KESULITAN BELAJAR Oleh : Yulinda Erma Suryani, S.Pd, M.Si.
DEFINISI KESULITAN BELAJAR
Secara harfiah kesulitan belajar merupakan
hambatan karena tunagrahita, karena gangguan
terjemahan dari Bahasa Inggris “ Learning Learning Disability Disability””
emosional, atau karena kemiskinan lingkungan,
yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability
budaya, budaya , atau ata u ekonomi. Menurut Hammill (1981)
diterjemahkan kesulitan” untuk memberikan kesan
kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan
optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk
yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-
belajar. belaj ar. Ist ilah lain learning disabilities adalah
cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam
learning difficulties dan learning differences. differences. Ketiga
berhitu ber hitu ng. Ganggua Gan ggua n tersebu ter sebu t berupa ber upa ganggua gang guan n
istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang
intrinsik yang diduga karena adanya disfungsi sistem
berbeda. berbeda. Di satu pihak, pihak, penggun penggunaan aan istilah learning
saraf pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi bersamaan
differences lebih bernada positif, namun di pihak lain
dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensoris,
istilah learning disabilities lebih menggambarkan
hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh
kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan
lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses
perbedaan perbedaan rujukan, rujukan, maka digunakan digunakan istilah Kesulitan Kesulitan
pembe pembelaj lajaran aran yang yang tidak tidak sesuai). sesuai). Gangg Gangguan-g uan-gang angguan guan
Belajar . Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan
eksternal tersebut tidak menjadi faktor penyebab
belajar belajar , istilah istilah kata yakni disfungsi disfungsi otak otak minimal minimal ada
kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor
yang lain lagi istilahnya yakni gannguan neurologist.
yang memperburuk kondisi kesulitan belajar yang
Defenisi yang dikutip dari Hallahan, Kauffman, dan Lloyd (1985):
sudah ada. ACCALD (Association Committee for
suatu
Children and Adult Learning Disabilities) Disabilities ) dalam
gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis yang
Lovitt, (1989) mengatakan bahwa kesulitan belajar
mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran
khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga
atau
mungkin
bersumbe bersumberr dari masalah masalah neurolo neurologi gis, s, yang yang men mengg ggangg anggu u
menampakkan diri dalam bentuk kesulitan
perkembangan kemampuan kemampuan mengintegras mengintegrasikan ikan dan
mendengarkan , berpikir , berbicara, membaca,
kemampuan bahasa verbal atau nonverbal. Individu
menulis, mengeja , atau berhitung. Batasan tersebut
berkesulitan belajar memiliki memiliki inteligensi inteligensi tergolong
mencakup kondisi-kondisi seperti gannguan
rata-rata atau di atas rata-rata dan memiliki cukup
perseptual, persep tual, luka pada otak, disleksia, disleksia , dan afasia afa sia
kesempatan untuk belajar. Mereka tidak memiliki
perkembangan. Batasan Batas an tersebut ters ebut tidak mencakup
gangguan sistem sensoris. Sedangkan NJCLD
anak-anak yang memiliki problema belajar yang
(National Joint Committee of Learning Disabilities)
penyebab penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan
dalam Lerner, (2000) berpendapat bahwa kesulitan
dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik,
belajar adalah istilah umum untuk berbagai berbaga i jenis
Kesulitan belajar khusus adalah
tulisan.
Gangguan
tersebut
Yulinda Erma Suryani : adalah dosen Psikologi
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
33
Kesulitan Belajar
kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca,
tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya anak
menulis, dan berhitung. Kondisi ini bukan karena
yang mengalami mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi diidentifikasi
kecacatan fisik atau mental, bukan juga kar ena
sebagai anak yang underachiever , pemalas, atau aneh.
pengaruh pengaruh faktor lingkung lingkungan, an, melaink melainkan an karena faktor
Anak-anak ini mungkin mengalami perasaan frustrasi,
kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat
marah, depresi, cemas, dan merasa tidak diperlukan
mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi
(Harwell, 2001).
terhadap objek yang diinderainya. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam
Ada beberapa penyebab kesulitan belajar yang
belajar belajar yang yang berkaitan berkaitan deng dengan an hambatan hambatan dalam dalam proses proses
terdapat pada literatur dan hasil riset (Harwell, 2001),
persepsi, persepsi, konseptuali konseptualisasi, sasi, berbahasa, memo memori, ri, serta
yaitu :
pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi
1.
Faktor Faktor keturun keturunan/ an/bawa bawaan an
integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner,
2.
Gangguan semasa semasa kehamil kehamilan, an, saat melahi melahirkan rkan
2003). Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian pengertian kesulitan belajar adalah kondisi yang
atau prematur 3.
merupakan sindrom multidimensional yang
oksigen atau nutrisi dan atau ibu yang merokok,
bermanifesta berman ifestasi si sebaga i kesulit an belajar belaja r spesif ik
menggunakan obat-obatan ((drugs ), atau drugs),
( spesific spesific learning learning disabilities disabilities), ), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan masalah emosional. Kelompok anak dengan Learning Learnin g Dissability Dissab ility (LD) dicirikan
meminum alkohol selama masa kehamilan. 4.
Trauma pasca pasca kelahiran kelahiran,, seperti seperti demam demam yang sangat tinggi, trauma kepala, atau pernah
dengan adanya gangguan-gangguan tertentu yang
tenggelam.
menyertainya. Menurut Cruickshank (1980) gangguan-gangguan tersebut adalah gangguan latar-
Kondisi janin yang tidak menerim menerimaa cukup
5.
Infeksi Infeksi telinga telinga yang berulang berulang pada pada masa masa bayi dan
figure, visual-motor, visual-perceptual, pendengaran,
balita. Anak dengan dengan kesulitan kesulitan belajar biasanya biasanya
intersensory, intersensory, berpikir konseptual dan abstrak, bahasa,
mempunyai sistem imun yang lemah.
sosio-emosional, body image, image, dan konsep diri. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan
6.
Awal masa
kanak-kanak kanak-kanak yang
sering
ber be r hu bu ngan ng an den ga n al umin um iniu iu m, ar seni se nik, k, merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya.
bera gam ganggu an dalam dala m menyimak, berbica ber bicara ra,,
Riset menunjukkan bahwa apa yang terjadi
membaca, menulis, dan berhitung karena faktor
selama tahun-tahun awal kelahiran sampai umur 4
internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal
tahun adalah masa-masa kritis yang penting terhadap
otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor
pembelaj pembelajaran aran ke depanny depannya. a. Stimulasi Stimulasi pada masa bayi
eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas
dan kondisi budaya juga mempen mempengaruhi garuhi belajar b elajar anak.
belajar, bela jar, dan lain-la lain -lain. in. Tidak Tida k seper ti cacat cac at fisik, fis ik,
Pada masa awal kelahiran samapi usia 3 tahun
kesulitan belajar tidak terlihat dengan jelas dan sering
misalnya, anak mempelajari bahasa dengan cara
disebut “hidden “hidden handicap”. handicap”. Terkadang kesulitan ini
mendengar lagu, berbicara kepadanya, atau
34
Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 Magistra No. ISSN 0215-9511
Kesulitan Belajar
membacakannya cerita. Pada beberpa kondisi,
2.
