Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
KADAR AIR TANAH
NAMA : AJI PAMUNGKAS
NIM : G111 15 050
KELAS : DDIT C
KELOMPOK : 8
ASISTEN : RIRIN DYAH RAHAYU B
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam suatu tanah tertentu. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Air merupakan bagian terbesar dan mempunyai banyak peranan diantaranya pada tanah. Air di dalam tanah memiliki peranan penting dalam pertumbuhan tanaman, untuk mengetahui seberapa besar peranan dan hubungan air tanah dengan pertumbuhan tanaman serta penentuan kadar air tanah. Maka perlu di adakan percobaan tentang kadar air tanah. Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air pada tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air. Untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperlukan suatu keadaan tanah air yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah akan menyerap unsur hara. Tata air dan udara yang baik ini adalah jika pori terisi air minimum 10% dan pori terisi udara minimal 10% atau lebih.
Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air tanah hampir seluruhnya berada pada udara atau atmosfer. Tanah mempunyai kapilaritas yang berbeda-beda untuk menyerap dan mempertahankan kelembapannya tergantung kepada struktur, tekstur, dan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Metode yang di gunakan dalam penentuan kadar air tanah yaitu penentauan kadar air tanah dengan metode gravimetri dan metode volumetri. Metode gravimetri di mulai dengan di ambilnya contoh tanah di lapang pada lapisan atas dan di akhiri dengan pengeringan dengan oven pada suhu 1050 C. Sedangkan dalam metode volumetri yang harus di cari yaitu kerapatan isi dan nilai gravimetrinya. Metode ini di gunakan untuk menentukkan kadar air tanah dalam keadaan kadar air total.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu melaksanakan pengamatan penetapan kadar air tanah untuk mengetahui proses dan berapa jumlah air yang dikandung oleh tanah.
Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan praktikum kadar air tanah adalah mengetahui bagaimana kadar air tanah diukur dan dihitung menggunakan metode gravimetrik dan memahami bahwa tanah yang berbeda memiliki kadar air yang tidak sama, meskipun besaran energi yang memegang air di dalam tanah adalah sama.
Sedangkan kegunaannya adalah sebagai bahan informasi dan pembanding di kelas untuk mengetahui kandungan bahan organik dari suatu tanah sehingga kita dapat mengetahui layak atau tidaknya tanah tersebut dijadikan areal/lahan pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kadar Air Tanah
Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila massa tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 105OC sampai diperoleh berat tanah kering yang tetap. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh. Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi. Titik layu permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. Kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar (Hakim, 1986).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah. Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya (Buckman, 1982).
Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanh hampir seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu dapat mrembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah. Air infiltrasi tadi bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian kumpul disitu menjadi air (Hanafiah, 2004).
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan kandungan air pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan tanah pada titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai tekstur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi (Hanafiah, 2004).
Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi penambahan air lebih lanjut, maka akan terjadi penurunan air gravitasi yang bergerak lurus terus kebawah. Pada keadaan ini air tanah akan ditahan oleh tanah dengan kandungan Pf=0 atau 0 atm (Hanafiah, 2004).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Air
Menurut Hanafiah (2004), kadar dan ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Tekstur tanah
Kadar air tanah bertekstur liat > lempung > pasir, misalnya pada tegangan 1/3 atm (kapasitas lapang), kadar air masing-masingnya adalah sekitar 55%, 40% dan 15%. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorptif, yang makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas menyimpan air. Hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah.
Kadar bahan organik
Bahan organik tanah mempunyai pori-pori mikro yang jauh lebih banyak ketimbang partikel mineral tanah, yang berarti luas permukaan penjerap (kapasitas simpan) air juga lebih banyak, sehingga makin tinggi kadar bahan organik akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
Senyawa kimiawi
Garam-garam dan senyawa pupuk/amelioran (pembenah tanah) baik alamiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan menghidrolisi air, sehingga koefisien layu meningkat.
