MAKALAH CA MULUT Disusun oleh :
Novia Norfita Rengganis ST162042
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal (yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit menular. Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar. Kanker didefinisikan sebagai pertumbuhan tidak terkontrol sel-sel yang menyerang dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. Kanker mulut muncul akibat pertumbuhan atau luka pada mulut yang tidak hilang. Kanker mulut meliputi kanker bibir, lidah, pipi, dasar mulut, langit-langit lunak dan keras, sinus, dan faring (tenggorokan), dapat mengancam kehidupan jika tidak didiagnosis dan diobati dini. Kira-kira kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua keganasan yang terjadi pada kaum pria dan 2% pada kaum wanita. Telah dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merupakan kanker utama di India khususnya di Kerala dimana insiden rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker. Kanker rongga mulut adalah keganasan yang terjadi didalam rongga yag dibatasi vermilion bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior dibagian belakang.kanker rongga mulut meliputi kanker bibir gingival, lidah, bukal, dasar mulut, palatum, dan arkus faringeus anterior ( Muttaqin, 2011 ). Perkembangan
dalam
mendiagnosa
dan
terapi,
keabnormalan
dan
kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan masalah didunia.Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah terutama karena kurangnya deteksi dini dan identifikasi pada kelompok resiko tinggi, serta kegagalan untuk mengontrol lesi primer dan metastase nodus limfe servikal.Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama.Akibatnya prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang menyedihkan dimana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang terlambat.
Berdasar data di atas kelompok tertarik membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kanker rongga mulut.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertiaan kanker mulut? 2. Apa etiologi kanker mulut? 3. Apa manifestasi kanker mulut? 4. Apa patofisiologi dari kanker mulut? 5. Apa komplikasi dari kanker mulut? 6. Apa pemeriksaan penunjang kanker mulut? 7. Bagaimana penatalaksanaan dari kanker mulut? 8. Bagaimana asuhan keperawatan kanker mulut?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kanker rongga mulut ialah keganasan yang terjadi di dalam rongga yang dibatasi oleh vermilion bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior di bagian belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker bibir, lidah, gusi, mukosa pipi dan palatum. (Arif Muttaqin, 2011). Tempat – Tempat Terjadinya Kanker Pada Mulut Sebagai Berikut : a. Kanker pada lidah Hampir 80% kanker lidah terletak pada 2/3 lidah anterior lidah (umunya pada tepi lateral dan bawah lidah) dan dalam jumlah sedikit pada posteror lidah (daftar 1992 Tambunan 1993 Pinborg 1986) gejala pada penderita tergantung pada lokasi kanker tersebut bila terletak pada bagian 2/3 anterior lidah biasanya timbul suatu massa yang sering kali terasa tidak sakit bila timbul pada seprtiga posterior kanker tersebut selalu tidak di ketahui oleh penderita dan rasa sakit yang di alami yang biasanya di hubungkan dengan rasa sakit tenggorokan. Kanker yang terletak 2/3 anterior lidah lebih dapat di deteksi dini dari pada yang terletak pada 1/3 posterior b. Kanker pada bibir Kanker bibir selalu di hubungkan dengan orang – orang yang memilki aktifitas di luar seperti nelayan dan petani. Sinar matahari mungkin terlibat dalam faktor terjadinya kanker bibir. Umumnya lebih banyak terjadi pada bibir bawah dari pada bibir atas (daftar 1992 Pinborg 1986 smith 1989). pada awal pertumbuhan lesi dapat berupa modul kecil atau ulkus yang tidak sembuh sembuh deteksi tumor pada keadaa ini memberikan kesempatan untuk menemukan karsinoma dini. c. Kanker gusi Kanker pada gusi biasanya dihubungkan dengan riwayat pasien mengisap pipa tembakau.
