1.2 KAJIAN PUSTAKA Diplomasi Koersif
Dipl Diplom omasi asi koers koersif if didef didefin inisi isika kan n oleh oleh Bruc Brucee Jent Jentle leso son n sebag sebagai ai “... “... a diplomatic strategy with a degree of limited coercion.” coercion. ” Sebagai strategi diplomasi yang mengandalkan ancaman sebagai instrumen utama maka kekuatan militer menjadi aset penting yang harus dimiliki oleh pihak yang menggunakan cara terse tersebu butt untu untuk k memak memaksa sa piha pihak k lain lain mela melaku kuka kan n sesua sesuatu tu.. Namun Namun demi demiki kian an,, pemberian insentif juga menjadi bagian dari strategi tersebut. Dalam istilah Jentleson disebutkan bahwa dalam diplomasi koersif carrots may be included, but so too are sticks (economic sanctions, military forces)” !Jentleson, forces)” !Jentleson, "##$%. &ada &ada dasarny dasarnya, a, bentuk bentuk diplom diplomasi asi tersebu tersebutt berlaw berlawana anan n dengan dengan prinsi prinsip p diplom diplomasi asi klasik klasik yang yang meneka menekanka nkan n pada pada dialog dialog dan cara'car cara'caraa damai. damai. Namun Namun demikian, diplomasi koersif memiliki tujuan yang sama dengan prinsip dasar diplomasi, yaitu bertujuan menghindari perang. Seperti yang dikatakan Jentleson( Coercive diplomacy applies pressure in a manner and magnitude that seeks to persuade an opponent to cease aggression rather than bludgeon him him into into stop stoppi ping ng… …us ustt enou enough gh forc forcee of an appr appro opria priate te kind kind to demonstrate resolution and to give credibility to the threat that greater force will be used if necessary !Jentleson, necessary !Jentleson, "##$%.” Jadi, dalam diplomasi koersif ancaman digunakan sebagai instrumen intimidasi agar suatu negara patuh. )rtinya, )rtinya, instrumen ancaman dan insentif harus digunakan secara terukur agar tidak berakhir dengan perang.
Secara garis besar, menurut Jentleson ada dua faktor yang menentukan keberhasilan
diplomasi
koersif(
strategi
coercer
!pihak
penekan%
dan
counterstrategy pihak target. 1. Strategi coercer (pihak penekan)
)da tiga aspek penting dalam strategi pihak penekan( proportionality, reciprocity, dan coercive credibility. a. )spek proportionality terkait dengan hubungan antara lingkup dan sifat tujuan diplomasi koersif dan kekuatan yang digunakan dalam upaya diplomasi koersif. &roporsionalitas akan menentukan seberapa besar sumber daya yang harus digunakan untuk mencapai tujuan koersi. Semakin besar kebutuhan negara penekan terhadap negara target maka pihak penekan akan dituntut untuk menggunakan strategi yang dapat meningkatkan kerugian negara target bila ia memilih sikap tidak patuh dan keuntungan negara target bila memilih sikap patuh !Jentleson * +hytock, "##$%. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa harus ada kesesuaian antara sumber daya yang digunakan oleh negara penekan dengan tingkat kebutuhan negara penekan terhadap kepatuhan negara target. erlalu besar sumber daya bisa menyebabkan porsi ancaman terlalu besar sehingga berpotensi untuk perang. erlalu sedikit sumber daya akan mengakibatkan upaya yang dilakukan gagal sejak awal. Jentleson dan +hytock menyebutkan bahwa tidak proporsionalnya diplomasi koersif biasanya terjadi karena adanya penyimpangan dari tujuan awal !perubahan kebijakan% menjadi perubahan re-im( !he main source of disproportionality is an obective that goes beyond policy change to regime change !Jentleson * +hytock, "##$%.”
