Penjelasan penyebab warna pada tanaman yang berwarna warni dan bagaimana kalau penyebabnya tersebut dikurangi :
Pada umumnya warna daun dipengaruhi oleh zat hijau daun (klorofil) yang menyebabkan warna daun menjadi hijau. Sebagian besar klorofil terdapat di daun, namun pada bagian-bagian tanaman lain seperti akar, batang, buah, biji, dan bunga juga terdapat klorofil dengan jumlah terbatas. Distribusi klorofil pada daun berbeda-beda. Klorofil di pangkal daun akan berbeda dengan klorofil di bagian ujung, tengah, dan tepi daun. Perbedaan jumlah klorofil ini akan menunjukkan perbedaan warna daun. Semakin hijau warna daun maka semakin tinggi kandungan klorofilnya. Terdapat 3 komponen yang memberikan penampilan pada warna daun. Komponen tersebut adalah klorofil yang menghasilkan warna hijau untuk proses fotosintesis; 1. Karotenoid dibagi dibagi menjadi karoten dan xantofil. Karoten adalah pigmen yang menyebabkan warna oranye, sedangkan xantofil adalah pigmen yang menyebabkan warna kuning. 2. Tannin yang memberikan warna kuning keemasan, dan 3. Anthocyanin yang memberi warna merah atau ungu. Klorofil dan karotenoid berada berada di dalam daun selama musim panas dengan jumlah yang lebih banyak dan menutupi warna karotenoid , sehingga sebagian besar daun berwarna hijau. Anthocyanin diproduksi sebagai hasil dari glukosa yang terjebak dalam daun ketika pembuluh darah daun tersebut tertutup. Gula ini kemudian ak an pecah karena terkena cahaya matahari dan menghasilkan pigmen berwarna merah dan ungu. Pada kondisi eksisting tidak semua daun t anaman selalu berwarna hijau, daun dapat berwarna kuning, merah, bahkan cenderung biru. Hal tersebut tersebut disebabkan adanya zat terlarut yang dapat menghasilkan warna tertentu. Beberapa diantaranya adalah Anthocyanin dan Anthoxanthin. Anthocyanin berada di sitoplasma dan menimbulkan warna merah muda, merah tua, dan biru. Warna ini akan berubah mengikuti derajat keasaman (pH) lingkungan. Semakin asam (pH rendah) lingkungan akan muncul warna merah, sebaliknya semakin basa (pH tinggi) akan muncul warna biru pada daun. Anthoxantin juga berada di sitoplasma tetapi warna yang dihasilkan adalah kuning muda hingga kuning tua. Kondisi dimana kedua zat ini bercampur di sitoplasma dan menghasilkan warna yang tidak sesuai dapat disebut ko-pigmentasi. Ketika produksi klorofil berkurang dan klorofil yang ada didegradasi, maka pigmen lain yang ada pada daun mulai terlihat. Warna kuning terjadi karena adanya kandungan pigmen karotenoid pada daun. Kemudian, seiring dengan berubahnya suhu, pigmen karotenoid pun berkurang dan pigmen warna merah yang disebabkan oleh antosianin akan terlihat. Ketika semua pigmen tersebut sudah terdegradasi, daun akan menjadi berwarna cokelat yang disebabkan karena pigmen tanin yang tersisa. Karena daun tersebut tidak berguna lagi bagi pohon, maka secara alami, pohon akan membuang bagian yang tidak diperlukan tersebut. Oleh karenanya, daun-daun pun Ketika tangkai daun yang mati tersebut terlepas dari batang pohon, bagian batang tersebut akan terbuka ke lingkungan. Artinya, pohon tersebut jadi rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Tapi ternyata pohon-pohon tersebut telah memiliki mekanisme tersendiri untuk mencegah hal itu terjadi. Caranya adalah dengan mengeluarkan sejenis zat pemisah sebelum daun berguguran. Zat ini melapisi dan memisahkan tangkai daun dengan batang pohon sehingga aliran nutrisi ke daun terputus dan serangan hama hama dan penyakit lainnya juga dapat dihindari.
