MODUL TROPIK INFEKSI
Seorang Pria dengan Penurunan Kesadaran KELOMPOK XIII
030.06.272
Vicky Adrian Damay
030.07.218
Rifqa Wildaini
030.07.246
Siti Amanda Chairi
030.08.239
Theresia
030.08.240
Tiara Rahmawati
030.08.251
Vilma Swari
030.08.252
Vithia Ghozala
030.08.253
Vitya Resanindya
030.08.254
Viva Vianandi
030.08.255
Vivi Puspita Sari Mian
030.08.256
Widi Asrining Puri
030.08.300
Nurul Haslinda BT Moh Nor
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Jakarta 24 Juni 2010
BAB I PENDAHULUAN
Sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik (inflammatory sytemic rection) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau parasit. Selain itu, sepsis dapat juga disebabkan oleh adanya kuman-kuman yang berproliferasi dalam darah dan osteom ost eomyel yelitis itis yan yang g me menah nahun. un. Efe Efek k ya yang ng san sangat gat ber berbah bahay ayaa dar darii seps sepsis is ada adalah lah terj terjadi adiny nyaa kerusakan organ dan dalam fase lanjut akan melibatkan lebih dari satu organ. Sepsis dapat menimb men imbulk ulkan an kon kondis disii ya yang ng men menaku akutkan tkan kar karena ena jika tid tidak ak tera teratasi tasi dap dapat at men menimb imbulk ulkan an komplikasi yang serius yang dapat merusak ginjal, paru, otak dan pendengaran. Berbagai kelompok umur dapat mengalami sepsis, tetapi prevalensi tertinggi terserang sepsis adalah ada lah bayi, anak-an anak-anak ak dan pasien pasien usi usiaa lan lanjut jut dimana dimana sy system stem imunnya imunnya tidak cukup cukup kua kuatt untu un tuk k me mela lawa wan n in infek feksi si ya yang ng sa sang ngat at be berat rat.. Or Oran ang g de dewa wasa sa ya yang ng me meng ngala alami mi im immu muno no compromise, sebagaimana kondisi pada penderita penyakit kronis dan HIV, juga lebih mudah mengalami sepsis. Mortalitas Mortal itas sepsis berat di negar negaraa sudah berkembang berkembang sudah menurun sampai hanya 9% akan tetapi di negara sedang berkembang seperti Indonesia masih sangat tinggi yaitu 50-70%, dan apabila sudah terjadi syok septik dan disfungsi organ multipel angka mortalitas 80%.
BAB II LAPORAN KASUS
Tn. Edi, 73 tahun datang diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit tempat anda bekerja dengan dengan keluha keluhan n penuru penurunan nan kesada kesadaran ran sejak sejak 1 hari hari sebelum sebelum masuk masuk rumah rumah sakit. sakit. 3 hari hari sebelum masuk rumah sakit pasien demam. Demam disertai dengan batuk-batuk berdahak hijau. Riwayat stroke sejak 3 tahun yang lalu dan sejak itu pasien hanya terbaring di tempat tidur. Riwayat darah tinggi (+) dan sudah rutin minum obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Kesadaran : delirium, TD : 80/50 mmHg, Nadi : 110x/ menit (lemah), Suhu : 39,4°C Pernapasan : 24x /menit Jantung : S1/S2 reguler takikardia, murmur (-), gallop (-) Pulmo : vesikuler kanan-kiri melemah, ronki +/+, wheezing -/Abdomen : datar, tegang, bising usus (+), hepatomegali (-) Ekstremitas : ptekie (+) pada kedua ekstremitas bawah Pada pemeriksaan laboratorium Tn.Edi didapatkan : Hb : 17,9 17,9 g/dl g/dl Ht : 56 Lekosit
: 19.400/mm 3
Trombosit Trombosit : 128.000/m 128.000/mm m3 GDS
: 102 mg/dl
Ureum
: 110 mg/dl
Krea Kreati tini nin n : 2,3 2,3 mg/ mg/dl dl
BAB III PEMBAHASAN KASUS
I.
MASALAH
Masalah utama yang ada pada pasien ini menurut prioritas adalah : 1.
Deli Deliri rium um atau atau pen penur urun unan an kes kesad adar aran an deng dengan an sala salah h satu satu peny penyebab ebabny nyaa adala adalah h
penurunan tekanan darah (80/50mmHg). (80/50mmHg). 2.