Kedalaman solum/lapisan tanah
Kedalaman solum menentukan volume simpan air, makin dalam makin besar, sehingga kadar dan ketersediaan air juga makin banyak. Kedalaman solum/lapisan ini sangat penting bagi tetanaman berakar tunggang dan dalam.
Hubungan Kadar Air Tanah dengan Kesuburan Tanah
Kadar air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama di daerah tropis air hujan itu dapat mrembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah. Air infiltrasi tadi bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian ekumpul disitu menjadi air tanah atau sering disebut ground water. Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air pada tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air. Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan kandungan air pada tanaman lapang (Pf 2,53) dikurangi dengan persentase keadaan tanah padaa titik layu permanen (Pf 4,2). Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai teksttur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi. Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi penambahan air lebih lanjut, maka akan terjadi penurunan air gravitasi yang bergerak lurus terus kebawah (Hanafiah, 2004).
Untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperlukan suatu keadaan taat air yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah akan menyerap unsure hara. Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air tanah hampir seluruhnya berada pada udara atau atmosfer. Tanah mempunyai kapilaritas yang berbeda-beda untuk menyerap dan mempertahankan kelembapannya tergantung kepada struktur, tekstur, dan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Air bagi tanaman merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis (Tan, 1992).
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Pengamatan kadar air tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah,Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 November 2015 pukul 11.00 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : cawan petridis, oven, dan buku penuntun. Sedangkan bahan-bahan yang perlu disediakan yaitu sampel tanah terganggu pada lapisan III.
3.3 Prosedur kerja
Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam mengamati warna tanah adalah sebagai berikut :
Menimbang cawan Petridis, kemudian menambahkan 20 gram tanah kering udara yang telah dihaluskan sebelumnya.
Mengeringkan di dalam oven suhu 1050C selama 1 x 24 jam.
Mengeluarkan cawan Petridis yang telah ditambahkan tanah dari oven, kemudian menimbang cawan Petridis bersama tanah.
Menghitung dengan rumus :
Berat cawan Petridis = a gram
Berat cawan Petridis + tanah kering udara = b gram
Berat cawan Petridis + tanah kering oven = c gram
Berat tanah kering udara = (b-a)
Berat tanah kering oven = (c-a)
Berat air yang hilang = (b-c)
Kandungan air tanah = b-a-(c-a)(c-a)x100%Kandungan air tanah = b-a-(c-a)(c-a)x100%
Kandungan air tanah = b-a-(c-a)(c-a)x100%
Kandungan air tanah = b-a-(c-a)(c-a)x100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kadar Air
LAPISAN
% KADAR AIR
I
7%
II
13%
III
12,35%
Sumber: data primer 2015
Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan diatas dapat dijelaskan bahwa kadar air terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan I,II, dan III.
Lapisan I memiliki kadar air 7%,. Lapisan II memiliki kadar air 13%. Sedangkan Lapisan III memiliki kadar air 12,35%.
Ketiga lapisan ini memiliki kadar air yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kadar air suatu tanah ditentukan oleh faktor – faktor berupa curah air hujan, laju ilfiltrasi serta tergantung oleh jenis tekstur tanah tersebut. Mengenai Tekstur tanah Hardjowigeno (2003) berpendapat bahwa tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahanair lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Hal tersebut juga sependapat bahwa tanah bertekstur kasar mempunyai kemampuan menyimpan air yang sangat rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kadar air diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam suatu tanah tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah.
Saran
Dalam pelaksaan praktikum kadar air tanah sebaiknya para praktikum melakukan dengan teliti dalam menimbang tanah, agar hasil dan data yang diperoleh dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bandung : ITB.
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers.
Hardjowigeno S., 2003. Ilmu Tanah. PT Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta
Buckman N. C, Brady C. B. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bharata Karya Aksara.
Tan, Kim. H. 1992. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta