ISOLASI SENYAWA ALKALOID KININ DARI KULIT BATANG KINA (Cin chona ) chona succ succir ir ubra
Oleh: Deasy Paramitha Sari
25131005
Risa Septi Handayani
25131007
Yulinda Tri Wahyuti
25131032
Sri Anggun
25131045
Sri Rizki Widyawati
25131046
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG PROGRAM PENDIDIKAN STRATA 1 PROGRAM STUDI FARMASI BANDUNG 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan
salah
satu
negara
tropis
yang
kaya
dengan
keanekaragaman hayati, mulai dari jenis tumbuhan tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Tumbuhan yang terdapat di wilayah nusantara memiliki daya guna dan nilai yang sangat tinggi, baik dalam segi ekonomi, industri, lingkungan dan potensial sebagai obat-obatan tradisional. Salah satu tanaman yang berguna untuk obat-obatan tersebut adalah Kina. Jenis tanaman kina (Cinchona) yang umumnya digunakan dalam industri kina adalah C. succirubra dan C. Ledgeriana. Dari 30 lebih jenis alkaloid kuinolin yang terkandung dalam tanaman kina, 4 jenis alkaloid kuinolin telah dimanfaatkan dan mempunyai nilai komersial yang tinggi, yaitu : kinin, kinidin, sinkonin dan sinkonidin. Setiap jenis Cinchona mempunyai kandungan alkaloid kuinolin yang berbeda. C. ledgeriana diketahui memiliki kadar kinin yang tinggi (4 - 13 %), sedangkan C. succirubra memiliki kadar kinin yang sangat rendah (0,8 - 1,4 %). Akan tetapi kadar sinkonidin C. succirubra lebih tinggi yaitu 3,2 - 5,1 % dari pada C. Jedgeriana yang hanya mengandung 0 - 3,4 % (Astika, 1975). Sebagai bahan baku untuk industry kina biasanya merupakan campuran dari kedua jenis tersebut sehingga kadar kinin antara 6-8%. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut organik khusus, yang relatif mahal. Perolehan kinin mencapai 75-80%. Hal ini berarti sisa kandungan kinin yang tertinggal dalam alkaloid sisa sekitar 20- 25%, serta juga masih mengandung sisa alkaloid yang lain seperti sinkonin, sinkonidin dan kinidin, yang juga mempunyai nilai komersial tinggi (Wibisana, 2010). Secara teori, tanaman kina mengandung kinin yaitu suatu alkaloid yang memiliki manfaat sebagai antimalaria. Untuk mengidentifikasi kandungan alkaloid kinin, maka diperlukan suatu pemisahan, isolasi dan identifikasi terlebih dahulu untuk mendapatkan kinin yang diinginkan.
1.2 Tujuan Penelitian
Mengisolasi dan mengidentifiksasi senyawa kinin dari kulit batang kina (Cinchona succirubra) .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kina
Klasifikasi Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Chinchona
Spesies
: Cinchona succirubra
Gambar 1.
C. succirubra merupakan tanaman berupa pohon dengan tinggi hingga 17m, cabang berbentuk galah yang bersegi 4 pada ujungnya, mula-mula berbulu padat dan pendek kemudian agak gundul dan berwarna merah. Daun letaknya berhadapan dan berbentuk elips, lama kelamaan menjadi lancip atau bundar, warna hijau sampai kuning kehijauan, daun gugur berwarna merah. Tulang daun terdiri dari 11 – 12 pasang, agak menjangat, berbentuk galah, daun penumpu sebagian berwarna merah, sangat lebar. Ukuran daun panjang 24 – 25cm, lebar 17 – 19cm. Kelopak bunga berbentuk tabung, bundar, bentuk gasing, bergigi lebar bentuk segitiga, lancip. Bunga wangi, bentuk bulat telur sampai gelendong (Anonim, 1989). Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu kinine untuk penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik. Sentra produksi kina di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatra Barat. Nama daerah : kina, kina merah, kina kalisaya, kina ledgeriana (Sultoni, 1995).
2.2 Sifat Fisika-Kimia Kinin
Gambar 2. Struktur Kinin (C20H24 N2O2; MW = 324) (Misra et al , 2008)
Pemerian : Bau khas; rasa pahit dan kelat. Serbuk : Warna coklat merah. Isi Simplisia : Alkaloida terdiri dari alkaloida kinina, kinidina, sinkonina, sinkonidina, asam kinat, asam kinatanat, zat merah kina. Penggunaan : Anti malaria, antipiretik, stomakik (Depkes RI, 1980). Kinin sedikit larut dalam air, sangat mudah larut dalam o
o
alcohol, memiliki titik lebur 177 C (351 F), massa molekul 324,417 g/mol.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat : Gelas Beaker Seperangkat alat refluks atau soxhlet Rotary evaporator Chamber Gelas ukur
Bahan : Silika Gel GF 254 Sampel (Kulit Batang Kina)
3.2 Metode Penelitian Kiki metodenya ada dijurnal semua tinggal pilih aja, setiap pake dapus tolong diketik didapus nya yakkk…ehhehehe 3.3 Prosedur Kerja Dibikin skema aja ki, mulai dr skrining fitokimia alkaloid, trus ekstraksi pake refluks atau soklet, hampir sama kaya praktikum tiap hasil di KLT (kayanya), trus identifikasinya pake HPLC .. oiya fase geraknya ada di farmakope eropa yak i…
Kalo metodemu sudah oke, nanti aku tinggal nambahin tinjauan pustaka terkait metode n prosedurmu,,,, Oiya kiki, kamu Cuma metode sama prosedur kerja aja… yang lainnya biar aku lagi gpp… okeeeee cantik….
MAKASIH BANYAK KIKI