Faktor tor Genet enetiik
interaksi ini kurang dilakuan, yang bisa saja
Hallgren melakukan penelitian di Swedia
ber kontr kon tr ibu si t erh ada p kura ku ra ngnya ngn ya kema mpu an
dan menemukan bahwa, yang faktor herediter
fonologi anak yang dapat membuat anak sulit
menentukan ketidakmampuan dalam membaca,
membaca (Harwell, 2001)
menulis dan mengeja diantara orang-orang yang
Sementara Kirk & Ghallager (1986)
didiagnosa disleksia. Penelitian lain dilakukan
menyebutkan faktor penyebab kesulitan belajar
oleh Hermann (dalam Kirk & Ghallager, 1986)
sebagai berikut:
yang meneliti disleksia pada kembar identik dan
1.
kembar tidak identik identik yang menemukan menemukan bahwa
Fakto aktorr Dis Disfu fun ngsi gsi Ota Otak k
frekwensi disleksia pada kembar identik lebih
Penelitian mengenai disfungsi otak
banyak daripada kembar kembar tidak identik identik sehing sehingga ga
dimulai oleh Alfred Strauss di Amerika Serikat
ia menyimpulkan bahwa ketidakmampuan
pada akhir tahun 1930-a n, yang menjelaskan menjelaskan
membaca, mengeja dan menulis adalah sesuatu
hubungan kerusakan otak dengan bahasa,
yang diturunkan.
hiperaktivitas dan kerusakan perceptual. Penelitian berlanjut ke area neuropsychology
3.
Fakt Faktor or Lingk Lingkun ungan gan dan dan Mal Malnu nutri trisi si
yang menekankan adanya perbedaan pada
Kurangnya stimulasi dari lingkungan dan
hemisfer otak. Menurut Wittrock dan Gordon,
malnutrisi yang terjadi di usia awal kehidupan
hemisfer kiri otak berhubungan dengan kemampuan seq s eq ue nt ia l
merupakan dua hal yang saling berkaitan yang
l in gu is t ic atau
dapat menyebabkan menyebabkan munculnya kesulitan belajar
kemampuan verbal; hemisfer kanan otak ber be r hu bu ngan ng an
den ga n
tu ga s- tu ga s
pada anak. Cruickshank dan Hallahan (dalam
ya ng
Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa
berhubungan berhubungan dengan dengan auditori auditori termasuk termasuk melod melodi, i,
meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara
suara yang tidak berarti, tugas visual-spasial dan
malnutrisi dan kesulitan belajar, malnutrisi berat
aktivitas non verbal. Temuan Harness, Epstein,
pada usia usia awal akan akan mem mempengaruhi pengaruhi sistem sistem syaraf syaraf
dan Gordon mendukung penemuan sebelumnya
pusat dan kemampuan kemampuan belajar belajar serta s erta berkembang berkembang
bahwa ba hwa ana k-a nak denga n kesuli kes ulita tan n belaja bel aja r
anak.
(learning difficulty) difficulty) menampilkan kinerja yang lebih baik daripada daripa da kelompoknya kelompoknya ketika kegiatan yang mereka lakukan berhubungan dengan otak
4.
Fakto aktorr Bi Bioki okimia
Pengaruh penggunaan obat atau bahan
kanan, dan buruk ketika melakukan kegiatan yang
kimia lain terhadap kesulitan belajar masih
ber be r hu bu ngan ng an den ga n ot a k kir ki r i. Ga ddes dd es
menjadi kontroversi. Penelitian yang dilakukan
mengatakan bahwa 15% dari anak yang termasuk
oleh Adelman dan Comfers (dalam Kirk &
underachiever , memiliki disfungsi system syaraf
Ghallager, 1986) menemukan bahwa obat
pusat (dalam Kirk & Ghallager Ghallager,, 1986).
stimulan dalam jangka pendek dapat mengurangi hiperaktivitas. Namun beberapa tahun kemudian peneli penelitian tian Levy (dalam Kirk Kirk & Ghallager Ghallager,, 1986)
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
35
Kesulitan Belajar
membuktikan hal yang sebaliknya. Penemuan
KARAKTERISTIK KESULITAN BELAJAR
kontroversial oleh Feingold menyebutkan bahwa
Mencermati definisi dan uraian di atas tampak
alergi, perasa dan pewarna buatan hiperkinesis
bahwa kondisi kondisi kesulitan kesulitan belajar memil memiliki iki beberapa beberapa
pada anak yang kemudian kemudian akan menye menyebabkan babkan
karakteristik utama, yaitu:
kesulitan belajar. Ia lalu merekomendasikan diet
1.
Gan Ganggu gguan Inte Interrnal nal
salisilat dan bahan makanan buatan kepada anakPenyebab kesulitan belajar berasal dari
anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada
faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam anak
sebagian anak, diet ini berhasil namun ada juga
itu sendiri. Anak ini mengalami gangguan
yang tidak cukup berhasil. Beberapa ahli
pemusat pemus at an perhat per hat ian, ian , sehingga sehin gga kemampu an
kemudian menyebutkan bahwa memang ada
persept perseptualn ualnya ya terham terhambat. bat. Kemam Kemampuan puan perse perseptual ptual
beberapa beberapa anak yang tidak cocok cocok dengan dengan bahan
yang terhambat tersebut meliputi persepsi visual
makanan. Mulyono Abdurrahman Abdurra hman mengatakan mengatakan
(proses pemah p emahaman aman terhadap objek yang dilihat), dilihat),
bahwa prestasi prest asi belajar dipengaru hi oleh dua
persepsi persepsi auditoris auditoris (proses pemaham pemahaman an terhadap terhadap
faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor
objek yang didengar) maupun persepsi taktil-
Internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi
kinestetis (proses pemahaman terhadap objek
neurologis, neurologis, sedangkan sedangkan penyebab utama ut ama problema problema
yang diraba dan digerakkan). Faktor-faktor
belajar belajar adalah faktor eksternal, eksternal, yaitu antara lain
internal tersebut menjadi penyebab kesulitan
ber up a st ra tegi teg i pemb ela ja ra n yang ya ng kelir kel ir u,
belajar, belajar, bukan faktor ekste eksternal rnal (yang berasal berasal dari
peng pe ngelo elo la an keg ia ta n bela be la ja r ya ng ti da k
luar anak), seperti faktor lingkungan keluarga,
membangkitkan motivasi belajar anak, dan
budaya, fasilitas, dan lain-lain. lain-lain.
pemberian pemberian ulangan penguatan. penguatan. Hal-hal yang dapat mempengaruhi faktor neurologis yakni :
2.
