MATERI 3 MATERI FAKTA, KONSEP, GENERALISASI DAN TEORI DALAM IPS A. Pengertian Pengertian Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori dalam IPS
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki cakupan materi dan metodologi tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan ( body of knowledge atau structure of knowledge) knowledge) tentang suatu kajian. Setiap ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan pemerintahan, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan men ggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu pola dasar bagi materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya ilmu sosial, tersusun dalam 3 (tiga) tingkatan materi; dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling luas, yaitu (1) Fakta; (2) Konsep; dan (3) Generalisasi (Savage & Amstrong, 1996:24). Berikut adalah se buah susunan pengetahuan:
Teori Generalisasi
Konsep
Fakta dan Atribut
Lebih sedikit dari fakta
Kesan terakhir yang dilihat
Fakta: adalah kenyataan yang ada di sekitar kita yang terbatas jumlahnya. Fakta: adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep.
B. Pembahasan Pembahasan Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori a. Fakta
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda dapat melihat dan menemukan suatu kejadian atau keadaan, misalnya matahari terbit dari timur, laut berombak, air menguap terkena panas, dan sebagainya. Keadaan seperti itu sering disebut fakta.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 1
Dengan demikian, fakta dapat diartikan sebagi suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan serta dikaji oleh ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya (Sapriya, 2006: 41). Walaupun demikian, fakta memiliki kekuatan penjelas yang terbatas untuk menjelaskan suatu masalah. Fakta merujuk pada keadaan-keadaan tertentu/khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). a. b. c. d. e. f.
Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh fakta: Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal ta nggal 28 Oktober 1928. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Bandung adalah Ibu Kota Propinsi Jawa Barat. Orde Reformasi dimulai tahun 1998. Penduduk Indonesia Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa, J awa, Bali, dan Madura. Rupiah alat tukar yang sah di Indonesia.
Fakta sangat penting dalam susunan ilmu karena fakta membentuk suatu konsep dan generalisasi. Savage & Amstrong (1996:24) (1996:24 ) mengatakan bahwa: “ Concepts are not learned in a vacuum. Rather, they are acquired in a process that involves consideration of specific facts.” facts.” Hal tersebut dapat dimaknai bahwa konsep tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang khusus. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau pengertian. Mukminan, dkk (2002:59) menyatakan bahwa fakta adalah kejadian, obyek atau gejalagejala yang sudah atau dapat dibenarkan oleh indera. Oleh karena itu, banyak fakta dalam kehidupan sosial manusia, maka guru harus memilih fakta yang dapat membantu siswa untuk mampu memahami konsep dan generalisasi. Guru tidak mungkin dapat mengajarkan semua fakta yang ada di keehidupan sosial. Fakta yang diperoleh melalui penginderaan dan pengamatan individu memiliki kesan masing-masing. Mungkin saja ada perbedaan persepsi (pemberian makna melalui indera) terhadap fakta yang sama. Fakta yang dipilih untuk kepentingan tertentu dinamakan data. Fakta merupakan data mentah bagi peembentukan konsep. Contoh dari beberapa fakta yang saling berkaitan untuk membentuk konsep: Indonesia selama tiga setengah abad dijajah oleh bangsa Belanda. Sejak tahun 1908 bangsa Indonesia mulai berjuang untuk melawan penjajahan yang dikenal dengan hari Kebangkitan Nasional. Dengan melalui perjalanan yang panjang, dengan pengorbanan yang tidak sedikit bangsa Indonesia menyatakan bebas dari penjajahan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. Setelah merdeka, bangsa Indonesia merasa kedudukannya sejajar dengan
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 2
bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia ingin menentukan ingin menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Fakta-fakta tersebut diatas, tampak saling berhubungan untuk membentuk suatu konsep atau gagasan berupa kemerdekaan. Suatu bangsa dan negara yang ingin merdeka berani berkorban untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya, bebas menentukan nasibnya sendiri, kedudukan sederajat dengan bangsa lain. Jika siswa membaca keadaan bangsa lain seperti itu, maka dalam benaknya akan terbentuk suatu pengertian atau konsep tentang “kemerdekaan”. Namun karena begitu banyak fakta dalam kehidupaan sosial, maka tidak mungkin seorang guru harus mengajarkan semuanya. Oleh karena itu guru harus memilih fakta yang dapat membantu peserta didik untuk mampu memahami konsep dan menggeneralisasikannya. Selanjutnya fakta merupakan tingkatan paling rendah dari suatu susunan ilmu pengetahuan. Suatu fakta adalah keadaan faktual (yang sebenarnya) dan harus diterima apa adanya, fakta tidaak memiliki konotasi nilai (Sunario, 1989:117). Fraenkel menyatakan bahwa fakta adalah suatu yang betul-betul ada atau suatu yang telah terjadi di masa lampau. Fakta meliputi semua aktivitas individu, peristiwa, lokasi tempat, obyek, dan peraturan tentang prosedur tertentu (Husein Achmad, 1982:1). Ciri pokok fakta adalah kekhasannya dan sifatnya yang tidak berulang-ulang. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa fakta bersifat “buntu”. Melihat sifat fakta yang khas dan buntu, banyak pakar pendidikan menganggap bahwa fakta tidak menghasilkan ide atau pengetahuan yang baru dan cepat usang. Akan tetapi fakta tetap mempunyai manfaat karena fakta merupakan bahan ramuan pemikiran dan menjadi bahan dasar untuk pembentukan konsep. Fakta bersama-sama konsep merupakan bangunan utama pengetahuan. Hal ini mempunyai arti bahwa untuk mempelajari ilmu pengetahuan diperlukan fakta-fakta. Sulit untuk mempelajari ilmu pengetahuan tanpa fakta. Demikian juga dalam proses pembelajaran, informasi verbal merupakan bagian utama bahkan sering kali menjadi prasyarat untuk belajar lebih lanjut. Informasi verbal sebagian besar terdiri atas fakta-fakta, nama-nama dan pengetahuan dasar (Yelon dalam Husein Achmad, 1982:2). Dalam hubungannya dengan pembentukan konsep, fakta harus dipilih secara selektif agar tidak banyak fakta usang, sehingga sistem berpikir menjadi kurang. Fakta yang dipilih adalah fakta yaang dapat dijadikan dasar dari rincian apabila diperlukan. Pemilihan fakta penting itu cukup sulit karena secara logika, apa yang penting menurut pakar ilmu pengetahuan belum
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 3
tentu sejalan dengan pemahaman siswa. Setiap guru atau calon guru seyogyanya mampu melihat dua kepentingan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa fakta mempunyai ciri-ciri: (1) bersifat
khas; (2) bersifat konkrit; (3) tidak berulang-ulang. Maka dari itu, fakta bersifat lepas, tidak terikat dengan fakta lain secara logis. Fakta-fakta dalam IPS meliputi fakta yang berhubungan dengan masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, jumlah fakta tidak terbatas, sebanyak obyek, peristiwa atau proses yang terjadi dalam masyarakat dan lin gkungannya.
