BUDIDAYA SAPI POTONG
Judithya Pardiliana
1710613032
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penulis
: Budidaya Sapi Potong : Judithya Pardiliana, Mahasiswa Universitas ANDALAS , jurusan Peternakan.
Karya tulis ini di sah kan Padang pada tanggal 1 November 2017
Mengesahkan
Padang, 25 Oktober 2017
Dosen pembimbing,
Penulis,
Lilimiwirdi,S.S.,M.Hum.
Judithya Pardiliana
ABSRAK
Pengadaan sapi potong di Indonesia harus ditingkatkan, karena jumlah ternak di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah masyarakat yang membutuhkan daging sebagai sumber protein hewani. Akibat tidak tercukupinya pe rmintaan dari masyarakat akan danging, pemerintah terpaksa pengimpor daging dari luar negri, yang berakibatkan nilai jual akan daging lokal menurun dan penjual daging di pasar tradisional akan mengalami kerugian yang besar. Supaya hal tersebut tidak terjadi pemerintah harus berupaya meningkatkan produksivitas sapi potng dalam negri, dengan cara penyediaan modal untuk beternak, mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana cara beternak sapi potong yang baik dan benar dan apa saja peluang yang bisa dimamfaatkan jika beternak sapi potong. Selain itu peternak sendiri juga harus tau bagaimana cara beternak sapi potong, bagaimana pemilihan bibit dan bakalan yang akan diternakan. Pengembangan sapi potong di Indonesia harus dilakukan melalui pendekatan sistem produksi yang berkelanjutan terutama di bawah petani di daerah pedesaan. Informasi dari daging sapi tingkat produktivitas ternak di bawah sistem produksi saat ini sangat penting bagi dasar data dalam kaitannya dengan program strategis pembangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas produksi sapi potong di bawah kelompok petani di daerah pedesaan. Metode survei di 34 kelompok tani ternak sapi yang terletak di Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen kabupaten Jawa Tengah dilaksanakan. Daging sapi produktivitas catle dalam hal operasi sapi -sapi dan penggemukan dicatat. Analisis data dengan statistik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Studi ini menemukan bahwa Ongole Cross, Sumba Ongole Cross, Simental Lintas dan Charolois Palang dibesarkan untuk penggemukan dan Brahman Cross untuk operasi sapi-sapi. Kinerja sapi potong dari tujuan
penggemukan adalah kondisi moderat. Kondisi tubuh Score (BCS) berkisar antara 4 sampai 6 (skala 1-9) dengan modus 4 (untuk Ongole Cross, Sumba Ongole Cross) dan 5 (untuk Simental Lintas dan Charolois Cross). Produktivitas operasi sapi-sapi sangat rendah dengan reprodu ksi tingkat dan prasapih betis mortalitas 6 dan 25 persen, masing-masing. Baik Pertanian Praktek dengan perhatian pada pemilihan bibit dan memperkuat makan aspek bisa memperhitungkan dalam rangka meningkatkan produktivitas sapi potong di bawah kelompok petani di daerah pedesaan
Kata Pengantar Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini penyusun selesaikan sebagai tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
Penyusun memilih judul “BUDIDAYA SAPI POTONG ” karena peternakan sapi potong dapat digunakan sebagai mata pencaharian selain itu mudah untuk peternakan tidak terlalu besar, dilihat dari segi penghasilannyapun akan memdapatkan keuntungan yang besar. Dalam menyusun karya ilmiah ini penyusun banyak mengalami berbagai macam gangguan dan hambatan tetapi semua itu dapat penyusun lalui karena usaha yang penyusun lakukan dan bantuan dari orang-orang disekitar penyusun.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Padang , 18 Oktober 2017
Judithya Pardiliana
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan ……..…………………………………………… Kata pengantar
I
…………………………………………………….
II
Abstrak
…………………………………………………………….
III
Daftar isi
…………………………………………………………….
IV
Bab I Pendahuluan
…………………………………………………….
1
Latar belakang
…………………………………………….
1.1
Rumusan masalah
…………………………………………….
1.2
Tujuan penelitian
…………………………………………….
1.3
Manfaat penelitian
…………………………………………….
1.4
Bab II Pembahasan
…………………………………….……….
2
Pengertian Sapi Potong……………………………...…………
2.1
Jenis-jenis Sapi Potong………………………………………...
2.2
Manfaat Sapi Potong……………………………………………
2.3
Persyaratan Lokasi……………………………………………...
2.4
Penyiapan Teknis Budidaya……………………………………
2.5
Pembibitan
………………………………………………
2.6
Hama dan Penyakit……………………………………………...
2.7
Panen
………………………………………………………
2.8
Analisis Ekonomi Budidaya ………………………………........
2.9
Bab III Penutup
…………………………………………………….
3
Kesimpulan
…………………………………………….
3.1
Saran
…………………………………………….
3.2
…………………………………………….
V
Daftar Pustaka
1.PENDAHULUAN
Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan penting artinya didalam kehidupan masyarakat.Ternak sapi potong di Indonesia sebagai salah satu sumber makanan berupa daging produktivitasnya masih sangat memprihatinkan karena jumlahnya masih belum mencukupi untuk konsumen di Indonesia.Untuk itu peternak di Indonesia harus mengetahui bagaimana cara beternak sapi potong yang baik nan benar, agar meningk atkan produktivitasnya.1 2. BUDIDAYA SAPI POTONG
2.1Ternak Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya (berbeda dengan sapi perah yang dimanfaatkan susunya). Biasanya terdapat tiga tahapan utama dalam produksi daging sapi, yaitu tahap pengasuhan, penggembalaan dan pemberian pakan. Sapi potong yang masih berumur di bawah 1 tahun menghasilkan Daging sapi muda yang memiliki kualitas berbeda dengan daging sapi biasa.2
2.2Jenis jenis sapi potong Jenis yang diternakkan: Bali, Ongole, & sapi Madura. Sedangkan di beberapa wilayah Jawa Barat, dijumpai peternakan penggemukan. Pengusaha ini, mengimpor, kemudian dirawat sekitar 3-6 bulan, sebelum dikirim ke rph. Rumah Pemotongan Hewan. Beberapa daerah kebun sawit, juga berternak sapi. Padahal, areal sawit jutaan hektar, inilah salah satu potensi swasembada daging. Sapi, yang dapat diternakkan ini, adalah jenis lokal & impor. Lokal seperti sapi Bali, sapi Madura, atau sapi Aceh. Sapi luar, seperti: Limosin, Brahman, Simental, Aberdeen Angus. Sapi potong lokal & impor, punya ciri-ciri berbeda. Baik fisiknya: ukuran, bobot, & warna bulu. Maupun keturunanya: laju pertumbuhan, bobot maksimalnya. Sapi Bali bobot maksimalnya 600kg, impor yang tercatat terbesar di dunia mencapai 1,4 ton. Bobot sapi Bali mencapai 300
AAK.1998.Petunjuk Beternak Sapi Potong dan Kerja.Yogyakarta:Kanisius
1
2
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. 34
500 kg. Karkasnya 56,9%. Bandingkan dengan jenis Skotlandia, Aberdeen Angus sapi ini berwarna hitam, tak bertanduk, dengan berat 650 kg. 3
2.3Manfaat sapi potong Selain daging, bagian lain yang dimanfaatkan: 1. Kulit untuk: sandal, tas, sepatu, sabuk, topi, jaket, sofa, jok, krupuk, beduk, wayang, koper. 2. Tulang untuk: kerajinan, bahan lem, direbus membuat kaldu, ditepung untuk campuran pakan ayam. 3. Tanduk untuk: sisir, penggaruk punggung, pegangan tongkat, hiasan, & kerajinan lain. 4. Kotoran diproses, menjadi gas pengganti elpiji & ampasnya, pupuk kandang. 5. Urinenya bisa dijadikan pupuk cair.4
2.4Persyaratan lokasi Lokasi Peternakan Lokasi peternakan, sebaiknya lapangan luas, banyak rumput. Luasnya sesuai jumlah ternak. Makanan utama adalah rumput. Satu sapi, paling tidak mengkonsumsi 1/3 bobot tubuhnya. Tiap hari. Areal inilah nantinya sebagai sumber makanan. Atau juga sebagai lahan menanam rumput gajah. Bisa juga, lahan yang tidak terlalu luas, asal tetap memadai untuk kandangnya. Hanya, rumput atau pakan harus mencari di tempat lain. Seperti jerami, atau pohon jagung yang dijadikan silase. Kemudian kandang yang baik. Kandang yang sehat, kering, & bersih. Kandang mendapat penyinaran matahari. Agar kering, tidak lembab. Lembab akan menimbulkan bau, & muncul kuman penyakit. Dibersihkan tiap hari. Sapinya sehat, terhindar dari penyakit.5
2.5Penyiapan teknis budidaya Kandang sapi adalah bangunan sederhana. Kandang sapi dewasa berukuran kira-kira 2×2 m s.d 2,5×2 m. Sapi anakan, lebih kecil, cukup 1,5×1 atau 2x1m. Ketinggian atap berkisar 23m. Agar udara bersirkulasi, dan nyaman bagi ternak. Suhu kandang adalah suhu ruang, 2530 Celsius.