Seps Sepsis is (akan (akan diba dibaha hass di di pem pembah bahasa asan n sel selan anju jutn tny ya men menge gena naii kri kriter teria ia sepsis sepsis))
3.
Imobili ilisasi karen rena pasie sien ini sud sudah 3 tahun menderita str stroke dan hany anya
berbaring di tempat tidur. 4.
Batuk dengan dahak mukopurulen hijau
5.
Ptekie
II. IDENTI IDENTITAS TAS PASIEN PASIEN -
-
Nama
: Tn. Edi
Usia
: 73 tahun
Jenis kelamin : Pria
-
Alamat
-
: Tomang
III.PEMERIKSAAN FISIK •
Keadaan umum
•
Tanda vital -
-
-
-
: delirium
:
Tekanan darah : 80/50 mmHg Nadi
: 110x/menit
Suhu
: 39,4°C
Pernafasan Pernafasan
: 24x/menit 24x/menit
Jantung : -
-
-
S1/S2 reguler takikardi Murmur (-) Gallop (-) Pulmo -
Vesikuler kanan-kiri melemah
plasma leakage (1)
karena adanya cairan sebagai akibat dari
Ronki +/+ karena dalam bronkus terdapat sekret (1)
-
Wheezing -/-
-
Abdomen Datar dan tegang
-
Bising usus (+)
-
Hepatomegali (-)
-
Ekstremitas -
Ptekie (+) pada kedua ekstremitas
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (2)
•
Hb : 17,9 g/dl (Normal : 13,0-18,0 g/dl)
•
Ht : 56 (meningkat. Normal : 40-48%)
•
Leukosit : 19.400/mm3 (meningkat. Normal : 5000-10000/mm3) (2)
•
Trombosit : 128.000/mm 3 (trombositopenia. Normal :150.000-350.000/mm :150.000-350.000/mm 3) (3)
•
GDS : 102 mg/dl (normal)
•
Ureum : 110 mg/dl (meningkat. Normal : 20-40 mg/dl)
•
Kreatinin : 2,3 mg/dl (meningkat. Normal : 0,7-1,5 mg/dl)
peningkatan menandakan adanya plasma leakage
(3)
Peningkatan ureum dan kreatinin dapat disebabkan karena gagal ginjal akut
V.
DIAGNOSIS KERJA
Sepsis et causa pneumonia dengan komplikasi gagal ginjal akut tipe pre renal.
VI.
PATOFISIOLOGI
(2)
Pasien usia lanjut Sistem respirasi sudah mencapai kematangan kematangan pertumbuhan pertumbuhan pada usia 20-25tahun 20-25tahun,, setelah itu mulai menurun fungsinya. Elastisitas paru menurun, kekakuan dinding dada meningkat, kekuatan otot dada menurun. Semua ini mengakibatkan turunnya rasio ventilasi-perfusi di bagian paru yang tak bebas dan pelebaran radien alveolar arteri arteri untuk untuk oksige oksigen. n. Disamp Disamping ing itu, itu, pada pada sistem sistem respiras respirasii juga juga terjadi terjadi penuru penurunan nan gerak silia di dinding sistem respirasi, penurunan refleks batuk dan refleks fisiologik lain, lain, yang yang menyeb menyebabk abkan an pening peningkat katan an kemung kemungkin kinan an terjadi terjadiny nyaa infeks infeksii akut akut pada pada saluran nafas bawah. Imobilisasi terhadap pneumonia Akibat Akibat imobil imobilisas isasi, i, retensi retensi sputum sputum dan aspirasi aspirasi lebih lebih mudah mudah terjadi terjadi padapa padapasien sien geriatri. geriatri. Pada posisi berbaring berbaring otot diafragma diafragma dan interkostal interkostal tidak berfungsi berfungsi dengan dengan baik sehingga gerakan dinding dada juga menjadi terbatas yang menyebabkan sputum sulit keluar dan pasien mudah terkena pneumonia.