Pembentukan ekosistem kehidupan di Indonesia {Tropis}
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masingmasing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga. Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut. 1.Komponen Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan energi. 2. Komponen biotik, Yaitu yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup atau organisme. Atau juga dapat diartikan komponen biotik yang menyusun suatu ekosistem selain dari komponen antibiotik yang tidak bernyawa. Dan dibagi menjadi dua macam yaitu konsumen atau yang biasa disebut heterotrof he terotrof dan pengurai atau yang biasa disebut dengan dekomposer. unsur biotik yang dapat kita temukan di ekosistem sawah diantaranya yaitu, tumbuhan primer, tumbuhan sekunder, hewan. Jenis-Jenis Ekosistem
Ekosistem yang merupakan hasil interaksi yang dapat terjadi antara makhluk hidup terhadap komponen bumi yang tidak hidup. Perbedaan ekosistem yang dapat dipengaruhi oleh iklim dan juga tempat ekosistem berada. Bumi yang dikelilingi oleh daratan dan juga air maka terdapatlah 2 ekosistem di bumi yaitu ekosistem darat dan ekosistem air. 1. Ekosistem Darat; Ekosistem darat juga dapat disebut dengan bioma yang merupakan daerah yang memiliki sifat, iklim , dan tempat berkumpulnya berbagai macam makhluk hidup, dan juga tingkat geografis yang sama. Ekosistem daratan dapat dibedakan menjadi 8 yaitu bioma hutan hujan tropis, bioma hutan gugur, bioma padang rumput, bioma savana, bioma tundra, bioma taiga, bioma karst dan berikut ini adalah beberapa jenis-jenis dari ekosistem ekosistem darat :
Bioma hutan hujan tropis
Bioma hutan gugur
Bioma padang rumput
Bioma savana
Bioma tundra Bioma gurun
2. Ekosistem Air; Yang merupakan ekosistem besar yang ada di bumi yang sebagian besarnya terdiri dari air. Ekosistem ini juga dapat dipengaruhi oleh cahaya matahari yang masuk. Dan ekosistem air dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tawar dan air laut.
Ekosistem air tawar yang memiliki kadar garam yang sedikit dan juga dapat dibedakan berdasarkan keadaan air. Ekosistem laut yang memiliki kadar yang tinggi dan ekosistem ini memiliki pergerakan air yang dapat dipengaruhi oleh arah angin.
Contoh Ekosistem 1. Ekosistem Alami : Ekosistem ini adalah ekosistem yang tercipta dengan sendirinya tanpa ada campur tangan dari manusia, oleh karena itu lah kita sebut sebagai ekosistem e kosistem Alamiah. Contoh : Hutan hujan, Hutan gugur, Ekosistem padang rumput, Ekosistem sungai, Ekosistem danau, Rawa-rawa, Ekosistem laut 2. Ekosistem Buatan: Seperti namanya, ekosistem ini merupakan yang terbentuk dengan adanya campur tangan manusia, Dibuat kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena bukan itu tujuan dari membuat ekosistem ini. Contoh: Suaka marga satwa, Taman hutan raya, Tanaman safari, Waduk Ekosistem Hutan Indonesia
Indonesia adalah negara dengan wilayah yang y ang cukup luas meliputi lautan dan dataran. Di dalamnya ada beragam komponen yang saling membutuhkan. Interaksi antara organisme dengan lingkungannya dinamakan dengan ekosistem. Salah satu tipe yang akan dibahas pada artikel ini adalah ekosistem hutan yang termasuk sub dataran. Jenis hutan yang ada di negara ini pun beragam, secara umum berupa hutan hujan tropis bila dilihat dari musim dan letak geografisnya. Sayangnya saat ini keseimbangan di ekosistem tersebut mulai tidak stabil, baik karena faktor manusia maupun alam. Komponen Utama Dalam Ekosistem Hutan
Lingkungan tempat makhluk hidup saling berinteraksi harus dijaga kedinamisannya. Hubungan antara dua atau lebih komponen yang y ang ada di hutan dapat bersifat be rsifat menguntungkan atau sebaliknya. Campur tangan dari manusia yang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat pemukiman mulai mengganggu kehidupan organisme didalamnya. Jika ekosistem hutan menjadi kurang stabil, akibatnya kehidupan organismenya tidak bisa berjalan lancar. Sebab itulah sangat penting untuk merawat kondisi hutan agar komponen yang ada di dalamnya bisa berkembang dengan baik. Keuntungan yang diperoleh manusia adalah dapat memaksimalkan pemanfaatan ekosistem tersebut. Adapun jenis komponen yang hidup di hutan antara lain: 1. Organisme Autotrof Jenis komponen yang ada di ekosistem hutan ini mampu menghasilkan makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari. Ciri dari organisme tersebut adalah memiliki zat hijau daun atau klorofil. Dengan bantuan cahaya matahari, komponen Autotrof bisa mengolah makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Kedudukan dari organisme seperti pohon dan rerumputan ini sangatlah penting karena sebagai sumber makanan utama bagi komponen lainnya. Jaring-jaring makanan juga berlaku di ekosistem ini.
