AL-TAFSIR WA AL-MUFASSIRUN A.
Pendahuluan
Kitab al-Tafsir wa al-Mufassirun al-Mufassirun merupakan karya Dr. Muhammad al-Sayyid Husain alZahabi. Beliau seorang ulama terkenal, yang pernah menjabat sebagai Menteri Wakaf di Mesir sebelum wafatnya pada tahun 1398 H. Kitab al-Tafsir wa al-Mufassirun merupakan al-Mufassirun merupakan buku pertama yang membahas secara lengkap metode para mufassir. Ia memuatkan memuatkan kajian terhadap metode kitab-kitab tafsir yang belum dicetak ketika itu. Kitab ini merupakan Risalah merupakan Risalah Dukturiyah (T Dukturiyah (Tesis esis Ph.D) yang yang diajukan penulis pada tahun 1365 H/1946 M di Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar. al-Azhar. Kitab ini kemudian dicetak dalam dua jilid, semasa hayat penulisnya. penulisnya. Kemudian selepas kewafatannya kewafatannya satu jilid lagi telah diterbitkan dengan judul yang sama, sebagai jilid yang ketiga. Jilid yang ketiga ini, telah disusun dan diedit kembali oleh seorang muridnya berdasarkan beberapa tulisan beliau yang ditemui selepas kewafatannya. Kandungan jilid ketiga memuatkan beberapa catatan khusus Dr. al-Zahabi mengenai pentafsiran golongan Syi’ Syi’ah. Karya Dr. Muhammad Husain al-Zahabi ini kemudiannya menjadi asas kemunculan kajian-kajian lain yang berkaitan dengan metode atau manhaj tafsir para mufassirin. Di bawah bimbingan Dr. al-Zahabi lahirlah kitab-kitab bermutu seperti Kitab al-Qurthubi wa Manhajuhu fi Mahmud Zalath, al-Razi Muhsin al-Tafsir karya al-Tafsir karya Dr. al-Qashbi Mufassiran karya Dr. Abdul Hamid al-Iraqi dan Manhaj dan Manhaj Ibnu Atiyyah karya Dr. Abdul Wahab Fayath. Atiyyah fi al-Tafsir karya B.
Kandungan Kitab Tafsir wa al-Mufasirun
Berikut ringkasan kandungan kitab al-Tafsir wa al-Mufassirun berdasarkan dua jilid asalnya:
Jilid 1 Dalam jilid yang pertama, Dr. al-Zahabi membahas banyak permasalahan, seperti: a.
Pendahuluan, membahas tentang: 1. Pengertian Tafsir dan Ta’wil Ta’ wil serta perbezaan antara keduanya. 2. Tafsir al-Qur’an al-Qur’an dengan dengan selain Bahasa Arab. 3. Tarjamah Tafsiriyah pada al-Qur’an al-Qur’an dan dan pembahasan yang berkaitan dengannya. b. Bab pertama, membahas tentang: Marhalah pertama tafsir pada masa Nabi saw. dan para sahabat, lalu membahas tentang sumber tafsir pada masa ini i ni yaitu al-Qur’an al-Qur’an,, Hadits serta Ijtihad dan Istinbath, juga membahas tentang ahli tafsir yang terkenal pada masa sahabat dan metode tafsir mereka dan yang terakhir membahas tentang kelebihan tafsir pada masa Nabi saw. dan Sahabat. c. Bab kedua, membahas tentang: Marhalah kedua tafsir pada masa tabi’in. Bab ini membahas tentang Madrasah Tafsir pada masa tabi’in tabi’in yaitu Madrasah Tafsir di Makkah yang didirikan oleh Ibnu ‘Abbas, Madrasah Tafsir di Madinah yang didirikan oleh Ubay bin Ka’ab dan Madrasah Tafsir di Iraq yang didirikan oleh Ibnu Mas’ud, lalu membahas membahas tentang kelebihan Tafsir pada masa Tabi’in. 1
d. Bab ketiga, membahas tentang: Marhalah ketiga tafsir yang beliau istilahkan dengan ‘Ushur al -Tadwin (masa kodifikasi), dalam bab ini dibahas urutan kodifikasi tafsir, lalu tentang Tafsir bi al-Ma’tsur dan Israiliyyat, selanjutnya dalam bab ini dibahas sebahagian metode kitab tafsir yang terkenal yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jami’ al -Bayan fi at-Tafsir al-Qur ’a n oleh Imam al-Thabari, Bahr al-‘Ulum oleh Samarqandi, al-Kasf wa al-Bayan ‘an Tafsir al-Qur ’ an oleh al-Tsa’labi, Ma’alima al-Tanzil oleh al-Baghawi, al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-Aziz oleh Ibnu Atiyah, Tafsir al-Qur ’a n al-‘ Adzhim oleh Ibnu Katsir, al-Jawahir al-Hasan fi at-Tafsir al-Qur ’a n oleh ats-Tsa’alabi, al-Duur al-Mantsur fi al-Tafsir bil Ma’tsur oleh as-Suyuthi.