Terjadinya sepsis Infeksi Infeksi sistemik sistemik menyebabka menyebabkan n makrofag makrofag teraktivasi teraktivasi mengeluarka mengeluarkan n sitokin-sitok sitokin-sitokin in proinflamasi dan anti inflamasi. Tapi karena adanya fokus infeksi, pengeluaran sitokin-sitokin tersebut tidak seimbang sehingga menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat dan terjadi plasma leakage. Plasma leakage menyebabkan kondisi : Menurunnya tekanan darah Akibat dari cairan intravaskuler yang turun Meningkatnya hematokrit Karena cairan intravaskuler banyak keluar terjadi hemokonsentrasi Meningkatnya hemoglobin Karena Karena apabil apabilaa cairan cairan intrav intravasku askuler ler berkur berkurang ang maka maka mengur mengurang angii perfusi perfusi ke jaringan sehingga menyebabkan hipoksia jaringan. Kondisi ini mendorong sumsum sumsum tulang tulang untuk untuk mengha menghasilk silkan an sel darah darah merah merah yang yang lebih lebih dan terjadi terjadi polisitemia sekunder.
Pernapasan >20x/menit Sebagai kompensasi dari hipoksia jaringan. Nadi >90x/menit Merupakan kompensasi jantung agar memompa darah lebih banyak ke jaringan.
Pada inflamasi sistemik terjadi kerusakan pembuluh darah maka akan terjadi proses hemostasis, yaitu penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak. pada hemostasis primer akan terjadi agregasi dan adhesi trombosit. Trombosit yang pada keadaa keadaan n normal normal tidak tidak meleka melekatt pada pada permuk permukaan aan endote endotell pembul pembuluh uh darah, darah, namun namun apabila terjadi cedera pembuluh, trombosit akan melekat ke kolagen yang terpajan, yaitu protein fibrosa yang terdapat di jaringan ikat di bawahnya. (4) Koagulasi darah atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel padat. Pembentukan suatu bekuan di atas sumbat trombosit memperkuat tambalan dan menunjang sumbat, memperkuat tambalan yang menutupi lubang di pembuluh darah. Koagulasi adalah mekanisme hemostatik tubuh yang paling kuat, dan hal ini diperlukan untuk menghentikan perdarahan dari semua defek, kecuali defek kecil
(4)
.
Maka akan terjadi kaskade faktor pembekuan yang terjadi terus menerus dan berakhir pada defisiensi fibrin yang mengakibatkan perdarahan. Seiring dengan proses pembekuan luka, bekuan yang tidak lagi diperlukan untuk mencegah perdarahan, secara perlahan dilarutkan oleh enzim fibrinolitik (pemecah enzim) yang disebut plasmin. Plasmin di darah berbentuk precursor inaktif, yaitu plasminogen.
Plasminogen
harus
diaktifkan
menjadi
plasmin
agar
dapat
membersihkan bekuan yang tidak lagi diperlukan. Faktor inflamasi yang terbentuk dapat menghambat proses perubahan plasminogen menjadi plasmin, maka plasmin tidak tidak akan akan terben terbentuk tuk.. Keadaa Keadaan n ini menyeb menyebabk abkan an terbent terbentukn uknya ya mikro mikrotro trombi mbi di sepanjang sepanjang pembuluh pembuluh darah yang mengakibat mengakibatkan kan iskemik iskemik jaringan. jaringan. Pada akhirnya multi organ failure menjadi menjadi kondisi yang membahayakan. Sepsis terhadap gagal ginjal akut pre renal
Gagal ginjal akut ditandai dengan ureum dan kreatinin yang meningkat. Pada keadaan sepsis dan terjadi plasma leakage, maka akan menyebabkan perfusi darah ke ginjal juga akan berkurang. Maka akan terjadi penurunan GFR (Glomerulus Filtrat Rate). Akibat penurunan GFR ini menyebabkan gangguan pre renal.
VII.
DIAGNOSIS BA BANDING
Dengue hemorragic fever (DHF) grade III
VIII. III. PENA PENATA TALA LAKS KSAN ANAA AAN N
Rawat ruang ICU (dengan pemantauan tanda vital) Karena telah ada penurunan kesadaran Intubasi (oksigenasi) (5) Untuk memberikan kadar oksigen yang lebih tinggi 3.