Kesenja Kesenjanga ngan n anta antara ra Poten Potensi si dan dan Presta Prestasi si
Anak berkesulitan belajar memiliki
1.
Faktor Faktor gene genetik tik
potensi kecerdasan/inteligen kecerdasan/inteligensi si normal, bahkan
2.
Luka pada otak otak (kekurangan (kekurangan Oksigen) Oksigen)
beberapa beberapa diantaranya diantaranya di atas rata-rata. Namun
3.
Faktor Faktor Biok Biokim imia ia
demikian, pada kenyataannya mereka memiliki
4.
Pencem Pencemaran aran Lingkungan Lingkungan
5.
Gizi yang tidak memad memadai ai (Nutrisi)
6.
Pengaruh Pengaruh psikologis psikologis dan dan sosial yang
ditampilkannya. ditampilkannya. Kesenjangan ini biasanya biasa nya terjadi
merugikan anak.
pada kem kemam ampuan puan belajar belajar akade akademi mik k yang yang spesifi spesifik, k,
pr est es t as i ak a demik dem ik ya ng r end ah . Deng De ngan an demikian, mereka memiliki kesenjangan yang nyata antara potensi dan prestasi yang
yaitu pada kemampuan membaca (disleksia), menulis (disgrafia), atau berhitung (diskalkulia).
36
Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 Magistra No. ISSN 0215-9511
Kesulitan Belajar
3.
Tidak Tidak Adanya Adanya Ganggu Gangguan an Fisik Fisik dan/a dan/atau tau Mental
Anak berkesulitan berkesulitan belajar merupakan merupakan anak
Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000) terdapat tujuh karakteristik yang ditemui pada anak dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar
yang tidak memiliki gangguan fisik dan/atau
disini diartikan sebagai hambatan dalam belajar,
mental.
bukan kesulitan belajar khusus.
Kondisi kesulitan belajar berbeda dengan
1.
Sejarah kegagalan kegagalan akademik akademik berulang berulang kali kali
kondisi masalah belajar berikut ini:
Pola kegagalan dalam mencapai prestasi
a.
Tuna Tunagra grahi hita ta (Mental Retardation)
bela be la ja r
Anak tunagrahita memiliki inteligensi antara
Tampaknya memantapkan harapan untuk
50-70. Kondisi tersebut menghambat
gagal sehingga melemahkan usaha.
prestasi akademik akademik dan adaptasi sosialnya b.
t er ja di
ber be r ul an g- ul an g.
Hambatan Hambatan fisik/tubuh fisik/tubuh atau lingk lingkungan ungan
yang bersifat menetap.
berinteraksi berinteraksi dengan dengan kesulitan kesulitan belajar belajar
Lamban Belajar Belajar (Slow Learner)
Adanya kelainan fisik, misalnya penglihatan
Slow learner adalah anak yang memiliki
yang kurang jelas atau pendengaran yang
keterbatasan potensi kecerdasan, sehingga
terganggu berkembang menjadi kesulitan
proses belajarnya belajarnya menjad menjadii lamban. lamban. Tingkat Tingkat
belajar belajar yang yang jauh di di luar jangkau jangkauan an kesuli kesulitan tan
kecerdasan mereka sedikit dibawah rata- rata
fisik awal.
dengan IQ antara 80-90. Kelambanan belajar
c.
2.
ini in i
3.
Kelain Kelainan an motiva motivasion sional al
mereka merata pada semua mata pelajaran.
Kegagalan berulang, penolakan guru dan
Slow learner disebut anak border line
teman-teman sebaya, tidak adanya
( “ambang “ambang batas”), yaitu berada di antara
reinforcement . Semua ini ataupun sendiri-
kategori kecerdasan rata-rata dan kategori
sendiri cenderung merendahkan mutu
mental retardation (tunagrahita)
tindakan, mengurangi minat untuk belajar,
Proble Problem m Belaj Belajar ar (Learning Problem)
dan umumnya merendahkan motivasi atau
Anak dengan problem belajar (bermasalah
memindahkan motivasi ke kegiatan lain.
dalam belajar) adalah anak yang mengalami mengalami
4.
Kecemasan Kecemasan yang yang samar-samar, samar-samar, mirip
hambatan belajar karena faktor eksternal.
kecemasan yang mengambang
Faktor eksternal tersebut berupa kondisi
Kegagalan yang berulang kali, yang
lingkungan keluarga, fasilitas belajar di
mengembangkan harapan akan gagal dalam
rumah atau di sekolah, dan lain sebagainya.
bidang bidang akademik akademik dapat menular menular ke bidang-
Kondisi ini bersifat temporer/sementara dan
bidang bidang pengalam pengalaman an lain. Adanya Adanya antisipasi antisipasi
mempengaruhi prestasi belajar.
terhadap kegagalan yang segera datang, yang tidak pasti dalam hal apa, menimbulkan kegelisahan,
ketidaknyamanan,
dan
semacam keinginan untuk mengundurkan diri. Misalnya dalam bentuk melamun atau tidak memperhatikan.
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
37
Kesulitan Belajar
5.
Perilaku Perilaku berubah-ubah, berubah-ubah, dalam dalam arti tidak tidak konsisten dan tidak terduga Rapor hasil belajar anak dengan kesulitan
KLASIFIKASI KESULITAN BELAJAR 1.
Kesul Kesulit itan an
Bela Belaja jarr
Perkem Perkemba bang ngan an
(Praakademik)
belajar bela jar cender ung tida k konsta kons tan. n. Tidak Tida k Kesulitan yang bersifat perkembangan
jar ja r a ng per beda be da an a ngk anya an ya meny olo k
6.
dibandingkan dengan anak lain. Ini
meliputi:
disebabkan karena naik turunnya minat dan
a.
per pe r hati ha ti an mer eka ter te r hada ha da p pela pe la jar ja r an .
Gangguan pada kemampuan melakukan
Ketidakstabilan dan perubahan yang tidak
gerak dan koordinasi alat gerak. Bentuk-
dapat diduga ini lebih merupakan isyarat
bentuk gangguan perkembangan motorik
penting penting dari rendahny rendahnyaa prestasi itu sendiri. sendiri.
meliputi; motorik kasar (gerakan melimpah,
Penilaian Penilaian yang yang keliru keliru karena karena data tidak
gerakan canggung), motorik halus (gerakan
lengkap
jari jem jemari), pengh penghayatan ayatan tubuh, tubuh, pemaha pemahaman man keruangan dan lateralisasi (arah).
Kesulitan belajar dapat timbul karena pember pem ber ian ia n labe la bell kep ada ad a seo r ang an g a nak na k
7.
Gangguan Gangguan Perkemban Perkembangan gan Motorik (Gerak)
b.
Ga nggu ng gu an
P er kemba kem ba ngan ng an
S ens or ik
berdasarkan berdasarkan informasi informasi yang tidak lengkap. lengkap.
(Penginderaan)
Misalnya tanpa data yang lengkap seorang
Gangguan pada kemampuan menangkap
anak digolongkan keterbelakangan mental
rangsang dari luar melalui alat-alat indera.
tetapi terlihat perilaku akademiknya tinggi,
Gangguan tersebut mencakup pada proses
yang tidak sesuai dengan anak yang
peng pe ngli liha ha t an , pend pe ndeng eng a r a n, per pe r a ba a n,
keterbelakangan mental.
pencium penciuman, an, dan penge pengecap. cap.
Pendid Pendidikan ikan dan pola asuh yang didapat didapat tidak tidak memadai Terdapat anak-anak yang tipe, mutu, peng pe ngua ua s aa n, da n ur ut an peng pe ngaa la man ma n belajarnya belajarnya tidak menduk mendukung ung proses belajar. belajar. Kadang-kadang kesalahan tidak terdapat pada sistem pendidikan pendidikan itu sendiri, sendiri, tetapi pada ketidakc ketidakcoco ocokan kan antara kegiatan kegiatan kelas kelas
c. Gangguan Perkembangan Perseptual (Pemahaman atau apa yangdiinderai) Gangguan pada kemampuan mengolah dan memahami
rangsang
dari
proses
penginderaan penginderaan sehingga menjadi menjadi informasi yang bermakna. Bentuk-bentuk gangguan tersebut meliputi: •
Gangguan Gangguan dalam dalam Persepsi Persepsi Auditoris, Auditoris,
dengan kebutuhan anak. Kadang-kadang
berupa kesulitan kesulitan mem memaham ahamii objek objek yang
pengalaman pengalaman yang didapat dalam keluarga
didengarkan.
juga tidak menduk mendukung ung kegiatan kegiatan belajar. belajar.
•
Gangguan Gangguan dalam Persepsi Persepsi Visual, berupa kesulitan kesulitan mem memaham ahamii objek objek yang dilihat.
•
Gangguan Gangguan dalam dalam Persepsi Persepsi Visual Motorik, berupa kesulitan memahami objek yang bergerak atau digerakkan.
38
Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 Magistra No. ISSN 0215-9511
Kesulitan Belajar
•
d.
Gangguan Gangguan Memori Memori,, berupa berupa ingatan ingatan
·
jangka jangka panjang panjang dan pendek pendek..
Membalikkan bentuk huruf, kata,
•
Gangguan Gangguan dalam Pemaham Pemahaman an Konsep. Konsep.
ataupun angka dengan arah terbalik t erbalik kiri-
•
Ganggua Gangguan n Spasial, Spasial, berupa berupa pemaham pemahaman an
kanan.
konsep ruang.
Contoh : buku duku; palu lupa; 3 µ;
Gangguan Gangguan Perkemban Perkembangan gan Perilaku Perilaku ·
Gangguan pada kemampuan menata dan
Pem Pembalik balikan an atas-b atas-baw awah ah ( ReversalI ReversalI ) Membalikkan bentuk huruf, kata,
dari dalam diri anak. Gangguan tersebut
ataupun angka dengan arah terbalik
meliputi:
atas-bawah.
•
ADD ( Attention Attention Deficit Deficit Disorder Disorder ) atau
Contoh : m w; u n; nana uaua;
gangguan perhatian
mama wawa; 2 5; 6 9
ADHD ( Attention Attention Deficit Deficit Hyperactivit Hyperactivityy
·
Disorder Disorder ) atau gangguan perhatian yang
Contoh : mega
b.
Kesulitan Belajar akademik terdiri atas:
meja; nanas
Disgr Disgraf afia ia atau atau Kesu Kesuli lita tan n Menul Menulis is
Disgrafia adalah kesulitan yang melibatkan
Disl Dislek eksia sia ata atau u Kesul Kesulit itan an Mem Membaca baca
proses menggambar menggambar simbol simbol bunyi
Disleksia atau kesulitan membaca adalah kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini akan berdampak pada kemampuan membaca pemahaman. Adapun
menjadi simbol huruf atau angka. Kesulitan menulis tersebut terjadi pada beberapa tahap aktivitas menulis, yaitu: ·
Menge Mengeja, ja, yaitu aktivitas aktivitas memprod memproduksi uksi urutan huruf yang tepat dalam ucapan
bent be nt uk -b ent uk kes ul it an memb a ca di
atau tulisan dari suku kata/kata.
antaranya berupa:
Kemampuan yang dibutuhkan aktivitas
Pen Penamba ambah han ( Addition) Addition)
mengeja antara lain (1) (1) Decoding Decoding atau
Menambahkan huruf pada suku kata
kemampuan menguraikan kode/simbol
visual; (2) Ingatan auditoris dan visual
Contoh : suruh
disuruh; gula
bukuku
atau ingatan atas objek kode/simbol
Peng Penghi hila lang ngan an (Omission)
yang sudah diurai tadi; untuk (3)
gulka; buku ·
mamas; 3 8
Kesu Ke suli lita tan n Belaja Belajarr Akad Akadem emik ik
·
Peng Pengga gant ntia ian n (Substitusi) Mengganti huruf atau angka.
disertai hiperaktivitas.
a.
4 ¼
mengendalikan diri yang bersifat internal
•
2.
Pembali Pembalikan kan kiri-k kiri-kanan anan ( Inversion) Inversion)
Divisualisasikan dalam bentuk tulisan.
Menghilangkan huruf pada suku kata Contoh : kelapa kopor; kelas
lapa;
kela
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
kompor
·
Menulis Menulis Permulaan Permulaan (Menulis (Menulis cetak cetak dan Menulis sambung) yaitu aktivitas membuat gambar simbol tertulis.
39
Kesulitan Belajar
Sebagian anak berkesulitan belajar
berba hasa ujaran; ujar an; (2) membaca membaca;; (3)
umumnya lebih mudah menuliskan-
mengeja; (4) menulis permulaan.
huruf- cetak yang terpisah-pisah daripada menulis-huruf-sambung.
Diska Diskalk lkul ulia ia atau atau Kesu Kesuli lita tan n Berhitu Berhitung ng
Tampaknya, rentang perhatian yang
Kesulitan berhitung adalah kesulitan dalam
pend pe ndek ek menyu men yu litk li tk a n mer eka s aa t
menggunakan bahasa simbol untuk berpikir,
menulis-huruf-sambung.