2. Organisme Heterotrof Komponen ini tidak bisa membuat makanan sendiri dan menggantungkan hidupnya pada organisme lainnya. Sumber makanan berasal dari organisme autotorof. Contoh dari komponen heterotrof adalah jasad renik dan jamur. Proses pengambilan makanan dengan cara menguraikan zat organik yang terdapat di hutan. Hasil dari penguraian tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat makanan dari kelompok ini. 3. Organisme Biotik Dalam satu ekosistem hutan terdapat banyak komponen biotik yan g menghuninya. Komponen ini terdiri dari kelompok makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan lainlain. Secara kasat mata, organisme ini mendominasi lahan di hutan. Perannya sebagai produsen dan konsumen dalam jaring makanan membuat jumlahnya harus dijaga keseimbangnnya. Bila tanaman yang tumbuh jumlahnya mengalami penyusutan, maka habitat binatang herbivora akan terancam karena pasokan makanan berkurang. Begitu juga bagi organisme karnivora juga tidak dapat bertahan hidup bila ekosistem tidak lagi dinamis. 4. Organisme Abiotik Ekosistem hutan memiliki cakupan yang luas jika wilayahnya belum dipergunakan untuk kepentingan ekonomi. Selain terdiri dari organisme h idup, terdapat juga komponen abiotik yang juga berperan besar dalam terjadinya interaksi yang saling menguntungkan. Contoh dari komponen ini adalah cahaya, iklim, tanah, air, angin, dan lain sebagainya. Cara Menjelaskan Ekosistem Kepada Peserta Didik;
Pembelajaran IPA menyangkut materi ekosistem, tentu disamping mene kankan pada perolehan konsep, juga menekankan pada perubahan tingkah laku dan ketrampilan. Pembelajaran tentang materi ekosistem dapat dilakukan dengan secara langsung mengamati ekosistem. Pada akhir ‐akhir ini dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan mulai digunakan suatu pendekatanya itu dengan pembelajaran kontekstual (ContextualTeacxhingangLearning/CTL). (ContextualTeacxhingangLearning/CTL). Pembelajaran kontektual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka dengan kehidupan nyata Manfaat dari buaya bagi kehidupan manusia
Buaya termasuk binatang reptil yang memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Selain memainkan peran penting dalam banyak rantai makanan, ya ng menjaga populasi hewan kecil di bawah terkendali, reptil juga berfungsi sebagai makanan, hewan peliharaan, dan telah memainkan peran dalam seni dan budaya selama ribuan tahun. Manfaat buaya diantaranya : 1. Buaya sebagai makanan dan obat ; daging buaya dapat dimanfaatkan sebagai makanan sekalius sebagai obat tertentu.
2. Buaya sebagai hewan peliharaan ; buaya juga bisa menjadi binatang peliharaan namun tidak semua orang bisa memelihara memelih ara buaya, bahkan saat ini binatang reptil sangat dilindungi habitatnya. 3. Buaya untuk kerajinan tangan dan konveksi ; kulit buaya bisa dimanfaatkan manusia untuk bahan membuat baju, sepatu, ikat pinggang, tas dll 4. Buaya dalam seni dan budaya ; Akhirnya, reptil memainkan peran penting dalam cerita rakyat, agama, dan budaya populer. Orang-orang Moche dari Peru kuno menyembah reptil dan sering menempatkan buaya dalam seni tari mereka.