Terapi Terapi empirik empirik gabung gabungan an cairan cairan (ditam (ditambah bah krista kristaloi loid d atau atau koloid) dan vasopresor (dopamine)
(5)
Untuk meningkatkan tekanan darah Suction sputum Untuk mengeluarkan benda asing dari tubuh Pemberian antibiotik iv (5) Sefalosporin generasi III (seftriakson) + aminoglikosida (gentamisin) Pemberian antipiretik Paracetamol Penghentian obat antihipertensi Kateter urin Untuk mengetahui fungsi ginjal Konsul neurologist Terapi untuk stroke yang telah lama diderita pasien Konsul rehabilitasi medik Terapi untuk imobilisasi
IX. PROGNOSIS PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationan : dubia ad malam Ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
SEPSIS
Definisi Sepsis adalah keadaan dimana terdapat banyak bakteri yang menginfeksi pembuluh darah dan dapat menginfeksi seluruh tubuh ditambah dengan kriteria SIRS ( Systemic Inflammatory Response Syndrome). Syndrome). Tempat-tempat yang paling sering diinfeksi adalah salurah pencernaan yang ditandai dengan peritonitis, ginjal yang ditandai dengan infeksi saluran kemih, hepar dan empedu, paru-paru yang biasanya karen kare n infeksi bakteri pneumonia, dan kulit yang ditandai dengan selulitis. Etiologi Penye Penyebab bab-pen -penye yebab bab bakteri bakteri yang yang umum umum dari dari sepsis sepsis adalah adalah gram-n gram-nega egatif tif bacill bacillii (contohnya, E. coli, P. aeruginosa, E. corrodens), S. aureus, jenis-jenis Streptococcus dan jenis-jenis Enterococcus, bagaimanapun, ada sejumlah besar jenis bakteri yang telah diketahui diketahui menyebabkan menyebabkan sepsis. Jenis-jenis Jenis-jenis Candida Candida adalah beberapa beberapa dari jamur yang paling sering menyebabkan sepsis. Pada umumnya, seseorang dengan sepsis dapat menular, sehingga tindakan-tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, sarung-sarung tangan steril, masker-masker, dan penutup baju harus dipertimbangkan tergantung pada sumber infeksi pasien. Gejala klinis Adan Adanya ya foku fokuss infe infeks ksi, i, seper seperti ti gang ganggu guan an di paru paru-pa -paru ru,, salur saluran an kemi kemih, h, siste sistem m gastrointesti gastrointestinal, nal, sistem muskuloskeletal muskuloskeletal,, dan lain-lain. Disertai dengan dengan 2 dari kriteria SIRS, yaitu suhu kurang dari 36C atau lebih dari 38C, leukosit kurang dari 4000 atau lebih dari 12.000, nadi lebih dari 90 kali per menit (takikardi), pernafasan lebih dari 20 kali per menit (takipnu), dan tekanan CO2 kurang dari 32mmHg.
Patofisiologi Sepsis Sepsis merupa merupakan kan proses proses infeks infeksii dan inflam inflamasi asi yang yang komple kompleks ks dimulai dimulai dengan dengan rangsangan endo atau eksotoksin terhadap sistem imunologi, sehingga terjadi aktivasi makrofa makrofag, g, sekresi sekresi berbag berbagai ai sitokin sitokin dan mediato mediator, r, aktiva aktivasi si komplem komplemen en dan netrof netrofil, il, sehingga terjadi disfungsi dan kerusakan endotel, aktivasi sistem koagulasi dan trombosit yang menyebabkan gangguan perfusi ke berbagai jaringan dan disfungsi/kegagalan organ multipel. Mediator inflamasi merupakan mekanisme pertahanan pejamu terhadap infeksi dan invasi mikroorganisme. Pada sepsis terjadi pelepasan dan aktivasi mediator inflamasi yang yang berleb berlebih, ih, yang yang mencak mencakup up sitokin sitokin yang yang bekerja bekerja lokal lokal maupun maupun sistemi sistemik, k, aktiva aktivasi si netrof netrofil, il, monos monosit, it, makrof makrofag, ag, sel endote endotel, l, tromb trombosi ositt dan sel lainny lainnya, a, aktiva aktivasi si kaskad kaskadee protein plasma seperti komplemen, pelepasan proteinase dan mediator lipid, oksigen dan nitrogen radikal. Selain mediator proinflamasi, dilepaskan juga mediator antiinflamasi seperti seperti sitoki sitokin n antiin antiinflam flamasi, asi, resepto reseptorr sitokin sitokin terlaru terlarut, t, protei protein n fase akut, akut, inhibi inhibitor tor proteinase dan berbagai hormon. Pemeriksaan penunjang -
Kultur darah, ditemukan adanya bakteri penyebab
-
Pemeriksaan gas darah
-
Tes fungsi ginjal
-
Hitung trombosit (trombositopenia) dan leukosit (leukositosis atau leukopenia)
Penatalaksanaan -
Perawatan di ICU
-
Resusi Resusitasi tasi,, mencak mencakup up tindak tindakan an airwa airwayy (A), (A), brea breath thin ing g (B), (B), circu circula lati tion on