Dalam
menulis-huruf-cetak, rentang perhatian
mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan kuantitas atau jumlah.
yang dibutuhkan mereka relatif pendek,
Kemampuan berhitung sendiri terdiri dari
karena mereka menulis “per huruf”. Sedangkan Sedangkan saat saa t menulis menulis huruf-sambung huru f-sambung rentang perhatian yang dibutuhkan relatif lebih panjang, karena mereka menulis “per kata”.
kemampuan
Kesulitan yang kerap muncul dalam
kemampuan dalam menentukan nilai tempat,
proses menulis menulis permulaan permulaan antara lain: lain:
kemampuan
1) Ketidakkon Ketidakkonsisten sistenan an
penjumla penj umla han ha n denga n atau at au tanp ta npaa teknik tekn ik
bentuk/ bentuk/
yang
bertingkat
dari
kemampuan dasar sampai kemampuan lanjut. Oleh karena itu, kesulitan berhitung dapat dikelompokkan menurut tingkatan, yaitu kemampuan dasar berhitung, melakukan
operasi
ukuran/proporsi ukuran/proporsi huruf
menyimpan dan pengurangan dengan atau
2)
Ketiadaan Ketiadaan jarak tulisan antar-kata
tanpa teknik meminjam, kemampuan
3)
Ketidakje Ketidakjelasan lasan bentuk bentuk huruf
memahami
4)
Ketidakko Ketidakkonsiste nsistenan nan posisi posisi huruf huruf pada garis
Dalam disgrafia terdapat bentuk-bentuk bentuk-bentuk kesulitan yang juga terjadi pada kesulitan membaca, seperti:
·
c.
konsep
perkalian
dan
pemba gian. gia n. Untu k lebih jelas nya dapat dap at dilihat pada uraian di bawah. ·
Kemampu Kemampuan an dasar berhitung berhitung,, terdiri terdiri atas: i.
Mengelompokkan (classification), classification), yaitu kemampuan mengelompok-
1)
penambah penambahan an huruf/suku kata
2)
penghi penghilangan langan huruf/suku kata
3)
pembalik pembalikan an huruf ke kanan-kiri kanan-kiri
sejenis dikelompokkan dalam suatu
4)
pembalik pembalikan an huruf ke atas-bawah
himpunan, misalnya himpunan
5)
penggan penggantian tian huruf/suku kata
kursi, himpunan kelereng merah,
Menulis Menulis Lanjutan/Ekspres Lanjutan/Ekspresif/Kom if/Komposisi posisi
himpunan bola besar, dan lain-lain.
merupakan aktivitas menulis yang
Pada
bertujuan mengun mengungkapk gkapkan an pikiran atau
mengklasifikasi, anak tersebut
perasaan perasaan dalam dalam bentuk bentuk tulis tulisan. an. Aktiv Aktivitas itas
kesulitan menentukan bilangan
ini membutuhkan kemampuan (1)
ganjil dan genap, bilangan cacah,
kan objek sesuai warna, bentuk, maupun ukurannya. Objek yang
anak
yang
kesulitan
bilangan asli, bilangan pecahan, dan seterusnya.
40
Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 Magistra No. ISSN 0215-9511
Kesulitan Belajar
ii.
Membandingkan Membandingkan (comparation), comparation),
(sama dengan) dan lain-lain.
yaitu kemampuan membandingkan
Penguasaan simbol-simbol tanda
ukuran atau kuantitas dari dua buah
ini akan berguna saat anak
objek. Misalnya:
melakukan operasi hitung.
Penggar is A lebih panjan g dari
v. Konservas i, yaitu kemampuan
penggaris penggaris B
memahami,
Bola X lebih kecil dari Bola Y
Bangku Merah lebih banyak dari
sama dalam proses/operasi hitung yang memiliki kesamaan. Bentuk konkret dari konservasi adalah
iii. Mengurutka n ( seriati seri ation on), ), yaitu
penggu naan rumus ru mus ata u kaida h
membandingkan
suatu operasi hitung. Dalam sebuah
ukuran atau kuantitas lebih lebih dari dua
buah
objek.
operasi hitung berlangsung proses
Pola
yang serupa untuk objek kuantitas
pengurutanny pengurutannyaa sendiri sendiri bisa dim dimulai ulai
yang berbeda. Misalnya dengan
dari yang paling minimal ke yang
memahami konsep penjumlahan
paling maksimal maksimal atau sebalikny sebaliknya. a.
anak akan tahu bahwa 2+5 adalah
Contohnya:
7 dan 4+9 adalah 13; karena
Penggaris A paling pendek,
meskipun
Penggaris B agak panjang, dan
jumlah
angkanya
berbeda tetapi tetap i pola hitungannya
Penggaris C paling panjang;
sama. Anak akan mengalami
Bola X paling besar, Bola Bola Y lebih lebih
kesulitan saat menterjemahkan
kecil, dan Bola Z paling kecil;
kalimat bahasa menjadi kalimat
Bangku Merah paling banyak,
matematis pada soal cerita.
Bangku Biru lebih sedikit, dan
dan
menggunakan suatu kaidah yang
Bangku Biru, dan seterusnya. kemampuan
mengingat,
·
Kemampuan Kemampuan dalam mene menentukan ntukan nilai nilai
Bangku Hijau paling sedikit;
tempat;
5 – 4 – 3 atau 20 – 40 – 70 – 80 –
Dalam
100; dan seterusnya.
pemahaman pemahaman akan nilai tempat tempat adalah
berhitung/matematis,
iv. iv. Menyimbolkan Menyimbolkan ( sim bol iza tion tio n ),
sesuatu yang penting, karena bilangan
yaitu kemampuan membuat simbol
ditentukan nilainya oleh urutan atau
atas kuantitas yang berupa angka/
posisi pos isi sua tu angka an gka di anta ra angka
bilang bilangan an (0-1-2-3 (0-1-2-3-4-5-4-5-6-7-8 6-7-8-9) -9) atau atau
lainnya. Dalam matematika, bilangan
simbol tanda operasi dari sebuah
yang terletak di sebelah kiri nilainya
proses berhitung seperti tanda +
lebih besar dari bilangan di sebelah
(penjumlahan), - (pengurangan), x
kanan. Misalnya pada bilangan 15;
(perkalian), atau ÷ (pembagian), <
angka “1” nilainya adalah 1 puluhan
(kurang dari), > (lebih dari), dan =
sedangkan sedangkan angka “5” adalah “5 satuan”. sat uan”.