Kemudian pada pasal selanjutnya membahas Mahmud dan kajiantentang metode tafsir mereka, yaitu:
tentang Tafsir
bi
al-Ra’yi al-
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mafatih al-Ghaib oleh Fakhruddien ar-Raazi Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’ wil oleh al-Baidhawi Madarik at-Tanzil wa Haqaiq at-Ta’ wil oleh an-Nasafi, Lubab at-Ta’wil fi Ma’ani at -Tanzil oleh Khazi al-Bahr al-Muhith oleh Abi Hayan Gharaib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan oleh Yasaburi Tafsir al-Jalalain oleh Jalauddien al-Muhalli dan Jalaluddien as-Suyuthi, al-Siraj al-Munir fi al- I’anah ‘ala Ma’rifati Ba’dhi Ma’ani Kalam Rabbuna al-Hakim al-Khabir oleh Khatib as-Sirbani 9. Irsyad al-Aql al-Salim ila Mazaya al-Kitab al-Karim oleh Abi Su’ud, 10. Ruuh al- Ma’ani fi Tafsir al-Qur’an al-‘ Adzhim wa as-Sab’u al -Matsani oleh al-Alusi. Kemudian pada pasal keempat membahas tentang Tafsir bi al- Ra’yi al-Madzmum atau tafsir dari kelompok sesat, yaitu: 1.
Mu’tazilah Kitab-kitab Tafsir mereka:
a. Tanzih al-Qur’an ‘an al - Mutha’in oleh al-Qadhi Abdul Jabbar, b. Gharar al-Fawaid wa Durar al-Qalaid oleh Amali as-Syarif al-Murtadha, c. al- Kasyaf ‘an Haqaiq al -Tanzil wa ‘Uyun al -Aqawil fi Wujuh la-Ta’wil oleh alZamakhsyari, Jilid 2 Dalam jilid yang kedua, Dr. al-Zahabi memelanjutkan pembahasannya pada jilid pertama, yaitu: 2. Syi’ah dan kelompok-kelompok pecahannya.