b. )spek kedua, reciprocity, terkait dengan adanya saling pengertian !tacit understanding % tentang keterhubungan antara insentif pihak penekan dan koersi pihak target. &ergerakan pertukaran ditujukan untuk menghasilkan resolusi akhir secara bertahap. )rtinya, pada setiap tahapan penting kedua pihak
harus
percaya
mereka
akan
mendapatkan
“something
for
something” daripada nothing for something.” Jika salah satu pihak tidak yakin bahwa dalam proses tersebut akan mendapatkan sesuatu, maka aksi' reaksi tidak akan menghasilkan sesuatu yang konkrit. leh karena itu, peran insentif atau carrot menjadi penting dalam proses ini. c. )spek coercive credibility terkait dengan pemahaman pihak target bahwa penolakan
untuk
bekerjasama
!walaupun
tetap
melakukan
memiliki kalkulasi
konsekuensi tentang
yang
serius
untung'ruginya
bekerjasama%. Di sinilah elemen intimidasi dibentuk. /lemen tersebut penting untuk membuat pihak target memenuhi tuntutan walaupun menuntut konsesi untuk itu. Jika kredibilitas ancaman tidak ada, maka esensi diplomasi koersif tidak ada. 0ang perlu dicatat di sini adalah bahwa superioritas militer dan ekonomi tidak menjamin keberhasilan, Dua kasus diplomasi koersif )S terhadap 1ran dan 2orea 3tara membuktikan hal tersebut. Jentleson juga menekankan faktor penting yang menentukan keberhasilan strategi diplomasi koersif selanjutnya yaitu international " domestic poilitical conte#t (constraints). &ihak coercer perlu memastikan apakah aktor internasional lainnya mendukung upaya diplomasi koersif tersebut. Selain itu, negara penekan juga harus memastikan bahwa oposisi di dalam negaranya juga mendukung tindakan koersif tersebut. Seperti contoh dalam kasus 4ibya yang membuktikan
adanya dukungan dari lingkup domestik )S, terutama dari keluarga korban pesawat &an )m 5#6'4ockerbie yang ditembak jatuh oleh militer 4ibya. 1ntinya, keberhasilan diplomasi koersif negara penekan tergantung pada biaya ketidakpatuhan” yang bisa dilakukan terhadap negara target dan keuntungan dari kepatuhan” yang bisa diberikan oleh negara penekan kepada negara target. 2. Counterstrategy pihak target
Sementara aspek'aspek lainnya yang menentukan keberhasilan diplomasi koersif terkait dengan negara target. )spek'aspek tersebut antara lain( a. rientasi publik domestik 0ang dimaksud oleh Jentleson dengan orientasi publik domestik adalah opini publik yang ada dalam negara target. Dengan demikian sistem politik negara target juga akan mempengaruhi dinamikanya. Di negara yang memperhatikan opini publik maka hal tersebut akan sangat berpengaruh. Sementara di negara yang relatif otoriter, kemungkinan arah opini publik tidak akan banyak mempengaruhi tindakan pemerintah. b. 2ekuatan ekonomi 2ekuatan ekonomi negara target juga akan menentukan apakah negara target akan responsif atau mengabaikan saja ancaman dari negara penekan. 2apasitas ekonomi sebuah negara menjadi indikasi bahwa negara tersebut mampu menjamin keberlangsungan kepentingannya, termasuk yang terkait dengan negara lain. leh karena itu, kapasitas ekonomi akan ikut mempengaruhi seberapa siap negara tersebut menerima ancaman sehingga mempengaruhi tingkat kepatuhannya. c. 2apasitas mengatasi resiko Selain kekuatan ekonomi ada aspek lain yang digunakan untuk mengukur kapasitas negara mengatasi ancaman. Berbeda dengan kapasitas ekonomi,
kapasitas mengatasi resiko terkait dengan perhitungan strategis terkait dampak ancaman. 2apasitas tersebut akan mempengaruhi seberapa besar ancaman yang mampu diterima jika tidak bersedia mematuhi tuntutan negara penekan. 2ekuatan dan fleksibilitas ekonomi domestik negara target dan kapasitasnya untuk menyerap atau mengatasi kerugian dapat dilakukan melalui penyediaan anggaran yang cukup, substitusi impor, mitra dagang alternatif, dan penggunaan cara'cara lain yang dapat mengurangi kerentanan ekonomi !Jentleson * +hytock, "##$%. d. 2epentingan elit )spek selanjutnya terkait kepentingan elit domestik di negara target. Jentleson mengkategorisasikannya menjadi dia( elit sebagai 718731 B8/)2/8S” or 8)NS91SS1N B/4S.” /lit berfungsi sebagai circuit breaker jika posisi elit di negara target mendukung pemerintahnya. )rtinya, elit tersebut berpotensi menggagalkan diplomasi koersif karena justru setuju dengan pemerintahnya. Sementara elit berfungsi sebagai transmission belts jika posisi elit di negara target justru mendukung tindakan diplomasi koersif dari negara penekan sehingga kredibilitas ancaman negara penekan menjadi semakin kuat.