Daerah
yang
terlibat
biasanya
lebih
sering
pada
gusi
bawah/mandibular dari pada gusi atas/maksila. Pada pemeriksaan fisik, lesi awal terlihat sebagai ulkus, granuloma yang kecil atau sebagai nodul. Sekilas lesi terlihat sama dengan lesi yang dihasilkan oleh trauma kronis atau hyperplasia inlamatori. Lesi yang lebih lanjut berupa pertumbuhan infiltrative yang lebih dalam. Pertumbuhan eksofitik terlihat seperti
bunga kol dan mudah berdarah. Pertumbuhan infiltrative biasanya tumbuh invasive pada tulang mandibular dan menimbulkan destruktif. (Arif Muttaqin, 2011)
d. Kanker pada mukosa pipi Di negara yang sedang berkambang kanker pada mukosa pipi di hubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur dan tembakau. Hal tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam. e. Kanker pada palatum Pada daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan menghisap rokok secara terbali kanker pada palatum merupakan kanker rongga mulut yang umum terjadi dari semua kanker rongga mulut. Perubahan yang terjadi pada mukosa mulut yang di hubungkan dengan menghisap rokok secara terbalik adalah adanya ulser, erosi,daerah modul dan bercak.
B. Etiologi
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor : Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas : 1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu. 2. Faktor luar, antara lain radiasi ion pada terapi radiasi, paparan radiasi matahari secara kronis, merokok, pengguna alcohol kronis, agen infeksi, malnutrisi dan radiasi elektromagnetik. 3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetic. Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan vitamin C, kurangnya penjaggan pada mulut sehingga mulut menjadi kotor. C. Klasifikasi
Menurut American joint commmitte on cancer (AJCC) klasfikasi kanker rongga mulut merupakan menggunakan sistem TNM. System TNM ini terdiri atas T (tumor) atau gambaran dari level pembesaran tumor, N (nodus) atau sejauh mana keterlibatan nodus limfe sebagai system imun tubuh dan M (
metastatis.yaitu kondisi metastasis menggambarkan keterlibatan orang lain pada bagian distal. Untuk lebih jelas tabel berikut: Stadium Kanker Rongga Mulut
Stadium T T0
Tidak
ada
Stadium N
tampilan N0
tumor Tis
Stadium M
Tidak ada keterlibatan
M0
Tidak ada penyebaran
M1
Kanker menyebar ke
nodus limfe
Carcinoma
di
situ N1
Terdapat keterlibatan
terdapat massa pada
limfatik
regional
jaringan
tetapi ukuran nodus ≤ 3 cm
T1
Ukuran tumor ≤ 2 cm
T2
Ukuran tumor ≤ 4 cm
pembesan
T3
Ukuran tumor lebih
limfe satu atau lebih
dari 4 cm
dengan ukuran
N2
Keterlibatan nodus
≤ 6
organ bagian distal
cm T4
Ukuran tumor lebih N3
Keterlibatan
dari
homo
4
cm
dari
lateral atau bilateral
tertanam
kuat
pada
nodus limfe dengan
otot atau tulang atau
ukuran lebih dari 6
struktur lainnya.
cm
Stadium Kanker Rongga Mulut STADIUM
Stage I
TNM
T1,N0,M0
KETERANGAN
Pada stadium ini pembesaran pada jaringan masih belum dianggap kanker dan tumor tidak melebihi 2 cm
Stage II
T2, N0, M0
Pada stadium ini tumor tidak melebihi 4 cm
Stage III A
T3, N0, M0
Pada stadium ini pembesaran melebihi 4 cm tetapi tidak didapatkan pembesaran nodus limfedan tidak ada metastase keorgan lainnya.
Stage III B
T1, T2, T3, Pada stadium ini tumor dapat berukuran kurang dari MO
2 cm dibawah 4 cmatau lebih, tetapi kanker belum memengaruhi nodushomolateral limfatik
Stage IV A
T4, N0,M0
Pada stadium ini tumor melebihi 4 cm dan tertanam dalam pada otot tulang atau struktur jaringn
dibawahnya. Stage IV B
Any T, N2 Pada stadium ini tumor bisa berbagai ukuran tetapi or N3, MO
tertanam dalam pada otot, tulang, atau jaringan dibawahnya, serta terdapat keterlibatan dari nodus homolateral atau bilateral limfatik
Stage IV C
Aby T, Any Pada stadium ini terjadi berbagai situasi berat baik N, Any M
ukuran tumor, keterlibatan nodus limfatik dan metastase ke organ
D. Manifestasi klinis
Gejala-gejala kanker rongga mulut antara lain adalah munculnya (Windya,2012): 1. Bintik putih atau merah (leukoplakia, eritroplakia, atau eritroleukoplakia) di dalam mulut ataupun pada bibir. 2. Luka pada bibir ataupun rongga mulut yang sulit sembuh. 3. Perdarahan pada rongga mulut. 4. Kehilangan gigi. 5. Sulit atau timbulnya rasa sakit pada waktu mengunyah. 6. Kesulitan untuk menggunakan geligi tiruan. 7. Pengerasan pada leher, serta rasa sakit pada telinga.
E. Patofisiologi
Pertumbuhan
kanker
dimulai
dari
pertumbuhan
lesi
yang
sangat
kecil.Berjalannya waktu tumor tersebut lambat laut akan mencapai ukuran yang sangat besar. Kanker rongga mulut berasal dari epitel permukaan, maka kanker rongga mulut biasanya diawali dengan mudah dilihat. Kelainan premaligna adalah suatu kelainan pada mukssa rongga mulut yang paling awal yang sebelum berubah menjadi tumor ganas.Ada dua bentuk kelainan premaligna yaitu leukoplakia dan eritrplakia.Leukoplakia adalah bercak warna keputihan yang berbatas tegas pada mukosa mulut. Keadaan ini sering terjadi pada perokok berat usia di atas 50 tahun. Secara klinis leukoplakia dapat dibagi menjadi empat grade yaitu: 1. Grade I
:
bercak kemerahan yang granuler yang secara bertahap berubah menjadi keabuan
2. Grade II :
bercak putih kebiruan berbatas tegas,tanpa indurasi
3. Grade III :
bercak keputihan berbatas tegas dengan indurasi , mungkin ada kerutan.
4. Grade IV :
bercak mengalami indurasi,ada fisura,erosi,kadang-kadang permukaannya mengalami
proliferasi seperti veruka.Pada
pemeriksaan mikroskopis Nampak perubahan keganasan diri.
Leokoplakia biasa didapatkan pada bibir, lidah, dan gusi (gambar 4.23) kurang lebih 10-12 % lekoplakia setelah 10 tahun berubah menjadi karsinoma rongga mulut. Lukoplakia yang dapat berubah menjadi karsinoma ini pada pemeriksaan mikroskopis menunjukkan suatu dysplasia yang irreversible walaupun penderita menghentikan rokoknya. Leukoplasia atau bercak putih yang baru timbul pada lidah bisa merupakan gejala permulaan dari suatu karsinoma lidah. Who mendiskripsikan bahwa leukoplakia tidak kurang dari 5 mm yang tidak bisa diangkat dengan kerokan dan tidak bisa digolongkan kepada sesuatu penyakit lain harus dianggap suatu lesi pre ma glinan.
E ritroplakia adalah salah satu tanda yang lebih pasti tentang perkembangan kanker
dibandingkan
dengan
leukoplakia.Masih
diperdebatkan
apakah
merupakan kelainan pre-maligna atau memang suatu karsinoma superfisial yang sangat dini.Kelainan ini berupa mukosa yang sedikit meninggi dan menebal berwarna merah mirip jaringan granulasi dengan tumpukan kreatinin diatas permukaan.Lokasi yang paling sering adalah bawah lidah, dasar mulut, latumole, trigunum retrumolar.Bila ditemui kelainan ini maka penanganannya dianggap sebagai karsinoma rongga mulut.