2
a. Ia khususkan pada pembahasan Syi’ah Rafidhah atau Itsna ‘Asyariyah yang membahas tentang enam kitab dan metode Tafsir Syi’ah, yaitu: 1. Miratul Anwar wa Miskat al-Asrar oleh Maula Abdullatif al-Kazarani 2. Tafsir al-Hasan al-Askari, Majma’ al -Bayan li Ulum al-Qur’an oleh ath-Thabarsi 3. As-Shaafi fi Tafsir al-Qur’an al-Karim oleh Mula Muhsin al-Kaashi 4. Tafsir al-Qur’an oleh Sayid Abdullah al-Alawi 5. Bayan as-Sa’adah fi Maqamat al-Ibadah oleh Sulthan Muhammad al-Khurasani. Kelompok al-Ismailiyah (Batiniyah), membahas tentang mauqif mereka terhadap alQur’an serta Ta’wil mereka. Kelompok Babiyah dan Bahaiyah, membahas tentang mauqif mereka terhadap alQur’an serta Ta’wil mereka. Kelompok Zaidiyah, membahas tentang mauqif mereka terhadap al-Qur’an serta Ta’wil mereka. 3. Khawarij Membahas tentang mauqif kelompok khawarij terhadap al-Qur’an, selanjutnya ia bahas salah satu kitab tafsir dari kalangan Khawarij yaitu Haiman al-Zaad ila Daar al- Ma’ad oleh Muhammad Yusuf Athfis, salah seorang mufasir dari kalangan Khawarij yang berasal dari lembah Mizab di pegurunan Jazair, ia wafat pada tahun 1332 H. Selanjutnya pada pasal kelima, membahas tentang Tafsir Sufi dan metode tafsir mereka seperti metode tafsir Ibnu ‘Arabi kemudian membahas Tafsir Isyari dan sebahagian kitabkitab mereka: 1. 2. 3. 4. 5.
Tafsir al-Qur’an al-Adhim oleh at-Tusturi, Haqaiq at-Tafsir oleh al-Silmi ‘Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an oleh Abi Muhammad as-Sairazi al-Ta’wilat an- Najmiyah oleh Najmuddien Dayah dan Ala’ ad-Daulah as-Samnani Tafsir Ibnu Arabi
Pasal keenam membahas tentang Tafsir Filsafat dan metode tafsir mereka dalam dua puluh lembar dan beliau sebutkan contoh Tafsir Filsafat dan metodenya seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Pasal ketujuh membahas tentang Tafsir Fuqaha’ sekitar lima puluh halaman, berbicara tentang perkembangan Tafsir Fiqih ayat-ayat hukum pada setiap mazhab fiqih. Dan membahas enam kitab Tafsir tentang Ahkam al-Qur’an, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Ahkam al-Qur’an oleh al-Jashash al-Hanafi, Ahkam al-Qur’an oleh Kaya al-Hirasyi as-Syafi’i, Ahkam al-Qur’an oleh Ibnul Arabi al-Maliki al- Jami’ li Ahkamal-Qur’an oleh al-Qurtubi al-Maliki, Kanzu al-‘Irfan fi Fiqh al-Qur’an oleh Miqdad al-Suyuri al-Rafidhi dari kalangan Imamiyah Itsna ‘Asyariyah,
3
6. al-Tsamarat al-Yani’ah wa al -Ahkam al-Wadhihah al-Qathi’ah oleh Yusuf ats-Tsalai az-Zaidi dari kalangan Zaidiyah. Pasal kedelapan membahas tentang Tafsir Ilmi dalam enam belas halaman, ia sebutkan pendapat ulama terdahulu dan ulama sekarang kemudian ia sebutkan ikhtiyarnya dan menolak tafsir ilmi seperti yang dirajihkan oleh Imam al-Syatibi. Kemudian kitab ini ditutup dengan pembahasan tentang corak tafsir pada masa modern,pembahasan ini menghabiskan sekitar seratus dua puluh halaman, beliau sebutkan beberapa kitab tafsir: 1. al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim oleh Syaikh Thanthawi Jauhari, Syaikh Dr. alZahabi telah mengkritik dengan keras kitab ini. 2. Kitab al-Hidayah wa al-Irfan fi Tafsir al-Qur’an bi al-Quran, beliau mencontohkan kitab ini sebagai kitab Tafsir Ilhadi, 3. Berbicara tentang metode tafsir Syaikh Muhammad Abduh, 4. Berbicara tentang metode tafsir Muhammad Rasyid Ridha, 5. Berbicara tentang Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi, pembahasan ini mengakhiri kitab Tafsir wal Mufassirun.
4