3
Agus Murtidjo,Bambang.1998.Beternak Sapi Potong.Yogyakarta:Kanisius
4
Tim Karya Tani Mandiri.2009.Beternak Sapi Potong.Bandung:Nuansa Aulia.
5
Disertasi, Sekolah Pasca- sarjana, Institut Pertanian Bogor
• Disain Kandang Disain kandang sapi bisa, mirip rumah tinggal. Dinding & atap. Bahannya kayu atau dinding bata. Dinding sebagian, terbuka pada samping. Alas tempat istirahat atau rebahan sapi, dari tanah kering dipadatkan. Atau adonan semen. Dirancang sedemikian rupa, agar kencing & eeknya mudah dibersihkan. Sedikit miring keluar. Pada alas juga ditambahkan jerami, atau rumput kering agar hangat. Kalau dingin, sapi bisa sakit. • Posisi alas Kandang Posisi alas ini, lebih tinggi dari tanah sekitar. Agar, terhindar dari cipratan air hujan yang akan membasahi. Bila terkena cipratan, alas menjadi lembab & basah. Kotoran, juga basah. • Ketinggian Atap Ketinggian atap yang cukup, bagus bagi sirkulasi udara. Pertama, untuk kesehatan ternak, kedua menjaga kelembaban udara. Sirkulasi yang baik, kandangnya sehat. Memberikan rasa nyaman bagi ternak. Menghindari stres. • Tempat Makan & Minum Tempat makan & minum, diletakkan di atas. Setinggi mulut sapi. Bukan cara tradisional yang bawah. Akibatnya, rumput bercampur kotorannya. Posisi sedemikian rupa, agar mudah membersihkan & ketika memberi makan. Pakan & minum bersih, & tersedia cukup.6
2.6Pembibitan Cara Pemeliharaan. Disain kandang sapi ada 3. Tunggal, ganda atau perpaduan ganda. Pilihan kandang, tergantung luas bangunan & jumlah ternak. Sapi ditempatkan berjajar. Kepala beradu kepala dengan jajaran, di depannya. Atau beradu pantat, dengan yang di belakangnya. Diantaranya, disediakan gang kecil, untuk akses pemberian pakan & minum. Alas kandang dijaga kering & bersih. Alas ini untuk rebahan, istirahat atau memamah biak, nggayemi. Sapi termasuk memamah biak. Alas bisa dari tanah atau adukan semen. Setiap hari, kotoran dibersihkan. Menjaga kebersihan, berarti menjaga kesehatan ternak. Disain alas ini, sedikit miring. Agar air kencing mengalir, alas selalu kering. Sekaligus mudah membersihkan kotorannya. • Penanganan Kotoran Penanganan kotoran sapi, feses & urin, dikelola baik. Alas sedikit miring, akan membantu. Kedua limbah ini, dapat dikelola untuk dapat memberikan nilai ekonomi.