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
41
Kesulitan Belajar
Konsep nilai puluhan dan satuan
Sedangkan konsep pembagian adalah
melekat pada posisi/tempatnya masing-
lanjutan
masing. Begitu juga nilai ratusan,
penguran pengurangan gan.. Pembag Pembagian ian pada dasarny dasarnyaa
ribuan, puluhribuan, dan seterusnya.
adalah pengurangan yang berulang
Pemahaman mengenai konsep nilai
(sebanyak angka pembaginya). Kedua
tempat juga penting dalam operasi
konsep operasi hitung ini akan bisa
hitung. Pada operasi penjumlahan penjumlahan
dikuasai anak hanya bila anak telah
konsep
mengarahkan
menguasai konsep penjumlahan dan
penentuan penentuan berapa nilai yang disimpan disimpan,,
pengurangan pengurangan.. Pada anak yang kesulitan kesulitan
sedangkan operasi pengurangan konsep
mengalikan atau membagi akan
nilai tempat akan mengarahkan
cenderung menebak-nebak jawaban
penentuan penentuan berapa nilai nilai yang dipinjam dipinjam..
atau tidak cermat melakukan proses
Contoh:
penghitungan. penghitungan.
Menjumlah semua bilangan tanpa
Contoh:
melihat makna nilai tempat
Perkalian dijadikan penjumlahan =
Menjumlah dengan tidak menghiraukan teknik men im an
17 25 + 42
ini
akan
17
atau
25 + 312
Menjumlah semua bilangan tanpa melihat makna nilai tempat
dari
konsep
operasi
2x5=7 Perkalian yang tidak cermat = 2 x 5 = 8 Pembagian dijadikan pengurangan = 12 : 3 = 9
·
Kemamp Kemampuan uan mel melakuk akukan an operasi operasi
Pembagian yang tidak cermat = 12 : 3
penjuml penjumlahan ahan dengan dengan atau tanpa teknik teknik
=6
menyimpan; dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Anak yang tidak menguasai tahapan konservasi akan kesulitan melakukan operasi hitung. Anak yang belum menguasai konsep nilai tempat akan mengalami kesulitan dalam proses operasi hitung penjumlahan penjumlahan dengan dengan menyim menyimpan pan atau pengurangan pengurangan dengan dengan memi meminjam njam.. ·
42
Kemampuan Kemampuan
mem memahami ahami
konse konsep p
Dan seterusnya. ·
Kemampu Kemampuan an Menjum Menjumlah lah dan Megurang Megurang Bilangan Bulat. Bilangan bulat terdiri dari bilangan positif dan negatif. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif lain pada umumnya tidak ditemukan kendala. Misal: 10 + 3 = 13 7 + 13 = 20
per pe r ka lian li an da n pemb pe mbag ag ia n Kons Ko ns ep
Pada operasi pengurangan yang nilai
per kalia ka lian n meru paka pa kan n lan jut an dar i
pengurangnya lebih kecil, juga tidak
konsep operasi penjumlahan. Perkalian
ditemukan kendala.
pada dasarny dasarnyaa adalah adalah penju penjuml mlahan ahan yang yang
Misal: 10 - 3 = 7
berulang berulang (sebanyak angka pengaliny pengalinya). a).
17 - 8 = 9
Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 Magistra No. ISSN 0215-9511
Kesulitan Belajar
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada
Dari uraian di atas, tampak bahwa
operasi penjumlahan dan pengurangan
kemampuan berhitung merupakan kemampuan
bilangan bilangan bulat yaitu:
yang sifatnya bertingkat. Dimulai dari tingkat
(1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif Contoh: 14 + (-10) = .... 5 + (- 9) = .... (2) Penjumlahan bilangan bulat negatif
yang paling sederhana, yaitu kemampuan dasar (seperti klasifikasi, komparasi, seriasi, serta simbolisasi dan konservasi) sampai kemampuan yang kompleks kompleks (yang sifatnya sifat nya operasional seperti nilai tempat, operasi hitung penjumlahan, pengurangan, pengurangan, perkalian, perkalian, dan pembagian pembagian). ). Menurut Kirk & Gallagher Gallagher (1986), kesulitan kesulitan
dengan positif Contoh: - 7 + 9 = .... - 8 + 3 = .... (3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif Contoh: -8 + (-7) = .... -9 + (-12) = .... (4) Pengurangan bilangan bulat positif
belaj belajar ar dapat dapat dike dikelo lomp mpok okan an men menjad jadii dua dua kelo kelomp mpok ok besar besar yait yaitu u developmental n developmental learning disabilities da disabilities dan kesulitan belajar akademis. Komponen utama pada developmental learning disabilities antara lain perhat perhatian ian,, memori emori,, gangg gangguan uan perse persepsi psi visual visual dan motorik, berpikir dan gangguan bahasa. Sedangkan kesulitan
belajar
termasuk
ketidakmampuan pada membaca, mengeja,
dengan positif (bilangan pengurangan
menulis, dan aritmatik.
lebih besar)
1.
Contoh: 6 – 10 = ....
akademis
Developm Developmenta entall Learning Learning Disabilit Disabilities ies a.
Perh Perhat atia ian n ( attention attention disorder ).
8 – 12 = .... (5) Pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif Contoh: 7 – (-10) = .... 9 – (-3) = .... (6) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan positif Contoh: - 4 – 8 = .... -5 – 9 = .... (7) Pengurangan bilangan bulat negatif
Anak dengan attention disorder akan berespon berespon pada berbagai stimulus stimulus yang banyak. banyak. Anak Anak ini ini selalu selalu berge bergerak, rak, sering sering teralih perhatiannya, tidak dapat mempertahankan perhatian yang cukup lama untuk belajar dan tidak dapat mengarahkan perhatian secara utuh pada sesuatu hal. b. Mem Memory ory Disorder Disorder
Memo Me mo ry
di so rder rd er
adalah
dengan negatif
ketidakmampuan untuk mengingat apa
Contoh: - 3 – (-5) = ....
yang telah dilihat atau didengar ataupun
-7 – (-2) = ....
dialami. Anak dengan masalah memori visual dapat memiliki kesulitan dalam me-recall me-recall kata-kata yang ditampilkan
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
43
Kesulitan Belajar
c.
secara visual. Hal serupa juga dialami
tes persepsi auditori, ekspresi verbal,
oleh anak dengan masalah pada ingatan auditorinya yang mempengaruhi perkemban perkembangan gan bahasa lisannya. lisannya.
memori auditori sekuensial dan grammatic closure closure.. e. Language Language Disorder Disorder
Gangguan Gangguan persepsi persepsi visual dan motorik motorik
Merupakan kesulitan belajar yang
Anak-anak dengan gangguan persepsi
paling umum dialami dialami pada anak pra-
visual tidak dapat memahami rambu-
sekolah. Biasanya anak-anak ini tidak
rambu lalu lintas, tanda panah, kata-kata
berbicara berbicara atau berespon berespon dengan dengan benar benar
yang tertulis, dan symbol visual yang
terhadap instruksi atau pernyataan
lain. mereka tidak dapat menangkap arti
verbal.
dari sebuah gambar atau angka atau memiliki pemahaman akan dirinya. Contohnya seorang anak yang memiliki
2 .
