KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TRANSPORTASI KOTA MADYA BAU-BAU A. PENDAHULUAN Terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula dengan berkembangnya masalah transportasi yang terjadi, sehingga masalah ini akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan. Permasalahan ini bukan saja menyangkut pada kenyamanan sistem transportasi yang terganggu (kepadatan, kemacetan, keterlambatan, parkir dll.), namun juga dapat meningkatkan pencemaran lingkungan melalui meningkatnya gas buang dari kendaraan bermotor serta merupakan suatu bentuk pemborosan energi yang sia-sia. Jadi dapat dilhat, bahwa permasalahan transportasi ini merupakan suatu permasalahan kompleks yang melibatkan banyak aspek, pihak dan sistem yang terkait sehingga dalam pemecahan permasalahan tersebut memerlukan suatu pemecahan yang comprehensive dan terpadu yang melibatkan semua unsur dan aktor dalam pembangunan kota. 1. Pendekatan Sistem Untuk memperoleh alternatif pemecahan masalah transportasi yang berkaitan dengan aspek tata guna tanah dan pembangunan berkelanjutan secara tepat dan efisien, maka terlebih dulu harus dipahami mengenai sistem transportasi secara menyeluruh (makro), peran tata guna lahan terhadap timbulnya permasalahan serta. mencakup beberapa sub sistem (mikro) yang berkaitan DAMPAK LALULINTAS, LINGKUNGAN DAN TATA GUNA LAHAN
SISTEM
SISTEM KEGIATAN
TRANSPORTASI
SISTEM PERGERAKAN
Diagram 1 : Pendekatan Sistem Transportasi
Sub sistem kegiatan merupakan sistem kegiatan tertentu yang ‘membangkitkan’ Pergerakan (traffic (traffic generation) generation ) dan dapat ‘menarik’ pergerakan (traffiic (traffiic attraction). attraction ). Sistem ini berkaitan erat dengan pengaturan pola tata guna lahan sebagai suatu unsur penting pembentuk pola kegiatan dalam kota atau daerah. Sistem tersebut dapat merupakan suatu gabungan dari berbagai sistem pola kegiatan tata guna tanah ( land use) use) seperti kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari, yang tidak dapat dipenuhi oleh tata guna tanah bersangkutan. Besarnya pergerakan yang ditimbulkan tersebut sangat berkaitan dengan jenis/tipe dan intensitas kegiatan yang dilakukan. Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan suatu rgerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan dan/atau orang (pejalan kaki). Suatu sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah dan sesuai dengan lingkungannya akan dapat tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh suatu sistem Rekayasa dan Manajemen transportasi yang baik. 2. Transportasi dan Tata Guna Lahan Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan kota dan tata guna lahan selalu berkembang dan berubah mengikuti kebutuhan dan kebijakan pembuat keputusan, baik di
lingkungan
pemerintahan
daerah
maupun
Pemerintah
Pusat.