Karsinoma I nvasif Karsinoma tidak lagi terbatas didalam epitel,akan tetapi menembus membrane basal dan mengadakan invasi kejaringan di bawahnya. Pada stadium ini,dapat timbul keluhan yang sering di abaikan oleh pasien, keluhan tersebut berupa parestesi,hilangnya sensasi,atau gatal. Karsinoma invasive yang masih dini mungkin dapat ditemukan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Ulkus kecil 2. Penonjolan dengan batas tidak jelas 3. Indurasi atau erosi kemerahan yang irregular 4. Bintik-bintik kemerahan pada bibir 5. Krusta pada bibir
F. Komplikasi
Komplikasi rongga mulut akibat terapi kanker terjadi pada kebanyakan pasien denganterapi pada kepala dan leher. Sekitar 40 %, sisanya terapi kimia pada lokasi yang lain. Secarasignifikan toksisitas pada oropharyngeal juga dapat terjadi pada radiasi kepala dan leher. Komplikasi oral yang paling umum ditemukan setelah dilakukan kemoterapi dan terapiradiasi adalah mucositis, infeksi lokal, nyeri dan hemorrhage .Sedangkan efek sampingnyaadalah dehidrasi dan malnutrisi.Penyinaran radiasi pada kepala dan leher dapat menyebabkancedera pada glandula saliva, mukosa mulut, otot dan tulang alveolar yang dapatmengakibatkan terjadinya xerostomia, penyakit dental dan osteoradionekrosis. Manajemen pada komplikasi oral pada terapi kanker terdiri dari identifikasi dari populasiyang
beresiko,
intervensi
pra-perawatan
ketika
terjadi
inisiasi
(berdasarkan hasil evaluasi, perawatan atau koreksi dari pra-kehadiran penyakit mulut atau profilaksis yang tepat) danmanajemen komplikasi ketika penyakit tersebut sudah berkembang.
G. Pemeriksaan diagnostik
Sitologi mulut. Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik sel-sel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut (Coleman dan Nelson,1993). Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian Patologi anatomi. 2. Biopsi Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi merupakan
pengambilan
spesimen
baik
total
maupun
sebagian
untuk
pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari lesi-lesi mulut yang dicurigai. Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi
insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil.
H. Penatalaksanaan
1. Untuk kanker yang margin lateral lidah terdapat dua pengobatan mayor, yaitu : a. Terapi radiasi b. Bedah 2. Untuk kanker pada bibir, lesi biasanya di eksisi secara bebas 3. Untuk kanker pada dasar lidah, lebih sering dilakukan terapi radiasi yang menjadi pengobatan primer, untuk lesi yang besar digunakan terapi sinar eksternal 4. Tindakan Bedah 5. Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher. 6. Terapi Radiasi Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di bedah.Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut. 7. Kemoterapi Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel kanker.
I. Asuhan keperawatan A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, alamat, nomor rekam medis, tanggal pengkajian. 2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Memungkinkan
untuk
menentukan
kebutuhan
penyuluhan
dan
pembelajaran pasien mengenai hyegine oral prefentif, serta untuk mengidentifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medis. Pertanyaan yang diajukan mencakup : o
Memar dan aktivitas flossing