Tael !perasionalisasi Konsep Strategi Coercer
"ariael $roportionality
In#ikator 2esesuaian
sumber
antara
tujuan
daya:koersi
dan yang
dikeluarkan negara penekan untutan perubahan kebijakan tanpa
perubahan
re-im
negara
%eciprocity
target. )danya insentif bagi konsesi atau
Coercive Credibility
kepatuhan negara target. 2apabilitas:superioritas militer dan ekonomi negara penekan 4egitimasi dan dampak ekonomi dari sanksi yang digunakan oleh
7ounter'strategy
rientasi &ublik
&ihak arget
Domestik
penekan 2apasitas intelijen Sistem politik negara target pini publik negara
target
mengenai diplomasi koersif pihak
2epentingan elit
penekan 2ondisi ekonomi negara target 2etersediaan anggaran 2emampuan subtitusi impor )danya mitra dagang alternatif a. Dukungan elit terhadap
a. Circuit &reakers
pemerintahnya
b. !ransmission
b.
2ekuatan ekonomi 2apasitas mengatasi resiko
Dukungan
elit
terhadap
&elts diplomasi koersif negara penekan Sumber( Jentleson !"##6% dan Jentleson * +hytock ;"##
%$ Al$r Pemikiran
Sanksi )S ke 2orea 3tara
Diplomasi Koersif )S ke 2orea 3tara( ). Strategi Coercer !)S%( D323N>)N 1N/8N)S1N)4 9/4)431 ?839 'UTIAT&A B. Counterstrategy arget !2orea 3tara%( &/N>>3N))N ?839 'UTIAT&A
&erubahan &erilaku 2orea 3tara
1.% D&SAIN DAN '&T!D& P&N&ITIAN 1. Pen#ekatan #an Jenis Penelitian
&enelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat objek penelitian. 9etode kualitatif memungkinkan peneliti untuk melakukan analisa terhadap struktur, perilaku, dan tindakan sosial
dalam
rangka
menjawab pertanyaan
penelitian
melalui
pemahaman mendalam terhadap fakta'fakta sosial !9oloeng, 5;<=%. Dengan
demikian, peneliti akan terbantu dalam memahami konteks permasalahan secara akurat untuk membangun generalisasi tentang subjek penelitian !9oloeng, 5;<=%.
2. $ang ingk$p Penelitian
9eliputi akti@itas multilateralisme terkait bantuan kemanusiaan yang mempengaruhi berjalannya sanksi internasional terhadap 2orea 3tara. &eriode penelitian sesuai dengan durasi berjalannya bantuan kemanusiaan ke 2orea 3tara pasca bencana alam tahun 5;;=.
%. S$mer Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang akan diperoleh dari berbagai sumber, terutama publikasi resmi pemerintah dan organisasi internasional seperti &BB dan +?& !+orld ?ood &rogramme% sebagai organisasi internasional yang menangani masalah pangan.
*. Prose#$r Peng$mp$lan #an Analisis Data
&roses pengumpulan data akan dilakukan melalui pengumpulan data dari publikasi resmi dan media yang dinilai kredibel sebagai sumber informasi. Data akan dianalisa secara deskriptif analitis dengan menggunakan logika berpikir deduktif dan induktif sesuai kebutuhan interpretasi data.