Salah
satu
perkembangan dari tataguna lahan di perkotaan adalah adanya perubahan peruntukan kawasan yang berubah menjadi pusat-pusat kegiatan. Baik pusat kegiatan yang bersifat jasa komersial maupun pusat kegiatan yang bersifat pelayanan kepada masyarakat. Pembangunan suatu pusat kegiatan primer dalam wilayah perkotaan akan dapat merubah
struktur
ruang
dilaksanakan.Perubahan
kota struktur
pada ruang
kawasan kota
pembangunan
akan
pusat
berpengaruh
kegiatan
kepada
pola
pergerakan yang pada akhirnya akan membebani jaringan jalan yang ada di suatu wilayah. Pembangunan pusat kegiatan dan pengembangan kawasan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional dan akan didominasi oleh kegiatan dan jasa tertentu yang sudah pasti akan menimbulkan tarifan pergerakan baru yang cukup besar yang akan
membebani jaringan jalan nasional di wilayah perkotaan, tarifan pergerakan baru ini tidak saja berasal dari wilayah kota saja, tetapi juga dari luar wilayah kota. Permasalahan yang sering terjadi di kota -kota besar adalah kemacetan pada arus lalu lintas di jalan-jalan yang mempunyai aksesibiltas tinggi. Aksesibiltas yang tinggi tersebut dapat disebabkan antara lain karena geometrik jalan, kualitas perkerasan, jarak tempuh, waktu tempuh, sifat dari tata guna lahan yang ada di sekitar jalan tersebut dan lain sebagainya. Kemacetan yang terjadi disebabkan dari permintaan lalu lintas (traffic (traffic demand ) tidak sebanding dengan penyediaan penyediaa n lalu lintas ( traffic supply ) yang dalam hal ini adalah kapasitas dari jalan -jalan tersebut. Untuk dapat mengatasi masalah kemacetan tersebut bukanlah suatu hal yang sederhana, permasatanahnya sangat kompleks. Pemecahan masalah yang sering dilakukan adalah menambah kapasitas jalan tersebut dengan melebarkan jalan, dan membangun jalan baru, yang mana pemecahan ini biasanya terbentur masalah lahan tanah yang tersedia, juga dengan tingginya harga tanah di dalam kota. Saat ini pemecahan tersebut menjadi alternatif terakhir..Alternatif lainnya adalah dengan membatasi permintaan lalu lintas ( traffic demand ). ). Hal ini ditinjau dari segi tingkat bangkitan lalu lintas suatu tata guna tanah yang menggunakan/memanfaatkan jalan-jalan tersebut.Dengan alternatif seperti itu suatu su atu tata guna lahan dapat dievaluasi dampak lalu lintas di jalan - jalan sekitarnya. Ini bisa dilakukan untuk tata guna lahan yang peruntukkannya telah direncanakan ataupun yang telah dibangun. Dengan mengevaluasi dampak lalu lintas tersebut diharapkan bahwa perencanaan jangka panjang suatu sistem jaringan jalan akan menjadi lebih baik sehingga permasatanah kemacetan dapat dihindari lebih awal. B. Maksud dan tujuan a. Maksud Untuk menciptakan kelancaran transportasi kota pada kawasan yang merupakan pusat-pusat kegiatan yang dapat menimbulkan kemacetan lalulintas di kota Bau-bau. b. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasikan permasalahan transportasi kota yang yang ada dan melakukan melakukan evaluasi pusat-pusat kegiatan yang menyebabkan bangkitan pergerakan yang tinggi di kota Bau-bau. 2. Melakukan evaluasi pelayanan kapasitas jaringan jalan utama utama di kota Bau-bau 3. Melakukan survey inventarisasi jalan dan tata guna lahan 4. Melakukan analisis sistem jaringan, kinerja ruas jalan, kinerja angkutan umum,
keterpaduan moda dan pola pergerakan lalulintas untuk kondisi eksisting. 5. Merekomendasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk perbaikan penanganan dan peningkatan system transportasi kota melalui penerapan rekayasa dan manajemen lalulintas.