o
Frekuensi kunjungan ke dokter gigi
o
Kesadaran akan adanya lesi atau area iritasi pasa mulut, lidah atau tenggorok
o
Kebutuhan menggunakan gigi palsu atau lempeng parsial
o
Riwayat baru sakit tenggorok atau sputum berdarah
o
Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh makanan tertentu
o
Masukan makanan yang dicerna setiap hari
o
Penggunaan alkohol dan tembakau
b. Riwayat Kesehatan Dahulu Apakah ada klien mengalami riwayat tumor/kanker sebelumnya, c. Riwayat Kesehatan Keluarga Apakah ada keluarga klien mengalami riwayat tumor/kanker pada mulut. 3. Pemeriksaan Klinik Pada pemeriksaan klinik, perawat melakukan inspeksi dan palpasi pada rongga mulut dengan panduan pemeriksaan penting meliputi hal-hal berikut : a. Periksa kondisi perubahan warna, apakah mukosa mulut berwarna abnormal,misalnya putih, merah, hitam. Kebanyakan pasien kanker rongga mulut mempunyai riwat lesi atau keadaan prakanker mulut sebelum, seperti leukoplakia, eritoplakia, submukus fibrosisi dan lainlain. b. Inspeksi kondisi kontur apakah permukaan mukosa kasar, ulserasi, asimetri, atau pembengkakan. Seringkali awal dari keganasan diawalai ditandai adanya ulkus. Apabila terdapat ulkus tidak sembuh selama dua
minggu maka keadaan ini sudah dapat dicurigai sebagai awal proses keganasan. Tanda lain dari ulkus proses keganasan meliputi ulkus yang tidak sakit, tepi bergulung lebih tinggi dari sekitarnya dan indurasi (lebih keras) dasarnya dapat berbintil-bintil dan mengelupas. Pertumbuhan karsinoma bentuk ulkus tersebut disebut pertumbuhan endofitik. c. Palpasi tentang konsistensi apakah jariingan keras kenyal, lunak, fluktuan atau nodular. Umumnya kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan gejala diameter kurang dari 2 cm kebanyakan berwarna merah dengan atau tanpa disertai komponen putih, licin, halus, dan memperlihatkan evelasi yang minimal. d. Palpasi kondisi suhu lokal e. Kaji kemampuan pasien apakah dapat membuka mulut dengan sempurna f.
Periksa adanya keterlibatan dari pembesaran kelenjer limfe.
Pemeriksaan klinis kanker rongga mulut dibedakan pada berbagai lokasi rongga mulut mungkin memiliki beberapa perbedaan. Gambaran klinis menurut lokasinya meliputi pemeriksaan klinis pada bibir, lidah, dasar mulut, mukosa pipi, gusi dan palatum ( muttaqin, 2011) 1) Bibir Menurut muttaqin (2011) Kanker pada bibir atau terutama pada bibir bawah merupakan tempat terjadinya kerusakan karena cahaya mata hari atau acetinid keratosis sehingga bibir tampak pecah-pecah, kemerahan, keputihan atau campuran dari merah dan putih.Kanker dibibir sebelah luar lebih sering terjadi pada daerah beriklim panas.Kelainan pada bibir atas lebih jarang dibandingkan pada bibir bawah tetapilebih mungkin lebih ganas dan memerlukan perhatian pada perokok bisa tumbuh di bagian dalam bibir.Benjolan ini bisa tumbuh menjadi kuamosa. 2) Lidah Kanker lidah adalah suatu keganasan yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (sell epitel gepeng berlapis) dan terjadi akibat rangsangan menahun, juga beberapa penyakit – penyakit tertentu (premaglinan) seperti sifilis, dan plumer vision syndrome,
leukoplakia,
serta
eritoplakia.
Kanker
ganas
ini
dapat
menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastasis secara limfogen dan hematogen.