6
Mersyah, R. 2005. Desain sistem budi daya sapi potong berkelanjutan untuk
mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan.
kotorannya dikumpulkan pada chamber, diolah dengan sederhana, akan menghasilkan gas. Gas pengganti elpiji. Baru, ampasnya menjadi pupuk kandang yang bernilai ekonomi. Begitu juga, pipisnya. Pemilihan Sapi Pada prinsipnya, sapi yang akan digemukkan adalah sapi yang baik. Tanya kepada ahlinya, kriteria yang baik itu. Selain bibit yang baik, dengan bantuan ahli akan terhindar dari harga yang ketinggian. Beberapa hal yang biasanya diperhatikan, pada ternak yang akan dipelihara adalah: • Tampak sehat, tidak ada cacat. • Tubuhnya, sehat, tidak ada tanda-tanda sakit • Telah terdaftar • Kepalanya & matanya bersih, cerah • Nafasnya normal, hidungnya bersih – tidak berlendir. • Kukunya sehat, depan belakang • Kulit & bulunya sehat. • Fesesnya baik, duburnya kering tidak ada mencret. • Pusar bersih & kering Pilihan jenis sapi untuk pedaging, adalah jenis sapi Brahman, PO, Bali atau sapi impor lain. Pembelian dapat dilakukan di pasar sapi, atau tempat pembibitan. Melalui koperasi, atau peternak yang sudah pengalaman. Saat ini, sudah banyak tempat pembibitan di Indonesia yang menawarkan bibit lokal & impor. Beberapa alamat dapat diperoleh di web. Mereka menawarkan harga per kg. Siap antar ke seluruh Nusantara. Termasuk tawaran pakan tambahan yang ‘bergizi’, obat-obatan & antibiotik, vitamin & suplemen. Ciri-ciri sapi pedaging yang sebaiknya diternakkan adalah: • Mudah dipelihara & tahan penyakit • Badannya besar & kuat • Kualitas dagingnya bagus, mudah pertumbuhannya • Harga jualnya bagus, dagingnya disukai pembeli • Karkasnya tinggi, dengan serat daging yang baik Perawatan dan Pemeliharaan Perawatan dan pemeliharaan sapi meliputi: • Penyediaan pakan, minum, dan suplemen pertumbuhan • Memicu pertumbuhan sehat dan cepat, dengan suplemen PIKADO • Perlindungan terhada p gangguan alam: hujan, panas, dan kondisi lingkungan • Perlindungan terhadap keamanan dari pencurian • Perawatan preventif • Perawatan kuratif, pengobatan bila sakit Penambahan bobot sapi, tergantung asupannya. Pakan. Pakan akan digunakan sebagai sumber energi & menjadi daging. Dengan asupan yang bergizi, sapi akan sehat dan bobotnya bertambah. Makin banyak pakan yang diubah menjadi daging. Makin efisien pertumbuhannya. Fesesnya sedikit, pertumbuhannya cepat, & sehat.
Pemberian pakan, dapat melalui digembalakan atau di kandang. Atau, gabungan kedua cara itu. Digembalakan di areal rumput dalam waktu tertentu. Kalau dikandangkan, peternak yang mencarikan pakannya. Pakan bisa memanfaatkan batang padi atau jagung. Pada waktu panen, bahan ini melimpah. Bisa diproses dengan StrawMix & disimpan dalam waktu yang lama. Di silo. Sebagai cadangan makanan, dalam waktu yang lama. Ada 2 asupan makanan sapi: pakan utama berupa rumput-rumputan & pakan tambahan. Pakan utama dari rumput-rumputan, dibagi dalam 3 kelompok: • segar • kering, & • silase. 7 Rumput hijauan segar berupa: rumput-rumputan, kacang-kacangan & lainnya. Alang-alang kurang bagus untuk makanan sapi, karena sifat daunnya. Rumput hijauan ini dapat juga dibudidayakan di lahan-lahan sela, di pinggir-pinggir sungai, atau di tempat-tempat kosong sepanjang pematang atau jalan desa. Seperti: rumput gajah, rumput raja, daun turi, daun lamtoro. Bahkan, ada jenis rumput ‘raksasa’, yang tingginya hingga 12m. Untuk meringankan pemberian pakan ini, dapat dilakukan teknik pakan silase. Dengan bantuan StrawMix, pakan kering dapat disimpan di silo-silo. Disusun ke atas, agar tidak setiap hari sibuk menjari rumput. Sekaligus, pemberian hemat pakan, tanpa mengganggu pertumbuhan bobot sapinya. Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang dikeringkan. Agar tahan disimpan lebih lama. Yaitu: jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. Bisa digunakan pada musim sulit rumput atau kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar. Cara di atas disebut silase. Pembuatannya sederha na: hijauan ditutup rapat di suatu wadah besar. Kolam bata atau tanah, kemudian ditutup dengan terpal atau plastik. Prosesnya anaerob, tanpa udara. Ditambahkan pemercepat proses, seperti StrawMix. Ditunggu bebe rapa hari, akan terjadi fermentasi. Hasilnya silase. Silase ini bisa awet beberapa bulan. Mengurangi repotnya cari rumput. Contohnya: silase rumput gajah, silase jagung, silase jerami.