b. Konsep
Terdapat dua makna yang dapat kita tangkap bila kita mendengar istilah tau kata “konsep”. Untuk membedakan kedua makna tentang kata konsep dapat dicontohkan dengan dua kalimat berikut: Pertama: Mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan praktik mengajar. Kedua: Saya belum mengerti tentang konsep IPS yang dijelaskan oleh dosen. Makna kata konsep pada kalimat pertama berarti ”rancangan” atau draft . Sedangkan makna pada kalimat kedua adalah gagasan atau ide, pokok-pokok pikiran dalam pembelajaran IPS. Yang akan dijelaskan pada uraian ini adalah makna “konsep” pada kalimat yang kedua. Konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami tentang sesuatu tersebut. Konsep adalah suatu pengertian yang disimpulkan dari sekumpulan fakta yang memiliki ciriciri yang sama (Mukminan, dkk, 2002:59). Konsep dapat dimaknai pula kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Savage & Amstrong mengemukakan bahwa “concepts are labels to help people to make sense of large quantities of information” (Savage & Amstrong, 1996:25). Hal tersebut dapat dimaknai bahwa konsep adalah label untuk membantu seseorang untuk memahami seumlah besar informasi. Konsep merupakan alat intelektual yang luar biasa yang memungkinkan kita menyederhanakan dunia dan lebih mudah membuat pemikiran serta memecahkan masalah. Menurut S. Hamid Husein (dalam Sapriya, 2006:43) konsep adalah pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama. Sedangkan menurut Moore (dalam Skeel,1995:30) “ A concepts is something conceived in the mind — a thouhgt, an idea, or a notion”. Konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia berupa sejumlah ide atau gagasan. Sedangkan Parker (dalam Skeel, 1995:30) mengemukakan “Concepts is ideas about something. A concept is an idea that exists through its examples ”.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 4
Konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep dapat dikatakan sebagai gagasan yang ada melaui contoh-contoh. Konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah “sesuatu yang tersimpan dalam pikiransuatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”. Sedangkan Parker menyatakan bahwa “Konsep/gagasan-gagasan tentang sesuatu, konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya”. Dalam definisi yang kedua tergambar bahwa seseorang mesti terlibat dalam proses berpikir, yakni menyadari contoh-contoh konsep. Proses berpikir itu sering disebut dengan istilah “konseptualisasi”, yaitu an ongoing process that operates as the individual encounters new examples with the concept (Skeel, 1995:30). (konseptualisasi adalah suatu proses yang terus menerus yang berlangsung apabila seseorang sedang memikirkan contoh-contoh baru dari suatu konsep). Oleh karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang suatu konsep akan berbeda karena tergantung pada latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki dan budaya orang yang melakukan konseptualisasi. Lebih jauh Skeel (1995:30) menyatakan bahwa ”Concepts are stated in a number of form: concrete or abstract; broad or narrow; single word or phrases”. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk misalnya: konkret atau abstrak; luas atau sempit; satu kata atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkret misalnya: manusia, gunung, rumah, daratan, lautan, dan sebagainya. Kata-kata tersebut merupakan benda-benda konkret yang dapat dilihat, diraba atau dirasakan. Konsep yang bersifat abstrak antara lain: kejujuran, kebebasan, keadilan, tanggungjawab, hak, sistem hukum, demokrasi, dan lain sebagainya. Ada pula konsep yang begitu luas dan atau abstrak sehingga sulit untuk dirumuskan. Oleh karena itu harus diuraikan agar dapat dipahami, misalnya konsep tentang kebudayaan, kasih sayang, dll. Sementara itu ada konsep yang sangat sempit dan mudah dipahami, dapat dilihat dan dirasakan dan penggunaannya pun terbatas, misalnya rumah. Konsep dapat pula terdiri dari satu suku kata, misalnya “kerja”, namun bisa pula berupa frase seperti “pembagian kerja”, “lapangan kerja”, dll. Why
are
concepts
so
important? Konsep
dapat
membantu
seseorang
untuk
mengorganisasikan data atau informasi yang mereka hadapi. Konsep dapat menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data. Dalam menentukan kerangka konseptual, seseorang perlu memiliki sifat keterbukaan untuk menempatkan informasi baru yang sedang dihadapi.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 5
How are concepts acquired? Konsep diperoleh dengan mengenal, memahami dan merumuskan data-data yang menjadi atribut dari suatu konsep. Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam konsep dalam situasi yang berbeda. Bruner (dalam Mukminan, dkk, 2002:60) mengemukakan setiap konsep harus memiliki 3 unsur, yaitu: 1. Ada contoh 2. Ada ciri-ciri atau atribut 3. Ada nilai atribut Setiap contoh dapat dijelaskan wujudnya berdasarkan ciri-ciri dasarnya. Ciri-ciri dasar ini diamakan atribut. Setiap atribut memiliki nilai atribut yang menimbulkan perbedaan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya, yang merupakan kombinasi atribut tersebut. Contoh Ciri dasar Nilai atribut
: buah-buahan : warna, bentuk, rasa, dll : Warna : merah, hijau, kuning, dll Rasa : manis, asam Bentuk : bulat, lonjong, dll Berat : ½ ons, 1 ons, dst Konsep dapat berupa sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau
definisi yang ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa kata-kata. Misalnya, konsep “sepeda motor” dapat dijelaskan dengan atribut: (1) kendaraan beroda dua; (2) digerakkan dengan mesin; (3) berbahan dasar bensin. Contoh lain: jika kita menemukan sejumlah informasi misalnya: ada sebuah benda padat yang besar, terbuat dari besi atau kayu, digerakkan dengan mesin atau layar, berjalan diatas air, digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang; maka kemudian, dengan kemampuan mental kita, informasi atau fakta itu dapat disederhanakan dengan memberi label atau nama “kapal laut”. Dalam ilmu-ilmu sosial banyak konsep yang sulit dijelaskan atributnya dengan kata-kata sederhana, seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan, sosialisasi dan lain-lain. Untuk itu marilah kita telaah apa yang dimaksudkan dengan konsep lebih dalam dan rinci. Konsep adalah sekelompok fakta atau data yang memiliki ciri-ciri yang sama dan dapat dimasukkan ke dalam satu nama label. (Sunaryo, 1989:118). Lebih jelas lagi, konsep adalah suatu abstraksi mengenai suatu kelompok benda atau stimulasi yang mempunyai persamaan karakteristik. Hasil dan abstraksi tersebut dinamakan konsep. Dengan demikian namalah yang membedakan antara satu konsep dengan konsep lainnya (Nursid Sumaatmadja. 1986:30). Agar pengertian konsep menjadi lebih jelas, ada baiknya diberikan contoh-contoh. Contoh sebuah konsep dalam kehidupan sehari-hari adalah buku. Setiap kali orang menyebut buku maka dalam pikiran terdapat gambaran abstrak tentang apa yang dinamakan buku.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 6
Selanjutnya kita akan selalu dapat menunjukkan mana yang dimaksudkan buku dan mana yang dimaksudkan map. Dengan buku kita akan membayangkan adanya lembaran-lembaran halaman kertas, sedangkan map kita bayangkan berupa karton, plastik ataupun kulit yang mempunyai bentuk tertentu yang berbeda dengan buku. Selanjutnya buku itu ada bermacammacam, antara lain buku tulis, buku pelajaran, buku harian, buku sastra, dan sebagainya. Semua itu membentuk suatu kumpulan yang mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang sama, yaitu adanya lembaran-lembaran halaman kertas yang digabungkan dalam bentuk tertentu. Karena ciri-cirinya yang sama itu maka dinamakan buku. Namun harus diingat bahwa buku tulis, buku harian, buku sastra, dan sebagainya itu dalam tingkatannya masingmasing adalah juga sebuah konsep. Jadi konsep itu mempunyai tingkatan-tingkatan. Yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Dalam contoh di atas, konsep buku mempunyai tingkat abstraksi lebih tinggi dari pada konsep buku pelajaran. Hal yang membedakan tingkat abstraksi suatu konsep dengan konsep lamanya adalah karakteristik utama konsep yang disebut atribut. Atribut adalah sifat yang membedakan suatu konsep, sehingga menimbulkan bermacam-macam konsep (De Cecco dalam Husem Achmad, dkk. 1982:3). Setiap konsep mempunyai atribut dan tidak selalu sama jumlah dan kualitasnya. Makin tinggi tingkat abstraksi suatu konsep, makin berkurang jumlah atributnya, sehingga ada semacam perbandingan terbalik atau korelasi negatif. Uraian berikut akan lebih memperjelas kenyataan perbandingan tersebut. Agar lebih mudah memahami konsep, kita ambil contoh manusia, laki-laki dan perempuan sebagai konsep. Yang membedakan antara laki-laki dan perempuan sebagai konsep adalah atribut-atributnya seperti bentuk fisik, suara, dan alat kelamin. Dengan demikian ada tiga atribut yang dipergunakan. Pada tingkat manusia hanya terdapat satu atribut, yang atribut yang membedakannya dengan makhluk lainnya (misalnya hewan). Yang dipergunakan sebagai atribut utama antara manusia dengan hewan adalah kemampuan berpikir manusia dalam mengubah lingkungannya. Artinya, pembeda utama antara manusia dengan hewan adalah kemampuan berpikir. Di sini sangat jelas bahwa jumlah atribut yang diperlukan untuk membedakan konsep yang lebih abstrak lebih sedikit jumlahnya Atribut berpikir tidak dapat dilihat secara langsung. Ia tidak seperti atribut yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Walau demikian, sedikit jumlah atribut ternyata cukup ampuh sebagai alat pembeda. Atribut suatu konsep mempunyai nilai, nilai ini mempunyai daya pembeda seperti atribut. Suatu atribut yang sama apabila mempunyai nilai-nilai yang berbeda menyebabkan kita dapat
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 7
membedakan adanya konsep yang berlainan. Peranan nilai atribut ini sangat terasa apabila kita akan membedakan dua konsep yang mempunyai kedudukan yang sejajar. Sebagai contoh kita akan membedakan antara laki-laki dan perempuan dengan atribut yang kita pergunakan sama yaitu bentuk fisik, suara, dan alat kelamin. Ketiga atribut ini kita kenakan baik kepada konsep laki-laki maupun konsep wanita. Kita dapat membedakan antara laki-laki dan perempuan karena bentuk fisik laki-laki dan wanita berbeda. Dipersilahkan anda menyebutkan satu per satu perbedaan fisik antara laki-laki dan wanita. Perbedaan-perbedaan itulah yang dinamakan nilai atribut.