Neoplasma maligna dari lidah biasanya timbul dari jaringan epitel mukosa mulut dan sebagian besar merupakan karsinoma epdermid, yang merupakan salah satu tumor ganas pada rongga mulut yang paling sering dijimpai di klinik dan mempunyai tingkat kematian yang tinggi, di mana secara klinik dapat menyerang 2/3 anterior lidah dan 1/3 bagian posterior lidah juga dapat bermetastasis pada daerah sekitar lidah misalnya ke submaksilari, dan digastrikus juga ke daerah leher dan servikal. Karsinoma lidak mempunyai prognosis yang jelek sehingga diagnosis dini sangat di perlukan terlebih lagi apabila telah terjadi metastasis ke daerah lain. Inspeksi : untuk melihat tekstur, warna dan lesi serta papila-paila tipis dan lapisan putih yang besar dan berbentuk V, dimana pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan menggerakkan secara lateral. Ini dilakukan pemeriksaan pada lidah secara dorsal (punggung).Adanya lesi pada mukosa merupakan area umum untuk kanker oral yang terlihat sebagai plak putih atau merah, ulkus keras atau pertumbuhan kutil.Penggunaan spatel lidah digunakan untuk menekan lidah guna mendapatkan fisualisasi adekuat terhadap faring. 3) Dasar Mulut Kanker pada dasar mulut biasanya dihubungkan dengan penggunaan alkohol dan tembakau.Pada tingkat awal mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi berkembang pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan dalam mulut atau perasaan tidak nyaman. Pada pemeriksaaan klinis yang sering dijumpai adalah lesi berupa nodul tepi yang timbul dan mengeras yang terletak dekat frenulum lingual. Bentuk yang lain adalah penebalan mukosa yang kemerahan, nodul yang tidak sakit, atau berasal dari leukoplatia. 4) Mukosa Pipi Pada beberapa pasien yang mempunyai kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun siri, kapur, dan tembakau akan memberikan resiko kanker pada mukosa pipi. Dengan kondisi material yang melakukan kontak langsung dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam dan trauma pada waktu mengunyah memberikan dampak terhadap perubahan sel mukosa pipi. Pada awalnya lesi tidak menimbulkan simtom terlihat sebagai suatu daerah eritomatus atau ulserasi yang kecil, daerah merah dengan indurasi dan kadang-kadang dihubungkan dengan leukoplakia. Pada pemeriksaan fisik
rongga mulut bagian pipi akan didapatkan adanya ulserasi nodular dan infiltrative. 5) Gusi Kanker pada gusi biasanya dihubungkan dengan riwayat pasien mengisap tanpa tembakau. Daerah yang terlibat biasanya lebih sering pada gusi bawah atau mandibula dari pada gusi atas atau maksila. Pada pemeriksaan fisik lesi awal terlihat sebagai ulkus,granuloma yang kecil atau sebagai nodul. Inspeksi : dilihat adanya inflamasi, perdarahan, retraksi dan perubahan warna, kemudian bau nafas juga dicatat dan palatum yang keras dikaji terhadap warna dan bentuk. 6) Palatum Predisposisi
merokok
meningkatkan
resiko
pada
kanker
palatum.Kebanyakan kanker palatum merupakan pertumbuhan eksofitik dengan dasar yang luas dan permukaan bernodul. Jika lesi terus berkembang akan mengisi seluruh palatum.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif penumpukan sekret dijalan nafas 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis : kanker rongga mulut 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidakmampuan menelan dan mengabsordsi makanan karena faktor biologis 4. Resti infeksi pertahanan tubuh sekunder tidak adekuat 5. Gangguan komunikasi verbal hambatan fisik : Trakeostomi C. RENCANA KEPERAWATAN NO
1
DIAGNOSA TUJUAN DANKRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN HASIL (NOC) (NIC) Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan intervensi Menajemen tidak efektif 2×2 jam diharapkanbersihan jalan nafas adanya jalan nafas klien bisa efektif penumpukan secret Dengan kriteria hasil : di jalan nafas 1. Mempunyai jalan nafas yang paten 2. Mampu mengeluarkan sekresi secara efektif 3. Mempunyai irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang yang normal
AKTIVITAS Mandiri: 1. Buka jalan nafas dengan teknik mengangkat dagu 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 3. Posisikan pasien untuk mengurangi dyspnea 4. Auskultasi bunyi nafas 5. Monitor pernafasan dan status O2 6. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan Kolaborasi : Kolaborasikan pemberian oksigen sesuai dengan indikasi
dan melakukan suction 2
Nyeri akut dengan cidera biologis : kanker rongga mulut
3
4