7
Anggraini, W. 2003. Analisis usaha peternakan sapi potong rakyat berdasarkan
biaya produksi dan tingkat pendapatan peternakan menurut skala usaha (Kasus di Kecamatan Were Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat). Skripsi.
Kedua, pakan tambahan, berupa: • bekatul, • bungkil kelapa, • onggok/gaplek, • ampas tahu Bahan-bahan di atas, dicampur dengan rumput yang dipotong-potong. Ditambah mineral penguat: garam dapur & kapur. Siap sebagai pakan. Penanganan Kotoran. Feses sapi, dikeluarkan dari kandang setiap hari. Agar kandang bersih. Kotoran ditimbun, ditunggu, akan menjadi pupuk kandang. Atau, diolah. Dimasukkan tangki beton atau tembok, dicampur air & diaduk. Beberapa saat kemudian, akan keluar gas. Ditampung. Gas yang dapat dimanfaatkan pengganti elpiji. Setelah gasnya habis, ampasnya sudah menjadi pupuk kandang. Garis besarnya seperti ini. Selain pakan, air minum harus tersedia dalam jumlah yang cukup & bersih. Tempat minum dibuat dari bak semen, letaknya agak tinggi tapi mudah dijangkau sapi. Dihindari dari terkontaminasi kotoran sapi. Sapi dimandikan 1-2 minggu. Agar bersih, sehat, terhindar dari penyakit kulit & kuku. Kandangnya bersih, sapinya juga. Orangnya juga.8
2.7Hama dan Penyakit Penyakit dan Pengobatannya 1. Antraks. Penyakit Antraks penyebabnya adalah kuman Bacillus anthracis. Penyakit ini, menular melalui kontak makanan, minuman, & pernafasan. Tanda-tanda penyakit: • demam tinggi, • badan lemah & gemetar • nafas sulit, terganggu • kelenjar dada, leher, alat kelamin bengkak; badan berbisul • dari hidung, telinga, mulut, anus & vagina, bisa keluar darah merah hitam; • feses cair & bercampur darah; • limpa bengkak, kehitaman. Pengobatan: vaksin, antibiotika, diisolasi. Sapi yang mati: dikubur atau dibakar untuk mencegah penularan. Dagingnya dilarang dimakan manusia, berbahaya. 2. Penyakit mulut & kuku (PMK) atau Apthae epizootica (AE) Penyebab PMK adalah virus. Penularan penyakit ini, melalui kontak langsung. Dengan media 8
Disertasi, Sekolah Pasca- sarjana, Institut Pertanian Bogor.