Jeni s Kon sep De Cecco membagi konsep menjadi tiga jenis (dalam Husein Achmad, 1982:5), yaitu
konsep konjungtif, konsep disjungtif, dan konsep relasional. 1. Conjunctive Concepts
semua
atribut yg mendefinisikan konsep harus ada atau nilai-nilai
yang sesuai dan atribut-atributnya terdapat dalam sekelompok benda secara bersamasama. ex: konsep “segitiga” mempunyai atribut: 1. memiliki tiga sisi 2. merupakan gambar 2 dimensi 3. tertutup dan memiliki 3 sudut If any of these attribute is missing, the “thing” is not a “triangle”.
Karena mudah pengenalannya maka konsep konjungtif ini merupakan konsep yang paling rendah tingkatnya Dengan demikian konsep konjungtif ini sangat cocok untuk keperluan tingkat pendidikan rendah seperti kelas-kelas permulaan SD. Pada tingkat SD, konsep konjungtif memegang peranan penting karena tingkat kemampuan berpikir peserta didik yang masih bersifat konkret menghendaki pengembangan dari hal-hal yang bersifat konkret. 2. Disjunctive Concepts tidak semua atribut yang mendefinisikan konsep harus ada atau tidak semua atribut dan nilai atributnya harus sama. ex: konsep “mencetak gol” dlm sepak bola. 1. bola masuk gawang 2. bola melewati kiper 3. bola ditendang melewati mistar gawang
3. Relational Concepts atribut yg ada ddlm konsep membentuk kaitan khusus satu dg yg lain. ex: konsep “km/jam” Di dalam konsep tsb, terdapat kaitan antara atribut jarak yg ditempuh (km) dengan atribut waktu (jam). Dalam penguasaan konsep ini, peserta didik perlu memahami tidak hanya setiap atribut tetapi juga sifat hubungan antara atribut.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 8
Pentingnya Konsep Menurut De Cecco (dalam Husein Achmad, 1982), adanya konsep akan membantu kita untuk: 1) Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah. 2) Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada di sekeliling kita. Apabila seseorang mengidentifikasikan sesuatu benda, benda tersebut dimasukkan dalam kelas tertentu. 3) Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal barn yang sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui. Dengan kata lain hal yang baru itu sudah termasuk dalam konsep tertentu. 4) Membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah dalam klasifikasi yang benar. Dengan demikian kita memperoleh pemecahan bagaimana memproses masalah yang ada di hadapan kita. 5) Memungkinkan kita memberikan pengajaran yang lebih kompleks dan menerangkan secara lebih jelas. 6) Menggambarkan kenyataan dan dunia. Dengan melalui konsep seseorang diharapkan bisa berpikir atau melihat sesuatu yang berhubungan, menciptakan, dan melaksanakan segala sesuatu. Namun demikian kita harus berhati-hati terhadap konsep stereotipe, yaitu konsep yang didasarkan atas pengalaman pengalaman yang keliru. Sebagai contohnya adalah konsep tentang orang kulit hitam dengan atribut-atribut kasar, keras, dan jahat. Menurut Kardiyono (1980:13) dalam memiliki konsep yang akan diberikan kepada siswa hendaknya pendidikan mendasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Keperluan. Konsep yang akan diajarkan haruslah konsep yang diperlukan oleh siswa dalam memahami dunia di sekitarnya. Oleh karena itu lingkungan yang berbeda memerlukan konsep-konsep yang berlainan pula. 2) Ketepatan. Perumusan konsep yang akan diajarkan hams tepat sehingga tidak memberi peluang bagi penafsiran yang salah. Dengan kata lain merumuskan konsep jangan menimbulkan salah pemahaman.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 9
3) Mudah dipelajari. Konsep yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah Fakta dan contohnya harus terdapat dalam lingkungan hid up serta dikenal siswa. 4) Kegunaan. Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya serta masyarakat lingkungan pada khususnya.
