (itro dalam menghambat stadium aal in%eksi rubella pada sel yang dibiakkan.
VIII. KOMPLIKASI
-omplikasi relati% tidak la@im pada anak. 0euritis dan artritis kadang$kadang ter&adi. Resistensi terhadap in%eksi bakteri sekunder tidak berubah. 3nse%alitis serupa dengan ense%alitis yang ditemukan pada rubeola yang ter&adi pada sekitar 1F4. kasus. -ebanyakan anak$anak mengalami penyembuhan total. Anak laki$laki atau pria deasa kadang mengalami nyeri pada testis *buah @akar yang bersi%at sementara. !epertiga anita mengalami nyeri sendi atau artritis. ada anita hamil, campak &erman bisa menyebabkan keguguran, kematian bayi dalan kandungan ataupun keguguran. -adang ter&adi in%eksi telinga *otitis media1.
I'.
PEN(EGAHAN
ada orang yang rentan, proteksi pasi% dari atau pelemahan penyakit dapat diberikan secara ber(ariasi dengan in&eksi intramuskuler globulin imun serum *'! yang diberikan dengan dosis besar *,25 ; ,5 m>Fkg atau ,12$,2 m>Flb dalam 7$8 hari pasca
pema&anan. 3%ekti(itas globulin imun tidak dapat diramalkan. )ampaknya tergantung pada kadar antibodi produk yang digunakan dan pada %aktor yang belum diketahui. ?an%aat '! telah dipertanyakan karena pada beberapa keadaan ruam dicegah dan mani%estasi klinis tidak ada atau minimal alaupun (irus hidup dapat diperagakan dalam darah. entuk pencegahan ini tidak terindikas', kecuali pada anita hamil nonimun . !e&ak tahun 1979 (aksin (irus hidup RA 27F *%ibroblas paru embrional manusia deretan '$8 telah digunakan hanya pada imunisasi akti% terhadap rubella di Amerika !erikat. "aksin RA 27F mempunyai banyak man%aat melebihi (aksin rubela lain yang dahulu digunakan karena ia menghasilkan antibodi naso%aring dan berbagai (ariasi antibodi serum, memberikan proteksi yang lebih baik terhadap rein%eksi, dan sangat lebih menyerupai proteksi yang diberikan oleh in%eksi alamiah. "aksin sensiti% terhadap panas dan cahayaB karenanya (aksin harus disimpan dalam lemari es pada suhu /E dan digunakan sesegera (aksin ini dilarutkan kembali. "aksin diberikan sebagai satu in&eksi subkutan. Antibodi berkembang pada sekitar 986 dari mereka yang di(aksinasi. alaupun mungkin (irus menetap, terutama pada naso%aring, dan pelepasan ter&adi dari 18$25 hari sesudah (aksinasi, penularan nampaknya tidak merupakan masalah. >ama persistensi antibodi rubela pasca (aksinasi dengan RA 27F tidak tentu tetapi mungkin seumur hidup. +ara$cara pencegahan adalah paling penting untuk perlindungan &anin. "aksinasi ini terutama penting sehingga anita mempunyai imunitas terhadap rubela sebelum mencapai usia subur, dengan penularan penyakit alamiah atau dengan imunisasi akti%. !tatus imun dapat die(aluasi dengan u&i serologis yang tepat. rogram (aksinasi rubela di Amerika !erikat mengharuskan untuk imunisasi semua laki$laki dan anita umur 12 dan 15 bulan serta pubertas dan anita pasca pubertas tidak hamil. 'munisasi adalah e%ekti% pada umur 12 bulan tetapi mungkin tertunda sampai 15 bulan dan diberikan sebagai (aksin campak$parotitis$rubela *measles$mumps$rubela F??R. 'munisasi rubela harus diberikan pada anita pasca pubertas yang kemungkinan rentan pada setiap kun&ungan peraatan kesehatan.
biasanya permanent sesudah in%eksi alami dan sesudah imunisasi diperkirakan kekebalan &uga akan berlangsung lama, bisa seumur hidup, namun hal ini tergantung &uga pada tingkat endemisitas. #i A!, sekitar 16 dari penduduk tetap rentan. ayi yang lahir dari ibu yang imun biasanya terlindungi selama 4$9 bulan,tergantung dari kadar antibodi ibu yang didapat secara pasi% melalui plasenta.
#AC)AR
1. anat(ala J3, ron #. Rubella. )he %ancet B "ol = 4= 1127;7. 2/ 2. -adek,!. #armadi. e&ala Rubela aaan *-ongenital erdasarkan emeriksaan !erologis #an R0A "irus. 'ndonesian (ournal of Clinical $athology and &edical %aboratory, "ol. 1, 0o. 2, ?aret 27= 4$71 . ehrman, Richard 3., Robert ?. -liegman, Ann ?., Ar(in. Rubella. 'lmu -esehatan Anak 0elson, "ol 2. hal 172 ; 275. Jakarta, 3+.2 /. ?ori 0, ?otegi G, !himamura G, 3@aki ), 0atsumeda ), Gonekaa ), :ta G, 0otomi ), 0akayama ). #e(elopment o% a 0e ?ethod %or #iagnosis o% Rubella "irus 'n%ection by Re(erse )ranscription$>oop$?ediated 'sothermal Ampli%ication. (ournal of Clinical &icrobiology, 24= 248;7. 5. +utts C, est J, !iHueira ??, 3ngstrom -, Robertson, !usan 3. uidelines %or !ur(eilance o% +ongenital Rubella !yndrome and Rubella. Cield test (ersion. )epartment of *accines and +iologicals. ene(a, :, 1999. 4. 0ational +enter %or 'mmuni@ation and Respiratory #iseases #i(ision o% "iral #iseases . #ocumentation and "eri%ication o% ?easles, Rubella and +ongenital Rubella !yndrome 3limination in the Region o% the Americas. +#+ Report = ?arch, 212. 7. nansia 3R. +ongenital Rubella !yndrome.:rphanet 3ncyclopedia. 2/ 8. !oedarmo, !oemarmo !. ooro, et al. Rubella. uku A&ar 'n%eksi dan ediatri )ropis 3disi 2. al 122 $127. adan enerbit '#A' = Jakarta. 28 9. #us@ak, Robert !. +ongenital Rubella !yndrome ; ?ayor Re(ie. :ptometry 8, 4$/. 29. 1.)ipples, raham A. Rubella #iagnostic 'ssue 'n +anada. )he Journal o% 'n%ectious #iseasesB2/=!459;!44. 211