penyebarannya: air kencing, air susu, air liur & yang tercemar kuman ini. Tanda-tanda penyakit: • Sapi demam, suhu badan menurun • Tidak mau makan, atau nafsu makan menurun • mulut, lidah, & telapak kaki melepuh; tonjolan berisi cairan bening • produksi air liur banyak Cara mengobati: vaksin, isolasi atau dirawat terpisah, di kandan g lain. 3. Ngorok atau Septichaema epizootica (SE) Penyakit ini muncul akibat bakteri Pasturella multocida. Menular melalui makanan & minuman. Tanda-tanda penyakit: • kulit kepala & selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah & kebiruan; • leher, anus, & vulva bengkak • radang paru-paru, selaput lendir usus & perut • demam & sulit nafas, mirip suara orang ngorok. • kalau parah, sapi akan mati dalam waktu cepat. Pengobatan: vaksin & antibiotik atau sulfa. 4. Radang kuku/kuku busuk Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara di kandang jorok. Basah & kotor. Kotoran jarang dibersihkan. Tanda-tanda penyakit: • sekitar celah kuku bengkak & keluar cairan putih ; • kulit kuku terkelupas; • tumbuh benjolan yang sakit; • ternak pincang & bisa lumpuh. Mencegah lebih baik dari mengobati. Menjaga hal-hal yang menimbulkan penyakit, melalui disiplin menjaga kebersihan semua aspek. Kandang & pakan. Memeriksa kesehatan rutin, sebelum jatuh sakit parah, akan mengamankan investasi. Kematian berarti kerugian. Dirangkumkan garis besarnya: • Disiplin menjaga kebersihan kandang & lingkungan, rutin dimandikan • Menjaga lantai kandang bersih, kering, & tidak lembab dengan sirkulasi udara memadai • Rutin memeriksakan ke dokter hewan, atau mantri. • Belajar cara-cara pemeliharaan & gejala-gejala penyakit & pengobatannya. • Bila sakit, dirawat dengan kandang terpisah. Divaksin & antibiotic9
9
Roessali, W., B.T. Eddy, dan A. Murthado. 2005. Upaya pengembangan usaha
2.8Panen Hasil ternak ini adalah daging. Sapi dapat dijual di pasar tradisional pada hari pasaran. Atau pada hari Idul Kurban, yang biasanya harganya lebih tinggi, dibanding hari biasa. Dalam budidaya sapi potong, Anda akan mendapatkan dua sumber hasil panen yaitu: Hasil utama Hasil pertama dan yang utama dalam ternak sapi potong tentunya adalah daging sapinya. Hasil tambahan Hasil kedua merupakan hasil penjualan organ lain dari sapi, diantaranya tanduk, kotoran, kulit, serta tulang yang tidak menyatu dengan dagingnya. 10
2.9Analisis ekonomi Budidaya Modal awal
Pembuatan kandang untuk 25 ekor = Rp 50.000.000, Pembelian bakalan 25 ekor x Rp 50.000,- x 250 kg = Rp 312.500.000,Total kebutuhan modal awal = Rp 362.500.000,Pakan
Kebutuhan pakan meliputi pakan hijau dan konstrat dimana : Kebutuhan pakan selama 365 hari atau selama 1 tahun Kebutuhan pakan setiap hari :
10
Pakan hijauan 35 kg (harga per kilogram Rp.150,-) Konsentrat 2 kg (harga per kilogram Rp.2.250, -)
Tim Karya Tani Mandiri.2009.Beternak Sapi Potong.Bandung:Nuansa Aulia.
Pemberian pakan sapi potong Jadi kebutuhan pakan selama 365 hari adalah :
Hijauan = 25 ekor x 25 kg x Rp 150,- x 365 hari = Rp 47.906.250,Konsentrat = 25 ekor x 2 kg x Rp 2.250,- x 365 hari = Rp 41.062.000,-
Total Kebutuhan pakan selama 365 hari = Rp 88.968.250
Jadi total keseluruhan untuk biaya produksi Modal awal + biaya pakan = Rp 362.500.000 + Rp 88.968.250,- = Rp 415.468.250,Pendapatan kotor
Tambahan berat badan setelah setahun : 0,8 kg x 25 ekor x 365 hari = 7.300 kg Berat sapi setelah setahun = 25 ekor x 250 kg =6.250 kg Jadi total berat sapi adalah 7.300 kg + 6.250 kg = 13.550kg Jadi pendapatan Anda selama setahun yaitu 13.550 kg x Rp 55.000 = Rp 745.250.000
Pendapatan bersih
Pendapatan kotor – Biaya produksi selama 1 tahun Rp 745.250.000 – Rp 415.468.250 = Rp 329.781.750 11