Setelah dilakukan intervensi Manajemen 2×4 jam diharapkan nyeri Nyeri klien berkurang Dengan kriteria hasil : 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Perubahan nutrisi Setelah dilakukan intervensi :kurang dari keperawatan selama 2×24 kebutuhan tubuh jam diharapkan terjadinya tidak mampu peningkatan status gizi. memasukkan, Dengan kriteria hasil: mencerna dan 1. BB meningkat mengabsorbsi 2. Nafsu makan baik makanan karena 3. Klien menghabiskan faktor biologis porsi makan yang diberikan oleh rumah sakit
Gangguan komunikasi verbal hambatan fisik : trakeostomi
Tujuan : Menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik Kriteria hasil : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, menggunakan bahasa tertulis, berbicara atau nonverbal
Manajemen Nutrisi
Pencapaian komunikasi, defisit wicara
Mandiri : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri 4. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) 5. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Kolaborasi : Kolaborasikan dengan dokter pemberian analgesik Mandiri: 1. Identifikasi penyebab ganguan nafsu makan 2. Kaji riwayat alergi makanan klien 3. Kaji makanan kesukaan klien 4. Timbang berat badan klien tiap hari. Berikan makanan sesuai dengan diet yang telah ditetapkan 5. Anjurkan klien makan makanan selagi hangat 6. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhi nya. Kolaborasi: 1. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat untuk mengatasi mual muntah. (Ranitidine ( 150 mg ) 2x1 tab 2. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan yang TKTP diet rendah garam Mandiri : 1. Kaji dan dokumentasikan kemampuan untuk berbicara, menulis, membaca dan memahami 2. Kaji dan dokumentasikan untuk melakukan komunikasi dengan staf dan keluarga 3. Kaji dan dokumentasikan respon pasien terhadap sentuhan, jarak spasial,
budaya, peran pria/wanita, dan dapat mempengaruhi komunikasi 4. Intruksikan kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu bicara 5. Ajarkan bicara dari esofagus dengan tepat 6. Gunakan penerjemah sesuai dengan kebutuhan
5
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahan tubuh sekunder menurun
Setelah dilakukan intervensi 1×24 jam faktor risiko infeksi akan hilang Dengan KriteriEvaluasi : 1. Keadekuatan status imunpasien 2. Pengetahuan yang penting 3. Suhu badan klien normal Tidak terjadi infeksi
Pengendalian infeksi
Kolaborasi : Konsultasikan dengandokter tentang kebutuhan terapi bicara Mandiri : 1. Pantau tanda/gejala infeksi 2. Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi 3. Pantau hasil laboratorium 4. Amati pratik personal hygiene untuk perlindungan infeksi 5. Ajarkan pasien untuk menjauhi penyebab infeksi 6. Memakai baju dasar katun 7. Ajarkan klien teknik mencuci tangan yang efektif 8. Ajarkanklien/keluarga tentang tanda dan gejala infeksi Kolaborasi :
1.
2.
Memberikan terapi antibiotik sesuai anjuran dokter. Ikuti petunjuk pelaporan terhadap infeksi yang dicurigai.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kanker rongga mulut ialah keganasan yang terjadi di dalam rongga yang dibatasi oleh vermilion bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior di bagian belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker bibir, lidah, gusi, mukosa pipi dan palatum. etiologi kanker rongga mulut meliputi, Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu. Faktor luar, antara lain radiasi ion pada terapi radiasi, paparan radiasi matahari secara kronis, merokok, pengguna alcohol kronis, agen infeksi, malnutrisi dan radiasi elektromagnetik. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetic. Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan vitamin C, kurangnya penjaggan pada mulut sehingga mulut menjadi kotor. B.
Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengenal tanda-tandadari kanker rongga mulut dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami kanker rongga mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Herdma, H, 2012. NANDA international nursing definition&clasisification, 2012-2014, Wiley-Blackwell, Oxford. http://windyakaze.wordpress.com/2012/03/20/kanker-
diagnoses: rongga
mulut/#more-100. Diakses pada tanggal 20 juli 2017 pukul 19.35 WIB. Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC (Edisi 9). Jakarta: ECG Muttaqin, Arif & Kumala Sari.(2012). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika. Widya.(2012). Kanker Rongga Mulut.