(C) dengan dengan oksige oksigenas nasi, i, terapi terapi cairan cairan (krista (kristaloi loid d dan/at dan/atau au koloid koloid yaitu yaitu NaCl NaCl fisiologis), vasopresor/inotropik, dan transfusi bila diperlukan. -
Terapi Terapi antimikroba antimikroba spektrum luas, merupakan merupakan modalitas modalitas yang yang sangat penting
dalam pengobatan sepsis. Terapi antibiotik intravena sebaiknya dimulai dalam jam pertama sejak diketahui sepsis berat, setelah kultur diambil. -
Pengobatan fokus infeksi
PNEUMONIA ASPIRASI
Definisi Merupakan proses terbawanya bahan yang ada di orofaring pada saat respirasi ke saluran nafas bawah dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim paru. Patofisiologi Penumonia aspirasi dapat disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik simpel oleh bahan padat. Faktor predisposisi terjadinya aspirasi berulangkali adalah : •
Penuru Penurunan nan kesada kesadaran ran yang yang mengga menggangg nggu u proses proses penutu penutupan pan glotis glotis,, refleks refleks batuk batuk (kejang, stroke, pembiusan, cedera kepala, tumor otak)
•
Disf Disfag agia ia seku sekund nder er akib akibat at peny penyak akit it esof esofag agus us atau atau sara saraff (kan (kanke kerr naso nasofa fari ring ng,, skleroderma)
•
Kerusakan sfingter esofagus oleh selang nasogastrik. Juga berperan jumlah bahan aspirasi, higiene gigi yang tidak baik, dan gangguan mekanisme klirens saluran nafas.
Etiologi Infeksi Infeksi terjadi secara endogen endogen oleh kuman orofaring orofaring yang biasanya biasanya polimikrob polimikrobial ial namun jenisnya tergantung pasa lokasi, tempat terjadinya, yaitu di komunitas atau rumah sakit. Pada PAK (Pneumoni Akibat Komunitas), kuman patogen terutama berupa kuman anaerob obligat. Pada PAN (Pneumonia Akibat Nosokomial) biasanya kuman berasal dari kolonisasi kuman anaerob fakultatif, batang Gram negatif. Namun, bisa juga disertai oleh kuman anaerob obligat. Diagnosis Diag Diagno nosis sis dite ditega gakk kkan an berd berdasa asark rkan an gamb gambar aran an klin klinis is yang yang meny menyok okon ong g adan adanya ya kemung kemungkin kinan an aspirasi aspirasi yaitu yaitu pada pada pasien pasien yang yang beresik beresiko o untuk untuk mengala mengalami mi pneum pneumoni oniaa aspirasi yaitu pasien yang mendadak batuk dan sesak nafas sesudah makan atau minum.
Umumny Umumnyaa pasien pasien daang daang 1-2 minggu minggu sesudah sesudah aspirasi aspirasi,, dengan dengan keluha keluhan n demam demam menggigil, nyeri pleuritik, batuk dan dahak purulen. Kemudian ditemukan nyeri perut, anoreksia, dan penurunan berat badan. Deng Dengan an pewa pewarn rnaa aan n Gram Gram pada pada sput sputum um,, diju dijump mpai ai bany banyak ak netro netrofi fill dan dan kuma kuman n campuran. Terdapat leukositosis dan LED meningkat. Pada foto toraks terlihat gambaran infiltrat pada segmen paru unilateral yang dependen yang mungkin disertai kavitas dan efusi pleura. Lokasi tersering adalah lobus kanan tengah dan/ atau lobus atas. Perlu juga diperiksa elektrolit, BUN dan kreatinin, analisis gas darah, dan kultur darah. Terapi Diberik Diberikan an antibi antibioti otik k seperti seperti penisi penisilin lin atau sefalos sefalospor porin in generas generasii ke-3, ke-3, ataupu ataupun n klindamisin 600 mg iv/8 jam bila resisten atau laergi thd penisilin. Antibiotik Antibiotik perlu diteruskan diteruskan hingga hingga kondisi kondisi pasien membaik, gambaran gambaran radiologis radiologis bersih atau stabil selama 2 minggu. Biasanya diperlukan terapi 3-6 minggu. 3. GAGAL GAGAL GINJAL GINJAL AKUT AKUT
Definisi Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak dengan akibat terjadinya peningkatan peningkatan hasil metabolit seperti ureum dan kreatinin. Etiologi Penyebab gagal ginjal dapat dikelompokkan kedalam : 1. Faktor Faktor prarenal, prarenal, seperti seperti hipovolemi hipovolemi,, hipotensi, hipotensi, dan hipoksia. hipoksia. 2. Fak Faktor tor
rena renal, l,
sepe sepert rtii
glom lomeru erulon lonerit eritis is
akut akut,,
koagu oagula lasi si
intr intrav avas ask kular ular
terloka terlokalisa lisasi, si,nek nekrosi rosiss tubulu tubuluss akut, akut, nefriti nefritiss interst interstiti itial al akut, akut, tumor, tumor, kelain kelainan an perkembangan, dannefritis herediter. 3.