Academic Learning Disabilities
penglih penglihatan atan normal normal namun namun tidak dapat
Academic Academic learning learning disabilities disabilities adalah adalah
mengenali teman sekelasnya. Dia hanya
kondisi yang menghambat proses belajar
mampu mengenal saat orang ybs
yaitu dalam membaca, mengeja, menulis,
berbicara berbicara atau menye menyebutkan butkan namanya. namanya.
atau menghitung. Ketidakmampuan ini
Pada anak dengan gangguan persepsi
muncul pada saat sa at anak a nak menampilkan menampilkan kinerja
motorik, mereka tidak dapat memahami memahami
di bawah potensi akademik mereka.
orientasi kanan-kiri, bahasa tubuh, visual closure dan closure dan orientasi spasial serta pembel pembelajaran ajaran secara secara motorik. motorik.
Identifikasi dalam hal ini merupakan proses
d. Thinking Thinking disorder disorder
Thinking disorder adalah kesulitan dalam operasi kognitif pada pemecahan masalah pembentukan konsep dan asosiasi.
Thinking
disorder
berhubungan dekat dengan dengan gangguan dalam berbahasa verbal. Dalam penelit ian oleh Luick Lu ick terhad ter hadap ap 237 siswa
dengan
ber be r ba ha sa menemukan
ASSESMEN FORMAL DAN IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR
gangguan
ver ba l
ya ng
bahwa
dalam pa r ah , mereka
memperlihatkan kemampuan yang normal dalam tes visual dan motorik
untuk menemuk dan mengenali individu agar diperoleh informasi tentang jenis-jenis kesulitan bela be la ja r ya ng dia di a la mi. Unt Un t uk menga men ga nt is ip a si kekeliruan dalam klasifikasi dan agar dapat diberikan layanan pendidikan pada anak berkesulitan belajar. Melalui identifikasi akan diperoleh informasi tentang klasifikasi kesulitan belajar yang dialami anak. Dari klasifikasi tersebut dapat disusun perencanaan progra m dan tindakan pembelajaran yang sesuai. Pada umumnya karakteristik peserta didik dapat dikenali setelah 3 bulan pertama setelah mengikuti pembelaj pembelajaran aran di kelas. kelas.
namun berada di bawah rata-rata pada
44
Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 Magistra No. ISSN 0215-9511
Kesulitan Belajar
Harwell (2001) mengungkapkan bahwa
Ada beberapa aspek penilaian yang harus
sebaiknya assesmen dan identifikasi siswa berkesulitan berkesulitan belajar dilakukan dilakukan oleh team yang terdiri terdiri
dilakukan dalam assesmen, yaitu: 1. Intelectual Intel ectual assesment. asses ment. Penilaian kemampuan
dari berabagi disiplin ilmu, yaitu :
intelektual ini meliputi beberapa hal, yaitu (1)
1.
Psikolog sekolah: memperoleh informasi informas i tentang tenta ng
IQ yang bisa diukur dengan tes inteligensi
kondisi keluarga, sosial, dan budaya, mengukur
terstandar;(2) Peserpsi visual untuk melihat
inteligensi dan perilaku melalui alat ukur yang
interpretasi otak terhadap apa yang dilihatnya,
terstandar, dan memperoleh gambaran tentang
dapat diketahui dengan tes Visual Motor
kelebihan dan kekurangan siswa.
Integration Integration (VMI) untuk anak usia 3-18 tahun
Guru kelas kelas dan orang tua: memb memberi eri inform informasi asi
atau The Bender Visual Motor Gestalt G estalt Test untuk
tentang perkembangan anak, keterampilan yang
usia 4-11 tahun; (4) Persepsi Auditori untuk
telah diperoleh anak, motivasinya, rentang
melihat kemampuan proses menerima informasi
per pe r ha ti an nya, ny a,
da n
melalui stimulus auditori yang bisa dilakukan
penyesuaian emosional, emosional, yang dapat diperoleh
melalui observasi kelas atau tes-tes auditori; (5)
dengan mengisi rating scale scale tentang perilaku
Ingatan untuk melihat kemampuan anak dalam
anak.
mengingat informasi yang diterimanya, bisa
2.
pene pe nerr ima an
s os ia l,
diketahui melalui subtes digit span WISC atau
3. Ahli pendidikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus:
tes lainnya.
melakukan penilaian akademik dengan menggunakan
tes
individual,
2.
Aca Academi demicc asse assesm smeent . Penilaian ini dilakukan
mengobservasi siswa dalam situasi belajar dan
untuk menilai kemampuan membaca/mengeja,
bermain, bermai n, melihat hasil pekerjaan pekerja an siswa, sisw a, dan
menulis, menulis, dan berhitung yang dapat dilihat melalui melalui
mendiskusikan performa siswa denga guru dan
test terstandar, observasi kelas dan saat bermain
orangtua.
atau hasil kerjanya sehari-hari.
4. Perawat
5.
berbagai
sekolah
:
memperoleh memperoleh
data
3.
Lang Langua uage ge asse assess ssme ment nt.. Penilaian ini dilakukan
perkembangan perkembangan kesehatan siswa. Perawat bisa
untuk mengetahui mengetahui kemampuan bahasa anak yang
meminta siswa untuk menunjukkan aktivitas
meliputi pengetahuan terhadap arti kata,
motorik sederhana, melakukan tes pendengaran
pengeta peng eta hua n unt uk meleta kkan kka n kat a dalam da lam
dan penglihatan siswa, dan jika ada masalah
kalimat, dan kemampuan memanipulasi kata
kesehatan, perawat bisa mendiskusikannya ke
sehingga memiliki arti yang bermakna. Penilaian
dokter.
dapat dilakukan dengan beberapa cara,
Adminis Administrator trator sekolah: sekolah: memfasil memfasilitasi itasi pertem pertemuan uan dengan pihak terkait dan menyedi menyediakan akan dana. Dan
diantaranya adalah sebagai berikut : a.
merespon huruf, kata, dan kalimat.
terkadang juga melibatkan pihak lain seperti guru olahraga, terapis wicara, terapis okupasi, pekerja sosial, atau dokter anak.
Melihat Melihat hasil kerja kerja anak anak dan dan bagaim bagaimana ana ia ia
b.
Bahasa yang diucapkan, seberapa seberapa banyak kosa katanya, apakah kata yang dipilihnya sesuai atau tidak.
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
45
Kesulitan Belajar
c.
Mende Mendengar ngar,, apakah anak dapat mend menden engar gar dan mengikuti pembicaraan.
d.
1.
Penat Penatal alak aksan sana a dib dibida idang ng Medis Medis a.