11
Roessali, W., B.T. Eddy, dan A. Murthado. 2005. Upaya pengembangan usaha
sapi potong melalui entinitas agribisnis “corporate farm- ing” di Kabupaten Grobogan. Jurnal Sosial Ekonomi Peternakan 1(1): 25 −30. 35
PENUTUP
3.1.Kesimpulan Beternak sapi potong merupakan usaha yang sangat menarik. Selain untuk memenuhi permintaan pasar daging yang masih belum bisa terpenuhi, juga mendorong timbulnya industri lain yang berbahan baku daging,kulit,tulang dan bahan ikutan lainnya. 3.2. Saran Untuk beternak sapi potong di Indonesia harus di tingkatkan, agar pemerintah tidak p erlu lagi mengimpor daging dari luar negri dan kebutuhan daging dikalangan masyarakat bisa terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
AAK.1998.Petunjuk Beternak Sapi Potong dan Kerja.Yogyakarta:Kanisius Anggraini, W. 2003. Analisis usaha peternakan sapi potong rakyat berdasarkan biaya produksi dan tingkat pendapatan peternakan menurut skala usaha (Kasus di Kecamatan Were Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat). Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. 34 Agus Murtidjo,Bambang.1998.Beternak Sapi Potong.Yogyakarta:Kanisius Mersyah, R. 2005. Desain sistem budi daya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi, Sekolah Pasca- sarjana, Institut Pertanian Bogor. Roessali, W., B.T. Eddy, dan A. Murthado. 2005. Upaya pengembangan usaha sapi potong melalui entinitas agribisnis “corporate farm- ing” di Kabupaten Grobogan. Jurnal Sosial Ekonomi Peternakan 1(1): 25 −30. 35 Tim Karya Tani Mandiri.2009.Beternak Sapi Potong.Bandung:Nuansa Aulia.
Daftar Riwayat Hidup
Nama
: Judithya Pardiliana
Tempat / Tanggal Lahir : Padang / 24 Juni 1999 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Pelajar / Mahasiswi
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Jl. Rimbo Data no.27 RT2 RW2 Banda Buek Lubuk Kilangan, Padang.
Jumlah Bersaudara
: 1 dari 3
Nomor HP
: 082386880825
Line
: Judithyapardiliana
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
: 1. TK Kartika 1-7 Padang (2004 – 2005) 2. SDN 30 Cengkeh (2005 – 2006) 3. SDN 11 Lubuk Buaya (2006 – 2007)
4. SDN 30 Cengkeh (2007 – 2011) 5. SMPN 11 Padang (2011 – 2014) 6. SMA Semen Padang (2014 – 2017) 7. Universitas Andalas Fakultas Peternakan (2017 – Sekarang) Riwayat Organisasi : - Anggota pengurus OSIS tahun 2014/2015 - Anggota Pramuka Penegak tahun 2014/2015 - Anggota pengurus OSIS tahun 2015/2016 - Anggota Ambalan (kepengurusan Pramuka Penegak) 2015/2016 - Purna Ambalan Pramuka Penegak 2017 - Anggota Bantara (Pramuka Penegak) tahun 2017 Data Keluarga
Nama Ayah
: Nuspardi
Tempat / Tanggal Lahir : Muaro Labuah / 30 Juni 1969 Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Pendidikan
: SMEA / MA sederajat
Agama
: Islam
Jumlah Bersaudara
: 1 dari 2
Alamat
: Jl. Rimbo Data no.27 RT2 RT2 Banda Buek, Lubuk Kilangan, Padang
Nama Ibu
: Ismiwati
Tempat / Tanggal Lahir : Padang / 21 September 1972 Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: S1
Agama
: Islam
Jumlah Bersaudara
: 2 dari 6
Alamat
: Jl. Rimbo Data no.27 RT2 RT2 Banda Buek, Lubuk Kilangan, Padang
Nama Adik
: Yudha Pardilian
Tempat / Tanggal Lahir : Padang / 31 Juli 2004 Status
: Pelajar
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Jumlah Bersaudara
: 2 dari 3
Alamat
: Jl. Rimbo Data no.27 RT2 RT2 Banda Buek, Lubuk Kilangan, Padang
Nama Adik
: Endy Pardilian
Tempat / Tanggal Lahir : Padang, 12 Mei 2007 Status
: Pelajar
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Jumlah Bersaudara
: 3 dari 3
Alamat
: Jl. Rimbo Data no.27 RT2 RT2 Banda Buek, Lubuk Kilangan, Padang
Padang, 13 Agustus 2017
Judithya Pardiliana No. BP 1761103009