Pembinaan Konsep dalam IPS Pembinaan konsep, berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep sampai membentuk suatu abstraksi pada diri siswa, merupakan proses yang memakan waktu. Pembinaan konsep ini berlangsung mulai dari keadaannya yang konkrit yang secara berangsur-angsur mengarah kepada pengertian abstrak. Untuk memenuhi tuntutan ini, guru IPS hams melakukan berbagai metode interaksi edukatif(multi-metode) dan berbagai media pengajaran (multi-media). Agar lebih jelas lagi pengertian konsep dan pembinaan konsep kita gunakan contoh. Misalnya pada suatu pembahasan IPS guru bermaksud menanamkan kata sungai, industrialisasi, demokrasi dan pranata sosial sebagai konsep-konsep IPS. Dalam proses belajar mengajar, guru IPS hendaknya menerapkan multi-metode dan multi-media dalam melakukan pembinaan konsep. Dalam hal ini anak didik diarahkan untuk menangkap, menghayati, dan meresapkan konsep-konsep di atas pada pengertian konotatif yang luas mulai dari pengertian dan keadaannya yang konkrit sampai pada pengertian abstrak yang hidup dalam diri siswa yang bersangkutan. Sebagai suatu konsep, sungai memiliki pengertian yang tidak terbatas hanya pada arti kata dan fakta saja, melainkan harus mengungkapkan pula pengertian-pengertian yang lebih luas yang menyangkut jenis dan fungsinya bagi kehidupan sosial-ekonomi, penyebarannya di permukaan bumi, dan sebagainya. Pokoknya semua pengertian yang terkandung secara komprehensif dalam kata sungai merupakan suatu konsep. Demikian pula dengan konsep kata lainnya. Agar anak didik dapat memahami pengertian konsep-konsep IPS dengan dan memadai lebih jelas dan memadai maka seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal penting dalam mengajarkan konsep-konsep IPS. Dalam hal ini Yelon (dalam Husein Achmad, 1982) mengemukakan bagaimana mengajar konsep yang baik sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 10
Guru harus menetapkan tujuan tertentu untuk masing-masing mata pelajaran. Dalam mengajar konsep, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan kemampuannya dalam memberikan atau memilih contoh-contoh tentang konsep. 2) Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep. Syarat utama untuk mempelajari konsep adalah memilah-milah, yaitu membedakan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya, antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Selanjutnya guru harus mengetahui pengetahuan prasyarat, yaitu bahwa siswa harus mampu menunjukkan atribut definisi dan memahami konsep. Misalnya untuk dapat memahami demokrasi, maka siswa hams dapat memberikan atribut definisi dari demokrasi dan memahami subkonsep-subkonsep demokrasi, seperti musyawarah, kedaulatan rakyat, pemungutan suara, dan sebagainya. 3) Menyajikan definisi dan contoh-contoh. Guru harus menyajikan definisi contohcontoh. Sebab konsep akan mudah dipahami apabila: Aspek yang relevan dengan stimulus jelas dan aspek yang tidak relevan dengan stimulus kurang jelas atau kurang tajam. Jumlah aspek yang tidak relevan dengan stimulus dikurangi Banyak menggunakan contoh-contoh yang positif Memberikan definisi dan contoh atas obyek yang dipelajari 4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan feedback. Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai konsep, maka sebaiknya diberikan contoh-contoh lainnya atau siswa didorong untuk memberikan atribut konsep atau memberikan informasi tentang konsep dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
c. Generalisasi
Elemen pengetahuan yang ketiga dari IPS dan dapat dikatakan hampir abstrak adalah generalisasi. Generalisasi berasal fari kata “general” yang ber arti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu generalisasi merupakan penambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada. Generalisasi adalah hubungan atau beberapa konsep atau adalah rangkaian atau hubungan antarkonsep-konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip. 1. Ciri-ciri generalisasi a. Menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 11
b. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan path keseluruhan kelas dan bukannya bagian atau contoh. c. Tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep. d. Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata. e. Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran dan equity. f. Bukanlah sekedar pernyataan yang diverbalkan atau penegasan pernyataan g. akan tetapi satu kesatuan pengertian. 2. Fungsi generalisasi a. b. c. d.
Sebagai tujuan umum studi sosial/IPS. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran. Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar. Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS.
Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. Artinya, dalam pikiran kita terbentuk pola-pola hubungan bermakna yang lebih luas (Djodjo Suradisastra 1991/1992:39). Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Savage & Amstrong (1996:26) menyatakan bahwa “ generalization are statements of relationship among concepts. Generalisasi adalah pernyataan hubungan diantara konsep. Sedangkan Fakih Samlawi (dalam Sapriya, 2006:44) meng emukakan: “Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran dari generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima hari ini, mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula. Contoh generalisasi: “ Ketika angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka tindak kejahatan dan kriminal pun meningkat pula ” Dari generalisasi tersebut, terdapat konsep pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan dan konsep kriminal. Para siswa sangat perlu memahami konsep-konsep tersebut sebelum ia dapat menangkap makna dari generalisasi di atas. Dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun generalisasi, apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian rupa sehingga saling berhubungan satu
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 12
dengan Iainnya. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh lain berikut. Ada ungkapan : “Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu” kita menemukan paling sedikit tiga konsep, yaitu: 1) Masyarakat primitif. 2) Lingkungan hidup. 3) Cara hidup. Ketiga konsep tersebut saling berhubungan dan memberi keseimbangan antara yang satu dengan yang lain. Hubungan mereka sangat erat sekali. Berubah yang satu akan mengubah yang lain. Bila tingkat keprimitifan sekelompok orang itu berubah, maka kita akan mengantisipasi bahwa lingkungan akan kurang berpengaruh terhadap cara hidup masyarakat itu, karena masyarakat itu akan mengontrol secara baik lingkungan hidupnya. Perlu diketahui bahwa generalisasi harus ditulis sedemikian rupa sehingga memiliki dasar keberlakuan yang luas. Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat atau benda. Alasannya, apabila kita menyebutkannya berarti generalisasi yang kita buat memiliki tingkat abstraksi yang rendah, tingkat keberlakuannya juga sempit atau rendah. Generalisasi harus ditulis sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam berbagai situasi yang bagaimanapun juga. Contoh lain generalisasi yang tingkat abstraksinya rendah adalah kegiatan siswa mengumpulkan data tentang bagaimana keadaan geografi mempengaruhi cara hidup orang Irian Jaya dan menyimpulkan: “Keadaan geografi Irian Jaya berpengaruh terhadap cara hidup penduduk Irian Jaya “. Kesimpulan pertama ini jelas memiliki tingkat keberlakuan yang terbatas karena kesimpulan tersebut tidak berlaku bagi daerah-daerah lain atau tidak ada jaminan bahwa kesimpulan itu akan berlaku di daerah lain. Kesimpulan siswa tersebut sudah benar, tetapi tingkat keberlakuannya terbatas atau sempit. Seandainya penelitian siswa tersebut memberikan kesimpulan lain, maka akan dirumuskan (kesimpulan kedua) seperti berikut ini: “Makin tinggi peradaban penduduk suatu daerah, makin tinggi penduduk itu mengontrol hidupnya “. Kesimpulan ketiga dapat juga seperti berikut ini: ”Tingkah laku orang dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat tempat orang itu menjadi anggotanya”. Apabila kita bandingkan generalisasi (kesimpulan) pertama, kedua, dan ketiga, manakah yang paling abstrak? generalisasi mana yang lebih bermanfaat atau lebih luas tingkat keberlakuannya? Jawabannya adalah bahwa generalisasi (kesimpulan) kedua dan ketiga memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi tingkat keberlakuan lebih umum. Dengan demikian apabila dilihat dari tingkat keberlakuannya kita mengenal adanya generalisasi yang berlaku terbatas dan generalisasi yang bersifat umum. Namun harus diingat
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 13
bahwa dalam penelitian dan dalam melakukan interaksi dengan data, setiap siswa mempunyai kemampuan yang tidak sama. Dimungkinkan bahwa sebagian siswa menarik kesimpulan dengan ukuran sempit atau tingkat keberlakuan yang terbatas dan sebagian siswa lain menarik kesimpulan yang dengan lebih luas ukurannya ata u tingkat keberlakuan yang umum. Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa fakta itu konkret, dan dapat diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan. Fakta bersifat khusus dan terjadi di tempat kita melakukan observasi. Sebaliknya generalisasi lebih abstrak, tidak dapat diobservasi secara langsung. Fakta dapat memberi penjelasan, melalui penjelasan itulah kita dapat menyusun generalisasi. Untuk melihat keteraitan antara fakta, konsep dan generalisasi, dapat lilihat pada gambar berikut ini: Gambar 1. The Structure of Knowledge ( Dimodifikasi Model Savage & Amstrong)
Gambar diatas menjelaskan bahwa untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta, membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sejumlah generalisasi. Fakta memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas kearah waktu, tempat, ruang atau kejadian. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi. Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan kejadiankejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum (kurang spesifik) bila dibandingkan dengan fakta. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep, dan dari beberapa konsep yg saling berkaitan akan membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu sistem untuk membentuk suatu dalil atau teori dlm ilmu pengetahuan. Teori merupakan salah satu dari tujuan pokok dalam perkembangan dan pembentukan teori, dan lahirnya disiplin ilmu. Konsep dan generalisasi ada saling ketergantungan dan jelas ada perbedaan antara keduanya sebagai berikut. 1. Perbedaan antara konsep dan generalisasi.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 14
a. Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan dalam kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan atribut yang saling berkaitan. b. Generalisasi memiliki tesis yang menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis. c. Generalisasi bersifat objektif dan impersonal/tidak satu/umum. Konsep amat subjektif dan personal yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. d. Generalisasi memiliki aplikasi yang universal. Konsep hanya terbatas pada orangorang tertentu. 2. Proses terbentuknya generalisasi.
a
Fakta
b
Konsep
c
Generalisasi
- Objek (benda, orang) - Peristiwa - Prosedur - Tergantung pada subjek A - Tergantung pada subjek B - Tergantung pada subjek C - Konsep A - Konsep B - Konsep C
Banyak di sekitar kita
Subjek
Aplikasi secara universal
d. Teori Setelah membahas fakta, konsep, dan generalisasi marilah kita meninjau tentang teori,
terutama teori dalam IPS. Sebuah teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi. Kekuatan teori terletak pada kemampuannya menerangkan dan meramalkan fenomena. Menurut Skager dan Weinberg , makin bersemangat lapangan inquiry makin mendekati kenyataan teori-teori tersebut (Husein Achmad, 1982:9). Proposisi yang menghubungkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada proposisi yang menghubungkan konsep. Selanjutnya proposisi yang menghubungkan konsep, lebih mudah dari proposisi yang menghubungkan generalisasi. Sedangkan teori yang lebih tinggi akan mengembangkan bentuk konsep yang lebih umum. Seperti halnya generalisasi, teori dapat juga disusun berdasarkan kekuatan-kekuatan yang ada pada teori- teori tersebut. Kriterianya adalah sebagai berikut (Fraenkel dalam Husein Achmad. 1982): 1) Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan (breath). 2) Bagaimana kompleksnya proposisi yang dihubungkan (complexity). 3) Sampai sejauh mana teori tersebut dapat diterapkan pada daerah, kejadian, orang, dan objek yang dikenal teori tertentu (Applicabilit).