Terapi erapi Obat Obat
Observasi percakapannya percakapannya dengan dengan temantemanPengobatan yang diberikan adalah
teman sebayanya, dengan yang lebih muda,
4.
dengan yang lebih tua. Apakah Ia bisa
sesuai dengan gangguan fisik atau psikiatrik
menyesuaikan bahasa yang tepat.
yang diderita oleh anak, misalnya: ·
Heal Health th asse assesm smeent. nt. Penilaian ini dilakukan untuk
diberikan dengan obat golongan
mengetahui riwayat kesehatan siswa.
antidepresan
5. Behavi Beh avi or asses as sesmen ment t . Penilaian perilaku ini ·
dilakukan untuk melihat dampak perilaku anak
GPPH dibe diberikan rikan obat golong golongan an psikostim psikostimulansi ulansia, a, misalny misalnyaa Ritalin,dll Ritalin,dll
terhadap keberhasilannya di sekolah., yang dapat dilakukan melalui observasi, wawancara dengan
Berbagai Berbagai kond kondisi isi depre depresi si dapat dapat
b.
orangtua dan guru, penggunaan rating scale,
Terapi erapi Perila Perilaku ku
Terapi perilaku yang sering diberikan
penggu pen ggu naan na an inv entor ent or i kep rb adia ad ian, n, dan da n t es
adalah modifikasi perilaku. Dalam halini
proyektif. Ketika menilai menilai perilaku siswa, ada
anak akan mendapatkan penghargaan
beberapa hal penting penting yang harus diperhatikan, diperhatikan,
langsung jika dia dapat memenuhi suatu
yaitu:
tugas atau tanggung jawab atau perilaku
·
Kema Kemamp mpuan uan komu komunik nikasi asi siswa siswa
pos itif it if ter tent u. Di lain lai n pihak, pih ak, ia aka n
·
Penget Pengetahuan ahuan mereka mereka akan komunitasn komunitasnya ya
mendapatkan peringatan jika jika ia
·
Kemampuan Kemampuan untuk mengarahk mengarahkan an diri ( self self
memperlihatkan perilaku negative. Dengan
directing )
adanya penghargaan dan peringatan
·
Kesadaran Kesadaran akan kesehatan kesehatan dan keselam keselamatan atan
langsung ini maka diharapkan anak dapat
·
Kemampuan Kemampuan untuk menjaga menjaga diri sendiri sendiri
·
Perke Perkemb mbang angan an kema kemamp mpuan uan sosial sosial
·
Kebiasaa Kebiasaan n kerja kerja dan kesadaran kesadaran akan pekerjaannnya pekerjaannnya
·
mengontrol perilaku negatif yang tidak dikehendaki, baik di sekolah maupun di rumah. c.
Psikot Psikotera erapi pi Suporti Suportif f
Dapat diberikan pada anak dan
Peng Penggun gunaan aan waktu waktu luang luang
keluarganya. Tujuannya adalah untuk memberi pengertian dan pemahaman PENANGAN KESULITAN BELAJAR
Penangan yang diberikan pada kasus anak dengan kesulitan belajar tergantung pda hasil
mengenai kesulitan yang ada, sehingga dapat menimbulkan motivasi yang konsisten dalam usaha untuk memerangi kesulitan ini.
pemeriksa pemer iksa an yang komprehensi kompr ehensi f dar i tim kerja. kerj a. Penanganan yang diberikan pada anak dengan kesulitan belajar meliputi :
46
Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 Magistra No. ISSN 0215-9511
Kesulitan Belajar
d.
Pendekata Pendekatan n Psikososia Psikososiall Lainnya Lainnya
·
Psikoe Psikoeduk dukasi asi orang orang tua dan guru
·
Pelatihan Pelatihan keteram keterampilan pilan social social bagi anak
Harwell, Joan M. 2000. Information 2000. Information & Materials for LD, LD, New York: The Center of Applied Research in Education. Kirk, S.A, & Gallagher, J.J. (1986). Educati Edu cating ng
2.
Penata Penatalak laksan sana a di di bidan bidang g Pend Pendidi idika kan n
Dalam hal ini terapi yang paling efektif adalah terapi remedial, remedial, yaitu bimbingan bimbingan langsung oleh guru yang terlatih dalam mengatasi kesulitan belajar belajar anak. Guru remedi remedial al ini akan menyusu menyusun n suatu metoda pengajaran yang sesuai bagi setiap anak. Mereka juga melatih anak untuk dapat belajar belajar baik dengan dengan teknik-te teknik-tekni knik k pembelaj pembelajaran aran tertentu (sesuai dengan jenis kesulitan belajar yang dihadapi anak) yang sangat bermanfaat bagi anak dengan kesulitan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pend Pe nd id i ka n An ak Berkesulitan Berkesulitan Belajar, Belajar, Jakarta: Depdikbud RI. Devaraj, S, Roslan, S. (2006). Apa itu disleksia, panduan untuk ibu bapa, guru, dan kaunselor kaunselor,, dalam S. Amirin (penyunting). PTS Profesional, Kuala Lumpur. Frank, R. (2002). The secret life of dyslexic child, a practical guide for parents and educators. educators . The Philip Lief Group,Inc,2002., Inc, 2002. Halahan, Daniel P. & Kaufman, James, M. 1994. Excep Ex cep t io nal na l Ch il dren dre n - 9t h Ed it io n , Massachuset: Allyn & Bacon.
Exceptional Exceptional Children 5th ed. Boston: Houghton Mifflin Company. Lerner, Janet.2000. Learni Lea rning ng Dis abi litie li tiess - 9th Edition, Boston: Houghton Mifflin Company. Martin, C.A., Colbert, K.K.1997. Par K.K.1997. Parenting enting A Life Span Perspective. Perspective. New York : McGraw-Hill. Menkes, J.H, Sarna,J.B, Maria, B.L. (2005). Learning disabilities, dalam: JH. Menkes, HB. Sarnat (penyunting). Child neurology, neurology , edisi ke-7. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22, 23, 24 tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Pelaksanaan. Reid, G. (2004). Dyslexia: Dyslexia : A complete complet e guide for parents parents. John Wiley and Sons, Ltd, England. Sally, Shaywitz, Bennett (2006). Dyslexia, dalam: KF. Swaiman, S. Ashwal, DM. Ferreier (penyunting). (penyunting). Pediactric neurology principles and practice, practice , volume 1, edisi ke 4, Mosby, Philadelphia Sunardi, dkk.1997. Menangani Kesulitan Belajar Membaca Membaca, Jakarta: Depdikbud RI. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Vallet, Robert E.1969. Progr ammi am ming ng Learn Le arn ing in g
Hallhan, D.F. , : Kauffman, J.M. ; & Lloyd, J.W. , ( 1985 ) Intr ) Introductio oduction n to Learning Disabilitis Disabilitis, New
Disabilities, Disabilities, California: Fearon Publisher.
Jersey : Prentice-Hall Inc.
Magistra No. Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511
47