c. SASARAN Tersusunnya dokumen analisa dampak lalulintas sebagai pedoman pengembangan peningkatan system transportasi
yang berkelanjutan.pada kawasan yang menjadi
pusat-pusat kegiatan social, ekonomi dan perdagangan di kota Bau-bau. d. LOKASI KEGIATAN Kota Madya Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara
e. RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan pada Studi Penyusuanan Dokumen Lingkungan Transportasi 1. Inventarisasi
pusat-pusat
kegiatan
yang
beraktivitas
tinggi
pada
kawasan
pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan di wilayah perkotaan. 2. Inventarisasi jaringan jalan disekitar pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang sangat tinggi dan membebani jalan disekitarnya, terindikasi menimbulkan kemacetan lalu lintas. 3. Inventarisasi prasarana dan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada jalan kawasan pembangunan pusat kegiatan. Melakukan survei bangkitan lalu lintas pada pembangunan pusat kegiatan. 4. Melakukan survei volume lalu lintas pada kawasan pembangunan pusat kegiatan
5. Melakukan survei kecepatan kendaraan pada kawasan pembangunan pusat kegiatan. 6. Melakukan Survei Road Side Interview 7. Melakukan survei antrian, tundaan di persimpangan. 8. Melakukan analisis dan evaluasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh pembangunan. f. KELUARAN Kegiatan ini diharapkan menghasilkan dokumen rekomendasi untuk peningkatan kualitas transportasi kota dan draft peraturan pemerintah daerah tentang analisa dampak lalulintas. g. KEBUTUHAN TENAGA AHLI Dalam pelaksanaan studi ini diperlukan keterlibatan tenaga ahli dan asisten ahli sesuai dengan bidangnya. Tenaga ahli dan asisten ahli serta uraian tugas dan lingkup dari masing-masing bidang keahlian sebagai berikut :
1 Ahli Perencanaan Transportasi (Team Leader) Ahli Perencanaan Transportasi (Team Leader) adalah minimal Sarjana Sar jana Teknik Sipil , S.2 yang berpengalaman 7 tahun. Tugas team leader adalah Mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan transportasi, secara konprehensip dan merusmuskan
mengarahkan dan mengevaluaisi hasil analisis kegiatan. 2 Ahli Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Ahli Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah Sarjana Teknik Sipil, S.1 berpengalaman minimal 10 tahun. Membantu team leader dalam menganalisis kondis jaringan transportasi, tingkat pelayanan/kinerja operasional, analisis moda angkutan umum dan pelayanannya, dan analisis dampak Lalulintas transportasi.
3 Asisten Tenaga Ahli Tenaga Ahli tersebut diatas dalam melaksanakan pekerjaannya dapat dibantu oleh Asisten Tenaga Ahli , yang terdiri dari : - Ahli Muda Perencanaan Transportasi;
- Ahli Muda Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. 4 Surveyor Kebutuhan surveyor disesuaikan dengan rencana berbagai jenis survei 5 Tenaga penunjang Sekretaris, operator komputer, juru gambar, pengemudi. h. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEL AKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan penyusunan Masterplan Transportasi Kota Bau-bau dibiayai oleh dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bau-bau , Tahun Anggaran 2013
sebesar
Rp. 100.000.000,00
(seratus
juta rupiah). Sedangkan
waktu
pelaksanaan studi ini direncanakan selama 2 (dua) bulan kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK). i. PELAPORAN Pelaporan dalam pelaksanaan studi ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) tahapan, dengan uraian sebagai berikut : 1. Laporan Pendahuluan Laporan ini merupakan Laporan yang diserahkan paling lambat 14 hari
sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), sebanyak 10 (sepuluh) buku termasuk 3 (tiga) asli. Laporan Pendahuluan ini antara lain berisi tentang penjelasan rinci yang memuat : - Maksud dan Tujuan ; - Metode dan jadwal survei dan pengumpulan data; - Metodologi analisis yang akan diterapkan ; - Program kerja dan jadwal pelaksanaan. 2. Laporan Hasil Survei Laporan hasil survei ini diserahkan paling lambat pada bulan ke-1 (satu), sebanyak 15 (lima belas) buku termasuk 3 (tiga) asli, yang berisi : - Hasil survei yang dibutuhkan sesuai ruang lingkup; - Penilaian awal dari hasil survei lapangan terhadap sasaran.
3. Laporan Akhir Laporan akhir hasil penyusunan diserahkan pada bulan ke 2 (dua), sebanyak 20 (dua puluh) buku termasuk 5 (lima) asli, yang berisi : - Hasil lengkap survei sesuai ruang lingkup setelah koreksi; - Hasil analisis dan evaluasi data secara lengkap.