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 15
4) Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi melukiskan dan menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia serta menerangkan segi-segi yang penting dewasa ini (explanatory power). 5) Sampai sejauh mana teori membimbing ke arah pendalaman yang lain (depth). 6) Berapa banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori (conceptual strengt). 7) Sampai sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang dihubungkan dengan teori tersebut dapat teruji (testability). Menurut, David Easton (Djodjo Suradisastra, 1991/1992), teori terdiri dari tiga tingkatan yaitu genenalisasi singular, teori berdimensi sempit, dan teori berdimensi luas. Generalisasi singular hanya menghubungkan dun konsep , oleh karena itu masih termasuk generalisasi biasa Agar generalisasi singular termasuk ke dalam teori, maka harus mengacu kepada pemikiran teoretis. Maksudnya, agar jangkaunnya lebih luas dan dapat dipakai untuk meramalkan sifat-sifat sesuatu gejala yang barn dihadapi. Teori berdimensi sempit terbentuk oleh berbagai pernyataan yang terinterelasikan sedemikian rupa sehingga data yang belum tertata dalam pernyataan dapat dituangkan ke dalam suatu pernyataan umum. Oleh karena itu pernyataan umum dapat dipakai untuk menjelaskan pertautan informasi yang terangkum di dalamnya. Maksud penjelasan tersebut adalah untuk menjadikan himpunan informasi menjadi bermakna. Artinya, kita akan dapat memahami apa, mengapa, dan bagaimana mengenai informasi tersebut. Akan tetapi teori berdimensi sempit memiliki jangkauan yang masih terbatas dalam satu cabang ilmu saja. Teori berdimensi luas menjangkau sesuatu yang lebih luas dari teori berdimensi sempit jangkauannya meliputi keseluruhan dalam suatu disiplin ilmu. Teori ini menghubungkan berbagai gejala dan informasi dalam keseluruhan tersebut sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Dalam IPS teori berdimensi luas jarang ditemukan, karena gejalagejala dalam kehidupan masyarakat sangat luas dan bertali-temali sangat rumit. Setelah memahami teori, kita dapat lebih melihat keteraturan tentang gejala-gejala dalam masyarakat dengan lebih sempurna. Dengan demikian akan dapat membawa kita kepada pemikiran tentang sebab akibat dalam batas tertentu. Paling tidak kita akan dapat menemukan pola tertentu yang melandasi sesuatu gejala. Hal ini penting karena keteraturan sebenarnya merupakan hasil dan pemikiran. Keteraturan inilah yang akan memberi makna terhadap apa yang diamati.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 16
Dalam IPS teori juga dapat dipakai untuk menjelaskan sesuatu gejala dalam kehidupan di masyarakat. Sebagai contoh mengapa timbul masalah-masalah sosial dalam masyarakat, dalam batas tertentu dapat dijelaskan. Dengan demikian para pakar ilmu sosial dapat mencari jalan untuk mengatasinya. Dengan adanya kemampuan menjelaskan gejala-gej ala dalam masyarakat terdorong untuk memahami perilaku dan posisi kita di tengah masyarakat C. Kedudukan Fakta, Konsep dan Generalisasi dalam IPS 1. Kedudukan Fakta dalam IPS
IPS merupakan suatu mata pelajaran yg meng kaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yg berkaitan dg isu sosial dan kewarganegaraan (kurikulum SD th. 2004). Sedangkan fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap sebagai warga negara Indonesia. Bertitik tolak dari pengertian tersebut ternyata fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam IPS. Dengan kata lain, bahwa fakta merupakan salah satu materi yang digunakan dalam kajian IPS. Dengan fakta-fakta yang ada disekeliling kita, maka kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Apabila kita akan menarik suatu kesimpulan terhadap suatu informasi harus didukung oleh fakta-fakta yang ada untuk memberikan pembuktian terhadap kebenaran informasi tersebut. Kedudukan fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu, karena dari fakta yang ada kita dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi. Dar i fakta-fakta yang ada dan saling berkaitan maka kita dapat membentuk suatu konsep atau pengertian yang membantu kita untuk berfikir. Dari uraian tersebut, maka fakta adalah titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi, dimana ketiga unsur tersebut merupakan bahan kajian IPS yang harus dipahami oleh siswa.
2. Kedudukan Konsep dalam IPS •
IPS sebagai bidang kajian yg terdiri dari konsep dasar IIS.
•
Maka kedudukan konsep dalam IPS
bahan
kajian utama utk menelaah berbagai
masalah sosial yg dihadapi dlm kehidupan sehar-hari. •
Sebagai contoh: Di kota A terjadi tawuran pelajar yang dapat mengganggau kentraman warga masyarakat sekitar. Kondisi seperti ini merupakan masalah sosial yang harus segera
dicari
solusinya.
Untuk
menyelesaikan
masalah
tersebut
kita
harus
menggunakan berbagai konsep dalam ilmu-ilmu sosial seperti: konsep kelompok,
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 17
konflik, perilaku, peran dan lain sebagainya. Tanpa menggunakan konsep tersebut, kita akan memberikan solusi terbaik untuk masalah tersebut. •
Dengan menggunakan berbagai konsep IPS (yang berasal dari konsep IIS) untuk memecahkan masalah sosial, maka pada akhirnya kita harus mengambi kesimpulan atau keputusan bagaimana hasil peneylesaian masalah yang dihadapi. Untuk menarik kesimpulan atau keputusan tertentu maka kita tidak lepas dari proses generalisasi.