Manfaat Daging Buaya Daging buaya yang memiliki tekstur empuk seperti yang ditemui pada manfaat daging ayam. ayam. Daging buaya ini banyak dikonsumsi untuk obat penyakit kulit layaknya manfaat daging ular . Daging buaya juga merupakan daging dengan kolesterol rendah, sehingga baik dikonsumsi. Penyakit kulit yang dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi daging buaya yaitu pen yakit jamur, eksim, dan juga gatal. Daging buaya buaya dipercaya mampu menghaluskan kulit dan mempercantik kulit. Beberapa cara dilakukan untuk mengkonsumsi daging buaya ini seperti :
Daging yang telah dipotong, dibekukan terlebih dahulu di dalam freezer . Hal ini sangat bermanfaat untuk menekan laju perkembangan parasit yang ada pada daging Lakukan pengolahan daging secara benar . Daging buaya yang akan dikonsumsi haruslah diolah secara benar, baik cara mengolah maupun cara memasakn ya harus benar. Cara memasak daging buaya yang benar, akan membantu menekan berkembangnya pertumbuhan bakteri jahat yang terdapat didalam daging buaya. Sehingga tidak ikut menyerang dan mengkontaminasi manusia yang memakan dagingnya.
Manfaat Buaya Lainnya
Banyak masyarakat yang memanfaatkan bagian-bagian pada buaya, mualai dari kulitnya, minyak buaya, empedu, tengkorak buaya, hingga gigi buaya. Berikut ini ulasan selengkapnya : 1. Kulit buaya – Kulit Kulit buaya kini banyak dimanfaatkan oleh pengrajin sebagai bahan untuk dibuat sebagai aksesoris ataupun menjadi bahan kulit tas, dompet, jaket, ikat pinggang, dan
lainnya. Kualitas kulit buaya ini, berbalik lurus dengan harga. Semakin sulitnya kulit buaya dicari, maka akan semakin mahal pula harga kulit yang dijual.
– Minyak Minyak buaya memiliki manfaat sebagai obat, manfaat minyak buaya 2. Minyak – didapatkan dari minyak buaya yang asli. Faktor sulitnya menjinakkan buaya dan mulai berkurangnya populasi buaya, buaya, membuat banyaknya masyarakat yang mencampur mencampur minyak buaya. Sehingga khasiatnya khasiatnya akan berkurang. Manfaat minyak buaya yaitu yaitu diantaranya sebagai obat untuk penyakit jantung, malaria, paru-paru dan juga dipercaya dapat menghaluskan kulit. 3. Empedu – Empedu Empedu buaya dipercaya dapat mengobati penyakit asma, mencegah penyakit diabetes, menambah nafsu makan, serta melancarkan sistem sirkulasi darah. 4. Tengkorak – Pencinta Pencinta seni banyak ban yak memburu tengkorak buaya untuk dijadikan hiasan dirumah yang dijadikan sebagaibarang unik.
Gigi buaya dapat dimanfaatkan sebagai aksesoris. 5. Gigi – Gigi Untuk kalian yang beralasan mengkonsumsi hewan seba gai obat, cobalah untuk mempertimbangkannya kembali. Setiap penyakit itu pasti ada obatnya, tapi tidak mengharuskan mengkonsumsi hewan yang hidup di dua alam ini. Selain itu, pemburuan terhadap hewan ini secara besar-besaran maka bisa berakibat pada punahnya spesies ini. TUGAS AKHIR IPA M4
Setelah Anda mempelajari Empat (4) Kegiatan Belajar Belaj ar yang ada pada Modul IPA ini. Rancanglah SATU (1) lembar kerja siswa (LKS) IPA SD yang berkaitan dengan konten materi pada Modul ini. Komponen minimal yang harus ada dalam lembar kerja siswa: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Judul kegiatan Tujuan kegiatan Alat dan bahan Petunjuk (langkah-langkah) kegiatan Pertanyaan-pertanyaan Kesimpulan