Faktor postrenal, seperti obstruktif saluran kemih akibat nefrolitiasis, tumor,
keracunan jengkol, dll.
Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang muncul mungkin didominasi oleh penyakit pencetus.Temuantemuan klinis yang terkait dengan gagal ginjal meliputi pucat, penurunanvolume urin, hipertensi muntah dan letargi. Komplikasi gagal ginjal akut meliputikelebihan cairan, dengan gagal jantung kongestif dan edema paru.
Diagnosis Anamnesis Anamnesis yang teliti dapat membantu dalam menentukan menentukan penyebab penyebab gagalginjal gagalginjal.. Muntah Muntah,, diare diare dan demam demam menand menandaka akan n adany adanyaa dehidr dehidrasi. asi. Adany Adanyaa infeksi infeksi kulit kulit atau atau tenggorokan yang mendahuluinya menandakan glomerulonefritis pascastreptokokus. Kela Kelain inan an
lab laborat orator oriu ium m
dapat apat
melip elipu uti
anem anemia ia,,
yang ang
dapa dapatt
dise diseb babk abkan
oleh olehpe peng ngen ence cera ran n akib akibat at dari dari kele kelebi biha han n beba beban n cair cairan an,, peni pening ngka kata tan n kada kadarr BUN BUN serum serum,k ,krea reatin tinin in,, asam asam urat urat dan dan fosfa fosfat. t. Dan anti antibo bodi di dapa dapatt dide didetek teksi si dala dalam m serum serum terhadapstreptokokus. Pada semua penderita gagal ginjal akut, kemungkinan obstruksi dapatdinilai dengan melakukan roentgen abdomen, USG ginjal atau CT-Scan abdomen.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan harus ditujukan kepada penyakit primer yang menyebabkan gagal ginjal akut tersebut, dan berdasarkan keadaan klinis yang muncul.
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan laboratorium, dapat disimpulkan bahawa Tuan Edi menderita sepsis et causa pneumonia aspirasi dengan komplikasi gagal ginjal akut. Adanya fokus infeksi, seperti stroke, hipertensi, dan tanda-tanda pneumonia yang dapat dilihat dari sputum yang yang mukopurulen dan disertai dengan terpenuhinya minimal 2 dari kriteria SIRS, dapat tegakkan diagnosis sepsis. Untuk penatalaksanaannya, pasien ini harus dirawat inap agar dapat dipantau tanda vital serta perkembangan terapinya dan untuk menghindari terjadinya komplikasi-komplikasi yang lebih lanjut.
BAB V DAFTAR PUSTAKA
1. Danusantoso H. Buku Buku Saku Ilmu Penyakit Penyakit Paru. Jakarta : Penerbit Penerbit Hipokrates ; 2000. 2. Priyana
A. Patologi Klinik. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti ; 2007.
3. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi volume 1. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2006. 4. Sherwood
L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2001. 5. Guntur A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III : Sepsis. Sepsis. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2007. 6. Sepsis.
Available at http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000666.htm http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000666.htm..
Accessed on June 23 th 2010. 7. Bakteremia
dan Sepsis. Available at
http://medicastore.com/penyakit/198/Bakteremia_&_Sepsis.html/.. Accessed on June 23 th http://medicastore.com/penyakit/198/Bakteremia_&_Sepsis.html/ 2010.