3. Kedudukan Generlisasi dalam IPS Struktur Ilmu Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep dan generalisasi. Jadi, jelas •
bahwa Ilmu Pengetahuan tdk akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka materi IPS tdk akan terbentuk sesuai dg struktur ilmu yg ada. •
Generalisasi dlm IPS sdh diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk konsep dan akhirnya membuat generalisasi. Dengan demikian, antara fakta konsep dan generalisasi merupakan rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidah dapat dipisahkan ddalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS.
•
Sebagai contoh generalisasi: “Makin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka makin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut”. Dari generalisasi tersebut dapat dijadikan dalil atau teori bahwa, “tingkat pendidikan mempengari atau berkolerasi positif terhadap tingkat kesejahteraan. Sedangkan konsep “pendidikan” dan konsep “kesejahteraan” merupakan kajian yang ada didalam IPS.
D. Model Pembelajaran Fakta, Konsep, dan Generalisasi dlm IPS
Menggunakan
contoh-contoh
konkret
sesuai
dengan
tingkat
berfikir
dan
perkembangan intelektual siswa SD. Misalnya: menggunakan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami kata-kata kunci atau konsep yang ada dalam materi pembelajaran IPS. Misalnya: Kebudayaan, pakaian, gunung, gurun, hutan, dll.
Menggunakan strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai. ~ Strategi pembelajaran: Cara guru mengatur keseluruhan proses pembelajaran meliputi: pemilihan metode, pengaturan waktu, pemilihan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 18
~
Metode
pembelajaran:
cara-cara
yang
dipilih
oleh
seorang
guru
untuk
menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran.
Kesesuaian antara tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Tujuan apa yang hendak dicapai dalam pembelajaran disesuaikan dengan isi materi. Begitu pula media pembelajarannya.Misalnya media gambar, lingkungan sekitar, alat peraga, dll. Terkait dengan evaluasi, guru dapat menggunakan beberapa alat evaluasi, disesuaikan dengan tujuan pembelajara yang hendak dicapai. Misalnya: guru akan mengukur aspek kognitif dapat menggunakan pencil and paper tes (ujian tertulis), tes lisan, dll. Jika hendak mengukur aspek afektif dapat menggunakan lembar observasi, wawancara, angket, dll. Mengukur aspek psikomotor dengan menggunakan penilaian tingkah laku ketika proses belajar praktek berlangsung, membuat hasil karya, kecepatan melakukan tugas, dll.
E. Daftar Pustaka
1. Achmad, Husein, dkk. (1982). Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: FKIS IKIP. 2. Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahan Ajar FIP Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Husein Achmad, dkk. (1982). Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: FKIS IKIP. 4. Kardiyono .(1980) Mengajar Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial . Jakarta P3G Departemen P dan K. 5. Mukminan, dkk. (2002). Dasar-dasar IPS. Yogyakarta: FIS UNY. 6. Sapriya, ddk. (2006). Konsep dasar IPS. Bandung: UPI Press 7. Savage, Tom V & Amstrong, David G. (1996). Effective teaching in elementary social studies edition. New Jersey: Prentice Hall. 8. Skeel, Dorothy J. (1995). Elementary social studies : Challenges for tomorrow’s world . Harcourt Brace College Publishers. F.
Glosarium
Evaluasi atau Penilaian pembelajaran adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Fungsinya sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 19
Fakta adalah suatu kejadian atau peristiwa yang pernah ada dalam kehidupan seharihari yang dapat dijadikan sebagai informasi dan dikaji oleh ahli ilmu sosial. Generalisasi adalah sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep. IPS adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dengan bahan kajian berupa fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan kewarganegaraan (kurikulum SD th 2004) Konflik adalah suatu pertentangan yang teradi antara individu-individu atau antara kelompok dengan kelompok sebagai akibat dari perbedaan kepentingan. Konsep adalah pengabstraksian atau pelabelan atau penamaan dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama. Konseptualisasi adalah proses berpikir yang terus menerus apabila seseorang sedang memikirkan contoh-contoh baru dari suatu konsep. Konkret adalah sesuatu yang bisa dilihat, diraba, dan dirasakan secara nyata. Konsep abstrak adalah konsep yang dapat dilihat, diraba secara nyata, namun dapat dirasakan akibatnya, seperti: kejujuran, kesetiaan, kemerdekaan, kebebasan, demokrasi, dll. Konsep konkret adalah konsep yang dapat dilihat secara fisik, seperti: rumah, meja, mobil, sepeda motor, dll. Metode pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran. Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah ini mencakup watak perilaku seperti: perasaan, minat, sikap, emosi, dll. Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otaktermasuk dalam ranah kognitif. Tingkatan berpikir menurut Bloom: 1) hafalan/pengetahuan ( knowledge); 2) Pemahaman (comprehension); 3) penerapan (aplication); 4) analisis (analysis); 5) sintesis ( syntesis); 6) evaluasi (evaluation) Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan/ skills atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar dari ranah ini adalah keterampilan ( Strategi pembelajaran adalah cara guru mengatur keseluruhan proses pembelajaran meliputi: pemilihan metode, pengaturan waktu, pemilihan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Struktur adalah susunan dari sesuatu dimulai dari hal yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks. Struktur Ilmu adalah susunan dari ilmu pengetahuan, yang dimulai dari fakta sampai generalisasi dan teori.
Handout Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Page 20